Material Balance
Material balance (neraca bahan) setiap tahap proses produksi minyak
kelapa dengan metode tradisional dan evaporasi yaitu sebagai berikut.
Berat santan awal yang masih mengandung scrap, yaitu 12,310 kg.
Setelah santan disaring, diperoleh berat santan bersih,yaitu 11,555 kg.
Input : Santan yang telah disaring → 11,555 kg
Output : Minyak kelapa → 1,300 kg
Blondo → 5,600 kg
Uap air → 4,655 kg
Material balance proses pemanasan santan metode evaporasi dapat
dilihat pada Tabel 3.13.
= 0,155 L
m santan
Volume santan =
ρ santan
1,395 kg
= 1,011 kg / l
= 1,3798 L
Volume minyak kelapa
Rendemen = x 100%
volume santan yang telah disaring
0,155
= x 100%
1,3798
= 11,2335%
= 1,4396 L
m santan
Volume santan =
ρ santan
11,555 kg
= 1,011 kg / l
= 11,4293 L
Volume minyak kelapa
Rendemen = x 100%
volume santan yang telah disaring
1,4396
= x 100%
11,4293
= 12,5957%
Rp 2. 271. 225
=
26 hari kerja
2. Biaya overhead
Biaya overhead yang digunakan dalam proses pembuatan minyak kelapa
metode tradisional terdiri dari biaya operasional dan biaya penyewaan mesin.
a. Biaya operasional
Biaya operasional yang dikeluarkan dalam proses pembuatan minyak
kelapa cara tradisional yaitu, biaya pemakaian arus listrik. Perhitungan
biaya lisrik disesuaikan dengan tarif listrik untuk keperluan industri
menengah. Pemakaian mesin parut diasumsikan dipakai selama 10 menit
yaitu 0,167 jam untuk setiap kali produksi.
= Rp 50,145,-/ produksi
= Rp 122,8374/produksi
b. Biaya Penyewaan
1) Penyewaan mesin
Penyewaan mesin dan peralatan yang dibutuhkan untuk
memproduksi minyak kelapa secara tradisional dihitung dengan
menggunakan depresiasi garis lurus (straight line).
Biaya depresiasi dapat dihitung dengan rumus:
Harga perolehan
Depresiasi =
Umur ekonomis
Mesin parut:
Harga awal = Rp 200.000,-
Umur ekonomis = 5 tahun
Jumlah alat yang digunakan = 1 unit
Rp 200.000
Depresiasi =
5 tahun
Rp 40.000
=
12 bulan / tahun
Rp 3.333,33
= 26 hari / bulan
Rp 128,21
= 8 jam kerja
Rp 80,128
= 8 jam kerja
2. Biaya overhead
Biaya overhead yang digunakan dalam proses pembuatan minyak kelapa cara
evaporasi terdiri dari biaya operasional, biaya penyewaan mesin, dan biaya
penyewaan peralatan.
a. Biaya operasional
Biaya operasional yang dikeluarkan dalam proses pembuatan minyak
kelapa metode evaporasi yaitu biaya pemakaian arus listrik baik dari
pabrik maupun dari kantor. Perhitungan biaya listrik disesuaikan dengan
tarif dasar listrik untuk keperluan industri menengah. Pemakaian mesin
evaporator dipakai selama 7,28 jam untuk setiap kali produksi.
b. Biaya penyewaan
Rp 13.000.000
1) Mesin evaporasi =
5 tahun
Rp 2.6 00.000
=
12 bulan
Rp 216.666 ,66 7
=
26 hari kerja
Rp 8.333,3333
=
8 jam kerja
= Rp 1.041,67 x 8,28 jam produksi
= Rp 8.625,0276 / produksi.
Bahan Penolong
2 Biaya tidak 8.500/ L 0,8x10-3 L 8,8
Minyak
langsung
Botol Kemasan 3.000 1 buah 3.000
Bahan
124.100/12
2 Biaya tidak penolong 1 kg 10.341,67
kg
langsung gas elpiji
Botol kemasan 4000/botol 3 botol 12.000
Operasional 30.863,037 1/produksi 30.863,037
Biaya Biaya
3 Penyewaan 8.625,0276 1/produksi 8.625,0276
Overhead
mesin
Penyewaan
1.614,93 1/produksi 1.614,93
peralatan
Harga Pokok Produksi Rp. 453.893,2806
Sumber : Pengolahan Data
Efisiensi termal adalah konsep dasar dari efisiensi siklus ideal yang
didefinisikan sebagai perbandingan antara energi yang berguna dengan energi
yang masuk. Energi berguna adalah pengurangan antara energi masuk dengan
energi terbuang. Jadi efisiensi termal dirumuskan dengan persamaan :
= Energi berguna x 100%
Energi masuk
10.747,464 x 103 / 49x106 = 21,9336%
Jadi besar efisiensi mesin evaporasi adalah 21,9336% selama proses
poduksi minyak kelapa berlangsung.
3.7. Hasil Uji Kualitas Miyak Kelapa
= 7,53 %