Anda di halaman 1dari 37

HUBUNGAN

MUSCULOSKELETAL
DISORDER DENGAN
POSTUR KERJA,
BEBAN KERJA
MENTAL
DAN BEBAN KERJA
FISIK PADA PETANI
PADI
KELOMPOK A3

Thyra Urbana Satya Kuraga Mahatma Kk Buddhidarma Faiz Atfan Priyatama


122180054 122180063 122180074
MUSCULOSKELETAL DISORDER PADA PETANI PADI

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan bahwa


jumlah pekerja pada sektor Pertanian yaitu sebesar 27,33% dari
133,56 juta angkatan kerja. Pertanian merupakan salah satu
pekerjaan yang mendominasi lapangan pekerjaan utama.

Banyak diantara petani-petani di Indonesia memiliki keluhan


kesehatan, diantaranya adalah nyeri pada punggung bagian bawah
yang dapat disebabkan oleh Musculoskeletal Disorder.

Musculoskeletal Disorder merupakan kondisi yang mengganggu


fungsi sendi, ligamen, otot, saraf dan tendon, serta tulang
belakang.
TUJUAN
PENELITIAN
Mengetahui hubungan antara
Musculoskeletal Disorder
dengan postur kerja, beban
kerja mental dan beban kerja
fisik dengan pada petani padi.
TAHAPAN

Analisis dengan
01 Analisis Postur Kerja
dengan Metode RULA
Pengukuran Beban
Kerja Mental
04
Analisis dengan
02 Analisis Postur Kerja
dengan Metode REBA
Pengukuran Beban
Kerja Fisik
05
Analisis Postur Kerja Hasil Analisis,
dengan Metode
03 OWAS
Kesimpulan, dan
Saran 06
PENGUMPULA
N DATA
Berikut merupakan data manual Berikut merupakan postur kerja petani yang
material handling petani. akan dianalisa untuk metode RULA, REBA
dan OWAS yaitu postur kerja penanaman padi.
PENGUMPULAN DATA BEBAN KERJA
Karakteristik subjek FISIK

Pengasumsian denyut nadi


Cardiovascular Load

Pengasumsian denyut nadi


(konsumsi energi)

Pengasumsian rata-rata denyut nadi istirahat


Diasumsikan istirahat selama 60 menit dengan rata-rata denyut
nadi istirahat sebesar 80 pulse/menit
PENGUMPULAN DATA BEBAN KERJA MENTAL
● Kondisi Lingkungan Kerja

● Rekapitulasi Jumlah Bobot

● Pemberian Rating
POSTUR KERJA

Metode RULA Metode REBA Metode OWAS


PERHITUNGAN MANUAL MATERIAL
HANDLING
Perhitungan RWL:
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
RWL = 23 x 0,42 x 0,78 x 0,82 x 1 x 0,35 x 1,00
RWL = 2,16

Perhitungan LI:
L
  = 
LI
RWL
0,5
LI  = 
2,16
LI
  = 0,23

Karena LI < 1 , maka aktivitas tersebut tidak mengandung resiko


cidera tulang belakang.
ANALISIS POSTUR KERJA DENGAN METODE
RULA
4

1 4

1 2

4 7

1 1

0 0

5 7 8
HASIL
ANALISIS
Dengan metode RULA, didapatkan Wrist & Arm Score sebesar 5,
kemudian Neck, Trunk, Leg Score sebesar 8. Dengan nilai yang
didapat, maka didapat RULA Score sebesar 7 yang berarti postur
tersebut perlu ditindak lanjuti atau memerlukan investigasi dan
memerlukan perubahan.
ANALISIS POSTUR KERJA DENGAN METODE
REBA
2

1
4

1
2

3
6

0
0

6 3

6 2 8
HASIL
ANALISIS
Dengan metode REBA, didapatkan Score A sebesar 6, kemudian
Score B sebesar 3. Dengan nilai tersebut, didapatkan Score C sebesar
6. Kemudian ditambahkan dengan Activity Score sebesar 2. Maka
didapat REBA Score sebesar 8 yang berarti postur tersebut
menimbulkan resiko cidera yang tinggi, perlu ditindak lanjuti atau
memerlukan investigasi dan memerlukan perubahan.
ANALISIS POSTUR KERJA DENGAN METODE
OWAS
2

3
HASIL
ANALISIS
Dengan metode OWAS, didapatkan Skor Sikap Punggung sebesar 2,
Skor Sikap Lengan sebesar 3, Skor Sikap Kaki sebesar 4, dan Skor
Sikap Beban sebesar 1. Dengan nilai tersebut, didapatkan Score C
sebesar 6. Maka didapat OWAS Score sebesar 3 yang berarti postur
tersebut berada di Kategori 3 yaitu postur tersebut menimbulkan
resiko cidera yang sedang, perlu ditindak lanjuti atau memerlukan
investigasi dan memerlukan perubahan.
ANALISIS BEBAN KERJA FISIK
1. Cardiovascular Load (CVL) 2. Konsumsi Energi (KE) 3. Resting Period dengan
100 ( DNk − DNi ) W = KE
 
%CVL =  Ek = 1,80411 – 0,0229038X + 4,71733.10-4X2 T ( W− S )
DNmax − DNi = 1,80411 – 0,0229038(120) + 4,71733.10-4(120)2 R  =
= 5,85 KKal/menit W −1.5
100 ( 120 − 65 )
 
%CVL =  Ei = 1,80411 – 0,0229038X + 4,71733.10-4X2 R  = 420 (2,86 − 4 )
145− 65 = 1,80411 – 0,0229038(80) + 4,71733.10-4(80)2 2,86 −1.5
  CVL =  100 ( 55 )
%
= 2,99 KKal/menit
 (tidak perlu istirahat tambahan)
85 KE = Ek – Ei
= 5,85– 2,99
 (diperlukan perubahan kerja dalam
waktu singkat) = 2,86 Kkal/menit

4. Konsumsi Energi (EE) 5. Resting Period dengan


W = EE
EE = -20,4022 + (0,4472)(HR) – (0,1263)(W) + (0,074)(A) T ( W− S )
= -20,4022 + (0,4472)(120) – (0,1263)(52) + (0,074 )(55) = R  =
30,76 Kkal/menit
W −1.5
420 (30,76 − 4 )
R  =
30,76 −1.5
 (perlu istirahat tambahan)
HASIL ANALISIS
Pada analisis beban kerja fisik, dapat dilihat bahwa perhitungan konsumsi energi
mendapatkan hasil -353,36 menit. Dimana tanda minus (-) merepresentasikan
bahwa subjek tidak memerlukan waktu tambahan istirahat. Sedangkan
perhitungan konsumsi energi dilihat dari faktor denyut jantung, usia dan berat
badan, didapatkan hasil 384,12 menit yang berarti subjek memerlukan tambahan
waktu istirahat sebesar 384,12 menit.
ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL
HIPOTESA

Perbedaan kondisi lingungan


H 0  berpengaruh terhadap beban
kerja mental

H 1  Perbedaan kondisi lingungan


tidak berpengaruh terhadap
beban kerja mental
PERHITUNGAN NILAI PRODUK

Contoh perhitungan pada suhu 33˚C dengan indikator Mental Demand


(MD):

Produk
   =  rating   x   bobot
Produk
   = 2  x  30
Produk
   = 60
PERHITUNGAN NILAI WEIGHTED WORKLOAD (WWL)

Contoh perhitungan pada suhu 37˚C :

WWL
   = ∑ produk
WWL
   = 60+375+15+135+240+0
WWL
   = 825
PERHITUNGAN NILAI RATA-RATA WWL

Contoh perhitungan pada suhu 33˚C dengan indikator Mental Demand


(MD):
  bobot   x   rating
Skor = 
15
  2  x  30
Skor = 
15
Skor=
   4
PENENTUAN INTERPRETASI SKOR NASA-TLX

Berdasarkan penjelasan Hart dan Staveland dalam teori NASA-TLX,


skor beban kerja yang diperoleh dikategorikan seperti tabel diatas.
UJI F
Langkah 2 : Perhitungan standar deviasi rata-
rata antar sampel
2 a +b+c
σ  = 
k  ( n −1 )
422,10+202,10
σ  =
2
2 (10−1)
σ  2 =34,68
Langkah 3 : Perhitungan nilai F
Langkah 1 : Perhitungan standar deviasi kuadrat rata-rata F hitung F tabel
variance   between   means
x́ 1 +  x́2 +…+  x́ k   2 2 F  = D  f 1 = k−1
x́  =  σ  =n .s r variance   within   group D  f 1 = 1
k 561,80
2 2
σ  2 =10(56,18) F  =  
 x́ =  40,70+51,30 s 2 r = (40,70−46) + (51,30−46) 34,68 )
2 1
F  =16,2 D f 2 = 18
 
σ  2 =561,80
x́  =  46 s 2 r = 56,18 Dengan probabilitas 0,05 dari Tabel Distribusi F pada
kolom 1, baris 18 didapatkan 4,41.
HASIL ANALISIS
Didapatkan bahwa Fhitung yaitu 16,2 dan Ftabel
4,41. Dengan Ho yaitu adanya pengaruh kondisi lingkungan kerja terhadap beban
kerja mental dan H1 tidak ada pengaruh kondisi lingkungan kerja terhadap beban
kerja mental. Dari hasil uji F, dimana Fhitung > Ftabel maka Ho diterima, H1 ditolak.
Perbedaan kondisi lingkungan kerja berpengaruh terhadap beban kerja mental.
HASIL ANALISIS, KESIMPULAN, DAN SARAN
ANALISIS
Pada analisis postur kerja,
1. Hasil Recommended
Weight Limit (RWL),
postur tersebut dapat
menanggung beban
maksimal sebesar 2,16
kg.
2. Hasil Lifting Index (LI)
sebesar 0,23, dimana LI Pada analisis beban kerja fisik,
< 1. Maka aktivitas 1. Hasil perhitungan Konsumsi Energi (KE), tidak memerlukan
tersebut tidak beresiko waktu istirahat tambahan.
cidera tulang belakang. 2. Hasil perhitungan Konsumsi Energi (EE), memerlukan
3. Hasil analisis metode waktu istirahat tambahan sebesar 384,12 menit.
RULA, REBA dan
OWAS, postur tersebut Pada analisis beban kerja mental,
beresiko cidera sedang – 1. Hasil nilai F hitung yaitu 16,2.
tinggi. 2. Hasil nilai F tabel dari Df1 (kolom) = 1 dan Df2 (baris) = 18
dengan probabilitas 0,05, didapatkan nilai 4,41.
KESIMPULAN
Postur kerja petani saat menanam padi menimbulkan resiko
cidera sedang hingga tinggi.
Musculoskeletal Disorder pada petani dapat disebabkan oleh
postur kerja tersebut.
Beban kerja fisik pada petani saat menanam padi
membuktikan bahwa istirahat yang seharusnya diterapkan lebih
lama dari istirahat actual. Dimana kelelahan berpengaruh
terhadap rusaknya tulang dan otot dalam kondisi kerja yang
repetitive.

Beban kerja mental pada petani saat menanam padi membuktikan bahwa
kondisi lingkungan kerja yang
bersuhu normal hingga bersuhu panas berpengaruh. Pengaruh tersebut
dapat menimbulkan stess pada petani. Stress yang berlebihan dapat
menimbulkan sakit pada fisik, salah satunya sakit punggung dan nyeri
otot.
SARA
N
● Menggunakan alat bantu

● Menambah waktu istirahat

● Mengubah postur kerja

● Meminimalisir resiko cidera pada kegiatan bertani yang dapat

menyebabkan gangguan Musculoskeletal.


THANK
S
Link video youtube:

https://youtu.be/dG8go083D58

Anda mungkin juga menyukai