By Dua Lipa
Kurva Kalibrasi
Data Uji
3 /
LOD =
= 3 (0,000221)/0,008 = 0,08275 abs C = 1,26 ppm
10 /
LOQ =
= 10 (0,000221)/0,008 = 0,275833 abs C = 5,160606 ppm (masukkin nilai
LOD/LOQ ke persamaan/nilai y)
Pada proses pengukuran spektrofotometer UV dilakukan pembuatan larutan standar terlebih
dahulu, larutan standar merupakan larutan yang tidak mengandung analit untuk dianalisis
b(Basset, 1994). Larutan standar digunakan sebagai kontrol dalam suatu percobaan sebagai nilai
100 % transmitans atau absorbansinya 0. Dari larutan standar ini dapat digunakan salah satunya
untuk menentukan panjang gelombang maksimum untuk mempermudah mengatur range
panjang gelombang yang akan digunakan, selain itu penentuan panjang gelombang maksimum
dilakukan untuk mengetahui absorpsi mencapai maksimum sehingga meningkatkan proses
absorpsi larutan terhadap sinar (Roman, 2007). (Ini kalo udah dibahas ga usah dimasukkin)
Pada penelitian (Maramis, 2013) mendapatkan panjang gelombang maksimum kafein sebesar
275 nm, oleh karena itu pada pengukuran panjang gelombang maksimum dipilih rentang 200
hingga 300 nm. Sehingga hasil penentuan panjang gelombang yang diperoleh oleh alat adalah
pada panjang gelombang 272,5 nm yang selanjutnya dapat digunakan untuk pengukuran larutan
standar. Pengukuran larutan standart akan menghasilkan kurva standar yang merupakan standar
dari sampel tertentu yang digunakan sebagai pedoman ataupun acuan untuk sampel tersebut pada
percobaan. Pembuatan kurva standar bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi
larutan dengan nilai absorbansinya sehingga konsentrasi sampel dapat diketahui. Berikut hasil grafik
pengukuran larutan standar yang didapatkan:
Grafik tersebut diperoleh nilai persamaan garis y = 0,055x 0.008. Persamaan garis tersebut
digunakan untuk menghitung kadar kafein dalam suatu sampel sediaan atau dari matriks. Dari
persamaan garis tersebut y menyatakan absorbansi, sedangkan x menyatakan konsentrasi. Koefisien
korelasi atau nilai linieritas yang didapatkan adalah 0,994. Linearitas merupakan kemampuan
metode analisis yang memberikan respon yang secara langsung atau dengan bantuan transformasi
matematik yang baik, proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Kriteria penerimaan
koefisien korelasi adalah r 0,95 (Shargel dan Andrew, 1988).
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan LOQ (Limit of Quantitation) dan LOD (Limit of Detection).
Batas deteksi merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih
memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blangko. Pada analisis instrumen batas deteksi
dapat dihitung dengan mengukur respon blangko beberapa kali lalu dihitung simpangan baku
respon blangko. (Supandi, 2017) Batas deteksi (LOD) yang didapatkan dari hasil perhitungan adalah
0,08275 abs atau 1,26 ppm. Sedangkan batas kuantitasi merupakan parameter pada analisis renik
dan diartikan sebagai kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria
cermat dan seksama. (Supandi, 2017) Batas kuantasi (LOQ) yang didapatkan adalah 0,275833 abs
atau setara dengan 5,160606 ppm berdasarkan persamaan y = 0,055x 0,008
Dafpus
Supandi. 2017. Bahan Ajar Validasi Metode. Jakarta: FKIK UIN Jakarta
Shargel, L., dan Andrew, B. C. Y. 1998. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan (Edisi II). Surabaya :
Airlangga University Press
Maramis, R, K., Citraningtyas G., Wehantouw F. 2013. Analisis Kafein Dalam Kopi Bubuk Di Kota Manado
Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis. Manado: UNSRAT Vol.2 No.04.