Kimia Analisis I
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
Teori Kesalahan Dalam Kimia Analitik
Serangkaian analisis
Kesalahan
Uji Q
Ditolak / diterima
Dari tahap tersebut dapat kita simpulkan bahwa proses penolakan hasil
pengukuran dilakukan ketika hasil pengukuran tersebut dianggap tidak akurat
atau tidak dapat dipercaya karena terlalu jauh dari hasil yang diharapkan.
Penolakan hasil pengukuran dapat dilakukan karena adanya kesalahan sistematis
atau kesalahan acak. Ditolak atau diterimanya hasil analisis tergantung pada Uji
Q dimana sebelumnya pada terdapat hasil yang berbeda-beda dari serangkaian
analisis. Uji Q digunakan untuk mendeteksi adanya "pencilan" (outlier) atau data
yang tidak biasa dalam suatu set data. Pencilan dapat terjadi karena kesalahan
pengukuran atau karena adanya perbedaan yang signifikan dalam sampel.
Dalam uji Q, nilai pengukuran yang dicurigai sebagai pencilan
diperbandingkan dengan nilai rata-rata dari seluruh data. Uji Q menggunakan
formula yang melibatkan deviasi absolut (selisih antara nilai pengukuran dan nilai
rata-rata) dan rentang data (selisih antara nilai tertinggi dan terendah dalam
data). Jika nilai pengukuran tersebut dianggap sebagai pencilan, maka nilai
tersebut dapat dihapus dari data, atau dapat dilakukan pengulangan pengukuran
untuk memastikan akurasi dan kepercayaan hasil.
Uji Penolakan Hasil Analisis
Cara untuk melakukan analisis pencilan adalah dengan membandingkan
Qhitung dengan Qtabel:
Jika Qhitung < Qtabel maka hipotesis diterima
Jika Qhitung > Qtabel maka hipotesis ditolak
Nilai Qtabel pada taraf kepercayaan 95% (P = 0,05) pada uji dua sisi
Qhitung = nilai …
Nilai Qhitung dibandingkan dengan Qtabel. Qhitung < Qtabel tidak dapat ditolak
Contoh:
Hasil analisa Pb dalam bensin
Contoh:
Penetapan kadar NaCl secara argentometri : 95,72% ; 95,81% ; 95,83 ;
95,92% ; 96,18%
Untuk memastikan hasil menyimpang atau tidak maka harus dilakukan
analisis statistik.
Untuk tingkat kepercayaan 99% maka digunakan pers X i – Xrerata > 4 d atau
Xi – Xrerata > 3 SD
Untuk tingkat kepercayaan 95% maka digunakan X i – Xrerata > 2,5 d atau Xi
– Xrerata > 2 SD
Dari data tersebut yang menyimpang dari yang lain adalah 96,18 sehingga
patut dicurigai
95,72 + 92,81 + 95,83 + 95,92
Rata-rata =
4
Rata-rata = 95,82
Selanjutnya data disusun:
X Xrerata d = [X – Xrerata] / n d2
95,72 95,82 0,10 0,0100
95,81 0,01 0,0001
95,83 0,01 0,0001
95,92 0,10 0,0100
∑d = 0,22 / 4 E d2 = 0,0202
= 0,055
Xi - Xrerata 0,36
= = 6,54 > 2,5
d 0,055
Jadi, hasil 96,18% ditolak
Contoh:
Pada penetapan kadar N dari benzanilide dengan cara Kjeldahl, diperoleh:
I 7,10 – 7,07 I
thitung = = 2,58
0,0264
√5
97,79 - 94,83
thitung = = 5,14
0,58
(x = kadar)(pg/ml) 0 2 4 6 8 10 12
(y = kekuatan 2,1 5,0 9,0 12,6 17,3 21,0 24,7
fluorosensi
Hitung slope (kemiringan = b), intersep (a) dan koefisien korelasi (r) serta
berapa kadar sampel yang mempunyai kekuatan fluorosensi 2,9 dan 13,5
α = y – bx
α = 13,1 – (1,93 x 6)
α = 13,1 – 11,58
α = 1,52
2,9 – 1,52
x=
1,93