Anda di halaman 1dari 4

UJI T SAMPEL BERPASANGAN (PAIRED SAMPLE T TEST)

Uji t sampel berpasangan, merupakan bagian dari statistik parametrik yang digunakan untuk
membandingkan rata-rata dari dua kelompok sampel yang saling berhubungan atau saling
berpasangan. Dalam uji t sampel berpasangan, bisanya selalu mengandung kata “sebelum dan
sesudah” atau “after before”, hal ini karena uji t sampel berpasangan biasanya digunakan untuk
penelitian eksperimen, yaitu: untuk menguji efektivitas perlakuan tertentu terhadap variabel yang
diamati.

Syarat-syarat uji t sampel berpasangan:

1. Data harus menyebar mengikuti distribusi normal


2. Skala pengukuran variable adalah interval ata
3. Jika tidak normal atau skala pengukuran selain interval dan rasio, maka alternative
pengujian dilakukan menggunakan statistic non parametrik Wilcoxon Test
4. Uji t paired sample hanya bisa digunakan pada data yang terdiri dari obyek yang sama
tetapi diberikan perlakuan di antara dua kondisi (sebelum dan sesudah).
5. Biasanya penelitian yang menggunakan analisis ini dinamakan True experiment
(ekseperimen sungguhan).

Formula yang digunakan untuk melakukan uji t paired sample adalah sebagai berikut:

d̄−μd
t=
S /√ n

Dimana:

t = nilai dari t statistik (t hitung).

∑d
d̄= Rata-rata selisih kelompok sampel, dengan d́=
n

∑ d = jumlah selisih sampel ( d )

n = Jumlah data

d = selisih sampel
Contoh kasus:

Manajer Pemasaran PT. Mondar Mandir, ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan yang
signifikan antara rata-rata kinerja pegawainya sebelum dan sesudah di adakan pelatihan kerja.
Untuk itu dilakukan evaluasi sebelum pelatihan (pre test) dan setelah dilakukan pelatihan (post
test). Jika diasumsikan bahwa data berdistribusi normal maka lakukan uji hipotesis, apakah
terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata kinerja pegawai sebelum dengan sesudah
pelatihan.

N Sebelu Sesuda
o. Nama m h
Mimi
1 n 70 75
Mama
2 n 80 80
Mumu
3 n 60 75
4 Anton 70 75
5 Anti 70 70
6 Antu 70 80
7 Cece 75 85
8 Cici 80 85
9 Cucu 65 70
10 Eka 70 75

Penyelesaian:

1. Susun tabel perhitungan sebagai berikut:


Misalkan: x1 = sebelum pelatihan, x2= setelah pelatihan

Nama x1 x2 d d2
Mimin 70 75 -5 25
Maman 80 80 0 0
Mumun 60 75 -15 225
Anton 70 75 -5 25
Anti 70 70 0 0
Antu 70 80 -10 100
Cece 75 85 -10 100
Cici 80 85 -5 25
Nama x1 x2 d d2
Cucu 65 70 -5 25
Eka 70 75 -5 25
Jumlah 710 770 -60 550

2. Susun hipotesis sebagai berikut:


H0: μ0=μ d Tidak terdapat perbedaan kinerja antara sebelum dengan sesudah pelatihan
H1: μ0 ≠ μ dTerdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dengan sesudah pelatihan
3. Tentukan taraf nyata (taraf signifikansi)
α 0.05
Taraf signifikansi (taraf nyata) α=5%=0,05 untuk uji 2 arah = = =0.025
2 2
(catatan:nilai ini diperoleh dari asumsi kesalahan yang ditoeransi dalam setiap
pengukuran)
4. Lakukan uji statistik menggunakan uji t sampel berpasangan

d̄−μd
t=
S /√ n

d́=
∑ d = −60 =−6
n 10

Sd =
√( ∑d −

t=
2

n−1

d̄−μd
(∑ d )

=
n

−6−0
) √(
=
550−
(−60 )2

10−1

=−4,129
10
)
= 4,595

S / √ n 4,595/ √ 10

5. Tentukan Kriteria Penerimaan atau Penolakan Hipotesis Nol (H0)


Jika: +t hitung > + ttabel, atau - t hitung <- t tabel maka H0 ditolak dan berlaku sebaliknya
Pada kasus ini: diperoleh t hitung sebesar -4,129 dengan t tabel dapat diperoleh dengan
t 0.05 t 0.025
rumus: t α ; n−1 = ; 10−1= ; 9 cari nilainya pada tabel t dengan alpha =0,025 dan
2 2 2
n=9. Diperoleh t tabel sebesar 2,262 atau -2,262, Nilai table t dapat di cari dengan
menggunakan rumus excel dengan perintah: “=tinv(0.025*2,9)” penulisan rumus tanpa
tanda kutif (“ ”).
Selanjutnya bandingkan t hitung dengan t tabel; jik t hitung negatif, maka t tabelnya
harus di negatifkan, sehingga; -4,129 < -2,262, maka H0 ditolak.
6. Kesimpulan
Karena hipotesis nol ditolak maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata kinerja setelah
pelatihan meningkat signifikan

Anda mungkin juga menyukai