Anda di halaman 1dari 2

ALASAN PEMAKAIAN PENAMPAK BERCAK

By Tika Hits ITB


Deteksi bercak pada KLT dapat dilakukan secara kimia dan fisika. Cara kimia yang
biasa digunakan adalah dengan mereaksikan bercak dengan suatu pereaksi melalui cara
penyemprotan sehingga bercak menjadi jelas. Cara fisika yang dapat digunakan untuk
menampakkan bercak adalah dengan cara pencacahan radioaktif dan fluorosensi sinar ultraviolet.
Fluorosensi sinar ultraviolet terutama untuk senyawa yang dapat berfluorosensi, membuat bercak
akan terlihat jelas (Gandjar & Rohman, 2007).
Deteksi senyawa dilakukan dengan menggunakan detektor UV di bawah sinar UV
254 nm, indikator pada plat KLT akan memancarkan warna hijau dan pada UV 366 nm akan
memancarkan warna ungu. Komponen yang menyerap cahaya pada 254 atau 366 nm akan
tampak sebagai bercak gelap pada plat yang bercahaya (Gibbons, 2006)
Alasan digunakan lampu UV 254 nm ialah untuk pengamatan pada lempeng atau
dikatakan untuk melihat flouresensi pada lempeng.
Mekanisme kerja pada UV 254 nm ialah terjadinya flouresensi pada lempeng ini
dikarenakan cahaya yang tampak merupakan emisi cahaya yang dipancarkan oleh komponen
tersebut. Sehingga ketika elektron tereksitasi yakni perubahan suatu energi rendah ketingkat
energi tinggi ini dapat menyebabkan energi yang dihasilkan akan terlepas. (Gandjar & Rohman,
2007).
Alasan digunakan lampu UV 366 nm ialah untuk menampakkan nodanya atau dikatakan
untuk melihat flouresensi pada noda.
Mekanisme kerja lampu UV 366 nm ialaha terjadinya flouresensi pada noda atau
penampakkan pada noda, ini disebabkan karena daya interaksi antara lampu UV 366 nm dengan
gugus kromofor yang terdapat pada sampel merupakan emisi cahaya yang dipancarkan oleh
komponen tersebut. Sehingga ketika elektron tereksitasi yakni perubahan suatu energi rendah
ketingkat energi tinggi ini dapat menyebabkan energi yang dihasilkan akan terlepas. (Gandjar &
Rohman, 2007).
Prinsip penampakan noda pereaksi semprot H2SO4 10% adalah berdasarkan kemampuan
asam sulfat yang bersifat reduktor dalam merusak gugus kromofor dari zat aktif simplisia
sehingga panjang gelombangnya akan bergeser ke arah yang lebih panjang (UV menjadi VIS)
sehingga noda menjadi tampak oleh mata. (Gandjar & Rohman, 2007).
Gandjar, G.H., dan Rohman, A., (2007). Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar: Yogyakarta: hal.120, 164,
166.

Gibbons, S., 2006, An Intoduction to Planar Chromatography, Humana Press, Totowa New Jersey.

Anda mungkin juga menyukai