PENDAHULUAN
1
hijau sangat baik untuk merawat kulit agar terhindar dari masalah kulit.
2
BAB II
DASAR TEORI
Daun teh hijau ini adalah famili dari theacea tumbuhan ini merupakan perdu atau
tanaman pohon kecil berukuran paling tinggi 30 kaki yang biasa dipangkas 2-5 kaki bila
3
dibudidayakan untuk dipanen daunnya. Tumbuhan ini juga memiliki akar tuggang yang
kuat. Daun teh hijau memiliki panjang 4-15 cm dan lebar 2-5 cm.
Daun muda yang bewarna hijau muda lebih disukai untuk peroduksi teh. Sedangkan
daun tua dari teh hijau berwarna lebih gelap. Bagian dari daun teh yang di panen untuk di
proses menjadi teh adalah pucuk dan dua hingga tiga daun pertama (Foster S, 2002).
Teh hijau memiliki berbagai manfaat, antara lain mengurangi resiko kanker (kanker
perut, kanker payudara, kanker kandungan, kanker prostat, kanker rongga mulut),
menurunkan kadar kolesterol darah, mencegah tekanan darah tinggi, membunuh bakteri,
membunuh virus-virus influenza, mengurangi stress, menurunkan berat badan,
meningkatkan kemampuan belajar, menurunkan kadar gula darah, mencegah pengeroposan
gigi, antioksidan dan mencegah penuaan dini, mengatasi penyakit jantung koroner,
menurunkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler, meningkatkan kekebalan tubuh,
mencegah penyakit ginjal, mencegah penyakit parkinson, mencegah nafas tidak sedap, dan
antiosteoporosis (Widyaningrum N, 2013).
Menurut Graham (1984), Van Steenis (1987), dan Tjitrosoepomo (1989), tanaman
teh dapat diklasifikasikan sebagai berikut : (Simajuntak M, 2004)
4
Tiga puluh sampai empat puluh persentase dari daun teh mengandung polifenol
dimana kandungan utamanya adalah katekin. Katekin merupakan senyawa larut air, tidak
berwarna dan memiliki rasa yang pahit. Kandungan katekin teh hijau terdiri atas senyawa
katekin (C), 50%(-)-epigallatocatechin-3-gallate (EGCg), 19%(-)–epigallatocatechin
(EGC), 13.6%(-)-epicatechin-3-gallate (ECG) dan sekitar 6.4%(-)-epicatechin (EC).
Susbtansi fenol dalam teh hijau yang utama adalah polifenol. Selain itu juga
mengandung flavanol yang terdiri dari glikon, kaemferol, kuersetin, dan mirisetin.
Susbtansi bukan fenol terdiri atas karbohidrat, pektin, alkaloid, klorofil dan zat warna,
protein dan asam amino, asam organik, resin, vitamin, dan mineral. Aroma teh, seperti
5
pigmen teh, muncul dari oksidasi senyawa katekin dengan bantuan enzim. Enzim yang
terdapat dalam daun teh, di antaranya invertase, amilase, β- glukosidase, oksimetilase,
protease, dan peroksidase.
CARA EKSTRAKSI
Teh hijau direbus selama 10 menit dengan perbandingan teh hijau : air (1:9).
Kemudian hasil rebusan diaduk dan disaring sehingga didapatkan ekstrak teh hijau.
6
Rumus Molekul : C3H8O3.
Berat Molekul : 92,09
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa manis;
hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak). Higroskopis, netral
terhadap lakmus.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak
larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak, dan dalam minyak
menguap.
Titik Beku : -1,60 C.
Titik didih : 290oC
Titik leleh : 17,8oC
Konsentrasi : 30 – 50 % ( sebagai solvent parentral )
BJ : Tidak kurang dari 1,249. 1,2620 g/cm3 pada suhu 250 C.
Inkompabilitas : Gliserin bisa meledak jika bercampur dengan oksidator
kuat seperti kromium trioksida, potasium klorat atau potasium permanganat.
Adanya kontaminan besi bisa menggelapkan warna dari campuran yang terdiri dari
fenol, salisilat dan tanin. Gliserin membentuk kompleks asam borat, asam
gliseroborat yang merupakan asam yang lebih kuat dari asam borat.
Stabilitas : Gliserin bersifat higroskopis. Dapat terurai dengan
pemanasan yang bisa menghasilkan akrolein yang beracun. Campuran gliserin
dengan air, etanol 95 % dan propilena glikol secara kimiawi stabil. Gliserin bisa
mengkristal jika disimpan pada suhu rendah yang perlu dihangatkan sampai suhu
200 C untuk mencairkannya.
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat
Khasiat : Humektan
7
Stabilitas : Air adalah salah satu bahan kimia yang stabil dalam
bentuk Fisik (es , air , dan uap). Air harus disimpan dalam wadah yang sesuai. Pada
saat penyimpanan dan penggunaannya harus terlindungi dari kontaminasi partikel -
pertikel ion dan bahan organik yang dapat menaikan konduktivitas dan jumlah
karbon organik. Serta harus terlindungi dari partikel - partikel lain dan
mikroorganisme yang dapat tumbuh dan merusak fungsi air.
Inkompabilitas : Dalam formula air dapat bereaksi dengan bahan eksipient
lainya yang mudah terhidrolisis.
Rumus struktur
8
pH :5
Titik lebur : 70’ celcius
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam aseton,
etanol, eter, dan minyak nabati.
Stabilitas : tokoferol teroksidasi oleh adanya oksigen atmosfer secara
perlahan dan dipercepat oleh adanya garam besi dan perak.
Penyimpanan : Tokoferol harus disimpan dalam gas inert, dalam wadah
kedap udara yang sejuk dan kering dan terlindung dari cahaya.
Indikasi : Vitamin E berperan sebagai antioksidan dan dapat
melindungi kerusakan membrane biologis akibat radikal bebas. Mencegah
degenerasi otot, rusaknya sel darah merah, menghambat menuanya sel-sel tubuh.
9
disimpan di tempat sejuk dan kering dalam wadah yang rapat dan rapat, terlindungi
dari cahaya.
Inkompatibilitas : Minyak zaitun bisa diserap oleh alkali hidroksida.
Seperti yang terkandung di dalamnya Sebagian besar asam lemak tak jenuh,
minyak zaitun rawan untuk oksidasi dan tidak sesuai dengan zat pengoksidasi.
Fungsi : Pembawa
Sources:
Mitsui. 1997. New Cosmetic Science. New York: Elsevier
Schmitt WH. 1996. Skin Care Products di dalam William DF dan Schmitt WH, editor.
Chemistry and Technology of The Cosmetics and Toiletries Industry, 2nd Ed. London:
Blackie Academe and Profesional
10
Silva CM, et al. 2006. Microencapsulation of hemoglobin in chitosan-coated alginate
microspheres prepared by emulsification internal gelation. AAPS Journal 7: E(03-E912
Rieger MM. 1994. Emulsi di dalam: Siti Suyatmi, penerjemah; Lachman L, Liebermann
HA. Teori dan Praktek Farmasi Industri II. Ed ketiga. Jakarta: UI
Press
Rowe, Raymond, et al. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. Ed. 6. London:
Pharmaceutical Press.
11