Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan akan kulit cantik dan sehat saat ini benar-benar merupakan kebutuhan
yang diinginkan oleh setiap wanita. Kulit sehat akan menumbuhkan rasa percaya diri
yang tinggi pada wanita. Di tengah meningkatnya pemanasan global, mengakibatkan
sinar matahari yang dapat mengganggu kesehatan kulit karena di dalam sinar matahari
tersebut mengandung ultra violet yang dapat menimbulkan masalah kecantikan kulit
wanita dan dapat menghambat pembentukan melamin dari tabir surya aktif dan pigmen
penghitam kulit. Meningkat gejala kebutuhan akan kulit yang sehat membuat sebagian
produsen yang memproduki cream atau body lotion ingin memenuhi tingkat kebutuhan
yang sesuai dengan impian para wanita Indonesia.
Cantik dan awet muda telah menjadi dambaan setiap orang terutama wanita.
Apapun dilakukan agar terlihat tetap menarik dan cantik, salah satunya dengan
“Kosmetika”. Trend kosmetika pun sejalan dengan tren fashion yang selalu berubah-
ubah. Tak heran, jika berbagai industri kosmetik pun berlomba membuat produk
kecantikan. Tujuannya tak lain untuk membuat para wanita tampil cantik dengan
membeli produknya
Tenaga ahli farmasi tidak hanya bergerak dalam bidang pengobatan saja,
melainkan juga bergerak dalam bidang kecantikan. Selain itu peran mereka sangat
penting dalam hal formulasi. Keahlian mereka tidak hanya di aplikasikan dalam
formulasi obat saja, tetapi juga dapat di aplikasikan dalam formulasi kosmetik.
Kosmetik yang dikenal tidak hanya yang digunakan pada muka saja tetapi juga
diguakan pada tubuh. Kosmetik yang digunakan pada tubuh contohnya seperti “Hand
and Body” yang dapat dibedakan menjadi body lotion, body cream, dan body butter.
Zat aktif yang digunakan untuk pembuatan hand and body lotion ini terbuat dari
bahan alam yaitu dari ekstrak teh hijau. Ekstrak teh hijau berfungsi untuk menghaluskan
kulit, antioksidan, dan dapat menangkal efek buruk yang disebabkan oleh sinar
matahari, sedangkan buah apel berkhasiat untuk melembabkan kulit, dan mencerahkan
kulit. Jadi, hand and body lotion dengan kandungan ekstrak teh

1
hijau sangat baik untuk merawat kulit agar terhindar dari masalah kulit.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana formulasi body lotion?
2. Bagaimana cara pembuatan body lotion?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan formulasi body lotion
2. Mahasiswa mampu menjelaskan cara pembuatan body lotion

2
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Hand Body Lotion


Lotion merupakan salah satu bentuk emulsi, didefinisikan sebagai dua campuran
dari dua cairan yang tidak saling bercampur, yang distabilkan dengan sistem emulsi dan
jika ditempatkan pada suhu ruang, berbentuk cairan yang dapat dituang (Rieger, 1994)
Menurut Silva et al. (2006), emulsifikasi merupakan proses pendispersian suatu larutan ke
dalam larutan yang saling tidak bercampur. Emulsi berbentuk droplet dan ukurannya
dipengaruhi oleh laju pengadukan selama proses emulsifikasi.
Lotion pelembab merupakan jenis kosmetika pelembab berdasarkan gliserol atau
humektan sejenis. Kosmetika ini berfungsi mempertahankan kelembaban dan daya tahan
air pada lapisan kulit sehingga dapat melembutkan dan menjaga kehalusan kulit. (Mitsui,
1997) Fungsi utama body lotion untuk perawatan kulit adalah sebagai pelembut
(emollient). Hasil akhir yang diperoleh tergantung dari daya campur bahan baku dengan
bahan lainnya untuk mendapatkan kelembaban, kelembutan dan perlindungan dari
kekeringan.(Scmitt, 1996) Syarat mutu pelembab kulit terdapat pada SNI 16-4399-1996.
No Kriteria Satuan Syarat
1 Penampakan - homogen
2 pH - 4,5-8
3 Bobot Jenis g/cm3 0,95-1,05
4 Viskositas cP 2000-50000
5 Cemaran mikroba koloni/g maksimum 102
Sumber: Badan Standarisasi Nasional (1996)
Body lotion merupakan campuran dari air, pelembut, humektan, bahan pengawet,
pengental dan pewangi. Air merupakan komponen yang paling besar persentasenya dalam
pembuatan body lotion. Air yang digunakan dalam pembuatan lotion adalah air murni yang
berfungsi sebagai pelarut. Body lotion harus mudah disebar di permukaan kulit dan biasanya tipe
emulsi o/w lebih disukai.
2.2. Preformulasi Zat Aktif
MORFOLOGI TEH HIJAU

Daun teh hijau ini adalah famili dari theacea tumbuhan ini merupakan perdu atau
tanaman pohon kecil berukuran paling tinggi 30 kaki yang biasa dipangkas 2-5 kaki bila

3
dibudidayakan untuk dipanen daunnya. Tumbuhan ini juga memiliki akar tuggang yang
kuat. Daun teh hijau memiliki panjang 4-15 cm dan lebar 2-5 cm.

Daun muda yang bewarna hijau muda lebih disukai untuk peroduksi teh. Sedangkan
daun tua dari teh hijau berwarna lebih gelap. Bagian dari daun teh yang di panen untuk di
proses menjadi teh adalah pucuk dan dua hingga tiga daun pertama (Foster S, 2002).

MANFAAT TEH HIJAU

Teh hijau memiliki berbagai manfaat, antara lain mengurangi resiko kanker (kanker
perut, kanker payudara, kanker kandungan, kanker prostat, kanker rongga mulut),
menurunkan kadar kolesterol darah, mencegah tekanan darah tinggi, membunuh bakteri,
membunuh virus-virus influenza, mengurangi stress, menurunkan berat badan,
meningkatkan kemampuan belajar, menurunkan kadar gula darah, mencegah pengeroposan
gigi, antioksidan dan mencegah penuaan dini, mengatasi penyakit jantung koroner,
menurunkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler, meningkatkan kekebalan tubuh,
mencegah penyakit ginjal, mencegah penyakit parkinson, mencegah nafas tidak sedap, dan
antiosteoporosis (Widyaningrum N, 2013).

TAKSONOMI TEH HIJAU

Menurut Graham (1984), Van Steenis (1987), dan Tjitrosoepomo (1989), tanaman
teh dapat diklasifikasikan sebagai berikut : (Simajuntak M, 2004)

 Divisi : Spermatophyta(tumbuhan biji)


 Sub divisi : Angiospermae (tumbuhan biji tertutup)
 Kelas : Dicotyledoneae(tumbuhan biji belah)
 Sub Kelas : Dialypetalae
 Ordo(bangsa) : Guttiferales (Clusiales)
 Familia(suku) : Camelliaceae (Theaceae)
 Genus(marga) : Camellia
 Spesies : Camellia sinensis
 Varietas : Assamica

KOMPOSISI TEH HIJAU

4
Tiga puluh sampai empat puluh persentase dari daun teh mengandung polifenol
dimana kandungan utamanya adalah katekin. Katekin merupakan senyawa larut air, tidak
berwarna dan memiliki rasa yang pahit. Kandungan katekin teh hijau terdiri atas senyawa
katekin (C), 50%(-)-epigallatocatechin-3-gallate (EGCg), 19%(-)–epigallatocatechin
(EGC), 13.6%(-)-epicatechin-3-gallate (ECG) dan sekitar 6.4%(-)-epicatechin (EC).

SUBSTANSI LARUTAN TEH

Susbtansi fenol dalam teh hijau yang utama adalah polifenol. Selain itu juga
mengandung flavanol yang terdiri dari glikon, kaemferol, kuersetin, dan mirisetin.
Susbtansi bukan fenol terdiri atas karbohidrat, pektin, alkaloid, klorofil dan zat warna,
protein dan asam amino, asam organik, resin, vitamin, dan mineral. Aroma teh, seperti

5
pigmen teh, muncul dari oksidasi senyawa katekin dengan bantuan enzim. Enzim yang
terdapat dalam daun teh, di antaranya invertase, amilase, β- glukosidase, oksimetilase,
protease, dan peroksidase.

CARA EKSTRAKSI

Teh hijau direbus selama 10 menit dengan perbandingan teh hijau : air (1:9).
Kemudian hasil rebusan diaduk dan disaring sehingga didapatkan ekstrak teh hijau.

2.3 Preformulasi Bahan Tambahan

1. Asam stearat (Rowe, 2009)

 Rumus molekul : C18H36O2


 Berat Molekul : 284,47
 Pemerian : Kristal Putih atau kuning berwarna, kristalin padat, atau
putih.
 Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol
(95%)P, dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P.
 Titik Didih : 383oC
 Titik Leleh : 69-70oC
 Koefisien partisi : minyak:air (8:2)
 Inkompabilitas : Inkompatibel dengan hampir semua logam hidroksida dan
mungkin inkompatibel basa, zat pereduksi, dan zat pengoksidasi.
 Stabilitas : Zat stabil, dapat ditambahkan antioksidan. Harus
disimpan di tempat tertutup.
 Konsentrasi : 1-20%
 Kegunaan : emulsifying agent, zat tambahan untuk melembutkan kulit dengan
konsentrasi 1-20%.
2. Gliserin (FI IV hal 413, Rowe, 2009).

6
 Rumus Molekul : C3H8O3.
 Berat Molekul : 92,09
 Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa manis;
hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak). Higroskopis, netral
terhadap lakmus.
 Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak
larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak, dan dalam minyak
menguap.
 Titik Beku : -1,60 C.
 Titik didih : 290oC
 Titik leleh : 17,8oC
 Konsentrasi : 30 – 50 % ( sebagai solvent parentral )
 BJ : Tidak kurang dari 1,249. 1,2620 g/cm3 pada suhu 250 C.
 Inkompabilitas : Gliserin bisa meledak jika bercampur dengan oksidator
kuat seperti kromium trioksida, potasium klorat atau potasium permanganat.
Adanya kontaminan besi bisa menggelapkan warna dari campuran yang terdiri dari
fenol, salisilat dan tanin. Gliserin membentuk kompleks asam borat, asam
gliseroborat yang merupakan asam yang lebih kuat dari asam borat.
 Stabilitas : Gliserin bersifat higroskopis. Dapat terurai dengan
pemanasan yang bisa menghasilkan akrolein yang beracun. Campuran gliserin
dengan air, etanol 95 % dan propilena glikol secara kimiawi stabil. Gliserin bisa
mengkristal jika disimpan pada suhu rendah yang perlu dihangatkan sampai suhu
200 C untuk mencairkannya.
 Penyimpanan : Wadah tertutup rapat
 Khasiat : Humektan

3. Air suling (aquadest) (Rowe, 2009; FI III halaman 96)


 BM : 18,02.
 Rumus molekul : H2O.
 Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
 Titik didih : 100oC
 Kelarutan : Dapat bercampur dengan kebanyakan pelarut polar
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

7
 Stabilitas : Air adalah salah satu bahan kimia yang stabil dalam
bentuk Fisik (es , air , dan uap). Air harus disimpan dalam wadah yang sesuai. Pada
saat penyimpanan dan penggunaannya harus terlindungi dari kontaminasi partikel -
pertikel ion dan bahan organik yang dapat menaikan konduktivitas dan jumlah
karbon organik. Serta harus terlindungi dari partikel - partikel lain dan
mikroorganisme yang dapat tumbuh dan merusak fungsi air.
 Inkompabilitas : Dalam formula air dapat bereaksi dengan bahan eksipient
lainya yang mudah terhidrolisis.

4. Trietanolamin (TEA) (Rowe, 2009; hal. 663)

 Rumus struktur

 Rumus empiris : C6H15NO3


 Berat molekul : 149.19
 Pemerian : Berwarna sampai kuning pucat, cairan kental.
 Kelarutan : bercampur dengan aseton, metanol, dan air, dalam
benzene 1 : 24, dalam etil eter 1:63, dan larut dalam kloroform.
 Titik leleh : 20-21oC
 Konsentrasi : 2-4%
 Kegunaan : Zat pengemulsi
 OTT : akan bereaksi dengan asam mineral menjadi bentuk garam
kristal dan ester dengan adanya asam lemak tinggi.
 Stabilitas : TEA dapat berubah menjadi warna coklat dengan paparan
udara dan cahaya.

5. Vit E tokoferol (Rowe, 2009; Hal : 31)


 Nama Lain : Vitamin E
 Berat Molekul : 430,72
 RM : C29H50O2
 Pemerian : Cairan berminyak kental, jernih, tidak berwarna, atau
cokelat kekuningan; tidak berbau dan tidak berasa.

8
 pH :5
 Titik lebur : 70’ celcius
 Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam aseton,
etanol, eter, dan minyak nabati.
 Stabilitas : tokoferol teroksidasi oleh adanya oksigen atmosfer secara
perlahan dan dipercepat oleh adanya garam besi dan perak.
 Penyimpanan : Tokoferol harus disimpan dalam gas inert, dalam wadah
kedap udara yang sejuk dan kering dan terlindung dari cahaya.
 Indikasi : Vitamin E berperan sebagai antioksidan dan dapat
melindungi kerusakan membrane biologis akibat radikal bebas. Mencegah
degenerasi otot, rusaknya sel darah merah, menghambat menuanya sel-sel tubuh.

6. Nipagin / Methylis Parabenum (Rowe, 2009; Hal 441)


 Rumus Molekul : C8H8O3
 Berat Molekul : 152,15
 Pemerian : hablur atau serbuk tidak berwarna, atau kristal
putih, tidak berbau atau berbau khas lemah, dan mempunyai rasa sedikit panas.
 Kelarutan : mudah larut dalam etanol, eter; praktis tidak larut
dalam minayak; larut dalam 400 bagian air
 OTT : surfaktan non-ionik seperti polisorbat 80, bentonit, magnesium
trisilikat, talk, tragakan, dan sodium alginat
 Kegunaan : antifungi
 Konsentrasi : 0.02–0.3% untuk topikal

7. Olive Oil (Rowe, 2009)

 Pemerian : minyak tetap dari buah europaea olea. Cairan yang


jelas, tidak berwarna atau kehijauan-kuning, berminyak
 Kelarutan : sedikit larut dalam etanol (95%); miscible dengan
eter, kloroform, minyak ringan (50-708C), dan karbon disulfide
 Titik nyala : 225oC
 Stabilitas : Saat didinginkan, minyak zaitun menjadi mendung
sekitar 108C, menjadi massa seperti mentega di 08C. Minyak zaitun harus

9
disimpan di tempat sejuk dan kering dalam wadah yang rapat dan rapat, terlindungi
dari cahaya.
 Inkompatibilitas : Minyak zaitun bisa diserap oleh alkali hidroksida.
Seperti yang terkandung di dalamnya Sebagian besar asam lemak tak jenuh,
minyak zaitun rawan untuk oksidasi dan tidak sesuai dengan zat pengoksidasi.
 Fungsi : Pembawa

8. Cetil Alkohol (Rowe, 2009; hal. 155)

 Nama lain : Alkohol cetylicus. Ethal


 Sinonim : 1-hexadecanol; n-hexadecyl alcohol; palmityl
alcohol
 Nama Resmi : Alcoholum Cetylicum, cetyl alkohol
 Rumus Molekul : C16H34O
 Berat Molekul : 242,44
 Pemerian : Serpihan putih licin, graul, atau kubus putih, bau
khas lemah, rasa lemah
 Kelarutan : Tidak larut dalam air, larut dalam etanol dan
dalam eter, kelarutan bertambah dengan naiknya suhu.
 Stabilitas : Dalam asam, basa, cahaya dan udara stabil
 Inkompatibilitas : Agen pengoksidasi kuat
 Fungsi : Setil alkohol digunakan dalam formulasi karena
mempunyai efek atau manfaat ganda, yakni dapat digunakan sebagai emulgator
dan sebagai stiffering agent. Stiffering agent adalah suatu zat yang ditambahkan
kedalam suatu formula, yang berfungsi sebagai pengental / pengeras didalam
sedian lotion.

Sources:
Mitsui. 1997. New Cosmetic Science. New York: Elsevier
Schmitt WH. 1996. Skin Care Products di dalam William DF dan Schmitt WH, editor.
Chemistry and Technology of The Cosmetics and Toiletries Industry, 2nd Ed. London:
Blackie Academe and Profesional

10
Silva CM, et al. 2006. Microencapsulation of hemoglobin in chitosan-coated alginate
microspheres prepared by emulsification internal gelation. AAPS Journal 7: E(03-E912
Rieger MM. 1994. Emulsi di dalam: Siti Suyatmi, penerjemah; Lachman L, Liebermann
HA. Teori dan Praktek Farmasi Industri II. Ed ketiga. Jakarta: UI
Press
Rowe, Raymond, et al. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. Ed. 6. London:
Pharmaceutical Press.

11

Anda mungkin juga menyukai