Anda di halaman 1dari 19

JURNAL FORMULASI

“MICELLAR WATER”

KELOMPOK 1
ANGGOTA :
1. ANGGA SETIAWAN (AKF22007)
2. AULIA AZZAHRA RAMADHANTI (AKF22010)
3. NANANG SAPUTRA LALANG (AKF22049)
4. PRISKA RASYA TIFANI (AKF22059)

POLTEKKES PUTRA INDONESIA MALANG


PRODI D3 FARMASI
2023
BAB I

A. LATAR BELAKANG
Salah satu bagian tubuh yang perlu mendapatkan perawatan khusus adalah kulit
terutama kulit wajah. Kulit wajah perlu dirawat agar terlihat sehat apalagi untuk wanita yang
ingin terlihat lebih cantik. Kulit terdiri dari tiga lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan
subputan. Epidermis sebagai lapisan pelindung atau penghalang meliputi pertahanan
kekebalan tubuh, perlindungan dari sinar UV, dan perlindungan dari oksidatif. Bila tidak
dijaga dengan baik maka akan terjadi perubahan barrier yang dapat mengubah tampilan
sekaligus fungsinya bagi kulit.
Cara mempercantik kulit wajah bisa menggunakan produk kosmetik atau kecantikan.
Kosmetik menurut BPOM RI NO 23 tahun 2019 adalah bahan atau sediaan yang
dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia seperti epidermis, rambut,
kuku, bibir, dan organ genital bagian luar atau gigi, dan membrane mukosa mulut terutama
untuk membersihkan, menwangikan, mengubah penampilan, dan/atau memperbaiki bau
badan atau melidungi dan memelihara tubuh pada kondisi baik. Kosmetik dibagi menjadi dua
yaitu kosmetik yang digunakan untuk merias wajah agar wajah terlihat lebih mempesona
yaitu make up, dan kosmetik yang digunakan untuk melindungi atau melembabkan wajah
yang berefek jangka Panjang yaitu skincare. Setiap wanita pasti ingin tampil menawan dan
mempesona sehingga ia menggunakan make up untuk kesehariannya. Namun, setelah
menggunakan make up kita harus membersihkan sisa kotoran make up yang ada pada kulit.
Proses membersihkan kulit merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Pembersih
wajah bukan hanya sarana untuk mengangkat sel kulit mati, kotoran, sebum, dan kosmetik
saja tapi merupakan Langkah pertama dalam rutinitas perawatan kulit secara keseluruhan.
Membersikan wajah juga berperan penting diluar perawatan kulit seperti dalam perbaikan
psikologis dan membantu memberikan rasa peremajaan pada kulit. Pembersih kulit
merupakan sediaan yang dapat membersihkan dan menyegarkan kulit dengan cara
menghilangkan bahan pengotor pada kulit untuk membantu menjaga kondisi fisiologis kulit
tetap normal.
Micellar water merupakan sebuah sediaan berbentuk larutan yang berfungsi untuk
membersihkan wajah dari kotoran maupun make up. Keuntungan dari micellar water yaitu
dapat digunakan sebagai pembersih kulit sensitive karena mempunyai potensi iritasi yang
rendah dan memiliki kemampuan untuk meningkatkan kelembapan kulit. Micellar water
mengandung tetesan mikroskopis kecil (misel) dari surfaktan atau Surface Active Agents,
surfaktan terdiri dari molekul dengan ekor lopofilik (menyukai minyak) dan kepala hidrofilik
(menyukai air). Mereka dapat bertindak untuk mengikat bahan minyak dan air menjadi satu.
Surfaktan diklasifikasikan berdasarkan gugus hidrofiliknya menjadi surfaktan anionic,
kationik, amfoterik, dan nonionik. Surfaktan anionic (gugus hidrofilik bermuatan negative)
banyak digunakan untuk produk detergen, pembersih pakaian, dan shampoo karena sifat
pembersihnya yang sangat baik. Surfaktan kationik (gugus hidrofilik bermuatan positif)
terkandung dalam keratin sehingga digunakan sebagai hair conditioner. Surfaktan nonionik,
merupakan kelompok surfaktan yang paling banyak, tidak larut dalam larutan air.
Karakteristik utamanya adalah baik untuk kulit dan kompatibel terhadap bagian mata.
Biasanya tipe surfaktan ini digunakan sebagai cleansing agents (kombinasi dengan surfaktan
anionic) dan amulsifier. Paling banyak digunakan pada produk bayi atau kulit sensitive
(Lukic dkk, 2016)

B. TUJUAN
1. Untuk mengkaji pra formulasi dari bahan pembuatan micellar water
2. Untuk mengetahui formulasi yang baik untuk pembuatan micellar water
3. Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan sediaan micellar water berdasarkan
studi formulasi
4. Untuk mengetahui hasil evaluasi dari sediaan micellar water yang telah dibuat

C. MANFAAT
1. Dapat mengerti formula pembuatan produk micellar water
2. Dapat mengerti bagaimana formulasi yang baik untuk sediaan micellar water
3. Dapat mengetahui bagaimana proses pembuatan sediaan micellar water
4. Dapat mengetahui hasil evalusi dari sediaan micellar water yang telah dibuat
BAB II

TINJAUAN TEORI DAN KAJIAN BAHAN

Kosmetik sudah dikenal oleh manusia sejak lama bahkan saat ini sudah berbagai
macam produk kosmetik yang ada. Selain untuk kecantikan kosmetik digunakan untuk
Kesehatan dalam merawat kulit, rambut, kuku, dan sebagainya. Formulasi dalam pembuatan
kosmetik berbeda beda tergantung pada area penggunaannya seperti wajah, kulit kepala, kulit
tubuh dan sebagainya. Derajat keasaman (pH) kosmetik dan derajat keasaman (pH) fisiologis
kulit yang berbeda dapat menimbulkan reaksi negative pada kulit. Derajat keasaman (pH)
kosmetik dengan derajat keasaman (pH) fisiologis kulit sebaiknya sama yaitu pada kisaran
antara 4,5 – 6,5 (Tranggono, 2007).

Salah satu kosmetik yang digunakan untuk merawat kulit wajah yaitu micellar water.
Menurut ahli kimia kosmetik Joseph Cincotta, micellar water merupakan kombinasi dari air
murni yang mengandung bahan-bahan pelembab seperti gliserin dan konsentrasi rendah dari
surfaktan yang sangat ringan. Molekul molekul dari surfaktan ringan secara alami bergabung
bersama untuk membentuk bidang mikroskopis yang disebut micel, yang bertindak seperti
magnet untuk kotoran dan kotoran dan minyak. Faktor yang menentukan daya bersih micellar
water adalah kandungan surfaktan. Surfaktan dapat menurunkan tegangan permukaan dan
membentuk emulsi dari dua cairan yang berbeda kepolarannya (fase air dan fase minyak).
Selain itu fungsi surfaktan diantaranya adalah pembersih, pembasah, emulsifikasi,
solutbilisasi, disperse, peningkat penetrasi, bahkan beberapa memiliki aktifitas antibakteri.
Hampir dari setengah surfaktan yang ada, dipergunakan disektor washing and cleaning
(Lourith, Kanlayavattanakul, 2009)
Surfaktan dalam micellar water akan membentuk suatu micel akibat bersatunya gugus
hidrofobik dibagian inti micel karena berada pada medium air. Saat diaplikasikan pada kapas
yang cenderung hidrofil, maka gugus hidrofobe akan menghadap keatas atau udara.
Kemudian kapas kita usapkan pada kulit wajah yang tersususn atas lipid, maka kotoran yang
menempel akan tersapu secara sempurna (Michelle,2018). Usut punya usut, micellar water
pertama dikenal diparis. Kala itu Wanita paris beranggapan bahwa mencuci muka dengan air
kran itu tidak sehat karena air kran mengandung bakteri. Oleh karena itu terciptalah micellar
water
Cara kerja micellar water seperti magnet yang memiliki dua kutub, kutub utara
bersifat hidrofilik yang cenderung tertarik dengan kandungan air dan kutub selatan yang
bersifat lipofilik yang berfungsi sebagai pengangkat minyak dan lemak pada wajah. Salah
satu surfaktan yang dapat digunakan yaitu tween dan span, merupakan surfaktan nonionik
berupa pengemulsi yang bersifat aman untuk digunakan (Anon 1995). Tween menghasilkan
emulsi tipe minyak dalam air (M/A) sedangkan span menghasilkan emulsi tipe air dalam
minyak (A/M). Penggunaan tween biasanya digunakan secara bersamaan dengan span untuk
membentuk emulsi tipe minyak dalam air (M/A) atau air dalam minyak pada pembuatan
micellar water sehingga mudah dibilas dan larut dalam air.
1.1 Manfaat Micellar water
a) Menghidrasi kulit wajah
b) Menghilangkan komedo
c) Mencegah jerawat
d) Mengurangi resiko iritasi kulit

1.2 Cara mengenali micellar water yang sudah tidak dapat dipakai (PAO)
Menurut jurnal milik Tazynul Qoriah Alfauziah yang telah membahasa mengenai
kosmetik pembersih wajah micellar water dan perkembangannya, perlu diketahui,
bahwa produk kosmetik memiliki waktu maksimal pemakaian setelah dibuka atau
dikenal dengan istilah period after opening (PAO). Pada tahun 2009 Europe Regulation
mengeluarkan peraturan untuk produsen kosmetik agar mencantupkan PAO pada
kemasan primer dan sekunder bila produk memiliki waktu kadaluarsa kurang dari tiga
bulan (Lionetti, 2018). Namun karena bukan aturan international kebanyakan kosmetik
diindonesia belum mencantumkan PAO pada kemasannya. Umumnya micellar water
memiliki PAO selama enam bulan karena komposisi utamanya adalah air, media
dimana bakteri mudah berkembang biak.

1.3 Rancangan Formula

Tween 80 2%
Span 20 1%
Propilenglikol 1,5%
Gliserin 25%
Sodium benzoate 0,1 %
Etanol 70% 4%
Asam laktat q.s
Aqua rosae ad 100
1.3 Karakteristik Bahan

BAHAN KARAKTERISTIK

Tween 80 / Polysorbatum 80 a) Pemerian : Cairan kental seperti minyak; jernih, kuning; bau asam
(FI III Hal 509) lemak, khas.
b) Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%)P, dalam
etil asetat P dan dalam methanol sukar larut dalam paraffin cair P dan
dalam minyak biji kapas P.
c) Konsentrasi : 1-15%.
d) Stabilitas : Stabil pada elektmlİt dan asam lemah, dan basa.
Bemngsur-angsur akan tersaponi dengan asam kuat dan basa.
e) OTT : Akan berubah warna atau mengendap dengan phenol, dan
tannİn.
f) PH larutan : 6-8 untuk 5% zat (w/v) dalam larutan berair
g) Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, lindungi daıi cahaya,
ditempat sejuk dan kering.

Spaan 20 / Sorbitan monooleat a) Pemerian : Cairan kental, warna kuning, memiliki rasa dan bau
(Anonim, 1988) yang khas.
b) Kelarutan : Tidak larut dalam tetapi terdispersi dalam air,
bercampur dengan alcohol, tidak larut dalam propilenglikol, larut
dalam hampir semua minyak mineral dan nabati, sedikit dalam eter
c) Emulgator, surfaktan non ionik, peningkat kelarutan.
d) Bobot jenis1,01 g/ml.
e) Konsentrasi
f) Emulgator M/A= 1-15%
g) Stabilitas : Stabil terhadap asam dan basa lemah.
h) Penyimpanan: Walah bertutup rapat dan pada tempat sejuk dan
kering.
i) Hlb : 4,5
j) OTT : Dengan asam a tau basa kuat, terjadi pembentukan sabun
dengan basa kuat.

Propilenglikol a) Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa
(FI III Hal 534) agak manis, higroskopis.
(HPE edisi V 624) b) Kelarutan : Dapat campur dengan air, dengan etanol 95% dan
klorofom.
c) Inkompatibilitas : propilenglikol tidak kompatibel dengan reagen
pengoksidasi, seperti potassium permanganat.
d) kosentrasi : 1-10 %
e) stabilitas : Pada suhu dingin, propilen glikol stabil dalam keadaan
tertutup rapat wadah, tetapi pada suhu tinggi, di tempat terbuka,
cenderung mengoksidasi, sehingga menimbulkan produk seperti
propionaldehida, laktat asam, asam piruvat, dan asam asetat. Propilen
glikol adalah stabil secara kimia bila dicampur dengan etanol (95%),
gliserin, atau air; larutan berair dapat disterilkan dengan autoklaf.
Propilen glikol bersifat higroskopis dan harus disimpan dalam
awadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat
sejuk dan kering.

Gliserin a) Pemerian : Cairan seperti sirop; jernih, tidak berwarna; tidak


(FI IV Hal 413) berbau; manis diikuti rasa hangat. Higroskopik.
(HPE eds 6 Hal 283) b) Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan dengan etanol 95%,
dalam kloroform, dan dalam eter.
c) Inkompatibilitas : Gliserin dapat meledak bila dicampurkan
dengan oksidator kuat seperti kromium trioksida, potasium klorat,
atau potasium permanganat. Dalam pelarut encer, proses reaksi pada
tingkat yang leblh Iambat dengan beberapa produk oksidasi yang
terbentuk. Warna hitam gliserin terjadi karena paparan cahaya, atau
kontak dengan seng oksida atau dasar bismut nitrat.
d) Inkompatibilitas : tidak kompatibel dengan senyawa kuartener,
gelatin.aktivitas pengawet dapat berkurang dengan adanya interaksi
dengan kaolin atau surfaktan nonionik
e) Stabilitas : Gliserin bersifat higroskopis. Gliserin murni tidak
rentan terhadap oksidasi oleh atmosfer dalam kondisi penyimpanan
biasa, tetapi terurai pada pemanasan dengan evolusi acrolein beracun.
Campuran dari gliserin dengan air, etanol (95%), dan propilenglikol
stabil secara kimia
f) konsentrasi : ≤ 30 %

Sodium benzoate a) Pemerian : Butiran atau serbuk hablur; putih; tidak berbau atau
(FI III hal 395, HPE hal 627) hampir tidak berbau.
b) Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian etanol
c) Inkompatibilitas : Tidak kompatibel dengan senyawa kuartener,
gelatin. Aktivitas pengawet dapat berkurang dengan adanya interaksi
dengan kaolin atau surfaktan nonionik
d) Stabilitas : Larutan berair dapat disterilkan dengan autoklaf atau
filtrasi. Bahan curah harus disimpan dalam wadah tertutup rapat,
ditempat yang sejuk dan kering.
e) Konsentrasi : 0,02-0,5%
f) Khasiat : Pengawet

Asam Laktat a) Pemerian : Cairan kental; tidak berwarna atau agak kuning, tidak
(FI III Hal 54) berbau atau berbau lemah, tidak enak; larutan encer berasa asam;
(HPE edisi 5 381) higroskopik.
b) Kelarutan : Mudah larut dalam air,dalam etanol (95%) P dan
dalam eter P.
c) Stabilitas: Asam laktat bersifat higroskopis dan akan membentuk
produk kondensasi seperti asam polylactic pada kontak dengan air.
Keseimbangan antara asam polilaktat dan asam laktat tergantung
pada konsentrasi dan suhu. Pada suhu tinggi laktat asam akan
membentuk laktida, yang mudah dihidrolisis Kembali
menjadi laktat asam
d) Inkompatibilitas : Tidak kompatibel dengan zat pengoksidasi,
iodida, dan albumin. Bereaksi hebat dengan asam fluorida
dan asam nitrat.

Etanol 70 % a)Pemerian :cairan tidak berwarna jernih, mudah menguap danmuda
(Dirjen POM, 1979) h bergerak. Bau khas rasa panas. Mudahterbakar dan memberikan
nyala biru yang tidak berasap
b)Kelarutan :Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform Pdan
dalam eter P.
c)Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung
cahaya, ditempat sejuk, jauh dari nyala api.
d)Khasiat dan penggunaan : Pelarut
Aqua Rosae Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
(FI III Hal 96) mempunysi rasa.

1.5 Evaluasi sediaan micellar water


 Uji Organoleptik
Tujuan : memeriksa kesesuaian bau, rasa, dan warna sediaan sesuai
spesifikasi yang telah ditentukan
Alat : Pancaindra

 Uji Kejernihan
Tujuan : memastikan sediaan bebas dari pengotor dan partikel padat
Alat : tabung reaksi alas datar dengan diameter 12 mm-25 mm, tidak
berwarna, transparan dan terbuat dari kaca netral
Syarat : kejernuhan sediaan sama dengan air atau pelarut yang digunakan
bila diamati pada kondisi pengujian

 Uji pH
Tujuan : melihat tingkat keasaman sediaan untuk menjamin keamanan
Alat : pH meter
Syarat : Tidak lebih dan tidak kurang dari 4,5- 6,5

 Volume Terpindahkan
Tujuan : memastikan bahwa larutan oral yang dikemas dalam wadah dosis
ganda, dengan volume yang tertera di etiket tidak lebih dan kurang 100 mL, jika dipindahkan
dari wadah asli akan memberikan volume sediaan seperti yang tertera pada etiket
Alat : gelas ukur
Syarat : Volume terpindahkan tidak boleh kurang dan lebih dari 100 mL

 Daya Bersih (Tidak dilakukan)


Uji ini dilakukan pada formula Yang telah melalui uji stabilitas. Untuk daya
menggunakan metode NIKKOL grup 17 yang sedikit dimodifikasi dengan cara area 2x2 cm:
dengan lipstik dan 4x3 cm 2 area dengan alas bedak cair dibuat di cawan petri. dibiarkan
selama S menit. Selanjutnya. I ml Fmbersih diteteskan pada lipstik dan foundation. dan
dipijat oleh tangan 25 kali pijatan. Kcmudian dituang 5 ml air di kedua area dan dipijat
dengan lembut lagi selama 25 kali. Selanjutnya. cawan Petri dicelupkan ke dalam air dan
segera dikeluarkan (Raknam et 2020)

 Viskositas Ostwald (tidak dilakukan)


Tujuan : Tujuan dari uji ini adalah untuk menentukan massa jenis dan viskositas
produk miccelar water.
Alat : viscometer Ostwald, stopwatch, bola hisap
Cara kerja :
a. Bersihkan terlebih dahulu viskometer sebelum digunakan.
b. Masukkan sampel atau cairan yang akan diuji ke dalam viskometer ostwald dengan
menggunakan pipet tetes.
c. Pasang pushball atau bola penghisap pada lubang viskometer ostwald dan hisap cairan
yang ada di dalam hingga melewati dua batas.
d. Proses menaiknya cairan, harus amati waktunya menggunakan stopwatch.
e. Kurangi hisapan pada pushball secara perlahan hingga cairan berada di batas pertama,
lalu hitung waktunya.
f. Setelah selesai, jangan lupa bersihkan kembali alat viskometer ostwald.
BAB III

A. FORMULA MICELLAR WATER

Tween 80 2%

Span 20 1%

Propilenglikol 1,5%

Gliserin 25%

Sodium benzoate 0,1%

Etanol 70% 4%

Asam laktat q.s

Aqua rosae ad 100

B. ALASAN PEMILIHAN BAHAN

BAHAN ALASAN

Tween 80 Digunakan sebagai surfaktan yang berfungsi sebagai


pembersih dalam kosmetik M/A

Spaan 20 Digunakan sebagai surfaktan yang berfungsi sebagai


pembersih dalam kosmetik A/M

Propilenglikol Digunakan sebagai emolien karena dapat membentuk


lapisan berminyak pada kulit dan mencegah kulit
kehilangan kelembapan.

Gliserin Digunakan sebagai melembabkan kulit dan membuat kulit


lebih sehat.

Sodium benzoate Digunakan sebagai bahan antibakteri atau pengawet untuk


mencegah kerusakan produk kosmetrik dan perawatan
kulit.
Asam Laktat Membantu mengangkat sel kulit mati, menghaluskan area
kulit yang kasar, melembabkan kulit dan sebagai
menetralkan Ph dalam kosmetik.

Etanol 70% Etanol 70% digunakan sebagai pelarut dan mengangkat


kotoran pada kosmetik micellar water

Aqua rosae Aqua rosae digunakan sebagai pelarut dan pengencer pada
formula ini dan memiliki aroma yang harum.

C. PERHITUNGAN BAHAN “MICELLAR WATER”


NO NAMA BAHAN PERHITUNGAN JUMLAH
.

1. Tween 80 2/100 x 100 = 2 ml 2ml


2. Span 20 1/100 x 100 = 1ml 1ml
3. Propilenglikol 1,5/100 x 100 = 1,5 ml 1,5ml
4. Gliserin 25/100 x 100 = 25 ml 25 ml
5. Sodium benzoate 0,1/100 x 100 = 0,1g (100mg) 100mg

6. Etanol 70% 4/100 x 100 = 4 ml 4 ml

7. Asam laktat q,s 2-3 tetes

8. Aqua rosae 100 – 66,4ml


(2g+1g+1,5g+25g+0,1g+4g) =
100 – 33,6 = 66,4 ml

D. Alat yang digunakan


1. Timbangan
2. Botol 100 ml
3. Beakerglass
4. Kertas perkamen
5. Kertas label
6. Pipet tetes
7. Gelas ukur 100 ml
8. Cawan porselen
9. Batang pengaduk

E. Cara Pembuatan
1. Disetarakan timbangan gram dan mg.
2. Dialibrasi botol 100 ml dengan aquadest kemudian tandai.
3. Disetarakan cawan porselen, timbang tween 80 sebanyak 2g, timbang spaan20
sebanyak 1g. Campurkan tween 80 dan spaan 20 aduk ad homogen di dalam mortir
(larutan A)
4. Ditimbang gliserin sebanyak 25g, campurkan dalam larutan A lalu aduk ad homogen.
(larutan B)
5. Ditimbang propilenglikol sebanyak 1,5g campurkan dalam larutan B aduk ad
homogen (larutan C)
6. Ditimbang sodium benzoate sebanyak 100mg larutkan dengan aqua rosae sebanyak
1ml aduk ad larut tambahan kedalam larutan C aduk ad homogen (larutan D)
7. Diukur Etanol 70% sebanyak 4 ml, masukkan kedalam larutan D, aduk ad homogen
(Larutan E)
8. Kemudian ukur aqua rosae sebanyak 66,4ml masukkan kedalam larutan E aduk ad
homogen
9. Dimasukkan kedalam botol beri label
Contoh label

Contoh kemasan
F. Evaluasi Sediaan

 Uji Organoleptik
Tujuan : memeriksa kesesuaian bau, rasa, dan warna sediaan sesuai
spesifikasi yang telah ditentukan
Alat : Pancaindra

Uji Organoleptik Syarat Hasil


Bau Bau bunga Dari hasil yang telah kelompok kami
lakukan, sediaan berbau bunga dan
sesuai dengan kelompok kami gunakan
yaitu aqua rosae

Bentuk Cair Dari hasil praktikum kelompok kami,


hasil sediaan berbentuk cair
Warna Tidak bewarna Dari hasil yang telah kelompok kami
(bening) lakukan , sediaan berwarna bening
(tidak berwarna) dan sudah memenuhi
syarat dari sediaan kosmetik micellar
woter

 Uji Kejernihan
Tujuan : memastikan sediaan bebas dari pengotor dan partikel padat
Alat : tabung reaksi alas datar dengan diameter 12 mm-25 mm, tidak
berwarna, transparan dan terbuat dari kaca netral
Syarat : kejernuhan sediaan sama dengan air atau pelarut yang digunakan
bila diamati pada kondisi pengujian

Uji Organoleptik Syarat Lampiran


Kejernihan Tidak ada partikel
yang melayang
dipermukaan atau
menyebar pada
larutan
Hasil : Dari hasil yang telah kelompok kami lakukan pada hasil sediaan micellar
water tidak ada partikel yang melayang. Dan bisa disimpulkan bahwa hasil sediaan
jernih pada uji kejernihan

 Uji pH
Tujuan : melihat tingkat keasaman sediaan untuk menjamin keamanan
Alat : pH meter

Uji Syarat Lampiran


pH Tidak lebih dan
tidak kurang dari
4,5- 6,5

Hasil : Pada hasil praktikum kelompok kami lakukan pada sediaan micellar water
mempunyai pH 4,7 sehingga sudah memenuhi syarat kosmetik micellar water.
Apabila pH diatas 6,5 bisa diberi asam laktat untuk mengurangi Ph.

 Volume Terpindahkan
Tujuan : memastikan bahwa larutan oral yang dikemas dalam wadah dosis
ganda, dengan volume yang tertera di etiket tidak lebih dan kurang dari100 mL,
jika dipindahkan dari wadah asli akan memberikan volume sediaan seperti yang
tertera pada etiket
Alat : gelas ukur
Syarat : Volume terpindahkan tidak boleh kurang dan lebih dari 100 mL
Uji Lampiran Hasil
Volume terpindahkan

Dari hasil yang telah kelompok kami


lakukan, pada volume terpindahkan
memiliki volume 100ml. sehingga
pada uji terpindahkan sudah sesuai
dengan syarat pada uji terpindahkan
micellar water
BAB IV
KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN

Micellar water merupakan sebuah sediaan berbentuk larutan yang berfungsi untuk
membersihkan wajah dari kotoran maupun make up keuntungan dari micellar water yaitu
dapat digunakan sebagai pembersih kulit sensitive karena mempunyai potensi iritasi yang
rendah dan memiliki kemampuan untuk meningkatkan kelembapan kulit. Micellar water
mengandung tetesan mikroskopis kecil (misel) dari surfaktan atau Surface Active Agents,
surfaktan terdiri dari molekul dengan ekor lopofilik (menyukai minyak) dan kepala hidrofilik
(menyukai air). Mereka dapat bertindak untuk mengikat bahan minyak dan air menjadi satu.
Surfaktan diklasifikasikan berdasarkan gugus hidrofiliknya menjadi surfaktan anionic,
kationik, amfoterik, dan nonionik. Surfaktan anionic (gugus hidrofilik bermuatan negative)
banyak digunakan untuk produk detergen, pembersih pakaian, dan shampoo karena sifat
pembersihnya yang sangat baik. Surfaktan kationik (gugus hidrofilik bermuatan positif)
terkandung dalam keratin sehingga digunakan sebagai hair conditioner. Surfaktan nonionik,
merupakan kelompok surfaktan yang paling banyak, tidak larut dalam larutan air.
Karakteristik utamanya adalah baik untuk kulit dan kompatibel terhadap bagian mata.
Biasanya tipe surfaktan ini digunakan sebagai cleansing agents (kombinasi dengan surfaktan
anionic) dan amulsifier. Paling banyak digunakan pada produk bayi atau kulit sensitive.
Selain itu, terdapat juga bahan-bahan lain yaitu tween dan span sebagai surfaktan,
Gliserin sebagai pelembab pada kulit, Propilenglikol untuk mencegah kulit kehilangan
kelembapan, sodium benzoate sebagai pengawet dalam sediaan, etanol 70% sebagai pelarut
dan sebagai pengangkat kotoran pada kulit, asam laktat digunakan sebagai pengatur pH agar
sesuai dengan syarat sediaan micellar water, aqua rosae digunakan sebagai pelarut dan juga
pewangi dalam kosmetik miccelar water.
Pada percobaan kali ini, kelompok kami membuat sediaan micellar water
menggunakan tween 80 dan span 20. Di praktikum sebelumnya, kami trail formula
menggunakan span 80, tween 80 dan menggunakan zat aktif yaitu olive oil. Namun ternyata,
sediaan yang dihasilkan tidak seperti micellar water melainkan seperti toner/ susu pembersih.
Warna pada sediaan tersebut menjadi putih susu bukan putih bening seperti yang kami
harapkan. Kemudian kami mencoba kembali trail terhadap formula kami. Kami mencoba
menggunakan tween 80 dan span 20 sebagai surfaktan yang dapat mengangkat kotoran.
Ternyata pada percobaan kali ini kami berhasil. Sediaan yang kami hasilkan berwarna
bening, dengan pH yang dihasilkan 4,7. Pada percobaan ini kami belum memberikan asam
laktat, berhubung sediaan kami memiliki Ph yang cocok untuk kulit maka kami tidak
memberikan asam laktat. Sehingga penggunaan asam laktat opsional (sesuai dengan
kebutuhan).
Setelah sediaan kosmetik micellar water sudah jadi kelompok kami melakukan pengujian
diantaranya adalah :
 Uji Organoleptik
Dari hasil yang telah kelompok kami lakukan, memiliki hasil yaitu bau bunga warna bening,
dan dan berbentuk cair sesuai dengan syarat uji organoleptis dari kosmetik micellar water
 Uji Kejernihan
Dari hasil yang telah kelompok kami lakukan pada hasil sediaan micellar water tidak ada
partikel yang melayang. Dan bisa disimpulkan bahwa hasil sediaan jernih pada uji kejernihan
 Uji pH
Pada hasil praktikum kelompok kami lakukan pada sediaan micellar water mempunyai pH
4,7 sehingga sudah memenuhi syarat kosmetik micellar water
 Volume Terpindahkan
Dari hasil yang telah kelompok kami lakukan, pada volume terpindahkan memiliki volume
100ml. sehingga pada uji terpindahkan sudah sesuai dengan syarat pada uji terpindahkan
micellar water

Botol yang sebelah kiri merupakan hasil sediaan micellar water kami,
sedangkan yang sebelah kanan dari sediaan micellar water jadi kami,
merupakan sediaan yang kami lakukan menggunakan olive oil.
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Formulasi yang baik agar sediaan kosmetik micellar water berkualitas
harus memenuhi aspek- aspek farmasetik meliputi stabilitas (stability),
keamanan (safety), efektifitas (efectivity), dan aseptabilitas (acceptability).
Hasil Evaluasi Sediaan Micellar water

 Uji Organoleptis
Bau : Bunga
Bentuk : Cair
Warna : Bening (tidak ada warna)

 Hasil Evaluasi sediaan

pH yang dihasilkan adalah 4,7 yang menunjukan sediaan sudah memenuhi


rentang persyaratan pH kosmetik micellar water yang baik untuk kulit wajah. Dari
hasil sediaan micellar water tidak ada partikel yang melayang. dan bisa
disimpulkan bahwa hasil sediaan jernih pada uji kejernihan. Dari hasil pada
volume terpindahkan memiliki volume 100ml, sehingga pada uji terpindahkan
sudah sesuai dengan syarat pada uji terpindahkan micellar water

Hasil dari sediaan micellar water dan kemasan


Daftar Pustaka

Anonim. (1995). Final Report On The Safety Assessment of TEA Stearate . Jurnal of The
America College of Toxicology, 240-248.
Lourith, N., & Kanlayavattanakul, M. (2009). Natural Surfactan used in cosmetic :
Glycolipids.
Lukic, M., Pantelic, I., & Savic, S. (2016). Surfactan for formulation of cosmetics with
certain emphasis on acidic active sybsrances.
Michelle, M. (2015). What is micellar water and how does it works ? .
Tranggono, R. I., & Latifah, F. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik . Jakarta:
Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai