Anda di halaman 1dari 21

I.

Rancangan Formula
Tiap 15 gram mengandung
Desoximetasan 0,25%
Alfa tokoferol 0,01%
Na. EDTA 0,1%
Isopropil myristate 2%
Cera alba 2%
Potassium sorbat 0,05%
Adeps lanae 10%
Vaselin flavum ad 100%
II. Rencana Desain Sediaan
Rencana nomor registrasi : DKL1700800430A1
Rencana nomor batch : H 780004
Rencana klaim etiket : Kertas stiker
Rencana bahan kemas primer : Tube
Rencana bahan kemas sekunder : Kertas foto
Rencana bahan lebel/etiket : Kertas stiker
Rencana bahan leaflet/brosur : Kertas A4 70 gsm
Rencana alat penakar :-
Rencana indikasi sediaan : Salep antiinflamasi
III. Dasar Formulasi
1. Bahan aktif yang dibuat dalam bentuk sediaan dengan sistem
yang dipilih karena, desoksimethasone merupakan
kortikosteroid yang khusus dikembangkan untuk penggunaan
topical atau merupakan golongan kortikosteroid topical.
Desoksimethasone memiliki efek antiflamasi, antialergi,
antisedatif,antipoliferasi dan antipriuritis sehingga dapat bekerja
secara local pada tempat terjadinya inflamasi ataupun reaksi
alergi. Sediaan salep lebih meningkatkan potensi dibandingan
dengan sediaan lain sehingga efikasi dalam terapi dapat
tercapai serta obat dapat berdifusi dalam kulit secara topical.
Sediaan salep dapat lebih lama tinggal apada kulit dan
meningkatkan proses difusi obat kedalam kulit karena adanya
perbedaan gradient konsentrasi. Salep juga memiliki viskositas
yang tinggi dibandingkan sediaan topikal. Seperti krim sehingga
semakin tinggi viskositas maka, semakin tinggi pula dengan
difusi dari obat untuk berdifusi keluar basisnya (Fatmawaty, dkk
2012). Ditinjau dari kelarutannya desoksimethasone tidak larut
air, sehingga dapat dibuat sediaan salep dengan basis minyak
yang dapatsecara ideal dikulit , sediaan salep sifatnya lebih
nyaman praktis dan waktu kontak obat dengan kulit lebih lama
(Syamsuni, 2007)
2. Keuntungan bila desoksimethasone diformulasi menjadi salep
a. Waktu kontak dengan kulit lebih lama, sehingga terapi lebih
optimal
b. Bekerja lokal pada tempat terjadinya inflamasi atau alergi
(Tjay Tan Hoan, 2007)
c. Bekerja pada bagian epidermis sampai berefek sistemik
atau sampai pada pembuluh darah ( Reyshiani, 2015).
3. Tujuan khusus yang ingin dicapai dengan memformulasi bahan
aktif menjadi salep adalah dapat bekerja lokal pada tempat
terjadinya inflamasi atau reaksi alergi (Resyani,2015).
III.2Dasar pemilihan bahan aktif
1. Alasan pemilihan zat aktif
Desoksimetason merupakan kortikosteroid topikal yang
memiliki daya antiinflamasi, antialergi,antieksidatif,antipiferasi
dan anti pruritis yang bekerja secara lokal pada tempat
terjadinya reaksi inflamasi dan memiliki efek samping yang
rendah dibanding kortikosteroid. Sistemik yang dapat
mengiritasi lambung dan sebagainya. Efek antiinflamasi dapat
diberikan tanpa adanya efek samping yang berat (Reyshiani,
2015).
2. Tujuan spesifik pemilihan zat aktif
Merupakan kortikosteroid topikal yang memiliki efek samping
yang rendah dibandingkan kortikosteroid
spesifik(Farmakoterapi, 2012)
3. Alasan pemilihan kekuatan sediaan
Dexosimetasone berefek sebagai antiinflamasi yang beredar
di pasaran dengan konsentrasi 0,25% dalam 15 g.
III.3 Dasar Pemilihan Bahan Tambahan
1. Jelaskan tujuan penggunaan bahan tambahan
a. -tokoferol
Digunakan sebagaia antioksidan karena -tokoferol
merupakan antioksidan alami (Rowe,2009). Dimana para
ahli kimia menyarankan untukn menggunakan antioksidan
alami, karena pada penggunaan antioksidan sintetik
seperti BHA (Butil Hikdroksil Anisol) dan BHT (Butil
Hidroksil Toluena) banyak menimbulkan kekhawatiran dan
efek samping. Beberapa hasil studi laboratorium
menunjukkan kalau BHA dan BHT bisa menyebabkan
kanker dan tumor . selain itu ada bukti yang mendukung
kalau BHA dan BHT menyebabkan gangguan
metabolisme pada manusia. (Jurnal oleh Hermiati,dkk.
2015)
b. Vaselin kuning
Digunakan dalam sediaan topikal sebagai basis
salep lemak yang kurang diserap vaselin kuning
merupakan basis hidrokarbon yang mampu membuat
sediaan lebih stabil, meningkatkan daya sebar sediaan,
meningkatkan hidrasi kulit sehingga mudah untuk
diabsorpsi, tidak mengiritasi kulit (HOPE ed v ;
Naibaho,dkk.2013)
c. Cera alba
Digunakan sebagai basis salep, dapat meningkatkan
stabilitas memperkuat daya lekat, (Setiawati,riem Indah;
HOPE ed. V)
d. Adeps Lanae
Digunakan untuk sediaan salep, merupakan basis
hidrofobik yang menghasilkan salep yang mudah
menyerap pada lapisan kulit, memudahkan dalam
penyerapan obat, stabil, tidak mudah terpisah
(HOPE,ed.VI).
e. Isopropil Myristate
Digunakan sebagai agen penetrasi untuk
meningkatkan absorbsi zat aktif pada permukaan kulit,
tidak bersifat toksik, tidak mengiritasi kulit dan larut pada
minyak lemak pada konsentrasi 1-10% (HOPE ed.v).
dimana zat aktif diabsorbsi tergantung dari zat pembawa
dan kekuatannya selain itu karena zat zat aktif yang
digunakan diabsorbsi secara secara sistemik sehingga
butuh penetrasi (Joice dan Evely,1996).
f. Potassium sorbat
Digunakan sebagai pengawet (Rowe,2009).
Digunakan dalam bentuk gamma agar tidak bereaksi
dengan Na.EDTA (HOPE Edisi VI).
2. Jelaskan keunggulan penggunaan bahan tambahan
a. -tokoferol
Merupakan antioksidan alami, karena pada
penggunaan antioksidan sintetik seperti BHA (Butil
Hikdroksil Anisol) dan BHT (Butil Hidroksil Toluena)
banyak menimbulkan kekhawatiran dan efek samping.
Beberapa hasil studi laboratorium menunjukkan kalau
BHA dan BHT bisa menyebabkan kanker dan tumor .
selain itu ada bukti yang mendukung kalau BHA dan
BHT menyebabkan gangguan metabolisme pada
manusia(Hermiati,dkk. 2015).
b. Vaselin kuning
Vaselin kuning merupakan basis hidrokarbon yang
mampu membuat sediaan lebih stabil, meningkatkan
daya sebar sediaan, meningkatkan hidrasi kulit sehingga
mudah untuk diabsorpsi, tidak mengiritasi kulit (HOPE ed
V;Naibaho,dkk.2013). vaselin kuning dipilih dibandingkan
vaselin putih karena pembuatan vaselin kuning tidak
mengandung asam sulfat yang dapat mengiritasi kulit,
sedangkan vaselin putih dimurnikan dari hasil vaselin
kuning yang menggunakan asam sulfat, dimana asam
sulfat dapat mengakibatkan rasa panas pada kulit.
c. Cera alba
Digunakan sebagai basis salep, dapat meningkatkan
stabilitas dan konsistensi salep memperkuat daya lekat
(Setiawati,riem Indah; HOPE ed. V).
d. Adeps Lanae
Digunakan untuk sediaan salep, merupakan basis
hidrofobik yang menghasilkan salep yang mudah
menyerap pada lapisan kulit, memudahkan dalam
penyerapan obat, stabil, tidak mudah terpisah
(HOPE,ed.VI). Karena desoximetason bekerja sistemik
sehingga diperlukan basis salep yang bersifat absorbsi
yaitu adepslanae.
e. Isopropil Myristate
Digunakan sebagai agen penetrasi untuk
meningkatkan absorbsi zat aktif pada permukaan kulit,
tidak bersifat toksik, tidak mengiritasi kulit dan larut pada
minyak lemak pada konsentrasi 1-10% (HOPE ed.v).
dimana zat aktif diabsorbsi tergantung dari zat pembawa
dan kekuatannya selain itu karena zat zat aktif yang
digunakan diabsorbsi secara secara sistemik sehingga
butuh penetrasi(Joice dan Evely,1996).
f. Potassium sorbat
Digunakan sebagai pengawet (Rowe,2009).
Digunakan dalam bentuk gamma agar tidak bereaksi
dengan Na-EDTA. Dimana Na-EDTA bereaksi dengan
zat-zat asam. Asam sorbat tidak digunakan karena dapat
bereaksi dengan Na-EDTA (HOPE Edisi V), natrium
benzoat dan asam benzoat tidak digunakan karena
memilik spektrum sempit dimana hanya dapat
menghambat pertumbuhan bakteri gram posotif (HOPE
Edisi V).
3.Karakteristik spesifik yang ingin dicapai dengan
penggunaanbahan tambahan
a. Stabil dalam penyimpanan yaitu warna dan konsistensi
salep harus sesuai dengan spesifikasi pada saat
pembuatan awal salep dan baunya tidak tengik (Ditjen
POM, 1979). Oleh karena itu, digunakan -tocopherol
sebagai antioksidan untuk mencegah salep dari
terjadinya reaksi oksidasi, Natrium EDTA digunakan
untuk membantu menstabilkan salep karena kemasan
primer yang digunakan adalah tube yang mengandung
logam, dan penggunaan kalium sorbat sebagai
pengawet untuk fase lemak karena salep terdiri dari
komponen lemak sehingga perli mencegah tumbuhnya
bakter. Dengan begitu tidak terjadi perubahan warna,
konsistensi dan bau dari salep pada saat penyimpanan.
Selain itu, penggunaan dalam bentuk garam agar tidak
bereaksi dengan adeps lanae karena jika dalam bentuk
asam akan bereaksi dengan adeps lanae (Rowe, dkk.,
2009).
b. Homogen (Depkes RI, 1979). Sehingga digunakan basis
salep (cera alba, adeps lanae dan vaselin) yang secara
fisika kimia dapat bercampur dengan zat aktif
(Desoximetasone) (Martin, dkk., 1993).
c. Daya sebar antara 5-7 cm. Daya sebar tergantung dari
basis salepnya. Dimana basis salep harus memiliki daya
sebar yang baik untuk menjamin pemberian obat yang
memuaskan. Basis cera alba, adeps lanae dan vaselin
kuning yang merupakan basis absorbsi memiliki daya
sebar 5,8 (Garg,dkk.,2002).
d. pH 4,5-4,6 yaitu sesuai dengan pH kulit (Tranggono,
dkk., 2007). Digunakan basis absorbsi karena salep
dengan basis ini memiliki pH 4,9 (Ali, dkk., 2015). Jika
kadar pH terlalu rendah atau asam akan menyebabkan
iritasi kulit, sedangkan jika terlalu basa akan
menyebabkan gatal-gatal dan kulit menjadi bersisik
(Wilkinson, 1982).
e. Daya lekat yang lama pada kulit (Voigt, 1995). Adeps
lanae merupakan basis yang dapat melekat dan
bertahan lama pada permukaan kulit sehingga dapat
melunakan stratrum corneum dan memudahkan
penyerapan zat aktif secara sistemik (Syamsuni, 2006).
f. Dapat berpenetrasi secara sistemik. Oleh karena itu
digunakan isopropil myristat untuk membantu
penyerapan zat aktif secara sistemik karena zat aktif
(Desoximetasone) yang digunakan bekerja secara
sistemik (Joyce dan Evelyn, 1996).
4. Bahan tambahan yang digunakan sangat dibutuhkan
secara spesifik dalam formulasi.
a. -tokoferol dibutuhkan sebagai antioksidan karena salep
rentan teroksidasi sehingga perlu ditambahkan
antioksidan untuk mencegah terjadinya dekomposisi
akibat reaksi oksidan (Rowe,2009).
b. Vaselin Kuning dibutuhkan sebagai Basis lemak salep
(HOPE ed.V).
c. Cera alba dibutuhkan sebagai basis salep agar
memperkuat daya lekat sediaan(HOPE,ed.V).
d. Adeps lanae dibutuhkan untuk memudahkan dalam
penyerapan obat yang berefek secara sistemik
(HOPE,ed.VI).
e. Na.EDTA dibutuhkan sebagai penghelat untuk
menghindari adanya interaksi antara sediaan terhadap
dengan wadah yang dapat mengurangi efek farmakologi
dari sediaan.
f. Isopropil Myristate sebagai penetrasi agar zat aktif dapat
diabsorbsi secara sistemik (HOPE,2009).
g. Potassium sorbat dibutuhkan sebagai pengawet
(Rowe,2009).
III.4 Dasar Pemilihan Bahan Kemas
1. Tujuan penggunaan bahan kemas (primer)
Penggunaan tube agar menghindari bahan obat dari
mikroba potensial fungsi di dalam tube dapat mengurangi
terkena udara, mudah dalam pengambilan sediaan dan
mudah dibawa oleh karena itu, lebih stabil dan dapat tahan
lama pada pemakaian disbanding dalam botol (Ansel, 1989).
2. Keunggulan bahan kemas primer yang dipilih
Tidak mempengaruhi bahan yang disimpan ke dalamnya
baik secara kimia maupun fisika (Ilmu Resep, 2013)
3. Bahan kemas yang digunakan dibutuhkan secara spesifik
dalam formulasi bahan aktif karena dapat melindungi sediaan
terhadap masuknya bahan lain dan mencegah masuknya
sediaan pengangkutan, penyimpanan, dan distribusi (FI edisi
III).
IV. Informasi bahan aktif
1. Uraian farmakologi (Handbook of Exicient : 1525)
Nama : Desoximetason
Nama lain : Desoksimetason, Dexosimetason
Kelas farmakologi : Anti inflamasi, golongan kortikosteroid
Indikasi : Berbagai jenis eksim, psoriasis, dan
dermatitis
Mekanisme kerja : Mengatasi inflamasi dengan cara
menstabilkan membran
lisosomleukosit, mencegah pelepasan
asamhidrolasedestruktif dan
leukosit,menghambat akumulasi
makrofag didaerah radang.
Kontraindikasi : Pasien yang peka atau alergi terhadap
desoximetason atau steroid lain, Tba
kulit, cacar, herpes.
Efek samping : Rasa terbakar, kulit kering dan
gatalgatal
Dosis dan pemberian : 1-3 kali sehari, dioleskan tipis pada
tempat yang sakit
Farmakokinetik : Diabsorbsi oleh kulit melalui
tipeperkutan penyerapan lebih
banyakpada stratum. t = 15 17 jam,
daneksresi melalui ginjal

2. Uraian sifat kimia bahan aktif (HOPE Edisi V)


Nama resmi : Desoximetason
Nama lain : Desoksimetason, Dexosimetason
RM : C22H29Fo4
BM : 376,5
Titik lebur : 2170C
RM :

Pemerian : Warna putih, praktis berwarna


putih,tidak berbau, serbuk kristal.
Kelarutan : Tidak larut dalam air, sangat larut
dalam etanol, aseton dan dalam
kloroform.
Konsentrasi : 0,05 0,25 %
Saran penyimpanan : Simpan pada tempat sejuk
terlindungdari cahaya matahari.

V. Informasi Bahan Tambahan


1. Adeps Lanae (FI III) dan (HOPE edisi v hal 399)
Nama resmi : Lanolin
Nama lain : Lemak bulu domba
Kelas fungsional : basis salep, lanolina, cera lanae,
lanolin anhidrat
Konsentrasi : 10 %

RB :
Pemerian : Warna : kuning muda
Rasa : tidak manis
Bau : berbau lemah dan khas
Bentuk : lunak
Kelarutan : Dalam air : praktis tidak larut
Dalam pelarut lain : Agak suka larut
dalam etanol dan mudah larut dalam
kloroform.
Titik lebur : 36 C 42 C
Inkompatibilitas : lanolin mungkin mengandung
prooksidasiyang dapat mempengaruhi
stabilitasobat-obatan aktif tertentu.
Saran penyimpanan : wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya,tempat sejuk.
2. Isopropyl myristate (HOPE edisi v hal 374)
Nama resmi : isopropyl myristate
Nama lain : isopropyl ester dari myristate
Kelas fungsional : penetran,emollient solvent
Konsentrasi : 1-10 %
RM : C12H34O2
RB :

BM : 270,5

Pemerian : Warna : tidak berwarna


Bau : bau khas lemah
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut
dalam aseton, kloroform, etanol, etil
asetat, lemak alcohol.Praktis tidak
larut dalam gliserin dangliserol.
Stabilitas : tahan terhadap proses oksidasi
danhidrolisis dan tidak menjadi tengik.
Inkompatibilitas : ketika bersentuhan dengan karet,
akan ada viskositas dengan
pembengkakanbersamaan dan
pelarutan sebagian karet,kontak
dengan plastik.
Saran penyimpanan : pada tempat tertutup, sejuk, kering
dan terlindung cahaya.

3. potassium Sorbat (HOPE Edisi V)


Nama resmi : potassium sorbitum
Nama lain : kalium sorbat
Kelas fungsional : pengawet
Konsentrasi : 0,05 %
RM : C6H8O3
RB :

BM : 112,13
Pemerian : Warna : tidak berwarna
Rasa : tidak berasa
Bau : khas lemak
Bentuk : padatan
Kelarutan : larut dalam air mendidih, mudah larut
dalammetanol, etanol dan aseton.
Stabilitas : mudah terksidasi, stabil dengan
oksidanpropil 0,02%
Inkompatibilitas : agen pengoksidasi dan asam lemah
Saran penyimpanan : wadah tertutup baik

4. Vaselin Kuning (FI IV, HOPE edisi v hal, 331)


Nama resmi : vaselin flavum
Nama lain : petroleum jelly, vaselinum flavum,
yellowpetrolatum
Kelas fungsional : basis hidrokarbon
Konsentrasi : 30 % atau < 100 %
BM : 40,30
Pemerian : Warna : kuning muda
Rasa : tak berasa
Bau : tidak berbau
Bentuk : massa lunak lengket
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, tidak larut
dalampelarut lain, agak sukar larut
dalam etanol, larut dalam
kloroform, eter dan eter minyak tanah.
Titik lebur : 36-60 C
Stabilitas : stabil dari komponen hidrokarbon
alam nonreaksi, masalah stabilitas
terjadi karena adanya sejumlahg kecil
kontaminasi.
Saran penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung
daricahaya

5. Alfa Tokoferol (HOPE V hal 32)


Nama resmi : Alpha Tokopherol
Nama lain : Copherol F1300, Tokopherol, Vitamin E
Kelas fungsional : Antioksidan
Konsentrasi : 0,001% - 0,5%
Rumus molekul : C29H50O2
Berat molekul : 430,72
Rumus bangun :

Pemerian : Cairan berminyak, tidak berwarna


atau kuning, kental
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, bebas
larut dalam aceton, etanol, eter, dan
minyak nabati.
Stabilitas : Lebih banyak stabil terhadap oksidasi
dari pada tokoferol bebas tetapi dapat
menimbulkan kurangnya keefktifan
antioksidan.
Inkompatibilitas : tidak sesuai dengan peroksida dan ion
logam terutama besi, tembaga, dan
perak, mungkin diserap kedalam
plastik.
Cara penyimpanan : harus disimpan di bawah gas inert,
dalam wadah kedap udara, di tempat
sejuk dan kering, dan terlindung dari
cahaya.

6. Na-EDTA (HOPE V hal 192)


Nama resmi : Dinatrium Edetat
Nama lain : Disodium edathamil,
ataetraceratedisodium
Kelas fungsional : Penghelat
Konstentrasi : 0,1%
Rumus molekul : C10H14N2Na208/3
Berat molekul : 38,21
Rumus bangun :

pH : 4,3-4,7
Pemerian : Serbuk kristal putih, dengan
sedikitasam
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam kloroform dan
eter, sedikit larut dalam etanol (95%),
larut dalam 11 bagian air
Stabilitas : Sedikit stabildalam bentuk padat, lebih
stabil dalam bentuk basa bebas,
mengalami dekarboksilasi jika
dipanaskan di atas suhu 1500C
Inkompatibilitas : Dengan bahan pengoksidasi kuat,
basa kuat, ion logam polivalen
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, sejuk dan
kering.

7. Cera alba (HOPE Edisi V)


Nama resmi :Cera album
Nama lain : Malam putih
Kelas Fungsional : Basis krim, Penstabil emulsi
Konsentrasi : 1- 20%
Pemerian : Padatan putih kekuningan,
sedikittembus cahaya dalam keadan
tipis,bau khas lemah dan bebas
bautengik.
Kelarutan :Tidak larut dalam air, agak sukar
larutdalam etanol dingin, larut
kloroform,eter, minyak lemak
Stabilitas : Stabil jika di simpan pada wadahn
tertutup rapat dan terlindung
daricahaya.
Inkompatibilitas : Dengan zat pengoksidasi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,
terlindungdari cahaya.

VI.1 PEARALATAN
NO ID ALAT NAMA ALAT/MEREK JUMLAH NO.SOP
1 CW Cawan Porselin 1 001
2 BTP Batang Pengaduk 1 002
3 MS Mortir dan Stamper 1 003
4 SP Spatel 1 004
5 ST Sendok Tanduk 1 005
6 SD Sudip 1 006
7 KP Kertas Perkamen 6 007
8 TS Tube Salep 1 008

VI.2 PARAMETER KRITIS


PARAMETER
NO TAHAP PENGUJIAN
KRITIS
1 Peleburan
2 Pencampuran 1 Homogen Halogenesis
3 Pencampuran 2 Homogen Homogenesis
pH Penetapan kadar pH
Organoleptik Evaluasi
organoleptik
Viskositas Pengukuran
viskositas

VI.3 Rancangan Spesifikasi Sediaan


HASIL
NO. KRITERIA SPESIFIKASI
EVALUASI
1 Organoleptis Tidak Berbau, Tidak Berbau,
berwarna putih berwarna putih
2 Ph 4,5 6,5
3 Identifikasi 5-8 Cm 5,5 cm
(Daya Sebar)
4 Daya lekat 0,43 detik

VII. Rancangan Pengemasan


VII.1 Kemasan Primer
Jenis : Tube
Bahan : Alumunium Foil
Dimensi : 3 Dimensi
Volume : 5 Gram
VII.2 Kemasan Sekunder
Jenis : Dus
Bahan : Kertas Bufalo
Dimensi : 3 Dimensi
Volume : 5 Gram
VII.3 Leaflet
Jenis : Kertas
Bahan : Kertas HVS
Dimensi : 2 Dimensi
VII.4 Label
Jenis : Kertas
Bahan : Kertas HVS
Dimensi : 2 Dimensi

VIII. Perhitungan
Dibuat salep 15 gram dilebihkan 10% = 16,5 gram
0,25
1. Desoximetasone 16,5 gram 0,04 gram
100
0,01
2. Alfa-tokoferol 16,5 gram 0,00165 gram
100
0,1
3. Na.EDTA 16,5 gram 0,00165 gram
100
0,05
4. Potasium Sorbate 16,5 gram 0,0085 gram
100
5
5. Isopropil Mistirate 16,5 gram 0,825 gram
100
2
6. Cera Alba 16,5 gram 0,33 gram
100
10
7. Adeps Lanae 16,5 gram 1,65 gram
100
8. Basis(Vaselin)
16,5 gram (0,04 0,002 0,0165 0,08 0,825 0,33 1,65) gram
16,5 gram 2,8715 gram
13,62 gram

VIII. Rancangan Proses Produksi


1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang semua bahan sesuai penimbangan dan
panaskan mortir
3. Dilakukan peleburan fase minyak berturut-turut yaitu
cera alba, adeps lanae, dan vaselin menggunakan
cawan porselin di atas penangas air.
4. Dimasukkan hasil leburan kedalam mortir panas, gerus
ad homogen dan mortir mendingin
5. Ditambahkan Na.EDTA gerus ad homogen
6. Ditambahkan isopropil mistirate gerus ad homogen
7. Ditambahkan potasium sorbat gerus ad homogen
8. Dimasukkan desokimetasone yang telah digerus terlebih
dahulu kedalam mortir lalu gerus ad homogen
9. Ditambahkan alfa-tokoferol gerusad homogen
10. Dimasukkan kedalam tube dikemas dan diberi etiket
11. Dilakukan evaluasi sediaan salep.

DAFTAR PUSTAKA
Ali, N.W., Yamlean, P.V.Y., dan Kojang, N.S., 2015. Pengaruh Perbedaan
Tipe Basis Terhadap Sifat Fisik Sediaan Salep Ekstrak Etanol Daun
Tapak Kuda (Ipomoea pes-caprae (L) Sweet).Pharmacon,
UNSRAT: Manado

Ditjen POM. 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan


RI, Jakarta
Ditjen POM.1990. Farmakope Indonesia Edisi III.Departemen kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.
Fatmawaty,dkk.2012.Teknologi Sediaan Farmasi : Makassar
Garg, A., Aggrawal, D., Garg, S., dan Sigla, A.K., 2002. Spreading of
Semisolid Formilation: An Update. Pharmaceutical Thecnoogy
Johan, Reyshiani, 2015. Penggunaan kortikosteroid topikal yang tepat.
CDK-227/Vol.42. No.4 th 2015. Cimahi: poliklinik kulit dan kelamin
RS Dustira.
Joyce, L.K., dan Evelyn R.H., 1996. Farmakologi: Pendekatan Proses
Keperawatan Cetakan I. EGC: Jakarta

Martin, A., Swarbick, J., dan A. Cam marata. 1993. Farmasi Fisika 2 Edisi
III. Jakarta: UI Press
Naibaho,dkk. 2013. Pengaruh basis terhadap formulasi sediaan salep
ekstrak daun kemangi pada kulit ounggung kelinci yang dibuat
infeksi. Jurnal ilmiah farmasi UNSRAT; manado.
Owan, S. J. And Weller, P.J. 2006. Handbook Of Pharmaceutical Exipient.
Fifth Edition. Pharmaceutical Press.Ok
Rowe.R.,Paul J Sheskey, and sian C owen. 2006. Handbook of Exipient
Pharmacy Fifth Edition. Pharmaceutical Press; USA.
Rowe.R.,Paul J Sheskey, and sian C owen. 2009. Handbook of Exipient
Pharmacy Sixth Edition. Pharmaceutical Press; USA.
Syamsuni, 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Kedokteran:
EGC, Jakarta
Tranggono, R. I., F. Latifah., 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik. PT. Gramedia, Jakarta
Voigt, R. 1995,Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Diterjemahkan oleh
Soendani N.S., UGM Press, Yokyakarta
Wilkinson, J. B. and Moore, R. J. 1982, Harrys Cosmeticology Seventh
Edition, Chemical Publishing, New York

Anda mungkin juga menyukai