Anda di halaman 1dari 1

TUGAS RESUME PRAKTIKUM ANALISIS KROMATOGRAFI

NAMA : Aulia Fathonah Sasmita


NIM

: 146956

KELAS: 2B/ kelompok 11


Kromatografi gas adalah suatu metode analisis yang didasarkan pemisahan fisik zat organik
atau zat anorganik yang stabil pada pemanasan dan mudah diatsirikan. Kromatografi gas digunakan
untuk analisis kualitatif dan kuantitatif, analisis kualitatif dilakukan dengan membandingkan waktu
retensi sampel dengan standar sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan membandingkan luas
area sampel dengan standar. Pada kromatografi gas sampel diuapkan di dalam gerbang suntik dan
selanjutnya mengalami pemisahan fisik di dalam kolom setelah dielusi dengan gas pembawa yang
inert.
Dikenal dua macam metode kromatografi gas yaitu kromatografi gas padat (KGP) dan
kromatografi gas cair (KGC). KGP adalah dimana fase diam adalah butiran-butiran adsorben padat
dan fase gerak adalah gas. Mekanisme pemisahan komponen sampel adalah perbedaan sifat fisik
adsorpsi sampel oleh fasa diam. Ada beberapa kelemahan pada KGP yaitu adsorpsi fase diam
terhadap komponen-komponen sampel yang bersifat semipermanen terutama terhadap molekul yang
aktif atau molekul yang polar. Disamping itu KGP juga sering kali menghasilkan bentuk kromatogram
yang berekor. Kelemahan adalah efektivitas pemisahan komponen sangat dipengaruhi oleh bobot
molekul. KGP lebih efektif digunakan untuk pemisahan komponen-komponen dengan massa molekul
relative rendah.
Kromotografi gas cair (KGC) dikemukakan pertama kali oleh synge dan martin. Pada KGC
sebagai fase gerak adalah gas yang inert dan sebagai fase diam adalah cairan yang dilapiskan tipis
pada permukaan butiran padat sebagai pendukung . Mekanisme pemisahannya adalah perbedaan
partisi komponen-komponen sampel di antara fase gas dan fase cair. Dalam konteks kromatografi gas
yang paling banyak adalah KGC.
Efisiensi kolom dalam kromatografi secara umum berkaitan dengan lamanya waku komponen
atau molekul yang dianalisis berada dalam kolom atau dikenal sebagai waktu retensi. Ada dua jenis
kolom yaitu kolom kapiler dan kolom kemas. Kolom kapiler memberikan hasil tinggi setara pelat
teori atau disingkat H yang lebih rendah dan tidak dipengaruhi oleh keepatan alir gas pembawa
dibandingkan dengan kolom kemas. Gas pembawa yang biasa digunakan adalah nitrogen,
helium,argon, hydrogen, dan campuran argon dan metana. Tetapi sebaiknya digunakan gas helium
atau hidrogen sebagai gas pembawa karena analisis dapat dilakukan dengan lenbih cepat karena
kenaikan kecepatan fase gerak () tanpa adanya kenaikan harga H yang berarti. Syarat lain gas
pembawa adalah kemurnian yang tinggi, tiap detector memberikan tuntutan kemurnian yang beragam.
Pengaturan suhu pada GC sangat penting sebab pemisahan fisik komponen-komponen terjadi
dalam kolom yang sangat dipengaruhi oleh temperaturdi dalam thermostat oven. Ada dua jenis cara
mengatur temperature yaitu isothermal dan gradient. Detektor pada GC adalahsuatu sensor elektronik
yang berfungsi mengubah sinyal gas pembawa dan komponen-komponen di dalamnyamenjadi sinyal
elektronik. Ada tiga belas detector yang terpadu dengan kromatograf yaitu Thermal Conductivity
Detector(TCD), Flame Ionization Detector(FID), Electron Capture Detector(ECD),Nitrogen
Phosphorus Detector(NPD), Flame Photometric Detector(FPD), Electrolytic Conductivity
Detector(ELCD), Photoinization Detector(PID), Mass Selective Detector(MSD), Infrared
Detector(IRD), Atomic Emission Detector(AED), Helium Ionization Detector(HID), Redox
Chemiliminescence Detector(RCD), Thermonic Ionization Detector(TID).

Anda mungkin juga menyukai