Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kromatografi gas (GC) adalah jenis umum dari kromatografi yang digunakan
dalam kimia analitik untuk memisahkan dan menganalisis senyawa yang
dapat menguap tanpa dekomposisi. GC dapat digunakan untuk pengujian kemurnian zat
tertentu, atau memisahkan komponen yang berbeda dari campuran (jumlah relatif komponen
tersebut juga dapat ditentukan). GC dapat digunakan dalam mengidentifikasi suatu senyawa.
Kromatografi gas, berdasarkan fasa gerak dan fasa diamnya merupakan kromatografi
gas-cair. Dimana fasa geraknya berupa gas yang bersifat inert, sedangkan fasa diamnya
berupa cairan yang inert pula, dapat berupa polimer ataupun larutan. Adapun gambaran
umum dari GC adalah sebagai berikut :

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kromatografi gas ?


2. Apa prinsip dari kromatografi gas ?
3. Apa jenis jenis Kromatografi Gas ?
4. Komponen Alat Kromatografi Gas ?
5. Bagaimana cara kerja kromatografi gas ?
6. Apa kelebihan dan kelemahan kromatografi gas ?

C. Tujuan

1. Untuk mempermudah proses belajar Dasar-Dasar Pemisahan


2. Untuk mengetahui cara pemisaha ncampuran berdasarkan metode kromatografi gas.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Pengertian Kromatografi Gas


Kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh Michael Tswest (1906), seorang ahli
botani Rusia. Tswest menyiapkan kolom yang diisi dengan serbuk kalsium karbonat, dan
kedalamnya dituangkan campuran pigmen tanaman yang dilarutkan dalam eter. Secara
mengejutkan, pigmen memisahkan dan membentuk lapisan berwarna di sepanjang kolom.
Ia menamakan kromatografi pada teknik pemisahan baru ini, dimana chroma berarti
warna serta graphein yang berarti tulisan. Kemudian kimiawan dari Swiss Richard Martin
Willsttter (1872-1942) menerapkan teknik ini untuk risetnya yakni untuk pemisahan
pigmen klorofil.

Kromatografi Gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponen-


komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati suatu lapisan
serapan (sorben) yang diam.Kromatografi gas ada fase gerak dan fase diamnya diantaranya :

a. Fase gerak adalah gas dan zat terlarut terpisah sebagai uap.
b. Fase diam berupa padatan dan cairan. padatan yang biasanya terbuat dari silica
dengan lapisan poliamida sedangkan cairannya yaitu cairan yang dilapisi tipis pada
permukaan butiran padat sebagai pendukung.

2
Kromatografi gas termasuk dalam salah satu alat analisa (analisa kualitatif dan analisa
kuantitatif), kromatografi gas dijajarkan sebagai cara analisa yang dapat digunakan untuk
menganalisa senyawa-senyawa organic. Kita telah mengetahui bahwa ada dua jenis
kromatografi gas, yaitu kromatografi gas padat (KGP), dan kromatografi gas cair
(KGC).Dalam kedua hal ini sebagai fasa bergerak adalah gas (hingga keduanya disebut
kromatografi gas), tetapi antara keduanya hanya cara kerjanya saja yang sama.

Pada kromatografi gas padat (KGP) terdapat adsorbs dan pada kromatografi gas cair
(KGC) terdapat partisi (larutan).Kromatografi gas padat (KGP) digunakan sebelum tahun
1800 untuk memurnikan gas. Metode ini awalnya kurang berkembang.Penemuan jenis-jenis
padatan baru sebagi hasil riset memperluas penggunaan metode ini.Kelemahan metode ini
mirip dengan kromatografi cair padat.Sedangkan kromatografi gas cair sering disebut oleh
para pakar kimia organic sebagai kromatografi fasa uap.Pertama kali dikenalkan oleh James
dan Martin pada tahun 1952.Metode ini paling banyak digunakan karena efisien, serbaguna,
cepat dan peka.Cuplikan dengan ukuran beberapa microgram sampel dengan ukuran 10 gram
masih dapat di deteksi.Komponen cuplikan harus mempunyai tekanan beberapa torr pada
suhu kolom.

Pengertian kromatografi menyangkut metode pemisahan yang didasarkan atas


distribusi deferensial diantara dua fasa mengacu pada beberapa sifat komponen sampel, yaitu:
Melarut dalam cairan
Melekat pada permukaan padatan halus
Bereaksi secara kimia
Sifat-sifat tersebutlah yang dimanfaatkan dalam metode kromatografi ini, yaitu
perbedaan migrasi komponen-komponen di dalam sampel.

B. Prinsip Kerja

Gas pembawa (biasanya digunakan helium, argon atau nitrogen) dengan tekanan
tertentu dialirkan secara konstan melalui kolom yang berisi fase diam. Selanjutnya
sampel diinjeksikan ke dalam injektor (injection port) yang suhunya dapat diatur.
Komponen-komponen dalam sampel akan segera menjadi uap dan akan dibawa oleh
aliran gas pembawa menuju kolom. Komponen-komponen akan teradsorpsi oleh fase
diam pada kolom kemudian akan merambat dengan kecepatan berbeda sesuai dengan
nilai Kd masing-masing komponen sehingga terjadi pemisahan.

3
Komponen yang terpisah menuju detektor akan terbakar menghasilkan sinyal
listrik yng besarnya proporsional dengan komponen tersebut. Sinyal kemudian
diperkuat oleh amplifier dan selanjutnya oleh pencatat (recorder) dituliskan sebagai
kromatogram berupa puncak. Puncak konsentrasi yang diperoleh menggambarkan
arus detektor terhadap waktu.

C. Jenis-jenis Kromatografi gas


Kromatografi gas terdiri dari 2 yaitu kromatografi gas cairan dengan mekanisme
pemisahan partisi, yaitu:
1) Kromatografi gascair (KGC)
Pada KGC sebagai fase diamnya adalah cairan yang disalut tipis pada permukaan
butiran padat sebagai pendukung, sedangkan fase geraknya adalah gas yang lembam.
mekanisme pemisahannya adalah perbedaaan partisi komponen-komponen sample diantara
fase diam dan fase geraknya.
2) Kromatografi gas-padat (KGP)
Fase diam pada KGP adalah butiran-butiran adsorben padat dan fase geraknya adalah
gas. Mekanisme pemisahan komponen sample adalah perbedaan fisik adsorpsi oleh fase
diam. Ada beberapa kelemahan KGP yaitu : adsorpsi fase diam terhadap komponen-
komponen sample bersifat semipermanen terutama terhadap molekul yang aktif atau molekul
yang polar. Di samping itu, KGP sering kali memberikan bentuk kromatogram yang berekor.
Kelemahan yang lain dari KGP adalah efektivitas pemisahan komponen sangat dipengaruhi
oleh bobot molekul. KGP lebih efektif untuk pemisahan komponen-komponen dengan massa
relative (Mr) rendah.

D. Komponen alat kromatografi gas

4
1. Gas Pengangkut

Gas pengangkut/ pemasok gas (carrier gas) ditempatkan dalam silinder bertekanan
tinggi. Biasanya tekanan dari silinder sebesar 150 atm. Tetapi tekanan ini sangat besar untuk
digunakan secara Iansung. Gas pengangkut harus memenuhi persyaratan :
a) Harus inert, tidak bereaksi dengan cuplikan, cuplikan-pelarut, dan material dalam
kolom.
b) Murni dan mudah diperoleh, serta murah.
c) Sesuai/cocok untuk detektor.
d) Harus mengurangi difusi gas.

Gas-gas yang sering dipakai adalah : helium, argon, nitrogen, karbon dioksida dan
hidrogen. Gas helium dan argon sangat baik, tidak mudah terbakar, tetapi sangat mahal. H2
mudah terbakar, sehingga harus berhati-hati dalam pemakaiannya. Kadang-kadang digunakan
juga CO2.
Pemilihan gas pengangkut atau pembawa ditentukan oleh ditektor yang digunakan.
Tabung gas pembawa dilengkapi dengan pengatur tekanan keluaran dan pengukur tekanan.
Sebelum masuk ke kromatografi, ada pengukur kecepatan aliran gas serta sistem penapis

5
molekuler untuk memisahkan air dan pengotor gas lainnya. Pada dasarnya kecepatan alir gas
diatur melalui pengatur tekanan dua tingkat yaitu pengatur kasar (coarse) pada tabung gas
dan pengatur halus (fine) pada kromatografi. Tekanan gas masuk ke kromatograf (yaitu
tekanan dari tabung gas) diatur pada 10-50 psi (di atas tekanan ruangan) untuk
memungkinkan aliran gas 25-150 mL/menit pada kolom terpaket dan 1-25 mL/menit untuk
kolom kapiler.

2. Tempat injeksi ( injection port)


Dalam kromatografi gas cuplikan harus dalam bentuk fase uap. Gas dan uap dapat
dimasukkan secara langsung. Tetapi kebanyakan senyawa organik berbentuk cairan dan
padatan. Hingga dengan demikian senyawa yang berbentuk cairan dan padatan pertama-tama
harus diuapkan. Ini membutuhkan pemanasan sebelum masuk dalam kolom.
Tempat injeksi dari alat GLC/KGC selalu dipanaskan. Dalam kebanyakan alat, suhu
dari tempat injeksi dapat diatur. Aturan pertama untuk pengaturan suhu ini adalah batiwa
suhu tempat injeksi sekitar 50C lebih tinggi dari titik didih campuran dari cuplikan yang
mempunyai titik didih yang paling tinggi. Bila kita tidak mengetahui titik didih komponen
dari cuplikan maka kita harus mencoba-coba. Sebagai tindak lanjut suhu dari tempat injeksi
dinaikkan. Jika puncak-puncak yang diperoleh lebih baik, ini berarti bahwa suhu percobaan
pertama terlalu rendah. Namun demikian suhu tempat injeksi tidak boleh terlalu tinggi, sebab
kemungkinan akan terjadi perubahan karena panas atau penguraian dari senyawa yang akan
dianalisa.
Cuplikan dimasukkan ke dalam kolom dengan cara menginjeksikan melalui tempat
injeksi. Hal ini dapat dilakukan dengan pertolongan jarum injeksi yang sering disebut "a gas
tight syringe".
Perlu diperhatikan bahwa kita tidak boleh menginjeksikan cuplikan terlalu banyak,
karena GC sangat sensitif. Biasanya jumlah cuplikan yang diinjeksikan pada waktu kita
mengadakan analisa 0,5 -50 ml untuk gas dan 0,2 - 20 ml untuk cairan seperti pada gambar
di bawah.

6
3. Kolom
Coulom, ada dua jenis kolom yang digunakan dalam GC. Yang pertama adalah kolom
kemas, yaitu berupa tabung yang terbuat dari gelas atau steinstless berisi suatu padatan inert
yang dikemas secara rapi. Kolom ini memiliki ukuran panjang 1,5-10 m dan diameter 2,2-4
nm.
Yang kedua adalah kolom kapiler, yang biasanya terbuat dari silica dengan lapisan
poliamida. Kolom jenis ini biasanya memiliki ukuran panjang 20-26 m dengan diameter yang
sangant kecil

4. Detektor
Detektor berfungsi sebagai pendeteksi komponen-komponen yang telah dipisahkan
dari kolom secara terus-menerus, cepat, akurat, dan dapat melakukan pada suhu yang lebih
tinggi. Fungsi umumnya mengubah sifat-sifat molekul dari senyawa organik menjadi arus
7
listrik kemudian arus listrik tersebut diteruskan ke rekorder untuk menghasilkan
kromatogram. Detektor yang umum digunakan:
a) Detektor hantaran panas (Thermal Conductivity Detector_ TCD)
b) Detektor ionisasi nyala (Flame Ionization Detector_ FID)
c) Detektor penangkap elektron (Electron Capture Detector _ECD)
d) Detektor fotometrik nyala (Falame Photomertic Detector _FPD)
e) Detektor nyala alkali
f) Detektor spektroskopi massa
Detector, yang paling umum digunakan dalam GC adalah detector ionisasi nyala
(FID) dan detector kondutivitas termal (TCD). Kedunya peka terhadap berbagai komponen
dan dapat berfungsi pada berbagai konsentrasi. Sementara TCD pada dasarnya universal dan
dapat digunakan untuk mendeteksi setiap komponen selain gas pembawa (selama
konduktivitas mereka berbeda dari gas pembawa, suhu detektor),dalam jumlah besar sensitif
terutama untuk hidrokarbon. Sedangkan FID tidak dapat mendeteksi air. TCD adalah detector
non-destruktif, sedangkan FID adalah detector destruktif. Biasanya detector ini akan
dihubungkan dengan Spektrokopi Masa, sehingga akan menjadi rangkaian alat GC-MS.
Adapun salah satu bentuk dari FID adalah sebagai berikut :

8
5. Oven kolom

Kolom terletak didalam sebuah oven dalam instrumen. Suhu oven harus diatur dan
sedikit dibawah titik didih sampel. Jika suhu diset terlalu tinggi, cairan fase diam bisa
teruapkan, juga sedikit sampel akan larut pada suhu tinggi dan bisa mengalir terlalu cepat
dalam kolom sehingga menjadi terpisah.

6. Recorder
Rekorder berfungsi sebagai pengubah sinyal dari detektor yang diperkuat melalui
elektrometer menjadi bentuk kromatogram. Dari kromatogram yang diperoleh dapat
dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dengan cara membandingkan
waktu retensi sampel dengan standar. Analisis kuantitatif dengan menghitung luas area
maupun tinggi dari kromatogram. Sinyal analitik yang dihasilkan detektor disambungkan
oleh rangkaian elektronik agar bisa diolah oleh rekorder atau sistem data.
Sebuah rekorder bekerja dengan menggerakkan kertas dengan kecepatan tertentu. di
atas kertas tersebut dipasangkan pena yang digerakkan oleh sinyal keluaran detektor sehingga
posisinya akan berubah-ubah sesuai dengan dinamika keluaran penguat sinyal detektor. Hasil
rekorder adalah sebuah kromatogram berbentuk pik-pik dengan pola yang sesuai dengan
kondisi sampel dan jenis detektor yang digunakan.
Ada beberapa detektor yang dapat digunakan dalam kromatografi gas. Detektor yang
berbeda akan memberikan berbagai jenis selektivitas. Detektor non selektif merespon
senyawa kecuali gas pembawa, Detektor selektif meresponi berbagai senyawa dengan sifat
fisik atau kimia umum dan detektor khusus menanggapi suatu senyawa kimia tunggal.
Detektor juga dapat dikelompokkan ke dalam concentration dependant detectors and mass
flow dependant detectors.

9
Sinyal dari concentration dependant detectors terkait dengan konsentrasi zat terlarut
dalam detektor, dan biasanya Pengenceran sampel akan menurunkan respon detektor. Mass
flow dependant detectors biasanya menghancurkan sampel, dan sinyal tersebut tergantung
dengan laju di mana molekul-molekul zat terlarut menuju ke detektor.

E. Cara Penggunaan Kromatografi Gas


1. Sampel diinjeksikan ke injektor yang suhunya telah diatur.
2. Setelah sampel menjadi uap, akan dibawa oleh aliran gas pembawa menuju kolom.
3. Sehingga komponen akan terabsorbsi oleh fase diam sampai terjadi pemisahan
4. Komponen yang terpisah menuju detektor akan emnghasilkan sinyal listrik yang
besarnya proporsional.
5. Sinyal listrik tersebut akan diperkuat oleh ampilifier.
6. Kromatogram akan dicatat oleh rekorder berupa puncak.

F. Sampel Yang Dapat Dianalisis Dengan GC


1. Produk Gas Alam
2. KemurnianPelarut
3. AsamLemak
4. ResiduPestisida
5. PolusiUdara
6. Alkohol
7. Steroid
8. MinyakAtsiri
9. Flavor
10. Ganja (mariyuana)

G. Kelebihan Dan Kekurangan Kromatografi Gas


1. Kelebihan
a) Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggi.
b) Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan
yang tinggi.
c) Gas mempunyai vikositas yang rendah.
d) Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat sehingga analisis
relative cepat dansensitifitasnya tinggi.
e) Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam yang
sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala macam campuran.

2. Kekurangan
a) Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap

10
b) Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah
besar.Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada tingkat gram
mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan
kecuali jikaa dan metode lain.
c) Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase
diam dan zat terlarut.

H. Aplikasi Kromatografi Gas

Kromatografi gas telah digunakan pada sejumlah besar senyawa-senyawa


dalam berbagai bidang. Dalam senyawa organic dan anorganik, senyawa logam, karena
persyaratan yang digunakan adalah tekanan uap yang cocok pada suhu saat analisa dilakukan.
Berikut beberapa kegunaan kromatografi gas pada bidang-bidangmya adalah :

a. Polusi udara Kromatografi gas merupakan alat yang penting karena daya pemisahan
yang digabungkan dengan daya sensitivitas dan pemilihan detector GLC menjadi alat
yang ideal untuk menentukan banyak senyawa yang terdapat dalam udara yang
kotor, KGC dipakai untuk menetukan Alkil-Alkil Timbal, Hidrokarbon, aldehid,
keton SO , H S, dan beberapa oksida dari nitrogen dll.
b. Klinik Di klinik kromatografi gas menjadi alat untuk menangani senyawa-senyawa
dalam klinik seperti : asam-asam amino, karbohidrat, CO , dan O dalam darah, asam-
asam lemak dan turunannya, trigliserida-trigliserida, plasma steroid, barbiturate, dan
vitamin
c. Bahan-bahan pelapis Digunakan untuk menganalisa polimer-polimer setelah
dipirolisa, karet dan resin-resin sintesis.
d. Minyak atsiri Digunakan untuk pengujian kualitas terhadap minyak permen, jeruk
sitrat, dll.
e. Bahan makanan Digunakan dengan TLC dan kolom-kolom, untuk mempelajari
pemalsuan atau pencampuran, kontaminasi dan pembungkusan dengan plastic pada
bahan makanan, juga dapat dipakai untuk menguji jus, aspirin, kopi dll.
f. Sisa-sisa peptisida KGC dengan detector yang sensitive dapat menentukan atau
pengontrolan sisa-sisa peptisida yang diantaranya senyawa yang mengandung
halogen, belerang, nitrogen, dan fosfor.
g. Perminyakan Kromatografi gas dapat digunakan untuk memisahkan dan
mengidentifikasi hasil-hasil dari gas-gas hidrokarbon yang ringan.

11
h. Bidang farmasi dan obat-obatan Kromatografi gas digunakan dalam pengontrolan
kualitas, analisa hasil-hasil baru dalam pengamatan metabolisme dalam zat-
zatalir biologi
i. Bidang kimia/ penelitian Digunakan untuk menentukan lama reaksi pada pengujian
kemurnian hasil.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-macam


teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu fasa gerak yang
bias berupa gas( kromatografi gas ) ataupun cair ( kromatografi cair ) dan fasa diam
yang juga bias berupa cairan ataupun suatu padatan. Hal ini dikarenakan adanya
perbedaan polaritas dari fasa diam dan gerak. Ada dua jenis kromatografi gas, yaitu
kromatografi gas padat (KGP), dan kromatografi gas cair (KGC). Kromatografi gas
terdiri dari beberapa alat diantaranya :

1. Fase Mobil (Gas Pembawa)


2. Sistem Injeksi Sampel
3. Kolom
4. Detektor
5. Pencatat (Recorder)

B. Saran

Demikian makalah ini di susun, tentunya banyak kekurangan baik dalam segi isi
atau penyampaiannya. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Penulis juga berharap

12
kromatografi gas yang telah disajikan dalam bab pembahasan dapat dijadikan referensi
ataupun tambahan wawasan bagi pembaca sehingga dapat membedakannya dan dapat
menerapkannya secara

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. GasCromathograpy.2010.(http://teaching.shu.ac.uk/hwb/chemistry/tutorials/ chrom/


gaschrm.htm. Diakses tanggal 31 Januari 2011 )

Adnan, Mochamad. 1997. TeknikKromatografiuntukAnalisisBahanMakanan. Yogyakarta:


Andi Offset

Gadeng,Irwan.2010. Prosedur Penggunaan Alat Gas Chromatography (GC) Agilent 7890A.


(http://Irwan.blogspot.com/2010/ 08/Prosedur-penggunaan- alat-gc.html. Diakses tanggal 31
Januari 2011 )

Hendayana, Sumar Ph.D. 2006. Kimia Pemisahan, MetodeKromatografidanElektrolisis


Modern. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA

Madbardo.2010. Kromatografi Gas.(http://madbardo.blogspot.com/2010/ 02/kromatografi-


gas.html. Diakses tanggal 31 Januari 2011 )

Soebagio, Drs, dkk. 2005. Kimia Analitik II. Malang : UM Press.

13

Anda mungkin juga menyukai