MODUL II
Uraian Materi:
Kromatografi gas (KG) merupakan metode pemisahan suatu campuran menjadi komponen-komponen
berdasarkan interaksi fasa gerak dan fasa diam. Fase gerak berupa gas yang stabil sedangkan fasa
diam bisa zat padat atau zat cair. Cuplikan yang dapat dipisahkan dengan metode ini harus mudah
menguap. Bagan alir dan komponen utama kromatografi gas dapat dilihat pada Gambar 1.
1. Tabung gas (Carrier gas supply) dilengkapi dengan pressure regulator dan flawmeter berfungsi
3. Kolom (Column)
4. Detektor
Gas pembawa (fasa gerak yang akan mendorong/membawa sampel) haruslah berupa gas inert tidak
bereaksi dengan komponen cuplikan, biasanya adalah Nitrogen, argon, helium atau hydrogen yang
Injektor
Injektor adalah tempat untuk memasukkan sampel dengan cara memasukkan sampel dengan cara
disuntikkan menggunakan syringe (suntikan). Sampel yang dapat dianalisis melalui teknik kromatografi
gas dapat berupa zat cair atau gas. Dengan syarat sampel mudah menguap dan stabil (tidak rusak pada
kondisi operasional). Di tempat injeksi terdapat pemanas yang suhunya dapat diatur untuk menguapkan
sampel. Suhu tempat penyuntikan sampel biasanya sekitar 500C di atas titik didih sampel. Bila sampel
rusak pada suhu tersebut maka tidak dapat dianalisis dengan GC.
Kolom
Kolom merupakan tempat terjadinya proses pemisahan karena di dalamnya terdapat fase diam. Oleh
karena itu, kolom merupakan komponen sentral pada GC. Jenis kolom pada GC diantaranya: kolom
kemas/kolom pak (packed column), kolom terbuka (open tubular column)/kolom kapiler (capillary
column); dan kolom preparative (preparative column). Komponen kolom di dalam GC adalah fasa diam
yang berupa larutan yang diisikan ke dalam kolom GC.
b. Ketebalan film, secara langsung mempengaruhi retensi, resolusi, suhu elusi untuk tiap komponen
sampel
c. Diameter internal
d. Panjang kolom, semakin panjang kolom akan meningkatkan resolusi tapi juga akan meningkatkan
biaya dan waktu analisis
Detektor
Rekorder
Rekorder berfungsi sebagai pengubah sinyal dari detektor yang diperkuat melalui elektrometer
menjadi bentuk kromatogram. Dari kromatogram yang diperoleh dapat dilakukan analisis kualitatif dan
kuantitatif. Analisis kualitatif dengan cara membandingkan waktu retensi sampel dengan standar.
Analisis kuantitatif dengan menghitung luas area maupun tinggi dari kromatogram.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
WAKTUNYA
NONTON!!!!!
masing-masing komponennya!