Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH DASAR-DASAR PEMISAHAN ANALITIK

KROMATOGRAFI GAS PADAT

KELOMPOK : 5
NAMA

: EKO DIANTO (06101381320015)


OKTIE DIYAH NURFITRI (06101281320006)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji serta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya seningga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Aspek
Kromatografi Gas Padat.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW Serta
keluarga dan para sahabatnya.
Tak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Pembimbing atas
bimbingan, dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami. Sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insyaAllah sesuai yang
kami harapkan. Dan kami ucapkan terimakasih pula kepada rekan-rekan dan semua pihak
yang terkait dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan
kelemahan,baik materi maupun sismatika penulisan.untuk itu dengan segala kerendahan hati,
penulis mengharapkian kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah di masa yang akan datang.semoga makalah ini bermanfaat.

Palembang, Maret 2015

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian dari kromatografi suatu metode yang dinamis untuk pemisahan dan
deteksi senyawa-senyawa organik yang mudah menguap dan senyawa-senyawa gas
anorganik dalam suatu campuran. KG merupakan teknik analisis yang telah
digunakan dalam bidang-bidang industri, lingkungan, farmasi, minyak, kimia, klinik,
forensik, dan makanan. Bersifat destruktif dan non-destruktif tergantung pada detector
yang digunakan. KG merupakan teknik instrumental yang dikenalkan pertama kali
pada tahun 1950-an, dan saat ini merupakan alat utama yang digunakan oleh
laboratorium untuk melakukan analisis. Perkembangan teknologi yang signifikan
dalam bidang elektronik, computer, dan kolom telah menghasilkan batas deteksi yang
lebih rendah serta identifikasi senyawa menjadi lebih akurat melalui teknik analisis
dengan resolusi yang meningkat. KG dapat diotomatisasi untuk analisis sampel
padat, cair dan gas. Sampel padat dapat diekstraksi atau dilarutkan dalam suatu
pelarut sehingga dapat diinjeksikan ke dalam system KG, demikian juga sampel gas
dapat langsung diambil dengan penyuntik (syringer) yang ketat terhadap gas.
Kromatografi gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponenkomponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati suatu
lapisan serapan (sorben) yang diam. Fase diam dapat berupa zat padat yang dikenal
dengan kromatografi gas padat (Gas Solution Chromatography (GSC)) dan zat cair
sebagai kromatografi gas-cair (Gas Liquid Chromatography (GLC)). Keduanya
hampir sama kecuali dibedakan dalam hal cara kerjanya. Pada GSC pemisahan
berdasarkan

adsorpsi

sedangkan

GLC

berdasarkan

partisi.

Kromatografi Gas (KG), merupakan jenis kromatografi yang digunakan dalam kimia
organik untuk pemisahan dan analisis. Dalam kromatografi gas, fase yang bergerak
(mobile phase) adalah sebuah operator gas, yang biasanya gas murni seperti helium
atau yang tidak reactive seperti gas nitrogen. Stationary atau fasa diam merupakan
tahap mikroskopis lapisan cair atau polimer yang mendukung gas murni, di dalam
bagian dari sistem pipa-pipa kaca atau logam yang disebut kolom. Instrumen yang
digunakan untuk melakukan kromatografi gas disebut gas chromatography
(aerograph,gas pemisah).
B. Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud kromatografi gas padat ?


Apa prinsip dari kromatografi gas padat ?
Bagaimana cara kerja kromatografi gas padat ?
Apa kelebihan dan kelemahan kromatografi gas padat ?
C. Tujuan
Untuk mempermudah proses belajar dasar dasar pemisahan analitik tentang
kromatografi.
Untuk mengetahui cara pemisahan campuran berdasarkan kromatografi gas padat.
Untuk mengetahui pengertian kromatografi gas padat.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah penemuan kromatografi zat padat


Kromatografi sebagai metode pemisahan secara fisikokimia telah ditemukan sejak
awal abad ke 20 oleh seorang botanist keturunan Rusia-Italia, M.S. Tswet. Ia memaparkan
penomena pemisahan yang berdasarkan pada absorpsi pada 21 maret 1903 pada Warsaw
Society of Natural Sciences, yang kemudian dia beri nama Chromatography, merupakan
transliterasi dari bahasa Yunani (greek) yang artinya penulisan warna.
Sejarah Kromatografi berkembang sepuluh tahun setelahnya, L.S. Palmer di US dan
C. Dhere di Eropa secara independen mempublikasikan proses pemisahan yang mirip dengan
Tswet. Pad 1931, Lederer bersama dengan Kuhn dan Winterstein mempublikasikan paper
tentang purifikasi xantofil pada kolom absorpsi CaCO3 berdasarkan prosedur Tswet. Pada
tahun 1941, A. J. P. Martin and R. L. M. Synge dari Cambridge University menemukan
kromatografi partisi, dan mendapatkan nobel pada tahun 1952.
Kromatografi yang ditemukan oleh Tswet dalam bentuk kromatografi cair-padat
(liquid-solid chromatography) mengalami perkembangan selama lebih dari 50 tahun ke
dalam bentuk kromatografi gas (gas chromatography), kromatografi lapis tipis (Tin Layer
chromatography) dan kromatografi cair-cair (liquid-liquid chromatography). Adalah prof.
Horvath dari Yale university, mendesain instrumen yang memiliki kolom yang kecil, yang
sangat resisten terhadap aliran fase gerak, inilah HPLC, dan nama HPLC diperkenalkan oleh
Prof. Horvart pada tahun 1970 pada the Twenty-first Pittsburgh Conference in Cleveland.
B. Pengertian Kromatografi Gas Padat
Pengertian kromatografi menyangkut metode pemisahan yang didasarkan atas distribusi
diferensial komponen sampel diantara dua fasa. Menurut pengertian ini kromatografi selalu
melibatkan dua fasa, yaitu fasa diam (Stationary Phase) dan fasa gerak (Gerak Phase). Fas
diam dapat berupa padatan atau cairan yang terikat pada permukaan padatan (kertas atau
suatu adsorben), sedangkan fasa gerak dapat berupa cairan disebut eluen atau pelarut, atau
gas pembawa inert.
Umumnya metode kromatografi diklasifikasikan atas jenis fasa yang digunakan dan
sebagian berdasarkan mekanisme pemisahanya, salah satunya adalah kromatografi gas.
Kromatografi gas sendiri terdiri dari berbagai jenis diantaranya yaitu : kromatografi gas padat
(KGP), dan kromatografi gas cair (KGC). Namun untuk makalah kali ini, yang akan dibahas

adalah kromatografi gas padat. Kromatografi ga padat (KGP) digunakan sebelum tahun 1800
untuk memurnikan gas. Metode ini awalnya kurang berkembang. Penemuan jenis-jenis
padatan baru sebagi hasil riset memperluas penggunaan metode ini. Kelemahan metode ini
mirip dengan kromatografi cair padat. Dasar kerja dari KGP adalah absorbsi (serapan).
Dengan alasan ini maka KGP sangat sukar digunakan berulang dengan hasil yang sama. Hal
ini disebabkan oleh kenyataan kenyataan bahwa :
1. Aktivitas dari penyerap (absorbent) tergantung pada cara pembuatannya.
2. Juga aktifitas tergantung pada bagaimana ia diperlakukan setelah pembuatannya.
C. Prinsip dari Kromatografi Gas Padat
Gas pembawa (biasanya digunakan helium, argon atau nitrogen) dengan tekanan
tertentu dialirkan secara konstan melalui kolom yang berisi fase diam. Selanjutnya sampel
diinjeksikan ke dalam injektor (injection port) yang suhunya dapat diatur. Komponenkomponen dalam sampel akan segera menjadi uap dan akan dibawa oleh aliran gas pembawa
menuju kolom. Komponen-komponen akan teradsorpsi oleh fase diam pada kolom kemudian
akan merambat dengan kecepatan berbeda sesuai dengan nilai Kd masing-masing komponen
sehingga terjadi pemisahan.Komponen yang terpisah menuju detektor dan akan terbakar
menghasilkan sinyal listrik yng besarnya proporsional dengan komponen tersebut. Sinyal lalu
diperkuat oleh amplifier dan selanjutnya oleh pencatat (recorder) dituliskan sebagai
kromatogram berupa puncak. Puncak konsentrasi yang diperoleh menggambarkan arus
detektor terhadap waktu. Secara sederhana prinsip kromatografi gas adalah udara dilewatkan
melalui nyala hydrogen (hydrogen flame) selanjutnya uap organik tersebut akan terionisasi
dan menginduksi terjadinya aliran listrik pada detektor, kuantitas aliran listrik sebanding
dengan ion.

D. Cara Kerja Kromatografi Gas Padat

Sistem peralatan dari kromatografi gas terdiri dari 7 bagian utama diantaranya:

1. Tabung gas pembawa


2. Pengontrolan aliran dan regulator tekanan
3. Injection port (tempat injeksi cuplikan)
4. Kolom
5. Detektor
6. Rekorder (pencatat)
7. Sistem termostat untuk (3), (4), (5)
Cara pemisahan dari sistem ini sangat sederhana sekali, cuplikan yang akan dipisahkan
diinjeksikan kedalam injektor, aliran gas pembawa yang inert akan membawa uap cuplikan
kedalam kolom. Kolom akan memisahkan komponen-komponen cuplikan tersebut.

Komponen-komponen yang telah terpisah tadi dapat dideteksi oleh detektor sehingga
memberikan sinyal yang kemudian dicatat pada rekorder dan berupa puncak-puncak
(kromatogram).
1. Gas Pembawa
Gas pembawa ditempatkan dalam tabung bertekanan tinggi. Biasanya tekanan dari
silinder sebesar 150 atm. Tetapi tekanan ini sangat besar untuk digunakan secara Iansung.
Untuk memperkecil tekanan tersebut agar memenuhi kondisi pemisahan maka digunakan
drager yang dapat mengurangi tekanan dan mengalirkan gas dengan laju tetap. Aliran gas
akan mengelusi komponen-komponen dengan waktu yang karaterisitik terhadap komponen
tersebut (waktu retensi). Karena kecepatan gas tetap maka komponen juga mempunyai
volume yang karateristik untuk gas pembawa (volume retensi).
Adapun persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh gas pembawa adalah :
1. Inert, agar tidak terjadi interaksi dengan pelarut.
2. Murni, mudah didapat dan murah harganya.
3. Dapat mengurangi difusi dari gas
4. Cocok untuk detektor yang digunakan.
Gas-gas yang sering dipakai adalah : helium, argon, nitrogen, karbon dioksida dan
hidrogen.Gas helium dan argon sangat baik, tidak mudah terbakar, tetapi sangat mahal. H2
mudah terbakar, sehingga harus berhati-hati dalam pemakaiannya. Kadang-kadang digunakan
juga CO2. Pemilihan gas pengangkut atau pembawa ditentukan oleh detektor yang
digunakan. Tabung gas pembawa dilengkapi dengan pengatur tekanan keluaran dan pengukur
tekanan. Sebelum masuk ke kromatografi, (harusnya) ada pengukur kecepatan aliran gas serta
sistem penapis molekuler untuk memisahkan air dan pengotor gas lainnya. Pada dasarnya
kecepatan alir gas diatur melalui pengatur tekanan dua tingkat yaitu pengatur kasar (coarse)
pada tabung gas dan pengatur halus (fine) pada kromatograf. Tekanan gas masuk ke
kromatograf (yaitu tekanan dari tabung gas) diatur pada 10 s.d 50 psi (di atas tekanan
ruangan) untuk memungkinkan aliran gas 25 s.d 150 mL/menit pada kolom terpaket dan 1 s.d
25 mL/menit untuk kolom kapiler.
Laju alir gas pembawa mempengaruhi resolusi. Laju alir yang minimum diperlukan untuk
resolusi maksimum. Namun, perlu diketahui bahwa pada laju alir yang sangat lambat

resolusinya secara dramatis menurun oleh karena faktor-faktor: packing tidak teratur, ukuran
partikel, diameter kolom, dan lain-lain.
Laju alir harus dikontrol dengan tepat. Tekanan dari silinder gas bertekanan pada gas
pembawa harus cukup untuk mendorong gas melewati kolom packing. Flow controller atau
needle valve harus ada pada sistem GC dan sering disatukan dalam bagian depan instrumen.
Laju alir harus dapat diatur secara hati-hati sehingga dapat diketahui berapa laju alir
optimumnya dan harus dapat disamakan dalam percobaan berikutnya. Berbagai flow meter
tersedia, dan kadang-kadang oleh pabrik pembuat instrumen disatukan di dalam instrumen
sehingga laju alir terpantau secara kontinyu dan dapat diatur lagi (bila perlu) dengan memutar
needle valve. Bila tidak ada flow meter maka flow meter gelembung sabun sering digunakan,
flow meter gelembung sabun tersusun dari pipet ukur (measuring pipet), tabung gelas (glass
tubing), dan pipet bulb. Dengan perangkat flow meter gelembung sabun, stop watch
digunakan untuk mengukur waktu pada gelembung yang bergerak di antara dua tanda garis,
misalnya 02 ml. Dengan demikian laju alir gas pembawa (ml/menit) dapat dihitung.
2. Tempat Injeksi
Dalam pemisahan dengan GLC cuplikan harus dalam bentuk fase uap. Gas dan uap dapat
dimasukkan secara langsung. Tetapi kebanyakan senyawa organik berbentuk cairan dan
padatan. Hingga dengan demikian senyawa yang berbentuk cairan dan padatan pertama-tama
harus diuapkan. Ini membutuhkan pemanasan sebelum masuk dalam kolom. Panas itu
terdapat pada tempat injeksi seperti pada gambar 9. bagan injektor.
Tempat injeksi dari alat GLC selalu dipanaskan. Dalam kebanyakan alat, suhu dari tempat
injeksi dapat diatur. Aturan pertama untuk pengaturan suhu ini adalah bahwa suhu tempat
injeksi sekitar 50C lebih tinggi dari titik didih campuran dari cuplikan yang mempunyai titik
didih yang paling tinggi. Bila kita tidak mengetahui titik didih komponen dari cuplikan maka
kita harus mencoba-coba. Sebagai tindak lanjut suhu dari tempat injeksi dinaikkan. Jika
puncak-puncak yang diperoleh lebih baik, ini berarti bahwa suhu percobaan pertama terlalu
rendah. Namun demikian suhu tempat injeksi tidak boleh terlalu tinggi, sebab kemungkinan
akan terjadi perubahan karena panas atau penguraian dari senyawa yang akan dianalisa.
Cuplikan dimasukkan ke dalam kolom dengan cara menginjeksikan melalui tempat
injeksi.Hal ini dapat dilakukan dengan pertolongan jarum injeksi yang sering disebut "a gas
tight syringe". Perlu diperhatikan bahwa kita tidak boleh menginjeksikan cuplikan terlalu
banyak, karena GC sangat sensitif. Biasanya jumlah cuplikan yang diinjeksikan pada waktu
kita mengadakan analisa 0,5 -50 ml gas dan 0,2 - 20 ml untuk cairan.

Ketepatan volum injeksi menjadi sangat penting untuk analisa kuantitatif di mana jumlah
analit yang diukur oleh detektor tergantung pada konsentrasi analit dalam cuplikan. Apabila
prosedur dikehendaki hanya untuk identifikasi (analisis kualitatif), maka ketepatan volum
injeksi menjadi kurang penting.
Untuk mengisi alat injeksi dapat dipakai teknik sebagai berikut:
- Alat injeksi dibersihkan.
- Alat injeksi dikuras dengan menghisap cuplikan beberapa kali (dan mengeluarkan isinya di
luar tempat cuplikan).
- Jumlah cuplikan yang diperlukan dihisap. Cara untuk mengeluarkan gelembung-gelembung
udara yang masih tertinggal pada tabung injeksi adalah dengan jalan menekan torak injeksi
secepatnya beberapa kali dan ujung jarum harus selalu berada di dalam cairan.
- Udara 1/10 dari volum maksimum dihisap lagi.
- Jarum bagian luar dibersihkan dengan kain yang tidak mudah lepas serat- seratnya.
- Cuplikan diinjeksikan dengan menusukkan jarum menembus septum, dan menekan
penghisap sampai ujungnya dengan gerakan yang cepat dan tidak terputus-putus, kemudian
tarik jarum keluar dari septum. - Torak injeksi ditarik kembali sedikit dan lihat berapa banyak
cairan yang masih tertinggal.
- Diameter kolom yang digunakan tetap diperhatikan dalam melakukan pemisahan agar
sesuai dengan batasan volum penyuntikan. Tabel 1 memperlihatkan hal itu.
3. Kolom
Kolom merupakan jantung dari kromatografi gas. Bentuk dari kolom dapat lurus,
bengkok, misal berbentuk V atau W, dan kumparan/spiral. Biasanya bentuk dari kolom adalah
kumparan. Kolom ini dapat terbuat dari :
a. Tembaga (murah dan mudah diperoleh)
b. Plastik (teflon), dipakai pada suhu yang tidak terlalu tinggi.
c. Baja (stainless steel), (mahal)
d. Alumunium
e. Gelas

Panjang kolom dapat dari 1 m sampai 3 m. Diameter kolom mempunyai berbagai ukuran,
biasanya pengukuran berdasarkan diameter dalam dari kolom gelas yaitu antara 0,3 mm
hingga 5 min. Kebanyakan kolom yang digunakan berupa stainles steel dengan diameter luar
(OD) dari I/S atau 1/4 inch (0,3 atau 0,6 cm). Pada GSC kolom diisi dengan penyerap
(adsorbent), sedangkan pada GLC kolom diisi dengan "solid support" (padatan pendukung)
yang diikat oleh fase diam.
Instrumen GC didisain supaya kolom dapat diganti secara mudah dengan melepaskan fitting
di dalam oven. Fitting ini tidak hanya memudahkan penggantian fasa diam yang berbeda,
tetapi juga mengijinkan operator mengganti kolom yang lebih panjang yang berisi fasa diam
yang sama. Ide penggantian kolom yang lebih panjang adalah memberikan kesempatan
kontak lebih lama antara campuran komponen dengan fasa diam yang pada gilirannya
memperbaiki pemisahan. Interaksi campuran komponen dengan cairan fasa diam memainkan
peran kunci dalam proses pemisahan sehingga sifat-sifat fasa diam menjadi penting. Berbagai
jenis kolom biasanya menyebutkan nama komersialnya, komposisi, dan klasifikasi senyawa
untuk penggunaannya (kaitannya dengan polaritas). Ada 2 jenis kolom yang digunakan dalam
kromatografi gas secara umum, yaitu kolom jejal (packed columns) dan kolom tubuler
terbuka (open tubular columns). Kolom jejal (packed columns) adalah kolom metal atau gelas
yang diisi bahan pengepak terdiri dari penunjang padatan yang dilapisi fase cair yang tidak
menguap (untuk kromatografi gas-padatan). Kolom tubuler terbuka sangat berbeda dengan
kolom jejal, yaitu gas yang mengalir sepanjang kolom tidak mengalami hambatan, karena
kolomnya merupakan tabung tanpa bahan pengisi.
Kolom jejal umumnya mempunyai panjang yang berkisar antara 0,7 sampai 2 meter,
sedangkan kolom tubuler terbuka dapat mempunyai panjang dari 30 sampai 300 meter.
Kolom yang panjang ini biasanya dibuat dalam bentuk melilit bergulung seperti spiral.
Kemampuan memisahkan komponen per meter kolom pada kolom tubuler terbuka tidak jauh
berbeda dengan pemisahan pada kolom jejal. Meskipun demikian, penggunaan kolom yang
sangat panjang bersama-sama dengan waktu analisis yang relatif cepat merupakan alat

penolong yang berharga bagi para ahli kimia untuk dapat memisahkan komponen-komponen
yang perbedaannya kecil didalam sifat-sifat fisiknya.
Ada 2 jenis kolom tubuler terbuka, yaitu WCOT (Wall Coated Open Tubular Columns) dan
SCOT (Support Coated Open Tubular Columns).
4. Detektor
Detektor berfungsi sebagai pendeteksi komponen-komponen yang telah dipisahkan
dari kolom secara terus-menerus, cepat, akurat, dan dapat melakukan pada suhu yang lebih
tinggi. Detektor harus dapat dipercaya dan mudah digunakan. Fungsi umumnya mengubah
sifat-sifat molekul dari senyawa organik menjadi arus listrik kemudian arus listrik tersebut
diteruskan ke rekorder untuk menghasilkan kromatogram. Detektor yang diinginkan adalah
detektor yang mempunyai sensitifitas yang tinggi, noisenya rendah, responnya linear, dapat
memberikan respon dengan setiap senyawa, tidak sensitif terhadap perubahan temperatur dan
kecepatan aliran dan juga tidak mahal harganya.
Detektor dalam GC digunakan untuk memunculkan sinyal listrik hasil elusi gas pembawa
dari kolom. Berbagai jenis detektor dibuat untuk melakukan deteksi. Tidak hanya berupa
variasi disain, tapi juga variasi sensitivitas dan selektivitas. Sensitivitas mengacu pada
kuantitas terkecil komponen campuran di mana sensitivitas menghasilkan sinyal yang masih
teramati. Sementara, selektivitas mengacu pada jenis senyawa di mana sinyalnya dapat
dimunculkan. Detektor yang umum digunakan:
Detektor hantaran panas (Thermal Conductivity Detector_ TCD)
Prinsip kerja TCD :
Berdasarkan perbedaan daya hantar panas, relatif terhadap gas pembawa. Filament
dipanaskan, dimana suhu filament tergantung pada konduktivitas panas gas di sekelilingnya.
Konduktivitas panas efluen kolom lebih rendah (karena adanya sampel). Adanya sampel
melewati kolom menyebabkan jembatan Wheatstone tak seimbang sehingga terjadi signal.
TCD berdasar atas prinsip, suatu benda yang panas akan kehilangan panasnya pada suatu
kecepatan yang tergantung kepada komposisi gas di sekitarnya. Jadi, kecepatan hilangnya
panas itu dapat digunakan sebagai ukuran tentang komposisi gas. Gas pembawa yang
mengandung sample atau analit masuk ke dalam kolom, maka konduktivitas gas akan turun
dan suhu filamen akan meningkat serta resistansi. Lewatnya sampel melalui kolom
menyebabkan Jembatan Wheatstone yang tak seimbang sehingga terjadi signal yang terbaca
pada detektor.

Detektor ionisasi nyala (Flame Ionization Detector_ FID)


Prinsip kerja detector FID :
Senyawa yang terbawa fasa gerak diionisasi dengan nyala (H2 + O2 / udara). Perubahan arus
akibat ionisasi diukur sebagai respon analit. Tidak senstif terhadap karbon yang teroksidasi
penuh. FID merupakan detektor yang paling luas penggunaannya, bahkan dianggap sebagai
detektor yang universal untuk analisis obat dalam cairan biologis.
Pada detector ini, komponen-komponen sampel yang keluar dari kolom dibakar dalam nyala
(campuran gas hidrogen dan udara atau oksigen). Sejumlah besar ion yang terbentuk dalam
nyala masuk ke dalam celah elektrode dan menurunkan tegangan listrik dari celah elektrode
mula-mula. Penurunan tegangan ini yang kemudian dicatat sebagai sinyal oleh rekorder.
Intensitas sinyal ini berbanding lurus dengan konsentrasi solute dalam gas pembawa.
Detektor penangkap elektron (Electron Capture Detector _ECD)
Prinsip kerja detector ECD :
Mekanisme deteksi melibatkan emisi partikel radioaktif () dari 63Ni. Partikel
menghasilkan elektron termal dari gas pembawa. Berdasarkan penangkapan elektron termal
oleh molekul sampel. Pada ECD terdapat pemancar radioaktif , seperti 3H atau 63Ni yang
akan mengionisasi gas pembawa. Aliran elektron sebagai hasil ionisasi gas pembawa
(nitrogen atau argon/methan) dalam ECD memberikan sinyal yang berupa baseline suatu
kromatogram. Bila kemudian suatu senyawa masuk ke dalam detektor, sebagian dari elektron
tersebut akan ditangkap oleh senyawa sebelum mereka mencapai plat detektor. Ini
mengakibatkan aliran arus listrik dalam detektor berkurang, yang oleh rekorder akan dicatat
sebagai suatu peak.
Detektor fotometrik nyala (Falame Photomertic Detector _FPD)
Detektor nyala alkali
Detektor spektroskopi massa
Detektor yang peka terhadap senyawa organik yang mengandung fosfor adalah FID, ECD,
dan FPD. Detektor penangkap elektron (Electron Capture Detector ECD). Pada penetapan
ini, digunakan detektor penangkap elektron. Detektor ini merupakan modifikasi dari FID
yaitu pada bagian tabung ionisasi. Dasar dari ECD ialah terjadinya absorbsi e- oleh senyawa
yang mempunyai afinitas terhadap e- bebas (senyawa-senyawa elektronegatif). Dalam

detektor gas terionisasi oleh partikel yang dihasilkan dari 3H atau 63Ni. Detektor ini
mengukur kehilangan sinyal ketika analit terelusi dari kolom kromatografi. Detektor ini peka
terhadap senyawa halogen, karbonil terkoyugasi, nitril, nitro, dan organo logam, namun tidak
peka terhadap hidrokarbon, ketone, dan alkohol.

5. Recorder (pencatat)
Recorder berfungsi sebagai pengubah sinyal dari detektor yang diperkuat melalui
elektrometer menjadi bentuk kromatogram. Dari kromatogram yang diperoleh dapat
dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dengan cara membandingkan
waktu retensi sampel dengan standar. Analisis kuantitatif dengan menghitung luas area
maupun tinggi dari kromatogram (Hendayana, 2001). Sinyal analitik yang dihasilkan detektor
dikuatkan oleh rangkaian elektronik agar bisa diolah oleh rekorder atau sistem data. Sebuah
rekorder bekerja dengan menggerakkan kertas dengan kecepatan tertentu. di atas kertas
tersebut dipasangkan pena yang digerakkan oleh sinyal keluaran detektor sehingga posisinya
akan berubah-ubah sesuai dengan dinamika keluaran penguat sinyal detektor. Hasil rekorder
adalah sebuah kromatogram berbentuk pik-pik dengan pola yang sesuai dengan kondisi
sampel dan jenis detektor yang digunakan. Rekorder biasanya dihubungkan dengan sebuah
elektrometer yang dihubungkan dengan sirkuit pengintregrasi yang bekerja dengan
menghitung jumlah muatan atau jumlah energi listrik yang dihasilkan oleh detektor.
Elektrometer akan melengkapi pik-pik kromatogram dengan data luas pik atau tinggi pik
lengkap dengan biasnya.
Sistem data merupakan pengembangan lebih lanjut dari rekorder dan elektrometer dengan
melanjutkan sinyal dari rekorder dan elektrometer ke sebuah unit pengolah pusat
(CPU,Central Procesing Unit).

E. Kelebihan dan Kekurangan Kromatografi Gas Padat


Kelebihan
a.

menggunakan

padatan

gas

adalah

Untuk memisahkan gas-gas H , N , O , CO, gas-gas mulia, dan hidrokarbon-

hidrokarbon
b.

kromatografi

rendah

Perkembangan KGP pada saat sekarang yaitu digunakanya polimer-polimer yang

berpori sperti

PORAPAK dan POLYPAK, yang penyerap-penyerap ini cocok untuk

memisahkan senyawa-

senyawa yang polar sperti H O, NH , R-NH , R-OH dan glikol-

glikol, dan asam lemah rendah,

juga untuk gas-gas seperti CO , N O, O dan sebagainya.

c. Dapat digunakan untuk menyerap pada fasa diam yang berupa alumina (Al O ) atau
pada silica gel.
Kekurangan

menggunakan

kromatografi

padatan

gas

(KGP)

adalah

a. KGP sangat sukar digunakan secara berulang dengan hasil yang sama hal ini disebabkan
oleh

:
- Aktifitas dari penyerap (adsorbent) tergantung pada cara pembuatanya
- Aktifiytas tergantung pada bagaimana ia diperlukan setelah pembuatanya

b.Reproducibility KGP yang rendah karena :


- Puncak-puncak berekor disebabkan permukaan aktif yang tidak homogen dari
penyerap
- Waktu retensi relative panjang
-

Waktu

retensi

sangat

tergantung

pada

jumlah

pada

cuplikan

- Kemungkinan penyerap dapat berkelakuan sebagai katalisator yang aktif, sehingga


c.

KGP penggunaanya sangat terbatas sekali untuk senyawa yang mempunyai titik didih
yang rendah

maupun tinggi.

F. Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari


a. Pada Bidang Bioteknologi
Dalam bidang bioteknologi, kromatografi mempunyai peranan yang sangat besar.
Misalnya dalam penentuan, baik kualitatif maupun kuantitatif, senyawa dalam protein.
Protein sering dipilih karena ia sering menjadi obyek molekul yang harus di-purified
(dimurnikan) terutama untuk keperluan dalam bio-farmacy. Kromatografi juga bisa
diaplikasikan dalam pemisahan molekul-molekul penting seperti asam nukleat,
karbohidrat, lemak, vitamin dan molekul penting lainnya.
Dengan data-data yang didapatkan dengan menggunakan kromatografi ini, selanjutnya
sebuah produk obat-obatan dapat ditingkatkan mutunya, dapat dipakai sebagai data awal
untuk menghasilkan jenis obat baru, atau dapat pula dipakai untuk mengontrol kondisi
obat tersebut sehingga bisa bertahan lama.
b. Pada Bidang Klinik

Dalam bidang clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat terutama dalam
menginvestigasi fluida badan seperti air liur. Dari air liur seorang pasien, dokter dapat
mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien tersebut. Seorang perokok dapat
diketahui apakah dia termasuk perokok berat atau ringan hanya dengan mengetahui
konsentrasi CN- (sianida) dari sampel air liurnya. Demikian halnya air kencing, darah dan
fluida badan lainnya bisa memberikan data yang akurat dan cepat sehingga keberadaan
suatu penyakit dalam tubuh manusia dapat dideteksi secara dini dan cepat.
Sekarang ini, deteksi senyawa oksalat dalam air kencing menjadi sangat penting terutama
bagi pasien kidney stones (batu ginjal). Banyak metode analisis seperti spektrofotometri,
manganometri, atau lainnya, akan tetapi semuanya membutuhkan kerja ekstra dan waktu
yang cukup lama untuk mendapatkan hasil analisis dibandingkan dengan teknik
kromatografi. Dengan alasan-alasan inilah, kromatografi kemudian menjadi pilihan utama
dalam membantu mengatasi permasalahan dalam dunia bioteknologi, farmasi, klinik dan
kehidupan manusia secara umum.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kromatografi gas adalah teknik pemisahan yang didasarkan atas sampel di antara suatu
fase gerak yang bisa berupa gas dan fase diam yang berupa suatu padatan. Prinsip utama
pemisahan dalam kromatografi gas adalah berdasarkan perbedaan laju migrasi masing-

masing komponen dalam melalui kolom. Komponen-komponen yang terelusi dikenali


(analisa kualitatif) dari nilai waktu retensinya (Tr). Aplikasi penggunaan dari kromatografi
gas sangat beragam antara lain pada bidang industri oil and gas, petrokimia, bidang
bioteknologi, klinik, forensik, lingkungan, dan industri lainnya seperti industri kertas,
pertambangan, proses logam, pertanian, kedokteran.
B. Saran
Demikian makalah ini disusun, tentunya banyak kekurangan baik dalam segi isi atau
penyampaiannya. Oleh karena itu, saya mengharap kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Penulis juga berharap kromatografi gas yang telah disajikan dalam bab pembahasan dapat
dijadikan

referensi

ataupun

tambahan

wawasan

bagi

pembaca

sehingga

membedakannya dan dapat menerapkannya secara tepat.

Daftar Pustaka
http://pikanurropiah88.mhs.unimus.ac.id/files/2012/07/kromatografi-gas1.pdf
http://eskrimsandwich.blogspot.com/2013/05/gas-kromatografi.html
http://www.sodiycxacun.web.id/2010/01/kromatografi-gas.html
http://yi2ncokiyute.blogspot.com/2010/12/kromatografi-gas.html
http://apryshinsetsuboy.blogspot.com/2010/12/kromatografi-gas-dan-aplikasinya-pada.html
http://ariffadholi.blogspot.com/2009/10/oleh-najiullah-2007-kromatografi-gas-i.html
http://sanagory.blogspot.com/2012/02/sejarah-kromatografi.html
http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/01/sejarah-penemuan-dan-perkembangan-alat.html
http://helnidanainggolan.blogspot.com/2012/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html

dapat

http://www.sodiycxacun.web.id/2010/01/kromatografi-gas.html
http://asisulkimia.blogspot.com/p/kromatografi-gasasisul.html
https://www.academia.edu/4968980/KROMATOGRAFI_GAS_GAS_CHROMATOGRAPHY_GC_
http://bisontampan.blogspot.com/2013/04/gas-kromatografi.html
http://rachmakimhunter.blogspot.com/p/kimia-analitik.html

Anda mungkin juga menyukai