Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISA PERANCANGAN KERJA

ANALISIS BEBAN KERJA (FISIOLOGI)


Dosen Pengampu : Ferida Yuamita S.T. M.sc

Disusun Oleh :

1.Tutur Wisnu Wardana (5190611067)


2.Aqsa Cahyo Saputra (5190611076)
3.Yoga Dwi Yulianto (5190611158)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA
2021
1.Landasan Teori

Fisiologi kerja merupakan suatu studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
dan kelelahan selama otot bekerja. Dalam suatu sistem kerja, manusia memegang peranan
penting sebab manusia harus merencanakan, merancang atau mendesain, mengendalikan
serta mengevaluasi sistem kerja agar menghasilkan produk yang diinginkan, sehingga
nantinya produk tersebut dapat memenuhi keinginan manusia itu sendiri. Peran ergonomi
pada praktikum ini terletak pada bagaimana kita dapat meminimumkan kelelahan dan
resiko terhadap rusaknya tulang dan otot dalam kondisi kerja yang repetitive (berulang-
ulang) sehingga nantinya dalam membuat suatu produk, hal-hal yang berhubungan
dengan kelelahan pada otot dapat dikurangi. Selain itu peran ergonomi pada praktikum
ini adalah perancangan tempat kerja sebelum melakukan kerja yaitu bagaimana cara
mengatur tempat kerja yang baik agar pada saat bekerja diperoleh kerja yang sesuai
dengan kemampuan kerja manusia, keterbatasan manusia dan ukuranukuran tempat kerja
yang sesuai dengan ukuran tubuh manusia normal. Beberapa macam optimasi penerapan
gaya otot untuk posisi kaki adalah sebagai berikut: 1. Posisi ekstensi lutut kaki akan
menghasikan gaya tekan terbesar pada sudut 1600 . 2. Secara garis besar hindari pekerjaan
yang melawan gravitasi. Besarnya pengeluaran energi sebagai akibat kerja fisik sangat
berkaitan dengan konsumsi energi. Satuan pengukuran konsumsi energi adalah kilokalori
(kkal). 1 kkal sama dengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan tempertaur
1 liter air dari 14,5°C menjadi 15,5°C. Energi yang dikonsumsikan seringkali bisa diukur
secara langsung yaitu melalui konsumsi oksigen (O2) yang dihisap.
Pengukuran konsumsi energi untuk energy expenditure dapat dihitung dengan
menggunakan konsumsi oksigen dan detak jantung. Mengkonsumsi 1 liter oksigen (1000
cc) sama dengan 4,8 kkal energi. Konsumsi oksigen akan meningkat secara linier sesuai
dengan beban kerja yang dialami. Hal ini menunjukkan bahwa semakin berat beban kerja
yang dialami maka akan semakin meningkat penyerapan oksigen. Dalam pekerjaan ringan
detak jantung lebih cepat naik dan menjadi konstan selama pekerjaan berlangsung. Ketika
pekerjaan berhenti, detak jantung kembali normal dalam beberapa menit. Semakin berat
pekerjaan maka akan semakin besar energi yang dikonsumsi (Khan, 2010, pp. 64-72).

Gambar 1.1 Relasi antara Konsumsi Energi dengan Meningkatnya Stress dan Detak
Jantung Saat Bekerja
(Sumber : Khan, 2017)
Secara fisiologis, detak jantung digunakan untuk mengestimasi konsumsi energi yang
didasarkan asumsi persamaan linier antara detak jantung dan konsumsi oksigen.
Pengukuran konsumsi energi lebih mudah dihitung melalui pengukuran denyut jantung.
Konsumsi energi yang dikeluarkan pada setiap individu berbeda yang disebabkan oleh
berat badan, lemak, umur, jenis kelamin, dan kondisi lingkungan (Hills dkk., 2014, pp. 4-
5). Alat yang digunakan untuk mendukung hasil dari perhitungan konsumsi energi adalah
alat Heart Rate dengan tipe Beurer PM25. Alat ini dapat memberikan data seperti heart
rate maximum dalam bpm, heart rate average dalam bpm, jumlah kalori yang terbakar
(kkal), dan jumlah lemak yang berkurang (gram). Data yang telah dikumpulkan diolah
menjadi waktu istirahat yang dibutuhkan oleh setiap pekerja dan rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut (Freivalds & Niebel., 2009, p. 155): R = (W-5,33)/(W-1,33) Di
mana: R = waktu yang dibutuhkan untuk istirahat (menit) W = rata-rata energi yang
dikeluarkan selama bekerja (kkal/menit).

2.Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data Sekunder yang didapatkan dari lembaga kampus.
Berikut ini data sekunder responden laki-laki yang melakukan aktivitas mengayuh sepeda
statis yang berusia 20 tahun, terdapat pada Tabel 1.

Denyut Jantung
Aktivitas
Dn0 Dn1 Dn2 D0,5 D1 D1,5
Berjalan 0,5
Km 66 93
Berjalan 1 Km 88 112
Berjalan 1,5
Km 100 133
(Tabel 1 : Data Responden)
(Sumber : Olah Data, 2021)

3.Pengolahan Data

A . Cardiovaskulaa Load (%CVL)


Manuaba & Vanwonterghem (1996) menentukan klasifikasi beban kerja berdasarkan
peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum karena
beban kardiovaskular (cardiovascular load = % CVL ) yang dihitung dengan rumus
sebagai berikut :

Cardiovascular load = % CVL yang dihitung dengan rumus sebagai berikut :


%CVL =
Denyut nadi maksimum adalah :
a) Laki – laki = 220 – umur
b) Wanita = 200 – umur
Dengan ketentuan hasil perhitungan % CVL sesuai dengan klasifikasi sebagai berikut:
a) X <30 % = tidak terjadi kelelahan
b) 30 < X < 60 % = diperlukan perbaikan
c) 60 < X < 80 % = kerja dalam waktu singkat
d) 80 < X < 100% = diperlukan tindakan segera
e) X > 100 % = tidak diperbolehkan beraktivitas
Olah data
Denyut nadi maksimum laki-laki = 220-20 = 200 Denyut/Menit

100(93−66)
a) %CVL(0,5) = = 20,14 % (Tidak terjadi
200−66
kelelahan)

100(112−88)
b) %CVL(1) = = 21,42 % (Tidak terjadi
200−88
kelelahan)

100(133−100)
c) %CVL(1,5) = = 33 % (Diperlukan
200−100
perbaikan)

B. Energi expenditure
Klasifikasi beban kerja telah dibuat oleh Dr.Lucien Broucha untuk mengidentifikasi
beban kerja dalam reaksi fisiologi seseorang. Tabel 1.3 merupakan klasifikasi
beban kerja yang telah dirumuskan.
Work Load Oxygen Energy HeartRate during
Consumption Expenditure work (beats/min)

(liter/min)
Light 0,5-1,0 2,5-5,0 60-100

Moderate 1,0-1,5 5,0-7,5 100-125

Heavy 1,5-2,0 7,5-10,0 125-150

Very Heafy 2,0-2,5 10,0-12,5 150-175

(Tabel 2 : Data Expenditure)


(Sumber : Olah Data, 2021)

a. Energi Expenditure Istirahat

• Jarak tempuh 0,5 Km

15 = -100 + 40x
-40x = -100 - 15
-40x = -115

x=
x = 2,87
Jadi energi expenditure yang diperlukan adalah 2,87 calories per minute.

• Jarak tempuh 1 Km

70 = -100 + 40 𝑥
-40 𝑥 = -100 - 70
-40 𝑥 = -170
x=
𝑥 = 4,25
Jadi energi expenditure yang diperlukan adalah 4,25 calories per
minute.

.
• Jarak tempuh 1,5 Km
60−100 2,5−𝑥
= 2,5−5,0
60−100
−40 2,5−𝑥
=
−40 −2,5
-100 = 100+40 𝑥
-40 𝑥 = −100 − 100
-40 𝑥 = -200
−200
𝑥=
−40
𝑥 =5
Jadi energi expenditure yang dibutuhkan adalah 5 calories per minute.

b. Energi Expenditure Kerja


• Jarak tempuh 0,5 Km

60 − 93 2,5 − 𝑥
=
60 − 100 2,5 − 5
−33 2,5 − 𝑥
=
−40 −2,5
82,5 = -100+40 𝑥
-40 𝑥 = -100-82,5
-40 𝑥 = -182,5
−182,5
𝑥=
−40
𝑥 = 4,56

Jadi energi expenditure yang dibutuhkan ketika bekerja adalah 4,56


calories per minute.

• Jarak tempuh 1 Km
100−112 5,0− 𝑥
= 5,0−7,5
100−125

−12 2,5− 𝑥
=
−25 −2,5

30 = 62,5+25 𝑥

25 𝑥 = 62,5 − 30

25 𝑥 = −92,5

−92,5
𝑥= −25

𝑥 = 3,7
Jadi energi expenditure yang dibutuhkan ketika bekerja adalah 3,7
calories per minute.

• Jarak tempuh 1,5 Km

125 − 133 7,5 − 𝑥


=
125 − 150 7,5 − 10,0
−8 7,5 − 𝑥
=
−25 −2,5
20 = -187,5+25 𝑥
-25 𝑥 = 187,5-20
-25 𝑥 = 207,5
−207,5
𝑥= −25
𝑥 = 8,3

Jadi energi expenditure yang dibutuhkan ketika bekerja adalah 8,3


calories per minute
C. Rest Period
Untuk mengatasi kelelahan ini maka diperlukan waktu istirahat (Rest Period)
untuk memulihkan energi (recovery) dikeluarkan. Besarnya Rest Period dapat
dihitung dengan persamaan di bawah ini.

Dimana:
RP= Rest Period (menit) t = 60 menit w = Energi expenditure terbesar saat
recovery (kilo kalori) s = Energi expenditure rata-rata (kilo kalori)

a. Jarak tempuh 0,5 Km

60(4,56 − 2,87)
4,56 − 1,5
60(1,69)
3,06
= 33,13 Menit

b. Jarak tempuh 1 Km

60(3,7 − 4,25)
3,7 − 1,5
60(−0,55)
2,2
= -15 Menit

c. Jarak tempuh 1,5 Km


60(8,7 − 5)
8,7 − 1,5
60(3,7)
7,2
= 30,83 Menit
D. Regresi Linear Sederhana
Regresi digunakan untuk mengukur pengaruh variable bebas (independent)
terhadap variable terikat (dependent). Langkah Langkah untuk perhitungan regresi
linier sederhana adalah sebagai berikut :

1. Input data denyut nadi kerja (X) dan jarak (Y) pada kolom worksheet
2. kemudian klik tab Stat dan pilih Regression
3. Kemudian pada kolom Response pilih Jarak (Y) lalu select, dan pada kolom
Predictors pilih DN Kerja (Z) lalu kli select.

4. Pada bagian Regression pilih Garps lalu pilih bagian Reguller dan Individual
Plots selanjutnya ok.
5. Masih pada bagian Regression, selanjutnya pilih Storage kemudian pilih
Residuals pada Diagnostic Measures selain itu juga pilih Coefficients dan fits
pada Characteristic of Estimation Equation lalu klik ok.

6. Kemudian setelah menu pada Regression telah dipilih lalu klik ok, dan akan
muncul hasil perhitungan data tersebut.
Kesimpulan
Dari penelitian menghitung denyut jantung pekerja diatas dapat disimpulkan bahwa
jarak tempuh 0,5km, 1km, dan 1,5 km memiliki hasil yang berbeda-beda.Jarak
tempuh 0,5km memiliki denyut istirahat 2,87, jarak tempuh 1km memiliki denyut
istirahat 4,25 dan jarak tempuh 1,5 memiliki denyut istirahat 5,0. Sedangkan jarak
tempuh 0,5 memiliki denyut kerja 4,56, jarak tempuh 1km memiliki denyut kerja 3,7
dan jarak tempuh 1,5 km memiliki denyut kerja 3,7.

D. Regresi
(Gambar 1 : Regresi DNkerja dan Jarak)
(Sumber : Minitab 16)

Jadi dari hasil pengolahan data menggunakan software Minitab, jika denyut nadi
kerja di dapatkan 150 beat/menit, maka:

Jarak (Y) = 0.0414 DNkerja (X) – 3,59

= 0.0414 (150) – 3,59

Jarak (Y) = 2,62 km

4. Pembahasan

Dalam melakukan penelitian dan penghitungan terhadap denyut jantung


seseorang yang melakukan aktivitas bersepeda dengan menempuh beberapa jarak
yaitu jarak 0,5 km, 1 km, dan 1,5 km. Dari penghitungan tersebut didaptkan hasil
CVL, Energi expenditure, Rest Period, dan Regresi. Untuk hasil CVL saat
seseorang melakukan aktivitas sejauh 0,5 km, 1 km, dan 1,5 km maka didapatkan
hasil sebesar 21,53 %, 17,39 %, dan 20 % jadi pada kategori ini orang
tersebut tidak mengalami kelelahan. Selama melakukan aktivitas bersepeda dan
saat beristirahat banyak kalori yang terbakar. Untuk kalori yang terbakar saat
istrirahat sebelum melakukan bersepeda 0,5 km adalah 3,12 kilo kalori,
kemudian untuk jarak 1 km adalah 4,06 kilo kalori, dan pada saat jarak 1,5 km
adalah 5 kilo kalori setelah bersepeda kalori. Untuk menghindari cidera dan
kelelahan berlebihan pesepeda harus beristirahat selama 19,34 menit sebelum
melakukan aktivitas atau melanjutkan perjalanan selanjutnya. Kemudian
pesepeda melanjutkan perjalanannya sejauh 2,62 km dengan denyut nadi 150
beat permenit setelah menempuh perjalanan tersebut.

5. Kesimpulan

Maka berdasarkan pengolahan data diatas dapat disimpulkan sebagai


berikut :

a. Pesepeda tersebut memiliki daya tahan tubuh yang baik karena hasil yang
didapat dari perhitungan fisiologi cvl menunjukan hasil yang baik.

b. Pada pengolahan data dari aktifitas yang dilakukan pada tiga jarak tempuh
0,5 km, 1 km, dan 1,5 km tidak terjadi kelelahan pada responden.
c. Untuk cara aktifitas pesepeda tersebut harus diperbaiki agar pesepeda
memiliki daya tahan tubuh yang mampu bertahan lama dan mampu
bersepeda menempuh jarak yang jauh dan memperhatikan waktu istirahat
sebelum melakukan aktivitas. Dengan memperhitungkan waktu istirahat
dengan aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan akan menghasilkan
pekerjaan yang maksimal. Agar tubuh tidak terlalu lemah dan tetap dalam
keadaan yang stabil.

Anda mungkin juga menyukai