1
Manuaba dan van Wonteghen (1996), menentukan klasifikasi beban kerja
berdasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi
maksimum karena beban kardivaskular (cardio vascular load = % CVL) yang dihitung
berdasarkan rumus sebagai berikut:
2
Work Load Oxygen Consumption Energy Expenditure Heart Rate During
(liter/min) (Cal/min) Work
(Beats/min)
2.1. Interpolasi
Contoh: Jika diketahui seseorang yang mempunyai detak jantung 60 detak/menit sama
dengan membutuhkan energy expenditure 2,5 calorie per minute. Maka,
berapakah energy expenditure yang dibutuhkan oleh orang yang mempunyai
detak jantung 77 detak/menit? Hitunglah dengan menggunakan interpolasi!
a. Energy Expenditure
b. Oxygen Consumption
4
g. Target Heart Rate =
5
PRAKTIKUM
TEKANAN DARAH PADA BERBAGAI POSISI DAN AKTIVITAS
P4
Tujuan
1. Mengukur tekanan darah arteri brachialis pada berbagai posisi.
2. Mengukur tekanan darah arteri brachialis melalui auskultasi dan palpasi
3. Membandingkan ukuran tekanan darah sebelum dan sesudah pada berbagai aktivitas
2. Stetoskop
6
PRETEST
Untuk dapat mengikuti praktikum, peserta harus menjawab pertanyaan berikut:
1. Apa yang dimaksud tekanan darah!
Tekanan darah adalah gaya atau dorongan darah ke dinding arteri saat darah di pompa
keluar dari jantung ke seluruh tubuh (Palmar, 2007). Sedangkan menurut Sheps
(2005), tekanan darah adalah tenaga yang terdapat pada dinding arteri saat darah
dialirkan. Tenaga ini, mempertahankan aliran darah dalam arteri agar tetap lancar.
Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120-80 mmHg dan diukur dengan milimeter
air raksa (mmHg)
Cara Kerja
1. Naracoba berbaring terlentang selama 10 menit.
2. Pasang manset sfigmomanometer pada lengan kanan atas naracoba.
3. Temukan denyut a. brachialis pada fossa cubiti dan a. radialis pada pergelangan
tangan melalui palpasi.
4. Sambil meraba a. radialis, pompa manset sampai a. radialis tidak teraba lagi
(mencapai tekanan sistolik). Bila a. radialis tidak teraba, manset terus dipompa sampai
30 mmHg diatas tekanan sistolik.
5. Letakkan stetoskop di atas denyut a. brachialis.
6. Turunkan tekanan udara dalam manset (buka klep udara) secara perlahan sambil
mendengarkan adanya bunyi pembuluh (penurunan tekanan 2-3 mmHg per 2 denyut)
7. Tentukan kelima fase korotkoff.
8. Ulangi pengukuran (no.4-7) sampai 3 kali untuk mendapat nilai rata-rata, catat
hasilnya. (sebelum mengulang yakinkan bahwa tekanan manset kembali nol).
Posisi Duduk
Cara Kerja
1. Naracoba duduk selama 3 menit.
2. Pasang manset sfigmomanometer pada lengan kanan atas naracoba.
9
3. Temukan denyut a. brachialis pada fossa cubiti dan a. radialis pada pergelangan
tangan melalui palpasi.
4. Sambil meraba a. radialis, pompa manset sampai a. radialis tidak teraba lagi
(mencapai tekanan sistolik). Bila a. radialis tidak teraba, manset terus dipompa sampai
30 mmHg diatas tekanan sistolik.
5. Letakkan stetoskop di atas denyut a. brachialis.
6. Turunkan tekanan udara dalam manset (buka klep udara) secara perlahan sambil
mendengarkan adanya bunyi pembuluh (penurunan tekanan 2-3 mmHg per 2 denyut)
7. Tentukan kelima fase korotkoff.
8. Ulangi pengukuran (no.4-7) sampai 3 kali untuk mendapat nilai rata-rata, catat
hasilnya. (sebelum mengulang yakinkan bahwa tekanan manset kembali nol).
Posisi Berdiri
Cara Kerja
1. Naracoba berdiri selama 3 menit.
2. Pasang manset sfigmomanometer pada lengan kanan atas naracoba.
3. Temukan denyut a. brachialis pada fossa cubiti dan a. radialis pada pergelangan
tangan melalui palpasi.
4. Sambil meraba a. radialis, pompa manset sampai a. radialis tidak teraba lagi
(mencapai tekanan sistolik). Bila a. radialis tidak teraba, manset terus dipompa sampai
30 mmHg diatas tekanan sistolik.
5. Letakkan stetoskop di atas denyut a. brachialis.
6. Turunkan tekanan udara dalam manset (buka klep udara) secara perlahan sambil
mendengarkan adanya bunyi pembuluh (penurunan tekanan 2-3 mmHg per 2 denyut)
7. Tentukan kelima fase korotkoff.
8. Ulangi pengukuran (no.4-7) sampai 3 kali untuk mendapat nilai rata-rata, catat
hasilnya. (sebelum mengulang yakinkan bahwa tekanan manset kembali nol).
1
1
2. Tanpa melepaskan manset, naracoba berlari di tempat dengan 120 lompatan per menit
selama 2 menit. Segera setelah berlari, naracoba langsung duduk dan ukur tekanan
darah.
3. Ulangi pengukuran tiap 1 menit sampai tekanan kembali kenilai semula.
Cara Kerja
1. Ukur tekanan darah sistolik dan diastolik a. brachialis pada posisi duduk seperti
percobaan A
2. Tanpa melepaskan manset, naracoba jalan di tempat dengan 60 kali per menit selama
2 menit. Segera setelah berjalan, naracoba langsung duduk dan ukur tekanan darah.
3. Ulangi pengukuran tiap 1 menit sampai tekanan kembali kenilai semula.
1
3
PRAKTIKUM
KELELAHAN OTOT SYARAF PADA MANUSIA
(METABOLISME AEROBIK DAN ANAEROBIK)
P5
Tujuan:
1. Mengamati gambaran otot yang memperlihatkan kerja steady state dan kerja dengan
kelelahan
2. Mendemonstrasikan pengaruh gangguan peredaran darah, istirahat, dan massage
(pengurutan) terhadap kerja otot-otot jari
3. Menetapkan perubahan warna, suhu kulit, dan perubahan sensasi daerah lengan
bawah pada keadaan iskemik/ anaerobik.
2. Manset + sfigmomanometer
3. Metronom
1
4
Pretest
Sebelum melakukan praktikum, peserta harus menjawab pertanyaan berikut :
1. Sebutkan otot-otot (nama latin) yang berperan dalam gerakan fleksi jari-jari tangan?
m. flexor carpii radialis et ulnaris
m. flexor digitorum superficialis et profundus
m. flexor pollicis longus et brevis
m. flexor digiti minimi brevis
m. Palmaris longus
m. adductor pollicis
m. adductor digiti minimi
Mm. lumbricales I-IV
Mm. interossei palmares I-III
Mm. interossei dorsales I-IV
Jawab pertanyaan tersebut dengan tulisan tangan anda di kertas folio dan kumpulkan ke
pengawas sebelum praktikum dimulai.
Bagaimana warna dan suhu kulit pada saat dan setelah oklusi ?
Warna kulit menjadi biru dan suhu menjadi dingin. Hal ini dikarenakan
Penumpukan asam laktat dan otot akan akan mengiritasi saraf yang
menyebabkan rasa nyeri. Nyeri terjadi karena jaringan mengalami
kerusakan/terancam rusak kerusakan jaringan terjadi karena iskemia (aliran
darah terhambat) sehingga terjadi hipoksia ketika jaringan cenderung rusak sel
melepas substansi P (senyawa polipeptida). Zat ini memicu ujung saraf bebas
dan membangkitkan potensial aksi akan diteruskan saraf aferen ke pusat nyeri
kemudian timbullah rasa nyeri.
Semakin banyak penumpukan asam laktat (tidak ada oksigen) maka semakin
kuat rasa nyeri.Ketika rasa nyeri ini mulai terasa, pada kulit di lengan bawah
akan tampak warna merah/biru.Warna biru disebabkan karena hipoksia otot
(kurangnya oksigen di otot)
Post Test
Jawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Apa yang dimaksud steady state?
Steady state adalah Pemulihan Segera Pada Kerja Otot Frekuensi Rendah,
maksudnya adalah otot mampu berkontraksi kembali dengan kekuatan yang sama
karena kekuatan otot segera pulih dalam rentang waktu tertentu (dalam percobaan ini
4 detik saat menggenggam ergograf). Selain itu sela waktu 4 detik juga
memungkinkan pengangkutan oksigen dari peredaran darah ke otot secukupnya dan
terjadi glikolisis aerob untuk mendapatkan tenaga ketika melakukan genggaman (otot
2
0
berkontraksi). Asam laktat yang dihasilkan pun lebih terorganisir dengan baik
(mendapatkan oksigen lebih banyak sehingga asam laktat dapat dipecah).
3. Apa yang dimaksud dengan oklusi, bagaimana kita mengetahui bahwa keadaan oklusi
telah tercapai ?
Oklusi adalah suatu keadaan/kondisi dimana kerja arteri yang berfungsi
mengantarkan nutrisi dan oksigen dihambat. Dalam percobaan ini, kondisi oklusi
telah tercapai saat denyut nadi (arteri radialis) sudah tidak teraba lagi.
2
1
Dengan melihat laju kontraksi otot yang ditunjukkan pada dynatest. Jika angka yang
ditunjukkan menurun drastis dari angka sebelumnya dan tetap bertahan atau bahkan
lebih menurun maka hal tersebut menunjukkan telah terjadi kelelahan total.
2
3
PRAKTIKUM
KENAIKAN TEKANAN DARAH DENGAN PENDINGINAN
(COLD-PRESSOR TEST)
P6
Tujuan :
Mendemontrasikan reaksi tekanan darah terhadap perubahan suhu
2
4
4. Ember kecil berisi air es
2
5
Pretest
Untuk dapat mengikuti praktikum, peserta harus menjawab pertanyaan berikut:
1. Terangkan pengaruh sistem saraf otonom terhadap fungsi jantung dan pembuluh
darah?
c) Adaptasi genetik
Adaptasi yang jangka panjang dan semipermanen yang menyebabkan
perubahan baik itu morfologis maupun fisiologis. Dapat terjadi pada generasi
berikutnya.
2
7
Jawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan tulisan tangan anda di kertas folio dan
serahkan ke pengawas praktikum sebelum praktikum dimulai
Cara kerja :
1. Pasang manset sfigmomanometer pada lengan kanan atas naracoba yang telah
beristirahat.
2. Ukur tekanan darah, sampai mendapat nilai yang sama 3 kali berturut-turut untuk
menentukan tekanan darah basal.
3. Manset tetap terpasang tanpa tekanan, naracoba memasukkan tangan kirinya ke ember
berisi air es (suhu 4C) sampai pergelangan tangan.
4. Ukur tekanan sistolik dan diastolik secara cepat pada detik ke-60 dan detik ke-120
pendinginan.
5. Setelah tekanan darah ditetapkan, pada detik ke-150 (2,5 menit) segera angkat tangan
dari air es, kemudian tentukan tekanan darah pasca pendinginan setiap 1 menit
sampai kembali ke tekanan basal.
Bila mengukur tekanan secara cepat sulit dilakukan, percobaan dapat dilakukan 2 kali.
Percobaan I hanya mengukur tekanan sistolik, percobaan II hanya mengukur tekanan
diastolik. Akan tetapi, antara percobaan I dan II, tekanan darah naracoba harus kembali ke
tekanan basal.
2
8
Post Test
Jawab pertanyaan berikut :
1. Menurut anda, apa kontra-indikasi cold pressor test ?
Kontra indikasi cold pressor test adalah peningkatan tekanan darah yang
menunjukkan risiko hipertensi, iskemi, dan rasa nyeri.
2
9