Anda di halaman 1dari 12

INFOMATEK

Volume 22 Nomor 2 Desember 2020

PENENTUAN KLASIFIKASI BEBAN KERJA BARU BERDASARKAN


PREDIKSI KADAR OKSIGEN DALAM DARAH DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN DENYUT JANTUNG, TEMPERATUR TUBUH DAN
KONSUMSI OKSIGEN PADA PEKERJA JASA KULI ANGKUT
*)
Hermita Dyah Puspita , Gianti Puspawardhani

Jurusan Teknik Industri


Fakultas Teknologi Manufaktur, Universitas Jenderal Achmad Yani

Abstrak: Aktifitas pengangkutan barang merupakan kegiatan yang tidak bisa dilepaskan dari sistem pemindahan
barang di pasar tradisional dan dapat mempengaruhi beban kerja fisik operator/kuli angkut. Beban kerja fisik
operator/kuli angkut di pasar dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya yaitu :berat dari benda/bahan yang
dipindahkan, posisi pembebanan dengan mengacu pada titik berat tubuh, frekuensi pemindahan dan durasi total
waktu dalam proses pemindahan bahan. Dalam praktiknya, beban kerja fisik pekerja yang berat ditambah
dengan postur tubuh yang monoton menimbulkan kinerja yang rendah dan dapat mengakibatkan penyakit akibat
kerja (PAK). Kinerja faal tubuh dan kenyamanan pekerja pada manual material handling (MMH) sudah terbukti
sangat menunjang tingkat produktivitas pekerja. Proses metabolisme yang terjadi dalam tubuh manusia sebagai
penghasil energi pada saat melakukan kerja fisik merupakan phase yang penting. Panas dan energi yang
dihasilkan dari proses metabolisme dibutuhkan pada saat kerja fisik (mekanis) melalui system otot manusia.
Energi dalam fisiologi kerja dapat diukur secara langsung dengan mengukur konsumsi oksigen yang dihirup oleh
tubuh. Pengukuran energi yang dikeluarkan pada saat kerja fisik dapat diukur dengan cara lain yaitu dengan
membandingkan konsumsi oksigen dengan laju detak jantung. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan
persamaan prediksi kadar oksigen dalam darah dengan mempertimbangkan tiga variabel independent, yaitu :
persentase HRR (%CVL), konsumsi oksigen, dan temperatur tubuh pekerja. Dari hasil prediksi dibuat klasifikasi
baru beban fisik kerja berdasarkan kadar oksigen dalam darah.

Kata kunci: Klasifikasi Beban Kerja Fisik ,HRR ,Temperatur, Konsumsi Oksigen, Kadar Oksigen dalam darah

1
I. PENDAHULUAN seperti konsumsi oksigen, kecepatan denyut
Kerja fisik adalah kegiatan yang memberi jantung, perubahan kadar kimia dalam darah
pembebanan bagi tubuh dan dapat dan perubahan temperature tubuh, dimana
mengakibatkan perubahan pada fungsi organ- salah satu faktor yang mempengaruhi adalah
organ tubuh. Pada saat kerja fisik terjadi berat ringannya beban yang diterima.
mekanisme penyesuaian dari organ tubuh,
Menurut Al Faritsy & Nugroho (2017)[1] denyut
*)
hermitadp@yahoo.com.sg
jantung dipengaruhi oleh temperatur
Pertama diterima: 3 Juli 2020
Direvisi: 11 November 2020 lingkungan, berat badan dan tingkat beban
Disetujui untuk publikasi: 17 November 2020
Infomatek Volume 22 Nomor 2 Desember 2020 : 89 – 100

kerja. Sedangkan alokasi waktu istirahat dapat metabolisme tidak bisa segera terbuang.
menurunkan denyut nadi pekerja dalam Kondisi seperti itu akan mengakibatkan rasa
bekerja untuk mengurangi kelelahan kerja lelah dan sakit pada otot (Wignjosoebroto [3]).
(Salsia [2]). Kelelahan otot diakibatkan oleh adanya sisa-
sisa zat metabolisme. Istilah metabolisme
Dalam melakukan pekerjaan, kemampuan fisik digunakan untuk menggambarkan seluruh
digambarkan sebagai aktivitas dari otot-otot proses pengeluaran energi. Pengeluaran
tubuh yang bergantian berkontraksi. Pada energi berhubungan erat dengan konsumsi
saat otot mengencang dalam waktu yang lama energi dan denyut jantung. Pengklasifikasian
akan berakibat pada terganggunya aliran pekerjaan menurut jenisnya berdasarkan
darah sehingga suplai darah dan glukosa evaluasi nilai absolute kebutuhan energi
terhambat. Hal tersebut mengakibatkan setiap individu dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Klasifikasi jenis pekerjaan berdasarkan VO2 , denyut jantung dan pengeluaran energi (Kromer dalam Soleman [4])
Total Pengeluaran Energi Denyut
Kriteria Beban Kerja Jantung VO2 (L /menit)
Kj/Menit Kkal/menit
(denyut/menit)
Ringan 10-20 <2.5 ≤ 90 < 0.5
Sedang 20-30 2.5-5.0 90-110 0.5 - 1.0
Berat 30-40 5.0-7.5 110-130 1.0 - 1.5
Sangat Berat 40-50 7.5-10 130-150 1.5 - 2.0
Ekstrem Berat 50-60 >10 150-170 > 2.0

Tabel 1 menunjukkan ukuran denyut jantung pekerja kuli angkut dipasar tradisional yaitu
digunakan untuk menganalisa dan dengan cara memanggul dengan
mengevaluasi beban kerja. Semakin berat menggunakan bagian tubuh. Aktifitas kuli
kerja fisik seseorang maka semakin berat juga angkut tersebut dapat membahayakan kondisi
kerja jantung yang diindikasikan dengan tubuh karena beban yang diangkatnya
adanya kenaikan nilai denyut jantung. melebihi batas ditambah postur kerja yang
tidak sesuai dengan prinsip biomekanika
Pekerja kuli angkut merupakan pekerjaan dalam ergonomi . Peraturan
yang aktifitas kerjanya menggunakan fisik. Kepmenakertranskop No 1 Tahun 1978 telah
Pekerja kuli angkut masih banyak ditemukan mengatur beban maksimum yang
di pasar-pasar tradisional, terminal dan stasiun diperkenankan agar tidak menimbulkan
kereta api. Aktifitas mengangkat dan kecelakaan seperti ditunjukkan dalam Tabel 2.
mengangkut beban yang dilakukan oleh

90
Penentuan Klasifikasi Beban Kerja Baru
Berdasarkan Prediksi Kadar Oksigen Dalam Darah Pada Pekerja Jasa Kuli Angkut

Tabel 2. Beban kerja Menurut jenis kelamin (Kepmenakertranskop [5])


Pekerja Dewasa ( >17 Tahun) Pekerja Muda ( < 17 Tahun)
Angkat-angkut
Laki-laki (Kg) Wanita (Kg) Laki-laki (Kg) Wanita (Kg)
Mengangkat Sesekali 40 15 15 10-12
Terus Menerus 15-18 10 10-15 6-9
Sumber : No. Per-01/MEN/1978

Dalam kondisi oksigen yang tidak tercukupi dan variabel independent : Umur, Jenis
dan akan mengakibatkan meningkatnya Pekerjaan, Berat Badan, Riwayat Kesehatan
kandungan asam laktat, sedangkan asam dan Lamanya Kerja.
laktat merupakan manifestasi dari kelelahan,
maka berat beban yang melebihi batas Salah satu elemen yang terpenting bagi tubuh
kemampuan fisik tidak dapat dilaksanakan manusia adalah oksigen, karena otak manusia
(Nurmianto [6]). Ergonomi juga mempelajari memanfaatkan hampir 20% oksigen. angka
tentang beban kerja fisik dan jantung dikaitkan normal kadar oksigen dalam tubuh manusia
dengan kemampuan dan keterbatasan harus berkisar antara 85-100%. Alat yang
manusia secara fisik dan mental yang dapat dapat melakukan pengukuran kadar oksigen
meningkatkan kelelahan kerja. Faktor lain pada tubuh yaitu pulse oximetry. Jika nilai
yang dapat meningkatkan kelelahan kerja pengukurun dibawah 85% maka menandakan
adalah antropometri, karena ukuran tubuh bahwa jaringan tubuh tidak mendapatkan
menentukan pola kemampuan fisik tenaga oksigen yang cukup dan akan menimbulkan
kerja. dampak buruk bagi tubuh seperti kelelahan
akibat kerja, kesulitan bernafas, nyeri otot,
Mutia (2014)[7] melakukan pengukuran beban gangguan mata, tubuh menjadi pucat, hingga
kerja fisiologis dengan menghitung kebutuhan serangan jantung, serta akan berdampak
kalori, persentase CVL dan konsumsi masing- negatif pada fungsi otak.
masing operator dengan melakukan
pengukuran denyut nadi dan suhu operator Berdasarkan permasalahan di atas, maka
menggunakan metode beban kardiovascular tujuan dalam penelitian ini adalah
(%CVL). Sedangkan Silalahi (2018)[8] meneliti menghasilkan persamaan prediksi kadar
beban kerja fisik berdasarkan nilai persentase oksigen dalam darah dengan
HRR dan konsumsi oksigen (liter/menit). mempertimbangkan tiga variabel independent,
Benedikta (2016)[9] membuat pengembangan yaitu: persentase HRR (%CVL), konsumsi
persamaan prediksi konsumsi Oksigen pada oksigen, dan temperatur tubuh pekerja. Dari
mahasiswa pekerja industri dengan Variabel hasil prediksi tersebut akan dibuat klasifikasi
dependent-nya adalah Konsumsi (VO2) Max

91
Infomatek Volume 22 Nomor 2 Desember 2020 : 89 – 100

baru beban fisik kerja berdasarkan kadar kuli angkut yang ada di kota Bandung. Total
oksigen dalam darah. responden berjumlah 35 orang responden
dengan rincian 25 responden dengan jenis
II. METODOLOGI kelamin laki-laki dan 10 responden dengan
Metodologi penelitian menggambarkan jenis kelamin perempuan.
langkah-langkah yang akan ditempuh dalam
melakukan penelitian. Langkah-langkah ini III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
ditunjukkan untuk memperjelas dan menuntun 3.1 Karakteristik Responden
proses penelitian agar tujuan yang diinginkan Karakteristik responden dalam penelitian ini
dapat tercapai dengan baik. Skema yaitu meliputi usia, jenis kelamin body mass
metodologi penelitian dapat dilihat pada index (BMI), berat beban, denyut jantung
Gambar 1. sebelum dan sesudah, kadar oksigen dalam
Studi Literatur A darah sebelum dan sesudah dan jam kerja
Pengolahan Data : dari pekerja jasa kuli angkut yang ada di kota
Uji Asumsi Klasik
Identifikasi Masalah Penelitian Uji Transformasi
Tidak
Hipotesa:
· Membuat kategori baru beban fisik kerja
Normalitas Data
Bandung adalah sebagai berikut :
berdasarkan kadar oksigen dalam darah
· Membuat persamaan prediksi Kadar
oksigen dalam darah dengan variabel
Ya Tabel 3. Karakteristik Responden
independent-nya adalah : Denyut Jantung,
Temperatur dan Konsumsi Oksigen Pengujian Karakteristik Frekuensi Persentase
Autokorelasi No
Responden (F) (%)
Ya
Usia
Dewasa Awal
Pemilihan Metode : Metode 15 42,86
Regresi Linear Berganda Pengujian (25-35)
(Multiple Linear Regresion) Homoscedasticity
Dewasa Akhir
1 13 37,14
Ya
(36-45)
Lansia Awal
Penentuan Variabel Penelitian : 7 20
Pengujian
Multikolinearitas
(46-55)
Variabel Independent :
1. Denyut Jantung
antar variabel
Total 35 100
2. Temperatur
3. Konsumsi Oksigen
Ya
Jenis Kelamin
Variabel Dependent : Laki-laki 25 71,43
Kadar Oksigen Dalam
Persamaan Prediksi
2
Darah (SPO2)
Kadar Oksigen
DalamDarah
Perempuan 10 28,57
Total 35 100
Pengumpulan Data : Kategori Baru BMI
·
Beban Fisik Kerja
Kekurangan
Kadar Oksigen Dalam Darah (SPO2)
0 0
Dipengaruhi Oleh Variabel :
1. Denyut Jantung
Berat Badan
Mengukur
2. Temperatur
3. Konsumsi Oksigen Kecukupan Waktu 3 Normal 24 68,57
Istirahat
Kelebihan
11 31,43
Berat Badan
A
Total 35 100
Berat Beban
Gambar 1. < 20 kg 3 8,57
4
Skema Metodologi Penelitian >20 kg 32 91,43
Total 35 100
Denyut Jantung (Sebelum)
Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari Ringan (≤ 90) 22 62,86
Sedang (90-
5 13 37,14
hasil wawancara dan penyebaran kuisioner 110)
Berat (110-
terbuka kepada 35 responden pekerja jasa 0 0
130)

92
Penentuan Klasifikasi Beban Kerja Baru
Berdasarkan Prediksi Kadar Oksigen Dalam Darah Pada Pekerja Jasa Kuli Angkut

Karakteristik Frekuensi Persentase otot akan mngalami penurunan dan juga akan
No
Responden (F) (%)
Sangat Berat
0 0
mengalami proses degenerasi organ yang
(130-150)
Ekstrem Berat akan menyebabkan penurunan kemampuan
0 0
(150-170)
Total 35 100 organ tersebut (Grandjean [11]).
Denyut Jantung (Sesudah )
Ringan (≤ 90) 0 0
Sedang (90- Data tinggi badan dan berat badan digunakan
3 8,57
110)
Berat (110-
24 68,57
untuk mencari Body Mass Index (BMI) yaitu
6 130)
Sangat Berat untuk mengetahui kenormalan berat badan
7 20
(130-150)
Ekstrem Berat seseorang. Body Mass Index pekerja jasa kuli
1 2,86
(150-170)
Total 35
angkut untuk kategori kekurangan berat badan
SPO2 (Sebelum) 0%, kategori normal 68,57% dan kategori
< 85 % 0 0
7
> 85% 35 100 kelebihan berat badan 31,43%.
Total 35 100
SPO2 (Sesudah)
< 85 % 23 65,71
8
> 85% 12 34,29 Berat beban yang diangkat dan diangkut oleh
Total 35 100 pekerja jasa kuli angkut yang ada di kota
Jam Kerja
9
< 7 Jam 4 11,43 Bandung, dalam sekali angkat-angkut berat
> 7 Jam 31 88,57
Total 35 100 beban berkisar antara 10 sampai dengan 25
kg. Kategori mengangkat beban kurang dari
Jumlah responden yang digunakan dalam 20 kg 8,57% dan kategori mengangkat beban
penelitian ini sebanyak 35 orang, terdiri dari lebih dari 20 kg 91,43%. Kategori mengangkat
laki-laki 71,43% dan perempuan 28,57%. beban lebih dari 20 kg lebih dominan. Hal ini
Rentang usia pekerja jasa kuli angkut dalam dapat membahayakan kondisi tubuh para
penelitian dari 25-55 tahun. Dari ketiga pekerja jasa kuli angkut dan akan berakibat
kategori usia pekerja jasa kuli angkut, berbagai keluhan penyakit khususnya pada

persentase terbesar berada pada kategori bagian tulang belakang.

usia dewasa awal 25-35 tahun. Hal tersebut


Pengambilan data dilakukan dengan
dikarenakan Indonesia termasuk ke dalam
pengukuran denyut jantung dan kadar oksigen
negara berkembang yang masih memiliki
dalam darah sebelum dan sesudah bekerja,
tenaga kerja dengan keterampilan dan tingkat
denyut jantung digunakan untuk mengetahui
pendidikan yang rendah serta memiliki
kategori jenis pekerjaan dan kadar oksigen
konsekuensi beban kerja yang mengarah
dalam darah digunakan untuk mengetahui
bekerja secara fisik. Kekuatan otot maksimal
konsentrasi seseorang.
terjadi pada umur 20-29 tahun (Tarwaka, [10]).
Dengan semakin bertambahnya usia kekuatan

93
Infomatek Volume 22 Nomor 2 Desember 2020 : 89 – 100

Denyut jantung pekerja jasa kuli angkut Jam kerja pekerja jasa kuli angkut tidak ada
sebelum bekerja, sebanyak 22 (62,86%) orang standar tetapnya tetapi setelah melakukan
termasuk kedalam kategori ringan, sebanyak observasi di lapangan dengan cara
13 orang (37,14%) orang termasuk kedalam wawancara menggunakan kuisioner jam kerja
kategori sedang, sebanyak 0 orang (0%) kuli angkut kurang dari 7 jam sebanyak 4
orang termasuk kedalam kategori berat, orang dan jam kerja yang lebih dari 7 jam
kategori sangat berat dan kategori ekstrem sebanyak 31 orang.
berat. Hasil persentase paling besar termasuk
kedalam kategori pekerjaan yang ringan 3.2 Pengujian Asumsi Klasik
karena disini responden masih dalam keadaan 1. Uji Asumsi Normalitas Untuk Variabel
normal dan belum melakukan aktivitas yang Dependent Kadar O2 dalam darah
berat. Denyut jantung sesudah bekerja, Pengujian distribusi normal dilakukan dengan
sebanyak 0 orang (0%) termasuk kedalam bantuan SPSS Versi 20. Hasil pengujian
kategori ringan, sebanyak 3 orang (8,57%) tersebut ditunjukkan pada tabel 4 dimana data
termasuk kedalam kategori sedang, sebanyak Kadar O2 dalam darah berdistribusi normal
24 orang (68,57%) termasuk kedalam kategori dengan Asymp. Signifikansi sebesar 0,2 >
berat, sebanyak 7 orang (20%) termasuk 0.05(α). Dengan demikian dapat disimpulkan
kedalam kategori sangat berat dan sebanyak data kadar O2 dalam darah berdistribusi
1 orang (2,86%.) termasuk kedalam kategori normal terpenuhi.
ekstrem berat.
Tabel 4. Uji Kolmogorov-Smirnov

Kadar oksigen dalam darah sebelum bekerja Kadar O2


Dalam Darah
sebanyak 35 orang (lebih dari 85%). Hal N 35
tersebut menunjukan bahwa konsentrasi Normal Mean 83.7143
a,b
Parameters Std. Deviation 8.52530
pekerja sebelum bekerja sangat bagus dan Most Extreme Absolute .103
mempunyai tingkat konsentrasi yang baik. Differences Positive .097
Negative -.103
Sedangkan kadar oksigen dalam darah Test Statistic .103
c,d
sesudah bekerja sebanyak 23 orang (65,71%) Asymp. Sig. (2-tailed) .200
a. Test distribution is Normal.
kurang dari 85% dan sebanyak 12 orang b. Calculated from data.
(34,29%) lebih dari 85%, hasil dari kadar c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance
oksigen dalam darah terebut menunjukan
bahwa konsentrasi sesudah bekerja tersebut
2. Uji Asumsi Autokorelasi
tidak sebaik sebelum bekerja.
Uji asumsi autokorelasi untuk mendeteksi
gejala autokorelasi yaitu dengan

94
Penentuan Klasifikasi Beban Kerja Baru
Berdasarkan Prediksi Kadar Oksigen Dalam Darah Pada Pekerja Jasa Kuli Angkut

menggunakan uji Durbin-Watson (DW). dengan jumlah variabel independen yang


Berdasarkan jumlah sampel (n) yang berpengaruh (k) yaitu 3 (denyut jantung, suhu
digunakan, maka diperoleh nilai DW. Jumlah dan konsumsi oksigen). Berikut ini adalah uji
sampel dalam penelitian 35 responden autokorelasinya:
Tabel 5. Uji Autokorelasi

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .612 .374 .313 7.06441 1.416
a. Predictors: (Constant), Denyut Jantung , Suhu, Konsumsi O2
b. Dependent Variable: Kadar O2 Dalam Darah

Tidak terjadi Autokorelasi jika nilai DW berada 3. Uji Asumsi Homocedasticity


diatara -2 dan 2. Dari tabel 5 terlihat bahwa Suatu model regresi dikatakan baik jika tidak
nilai Durbin Watson (DW)-nya adalah 1.416. terjadi heteroskesdastisitas atau dengan kata
Dengan demikian dapat disimpulkan tidak lain adalah homokedastisitas.
terjadi Autokorelasi.

Gambar 2.
Uji Homocedasticity
Pada Gambar 2 terlihat bahwa penyebaran 4. Uji Asumsi Multikolinearitas
residual data penelitian adalah tidak teratur. Pada pengujian ini variabel independen harus
Hal tersebut dapat dilihat pada scattterplot dinyatakan terbebas dari gejala multikolinearitas.
yang terpencar dan tidak membentuk pola Jika terdapat gejala korelasi antar variabel
tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan independen, maka hal tersebut menunjukkan
bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. adanya gejala multikolinearitas. Pada saat
nilai VIF (Variance Inflation Factor) tidak

95
Infomatek Volume 22 Nomor 2 Desember 2020 : 89 – 100

melebihi 10 dan nilai toleransi > 0.10 pada rendah menunjukan kolinearitas yang rendah
model regresi, maka hal tersbut menunjukkan antar variabel.
tidak ada multikolinearitas. Nilai VIF yang
Tabel 6. Uji Multikolinieritas

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 193.344 45.499 4.249 .000
Suhu -1.071 1.164 -.131 -.921 .364 .999 1.001
Konsumsi O2 12.955 9.286 .309 1.395 .173 .413 2.424
Denyut Jantung -.677 .186 -.803 -3.628 .001 .413 2.423
sesdh
a. Dependent Variable: Kadar O2 Dalam Darah
Hasil dari tabel 6 menunjukkan bahwa nilai toleransi dari setiap variabel independent lebih dari 0.10
dan nilai Nilai VIF tidak melebihi 10, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.
Tabel 7. Collinearity Diagnosticsa

Variance Proportions
Denyut
Condition Jantung
Model Dimension Eigenvalue Index (Constant) Suhu Konsumsi O2 sesdh
1 1 3.976 1.000 .00 .00 .00 .00
2 .022 13.438 .01 .01 .41 .00
3 .002 44.180 .01 .05 .56 .93
4 .000 101.752 .98 .94 .03 .07
a. Dependent Variable: Kadar O2 Dalam Darah
5. Uji Keterandalan Model Regresi (Uji F) Tabel 8 menunjukkan uji model regresi. Nilai
Untuk mengidentifikasi model regresi linear signifikansi pada model regresi pada tabel 8
yang diestimasi layak atau tidak digunakan Uji menunjukkan nilai 0,002 yang lebih kecil dari α
F. Jika model dinyatakan layak maka model sebesar 0.05, sehingga dapat ditarik
yang diestimasi layak digunakan untuk kesimpulan bahwa model regresi linear yang
menjelaskan pengaruh variabel-variabel diestimasi layak digunakan.
independent terhadap variabel dependent.
Tabel 8. Uji Model Regresi
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
b
1 Regression 924.059 3 308.020 6.172 .002
Residual 1547.084 31 49.906
Total 2471.143 34
a. Dependent Variable: Kadar O2 Dalam Darah
b. Predictors: (Constant), Denyut Jantung, Suhu, Konsumsi O2

96
Penentuan Klasifikasi Beban Kerja Baru
Berdasarkan Prediksi Kadar Oksigen Dalam Darah Pada Pekerja Jasa Kuli Angkut

3.3 Interpretasi Model Regresi Linear 108,884% Hal ini perlu dikoreksi karena
Berganda maksimal prosentase seharusnya
Tanda dalam koefisien regresi menunjukan 100%,sehingga persamaan prediksi di atas
arah hubungan. Pengaruh yang searah antara tersebut perlu dikoreksi,yaitu dengan
variabel bebas dan variabel terikat mengalikan dengan (100/108,884).
ditunjukkan dengan tanda positif sedangkan Hasil persamaan prediksi setelah dikalikan
tanda negatif menunjukan pengaruh yang faktor koreksi menjadi :
berlawanan arah. Sedangkan besaran
koefisen menjelaskan nominal slope dari
Dengan adanya persamaan prediksi baru
persamaan regresi. Berikut ini adalah
tersebut , maka dapat dibuat klasifikasi baru
persamaan prediksi untuk kadar oksigen
untuk kategori pekerjaan fisik sebagai berikut :
dalam darah:
Hasil persamaan Prediksi Kadar Oksigen
Dalam Darah kategori pekerjaan ringan
Keterangan:
(denyut jantung 75, suhu 37,5 dan konsumsi
Denyut Jantung ( X1)
O2 0,5) :
Suhu ( X2)
Konsumsi O2 ( X3)
= (193,344 - 0,677(75) - 1,072(37,5)
Dari persamaan prediksi kadar oksigen dalam +12,955(0,5))* (100/108.884)
darah tersebut kemudian dimasukkan nilai = 100
untuk suhu 37,5°C , denyut jantung 75 dan Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada
konsumsi oksigen 0,5 ternyata hasilnya Tabel 9.
Tabel 9. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Persamaan Prediksi
Denyut Kadar O2
Kriteria Beban Ventilasi Suhu Rektal
VO2 (L /min) Jantung dlm Darah
Kerja Paru (l/min) ( °C)
(denyut/min) (%) **
Ringan 0.5-1.0 11-20 37.5 75-100 89,91-100
Sedang 1.0-1.5 20-30 37.5-38 100-125 79.83-89,91
Berat 1.5 – 2.0 31-43 38-38.5 125-150 69,74-79.83
Sangat Berat 2.0- 2.5 43-56 38.5-39 150-175 59,65-69,74
Ekstrem Berat 2.5-4.0 60-100 > 39 >175 ≤ 59,65

97
Infomatek Volume 22 Nomor 2 Desember 2020 : 89 – 100

Penentuan durasi istriahat Karena nilai K = 3.12111 Kkal/min < S yaitu


Perhitungan HRR energi yang dikeluarkan selama bekerja
%HRR = 85,46% kurang dari nilai standar energi yang
Perhitungan CVL atau dengan perhitungan dikeluarkan (pria = 5 kkal/menit wanita = 4
nadi pemulihan. kkal/mnt) maka Rt = 0 artinya waktu istirahat
Konsumsi energi untuk saat ini sudah cukup memadai,
E = 1.80411 – 0.0229038 (126.06) + 4.71733 sehingga tidak dibutuhkan penambahan waktu
x 10-4 (126.06)2 istirahat.
1.80411-2.8872 + 7.4963 = 6.41321 Kkal/min Keterangan menggunakan persamaan Murrel :
Total metabolisme = 60 energy x ox uptk Rt = 0 untuk K<S
= 60 (6.41321) x 83.71
Rt = Untuk S<K<2S
= 32210.9 Kkal/h
R= x 1,11 Untuk K>2S
Tabel 10. Data Untuk Perhitungan Waktu Istirahat
Dimana :
No Keterangan Hasil
Rt = Waktu istirahat
1 Denyut nadi/jantung 126.06 denyut/menit
K = Energi yang dikeluarkan selama bekerja
2 Konsumsi oksigen 83.71 L/min
S = Standar energi yang dikeluarkan
3 Energi 6.41321 Kkal/min
(pria = 5 kkal/menit dan wanita = 4 kkal/menit)
4 Total metabolisme 32210.9 Kkal/h
BM = Metabolisme basal ( pria = 1,7
kkal/menit dan wanita = 1,4 kkal/menit)
Perhitungan waktu istirahat T = lamanya bekerja (menit)
X = 126.06 denyut/menit (kerja)
Et = 1.80411 – 0.0229038 (126.06) + 4.71733 IV. KESIMPULAN
-4 2
x 10 (126.06) Dari hasil pembahasan yang sudah dijelaskan
1.80411-2.8872 + 7.4963 = 6.41321 Kkal/min diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai
X = 85.46 denyut/menit (istirahat) berikut :
Ei = 1.80411 – 0.0229038 (85.46) + 4.71733 x 1. Persamaan prediksi kadar oksigen dalam
-4 2
10 (85.46) darah didapatkan persamaan sebagai berikut :
= 3.2921 Kkal/min
K = Et-Ei
2. Prediksi kadar oksigen dalam darah
= 6.41321 - 3.2921 = 3.12111 Kkal/min
menghasilkan kategori baru untuk

98
Penentuan Klasifikasi Beban Kerja Baru
Berdasarkan Prediksi Kadar Oksigen Dalam Darah Pada Pekerja Jasa Kuli Angkut

pengelompokkan kerja fisik, yaitu: kategori Operator Lantai Produksi Bisnis Unit
kerja ringan adalah 89,91%-100%; kategori South Copper ROD. 34-42.
kerja sedang 79,83%- 89,91%;kategori kerja [3] Wignjosoebroto, S. (2003). Ergonomi
berat 69,74%-79,83%;kategori kerja sangat Studi Gerak dan Waktu. Surabaya:
berat 59,65%-69,74% dan kategori kerja Guna Widya
ekstrim berat kadar oksigen dalam darahnya [4] Soeleman, A., 2009. Kapasitas
kurang dari 59,65%. aerobik maksimum dan persamaan
3. Hasil dari nilai K = 3.12111 Kkal/min < S prediksi konsumsi oksigen pada
yaitu energi yang dikeluarkan selama bekerja perempuan pekerja industri. Unpublish
kurang dari nilai standar energi yang Tesis Magister. Teknik dan
dikeluarkan (pria = 5 kkal/menit wanita = 4 Manajemen Industri, Institut Teknologi
kkal/mnt) maka Rt = 0 artinya waktu istirahat Bandung, ITB
untuk saat ini sudah cukup memadai, [5] Kepmenakertrankop No: Per-
sehingga tidak dibutuhkan penambahan waktu 01/MEN/1978
istirahat [6] Nurmianto, E. (2004). Ergonomi
Konsep Dasar dan Aplikasinya.
UCAPAN TERIMA KASIH Surabaya: Guna Widya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada [7] Mutia, M. (2014). Pengukuran Beban
LPPM Unjani selaku pemberi dana pada Kerja Fisiologis Dan Psikologis Pada
penelitian ini, yaitu dalam hibah internal Operator Pemetikan Teh. Jurnal
Universitas Jenderal Achmad Yani. Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No.
1,, 503-517.

DAFTAR PUSTAKA [8] Silalahi, R. e. (2018). Beban Kerja

[1] Al Faritsy, A. Z., & Nugroho, Y. A. Fisik Pekerja Pengolah Emping

(2017). Pengukuran Lingkungan Kerja Jagung. Jurnal Teknologi dan

Fisik dan Operator Untuk Menentukan Manajemen Agroindustri Volume 7

Waktu Istirahat Kerja . 108-114. Nomor 1, 12-22.

[2] Salsia, K., Safitri, D. M., & Anggraini, [9] Benedikta, e. a. (2016). Analisa Beban

R. D. (2018). Intervensi Ergnomi Kerja dan Pengembangan Persamaan

Untuk Menurunkan Beban Kerja Pada Prediksi Konsumsi Oksigen Pada


Mahasiswa Pekerja Industri.

99
Infomatek Volume 22 Nomor 2 Desember 2020 : 89 – 100

[10] Tarwaka. (2010). Ergonomi Industri. [11] Grandjean, E. (2000). Fitting The Task
Harapan Press. To The Human. Philadelphia: A
Textbook of Occupational Ergonomics.

100

Anda mungkin juga menyukai