Anda di halaman 1dari 25

BAB II

Landasan Teori

2.1 Pengertian Kerja


Menurut Sutalaksana, bekerja merupakan suatu kegiatan manusia
merubah keadaan-keadaan tertentu dari alam lingkungan yang ditujukan untuk
mempertahankan dan memelihara kelangsungan hidupnya. Studi ergonomi
yang kaitannya dengan kerja manusia dalam hal ini ditunjukan untuk
mengevaluasi dan merancang kembali tata cara kerja yang harus diaplikasikan,
agar dapat memberikan peningkatan efektivitas dan efesiensi selain juga
kenyamanan ataupun keamanan bagi manusia sebagai pekerjanya
(Sutalaksana, 1979).
Salah satu tolak ukur (selain waktu) yang diaplikasikan untuk
mengevaluasi apakah tata cara sudah dirancang baik atau belum adalah dengan
mengukur penggunaan energi kerja yang harus dilakukan untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tersebut. Berat ringannya kerja yang dilakukan oleh
seorang pekerja akan dapat ditentukan oleh gejala-gejala perubahan yang
dapat diukur lewat pengukuran anggota tubuh/fisik manusia antara lain:
1. Laju detak jantung
2. Tekanan darah
3. Temperatur badan
4. Konsumsi oksigen yang dihirup
5. Kandungan kimiawi dalam tubuh

2.2 Pembagian kerja


Secara umum jenis kerja dibedakan menjadi dua bagian yaitu kerja
fisik dan kerja mental. Pengertian dari kerja fisik dan kerja mental, yaitu:
1. Kerja fisik
Pengeluaran energi relatif lebih banyak dan pada jenis ini dapat dibedakan
lagi menjadi dua, yaitu:
A. Kerja
Statis
a. Tidak menghasilkan gerak
b. Konstraksi otot bersifat isometris
c. Kelelahan lebih cepat terjadi
B. Kerja dinamis
a. Menghasilkan gerak
b. Konstraksi otot bersifat ritmis
c. Kelelahan relatif agak lama
terjadi d. Konstraksi otot bersifat
isotonis
2. Kerja mental
Pengeluaran energi relatif sedikit dan cukup sulit untuk mengukur
kelelahannya. Hasil kerja manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu:
a. Faktor-faktor dari individu, meliputi sikap, fisik, minat, motivasi
jenis kelamin, pendidikan keterampilan, pengalaman, dan seterusnya.
b. Faktor-faktor situasional, meliputi lingkungan fisik, mesin dan
faktor peralatan, metode kerja, dan seterusnya.
Selain pembagian kerja, juga terdapat kriteria-kriteria yang
dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap manusia
dalam suatu sistem kerja. Kriteria-kriteria tersebut adalah:
1. Kriteria Faal
Meliputi kecepatan denyut jantung, konsumsi oksigen, tekanan darah,
tingkat penguapan, temperatur tubuh, komposisi kimia dalam darah dan air
seni, dst. Tujuannya adalah untuk mengetahui perubahan fungsi alat-alat
tubuh selama bekerja.
2. Kriteria Fisiologis kerja
Meliputi kejenuhan, emosi, motivasi, sikap, dan seterusnya. Tujuannya
adalah untuk mengetahui perubahan kejiwaan yang timbul selama berkerja.
3. Kriteria Hasil kerja
Meliputi pengukuran hasil kerja yang diperoleh dari pekerja selama
berkerja. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh kondisi kerja
dengan melihat hasil kerja yang diperoleh dari kerja.
2.3 Kelelahan Kerja
Definisi umum dari kelelahan kerja adalah suatu kondisi dimana terjadi
pada saraf dan otot manusia sehingga tidak dapat berfungsi lagi sebagaimana
mestinya. Kelelahan dipandang dari sudut industri adalah pengaruh dari
kerja pada pikiran dan tubuh manusia yang cenderung untuk mengurangi
kecepatan kerja mereka atau menurunkan kualitas produksi atau kedua-duanya
dari performansi optimum seorang operator. Cakupan dari kelelahan yaitu:
1. Penurunan dalam performansi kerja
a. Pengurangan dalam kecepatan dan kualitas output yang terjadi
bila melewati suatu periode tertentu.
b. Disebut fatique Industri.
2. Pengurangan pada kapasitas kerja
a. Perusakan otot atau ketidak keseimbangan susunan saraf
untuk memberikan stimulasi.
b. Disebut fatique fisiologi
3. Laporan-laporan subyektif dari pekerja
a. Berhubungan dengan perasaan gelisah dan
bosan. Disebut juga fatique psikologis
4. Perubahan-perubahan dalam aktivitas dan kapasitas lainnya
a. Perubahan fungsi fisiologis atau perubahan dalam kemampuan
melakukan aktivitas fisiologis.
b. Disebut fatique fungsional.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kelelahan yaitu:
penentuan lamanya waktu kerja, penentuan lamanya waktu istirahat, sikap
mental pekerja, besar beban kerja, kebosanan pekerja dalam lingkungan kerja
yang tetap, kondisi operator pada waktu melaksanakan pekerjaan, kecapaian
kerja, lingkungan fisik pekerja, jenis dan kebiasaan olahraga, jenis
kelamin, usia., dan sikap kerja. Adapun pengukuran kelelahan dapat
dilakukan dengan cara:
a. Mengukur kecepatan denyut
jantung
b. Mengukur kecepatan pernapasan
c. Mengukur tekanan darah
d. Menghitung jumlah kadar oksigen yang
dikonsumsi
e. Menghitung perubahan suhu tubuh
f. Perubahan komposisi kimia darah dan urine
g. Jumlah karbondioksida yang terpakai
Kelelahan otot adalah kelelahan yang terjadi karena kerja otot, dengan
adanya aktivitas kontraksi dan relaksasi. Tipe aktivitas (Ryan : Work & effort)
adalah:
a. Pengeluaran sejumlah energi secara tepat
b. Pekerjaan yang dikerjakan terus menerus
c. Pekerjaan setempat atau lokal yang terus menerus berulang
dengan pengeluaran energi yang cukup besar
d. Perilaku yang dibatasi
Mengurangi kelelahan otot (brouha dalam physiolgy
Industry)
menyarankan agar:
a. Mengatur periode istirahat yang cukup berdasarkan atas
pertimbangan fisiologis
b. Mengatur regu-regu kerja dengan baik dan dapat menyeimbangkan
tekanan fisiologis diantara angota pekerja
c. Mengatur beban kerja dengan melakukan perancangan kerja
d. Menyediakan kebutuhan-kebutuhan operator yang cukup dalam
lingkungan kerja yang panas seperti air dan garam
e. Menyeleksi pekerja yang didasarkan atas kemampuan fisik mereka dan
tingkat pelatihan (training) untuk aktivitas tertentu yang mana
membutuhkan energi yang cukup banyak.

2.4 Penentuan waktu istirahat (recovery)


Penentukan waktu istirahat atau recovery teoritis terdapat dua cara
penentuan. Dua cara penentuan tersebut yaitu:
a. Berdasarkan konsumsi energi yang didapatkan dari konversi kecepatan
denyut
jantung.

Keterangan: R = Waktu istirahat


(menit) T = Total
waktu kerja
K = Energi yang dikeluarkan dalam bekerja
S = Konstanta (nilainya berdasarkan tabel dibawah)
Tabel 2.1
Penentuan Nilai S
Tingkat Pekerjaan S
Undully heavy Over 12.5
Very heavy 10-12.5
Heavy 7.5-10
Moderate 5-7.5
Light 2.5-5
Very light under 2.5

b. Berdasarkan kapasitas oksigen terukur

Keterangan : R = Waktu istirahat (jam)


W = Waktu total kerja (jam)
B = Kapasitas oksigen pada saat bekerja
(liter/menit) S = Kapasitas oksigen pada saat
diam
Energi yang dibutuhkan untuk kegiatan sehari-hari seperti ditunjukan oleh
tabel
dibawah ini.
Tabel 2.2 Perbedaan Energi Pria dan Wanita
Jenis Pekerjaan/pekerja Pria (Kkal/hari) Wanita (Kkal/hari)
Sekretaris 2700 2250
Pengemudi 3000 2500
Operator mesin 3300 2700
Buruh kasar 3900 3250
Penari balet 3900 3250
Altlet 4800 4250

Tabel 2.3 Kebutuhan Energi Berdasarkan Jenis Pekerjaan


Jenis pekerjaan Energi (Kkal/hari)
Duduk 0.3
Berdiri 0.6
Berjalan 2.1
Berjalan dengan beban 10 kg 3.6
Berjalan dengan kecepatan 16 km 5.2
Mendaki dengan sudut 30o 13.7

2.5 Definisi Biomekanika


Biomekanika adalah suatu ilmu pengetahuan yang merupakan
kombinasi dari ilmu fisika (khususnya mekanika) dan teknik, dengan berdasar
pada biologi dan juga pengetahuan lingkungan kerja. Oleh Winter (1990),
mendefinisikan bahwa biomekanika dari gerakan manusia adalah ilmu yang
menyelidiki, menggambarkan dan menganalisis gerakan manusia.
Biomekanika umum adalah bagian dari biomekanika yang berbicara
mengenai hukum-hukum dasar yang mempengaruhi tubuh organik manusia
baik dalam posisi diam maupun bergerak. Biostatik adalah bagian dari
biomekanika umum yang hanya menganalisa bagian tubuh dalam keadaan
diam maupun bergerak pada garis lurus dengan kecepatan seragam
(uniform). Biodinami
adalah bagian dari biodinamika umum yang berkaitan dengan gerakan-gerakan
tubuh tanpa mempertimbangkan gaya yang terjadi (kinematik) dan gaya
yang disebabkan gaya yang bekerja dalam tubuh (kinetik). Occupational
Biomechanics didefinisikan sebagai bagian dari mekanik terapan yang
mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material, dan
peralatan dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan pada sistem kerangka
otot agar produktivitas kerja dapat meningkat (Chaffin & Anderson, 1984).
Pendekatan Biomekanika memandang tubuh sebagai suatu sistem
yang terdiri dari elemen-elemen yang saling berkaitan dan terhubung satu
sama lain melalui sendi-sendi dan jaringan otot yang ada. Prinsip-prinsip fisika
digunakan untuk menyatakan tegangan mekanik pada tubuh dan gaya otot
yang diperlukan untuk mengimbangi tegangan-tegangan tersebut.
Dalam melakukan analisis biomekanik, tubuh manusia dipandang
sebagai suatu sistem yang terdiri dari link (penghubung) dan joint
(sambungan). Tiap link mewakili segmen tubuh tertentu dan tiap joint
menggambarkan sendi yang ada. Menurut Chaffin & Anderson (1984), tubuh
manusia terdiri dari link, yaitu :
1. Link lengan bawah yang dibatasi joint telapak tangan dan
siku
2. Link lengan atas yang dibatasi joint siku dan
bahu
3. Link punggung yang dibatasi joint bahu dan
pinggul
4. Link paha yang dibatasi joint pinggul dan
lutut
5. Link betis yang dibatasi joint lutut dan mata
kaki
6. Link kaki yang dibatasi joint mata kaki dan telapak
kaki
2.6 Analisis Biomekanika
Analisis biomekanika ada 2 (dua) yaitu secara statis berupa analisis
besarnya gaya dan momen yang terjadi pada bagian-bagian tubuh tertentu,
saat tubuh dalam kondisi tanpa gerakan. Sedangkan analisis biomekanika
secara dinamis adalah analisis besarnya gaya dan momen yang terjadi
pada bagian- bagian tubuh tertentu saat tubuh dalam kondisi bergerak.
Menurut Winter (1990), terhadap tiga jenis gaya bekerja di dalam tubuh
manusia, yaitu
1. Gaya Gravitasi yaitu gaya yang melalui pusat massa dari segmen
tubuh manusia dengan arah ke bawah. Besar gayanya adalah massa di kali
percepatan gravitasi (F = m.g).
2. Gaya Reaksi yaitu gaya yang terjadi akibat beban pada segmen tubuh atau
berat segmen tubuh itu sendiri.
3. Gaya Otot yaitu gaya yang terjadi pada bagian sendi, baik akibat gesekan
sendi atau akibat gaya pada otot yang melekat pada sendi, dan gaya ini
menggambarkan besarnya momen otot.
Dengan mendefinisikan jenis pekerjaan dan postur tubuh didalam
melakukan pekerjaan tersebut, dapat dihitung besarnya gaya dan momen yang
terjadi pada setiap link dan sendi melalui analisa mekanik. Baik pada saat
tubuh dalam posisi diam (biostatic) maupun pada saat bergerak (biodynamic).
Hukum Kesetimbangan Gaya menyatakan bahwa penjumlahan aljabar dari
semua gaya yang bekerja pada suatu benda dalam keadaan kesetimbangan
statis adalah sama dengan nol ( F = 0). Untuk mendapatkan kesetimbangan
gaya secara keseluruhan, maka gaya-gaya dibedakan sedikitnya dalam dua
arah, yaitu vertikal dan horizontal.

penjumlahan aljabar momen-momen dari semua gaya yang bekerja pada


satu suatu benda dalam keadaan kesetimbangan statis adalah sama dengan
nol (∑M = 0).

Prinsip-prinsip dasar yng diaplikasikan pada mekanika di atas, dapat


dilakukan analisis biomekanika pada berbagai segmen tubuh manusia dengan
memandang tubuh sebagai sistem multiple link, maka hasil perhitungan gaya
dan momen pada suatu link akan dipengaruhi link sebelumnya dan
akan mempengaruhi link selanjutnya. Oleh sebab itu link terakhir (link kaki)
akan menahan beban yang berasal dari berat seluruh link sebelumnya, baik
beban eksternal maupun beban link itu sendiri. Dalam menganalisis
biomekanika khususnya pada perajin gerabah perlu digambarkan secara
diagram segment - segment tubuh yang akan dianalisis yaitu pada bagian
lengan yang bertujuan memudahkan dalam menentukan gaya-gaya yang
berpengaruh pada sistem anatomi tubuh manusia.

2.7 Konsep Biomekanika


Biomekanika diklasifikasikan menjadi 2 bagian. Berikut adalah
bagian dari konsep biomekanika:
1. General Biomechanic
General Biomechanic adalah bagian dari Biomekanika yang berbicara
mengenai hukum – hukum dan konsep – konsep dasar yang mempengaruhi
tubuh organic manusia baik dalam posisi diam maupun bergerak.
Dibagi menjadi 2, yaitu:
a) Biostatics adalah bagian dari biomekanika umum yang hanya menganalisis
tubuh pada posisi diam atau bergerak pada garis lurus dengan kecepatan
seragam (uniform).
b) Biodinamic adalah bagian dari biomekanik umum yang berkaitan dengan
gambaran gerakan – gerakan tubuh tanpa mempertim-bangkan gaya yang
terjadi (kinematik) dan gerakan yang disebabkan gaya yang bekerja
dalam tubuh (kinetik) (Tayyari, 1997).
2. Occupational Biomechanic.
Didefinisikan sebagai bagian dari biomekanik terapan yang
mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material dan
peralatan dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan pada sistem kerangka
otot agar produktifitas kerja dapat meningkat. Setelah melihat klasifikasi diatas
maka dalam praktikum kita ini dapat kita kategorikan dalam Biomekanik
Occupational Biomechanic. Untuk leebih jelasnya disini akan kita bahas
tentang anatomi tubuh yang menjadi dasar perhitungan dan penganalisaan
biomekanik.
Dalam biomekanik ini banyak melibatkan bagian bagian tubuh yang
berkolaborasi untuk menghasilkan gerak yang akan dilakukan oleh organ
tubuh yakni kolaborasi antara Tulang, Jaringan penghubung (Connective
Tissue) dan otot yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Tulang
Tulang adalah alat untuk meredam dan mendistribusikan
gaya/tegangan yang ada padanya. Tulang yang besar dan panjang berfungsi
untuk memberikan perbandingan terhadap beban yang terjadi pada tulang
tersebut. Mungkin dalam aplikasinya biomekanik selalu berhubungan dengan
kerangka manusia, oleh sebab itu di bawah ini adalah gambar kerangka
manusia (Eko Nurmianto, 1996).

Tulang juga selalu terikat dengan otot, dan jaringan penghubung


(connective Tissue) yakni ligamen,cartilage dan Tendon. Fungsi otot disini
untuk menjaga posisi tubuh agar tetap sikap sempurna. 2. Connective Tissue
atau jaringan penghubung
a. Cartilagenous
Fungsi dari sambungan Cartilagenous adalah untuk pergerakan
yang relatif kecil. Contoh: Sambungan tulang iga ( ribs ) dan pangkal tulang
iga (sternum) Sambungan cartilagenous khusus, antara vertebrata ( ruas-ruas
tulang belakang) yaitu dikenal sebagai interveterbratal disc, yang
terdiri dari pembungkus, dan dikelilingi oleh inti (puply core). Verterbrae
juga terdapat pada ligamen dan otot. Adanya gerakan yang relatif kecil pada
setiap jointnya, dapat
mengakibatkan adanya flaksibelitas badan manusia untuk membungkuk,
menengadah, dan memutar. Sedangkan disc berfungsisebagai peredam getaran
pada saat manusia bergerak baik translasi dan rotasi (Nurmianto, 1996).
b. Ligamen
Ligamen berfungsi sebagai penghubung antara tulang dengan tulang
untuk stabilitas sambungan (joint stability) atau untuk membentuk bagian
sambungan dan menempel pada tulang. Ligamen tersusun atas serabut yang
letaknya tidak paralel. Oleh karenanya tendon dan ligamen bersifat inelastic
dan berfungsi pula untuk menahan deformasi. Adanya tegangan yang konstan
akan dapat memperpanjang ligamen dan menjadikannya kurang efektif dalam
menstabilkan sambungan (joints).

Ligamen tersebut untuk membatasi rentang gerakan. Batasan jangkauan


dapat menentukan ruang gerakan atau aktifitas yang digambarkan oleh sistem
sambungan tulang. Sambungan tulang yang sederhana ada pada siku dan lutut.
Dengan adanya alasan bahwa kedua adalah sambungan yang membatasi
gerakan fleksi (flexion). Sambungan siku memberikan kebebasan gerak
pada tulang tangan.

Lengan dan tungkai adalah sambungan yang komplek, yang mampu


untuk mengadakan gerakan 3 dimensi, Contoh: gerakan mengangkat tangan,
sambungan siku juga dibantu oleh sambungan bahu, pergerakan rotasi
seluruh tangan pada sumbunya dan gerakan lengan tangan pada sambungan
pergelangan tangannya. Tangan manusia mempunyai flesibilitas yang

22 tinggi dalam gerakannya (Nurmianto, 1996). 22


c. Tendon
Berfungsi sebagai penghubung antara antara tulang dan otot terdiri dari
sekelompok serabut collagen yang letaknya paralel dengan panjang
tendon. Tendon bergerak dalam sekelompok jaringan serabut dalam sutu
area dimana adanya gaya gesekan harus diminimumkan. Bagian dalam dari
jaringan ini mengeluarkan cairan synovial untuk pelumasan (Nurmianto, 1996).
3. Otot ( Muscle )
Membahas masalah otot striatik yaitu otot sadar. Otot terbentuk atas
visber (fibre), dengan ukuran panjang dari 10-40 mm dan berdiameter 0,01-0,1
mm dan sumber energi otot berasal dari pemecahan senyawa kaya energi
melalui proses aerob maupun anaerob.
a. Anaerobic
Yaitu proses perubahan ATP menjadi ADP dan energi tanpa bantuan
oksigen. Glikogen yang terdapat dalam otot terpecah menjadi energi, dan
membentuk asam laktat. Dalam proses ini asam laktat akan memberikan
indikasi adanya kelelahan otot secara local, karena kurangnya jumlah oksigen
yang disebabkan oleh kurangnya jumlah suplai darah yang dipompa dari
jantung. Misalnya jika ada gerakan yang sifatnya tiba-tiba (mendadak), lari
jarak dekat (sprint), dan lain sebagainya. Sebab lain adalah karena pencegahan
kebutuhan aliran darah yang mengandung oksigen dengan adanya beban otot
statis. Ataupun karena aliran darah yang tidak cukup mensuplai oksigen dan
glikogen akan melepaskan asam laktat.
b. Aerobic
Yaitu proses perubahan ATP menjadi ADP dan enegi dengan
bantuan oksigen yang cukup. Asam laktat yang dihasilkan oleh kontraksi otot
dioksidasi dengan cepat menjadi dan dalam kondisi aerobic. Sehingga beban
pekerjaan yang tidak terlalu melelahkan akan dapat berlangsung cukup
lama. Di samping itu aliran darah yang cukup akan mensuplai lemak,
karbohidrat dan oksigen ke dalam otot.

Akibat dari kondisi kerja yang terlalu lama akan menyebabkan kadar
glikogen dalam darah akan menurun drastic di bawah norma, dan kebalikannya
23 kadar asam laktat akan meningkat, dan kalau sudah
23 demikian maka cara
terbaik adalah menghentikan pekerjaan, kemudian istirahat dan makan
makanan yang bergizi untuk membentuk kadar gula dalam darah. 2 COO H 2
Hal tersebut di atas adalah merupakan proses kontraksi otot yang telah
disederhanakan analisa pembangkit energinya, dan sekaligus menandakan arti
pentingnya aliran darah untuk otot. Oleh karenanya para ergonom
hendaklahmemperhatikan hal-hal seperti berikut untuk sedapat mungkin
dihindari (Nurmianto, 1996):
a) Beban otot statis (static muscle loads).
b) Oklusi (penyumbatan aliran darah) karena tekanan, misalnya tekanan segi
kursi pada popliteal (lipat lutut).
c) Bekerja dengan lengan berada di atas yang menyebabkan siku aliran
darah bekerja berlawanan dengan arah gravitasi.
Dalam dunia kerja yang menjadi perhatian adalah :
a. Kekuatan kerja otot.
Kekuatan kerja otot bergantung pada :
1. Posisi anggota tubuh yang bekerja
2. Arah gerakan kerja.
3. Perbedaan kekuatan antar bagian tubuh.
4. Usia.
b. Kecepatan dan ketelitian.
c. Daya tahan jaringan tubuh terhadap beban.
Suatu hal yang penting untuk mengetahui jenis otot yang sesuai untuk
menopang beban statis. Beban statis yang terjadi pada semua otot harus
diminimumkan. Gaya yang terjadi pada kontraksi otot sama dengan sebanding
dengan penampang melintangnya. Otot hanya mempunyai kemampuan
berkontraksi dan relaksi bila bergerak dengan arah berlawanan terhadap otot
yang lain, dikenal dengan gerakan antagonis.
Biomekanika dapat diterapkan pada perancangan kembali pekerjaan
yang sudah ada, mengevaluasi pekerjaan, penanganan material secara manual,
pembebanan statis dan penentuan sistem waktu.
Prinsip-prinsip biomekanika dalam pengangkatan beban
1. Sesuaikan berat dengan kemapanan pekerja dengan
mempertimbangkan frekuensi pemindahan.
24 24
2. Manfaatkan dua atau lebih pekerja untuk memindahkan barang yang berat.
3. Ubahlah aktivitas jika mungkin sehingga lebih mudah, ringan dan
tidak berbahaya.
4. Minimasi jarak horizontal gerakan antara tempat mulai dan berakhir
pada pemindahan barang.
5. Material terletak tidak lebih tinggi dari bahu.
6. Kurangi frekuensi pemindahan.
7. Berikan waktu istirahat.
8. Berlakukan rotasi kerja terhadap pekerjaan yang sedikit membutuhkan
tenaga.
9. Rancang kontainer agar mempunyai pegangan yang dapat dipegang
dekat dengan tubuh.
10. Benda yang berat ditempatkan setinggi lutut agar dalam pemindahan
tidak menimbulkan cidera punggung.

2.8 Definisi Faal Kerja

ilmu faal (dibaca fa-al) adalah salah satu dari cabang-cabang biologi
yang mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan. Istilah "fisiologi"
dipinjam dari bahasa Belanda, physiologie, yang dibentuk dari dua kata Yunani
Kuno: φύǔιǓ, physis, berarti "asal-usul" atau "hakikat" dan λογία, logia,
yang berarti "kajian". Istilah "faal" diambil dari bahasa Arab, berarti "pertanda",
"fungsi", "kerja". Fisiologi menggunakan berbagai metode untuk mempelajari
biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme secara
keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung
kehidupan. Berdasarkan objek kajiannya dikenal fisiologi manusia, fisiologi
tumbuhan, dan fisiologi hewan, meskipun prinsip fisiologi bersifat universal,
tidak bergantung pada jenis organisme yang dipelajari. Sebagai contoh, apa
yang dipelajari pada fisiologi sel khamir dapat pula diterapkan sebagian atau
seluruhnya pada sel manusia. Ilmu-ilmu lain telah berkembang dari fisiologi
mengingat ilmu ini sudah cukup tua. Beberapa turunan yang penting adalah
biokimia, biofisika, biomekanika, genetika sel, farmakologi, dan ekofisiologi
dan Ergonomi.
25 25
2.8. Fisiologi (faal tubuh) Manusia
Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) bagian dari alat atau jaringan tubuh.
Posisi Anatomis. Tubuh manusia diproyeksikan menjadi suatu posisi
yang dikenal sebagai posisi anatomis, yaitu berdiri tegak, ke dua lengan di
samping tubuh, telapak tangan menghadap ke depan. Kanan dan kiri mengacu
pada kanan dan kiri penderita.
2.8.1. Bidang Anatomis
Dalam posisi seperti ini tubuh manusia dibagi menjadi beberapa bagian oleh 3 buah
bidang khayal :
1. Bidang Medial; yang membagi tubuh menjadi kiri dan kanan
2. Bidang Frontal; yang membagi tubuh menjadi depan
(anterior) dan bawah (posterior)
3. Bidang Transversal; yang membagi tubuh menjadi atas
(superior) dan bawah (inferior) Istilah lain yang
juga dipergunakan adalah untuk
menentukan suatu titik lebih dekat ke titik
referensi (proximal) dan lebih jauh ke titik
referensi (distal).

2.6.2. Pembagian tubuh manusia


Tubuh manusia dikelilingi oleh kulit dan diperkuat oleh rangka.
Secara garis besar, tubuh manusia dibagi menjadi :
a. Kepala
b. Tengkorak, wajah, dan rahang bawah c. Leher
d. Batang tubuh
e. Dada, perut, punggung, dan panggul f. Anggota gerak atas
Sendi bahu, lengan atas, lengan bawah, siku, pergelangan tangan, tangan.
g. Anggota gerak bawah
Sendi panggul, tungkai atas, lutut, tungkai bawah, pergelangan
kaki, kaki. Rongga dalam tubuh manusia
h. Selain pembagian tubuh maka juga perlu dikenali 5 buah rongga yang
terdapat di dalam tubuh yaitu :
- Rongga tengkorak
Berisi otak dan bagian-bagiannya
- Rongga tulang belakang
26 26
Berisi bumbung saraf atau “spinal cord”
- Rongga dada
Berisi jantung dan paru
- Rongga perut (abdomen)
Berisi berbagai berbagai organ pencernaan
i. Untuk mempermudah perut manusia dibagi menjadi 4 bagian yang
dikenal sebagai kwadran sebagai berikut :
- Kwadran kanan atas (hati, kandung empedu, pankreas dan usus)
- Kwadran kiri atas (organ lambung, limpa dan usus)
- Kwadran kanan bawah (terutama organ usus termasuk usus buntu)
- Kwadran kiri bawah (terutama usus). j. Rongga panggulk.

Berisi kandung kemih, sebagian usus besar, dan organ


reproduksi dalam. Sistem dalam tubuh manusia Agar dapat hidup
tubuh manusia memiliki beberapa sistem :
- Sistem Rangka (kerangka/skeleton)
- Menopang bagian tubuh
- Melindungi organ tubuh
- Tempat melekat otot dan pergerakan tubuh
- Memberi bentuk bangunan tubuh
- Sistem Otot (muskularis)
- Memungkinkan tubuh dapat bergerak l. Sistem
pernapasan (respirasi)
Pernapasan bertanggung jawab untuk memasukkan oskigen dari udara bebas
ke dalam darah dan mengeluarkan karbondioksida dari tubuh.
m. Sistem peredaran darah (sirkulasi)
Sistem ini berfungsi untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
n. Sistem saraf (nervus)
Mengatur hampir semua fungsi tubuh manusia. Mulai dari yang disadari
sampai yang tidak disadari
o. Sistem pencernaan (digestif)
Berfungsi untuk mencernakan makanan yang masuk dalam tubuh sehingga
siap masuk ke dalam darah dan siap untuk dipakai oleh tubuh
p. Sistem Klenjar Buntu (endokrin)
q. Sistem Kemih (urinarius)
r. Kulit
s. Panca Indera

27 27
2.7. Faal Kerja
2.7.1. Tingkat Beban Kerja
Jantung merupakan alat yang sangat penting bagi bekerja. Alat tsersebut
merupakan pompa darah kepada otot-otot, sehingga zat yang diperlukan dapat
diberikan kepada dan zat-zat sampah dapat diambil dari otot. Jantung bekerja
diluar kemauan dan memiliki kemampuan-kemampuan secara khusus. A1at itu
memompa darah arteri ke jaringan-jaringan, termasuk otot dan darah vena ke
paru-paru. Suatu denyut jantung merupakan suatu volume denyutan (stroke volume)
darah arteri. Dengan sejumlah denyutan tiap menitnya, maka jantung memompakan
sejumlah darah arteri yang cukup untuk keperluan bekerja. Dengan kegiatan tubuh
yang meningkat, jantung harus memompakan darah lebih banyak, berarti jumlah
denyutan bertambah. Denyutan jantung dapat diukur dari denyutan nadi. Dengan
bekerja, mula-mula nadi bertambah, tetapi kemudian menetap sesuai dengan
kebutuhan dan setelah berhenti bekerja, nadi berangsur kembali kepada normal.
Jantung yang baik sanggup rneningkatkan jumlah denyutannya dan normal kembaIi
sesudah kegiatan dihentikan. Jumlah denyutan jantung merupakan petunjuk besar-
kecilnya beban kerja. Pada pekerjaan sangat ringan denyut jantung adalah kurang
dari 75, pekerjaan ringan diantara 75 - 100, agak berat 100 -
125, berat 125 - 150, sangat berat 150 - 175 dan luar biasa berat lebih dari
175/menit. Maksimum denyut nadi orang muda adalah
200/menit, sedangkan mereka yang berusia 40 tahun keatas
170/menit. Jantung yang sehat dalam 15 menit sesudah kerja akan bekerja normal
kembali seperti sebelumnya. Denyut jantung masih dipengaruhi oleh keadaan cuaca
kerja, reaksi psikis dan psikologis, keadaan sakit dan lain-lain. Salah satu keperluan
utarna otot untuk pekerjaannya adalah zat asam, yang dibawa oleh darah arteri
kepada otot untuk pembakaran zat dan menghasilkan energi. Maka dari itu, jumlah
O2 yang dipergunakan oleh tubuh untuk bekerja merupakan salah satu petunjuk
pula dari beban kerja. Sebagaimana diketahui O2 diambil oleh kapiler darah
didalam paru-paru, kemudian masuk da1am darah balik dari paru-paru yang kaya
zat asam. Maka keadaan dari paru-pam dan alat pernafasan akan berpengaruh pula
kepada pengembalian O2 ini oleh tubuh. Untuk bekerja perlu energi hasil
28 pembakaran. Semakin berat bekerja, semakin besar tenaga 28 yang diperlukan. Dalam
hubungan ini jumlah kalori merupakan juga petunjuk besarnya beban
pekerjaan.
B. Kerangka Berfikir

Identifikasi Masalah
1. Belum diketahuinya hasil dari Perhitungan uji Tarik faal kerja dan biomekanika
pria dan wanita.
2. Belum diketahuinya hasil dari Perhitungan uji Tarik pria dan wanita dengan
distribusi frekuensi.
3. Belum diketahuinya hasil dari Perhitungan uji cengkram pria dan wanita
4. Belum diketahui nilai dari grafik radar uji Tarik
5. Belum diketahi konsumsi energi pria dan wanita dalam uji faal kerja
6. Belum diketahui table Anova

Data
-BiomekanikaData diambil dari 30 orang pria dan 20
orang wanita lalu data di Randbetween
-Faal Kerja diambil dari 15 pria dan 15 wanita

Pengolahan Data

Melakukan perhitungan uji cengkram pada biomekanika dan uji


Tarik untuk Faal kerja pada pria dan wanita.

Analisis

Perhitungan data menggunakan data yang telah di randbeetween


untuk uji cengkram diambil data 30 pria dan 20 wanita untuk faal
kerja diambil data 15 pria dan 15 wanita data untuk faal kerja sudah
ada di bank data dengan di tambah +2.

29 29

Hasil Yang Diharapkan


Untuk mengetahui hasil dari Perhitungan dari hasil uji cengkram
dan uji tarik. Untuk mengetahui hasil dari Perhitungan F dan
perhitungan Tabel Anova. Untuk mengetahui hasil dari Perhitungan
Grafik daerah penerimaan Tabel Anova.
C. penelitian yang relevan

Nurul Hudaningsih1*, Didi Rahman2* , Iwan Ahmad Jumari3* , Fazriansyah4


2021. ANALISIS POSTUR KERJA PADA SAAT MENGGANTI OLI MOBIL
DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT
(RULA) DAN RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) DI BENGKEL
BAROKAH MANDIRI. Penelitian ini memberikan manfaat pada Bengkel Barokah
Mandiri untuk menghasilkan kualitas pekerja yang baik dari sisi ergonomi.
Ergonomi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan manusia dengan segala
fasilitas yang terdapat pada tempat kerja dengan tujuan mendapatkan kualitas dari
hasil bekerja secara maksimal. Bidang ergonomi sangat identik dengan hubungan
yang harmonis antara manusia, fasilitas kerja (alat atau mesin) dan lingkungan
kerja. Hubungan yang harmonis ini menyebabkan manusia harus memperhatikan
postur kerja yang baik demi mencegah segala kemungkinan terburuk yang bisa
terjadi, seperi cedera dan terpapar penyakit. Pengaturan postur kerja selain
bermanfaat bagi pekerja dan lingkungan sekitar, postur kerja yang baik juga
bermanfaat dalam meningkatkan produktivitas seperti tingkat konsentrasi dan
ketelitian dalam bekerja meningkat. Adapun metode yang digunakan pada
penelitian ini yakni Rapid Upper Limb Assessment (RULA) dan Rapid Entire Body
Assessment (REBA). Metode RULA mengevaluasi postur, kekuatan dan aktivitas
otot yang menimbulkan cedera akibat aktivitas berulang untuk mendeteksi postur
kerja yang beresiko dan melakukan perbaikan sesegera mungkin. Sementara
metode REBA dapat digunakan secara cepat untuk menilai posisi kerja atau postur
leher, punggung, lengan pergelangan tangan dan kaki seorang operator. REBA
tidak membutuhkan waktu yang lama untuk melengkapi dan melakukan scoring
general pada daftar aktivitas yang mengindikasikan perlu adanya pengurangan
resiko yang diakibatkan postur kerja operator. Melalui kedua metode ini akan
diamati sikap kerja yang berbeda akan menghasilkan kekuatan yang berbeda pula.
30 30
Pada saat bekerja sebaiknya postur dilakukan secara ilmiah sehingga dapat
meminimalisasi timbulnya musculoskeletal.

Cahyo Utomo1 , Emma Budi Sulistiarini2 , Chauliah Fatma Putri3 2021.


ANALISIS TINGKAT RESIKO GANGGUAN MUSCULOSKELETAL
DISORDER (MSDs) PADA PEKERJA GUDANG BARANG JADI DENGAN
MENGGUNAKAN METODE REBA, RULA, DAN OWAS. Inti Daya Guna
Aneka Warna company is a national-scale manufacturing company engaged in
paint production. In the finished goods warehouse department, the task of moving
the product from the production area into the finished goods warehouse is
approximately 15 tons/day. After conducting interviews with warehouse workers,
it’s known that as many as 7 out of 8 employees have experienced complaints of
Musculoskeletal Disorders (MSDs) injuries. So it’s necessary to analyze the risk
assessment of MSDs disruption in warehouse workers using the REBA (Rapid
Entire Body Assessment), RULA (Rapid Upper Limb Assessment), and OWAS
(Ovako Work Posture Analysis System) methods. The purpose of this study is to
identify the level of risk of MSDs interference in workers in the long term to
maintain productivity and provide recommendations for improvements so that
workers can do work safely and comfortably. Based on the analysis that has been
done, it can be concluded that the occurrence of MSDs in workers isn’t influenced
by the rest period, but is influenced by inappropriate work postures and is carried
out repeatedly. The increase in the score of REBA method is influenced by working
time, the longer worker works with the (inappropriate posture, the greater the risk
of MSDs disorders.

31 31
TimbuInya panas dari tubuh sejalan dengan kenaikan suhu badan, terutama suhu
rectal, dan usaha-usaha tubuh untuk mengeluarkan panas akibat metabolisme.
Sebagai akibat terakhir ini, kecepatan penguapan lewat keringat juga merupakan
indikator beban fisiologis dari badan. Namun indikator-indikator ini masih
dipengaruhi pula oleh keadaan cuaca kerja. Beban kerja fisiologis dapat didekati
dan banyaknya O2 yang digunakan tubuh, jumlah kalori yang dibutuhkan, denyutan
jantung suhu netral dan kecepatan penguapan lewat berkeringat. Beban kerja ini
menentukan berapa lama seseorang dapat bekerja sesuai dengan kapasitas kerjanya.
Makin besar beban, makin pendek waktu seseorang dapat bekerja tanpa kelelahan
atau gangguan. Hati dan otot adalah tempat penimbunan bahan bakar (gIikogen).
Dalam keadaan otot kekurangan bahan bakar, penimbunan dari hati akan dimobilisir
ke otot. Usus adalah tempat penyerapan dari bahan- bahan bakar ini. Ginjal tidak
kalah pentingnya, oleh karena merupakan alat pertukaran zat bagi bahan-bahan
terlarut. Ginjal sangat baik terutama diperlukan pada pekerjaan dengan cuaca kerja
panas. Selain faktor beban kerja dan pera1atan di dalam tubuh, faktor waktu dan
factor-fakttor lingkungan sangat berpengaruh kepada faa1 kerja. Waktu mungkin
da1am lamanya, tetapi juga dalam periodisitasnya. lamanya bekerja tergantung dari
kemampuan seorang tenaga kerja, beban kerja dan lingkungan. Sedangkan periodisi
tas ada1ah sehubungan dengan irama-irama biologis, yaitu perubahan-perubahan
faa1 yang datang dan hilang secara bergelombang. Periodisitas demikian
banyak dipelajari da1am Ilmu ronobiologi atau Bioperiodisitas.

32

Anda mungkin juga menyukai