Anda di halaman 1dari 26

MODUL 6

FISIOLOGI KERJA

6.1 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum modul 6 ini adalah agar praktikan :

1. Praktikan mampu membuat grafik yang menghubungan antara intensitas


beban kerja (berlari di lapangan pacu) dengan heat rate dan lama waktu
pemulihan (recovery periode).
2. Praktikan mampu menghitung lama waktu istirahat total (total rest time).
3. Praktikan mampu menghitung besar energy expenditure pada suatu
pekerjaan tertentu berdasarkan intensitas heart rate.
4. Prakitan mampu mengklarifikasi besar beban kerja (jarak) untuk
pekerjaan tertentu.

6.2 Landasan Teori

Secara garis besar, kegiatan-kegiatan kerja manusia dapat digolongkan


menjadi kerja fisik (otot). Pemisahan ini tidak dapat dilakukan secara semperna,
karena terdapat hubungan yang erat antara satu dengan lainnya. Apabila dilihat
dari energi yang dikeluarkan, kerja metal murni relatif lebih sedikit
mengeluarkan energi dibandingkan kerja fisik. Kerja fisik akan mengakibatkan
perubahan pada fungsi alat-alat tubuh, yang dapat dideteksi melalui perubahan :
konsumsi oksigen, denyut jantung, pengeluaran energi, peredaran udara dalam
paru-paru, temperatur tubuh, konsentrasi asam laknat dalam darah, komposisi
kimia dalam darah dan air seni, tingkat penguapan, dan factor lainnya.

Kerja fisik mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan erat


dengan konsumsi energi. Konsumsi energy pada waktu bekerja biasannya
ditentukan dengan cara tidak langsung, yaitu dengan pengukuran : kecepatan
denyut jantung dan konsumsi oksigen.

Laporan Analisa Perancangan Kerja 2017 169


Muller memberikan beberapa untuk beberapa macam denyut nadi sebagai
berikut:

a. Denyut jantung pada saat istirahat (resting pulse) : rata-rata denyut jantung
sebelum suatu pekerjaan di mulai.
b. Denyut jantung selama bekerja (working pulse) : rata-rata denyut jantung
pada saat bekerja.
c. Denyut jantung unfuk kena (work pulse) adalah selisih antara denyut
jantung selama bekerja dan selama istirahat
d. Denyut jantung selama istirahat total adalah jumlah aljabar denyut jantung
dari berhentinya denyut pada saat suatu pekerjaan selesai dikerjakan
sampai dengar denyut berada pada kondisi istirahat.
e. Denyut kerja total (total work pulse or cardiac cost) adalah jumlah denyut
jantung dari mulainnya suatu pekerjaan sampai dengan denyut berada pada
kondisi istirahatnya.

6.3 Proseduran Praktikum

Sebelum praktikum setiap anggota masing-masing kelompok mengukur


𝑉𝑂2 max. 𝑉𝑂2 max yang layak akan dan terbesar dari masing-masing
kelompok akan melakukan percobaan. 𝑉𝑂2 max yang layak untuk
perempuan 2400 kkal dan 3000 kkal untuk laki-laki.
A. Percobaan 1
1. Pilih satu orang praktikan dari masing-masing kelompok yang
memiliki postur tubuh yang ideal dan 𝑉𝑂2 max yang layak untuk
pengujian fisik pada sepeda treadmill.
2. Ukur denyut nadi pada istirahat sebelum melakukan pekerjaan.
3. Lakukan praktikumdi treadmill sesuai dengan kecepatan (4 km/jam, 6
km/jam dan 8 km/jam) masing-masing 3 menit, dengan selang waktu
istirahat untuk pergantiaan beban 3 menit.
4. Ukur denyut recovery setelah menit ketiga.

Laporan Analisa Perancangan Kerja 2017 170


B. Percobaan 2
1. Pilih satu orang praktikan dari masing-masing kelompok yang
memiliki postur tubuh yang ideal dan 𝑉𝑂2 max yang layak untuk
pengujian fisik pada sepeda statis.
2. Ukur denyut nadi pada istirahat sebelum melakukan pekerjaan.
3. Ukur dancatat denyut nadi pada saat bersepeda statis dengan beban (1
kg, 2 kg dan 2,5 kg) selama masing- masing 3 menit dengan selag
waktu istirahat untuk pergantiaan beban 3 menit
4. Ukur denyut nadi pada setiap setelah bekerja pada sepeda statis
setelah menit ketiga.

6.4 Pengumpulan Data

6.4.1 Percobaan 1

Operator : Khemas Adhy P

Denyut nadi awal : 79 denyut/menit

Data denyut nadi pada percobaan treadmill

Tabel 6.1 Percobaan 1 pada treadmill


Percobaan I

Denyut nadi istirahat (3 menit)

Kecepatan 4km/jam 73

Kecepatan 6km/jam 75

Kecepatan 8km/jam 82

Denyut nadi kerja (3 menit)

Kecepatan 4km/jam 91

Kecepatan 6km/jam 92

Kecepatan 8km/jam 107

Laporan Analisa Perancangan Kerja 2017 171


6.4.2 Percobaan 2

Operator : Fahmi Muh.Iqbal

Denyut nadi awal : 60 denyut/menit

Data denyut nadi pada percobaan sepeda statis

Tabel 6.2 Percobaan 2 pada sepeda statis


Percobaan III

Denyut nadi istirahat (3 menit)

III

Beban 1 kg 80

Beban 2 kg 85

Beban 2.5 kg 95

Denyut nadi kerja (3 menit)

III

Beban 1 kg 85

Beban 2 kg 97

Beban 2.5 kg 117

6.4.3 Percobaan 3

Tabel 6.3 Percobaan 3 konsumsi oksigen


No. Nama Percobaan Total Rata-
rata
1 2 3

1. Fahmi Muh. Iqbal 390 412 412 1214 404,67

2. Khemas adhy P 594 630 570 1794 598

3. Rio Anray Tama 341 338 349 1028 342,67

Laporan Analisa Perancangan Kerja 2017 172


4. Ifdah M.A 358 384 380 1122 374

5. Retma herdina T 234 269 231 734 244,67

6.5 Analisa dan Pembahasaan


6.5.1. Perhitungan Konsumsi Energi dan Waktu Istirahat

Kerja fisik mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan


erat dengan konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu kerja
biasanya ditentukan dengan cara tidak langsung, yaitu dengan
pengukuran tekanan darah, aliran darah, komposisi kimia dalam
darah, temperatur tubuh, tingkat penguapan dan jumlah udara yang
dikeluarkan oleh paru-paru. Penentuan konsumsi energi biasa
digunakan parameter indeks kenaikan bilangan kecepatan denyut
jantung. Indeks ini merupakan perbedaan antara kecepatan denyut
jantung pada waktu kerja tertentu dengan kecepatan denyut jantung
pada saat istirahat. Untuk merumuskan hubungan antara energy
expenditure dengan kecepatan heart rate (denyut jantung), dilakukan
pendekatan kuantitatif hubungan antara energy expediture dengan
kecepatan denyut jantung dengan menggunakan analisa regresi.

1. Bentuk regresi hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung


secara umum adalah regresi kuadratis dengan persamaan sebagai
berikut:

E = 1,80411 – 0,0229038X + 4,71733.10-4X2


Dimana:
Y : Energi (kilokalori per menit)
X : Kecepatan denyut jantung (denyut per menit)

Besaran kecepatan denyut jantung disetarakan dalam bentuk


energi. Konsumsi energi untuk kegiatan kerja tertentu bisa dituliskan
dalam bentuk matematis sebagai berikut :

Laporan Analisa Perancangan Kerja 2017 173


KE = Et – Ei
Dimana :
KE : Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja
tertentu (kilokalori/menit)
Et : Pengeluaran energi pada saat waktu kerja tertentu
(kilokalori/menit)
Ei : Pengeluaran energi pada saat istirahat (kilokalori/menit)

2. Konsumsi energi berdasarkan denyut jantung (heart rate)


Denyut nadi dipantau selama istirahat, kerja dan pemulihan, maka
recovery (waktu pemulihan) untuk beristirahat meningkat sejalan
dengan beban kerja. Keadaan yang ekstrim, pekerja tidak mempunyai
waktu istirahat yang cukup sehingga mengalami kelelahan yang
kronis. Murrel membuat metode untuk menentukan waktu istirahat
sebagai kompensasi dari pekerjaan fisik

𝐸𝑇 − 𝑆
𝑅=𝑇
𝐸𝑇 − 1,5
Dimana :
R : Istirahat yang dibutuhkan dalam menit (Recoveery)
T : Total waktu kerja dalam menit
S : Pengeluaran energi rata-rata yang direkomendasikan dalam
kkal/menit
(biasanya 4 atau 5 Kkal/menit)
ET : Energi saat bekerja

Perhitungan konsumsi energi


Alternative 1
1. Kecepatan 4 km/jam
ET = 1,80411 - 0,0229038 x 91 + 4,71733 x 10 -4 x 912
= 3.6262 Kkal/menit

Laporan Analisa Perancangan Kerja 2017 174


EI = 1,80411 - 0,0229038 x 73 + 4,71733 x 10 -4 x 732
= 2.6459
= 3.626 menit – 2.6459 menit
= 0,9801 Kkal/menit
KE = ET – EI
= 3.6262 -2.6459
= 0.9803 Kkal/menit

Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa konsumsi


energi untuk treadmill dengan kecepatan 4 km/jam mengeluarkan
energi sebesar 0,9801 Kkal/menit pada saat istirahat dan 3,626
Kkal/menit pada saat melakukan treadmill sehingga konsumsi
energi yang di keluarkan sebesar 0.9803 Kkal/menit.

𝐸𝑇−𝑆
R =𝑇 𝐸𝑇−1,5
3,626−5
= 8𝑗𝑎𝑚 3,626−1,5

= -5.170 menit
Dari data data waktu pemulihan yang kita dapat di atas
dapat kita tarik kesimpulan bahwa untuk kecepatan 4 km/jam
dalam waktu 3 menit, seorang pekerja menghasilkan R = -5.170
menit
yang artinya pekerja tersebut tidak memerlukan waktu istirahat.

2. Keceptan 6 km/jam
ET = 1,80411 - 0,0229038 x 92+ 4,71733 x 10-4 x 922
= 3.689 Kkal/menit

EI = 1,80411 - 0,0229038 x 75 + 4,71733 x 10-4 x 752


= 2.7397 Kkal/menit
KE = ET – EI
= 3.689 -2,7397
= 0,9493 Kkal/menit

Laporan Analisa Perancangan Kerja 2017 175


Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa konsumsi energi
untuk treadmill dengan kecepatan 6 km/jam mengeluarkan energi
sebesar 2.7397 Kkal/menit pada saat istirahat dan 3.689 Kkal/menit
pada saat melakukan treadmill sehingga konsumsi energi yang di
keluarkan sebesar 0,9493 Kkal/menit.
𝐸𝑇−𝑆
R = 𝑇 𝐸𝑇−1,5
3.689−5
= 8 𝑗𝑎𝑚 3.689 −1,5

= -4.791 menit
Dari data data waktu pemulihan yang kita dapat di atas dapat kita
tarik kesimpulan bahwa untuk kecepatan 6 km/jam dalam waktu 3
menit, seorang pekerja menghasilkan R = -4.791 menit yang artinya
pekerja tersebut tidak memerlukan waktu istirahat.

3. Kecepatan 8 km/jam
ET= 1,80411 - 0,0229038 x 107 + 4,71733 x 10-4 x 1072
= 4.764 Kkal/menit
EI = 1,80411 - 0,0229038 x 82 + 4,71733 x 10-4 x 822
= 3,6379 Kkal/menit
KE= ET - EI
= 4.764 – 3,6379
= 1.1261 Kkal/menit
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa konsumsi energi
untuk treadmill dengan kecepatan 8 km/jam mengeluarkan energi
sebesar 3,6379 Kkal/menit pada saat istirahat dan 4.764 Kkal/menit
pada saat melakukan treadmill sehingga konsumsi energi yang di
keluarkan sebesar 1.1261 Kkal/menit.

𝐸𝑇−𝑆
R = 𝑇 𝐸𝑇−1,5
4,764−5
= 8 𝑗𝑎𝑚 4.764−1,5

= - 0.578 menit

Laporan Analisa Perancangan Kerja 2017 176


Dari data data waktu pemulihan yang kita dapat di atas dapat kita
tarik kesimpulan bahwa untuk kecepatan 8 km/jam dalam waktu 3
menit, seorang pekerja menghasilkan R = - 0.578 menit yang artinya
pekerja tersebut tidak memerlukan waktu istirahat.

Alternative 2 (sepeda statis)


1. Beban 1 kg
ET = 1,80411 - 0,0229038 x 85 + 4,71733 x 10-4 x 852
= 3.265 Kkal/menit
EI = 1,80411 - 0,0229038 x 80 + 4,71733 x 10-4 x 802
= 2,50007 Kkal/menit
KE = ET-EI
= 3.265-2.50007
= 0,76493 Kkal/menit
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa konsumsi energi
untuk sepeda statis dalam keadaan istirahat sebesar 2,50007
Kkal/menit dan sebesar 3.265 Kkal/menit pada saat menggunakan
sepeda statis, sehingga konsumsi energi yang di keluarkan sebesar
0,76493 Kkal/menit.
𝐸𝑇−𝑆
R = 𝑇 𝐸𝑇−1,5
3.265−5
= 8 𝑗𝑎𝑚 3.265−1,5

= -7.864 menit
Dari data data waktu pemulihan yang kita dapat di atas dapat kita
tarik kesimpulan bahwa untuk beban 1 kg dalam waktu 3 menit,
seorang pekerja menghasilkan R = -7.864 menit yang artinya pekerja
tersebut tidak memerlukan waktu istirahat.

2. Beban 2 kg
ET = 1,80411 - 0,0229038 x 97 + 4,71733 x 10-4 x 972
= 4.020 Kkal/menit
EI = 1,80411 - 0,0229038 x 85 + 4,71733 x 10-4 x 852
= 3.2655 Kkal/menit

Laporan Analisa Perancangan Kerja 2017 177


KE = ET – EI
= 4.020 – 3,2655
= 0.7545 Kkal/menit
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa konsumsi energi
untuk sepeda statis dalam keadaan istirahat sebesar 3.2655 Kkal/menit
dan sebesar 4.020 Kkal/menit pada saat menggunakan sepeda statis,
sehingga konsumsi energi yang di keluarkan sebesar 0.7545
Kkal/menit.

𝐸𝑇−𝑆
R = 𝑇 𝐸𝑇−1,5
4.020−5
= 8 𝑗𝑎𝑚 4,020−1,5

= -3.111 menit
Dari data data waktu pemulihan yang kita dapat di atas dapat kita
tarik kesimpulan bahwa untuk beban 2 kg dalam waktu 3 menit,
seorang pekerja menghasilkan R = -3.111 menit yang artinya pekerja
tersebut tidak memerlukan waktu istirahat.

3. Beban 2,5 kg
ET = 1,80411 - 0,0229038 x 117+ 4,71733 x 10-4 x 1172
= 5.581 Kkal/menit
EI = 1,80411 - 0,0229038 x 95 + 4,71733 x 10-4 x 952
= 4.2573 Kkal/menit
KE = ET- EI
= 5.581– 4.2573
= 1,3237 Kkal/menit
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa konsumsi energi
untuk sepeda statis dalam keadaan istirahat sebesar 4.2573 Kkal/menit
dan sebesar 5.581 Kkal/menit pada saat menggunakan sepeda statis,
sehingga konsumsi energi yang di keluarkan sebesar 1,3237
Kkal/menit.

Laporan Analisa Perancangan Kerja 2017 178


𝐸𝑇−𝑆
R = 𝑇 𝐸𝑇−1,5
5.581−5
= 8 𝑗𝑎𝑚 5.581−1,5

= 1.1389 menit
Dari data data waktu pemulihan yang kita dapat di atas dapat kita
tarik kesimpulan bahwa untuk beban 2.5 kg dalam waktu 3 menit,
seorang pekerja menghasilkan R = 1.1389 menit yang artinya pekerja
tersebut memerlukan waktu istirahat.

6.5.2. Grafik Heart Rate Pada Saat Istirahat

Percobaan 1 .

Grafik perbandingan Heart Rate pada saat istirahat .

GRAFIK PERBANDINGAN
140
120
100
80
60
40
20
0
1 percobaan 1 2 percobaan 2 3

Gambar 6.1 Grafik heart rate perbandingan sepeda statis dan treadmill pada saat istirahat
Interpretasi :
Dari data grafik di atas dapat kita simpulkan bahwa hubungan energi yang
dikeluarkan pada saat istirahat terhadap kecepatan sepeda statis dan treadmill
adalah meningkat, semakin tinggi kecepatan sepeda statis dan treadmill
semakin tinggi atau besar pula energi yang di keluarkan seorang pekerja.

Laporan Analisa Perancangan Kerja 2017 179


6.5.3. Grafik Heart Rate Pada Saat Aktivitas Kerja
Percobaan 1

Perbandingan grafik Heart Rate pada saat kerja

Grafik Perbandingan
140
120
100
80
60
40
20 Series1 Series2
0
1 2 3

Gambar 6.2 Grafik perbandingan heart rate sepeda statis dan treadmill pada saat kerja
Interpretasi :

Dari data grafik di atas dapat kita simpulkan bahwa hubungan energi
yang dikeluarkan pada saat bekerja terhadap kecepatan sepada statis dan
tredmill adalah meningkat, semakin tinggi kecepatan sepada statis dan
treadmill semakin tinggi atau besar pula energi yang di kerluarkan seorang
pekerja.

6.5.4. Grafik Heart Rate konsumsi energi

Grafik perbandingan konsumsi energi


1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1 2 3

Treatmell Speda

Gambar 6.3 Grafik perbandingan heart rate perbandingan konsumsi energi sepeda statis dan treadmill

Laporan Analisa Perancangan Kerja 2017 180


Interpretasi :

dari grafik di atas menunjukkan konsumsi energi . pada harapannya semakin


tinggi beban kerja maka konsumsi energi semakin tinggi , tapi pada prakikum ini
grafik konsumsi energi menunjukkan adanya penurunan konsumsi energi .pada
percobaan ke 1(treatmell) dengan kecepatan 4 km/jam kosumsi energi adalah
0.9803 .Saat kecepatan 6 km/jam konsumsi energi sebesar 0,9493 dan yang ke 3
pada kecepatan 8 km/jam konsumsi energi naik sebesar 1.1261. sedangkan
percobaan 2 (speda statis) dengan beban 1 kg konsumsi energi sebesar 0.764.pada
beban 2 kg konsumsi energi 0.7545 dan pada beban 2.5 kg konsumsi energi
sebesar 1,323 . Semakin besar aktifitas dan beban aktifitas maka akan membuat
konsumsi energi meningkat.

6.5.5. Perbandingan Konsumsi Energi dengan Total Rest Time

Tabel 6.4 Klasifikasi Reaksi Fisiologis Terhadap Beban Kerja


Kategori Konsumsi Oksigen Denyut Jantung Pengeluaran Energi

(liter/menit) (Denyut/menit) (Kkal/menit)

Sangat Ringan < 0,5 <60 < 2,5

Ringan 0,5 - 1,0 60 - 100 2,5 – 5,0

Moderat 1,0 - 1,5 100 - 125 5,0 – 7,5

Berat 1,5 - 2,0 125 - 150 7,5 – 10,0

Sangat Berat 2,0 - 2,5 150 - 175 10,0 – 12,5


Berat Ekstrim
>2,5 >175 > 12,5

Laporan Analisa Perancangan Kerja 2017 181


Tabel 6.5 Klasifikasi Reaksi Fisiologis Terhadap Beban Kerja Percobaan 1 dan 2
Nama Aktivitas KE pada saat istirahat. Denyut Nadi
Katagori ET Katagori
Bekerja
(Kkal/menit) (Kkal/menit)
(Denyut/meni
t)

Khemas 4 km/jam 0.9801 Sangat Ringan 91 3.626 Ringan

6 km/jam 0.9493 Sangat Ringan 92 3.689 Ringan

8 km/jam 1.1261 Sangat Ringan 107 4.764 Ringan

Fahmi 1 kg 0.76493 Sangat Ringan 85 3.265 Ringan

2 kg 0.7545 Sangat Ringan 97 4.020 Ringan

2,5 kg 1.3237 Sangat Ringan 117 5.581 Moderat

Interpretasi :

Berdasarkan hasil data yang diperoleh dapat diketahui bahwa apabila


seorang pekerja dalam melakukan suatu pekerjaan dengan konsumsi energy
yang dihasil relative kecil, maka akan membutuhkan waktu istirahat yang
sedikit/kecil pula. Begitu pun sebaliknya, apabila seorang pekerja
menghasilkan konumsi energi yang tinggi, maka akan membutuhkan waktu
istirahat yang tinggi pula.

Laporan Analisa Perancangan Kerja 2017 182


6.5.6. Manfaat Perhitungaan Dalam Merancang Sistem Kerja

1. Mengurangi tingkat kelelahan operator, sehingga mengurangi angka


kecelakan pekerja,

2. Meningkatkan produktifitas operator dalam bekerja,


3. Dapat mengetahui rata-rata pengeluaran energi oleh tiap-tiap pekerja
sehingga kita dapat mengetahui konumsi energi tiap pekerja,

4. Dapat mengklasifikasikan pekerjaan operator apakah harus di


tambah atau dikurangi.

6.6 Pengumpulan Data Perbaikan


6.4.1 Percobaan 1
Operator : Khemas Adhy P
Denyut nadi awal : 79 denyut/menit
Data denyut nadi pada percobaan treadmill

Tabel 6.6 Percobaan 1 pada treadmill


Percobaan I

Denyut nadi istirahat (1,5 menit)

Kecepatan 4km/jam 76

Kecepatan 6km/jam 79

Kecepatan 8km/jam 85

Denyut nadi kerja (2 menit)

Kecepatan 4km/jam 94

Kecepatan 6km/jam 108

Kecepatan 8km/jam 113

Laporan Analisa Perancangan Kerja 2017 183


6.4.2 Percobaan 2

Operator : Fahmi Muh.Iqbal

Denyut nadi awal : 60 denyut/menit

Data denyut nadi pada percobaan sepeda statis

Tabel 6.7 Percobaan 2 pada sepeda statis


Percobaan I

Denyut nadi istirahat (1,5 menit)

Beban 1 kg 73

Beban 2 kg 80

Beban 2.5 kg 88

Denyut nadi kerja (3 menit)

Beban 1 kg 84

Beban 2 kg 97

Beban 2.5 kg 117

6.4.3 Percobaan 3
Tabel 6.8 Percobaan 3 konsumsi oksigen
No. Nama Percobaan Total Rata-
rata
1 2 3

1. Fahmi Muh. Iqbal 390 412 412 1214 404,67

2. Khemas adhy P 594 630 570 1794 598

3. Rio Anray Tama 341 338 349 1028 342,67

4. Ifdah M.A 358 384 380 1122 374

5. Retma herdina T 234 269 231 734 244,67

Laporan Analisa Perancangan Kerja 2017 184


6.7 Analisa Pembahasan Perbaikan
6.7.1 Percobaan Alternative 2

Percobaan 1 (treatmell)
1. Kecepatan 4 km/jam
ET = 1,80411 - 0,0229038 x 94 + 4,71733 x 10 -4 x 942
= 3.819 Kkal/menit
EI = 1,80411 - 0,0229038 x 76 + 4,71733 x 10 -4 x 762
= 2.788 kkal/menit
KE = ET – EI
= 3.819 – 2,788
= 1.031 Kkal/menit

Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa konsumsi


energi untuk treadmill dengan kecepatan 4 km/jam mengeluarkan
energi sebesar 2.788 Kkal/menit pada saat istirahat dan 3,819
Kkal/menit pada saat melakukan treadmill sehingga konsumsi
energi yang di keluarkan sebesar 1.031 Kkal/menit.

𝐸𝑇−𝑆
R =𝑇 𝐸𝑇−1,5
3,819−5
= 8𝑗𝑎𝑚
3,819−1,5

= -4.074 menit
Dari data data waktu pemulihan yang kita dapat di atas
dapat kita tarik kesimpulan bahwa untuk kecepatan 4 km/jam
dalam waktu 3 menit, seorang pekerja menghasilkan R = -4.074
menit
yang artinya pekerja tersebut tidak memerlukan waktu istirahat.

2. Keceptan 6 km/jam
ET = 1,80411 - 0,0229038 x 108+ 4,71733 x 10-4 x 1082
= 4.832 Kkal/menit

EI = 1,80411 - 0,0229038 x 79 + 4,71733 x 10-4 x 792

Laporan Analisa Perancangan Kerja 2017 185


= 3.007 Kkal/menit
KE = ET – EI
= 4.832 -3.007
= 1.825 Kkal/menit
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa konsumsi energi
untuk treadmill dengan kecepatan 6 km/jam mengeluarkan energi
sebesar 4.832 Kkal/menit pada saat istirahat dan 3.007 Kkal/menit
pada saat melakukan treadmill sehingga konsumsi energi yang di
keluarkan sebesar 1.852 Kkal/menit.
𝐸𝑇−𝑆
R = 𝑇 𝐸𝑇−1,5
4.832−5
= 8 𝑗𝑎𝑚 4.832−1,5

= -0,403 menit
Dari data data waktu pemulihan yang kita dapat di atas dapat kita
tarik kesimpulan bahwa untuk kecepatan 6 km/jam dalam waktu 3
menit, seorang pekerja menghasilkan R = -0.403 menit yang artinya
pekerja tersebut tidak memerlukan waktu istirahat.

3. Kecepatan 8 km/jam
ET= 1,80411 - 0,0229038 x 113 + 4,71733 x 10-4 x 1132
= 5.239 Kkal/menit
EI = 1,80411 - 0,0229038 x 85 + 4,71733 x 10-4 x 852
= 3.265 Kkal/menit
KE= ET - EI
= 5.239-3.265
= 1.974 Kkal/menit
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa konsumsi energi
untuk treadmill dengan kecepatan 8 km/jam mengeluarkan energi
sebesar 5,239 Kkal/menit pada saat istirahat dan 3.265 Kkal/menit
pada saat melakukan treadmill sehingga konsumsi energi yang di
keluarkan sebesar 1.974 Kkal/menit.

Laporan Analisa Perancangan Kerja 2017 186


𝐸𝑇−𝑆
R = 𝑇 𝐸𝑇−1,5
5.239−5
= 8 𝑗𝑎𝑚 5.239−1,5

= 0.511 menit
Dari data data waktu pemulihan yang kita dapat di atas dapat kita
tarik kesimpulan bahwa untuk kecepatan 8 km/jam dalam waktu 3
menit, seorang pekerja menghasilkan R = 0.511 menit yang artinya
pekerja tersebut memerlukan waktu istirahat
Percobaan 2 (sepeda statis)
4. Beban 1 kg
ET = 1,80411 - 0,0229038 x 84 + 4,71733 x 10-4 x 842
= 3.208 Kkal/menit
EI = 1,80411 - 0,0229038 x 73 + 4,71733 x 10-4 x 732
= 2,645 Kkal/menit
KE = ET-EI
= 3.208 – 2,645
= 0,563 Kkal/menit
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa konsumsi energi
untuk sepeda statis dalam keadaan istirahat sebesar 2,645 Kkal/menit
dan sebesar 3.208 Kkal/menit pada saat menggunakan sepeda statis,
sehingga konsumsi energi yang di keluarkan sebesar 0,563
Kkal/menit.
𝐸𝑇−𝑆
R = 𝑇 𝐸𝑇−1,5
3.208−5
= 8 𝑗𝑎𝑚 3.208−1,5

= -8.393 menit
Dari data data waktu pemulihan yang kita dapat di atas dapat kita
tarik kesimpulan bahwa untuk beban 1 kg dalam waktu 3 menit,
seorang pekerja menghasilkan R = - 8.393 menit yang artinya pekerja
tersebut tidak memerlukan waktu istirahat.

5. Beban 2 kg
ET = 1,80411 - 0,0229038 x 97 + 4,71733 x 10-4 x 972

Laporan Analisa Perancangan Kerja 2017 187


= 4.020 Kkal/menit
EI = 1,80411 - 0,0229038 x 80 + 4,71733 x 10-4 x 802
= 2.990 Kkal/menit
KE = ET – EI
= 4.020 – 2.990
= 1,03 Kkal/menit
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa konsumsi energi
untuk sepeda statis dalam keadaan istirahat sebesar 2.990 Kkal/menit
dan sebesar 4.020 Kkal/menit pada saat menggunakan sepeda statis,
sehingga konsumsi energi yang di keluarkan sebesar 1.03 Kkal/menit.

𝐸𝑇−𝑆
R =𝑇
𝐸𝑇−1,5
4.020−5
= 8 𝑗𝑎𝑚 4,020−1,5

= -3.111 menit
Dari data data waktu pemulihan yang kita dapat di atas dapat kita
tarik kesimpulan bahwa untuk beban 2 kg dalam waktu 3 menit,
seorang pekerja menghasilkan R = -3.111 menit yang artinya pekerja
tersebut tidak memerlukan waktu istirahat.

6. Beban 2,5 kg
ET = 1,80411 - 0,0229038 x 117+ 4,71733 x 10-4 x 1172
= 5.581 Kkal/menit
EI = 1,80411 - 0,0229038 x 88 + 4,71733 x 10-4 x 882
= 3.441 Kkal/menit
KE = ET- EI
= 5.581– 3.441
= 2,14 Kkal/menit
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa konsumsi energi
untuk sepeda statis dalam keadaan istirahat sebesar 3.441 Kkal/menit
dan sebesar 5.581 Kkal/menit pada saat menggunakan sepeda statis,
sehingga konsumsi energi yang di keluarkan sebesar 2.14 Kkal/menit.

Laporan Analisa Perancangan Kerja 2017 188


𝐸𝑇−𝑆
R = 𝑇 𝐸𝑇−1,5
5.581−5
= 8 𝑗𝑎𝑚 5.581−1,5

= 1.1389 menit
Dari data data waktu pemulihan yang kita dapat di atas dapat kita
tarik kesimpulan bahwa untuk beban 2.5 kg dalam waktu 3 menit,
seorang pekerja menghasilkan R = 1.1389 menit yang artinya pekerja
tersebut memerlukan waktu istirahat.
6.7.2 Grafik Heart Rate Pada Saat Istirahat
Alternatif 2
Grafik perbandingan Heart Rate pada saat istirahat .

GRAFIK PERBANDINGAN
4
2
0
-2
-4
-6
-8
-10
-12
-14

Series1 Series2

Gambar 6.4 Grafik heart rate perbandingan sepeda statis dan treadmill pada saat istirahat

Interpretasi :
Dari data grafik di atas dapat kita simpulkan bahwa hubungan energi yang
dikeluarkan pada saat istirahat terhadap kecepatan sepeda statis dan treadmill
adalah meningkat, semakin tinggi kecepatan sepeda statis dan treadmill
semakin tinggi atau besar pula energi yang di keluarkan seorang pekerja.

Laporan Analisa Perancangan Kerja 2017 189


6.7.3 Grafik Heart Rate Saat Aktivitas Kerja
Perbandingan grafik Heart Rate pada saat kerja

GRAFIK PERBANDINGAN
6

0
1 2 3

Series1 Series2

Gambar 6.5 Grafik perbandingan heart rate sepeda statis dan treadmill pada saat kerja

Interpretasi :
Dari data grafik di atas dapat kita simpulkan bahwa hubungan energi
yang dikeluarkan pada saat bekerja terhadap kecepatan sepada statis dan
tredmill adalah meningkat, semakin tinggi kecepatan sepada statis dan
treadmill semakin tinggi atau besar pula energi yang di keluarkan seorang
pekerja.

6.7.4 Grafik Konsumsi Heart Reat Konsumsi Energi

GRAFIK PERBANDINGAN
2.5

1.5

0.5

0
1 2 3

Series1 Series2

Gambar 6.6 Grafik perbandingan heart rate perbandingan konsumsi energi sepeda statis dan treadmill

Laporan Analisa Perancangan Kerja 2017 190


Interpretasi :

dari grafik di atas menunjukkan konsumsi energi . pada harapannya


semakin tinggi beban kerja maka konsumsi energi semakin tinggi. Pada
percobaan ke 1(treatmell) dengan kecepatan 4 km/jam kosumsi energi adalah
1.031 .Saat kecepatan 6 km/jam konsumsi energi sebesar 1,825 dan yang ke
3 pada kecepatan 8 km/jam konsumsi energi naik sebesar 1,974. sedangkan
percobaan 2 (speda statis) dengan beban 1 kg konsumsi energi sebesar
0.563.pada beban 2 kg konsumsi energi 1,03 dan pada beban 2.5 kg konsumsi
energi sebesar 2,14 . Semakin besar aktifitas dan beban aktifitas maka akan
membuat konsumsi energi meningkat.

6.7.5 Perbandingan Konsumsi Energi dengan Total Rest Time

Tabel 6.9 Klasifikasi Reaksi Fisiologis Terhadap Beban Kerja


Kategori Konsumsi Oksigen Denyut Jantung Pengeluaran Energi

(liter/menit) (Denyut/menit) (Kkal/menit)

Sangat Ringan < 0,5 <60 < 2,5

Ringan 0,5 - 1,0 60 - 100 2,5 – 5,0

Moderat 1,0 - 1,5 100 - 125 5,0 – 7,5

Berat 1,5 - 2,0 125 - 150 7,5 – 10,0

Sangat Berat 2,0 - 2,5 150 - 175 10,0 – 12,5


Berat Ekstrim
>2,5 >175 > 12,5

Laporan Analisa Perancangan Kerja 2017 191


Tabel 6.10 Klasifikasi Reaksi Fisiologis Terhadap Beban Kerja Percobaan 1 dan 2
pada saat istirahat.
Nama Aktivitas KE Katagori Denyut Nadi ET Katagori
Bekerja
(Kkal/menit) (Kkal/menit)
(Denyut/meni
t)

Khemas 4 km/jam 1,031 Moderat 94 3,819 Ringan

6 km/jam 1,825 Berat 108 4,832 Ringan

8 km/jam 1,974 Berat 113 5,239 Ringan

Fahmi 1 kg 0,563 Moderat 79 3,208 Ringan

2 kg 1.03 Berat 90 4,020 Ringan

2,5 kg 2,14 Sangat Berat 117 5,581 Moderat

Interpretasi :

Berdasarkan hasil data yang diperoleh dapat diketahui bahwa apabila


seorang pekerja dalam melakukan suatu pekerjaan dengan konsumsi energy
yang dihasil relative kecil, maka akan membutuhkan waktu istirahat yang
sedikit/kecil pula. Begitu pun sebaliknya, apabila seorang pekerja
menghasilkan konumsi energi yang tinggi, maka akan membutuhkan waktu
istirahat yang tinggi pula.

Laporan Analisa Perancangan Kerja 2017 192


6.7.6 Manfaat Perhitungan dalam Merancang Sistem Kerja
1. Dipakai sebagai alat pengawasan daan pengendalian kegiatan sehari-hari
perusahaan. Perencanaan yang telah disusun dengan baik akan
memudahkan para pelaksana untuk mengetahui apakah tindakan mereka
menyimpang atau sesuai dengan rencana.
2. Dengan adanya perencanaan yang disusun (tentunya sebelum suatu
kegiatan dilakukan) dengan cermat dapatlah dipilih dan ditetapkan
kegiatan-kegiatan mana yang diperlukan dan mana yang tidak.
3. Dengan adanya rencana, segala kegiatan dapat dilakukan secara tertib
dan teratur sesuai dengan tahap-tahap yang semestinya.
4. Meningkatkan unjuk kerja, seperti : menambah kecepatan kerja,
ketepatan, keselamatan kerja, mengurangi energi serta kelelahan yang
berlebihan.
5. Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya manusia melalui
peningkatan ketrampilan yang diperlukan.
6. Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan
peralatan yang disebabkan kesalahan manusia.
7. Meningkatkan kenyamanan karyawan dalam bekerja

Laporan Analisa Perancangan Kerja 2017 193


6.8 Kesimpulan

6.9 Daftar Pustaka


Wignjosoebroto, Sritomo, 1995. Studi Gerak dan Waktu. Surabaya: Guna
Widya Sutalaksana, Iftikar, 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.

Palupi, Dian, 2017. Modul Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan


Ergonomi.
Malang: Laboratorium Universitas Muhammadiyah Malang

Laporan Analisa Perancangan Kerja 2017 194

Anda mungkin juga menyukai