Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM ERGONOMI

MODUL 2
BIOMEKANIKA
ERGOCYCLE

Oleh
1. Ricardo Julian NRP : C13170066
2. Johan Kusuma NRP : C13170008
3. Kevin Varrel NRP : C13170112
4. Christofel NRP : 254160015

PROGAM TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
SURABAYA
2019
I. Pengukurun Beban Kerja Fisiologis (Ergocycle)
Dalam praktikum ini yang menjadi operator adalah Johan Kusuma,
praktikan memilih operator berdasarkan dari kemampuan fisik operator
yang sering bermain futsal sehingga kuat dan tahan dalam ergocycle.
Operator juga dalam keadaan yang sehat sehingga dapat praktikum dengan
maksimal.
Profil Operator
Berat : 57 kg
Tinggi : 173 cm / 68.1102 inch
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : Laki – Laki
1. Ergocycle dengan waktu 5 menit dan kecepatan konstan
 Denyut nadi awal : 91 Bpm
Tabel 1.1 Data Denyut Jantung
Data Denyut Jantung (bpm) Klasifikasi beban kerja
2,5 menit 120 Agak Berat
5 menit 124
Rata-rata 122
HR1 99
HR2 94
HR3 95

Dari tabel 1.1 dapat dilihat denyut nadi awal operator adalah 91 Bpm.
Ergocycel dilakukan dengan waktu selama 5 menit dengan kecepatan konstan.
Data pertama di ambil pada saat operator melakukan ergocycle selama 2,5 menit
dengan denyut nadi sebesar 120 Bpm, kedua di ambil saat operator melakukan
ergocycle selama 5 menit denga denyut nadi sebesar 124 Bpm. Kemudian
dilanjutkan dengan pengukuran denyut nadi pemulihan langsung yang diambil 1
menit, 2 menit dan 3 menit setelah operator melakukan ergocycle. Denyut nadi
pada waktu 6 menit adalah 99 Bpm, denyut nadi pada waktu 7 menit adalah 94
Bpm dan denyut nadi pada waktu 8 menit adalah 95 Bpm.
2. Ergocycle dengan waktu 10 menit dan kecepatan konstan
 Denyut nadi awal : 91 Bpm
Tabel 1.2 Data Denyut Jantung
Data Denyut Jantung (bpm) Klasifikasi beban kerja
5 menit 136 Berat
10 menit 135
Rata-rata 135,5
HR1 112
HR2 102
HR3 98

Dari tabel 1.2 dapat dilihat denyut nadi awal operator adalah 90 Bpm.
Ergocycel dilakukan dengan waktu selama 10 menit dengan kecepatan konstan.
Data pertama di ambil pada saat operator melakukan ergocycle selama 5 menit
dengan denyut nadi sebesar 136 Bpm, kedua di ambil saat operator melakukan
ergocycle selama 10 menit denga denyut nadi sebesar 135 Bpm. Kemudian
dilanjutkan dengan pengukuran denyut nadi pemulihan langsung yang diambil 1
menit, 2 menit dan 3 menit setelah operator melakukan ergocycle. Denyut nadi
pada waktu 11 menit adalah 112 Bpm, denyut nadi pada waktu 12 menit adalah
102 Bpm dan denyut nadi pada waktu 13 menit adalah 98 Bpm.
II. Energi yang dikeluarkan saat ergocycle

 Waktu 5 menit dan kecepatan konstan


MWR = -1967 + (8,58 x 124) + (25,1 x 68.11) + (4,5 x 19) – (7,47 x 91)
+ (67,8 x 0)
= 212,21 Watt x 0,0143 = 3,0346 kkal/menit
Kategori:
 Klasifikasi beban kerja  Ringan

 Waktu 10 menit dan kecepatan konstan


MWR = -1967 + (8,58 x 135) + (25,1 x 68.11) + (4,5 x 19) – (7,47 x 91)
+ (67,8 x 0)
= 306,59 Watt x 0,0143 = 4,384 kkal/menit
Kategori:
 Klasifikasi beban kerja  Ringan

III. Heart Reat Range saat ergocycle


 Waktu 5 menit dan kecepatan konstan

HRR(%) = 100 (124 - 91)/(220 - 19) - 91 = 30 %


Klasifikasi beban kerja : Sedang
Tindakan : Perlu dilakukan perbaikan

 Waktu 10 menit dan kecepatan konstan

HRR(%) = 100 (136 - 91)/(220 - 19) - 91 = 40,9%


Klasifikasi beban kerja : Sedang
Tindakan : Perlu dilakukan perbaikan

IV. Waktu Pemulihan Menurut Murnell

Dimana :

R : Istirahat yang dibutuhkan dalam menit (Recovery)


T : Total waktu kerja dalam menit
W : Konsumsi energi rata-rata untuk bekerja dalam kkal/menit
S : Pengeluaran energi rata-rata yang direkomendasikan dalam kkal/menit (5)

 Waktu 5 menit dan kecepatan konstan


R = T(W-S)/W-1,5 = 5(3,036-5) / 3,0365-1,5 = -6,39 menit ( tidak
dibutuhkan istriahat )

 Waktu 10 menit dan kecepatan konstan


R = T(W-S)/W-1,5 = 10(4,389 - 5) / 4,384 -1,5 = -2,12 menit ( tidak
dibutuhkan istriahat )

V. Analisis berdasarkan pemulihan denyut jantung menurut Kilbom

 Waktu 5 menit dan kecepatan konstan


Tabel 5.1 Data waktu denyut jantung pemulihan
Data Nilai Kesimpulan
HR1 99 HR1-HR3 = 4 (≤10)
HR2 94 HR1,HR2, HR3 (≥ 90)
HR3 95 Pemulihan masih kurang

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa waktu pemulihan operator setelah


menggunakan ergocycle dalam intensitas waktu 5 menit dengan kecepatan
konstan termasuk katergori pemulihan masih kurang. Tetapi operator
masih dapat melanjutkan ergocycle dengan baik dengan waktu istirahat
yang tidak terlalu lama
 Waktu 10 menit dan kecepatan konstan
Tabel 5.2 Data waktu denyut jantung pemulihan
Data Nilai Kesimpulan
HR1 112 HR1-HR3 = 14 (≥10)
HR2 102 HR1,HR2, HR3 (≥ 90)
HR3 98 Beban Kerja Tidak Berlebih

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa waktu pemulihan operator setelah


menggunakan ergocycle dalam intensitas waktu 10 menit dengan
kecepatan konstan termasuk katergori beban kerja tidak berlebih. Tetapi
operator masih dapat melanjutkan ergocycle dengan baik dengan waktu
istirahat yang tidak terlalu lama.

VI. Analisis
a. Evaluasi beban kerja berdasarkan hasil pengukuran denyut jantung kerja
• Kombinasi 1 (5 menit kecepatan konstan)
Rata-rata hasil pengukuran denyut jantung kerja operator setelah
melakukan ergocycle adalah 122 denyut/menit. Denyut jantung tertinggi yang
dihasilkan oleh operator adalah 124 denyut/menit. Klasifikasi beban kerja
menunjukkan bahwa pekerjaan yang dilakukan operator adalah pekerjaan agak
berat. Pekerjaan agak berat akan berbahaya jika dilakukan terus menerus dalam
jangka waktu lama.
• Kombinasi 2 (10 menit kecepatan konstan)
Rata-rata hasil pengukuran denyut jantung kerja operator setelah
melakukan ergocycle adalah 135,5 denyut/menit. Denyut jantung tertinggi yang
dihasilkan oleh operator adalah 136 denyut/menit. Klasifikasi beban kerja
menunjukkan bahwa pekerjaan yang dilakukan operator adalah pekerjaan berat.
Operator tidak boleh melanjutkan pekerjaan dalam jangka waktu yang lama
karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan operator.
b. Evaluasi beban kerja berdasarkan konsumsi energi
• Kombinasi 1 (5 menit kecepatan konstan)
Jumlah energi yang dikeluarkan oleh operator selama melakukan
pekerjaan adalah 3,0346 kkal/menit. Klasifikasi beban kerja menunjukkan bahwa
pekerjaan yang dilakukan operator adalah pekerjaan ringan. Operator dapat
melanjutkan pekerjaan dalam jangka waktu yang cukup lama sebelum
mebutuhkan istirahat.
• Kombinasi 2 (10 menit kecepatan konstan)
Jumlah energi yang dikeluarkan oleh operator selama melakukan
pekerjaan adalah 4,384 kkal/menit. Klasifikasi beban kerja menunjukkan bahwa
pekerjaan yang dilakukan operator adalah pekerjaan ringan. Operator dapat
melanjutkan pekerjaan dalam jangka waktu yang cukup lama sebelum
mebutuhkan istirahat.

c. Evaluasi beban kerja berdasarkan Heart Rate Range


• Kombinasi 1 (5 menit kecepatan konstan)
HRR (%) operator setelah melakukan ergocycle adalah 30% yang
menunjukkan bahwa beban pekerjaan tersebut adalah pekerjaan sedang.
Percobaan ini membutuhkan perbaikan namun tidak mendesak. Operator dapat
melanjutkan pekerjaan sampai perbaikan dilakukan.
• Kombinasi 2 (10 menit kecepatan konstan)
HRR (%) operator setelah melakukan ergocycle adalah 40,9% yang
menunjukkan bahwa beban pekerjaan tersebut adalah pekerjaan sedang.
Percobaan ini membutuhkan perbaikan namun tidak mendesak. Operator dapat
melanjutkan pekerjaan sampai perbaikan dilakukan.

d. Evaluasi beban kerja berdasarkan analisis denyut nadi pemulihan menurut


Kilbom
• Kombinasi 1 (5 menit kecepatan konstan)
Pengukuran denyut jantung pemulihan pada operator mendapatkan hasil
HR1 adalah 99, HR2 adalah 94, dan HR3 adalah 95. Selisih HR1 dan HR3 adalah
4, dan nilai dari HR masing-masing berada diatas 90. Berdasarkan data tersebut
pemulihan operator masih kurang. Hal ini disebabkan oleh operator yang tidak
melakukan pemanasan sehingga tubuhnya tidak siap melakukan olahraga.
• Kombinasi 2 (10 menit kecepatan konstan)
Pengukuran denyut jantung pemulihan pada operator mendapatkan hasil
HR1 adalah 112, HR2 adalah 102, dan HR3 adalah 98. Selisih HR1 dan HR3
adalah 14, dan nilai dari HR masing-masing berada diatas 90. Berdasarkan data
tersebut beban kerja yang dilakukan operator tidak berlebihan.

e. Evaluasi lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan menurut Murrel


• Kombinasi 1 (5 menit kecepatan konstan)
Waktu pemulihan yang dibutuhkan oleh operator setelah melakukan
ergocycle adalah -6,39 menit. Jadi operator tidak memerlukan istirahat untuk
melanjutkan pekerjaannya.
• Kombinasi 2 (10 menit kecepatan konstan)
Waktu pemulihan yang dibutuhkan oleh operator setelah melakukan
ergocycle adalah -2,12 menit. Jadi operator tidak memerlukan istirahat untuk
melanjutkan pekerjaannya.

f. Analisis perbandingan beban kerja tiap percobaan


Melalui kelima metode evaluasi beban kerja, dapat disimpulkan bahwa
percobaan ergocycle pertama dengan kecepatan konstan dan waktu terpendek
merupakan pekerjaan yang paling ringan. Percobaan ini termasuk dalam kategori
ringan pada pengeluaran energi (3,0346 kkal/menit) dan sedang dalam HRR
(30%). Denyut jantung operator termasuk dalam kategori agak berat dengan 122
denyut/menit. Operator juga tidak membutuhkan waktu pemulihan untuk
melanjutkan pekerjaannya.
Percobaan kedua dengan kecepatan yang sama dengan percobaan pertama
namun dengan waktu lebih lama memiliki beban kerja yang lebih berat daripada
percobaan pertama. Hal ini dibuktikan dengan HRR yang lebih besar dengan
40,9%, energi yang dikeluarkan lebih besar dengan 4,384 kkal/menit, serta rata-
rata denyut jantung per menit yang lebih besar yaitu 135,5 denyut/menit.

VII. Kesimpulan

Klasifikasi beban kerja seorang operator dalam bekerja dapat dilakukan


dengan 5 metode yaitu, pengukuran denyut jantung, pengukuran konsumsi energi,
pengukuran heart rate range, pengukuran denyut jantung pemulihan, dan
pengukuran waktu pemulihan yang dibutuhkan. Beban kerja fisik yang semakin
berat akan ditunjukkan melalui peningkatan denyut jantung, konsumsi energi yang
diperlukan operator lebih besar, dan heart rate range yang lebih besar. Operator
juga memerlukan waktu pemulihan agar dapat melanjutkan percobaan dengan
maksimal.
Pengukuran beban kerja perlu untuk dilakukan agar pekerjaan yang
dilakukan tidak melebihi kapasitas operator yang berbeda-beda. Beban kerja yang
tidak wajar akan menyebabkan pekerja pingsan atau minimal tidak fokus dalam
melanjutkan pekerjaannya, sehingga memperbesar kemungkinan untuk terjadinya
kecelakaan kerja, kerusakan fungsi tubuh pekerja, dan cacat produksi.
Pada percobaan menggunakan ergocycle, penambahan waktu akan
menambah beban kerja pada operator. Percobaan pertama dilakukan dalam jangka
waktu yang pendek sehingga masih tergolong ringan bagi operator. Percobaan
kedua merupakan pekerjaan yang cukup berat bagi operator sehingga semua
pengukuran menunjukkan nilai yang lebih besar daripada percobaan pertama.
Semakin lama operator mengayuh ergocycle semakin besar pula beban kerja yang
dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai