Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah menghitung kelelahan operator sterilizer dengan menggunakan
metode work sampling, agar mengetahui kelelahan dan beban kerja operator di PTPN IV Unit
Kebun Mayang, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Data dikumpulkan dengan
menggunakan metode dokumentasi, wawancara, dan analisis menggunakan metode work
sampling untuk mengetahui beban kerja operator. Dari penelitian yang telah dilakukan, maka
hasil yang didapat adalah waktu standar operator pada shift 1 adalah 1,1 menit/siklus, dan
persentasi beban kerjanya adalah 78%. Sedangkan waktu standar operator pada shift 2 adalah
1,37 menit/siklus, dan beban kerjanya adalah 87%.
Kata Kunci : Waktu Standar Kerja, Work Sampling, Beban Kerja
Abstract
The purpose of this study is the fatigue of the sterilizer operator by using the work sampling
method, so that fatigue and operator workload at PTPN IV Kebun Mayang Unit, Simalungun
Regency, North Sumatra Province. Data were collected using the method of documentation,
interviews, and analysis using the work sampling method to determine the operator's workload.
From the research that has been done, the results obtained are the standard operator time on shift
1 is 1.1 minutes/cycle, and the percentage of workload obtained is 78%. Meanwhile, the operator's
standard time in shift 2 is 1.37 minutes/cycle, and the workload is 87%.
2.Tinjauan Pustaka
A. Stasiun sterilizer
Lori-lori yang telah berisi TBS dikirim ke stasiun rebusan dengan cara ditarik
menggunakan capstand hingga memasuki sterilizer. Sterilizer yang banyak digunakan
umumnya yaitu bejana tekan horisontal yang bisa menampung 10 lori per unit (25-27 tonTBS).
Dalam proses perebusan, TBS dipanaskan dengan uap pada temperatur sekitar 135○ 𝐶 dan
tekanan 2,0-2,8 kg/cm2 selama 80-95 menit. Proses perebusan dilakukan secara bertahap
dalam tiga puncak tekanan agar diperoleh hasil yang optimal.
Pada dasarnya, keberhasilan dalam proses perebusan ini akan mendukung kemudahan-
kemudahan dalam proses selanjutnya, baik di stasiun Thressing, Press, Digester dan lain-lain.
Adapun fungsi dari Sterilizer adalah untuk melakukan proses Sterilisasi buah TBS sebelum di
proses menjadi minyak. Proses sterilisasi TBS bertujuan diantaranya untuk.
Gambar 2 Sterilizer
B. Kelelahan Kerja
Kelelahan kerja umumnya disebabkan oleh rendahnya kualitas dan kuantitas tidur
disamping karena bekerja pada waktu yang tidak normal yang seharusnya pergi tidur atau
karena aktivitas fisik dan mental yang berlebihan di tempat kerja.
Kelelahan kerja tentu dapat menimbulkan dampak buruk pada pekerjaan, seperti prestasi kerja
yang menurun, fungsi fisiologis motorik dan neural yang menurun, badan terasa tidak enak
serta semangat kerja yang menurun maka pengendalian kelelahan kerja perlu diprioritaskan.
Dan ternyata kelelahan kerja memberi kontribusi lebih dari 60 % untuk kejadian kecelakaan
kerja.
Manajemen pengendalian kelelahan kerja harus diawali secara personal diikuti oleh
perbaikan lingkungan kerja maupun lingkungan hidup, yaitu:
1. Membiasakan diri tidur dengan waktu yang cukup (7 – 8 jam /hari).
2. Menyiapkan diri secara baik khususnya pada hari pertama giliran tugas malam.
3. Tidak mengkonsumsi alkohol maupun obat-obat yang berbahaya.
4. Mengatur gizi seimbang dengan konsumsi sayur dan buah-buahan lima porsi perhari.
5. Melakukan olahraga secara teratur disamping manajemen stress, tidak merokok dan tidak
terpapar asap rokok.
6. Melakukan medical check-up secara teratur.
7. Mengupayakan perbaikan lingkungan kerja agar menjadi lingkungan kerja yang tidak
berbahaya namun nyaman.
C. Penyebab Kelelahan Kerja
Menurut analisis multivariat, kelelahan kerja dipengaruhi langsung oleh konflik kerja,
stres kerja, lingkungan fisik, dan kapasitas kerja. Secara tidak langsung, kelelahan kerja
dipengaruhi motivasi melalui stres kerja dan melalui beban kerja dan stres kerja, beban kerja
melalui stres kerja dan melalui kapasitas kerja.
D. Definisi Waktu Standar
Menurut Sutalaksana dkk (2006:P131) waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara
wajar oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam
sistem kerja terbaik. Menurut Danang & Wahyudi (2011:P110) waktu baku atau waktu standar
adalah waktu yang diperlukan seorang pekerja terlatih untuk menyelesaikan suatu tugas
tertentu, bekerja pada tingkat kecepatan yang berlanjut, serta menggunakan metode, mesin,
peralatan material dan pengaturan tempat kerja tertentu. Menurut Stevenson (2014:P379) waktu
Standar (standard time) atau waktu baku merupakan jumlah waktu yang harus di ambil oleh
pekerja yang memenuhi syarat untuk menyelesaikan sebuah tugas spesifik, bekerja pada tingkat
yang berkelanjutan, menggunakan metode, alat dan perlengkapan, bahan baku, dan pengaturan
tempat kerja yang sudah ada (Astuti, Lusia, dan Khairunnisa, 2019)
Secara umum waktu baku dapat didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan oleh seorang
pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Di
sini sudah meliputi kelonggaran waktu yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan
kondisi pekerjaan yang harus diselesaikan tersebut. Dengan demikian maka waktu baku yang
dihasilkan dalam aktivitas pengukuran kerja ini akan dapat digunakan sebagai alat untuk
membuat rencana penjadwalan kerja yang menyatakan berapa lama suatu kegiatan itu harus
berlangsung dan berapa output yang akan dihasilkan serta berapa pula jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
3.Metode
A. Work Sampling
Work Sampling adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan
terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja/operator.
Secara garis besar metode sampling kerja digunakan untuk (Santoso dan Supriyadi, 2010) :
1. Mengukur ratio delay dari sejumlah mesin, karyawan, atau fasilitas lainnya.
2. contoh ialah menentukan persentase dari jam kerja atau orang-orang yang terlibat dalam
aktifitas kerja, dan prosentase dimana sama sekali tidak ada aktifitas kerja yang dilakukan
(menganggur atau Idle)
3. Menetapkan Performance Level dari seseorang selama waktu kerjanya berdasarkan waktu
dimana orang ini bekerja atau tidak bekerja terutama sekali untuk pekerjaan pekerjaan manual.
4. Menentukan waktu baku untuk suatu proses atau operasi kerja seperti halnya yang biasa
dilaksanakan oleh pengukuran kerja lainnya.
Metode sampling kerja ini dikembangkan berdasarkan hukum probabilitas, karena
itulah maka pengamatan suatu obyek tidak perlu dilaksanakan secara menyeluruh (populasi)
melainkan cukup dilakukan dengan menggunakan contoh atau sampel yang diambil secara
acak. Suatu sampel yang diambil secara acak dari suatu grup populasi yang besar akan
cenderung memiliki pola distribusi yang sama seperti yang dimiliki grup populasi tersebut.
Apabila sampel yang diambil cukup besar, maka karakteristik yang dimiliki oleh sampel tidak
akan jauh berbeda dibandingkan dengan karakteristik dari grup populasinya.
4.Analisa Dan Pembahasan
A. Uji Kecukupan Data
Untuk mencari berapa data yang seharusnya dikumpulkan (N’), perlu dilakukan
penghitungan yang melibatkan jumlah pengamatan (N) dan data tiap individu. Selain itu, perlu
juga ditentukan tingkat keyakinan dan tingkat ketelitian.
Tingkat keyakinan adalah seberapa besar keyakinan terhadap pembacaan alat ukur yang
digunakan dalam penelitian. Sementara tingkat ketelitian adalah besarnya penyimpangan
maksimum dari hasil yang sebenarnya. Tanda data telah mencukupi adalah ketika jumlah N'<N.
Jika yang terjadi adalah sebaliknya, maka data perlu ditambah dan diuji kembali Idealnya
pengukuran harus dilakukan dalam jumlah banyak, bahkan sampai jumlah yang tidak terhigga
agar data hasil pengukuran layak untuk digunakan. Berikut adalah rumus uji kecukupan data:
𝑘 2 (1 − 𝑝̅ )
𝑁′ =
𝑠 2 . 𝑝̅
Dimana : K = Tingkat Keyakinan
P̅ = Persentasi rata-rata produktif
S = Derajat ketelitian
∑ 𝑝̅ 𝑖 125
̅
𝑃= = = 0,80 = 80 %
∑𝑝 156
𝑘 2 (1 − 𝑝̅ ) 22 (1 − 0,80)
𝑁′ = = = 20
𝑠. 𝑝̅ 0.05. 0,80
Dari perhitungan diatas diketahui bahwa N’ < N, yaitu 20 < 156, maka data yang digunakan cukup.
Tabel 1 Uji kecukupan Data
Shift Jumlah Jumlah Keterangan
Data Pengamatan
1 20 156 Cukup
2 10 156 Cukup
B.Uji Keseragaman Data
Setelah Dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisa produktivitas kerja pada operator
Sterilizer di PTPN IV Unit Kebun Mayang dengan menggunakan metode Work Sampling. Work
Sampling sendiri merupakan suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan
terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses pekerja atau operator. Setelah data diperoleh melalui
proses observasi secara langsung maupun dari beberapa buku referensi/jurnal, kemudian
dilakukan pengolahan data. Agar pelaksanaan penelitian dapat berjalan dengan mudah serta
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka diperlukan langkah pemecahan yang baik. Dalam
pelaksanaan penelitian kali ini, khususnya untuk mengamati produktivitas dan beban kerja
karyawan penulis menggunaan metode work sampling yaitu:
a. Digunakan untuk pengukuran waktu kerja bagi pekerja langsung, dan mesin.
b. Pengamatan dilakukan secara random (acak).
c. Sangat cocok untuk pekerjaan yang sifatnya tidak berulang.
d. Urutan pekerjaannya tidan menentu.
e. Waktu penyelesaiannya relatif panjang.
Batas Kontrol Atas (BKA)
Sebuah grafik atas yang memberi gambaran tentang prilaku proses. Batas kontrol ini digunakan
untuk memahami apakah sebuah proses manufakturing berjalan dalam kondisi yang terkontrol,
seragaman dan tidak melebihi batas kontrol atas. Berikut adalah rumus BKA:
𝑝(1−𝑝)
BKA = ̅
𝑃𝑖 + 3 √
𝑛
Dimana:
𝑃̅ =Persentase rata-rata produktif
k = Tingkat keyakinan
n = Ukuran sample/data
Batas Kontrol bawah (BKB)
Sebuah grafik atas yang memberi gambaran tentang prilaku proses. Batas kontrol ini
digunakan untuk memahami apakah sebuah proses manufakturingberjalan dalam kondisi
yang terkontrol, seragaman dan tidak melebihi batas kontrol bawah. Berikut adalah
rumus BKB:
𝑝(1−𝑝)
̅𝑖 − 3 √
BKA = 𝑃 𝑛
Dimana:
𝑃̅ = Persentase rata-rata produktif
k = Tingkat keyakinan
n = Ukuran sample/data
𝑝(1−𝑝)
̅𝑖 + 3 √
BKA = 𝑃
𝑛
0,80(1−0.80)
BKA = 0,80 + 3 √ = 0,96
52
𝑝(1−𝑝)
̅𝑖 − 3 √
BKB = 𝑃 𝑛
0,80(1−0.80)
BKB = 0,80 − 3 √ = 0,64
52
1,2
0,4
0,2
0 Operator
1 2 3