OLEH :
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, saya bisa
menyelesaikan makalah tentang “Analisa proses hasil study ekskursi di pabrik teh
PTPN IV BAH BUTONG” untuk penyelesaian tugas dari mata kuliah Sistem
produksi.
Saya mengucapkan terimakasih kepada semua yang telah membantu
pembuatan makalah ini, sehingga makalah ini bisa selesai dan insya Allah bisa
menjadi pegangan pada pengajaran Sistem produksi. Walaupun makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya berharap kepada Ibu Dosen untuk
memberikan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.
Sebagai penulis dari makalah ini saya berharap makalah ini bisa
bermanfaat bagi kita semua. Akhirnya saya mengucapkan terima kasih atas
perhatian dari semua pihak.
WITRI GUNARSIH
BAB I
PENDAHULUAN
5. Proses Pengeringan
Pada proses ini,Selain menghentikan proses oksidasi dalam bubuk teh
basah, pengeringan bertujuan pula untuk menurunkan kandungan air didalam teh
sampai +3 % kandungan air yang rendah ini bertujuan agar hasil pengeringan
dapat mempertahankan mutu baiknya.
Mesin pengering konvensional yang hingga sekarang masih banyak
digunakan industri teh hitam, adalah Endles Chain pressure Dryer ( ECP ). Mesin
ini mengeringkan teh diatas rantai – rantai baki. Mesin dengan rantai – rantai baki
2 tingkat disebut “two stage ECP” yang bertingkat 3 disebut “three stage ECP”
dan yang 4 disebut “four stage ECP”. Jenis ECP yang mutakhir yang banyak
digunakan adalah jenis two stage.
Udara panas dengan suhu + 98°C dihembuskan dari bawah melalui lapisan
teh diatas rantai terbawah kemudian keluar melalui lapisan teh diatas rantai baki
paling atas. Suhu udara yang keluar dari mesin pengering ada sekitar 49°C kurang
lebih 20 menit diperlukan untuk mngeringkan teh bubuk hingga kadar airnya
mencapai 3 %.
6. Proses Sortasi
Pada proses ini,tujuan utama sortasi kering ini adalah memisahkan ukuran
– ukuran teh yang terjadi akibat proses penggilingan menjadi kelompok –
kelompok grade teh yang sesuai dengan permintaan pasaran teh sekarang
( Internasional ). Karena teh kering sangat peka terhadap kelembaban udara
(sangat higroskopis) maka proses sortasi kering ini harus dilaksanakan
sesederhana dan secepat mungkin.
Grade – grade ( jenis- jenis ) teh hitam yang dihasilkan sebagian besar
oleh pabrik – pabrik di Indonesia sekarang adalah :
a. BOP = Broken Orange Pecco
b. BOPF = Broken Orange Pecco Pannings
c. PF = Pecco Panings
d. Dust
e. BP = Broken Pecco
f. BT = Broken Tea
Persentase grade pertama ini umumnya dapat mencapai 57,26 % dari
semua teh yang dihasilkan tergantung dari mutu standar petikan dan kondisi
pucuknya. Besar kecilnya ukuran, sehingga sesuai dengan permintaan standar
ukuran pasaran teh hitam, tergantung dari standar petikan, derajat layuan dan
program gilingnya.
Mesin – mesin pengayak yang digunakan dalam sortasi kering, dibedakan
satu dengan yang lainnya oleh jenis geraknya. Rotating sifter adalah mesin ayak
yang gerakannya berputar horizontal. Sedangkan yang gerakannya maju mundur
disebut mesin ayak Reciprocating dan yang naik turun disebut Vibrating Sifter
disamping itu mesin pemisah tulang Electrostatic Stalk Separator. Winnower
adalah mesin pemisah ukuran teh menurut berat jenis dengan menggunakan kipas
penghisap angin.
Mesin ayak yang gerakannya maju mundur digunakan untuk memisahkan
ukuran – ukuran yang bentuknya memanjang dari ukuran – ukuran teh yang
bentuknya bulat. Segera setelah selesai proses sortasi kering ini, semua teh
ditimbang menurut jenis gradenya untuk kemudian dimasukan kedalam peti
penyimpanan ( peti miring atau tea bin ). Dapat dibedakan bahwa sejumlah hasil
timbangan grade-grade teh tersebut akan lebih besar dari pada berat teh keringnya.
Besar kecilnya persentase overweight ini tergantung dari kelembaban udara ruang
sortasi dan lamanya waktu yang diperlukan untuk proses sortasi.
7. Proses Pengepakan
Sebelum dilakukan pengepakan, teh tersebut di masukkan ke dalam ruang
penyimpanan sementara, dengan beberapa sample the siap seduh dibawa ke
laboratorium untuk melakukan uji mutu kualitas teh dan keamanan teh untuk di
kosumsi oleh manusia. Baru setelah itu teh dimasukan ke dalam kemsanan. Pada
pabrik ini tidak membuat teh siap saji, meraka hanya membuat bubuk teh saja.
Kemasan dari teh ini berbentuk karung seperti karung semen. Dalam bentuk
karungan inilah bubuk teh tersebut akan di ekspor ke luar negeri.
Produk yang dihasilkan berupa daun teh yang datang dari petani kemudian
di proses melalui beberapa tahap seperti penimbangan, pelayuan,pengulungan,
fermentasi, pengeringan, sortasi dan pengepakan. kemudian barulah jadi teh yang
siap untuk di konsumsi. Setelah itu teh dieksport keluar kota dan manca negara.
4.1 Kesimpulan
Setelah pelaksanaan Kunjungan Industri di Pabrik Teh Danau
Kembar yang bergerak di bidang produksi teh yang di lakukan selama 1 hari ,
dapat di simpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Dengan melaksanakan Kunjungan Industri maka mahasiswa
dapat memperoleh tambahan ilmu pengetahuan selain dari yang di pelajari
di dalam bangku perkuliahan.
2. Dengan pelaksanaan Kunjungan Industri mahasiswa dapat melihat dan
mempelajari langsung ilmu yang didapat di bangku perkuliahan untuk
menganalisa kondisi perusahaan secara umum.
3. Pelaksanaan Kunjungan Industri merupakan salah satu cara yang baik
dalam usaha untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
mengetahui struktur organisasi dari sebuah perusahaan.
4. Dengan adanya pelaksanaan Kunjungan Industri, mahasiswa
dapat memperoleh pengalaman di dunia industri khususnya di industri
produksi daun teh.
5. Dalam proses penggilingan mesin OTR berjumlah 6 unit dan bekapasitas
375 Kg dalam waktu 40 menit
6. Dalam proses pengayakan di mesin RV selama 20 menit dalam 6 ayakan
dalam berbagai jenis ayakan dan meloloskan 125 Kg teh
7. Dalam proses penggilingan di mesin PTR selama 20 menit dan
berkapasitas 250 Kg
4.2 Saran
Dari pengalaman selama melakukan kunjungan industri selama 1 hari,
maka untuk masa yang akan datang disarankan :
1. Dalam melakukan kunjungan industri hendaknya dilakukan dengan serius
dan sungguh-sungguh sehingga tujuan manfaat kunjungan industri bisa
tercapai.
2. Dalam memilih perusahaan di harapkan, hendaknya memilih perusahaan
yang dekat supaya tidak menganggu mata kuliah yang lain.
3. Dalam hal pemilihan tempat pelaksanaan kunjungan industri, sebaiknya
dipilih perusahaan yang dapat memberikan ilmu pengetahuan yang akan
menunjang perkuliahan nantinya.
4. Dalam kunjungan pabrik seharusnya yang mendapingi adalah asisten
pabrik bukan satpam
DAFTAR PUSTAKA