OLEH:
TIM PENYUSUN
Program Studi Teknik Elektro
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan yang harus diikuti dan
dilaksakan oleh setiap mahasiswa Universitas Harapan Medan pada semester 7
(Tujuh), sesuai dengan kurikulum yang berlaku di Universitas Harapan Medan saat
ini yang merupakan salah satu syarat untuk meneruskan mata kuliah ketingkat
berikutnya. Praktik Kerja Lapangan ini merupakan salah satu kesempatan bagi
setiap mahasiswa untuk melihat dan mengenal secara langsung peralatan atau mesin
yang digunakan didalam dunia industri serta kegiatan- kegiatan yang ada dalam
industri ditempat Praktik Kerja Lapangan.yang dituju.
Dewasa ini, banyak peralatan yang dapat memudahkan manusia dan dapat
menghemat efisiensi. Dengan laju perkembangan teknologi dunia industri
khususnya di Indonesia. Demikian halnya dengan industri yang berhubungan erat
dengan teknologi. Dalam pengolahan suatu badan industri selalu menggunakan alat-
alat yang canggih untuk mempercepat proses pengolahan. Dengan berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi, maka dunia industri saat ini berkembang pesat.
Oleh karena itu, kita sebagai penerus harus memiliki sumber daya manusia
yang siap pakai dalam era globalisasi. Salah satu carannya yaitu mengenal langsung
bagaimana prinsip kerja suatu alat yang modern dalam mengelola suatu bahan.
Waktu pelaksanaan kerja praktik adalah sebelum pengerjaan skripsi. Karena syarat untuk
skripsi adalah menyelesaikan pelaksanaan kerja praktik.
Lokasi tempat pelaksanaan kerja praktik adalah di PT. Perkebunan Nusantara IV PKS Ajamu
2.4 Tujuan dan Fungsi perusahaan yang Terkait dengan Bidang Kajian
Menjadi perusahaan agribisnis nasional yang unggul dan berdaya
saing kelas dunia serta berkontribusi secara berkesinambungan bagi
kemajuan bangsa
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK
1. Stasiun Timbangan
Tandan buah segar atau TBS yang masuk ke pabrik, sebelum di bongkar
terlebih dahulu ditimbang di jembatan timbang dengan kapasitas maksimal 50 Ton
dan minimlal 10 Kg. Fungsi dari jembatan timbang sendiri yaitu untuk
menghetahui berat dan asal TBS yang akan masuk ke dalam pabrik pengolahan.
Seperti pada gambar 4.1
Gambar 4.1 Jembatan Timbang
Pada Unit Usaha PKS Ajamu, jenis timbangan adalah pengurangan berat
kotor ( Bruto ) dengan berat wadah ( Tarra ) sehingga didapatkan berat bersihnya
( Netto ).
2. Stasiun Sortasi
Truk yang telah melalui jembatan timbang akan di bongkar muatan TBSnya
dilapangan peralatan. Untuk menjaga kualitas produk akhir maka setelah
pembongkaran akan dilakukan sortasi. Seperti pada gambar 4.2
a. Lori
iii. Capstand
b.Pembuangan Air.
Air dalam rebusan akan mengabsorsi panas yang diberikan selama proses
perebusan, selama proses perebusan jumlah air akan bertambah,pertambahan
yang tidak diimbangi pengeluaran air kondensat akan memperlambat usaha
pencapaian tekanan puncak.
a. Lamanya waktu perebusan
b. Pembuangan Uap
Uap dibuang dari cerobong atas sterilizer. Pembuangan uap pada puncak-puncak
sebelum akhir perebusan bersamaan dengan pembuangan air kondensat,
sehingga penurunan tekanan dapat berlangsung dengan cepat. Syarat-syarat
perebusan yang baik :
1) Tekanan uap ketel pada perebusan antara 2,8 – 3 kg/cm2.
Triple Peak adalah pola perebusan yang memanfaatkan steam untuk mencapai
tekanan-tekanan perebusan yang diinginkan. Triple Peak merujuk pada 3
puncak tekanan yang digunakan dalam perebusan yaitu tekanan 1 kg/cm2, 2
kg/cm2 dan 3 kg/cm2.
Alur proses perebusan dengan pola perebusan Triple Peak adalah sebagai berikut
:
4) Setelah pintu ditutup dan dikunci rapat, uap dialirkan
hingga mencapai tekanan 1,5 kg/cm2 dalam waktu ± 10
menit.
Hoisting Crane
Thresser
Brondolan/MP
Tankos
BottomCroos
EmptyBunch
Conveyor Conveyor 2
Distributing Conveyor
Stasiun Kempa
Gambar 4.11 Alur Proses Stasiun Penebahan
Buah rebus dari sterilizer diangkat dengan hoisting crane atau
melalui tipper dituang kedalam thresher melalui hooper yang berfungsi
untuk menampung buah rebus kemudian autofeeder akan mengatur
meluncurnya buah agar tidak masuk sekaligus.
Pemipilan dilakukan dengan membanting buah dalam drum berputar
dengan putaran (23-25 rpm). buah yang terpilih akan jatuh melalui kisi-
kisi dan ditampung oleh fruit elevator dan dibawa dengan distributing
conveyor untuk di distribusikan ke tiap unit-unit digester. selanjutnya
tandan kosong melalui empty bunch conveyor dibawa ke incinerator atau
ke empty bunch hopper untuk penimbunan sementara sebelum diangkut
ke kebun sebagai mulsa. Pada stasiun penebah terdapat beberapa
peralatan, yaitu antara lain:
a. Hoisting Crane
c. Drum Thresher
Brondolan
Digester
Screw
CrudeOil
Cake
StasiunPemurnian
Stasiun Biji
4.3.1 Digester
Digester adalah sebuah alat yang berbentuk silinder tegak yang pada dindingnya
dilengkapi dengan steam injeksi untuk pemanas. Di dalam digester dipasang
pisau – pisau pengaduk untuk proses pelumatan dan pisau pelempar untuk
mengeluarkan massa dari dalam digester. Terdapat
5 set pisau pengaduk dan 1 set pisau pelempar di dalam Digester. Pisau - pisau
ini dibuat bersilang antara satu dengan yang lainnya, agar daya aduk dari pisau-
pisau ini cukup besar maka letak pisau – pisau dibuat miring sehingga buah yang
diaduk turun naik dan dengan demikian pelumatan dapat lebih sempurna. Seperti
pada gambar 4.17
4.3.2 Pressan
Hasil dari Digester yang berupa Fiber yang mengandung minyak dan Nut keluar
dari bagian bawah Digester lalu masuk ke dalam Pressan. Proses
pengempaan/press adalah proses pemerasan massa menggunakan sistem tekanan
dan putaran dari screw press secara kontinyu dengan bantuan sistem hidrolik.
Minyak yang terdapat dalam daging buah tertekan dan keluar atau terpisah dengan
fiber. Seperti pada gambar 4.18
Pressan terdiri dari screw press, press cake dan conus. Mekanisme kerja
pengempaan adalah masuknya Fiber dan Nut dari Output digester ke screw
press dan mengisi bagian press cake, karena putaran screw, Fiber dan nut akan
mengarah ke ujung As Screw dan tertahan oleh conus sehingga adonan (Fiber
dan Nut) terperah dan minyak keluar. Untuk memudahkan keluarnya minyak,
diinjeksikan air pengencer dengan suhu 90-95oC. Hasil dari pengempaan ini
adalah minyak kasar, nut dan fiber. Minyak kasar yang dihasilkan masih
tercampur dengan pasir, kotoran dan air sehingga ditampung di Oil Gutter.
Sedangkan Fiber dan Nut akan masuk ke Cake Breaker Conveyor (CBC) untuk
proses.
4.6 Stasiun Pemurnian Minyak (Klarifikasi )
Minyak kasar (Crude Oil) yang keluar dari screw press masih
mengandung kotoran – kotoran seperti pasir, fiber, dan benda kasar lainnya.
Oleh karena itu perlu dilakukan permunian minyak untuk mengurangi
kandungan yang tidak di harapkan sesuai dengan norma yang ditentukan oleh
perusahaan. Proses permunian ini dimaksudkan untuk memisahkan minyak, air
dan kotoran, serta pasir dan lumpur dengan fungsi sentrifusi dan pengendapan.
Minyak yang sebelumnya ditampung di Oil Gutter akan didistribusikan ke Sand
Trap Tank. Seperti pada gambar 4.19
Fungsi dari tangki penangkap pasir (sand trap tank) ini adalah untuk
mengurangi jumlah pasir dalam minyak yang akan dialirkan ke vibrating screen
dengan tujuan agar vibrating screen terhindar dari gesekan pasir kasar yang dapat
menyebabkan kerusakan screen. (Fitri, 2019).
Alat ini bekerja berdasarkan gaya gravitasi yaitu mengendapkan padatan.
Keberhasilan proses pengendapan tergantung pada retention time (waktu
pengendapan) yang ditentukan berdasarkan kapasitas tangki tersebut. Disamping
itu pemisahan cairan (fluida) yang berupa campuran minyak kasar (dilution
crude oil), air dan kotoran pasir serta bahan – bahan lain yang terikut dalam
minyak sebelum dialirkan ke vibrating screen di bantu oleh panas dari steam
yang diinjeksikan kedalam tangki yang bertemperatur 90 – 95⁰C. Seperti pada
gambar 4.20
Gambar 4.20 Sand Trap Tank
Bentuk sand trap tank ada yang berbentuk persegi dan silinder. Ditinjau
dari mekanisme kerja bahwa bentuk silinder memberikan aliran sirkulasi yang
dapat mempercepat proses pengendapan pasir atau padatan yang spesifik
gravitynya lebih besar dari minyak. Pengendapan padatan akan lebih baik
apabila pembersihan dasar tangki dilakukan secara terjadwal. Hal ini jarang
dilakukan karena sludge yang berada di dasar tangki mengandung minyak yang
masih tinggi, oleh karena itu di sarankan agar sand trap tank dilengkapi
dengan tangki pengencer untuk mengutip minyak yang terdapat dalam sludge.
(Syaifullah, 2021)
4.6.2 Vibrating Screen
Cara kerja alat ini menggunakan over flow system, yaitu setelah crude oil
melalui vibrating double screen masuk ke tangki, di dalam tangki terdapat sekat
sehingga minyak akan over flow melewati sekat dan selanjutnya akan
dipompakan ke CST. Yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian unit ini
adalah termperatur harus tetap terjaga (90⁰C), sehingga minyak tidak mendidih,
apabila hal tersebut terjadi maka sel – sel minyak akan pecah dan akan semakin
sulit proses pemisahan sel minyak dengan sludge, hal tersebut akan sangat
berpengaruh terhadap proses pemisahan di CST.
Untuk mempertahankan retention time dari cairan yang ada dalam COT,
maka perlu dilakukan pembuangan lumpur dan air dari lapisan bawah tangki
secara terjadwal dengan memompakan ke solution tank atau keparit menuju
Deoiling Pon (DOP) untuk di kutip kembali, karena kadar minyak yang melekat
pada lumpur masih tinggi.
Oil 90 -
95⁰C
Vakum Driyer
CST
95 ⁰C
700 mmHg Float Tank Oil Tank
To Fat - Pit
Oil Purifier
Storage
CPO 50 - 60⁰C
Oil tank berupa tangki yang berbentuk silinder dengan bagian bawah
berbentuk kerucut yang berfungsi untuk menyaring minyak dengan proses
pengendapan. Setelah pemisahan di CST minyak akan menuju oil tank secara
gravitasi. Pada oil tank juga dilakukan pemanasan dengan steam coil untuk
pemanasan dan pemisahan air dan kotoran. Bagian bawah tangki adalah bagian
yang berat yaitu air dan kotoran didrain menuju oil recovery tank. Bagian atas
akan menuju ke oil purifier untuk mengurangi kadar kotoran dan vacuum dryer
untuk mengurangi kadar air. Temperatur pada COT dijaga 90 – 95 ⁰C. Seperti
pada gambar 4.2
Ujung pipa yang masuk ke dalam vaccum dryer dibuat sempit berbentuk
nozzle – nozzle sehingga akibat dari kevakuman tangki minyak tersedot dan
mengabut di vaccum dryer. Temperatur minyak dibuat 90 – 95⁰C supaya kadar
air cepat menguap dan uap air tersebut akan terhisap oleh pompa vaccum,
selanjutnya terdorong keluar ke hot water tank.
Sludge tank adalah sebuah bejana yang berbentuk silinder vertikal yang
terbuat dari plat baja dan dilengkapi dengan steam injeksi. Sludge tank
dioperasikan hingga mencapai suhu 90 – 95⁰C, dan pada alat ini dilengkapi
dengan thermometer. Seperti pada gambar 4.29
4.6.10Decanter
Pada Bak Fat-Pit ini air buangan atau lumpur yang berasal dari semua
proses pengolahan CPO dan pressan serta Sterilizer yang mengandung minyak
akan diproses secara sedimentasi guna memisahkan anatara lumpur, air dan
minyak. Dimana sisa minyak yang berhasil dikutip dari sini akan kembali di
alirkan ke Continues Settling Tank (CST). Seperti pada gambar 4.31
Cake breaker conveyor (CBC) termasuk dalam jenis screw conveyor dimana
bagian yang berfungsi membawa material berupa pedal – pedal atau pisau –
pisau pemecah (screw blade). Fungsi dari alat ini adalah untuk mengurangi kadar
air pada ampas dan biji, dengan temperatur 90 – 95⁰C pada dinding CBC
diharapkan kadar air biji akan berkurang dan hal ini akan memudahkan pada
proses depericarper nantinya.
Cara kerja CBC adalah hasil dari proses pengempaan berupa press cake
(ampas campur biji) akan dimasukkan atau dijatuhkan kedalam CBC, didalam
CBC gumpalan press cake akan dipecah – pecah oleh screw blade yang berputar
sehingga press cake akan terurai fibre dengan biji kelapa sawit, selanjutnya
conveyor akan membawanya masuk pada separating coloumb untuk dipisahkan
antara fibre dengan biji.
Hal – hal yang perlu diperhatikan pada CBC :
1) Pada alat ini terdapat sirip pembawa dan pada sirip pembawa ini
kemiringannya diatur sedemikian rupa (diperiksa setiap harinya) karena
apabila terlalu miring pada sirip pembawa ini maka penguraian gumpalan
serabut menjadi tidak sempurna sehingga masih banyak serabut yang
melekat pada bijinya. Dan sebaliknya apabila sirip ini terlalu tegak
kemungkinan besar biji yang dihasilkan akan menjadi kering karena
massa terlalu lama didalam CBC.
2) Temperatur pada alat ini agar diperhatikan atau diperiksa, sebab hal ini
akan berpengaruh terhadap kualitas biji yang di hasilkan nantinya.
Adapun suhu yang dikehendaki adalah 90 – 95⁰C, dan apabila suhu
kurang dari 90 ⁰C maka kadar air didalam serabut akan tinggi sehingg
3) serabut akan sulit terlepas atau dipisahkan dari bijinya, dan sebaliknya
apabila suhu terlalu tinggi diatas 95⁰C ini akan mengakibatkan biji
berwarna coklat dan hal ini akan mengurangi mutu dari inti yang
dihasilkan nantinya. Seperti pada gambar 4.32
b. Depericarper
Depericarper adalah suatu tromol tegak dan panjang yang pada ujungnya
terdapat blower pengisap serta fibre cyclone. Fungsi dan tujuan dari alat ini
adalah memisahkan biji dari fibrenya sehingga ketika fibre digunakan sebagai
bahan bakar ketel tidak lagi bercampur dengan biji. Seperti pada gambar 4.33
Fibre
fibr Blowe
CB
Air
Nu Fibre To
NP Nut
a. Destoner
Destoner merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan nut dengan
benda – benda asing seperti batu dan besi. Cara kerja dari alat ini yaitu Nut dari
conveyor dihisap oleh Destoner dan benda – benda asing tersebut jatuh karena
perbedaan massa. Apabila ada benda asing yang mengikut, maka dilakukan
penyetelan damper (hisapan udara).
Seperti pada gambar 4.35
Nut silo berfungsi untuk pemeraman nut sehingga nut akan mudah
dipecah pada alat pemecah (Ripple Mill). Nut silo dilengkapi dengan heater dan
blower yang berfungsi sebagai pemanas. Didalam nut silo nut akan dipanasi
dengan suhu antara 50 – 70 ⁰C dan dengan pemanasan ini kadar air yang
terkandung didalam nut akan turun berkisar 15%. Di PKS Luwu terdapat 2 buah
Nut Silo dengan masing – masing berkapasitas 30 ton. Seperti pada gambar 4.36
Ripple Mill adalah alat yang berfungsi untuk memecahkan biji dengan cara
digiling dalam putaran rotor bar sehingga biji akan bergesek dengan Ripple Plae
dan Gap antara rotor bar dan ripple plate dijaga minimal jarak
¼ inch. Seperti pada gambar 4.37
Pada LTDS 1 terjadi proses pemisahan inti dan cangkang yang telah di
pecahkan dari Ripple Mill yang kemudian inti menuju ke kernel grading dan
diteruskan ke LTDS 2 dan cangkangnya dihisap dengan blower ke boiler sebagai
bahan bakar.
Untuk LTDS 2 prosesnya sama dengan LTDS 1 yaitu apabila masih ada
cangkang yang lolos dari LTDS 1 akan dipisahkan di LTDS 2 untuk PTPN
IV PKS Ajamu sendiri tidak terjadi pemisahan antara cangkang dengan inti.
Cangkang dan inti langsung dihisap menuju Hydrocyclone. Seperti pada gambar
4.38
Boiler adalah suatu alat yang berfungsi untuk menghasilkan uap yang
nantinya akan dibawa ke BPV pada kamar mesin. Seperti pada gambar 4.40
Ketel uap adalah suatu pesawat yang mengubah fase cair menjadi fase
uap dengan pemanasan tinggi. Ketel Uap terdiri dari:
a) Ruang Bakar
2. ruang yang dibatasi dengan kisi – kisi (Fere Gate). Ruang ini dikelilingi
header yang berhubungan dengan drum atas bawah.
b) Drum atas dan Drum Bawah
Drum atas berfungsi sebagai tempat pembentukan uap yang dilengkapi sekat
– sekat penahan butiran – butiran air dalam bentuk uap, sedangkan drum bawah
berfungsi sebagai tempat sirkulasi air dan tempat penampungan endapan dari
Drum atas untuk memudahkan Blow Down
c) Super Heater
Merupakan alat pemanas lanjut untuk mengubah uap basah menjadi uap kering.
d) Heater
e) Cerobong Asap
f) Alat Pengaman
Alat pengaman adalah suatu alat yang berfungsi untuk menjaga boiler agar tetap
berjalan secara stabil yang terdiri dari:
a. Kran Spei
Berfungsi untuk membuang air Blow Down dari drum atas, bawah dan
header.
b. Manometer
d. Kran Air
Berfungsi untuk membuika dan menutup aliran air pengisi ketel uap.
4. Blower
Dengan cara kerja uap kering dari boiler dialirkan ke pesawat turbin lalu
kran pada pesawat turbin dibuka untuk mendorong sudu – sudu pada turbin.
Dengan tekanan uap boiler yang begitu kuat maka terjadilah putaran pada rotor
turbin. (Syarifuddin, 2021)
Water Treatment merupakan tempat pengolahan air dari sumber air (Water
Intake) sehingga dapat digunakan untuk pabrik dan perumahan dalam lingkup
perusahaan. (Andarani, 2015) Proses pengolahan air ini melalui beberapa bagian,
yaitu:
4.11 Tower 2
Feed Water Tank adalah tempat penampungan air yang telah dimurnikan
dengan kapasitas 100 ton. Pada Feed Water Tank, air dpanaskan dengan suhu
70-90oC. Seperti pada gambar 4.48
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah Penulis laksanakan di PT
Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha PKS Ajamu dapat disimpulkan:
1. PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha PKS Ajamu adalah salah satu pabrik
pengolahan kelapa sawit yang mengolah kelapa sawit menjadi minyak sawit (Crude
Palm Oil) dan inti sawit (Palm Kernel).
2. Pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dan Palm Kernel pada PT Perkebunan
Nusantara IV Unit Usaha PKS Ajamu terdiri dari beberapa stasiun kerja yaitu:
c. Stasiun Penebah
d. Stasiun Kempa
f. Stasiun Biji
g. Stasiun Boiler
4.2 Saran
1. Untuk menekan persentase kerusakan pada peralatan dan mesin produksi, maka harus
dilakukan perawatan dan pemeliharaan yang rutin dan terjadwal.
2. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja, maka setiap karyawan harus mematuhi
peraturan dan mengutamakan keselamatan dan kesehatan sesuai dengan rambu-rambu
atau instruksi pada K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja) serta bekerja mengikuti operasi
standar prosedur.
3. Melakukan penyeimbangan kapasitas produksi dengan jumlah kebutuhan bahan baku.
DAFTAR PUSTAKA