Anda di halaman 1dari 32

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Industri


Kementrian Pendidikan Nasional melalui Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan telah memberikan arahan yang jelas bagi pembangunan Sumber Daya
Manusia (SDM) Indonesia dengan merubah dan merevisi kurikulum Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) yang menitik beratkan kemampuan dasar yang
bertujuan untuk membentuk pengembangan watak dan kepribadian, kemampuan
kerja yang baik dan teori praktek dasar kejuruan, maupun keahlian dan
keterampilan kerja yang dilaksanakan sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan
lapangan kerja.
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat.Sejalan dengan dinamika bangsa ini yang masih terus mencari
bentuk untuk membentuk generasi cerdas yang berbudi diharapkan adanya
perhatian yang serius dari pemerintah terhadap pendidikan.Pada era modern saat ini
sangat dibutuhkan orang-orang yang kompeten dan mempunyai skill profesional
untuk mewujudkan dan menghasilkan output/outcame dan kegiatan yang
berkualitas. Demi tercapainya kelancaran proses belajar mengajar di SMK-SMTI
Banda Aceh, maka diadakanlah pelaksanaan program Praktek Kerja Industri
(Prakerin) dengan tujuan agar Siswa-Siswi dapat mengembangkan profesinya
masing-masing didunia usaha/industri.
Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini merupakan program sekolah yang wajib
dilaksanakan oleh siswa siswi SMK-SMTI Banda Aceh khususnya kelas XII pada
semester V sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir. Pelaksanaan
prakerin ini berlangsung selama 3 bulan.Adapun tujuan umum melalui Praktek
Kerja Industri ini untuk menambah wawasan dan cakrawala dalam berfikir dan
mengambil kesimpulan terhadap lingkungan kerja yang sebenarnya. Sedangkan
2

tujuan khususnya adalah dapat menjelaskan proses, mulai dari uraian proses
pengerjaan serta keseluruhan uraian proses tersebut dengan segala permasalahannya
sehingga dapat memecahkan masalah-masalah dilapangan dan dapat menerapkan
kebijakan yang lebih professional.
Menuju era globalisasi, Indonesia sebagai negara berkembang harus
mampu menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitasdan mampu
mengoptimalisasi kemampuan dalam pemamfaatan teknologi pengolahan berbagai
Sumber Daya Alam (SDA).SMK-SMTI negeri Banda Aceh sebagai salah satunya
sekolah industri di Aceh mendidik siswa siswi untuk menjadi insan industri yang
berguna bagi nusa dan bangsa. SMK-SMTI Banda Aceh diharapkan mampu
membekali siswanya menjadi tenaga kerja. Tujuan kegiatan Prakerin diantaranya:
1. Mempersiapkan siswa untuk terjun ke masyarakat, khususnyamasyarakat
industri.
2. Memberikan pengetahuan praktek dalam dunia kerja industri secara langsung
di pabrik yang merupakan aplikasi dari pengetahuan teori yang diterima di
sekolah.
3. Membentuk individu-individu mandiri yang dapat menyelaraskan dunia
pendidikan dan tuntutan dunia industri.
4. Mencetak tenaga profesional menengah bidang kimia industri yang kompeten
spada dunia industri maupum instansi pemerintahan dan swasta.

1.2 Organisasi dan Manajemen Perusahaan


Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang di harapkan.
Gambar di bawah ini adalah susunan bagan organisasi pengolahan kelapa
sawit (PKS) PT. Fajar Baizury & Brothers Nagan Raya
Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Fajar Baizury & Brothers
MILL MANAGER
HAYATULLAH A.Md

ASKEP
SAIFUL AMRI

KTU ASST. PROSES ASST. QC ASST. PEMELIHARAAN


MULIADI T.MARZUKI MAHFUD FAHRIZAL SIREGAR
3

Sumber: KTU PT. Fajar Baizury&Brothers, September 2017

1.2.1 Fungsi dan Tugas Kepegawaian


Setiap karyawan atau pegawai yang bekerja pada PT. Fajar Baizury &
Brothers memiliki tugas yang harus dikerjakan, adapun tugas tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Mill Manager (Kepala Pabrik), bertugas:
a. Memanfaatkan semua unsur produksi, hasil pengolahan kelapa sawit (PKS)
PT.Fajar Baizury & Brothers.
b. Memanfaatkan hubungan baik dengan unsur-unsur yang terkait secara
optimal untuk mewujudkan tujuan perusahaan.
c. Mengolah PKS PT. Fajar Baizury sebagai salah satu unit PT. Fajar Baizury
&Brothers optimal agar dapat memenuhi persyaratan manajemen.
d. Merencanakan, mengkoordinirkan dan mengontrol semua bidang tugas
produksi Pengolahan Kelapa Sawit dan Inti Sawit
2. Kepala Tata Usaha (KTU), bertugas:
a. Membuat daftar Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.
b. Melakukanpembayaran kewajiban perusahaan terhadap pekerja dan mitra
kerja.
c. Melaksanakan dan menyelesaikan seluruh Administrasi Keuangan.
d. Menyiapkan laporan manajemen.
3. Maintenance/Pemeliharaan, bertugas:
a. Mengendalikan penggunaan biaya teknik pabrik.
b. Mengelola bengkel pabrik.
c. Menyusun rencana kerja dan anggota bidang teknik di unit pabrik.
d. Membuat rencana kerja peralatan instalasi pabrik.
e. Mengendalikan penggunaan biaya teknik pabrik dan lain-lain.
4. Asisten Pengolahan Pabrik, bertugas:
4

Adapun Tugas Asisten Pengolahan Pabrik yaitu:


a. Membuat rencana program kerja pengolahan.
b. Melaksanakan dan mengendalikan proses pengolahan sesuai standar.
c. Melaksanakan evaluasi hasil kerja operasional pengolahan dan merencakan
tindakan lanjut.
d. Melaksanakan administrasi pengolahan dan mengawasi pengisian jurnal di
stasiun pabrik.
e. Membuat laporan kerja ke Mill Manager.
f. Membina dan menilai prestasi kerja seluruh karyawan
5. Asisten Quality Control, bertugas:
a. Memimpin kegiatan laboratorium untuk menentukan kualitas produksi agar
dapat berjalan dengan baik.
b. Melakukan analisa di laboratorium yang diperlukan pabrik secara optimal,
guna mengendalikan jalannya proses pengolhan TBS, inti sawit, air boiler dan
air limbah agar mutu dan kerugian yang timbul berada dalam batas normal.
c. Menghitung persediaan pengiriman produksi sehingga kualitas produksi
dapat dikontrol.

1.3 Maksud dan Tujuan Industri Kerja Lapangan


Prakerin adalah salah satu program pembelajaran dengan metode siswa/i
secara langsung ditempatkan di dunia industri/usaha.Hal ini diharapkan siswa
mampu menerapkan teori yang telah diperoleh dibangku sekolah dalam
industri.Siswa prakerin diharapkan juga berperan aktif, sehingga dapat memahami
fungsi dan kedudukan industri sebagai wadah penampung tenaga kerja dengan
kualifikasi tertentu.
Secara umum pelaksanaan praktek kerja industri (Prakerin) bertujuan sebagai
berikut :
1. Sebagai persyaratan kelulusan di SMK-SMTI Negeri Banda Aceh.
2. Mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh disekolah pada lapangan kerja
industri.
3. Menambahkan wawasan dan pandangan tentang ruang lingkup kerja.
5

4. Meningkatkan keterampilan siswa/siswi sebagai bekal untuk dapat bekerja di


sekitar industri.
5. Mengembangkan sikap profesionalisme siswa/siswi sebagai kebutuhan kerja
Meningkatkan pengalaman siswa/siswi pada aspek-aspek usaha yang potensial
dalam lapangan kerja.
6. Memberikan kesempatan kepada siswa/siswi untuk menyesuaikan diri dengan
suasana dalam lingkungan kerja.
Adapun pengolahan minyak kelapa sawit pada PT.fajar Baizury & Brothers
terbagi dalam beberapa tahap yang dilakukan di beberapa stasiun. Stasiun –stasiun
pada proses pengolahan kelapa sawit ini adalah sebagai berikut:
1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station/Loading Ramp)
2. Stasiun Perebusan Buah (Strelizing Station)
3. Stasiun Penebah (Thresing Station)
4. Stasiun Kempa (Pressing Station)
5. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)
6. Stasiun Pengolahan Biji (Kernel Plant Station)
7. Stasiun Pengolahan Air (Water treatmant plant)

1.3.1 Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station/Loading Ramp)


Tandan Buah Segar (TBS) yang berasal dari kebun diangkut ke pabrik
dengan menggunakan truk pengangkut untuk diolah.Pengangkutan tepatnya
dilakukan setelah panen(diterima oleh pabrik maksimum 24 jam setelah panen).
Hal ini bertujuan untuk mencegah kenaikan kadar Asam Lemak Bebas (ALB) yang
disebabkan oleh keterlambatan pengangkutan.
Proses pengolahan dimulai dari penimbangan buah, yang bertujuan untuk
mengetahui jumlah TBS yang akan diolah, mengetahui rendemen minyak dan inti
serat berat tandan rata-rata. Dari penimbangan juga dapat diketahui berapa besar
jumlah produksi TBS yang dicapai setiap Afdeling.Jenis timbangan yang digunakan
adalah merek Avery Weigh-Indodacin buatan China yang Berkapasitas 60.0000 kg
(60 ton) dan merk MUGI buatan USA 40.000 kg(40 Ton) dengan menggunakan
sistem komputer.Berat TBS yang akan diolah dapat diketahui melalui perhitungan
6

berat bruto (berat kotor = berat truk + TBS) dikurangi berat tarra (berat truk
kosong), maka didapatkan hasil netto (berat bersih / berat TBS). Selain untuk
mengetahui berat TBS, penimbangan juga untuk mengetahui produksi perkebunan,
pembayaran upah dan perhitungan rendemen minyak sawit.
TBS yang telah ditimbang pada jembatan timbang kemudian dibawa ke
stasiun penerimaan buah untuk disortasikan. Sortasi dilakukan untuk mengetahui
mutu TBS yang masuk dengan cara menghitung jumlah fraksi yang telah
ditentukan yaitu fraksi 0, I, II, III, IV dan V serta untuk mengetahui tingkat
kematangan buah. Sortasi buah dilakukan untuk mengontrol, mengawasi dan
memeriksa TBS yang diterima oleh pabrik.Dari sortasi yang dilakukan rata – rata
fraksi yang paling banyak adalah fraksi 3, 4 dan fraksi 5 (lewat matang akibat
terjadinya penimbuanan buah).Setelah dilakukan sortasi kemudian buah
dimasukkan ke dalam loading ramp untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam lori.
Loading ramp adalah tempat penimbunan sementara dan tempat pemindahan TBS
ke lori.
Tabel 1.1 Kriteria-kriteria Panen dan Syarat Mutu TBS
No Kondisi Fraksi Jumlah berondolan Keterangan

1 0 Tidak ada yang memberondol Sangat mentah


Mentah
Memberondol 1-12,5% Mentah
I 12,5-25% Buah luar membrondol Mulai Matang
2 Matang II 25-50% Buah luar membrondol Matang
III 50-76% Buah luar membrondol Tepat Matang
IV 76-100% Buah luar membrondol Telah Matang
Lewat
3
Matang VBuah dalam juga membrondol, ada Lewat Matang
yang membusuk
Sumber: KTU PT.fajar Baizury & Brothers, September 2017.
Fruit loading ramp terdiri dari 12 Hopper penyimpanan untuk penimbunan
TBS dengan sudut kemiringan 12°. Loading ramp ini dilengkapi dengan :
1. Pintu loading ramp yang bekerja dengan sistem hidrolik,setiap pintu dipasang
pengatur untuk memindahkan TBS kedalam lori-lori perebusan.
7

2. Bagian ujung dari hopper dipasang jerjak-jerjak pembuangan pasir/sampah


dengan lebar 10mm sepanjang dasar loading ramp. Sampah dan pasir tersebut
dubuang secara manual dan secara berkala.
TBS dari loading ramp ini kemudian dimasukkan ke dalam lori, yaitu
tempat meletakkan buah kelapa sawit untuk proses perebusan yang berkapasitas 5-
5,5 ton TBS pada setiap lorinya. 7 lori yang diisi penuh dengan TBS dimasukkan ke
dalam sterilizer.

1.3.2 Stasiun perebusan (Sterilizing Station)


Unit sterilizing (perebusan buah kelapa sawit) bertujuan untuk
menghasilkan buah yang sudah direbus supaya mempermudah pelepasan brondolan
dari janjang,mengurangi kadar air dalam buah untuk mempermudah pemisahan
antara daging dan biji dan untuk mematikan aktifitas enzim.PT.Fajar Baizury&
Brothersmemakai tiga puncak/triple peak, yaitu puncak pertama tekanannya 0-1,7
kg/cm²,pada puncak kedua 0-2,3 kg/cm²,dan pada puncak ketiga 0-3,2 kg/cm².
Dengan suhu 110°C -140℃ , dan waktu yang di gunakan selama proses 90-110
menit.
Proses sterilizer dimulai dari loading ramp lalu masukkan buah ke dalam
lori, dalam satu lori dapat menampung 5-5,5 ton buah kelapa sawit. Sebelum
sampai di pintu masuk dorong trolli brige ke arah pintu masuk sterilizer Kemudian
lori ditarik menggunakan capstand, lalu tutup pintu kanan dan kiri. Dalam satu unit
sterilizer dapat menampung 7 lori.Adapun proses perebusan bertujuan antara lain
untuk:
1. Mematikan Aktivitas Enzim
Buah kelapa sawit mengandum enzim lipase yang bekerja dalam buah sebelum
dimatikan.Enzim lipase bertindak sebagai katalisator dalam pembentukan ALB,
maka untuk menghentikan enzim tersebut dilakukan perebusan dengan suhu
minimal 120-140°C.
2. Mempermudah Pelepasan berondolan dari tandannya
8

Zat-zat polisakarida yang terdapat dalam buah kelapa sawit yang bersifat
sebagai perekat. Apabila diberi uap panas maka akan terhidrolisa dan pecah
menjadi monosakarida yang larut. Hidrolisa tersebut berlangsung pada buah
menjadi matang dan proses hidrolisa ini dipercepat dalam proses perebusan.
3. Memudahkan pemisahan minyak dari daging buah
Daging buah yang sudah direbus akan menjadi lunak dan akan mempermudah
pada proses pengepressan. Dengan demikian minyak yang ada dalam daging
buah dapat dipisahkan dengan mudah.
4. Mengurangi kadar air dalam buah
Perebusan buah dapat menyebabkan penurunan kadar air buah dan inti, yaitu
dengan penguapan yang baik pada saat perebusan maupun sebelum pemipilan.
Penurunan kandungan air buah menyebabkan penyusupan buah sehingga
terbentuk rongga-rongga kosong pada daging buah yang mempermudah proses
pengepresan.
5. Memudahkan penguraian serabut pada biji
Perebusan yang tidak sempurna dapat menimbulkan kesulitan pelepasan serabut
dari biji dalam polishing drum yang menyebabkan pemecahan biji lebih sulit
padaripple mill.
6. Memudahkan pemisahan inti dengan cangkang
Perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air biji sehingga 15% yang
menyebabkan inti susut dan cangkang biji tetap sehingga inti akan lepas dari
cangkang. Pada proses perebusan tiga puncak pengurangan kadar air dalam biji
juga relatif lebih besar hingga proses pengolahan biji tidak akan mengalami
kesulitan lagi.

1.3.3. Stasiun penebahan (Thresing Station)


Buah yang telah direbus dikelurkan dari sterilizer dengan menggunakan
capstand (tali yang menarik lori) menuju thresing station. Kemudian buah yang
terdapat didalam lori dituang dengan menggunakan tippler dari tippler diantar oleh
fruit bunchelevator ke tresser. Buah dipipil untuk menghasilkan brondalan dan
tandan kosong (tankos).
9

Buah jatuh terbanting sehingga berondolan buah terlepas dari tandannya dan
jatuh kebawah bottom cross conveyor sedangkan tandan kosong terlempar empty
bunch conveyor untuk dijadikan mulsa (pupuk) untuk tanaman kelapa
sawit.brondolan pada bottom cross conveyor diangkut oleh fruit elevator dan
diteruskan ke fruit distribution conveyor untuk dibagikan ketiap-tiap degester.

1.3.4. Stasiun Kempa (Pressing Station)


Stasiun pengempaan adalah stasiun pengambilan minyak dari daging buah,
diproses dengan pelumatan dan pengempaan. Pelumatanterjadi dalam digester,
sedangkan pengempaan terjadi dalam kempa ulir (Screw Press)
1. Pelumatan (Digester)
Tujuan pelumatan adalah agar daging buah kelapa sawit terlepas dari biji dan
menghancurkan sel-sel yang mengandung minyak, sehingga minyak ini dapat
diperas pada proses pengempaan. Pelumatan dilakukan dalam digester yang
berbentuk silinder. Di dalam digester dipasang pengaduk yang berputar pada
sumbunya sehingga diharapkan sebagian besar daging buah terlepas dari
bijinya dan suhu yang di butuhkan pada digester yaitu90°C.
Pada pengadukan dilakukan pemanasan untuk memudahkan pelumatan buah
dengan menggunakan air panas bersuhu sekitar 90°C -95°C.Hal-hal yang perlu
diperhatikan selama proses pelumatan adalah sebagai berikut:
a. Ketel pelumatan harus selalu penuh, sehingga tekanan yang ditimbulkan
dapat meningkatkan gaya gesekan untuk memperoleh hasil yang sempurna.
b. Minyak terbentuk pada proses pelumatan harus dikeluarkan.Jika minyak dan
air yang terbentuk tidak dikeluarkan maka dapat menjadi bahan pelumas
yang mengakibatkan gaya gesekan akan berkurang.
2. Pengempaan
Setelah keluar dari tempat pelumatan buah kelapa sawit yang keluar dari
digester diperas dalam screw press dengan tekanan 60– 65 bar dengan
mengunakan air panas bersuhu antara 85°C – 90°C. Buah kelapa sawit yang
masuk dalam kempa ulir bertujuan untuk memeras daging buah sehingga
dihasilkan minyak kasar. Tekanan kempa diatur oleh konis yang berada pada
10

bagian ujung pengempaan dan digerakan maju-mundur secara hidrolisis. Pada


proses pengempaan dilakukan penyemprotan dengan air panas agar minyak
panas yang keluar tidak terlalu kental (penurunan viskositas) sehingga pori-
pori silinder tidak tersumbat. Penyemprotan air dilakukan dengan satu pipa
berlubang yang dipasang pada screw press.
Tekanan kempa sangat berpengaruh pada proses ini. Jika tekanan kempa terlalu
tinggi dapat menyebabkan inti pecah, sehingga kerugian inti bertambah dan
terjadi keausan pada material screw press.Sebaliknya jika tekanan kempa
terlalu rendah akan mengakibatkan kerugian minyak pada ampas press dan biji
akan bertambah.
Hasil pengepressan adalah minyak kasar yang keluar dari pori-pori silinder,
melalui Oil Gutter akan menuju ke Desanding Device untuk pengendapan.
Hasil lain adalah Cake terdiri dari biji,serat dan ampas. Cake secara otomatis
jatuh ke Cake Breaker Conveyor. Minyak yang keluar dari screw press
merupakan minyak kasar sehingga diperlukan pemurnian. Minyak dari screw
press terdiri dari minyak, padatan bukan minyak yang terdiri dari partikel –
partikel cangkang (NOS =Non Oil Solid) dan serabut serta 40 – 50 % air.
3. Tangki Pemisah Pasir (Sand Trap Tank)
Sand Traptor adalah sebuah bejana berbentuk silinder yang berfungsi
mengendapkan minyak dan kotoran berdasarkan perbedaan densitas. Minyak
akan naik ke atas dan dipompakan ke ayakan getar, sedangkan kotoran dan
lumpur berada pada bagian bawah bejana, dialirkan ke Fat Pit.
4. Ayakan Getar (Vibrating Screen)
Vibrating screen adalah suatu alat ayakan yang terdiri dari dua lapisan screen
dengan ukuran masing-masing 30 mess untuk top screen dan 40 mess untuk
bottom screen yang digetarkan dengan kecepatan 1500 Rpm.Proses
penyaringan memakai vibrating screen bertujuan untuk memisahkan Non-Oil
Solid (NOS) yang berukuran besar seperti serabut, pasir, tanah, kotoran-
kotoran lain yang terbawa dari Desanding Device. NOS yang bertahan pada
ayakan akan dikembalikan ke digester melalui Bottom Cross Conveyor,
sedangkan minyak dipompa ke Crude Oil Tank.
11

5. Tangki Penampung (Crude Oil Tank)


Minyak yang keluar dari vibrating screen dimasukan kedalam Crude Oil Tank
untuk ditampung sementara sebelum dipompa ke stasiun pemurnian. Pada
crude oil tank ini minyak dipanaskan dengan steam menggunakan sistem pipa
pemanas dan suhu dipertahnkan 90-95°C, dari sini di pompakan ke CST
(Continuous Settling Tank) untuk dimurnikan

1.3.5. Dapericarper & Kernel Recovery Station


Kernel stasion adalah suatu proses Untuk mengolah ampas yang diperoleh
dari proses pengepresan dan dihasilkan berupa serabut dan biji.Untuk serabut
dihisap dengan alat fiber cyclone dan dijadikan bahan bakar boiler,Sedangkan
untuk biji (nut) diproses ke nut polishing drum, Disini terjadi pembersihan pada
fiber yang masih melekat pada nut. Setelah nut bersih maka nut jatuh menuju nut
conveyor. Disini nut akan dibawa menuju nut elevator pada nut elevator umpan
(nut) diangkut menuju nut granding drum disini terjadi proses pemisahan nut
berdasarkan ukuran, kecil 6-8sedang 9-12dan besar >13 mm.
Setelah terjadi proses pemisahan nut berdasarkan ukuran, nut akan masuk
menuju nut silo. Pada nut silo terjadi pemanasan. Tujuan pemanasan yaitu untuk
memudahkan pemecahan. Nut yang akan masuk ke ripple mill akan terjadi proses
pemecahan cangkang yang melapisi inti(kernel) dengan suhu 50ºC-60ºC.Setelah
terjadi pemecahan, kernel dan cangkang jatuh ke cake maxsture conveyor, yang
bertujuan untuk membawa cangkang dan kernel menuju cake maxsure elevator,
pada cake mexsure elevator umpan akan di angkut menuju air lock. Disini akan
terjadi pengaturan umpan agar umpan yang masuk stabil. Disini Umpan yang stabil
akan masuk ke dalam separating coulumb 1. Disini terjadi penghisapan berupa fase
yang ringan (debu, pecahan kernel kecil, pecahan cangkang) masuk ke dalam
LTDS 1 dengan bantuan alat hisap FAN. Sedangkan nut dan kernel yang tidak
terhisap jatuh ke greade kernel kering untuk nut yang masih utuh kembali masuk ke
cake mexture conveyor untuk kembali masuk nut silo dan kembali di pecahkan di
ripple mill, sedangkan kernel masuk kedalam pneumetik fan untuk ditranfer menuju
kernel silo.
12

Untuk fase yang berat (pecahan kernel besar,pecahan nut besar, pecahan
cangkang besar) masuk kedalam separating coulumb 2, lalu pecahan cangkang
yang besar dihisap menggunakan fan masuk ke dalam LTDS 2, sementara karnel
yang tidak terhisap masuk kedalam hydro cyclone. Disini terjadi pemisahan
berdasarkan berat jenis. Untuk kernel terapung di atas dan dipompa menuju grate
kernel dan dibawa menggunakan conveyor menuju kernel silo. Sedangkan
cangkang dan kernel yang berat akan tenggelam dan dihisap menggunakan pompa
menuju grate cangkang lalu cangkang tersebut dibawa menggunakan conveyor
menuju clay untuk diambil kernel yang masih terkandung di dalamnya. Cangkang
yang masih mengandung kernel masuk kedalam bak atau kolam yang di dalamnya
telah di tambahkan bahan kimia berupa kalsium karbonat(CaCO 3).Disini juga
terjadi pemisahan berdasarkan berat jenis untuk kernel akan mengapung di atas dan
di pompa menuju vibrating untuk di saring di vibrating kernel. Lalu karnel yang
telah disaring dihisap dan di tranfer menuju kernel silo dengan bantuan peneumatik
transport. Sementara cangkang yang tenggelam dipompa menuju vibrating sell dan
dibuang ke penampungan cangkang akhir.
Di dalam kernel silo terjadi pemanasan dengan suhu 60ºC-70ºC dengan
tujuan untuk mengurangi kadar air sampai 6-7%. Di dalam kernel silo kernel terjadi
pemanasan selama lebih kurang 8 jam. Setelah itu kernel ditranfer menuju
penampungan akhir yaitu silo bin dengan fan transfer kernel. Kernel yang telah di
tampung dipenampungan akhir siap untuk dipasarkan.

1.3.6. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification station)


Unit klarifikasi berfungsi untuk memurnikan minyak dari proses pressing,
dan mengolah lumpur yang masih mengandung minyak untuk diambil kembali
dengan bantuan alat decanter. Proses klarifikasi proses dimulai dari crude oil
tank.Minyak yang terdapat dalam crude oil tankyang dihasilkan dari proses press
dipompa pada crude oil tank dihidupkan dan valve dibuka untuk mengalirkan
minyak mentah(crude oil) ke dalam continus settiling tank1. Didalam continus
settiling tank 1. di lakukan pemanasan dan pengadukan agitator dengan tujuan
13

untuk memisahkan minyak dengan lumpur pada suhu kisaran antara 90ºC samapai
dengan 94ºC.
Setelah terjadi pemisahan antara lumpur dan minyak mentah(crude
oil),untuk minyak mentah (crude oil) langsung dialirkan menuju oil tank.
Sementara lumpur di alirkan menuju sladge tank, lumpur yang terdapat dalam
sladge tank dipompakan menggunakan pompa precleiner untuk dilakukan
pemisahan pasir yang terkandung dalam lumpur dengan menghembuskan angin
yang di hasilkan dari kompresor yang terdapat dalam proses precleiner.
Lumpur yang sudah terpisah dari kandungan pasir lalu di alirkan dengan
bantuan pompa untuk masuk kedalam sludge balance tank. Selanjutnya lumpur
masuk kedalam mesin decanter untuk memisahkan antara lumpur(solid),
air(heavyphase),dan minyak(light phase). Untuk lumpur(solid) masuk kedalam
solid bindibawa dengan bantuan solid conveyor, sementara air di tampung didalam
bak dekanting dan minyak di tampung dalam bak atau kolam reclimed.
Minyak yang tertampung dalam reclimed kembali dipompakan menuju oil
tank dengan bantuan pompa reclimed. Minyak yang masuk kedalam oil tank di
pompakan menuju oil perifaer untuk penyaringan lumpur yang masih terkandung
di dalamnya. Oil perifaer ini bekerja dengan cara sentrifugal, dimana terjadi
pemisahan antara minyak, air, dan lumpur. Untuk lumpur dan air di keluarkan
dengan bantuan compresor yang di injeksikan di dalam oil perifaer dan di tampung
di dalam bak dekanting.
Selanjutnya minyak yang sudah bersih di pompakan flout tank, lalu dihisap
menggunakan vacum pump yang bertujuan untuk mengurangi kadar air yang masih
terkandung di dalam minyak,dengan tekanan -0,7 dan temperatur 80ºC. Lalu
minyak di alirkan menggunakan oil transfer pump kedalam oil storage tank.

1.3.7. Water Treatmeant Plant Station


Air merupakan salah satu komponen lingkungan yang mempunyai peranan
yang cukup besar dalam kehidupan. Water Treatment (pengolahan air) diperlukan
pada pabrik kelapa sawit karena air yang digunakan pada proses pengolahan dan air
umpan boiler harus memenuhi standar. Proses water treatment adalah proses
14

pengolahan air untuk mengurangi dan menghilangkan pengotor atau impuritiesyang


terdapat dalam air sehingga air dapat memenuhi standar mutu air yang diperlukan.
Air baku yang digunakan di PKS diperoleh dari pengolahan air sungai.
Pengolahan air dilakukan untuk mencapai standar mutu air, yaitu:
1. Air untuk konsumsi dan proses:
a.Tidak berwarna (jernih)
b.Tidak berbau (netral)
c.Tidak mengandung zat-zat yang membahayakan tubuh manusia (bakteri)
d. pH standar.
2. Umpan Boiler
Tabel 1.2. Data Kontrol/Tindakan Koreksi Terhadap Mutu Air Boiler
No Parameter Satuan Standar
Koneksi Air Umpan
Cek proses penjernihan air
1 pH pH 7-9.5
baku (Demineralisasi)
2 Hardness Ppm CaCO3 2 Max Regenerasi Kation
3 Silica Ppm SiO2 5 Max Regenerasi Anion
4 Iron Ppm Fe 0.3 Max Cek penjernihan air baku
5 TDS Mho 100 Max -
6 Konduktiviti Mmhos 180 Max -
7 Klorin Ppm Cl - -
8 Turbiditi FTU 0.3 Cek proses penjernihan air
baku
Sumber:KTU. PT.Fajar Baizury & brothers. September 2017.

Tabel 1.3. Data Kontrol/Tindakan Koreksi Terhadap Boiler

No Parameter Standard Koneksi Air Boiler


1 Ph 10.5 – 11.5 Cek dosis N-8507/coustic/blow down
2 Konduktivity 3000 Max Blow down
3 TDS 2035 Max Blow down
4 M.Alkalinity 800 Max Cek dosis N-8507/Coustic/blow down
5 O.Alkalinity 2,5x SiO2 Min Cek dosis N-8507/Coustic/blowdown
6 Silika 150 Max Blow down
7 Sulfit 30-50 Max Cek dosis N-2811
8 Phosphat 30-70 Max Cek dosis N-3273
9 Hardness - Cek dosis N-3275
10 Iron 2 Max Cek dosis N-2811
Sumber:KTU. PT.Fajar Baizury & brothers. September 2017.
15

Adapun jenis pengotor atau impurities yang terdapat dalam air berupa
padatan tersuspensi (lumpur), padatan yang tidak larut (pasir,sampah), gas-gas
terlarut (O2, CO2 dan H2S), mikroorganisme (bakteri) dan garam-garam yang
terionisasi.
Pada dasarnya proses water treatment untuk keperluan pabrik kelapa sawit
dipisahkan menjadi external treatnment dan internal treatment. External treatment
terdiri dari proses penjernihan, proses penyaringan dan demineralisasi. Sedangkan
proses internal treatment terdiri dari aerasi dan penambahan bahan-bahan kimia
lainnya.
Proses pengolahan dimulai dari pemompaan air baku dari sungai yang
kemudian dialirkan ke kolam sedimentasi atau ke klarifier tank, namun sebelumnya
di injeksikan bahan kimia berupa Al2(SO4)3 (Alum) dan Na2CO3 (Soda Ash) oleh
Chemical dosing pump. Bahan chemical tersebut akan mempercepat terjadinya
pengendapan dan juga untuk mendapatkan pH air yang sesuai. Di dalam kolam
sedimentasi atau klarifier tank terjadi pemisahan secara gravitasi, partikel-partikel
besar, lumpur, pasir akan mengendap didasar kolam tangki. Sedangkan air yang
berada pada bagian atas dialirkan secara over flow ke water basin. Dalam water
basin terjadi pengendapan partikel-partikel halus yang lolos dari proses pertama.
Air yang telah dilakukan pengendapan di water basin dipompokan ke sand
filter menuju tower filtered water tank. Melalui sand filter kotoran halus akan
tersaring, sehingga air yang keluar sudah memenuhi standar air minum dan
digunakan juga sebagai air proses pengolahan seperti di station klarifikasi, dan
boiler. Namun untuk boiler akan dilakukan pengolahan lebih lanjut.
1.3.8 Eksternal Treatment
Eksternal treatment adalah proses menghilangkan kesadahan dan partikel-
partikel asing dalam air. Pengendalian mutu air tergantung pada tujuan penggunaan
air. Umumnya air diproses untuk keperluan dengan persyaratan tertentu:
1. Air pengolahanyang memerlukan air bebas dari logam-logam katalisator perusak
minyak sawit, dan dapat menurunkan mutu minyak sawit seperti suspensi
koloid.
16

2. Umpan Boiler yang memerlukan mutu khusus bebas dari logam alkali tanah
yang dapat menyebabkan pembentukan kerak pada boiler. Oleh karena itu perlu
dikontrol dengan baik kesadahan air yang keluar dari anion exchanger. Bebas
dari logam oksidator penyebab korosi dan bebas dari lumpur yang dapat
merangsang pembentukan kerak serta dapat mengurangi perpindahan panas.
3. Air rumah tangga memerlukan kesadahan rendah, warna bening, bebas dari bau,
dan memenuhi persyaratan air minum.
Metode pengolahan air di PT. Fajar Baizury & Brothers di Nagan Raya ada
dua jenis yaitu:
1. Penjernihan (clarification)
Proses penjernihan merupakan proses pengendapan kotoran atau lumpur yang
tersuspensi atau melayang di dalam air dengan bantuan penambahan bahan
kimia. Proses penjernihan air dapat dibagi atas tiga langkah proses:
a. Koagulasi
b. Flokulasi
c. Sendimentasi
2. Penyaringan (Filtrasi)
Penyaringan merupakan tahap akhir dari proses penjernihan air, alat yang
digunakan berupa sand filter.Adapun beberapa peralatan pendukung yang
terdapat pada water treatment plant adalah sebagai berikut:
a. Raw Water Pumpberfungsi untuk memompakan air bahan baku dari waduk
ke clarifier tank.
b. Clarifier Tankberfungsi untuk memisahkan partikel-partikel berat seperti
pasir, tanah dan lumpur dari air baku. Prinsip kerja dari sedimentation pond
adalah pengendapan secara alami (gravitasi), dengan demikian proses
pemisahan ini sangat tergantung dari retention time selama berada di dalam
kolam. Dalam clarifier tank terjadi proses koagulasi dengan tahapan
pencampuran, penggumpalan dan pengendapan zat tidak larut dalam air.
Alat ini juga dilengkapi dengan Kerangan Drain untuk membuang endapan
lumpur yang terbuang.
17

c. Chemical Dosing Pump fungsinya untuk mengalirkan larutan bahan kimia


dengan cara injeksi dari tanki larutan kimia ke dalam Clarifier Tank.
d. Chemical Solution Tank fungsinya untuk pencampuran bahan kimia dengan
air pada konsentrasi tertentu sebelum di injeksi ke dalam clarifier
e. Bak Pengendap fungsinya untuk mengendapkan pasir, lumpur dan
gumpalan-gumpalan partikel yang terbawa dalam air.
f. Water Basin Pump fungsinya untuk mentransfer air yang telah diendapkan
di dalam bak pengendap masuk ke dalam sand filter.
g. Sand Filteradalah suatu proses untuk menghilangkan zat-zat yang tak
terlarut dalam air secara mekanis. Air mengalir kebagian bawah gravity
filter malalui media penyaring mengandung lapisan pasir silica, partikel-
partikel besar akan tertinggal dan melekat dipermukaan media,sedang air
jenih berkumpul dibagian bawah dan mengalir menuju tower.
Zat-zat padat yang tidak terlarut bila telah banyak akan menghambat proses
penyaringan sehingga perlu dicuci, proses penyucian disebut “back wash”. Back
wash dilakukan bila perbedaan tekanan in dan out filter telah kurang dari 0.5
kg/cm2 dengan memakai air jernih dialirkan dari bawah menuju ke atas sehingga
kotoran terbuang keluar.
3. Filtered Water Tower Tank
Filtered water tower tank berfungsi sebagai tempat penampungan air sementara
yang telah dilakukan penyaringn untuk kemudian dialirkan ke masing-masing
keperluan.

1.3.9 Internal Treatment


Internal treatment merupakan proses perlakuan air di dalam boiler dengan
tujuan untuk mencegah pembentukkan kerak, mencegah korosi serta mencegah
terjadinya carry over. Air umpan boiler dengan analisa kimia dapat diketahui jenis
dan jumlah kandungan zat yang terkandung didalamnya.
1. Kerak
Kerak diumpan boiler terbentuk dari kotoran-kotoran, biasanya dari campuran
kalsium dan magnesium yang tidak larut.Kadang-kadang melekat ke dalam
18

hardness dan silica.Pengaruh daripada pembentukan kerak adalah


pengembungan atau pembengkokan serta pelepuhan pipa.
2. Korosi
Korosi diumpan boiler terjadi ketika air asam atau pH rendah, air mengandung
oksigen yang terlarut dan karbon dioksida serta konsentrasi daripada kaustik
tinggi.Ph rendah ditandai dengan hilangnya logamoksigen dan gas-gas korosif
yang menyebabkan lubang-lubang besar.Pengaruh daripada korosi ini adalah
rusaknya pipa boiler.
3. Carry Over
Carry over pada air umpan boiler terjadi karena masuknya air dan solid melalui
uap boiler. Hal ini disebabkan karena kelebihan solid yang terlarut dan tidak
terlarut.tingginya alkali serta tingginya kandungan minyak di air umpan boiler.
Pengaruh dari carry over ini adalah dapat meneyebabkan kerusakan pada pipa
super heater, berkurangnya efesiensi turbin. Proses masuknya uap dan air terbagi
dua yaitu:
a. priming
Hal ini terjadi karena penurunan tekanan secara tiba-tiba yang disebabkan
meningkatnya permintaan uap secara cepat atau hasil kelebihan high water
level.
b. Foaming
Hal ini terjadi karena adanya gelembung uap pada permukaan air didalam
drum uap. Adanya kerak dalam boiler akan mengakibatkan beberapa hal
yaitu:
o Proses pemanasan air didalam pipa-pipa pemanas berlangsung lama.
o Bahan bakar untuk menaikkan steam dperlukan banyak.
o Uap yang dihasilkan kurang, mutu buruk dan kapasitasnya berkurang.
o Kemungkinan terjadinya pemanasan lokal pada pipa akan berakibat over
heating dan dapat menjadikan ledakan atau pecahnya pipa.
o Efesiensi kerja boiler rendah.
Beberapa peralatan pendukung yang digunakan pada proses penjernihan air:
19

 Regenesasi Pumpafungsinya untuk mengalirkan air yang telah di


treatment ke dalam unit penukar kation.
 Demineraliser Plantadalah proses yang digunakan untuk menghilangkan
ion-ion yang bermuatan positif dan negatif yang ada pada air. Pada
dasarnya proses demineralisasi menggunakan 2 bejana atau tanki yang
berisi resin masing-masing anion dan kation. Kedua bejana tersebut
dihubungkan secara seri.Air pertama masuk dialirkan ke tangki berisi
resin kation dan kemudian mengalir melalui tanki berisi resin anion dan
keluar sebagai air resin untuk umpan boiler.
 Tanki Anion dan Kationfungsinya sebagai berlangsungnya pertukaran
ion. Peralatan ini terdiri dari beberapa bagian yaitu:
- Bejana Kation
- Bejana Anion
- Tanki/bak pengenceran larutan asam dan kaustik.
 Feed Tankfungsinya untuk melepaskan gas atau ion yang terkandung di
dalam air.
 Dearator Water Pumpfungsinya untuk mentransfer air dari bak
penampung ke dearator.
 Dearatorfungsinya untuk menaikkan temperatur air umpan mendekati
titik didihnya sehingga dapat mengurangi kandungan gas
O2CO2danNH3.
 Tanki Penampung Air Umpanfungsinya untuk menampung air umpan
sebelum dialirkan ke dalam dearator.Penambahan bahan kimia
dilakukan di injeksi pump pada pipa masuk ke clarifier dengan dosis
bahan kimia yang ditambahkan harus sama seperti jar test.

1.3.10 Jar Test


Jar Test adalah suatu percobaan yang berfungsi untuk menentukan dosis
optimal dari koagulanbiasanya tawas/alum yang digunakan pada proses
penjerniihan air dengan menggunakan koagulan.Koagulan akan membentuk flok-
flok dengan adanya ion-ion yang terkandung dalam larutan sampel. Flok-flok ini
20

mengumpulkan partikel-partikel kecil dan kolid yang tumbuh dan akhirnya


bersama-sama mengendap.
Flok terbentuk dengan bantuan agitasi dari alat agitator.Dengan konsentrasi
dan volume koagulan yang berbeda dan tentunya akan menghasilkan tingkat
kejernihan yang berbeda. Umumnya koagulan tersebut berupa Al 2(SO4)3.
Perhitungan PPM kimia yang digunakan untuk mendapatkan hasil terbaik pada Jar
Test untuk mengetahui dosis bahan dapat digunakan rumus berikut :

6
mLLarutanindukx % larutanindukx 10
PPM =
Volumesampel

Ppmxvolumesampel
mL= 6
% Larutanx 10

Dosis bahan kimia yang digunakan untuk proses koagulasi dan flogulasi untuk
kebutuhan per jam air sesuai kapasitas pompa raw water pump di PT. Fajar Baizury
& Brothers dapat dilakukan dengan rumus:

X gram Bahan kimia = PPM Chemical x Kapasitas pompa RWP x Jam Opersi

Tekanan pompa pada water treatment plant PT. Fajar Baizury & Brothers
ton
yaitu 61.7 yang dilakukuan dalam 12 jam operasi.
gram

1.3.11. Power Plant Station


Proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO melalui beberapa tahapan
yang memerlukan konsumsi listrik. Semakin besar kapasitas produksi, kompleksitas
proses dan automation, maka konsumsi listrik yang diperlukan semakin tinggi.
Parameter umum konsumsi listrik (power consumtion) dipabrik kelapa sawit yakni
sebesar 17-19 kWh/ton TBS.Sumber pembangkit tenaga listrik yang digunakan di
PT. Fajar Baizury & Brothers antara lain:
21

1. Dua Diesel Genset 320 KVAmerupakan sumber tenaga listrik utama pada saat
turbo alternator tidak beroperasi dan membantu turbo generator saat mengalami
kekurangan power.
2. Boiler/ketel uapmerupakan alat yang menghasilkan steam dari air yang bebas
mineral. Umpan bailer yang ditampung di feed tank akan di pompakan menuju
steam drum yang akan mengalami proses pemanasan. Steam yang dihasilkan
akan digunakan untuk menggerakan turbin. Sehingga turbin yang terkopel
dengan alternator secara otomatis akan menghasilkan listrik.
3. Turbo Generator (Steam Turbin Generator) berfungsi sebagai pembangkit
tenaga listrik utama yang digunakan di pabrik kelapa sawit, dimana alat ini bisa
bekerja karena adanya uap dari boiler.Prinsip kerja alat ini adalah mengubah
energi potensial air menjadi energi mekanik dan energi mekanik diubah lagi
menjadi energi listrik.
4. Back pressure vessel (BPV)berfungsi untuk menyimpan steam. Dan juga untuk
pembagian steam ke masing-masing stasiun prosses. Kapasitas steam yang
dapat tersimpan pada Back pressure vessel (BPV) sebesar 3,2 bar.

1.4 Ruang Lingkup Kegiatan Kerja Industri


1.4.1 Waktu
Waktu yang diberikan dalam melaksanakan PKL (praktek kerja lapangan) ini
adalah selama tiga bulan terhitung mulai tanggal 18 Juli 2017 hingga 18 Oktober
2017dengan jam kerja yang dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul
17.00 WIB.Pada hari Senin sampai hari Jumat,sedangkan untuk hari Sabtu setengah
hari

1.4.2 Lokasi
Pelaksanaan Prakerin dilaksanakan dibeberapa lokasi yang ada di PT. Fajar
Baizury& Brothers diantaranya :
1. Laboratorium adalah tempat menganalisa sampel yang diambil pada setiap
stasiun.
2. Sterilizer adalah proses perebusan buah kelapa sawit.
22

3. Stasiun Press adalah tempat press buah kelapa sawit dengan menggunakan alat
srew press.
4. Stasiun Klarifikasi adalah tempat pemurnian minyak minyak COT (Crude Oil
Tank).
5. Kernel Plant adalah tempat mengolah Nut menjadi kernel untuk dipasarkan
6. Boiler adalah alat penghasil Steam(uap).
7. Kamar Mesin adalah tempat untuk kontrol turbin dan BPV (Back Presure
Vesel) untuk mengalirkan steam ke masing-masing stasiun.
8. Water Treatment Plant (WTP) adalah tempat memproses air baku menjadi air
kebutuhan domestik dan kebutuhan boiler.
9. Timbangan adalah tempat menimbang buah kelapa sawit yaitu Bruto (berat
Mobil Truk + Buah Kelapa Sawit), tarra (berat Mobil Truk kosong), Netto
(berat Buah Kelapa Sawit)
10. Loading adalah tempat memasukkan buah kelapa sawit kedalam lori
23

BAB II
TUGAS KHUSUS
PENGARUH TEKANAN PRESS TERHADAP LOSIS CPO

Pada bab ini hasil praktikum yang telah dikemukakakan secara terperinci
mengenai tugas khusus yang diberikan pembimbing selama melaksanakan tugas
sekolah yaitu Praktik Kerja Industri di Pabrik KelapaSawit (PKS) PT. Fajar
Baizury & Brothers dengan judul PENGARUH TEKANAN PRESS TERHADAP
LOSIS CPO

2.1 Pengertian
Screw press adalah komponen utama mesin ekstraksi minyak kelapa sawit
mentah (Crude Palm Oil) yang merupakan " stasiun " utama untuk mengutip
minyak pada daging buah kelapa sawit. Pada screw press, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan guna menentukan keberhasilan proses ekstraksi, yaitu persentase
oil losses dan broken nut .Metode penelitian yang dilakukan yakni dengan system
perubahan tekanan yang diteruskan pengambilan sampel dengan interval waktu satu
jam setelah operasi berjalan. Pengambilan sampel dilakukan di tiga titik pada plat
konus, yaitusi sikiri, sisitengah dan sisi kanan konus. Sampel yang diambil
kemudian di analisa di laboratorium PKS (Pabrik Kelapa Sawit) dengan
menggunakan alat yang dinamakan ekstraksi. Hasil tersebut dianalisa menggunakan
analis matematis dangrafisuntukmendapatkantekanan yang optimal pada unit
mesinscrew press yang diteliti. Pada proses ini kita juga perlu menganalisa nut pres
untuk mengetahui berapa banyak nut press yang tidak hancur dan tidak bisa diolah
untuk mencari kernel kembali,fiber dan nut pres dianalisa biasanya terpengaruh
pada tekanan press dan berpengaruh pada kerusakan mesin pressan.

2.2 AlatdanBahan
A. Alat
1. Gelas ukur
2. Neraca analitik
24

3. Oven
4. Labu didih
5. Hot plate
6. Timble
7. Serangkai alat etraksi

B. Bahan
1. Ampas press (ampas dan nut)

2.3 ProsedurKerja
A. EKSTRAKSI SAMPEL
1. Timbang ampas dan nut masing-masing sebanyak lebih kurang 10 gram
2. Kemudian masukkan sampel ampas dan nut kedalam oven lebih kurang 4 jam
3. Setelah ampas dipanaskan kemudian timbang kembali sampel untuk
mengetahui berat sampel kering.
4. Timbang bolt kosong masing-masing untuk fiber dan nut.
5. Masukkan hexane masing-masingkedalam bolt ± diatas 250 mL
6. Masukkan thimble berisisampelkeringkedalamsokhlet, pasangkondensordan
bolt.
7. Sampelkeringdiekstraksidengan hexane selama ±5 jam dengan air pendingin
yang mengalirselamaekstraksiberlangsung.
8. Setelahektraksiselesai, sisa hexane dalam bolt
diuapkandenganpemanasanberlanjutdari bolt yang
berisiminyakektraksipadaheating mantle hinggasecara visual tidakadalagi
hexane yang keluardari bolt, kemudianmiringkan bolt
untukmencegahminyakterbakarselamasisa hexane.
9. Kemudian bolt yang telah di etraksi masukkan oven kembali untuk melanjuti
mengeringkan dan menghilangkan hexane dari bolt yang berisi minyak hasil
etraksi selama ±1 jam.
10. Setelah itu dinginkan bolt yang berisi hasil etraksi dalam desikator.
11. Setelah labu dingin kemudian timbang bolt yang berisi hasil etraksi.
25

B. ANALISA NUT PRESS


1. Timbang fiber yang masih bercampur dengan nut sebanyak 1000 gram(1kg)
2. Pisahkan fiber, biji bulat, biji pecah, inti bulat,inti pecah,dan cangkang
3. Kemudian timbang masing-masing sampel(biji bulat,biji pecah,inti bulat,inti
pecah,dan cangkang)
4. Dan catat masing masing hasil sampel

2.4 DATA PENGAMATAN


- Data pengamatan hasil ekstraksi tugas kusus hari pertama yang dilaksanakan
pada hari senin tanggal 18 september 2017 dimulai dari jam 08:20 s/d selesai
bertekanan 40 bar dan beban 37.

EKSTRAKSI
TABEL PENIMBANGAN
Parameter Wadah Sampel Sampel Sampel Mostur Kadar
basah+wadah basah kering air
Ampas 61,7742 71,7921 10,0179 5,7121 4,3058 42,98
biji press 35,9899 46,6049 10,6105 9,3033 1,3072 12,31

TABEL EKSTRAKSI
Parameter Nomor bolt Bolt kosog Minyak+bol Minyak % minyak
t
Ampas 12 109,2495 110,0889 0,8394 8,38%
Biji press 31 126,3334 126,4141 0,0807 0,76%

NUT PRESS
- Biji bulat = 410,4 g - Cangkang = 6,0 g
- Biji pecah =14,2 g - Tekanan = 40 bar
- Inti bulat = 1,9 g - Beban = 37
- Inti pecah = 9,1 g
26

- Data pengamatan hasil ekstraksi tugas kusus hari kedua yang dilaksanakan pada
hari selasa tanggal 19 september 2017 dimulai dari jam 08:00 s/d selesai
bertekanan 50 bar dan beban 40.
EKSTRAKSI
TABEL PENIMBANGAN
Parameter Wadah Sampel Sampel Sampel Mostur Kadar
basah+wadah basah kering air
Ampas 126,0550 136,779 10,7240 6,3323 4,3917 40,95
biji press 61,7921 72,4748 10,6827 9,4441 1,2386 73,60

TABEL EKSTRAKSI
Parameter Nomor bolt Bolt kosog Minyak+bolt Minyak % minyak
Ampas G 110,7222 111,5801 0,8579 8,009%
Biji press D 117,6407 117,8156 0,1749 1,64%

NUT PRESS
- Biji bulat = 393,8 g - Cangkang = 1,1 g
- Biji pecah = 25,3 g - Tekanan = 50 bar
- Inti bulat = 3,0 g - Beban = 40
- Inti pecah = 3,7 g
27

- Data pengamatan hasil ekstraksi tugas kusus hari ketiga yang dilaksanakan pada
hari senin tanggal 20 september 2017 dimulai dari jam 08:30 s/d selesai
bertekanan 60 bar dan beban 40

EKSTRAKSI
TABEL PENIMBANGAN
Parameter Wadah Sampel Sampel Sampel Mostur Kadar
basah+wadah basah kering air
Ampas 63,2164 73,6384 10,4220 5,8795 4,5425 43,58
biji press 35,9875 46,2263 10,2388 8,6095 1,6293 15,91

TABEL EKSTRAKSI
Parameter Nomor bolt Bolt kosog Minyak+bol Minyak % minyak
t
Ampas G 110,7155 111,3978 0,6823 6,55%
Biji press 31 126,3274 126,4276 0,1004 0,98%

NUT PRESS
- Biji bulat = 367,9 g - Cangkang = 3,1 g
- Biji pecah = 24,3 g - Tekanan = 60 bar
- Inti bulat = 1,1 g - Beban = 40
- Inti pecah = 3,2 g
28

- Data pengamatan hasil ekstraksi tugas kusus hari ke empat yang dilaksanakan
pada hari senin tanggal 21 september 2017 dimulai dari jam 08:00 s/d selesai
bertekanan 70 bar dan beban 40.

EKSTRAKSI
TABEL PENIMBANGAN
parameter Wadah Sampel Sampel Sampel Mostur Kadar
basah+wadah basah kering air
Ampas 1254,6970 232,3904 106,3904 6,232 100,46 94,15
biji press 61,8068 72,7697 10,9636 9,9395 1,0241 52,15

TABEL EKSTRAKSI
Parameter Nomor bolt Bolt kosog Minyak+bolt Minyak % minyak
Ampas 5 107,7023 108,3859 0,6836 6,43%
Biji press 2 109,9640 110,0161 0,0521 0,475%

NUT PRESS
- Biji bulat = 410,4 g - Cangkang = 5,1 g
- Biji pecah = 28,4 g - Tekanan = 70 bar
- Inti bulat = 0,8 g - Beban = 40
- Inti pecah = 5,8 g
29

2.5 ANALISIS DATA PENGAMATAN


- Rumus perhitungan pada penimbangan sampel

 Rumus perhitungan
S.kering = hasil tertimbang – wadah kosong
Moisture = sampel kering−sampel basah
moisture
% K.A = ×%
sampel basah
 Contoh perhitungan
Moisture = 6,3323-10,7240
= 4,6083
4,6083
%k.a = ×%
10,7240
= 0,494 %

- Rumus perhitungan pada ekstraksi

 Rumus perhitungan
Moisture = labu+ sampel−berat labu
= Berat minyak
minyak
% oil = ×%
sampel basah

 Contoh perhitungan
Moisture = 111,5801 - 110,722
= 0,8579

0,8579
%minyak = ×%
110,722
30

= 7,99 %

2.6 PEMBAHASAN
Analisa pengaruh tekanan press terhadap lossis CPO bertujuan untuk
mengatur lossis CPO dengan cara menganalisa fiber tingkat kehilangan minyak
didalam ampas press dengan perbedaan tekanan yang di berikan akan dapat di
ketahui berapa banyak lossis minyak yang masih terdapat didalam ampas
melalui proses ekstraksi.
Untuk menurunkan kadar minyakdalam ampas tekanan lawan dinaikkan
dengan mengatur cone,hal ini akan menyebabkan efek samping yaituditemukan
persentase biji pecah yang tinggi dan dapat mempercepat kerusakan screwpres.
Tekanan kerja cone yang rendah akan menghasilkan ampas dengan kadar
minyak yang tinggi dengan sedikit jumlah biji pecah yang berkurang, oleh
sebab itu pengoperasian screw press harus mempertimbangkan keuntungan dan
kerugian yang diakibatkannya.

3.1 Saran-saran
Berdasarkan pengalaman dalam mengikuti program Prakerin di PT. Fajar
Baizury & Brothers, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Saran Untuk Sekolah
a. Sekolah perlu memberikan penekanan pada penguasaan keterampilan yang
relevan dengan kemajuan teknologi di dunia kerja saat ini.
b. Sebaiknya monitoring ke perusahaan ditunjuk guru pembimbing penulisan
laporan Prakerin sehingga siswa dapat berkonsultasi mengenai informasi
terbaru dari sekolah.
c. Pengetahuan tentang proses pengolahan di pabrik kelapa sawit diupayakan
menjadi materi khusus yang diajarkan di SMK-SMTI Banda Aceh.
31

d. Kegiatan Prakerin sebaiknya dilaksanakan ketika kelas XI, sehingga ketiika


kelas XII siswa dapat fokus untuk mempersiapkan mengikuti Ujian Akhir
Sekolah/UAS dan Ujian Nasional/UN.
2. Saran untuk PT. Fajar Baizury & Brothers
a. Kepada pimpinan PT. Fajar Baizury &Brothers Nagan Raya, penulis berharap
agar tidak bosan-bosannya memberikan pengarahan dan bimbingan kepada
penulis.
b. Untuk karyawan, penulis berharap agar memperkenalkan dan mengarahkan
berbagai jenis kegiatan dalam lingkungan praktik sehingga peserta Prakerin
dapat belajar dengan maksimal. Hubungan kerjasama antar karyawan juga
perlu dijaga, dipertahankan dan ditingkatkan agar pelaksanaan kerja dapat
lebih maksimal.
c. Penyusun juga berharap agar PT. Fajar Baizury & Brothers agar terus
meningkatkan kualitas usahanya, baik dalam hal pelayanan customer maupun
kualitassehingga bisa meningkatkan kualitas dan mutu perusahaan yang lebih
baik.
3. Saran untuk pembaca (adik kelas)
a. Bertindaklah dewasa dalam hal pola pikir dan perilaku agar pelaksanaan
Prakerin dapat berjalan dengan baik dan lancar.
b. Patuhi tata tertib yang berlaku di perusahaan.
c. Bertanyalah sebanyak-banyaknya mengenai berbagai kegiatan yang terdapat
di perusahaan.
32

DAFTAR PUSTAKA

Naibaho, M. Ponten,1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan


https://Ivanemmoy.wordpress.com/2012/07/19/perebusan-sterilisasi/
www.bintangairsilampari.com/content/definisi-water-treatment-plant

Anda mungkin juga menyukai