BAB I
PENDAHULUAN
tujuan khususnya adalah dapat menjelaskan proses, mulai dari uraian proses
pengerjaan serta keseluruhan uraian proses tersebut dengan segala permasalahannya
sehingga dapat memecahkan masalah-masalah dilapangan dan dapat menerapkan
kebijakan yang lebih professional.
Menuju era globalisasi, Indonesia sebagai negara berkembang harus
mampu menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitasdan mampu
mengoptimalisasi kemampuan dalam pemamfaatan teknologi pengolahan berbagai
Sumber Daya Alam (SDA).SMK-SMTI negeri Banda Aceh sebagai salah satunya
sekolah industri di Aceh mendidik siswa siswi untuk menjadi insan industri yang
berguna bagi nusa dan bangsa. SMK-SMTI Banda Aceh diharapkan mampu
membekali siswanya menjadi tenaga kerja. Tujuan kegiatan Prakerin diantaranya:
1. Mempersiapkan siswa untuk terjun ke masyarakat, khususnyamasyarakat
industri.
2. Memberikan pengetahuan praktek dalam dunia kerja industri secara langsung
di pabrik yang merupakan aplikasi dari pengetahuan teori yang diterima di
sekolah.
3. Membentuk individu-individu mandiri yang dapat menyelaraskan dunia
pendidikan dan tuntutan dunia industri.
4. Mencetak tenaga profesional menengah bidang kimia industri yang kompeten
spada dunia industri maupum instansi pemerintahan dan swasta.
ASKEP
SAIFUL AMRI
berat bruto (berat kotor = berat truk + TBS) dikurangi berat tarra (berat truk
kosong), maka didapatkan hasil netto (berat bersih / berat TBS). Selain untuk
mengetahui berat TBS, penimbangan juga untuk mengetahui produksi perkebunan,
pembayaran upah dan perhitungan rendemen minyak sawit.
TBS yang telah ditimbang pada jembatan timbang kemudian dibawa ke
stasiun penerimaan buah untuk disortasikan. Sortasi dilakukan untuk mengetahui
mutu TBS yang masuk dengan cara menghitung jumlah fraksi yang telah
ditentukan yaitu fraksi 0, I, II, III, IV dan V serta untuk mengetahui tingkat
kematangan buah. Sortasi buah dilakukan untuk mengontrol, mengawasi dan
memeriksa TBS yang diterima oleh pabrik.Dari sortasi yang dilakukan rata – rata
fraksi yang paling banyak adalah fraksi 3, 4 dan fraksi 5 (lewat matang akibat
terjadinya penimbuanan buah).Setelah dilakukan sortasi kemudian buah
dimasukkan ke dalam loading ramp untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam lori.
Loading ramp adalah tempat penimbunan sementara dan tempat pemindahan TBS
ke lori.
Tabel 1.1 Kriteria-kriteria Panen dan Syarat Mutu TBS
No Kondisi Fraksi Jumlah berondolan Keterangan
Zat-zat polisakarida yang terdapat dalam buah kelapa sawit yang bersifat
sebagai perekat. Apabila diberi uap panas maka akan terhidrolisa dan pecah
menjadi monosakarida yang larut. Hidrolisa tersebut berlangsung pada buah
menjadi matang dan proses hidrolisa ini dipercepat dalam proses perebusan.
3. Memudahkan pemisahan minyak dari daging buah
Daging buah yang sudah direbus akan menjadi lunak dan akan mempermudah
pada proses pengepressan. Dengan demikian minyak yang ada dalam daging
buah dapat dipisahkan dengan mudah.
4. Mengurangi kadar air dalam buah
Perebusan buah dapat menyebabkan penurunan kadar air buah dan inti, yaitu
dengan penguapan yang baik pada saat perebusan maupun sebelum pemipilan.
Penurunan kandungan air buah menyebabkan penyusupan buah sehingga
terbentuk rongga-rongga kosong pada daging buah yang mempermudah proses
pengepresan.
5. Memudahkan penguraian serabut pada biji
Perebusan yang tidak sempurna dapat menimbulkan kesulitan pelepasan serabut
dari biji dalam polishing drum yang menyebabkan pemecahan biji lebih sulit
padaripple mill.
6. Memudahkan pemisahan inti dengan cangkang
Perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air biji sehingga 15% yang
menyebabkan inti susut dan cangkang biji tetap sehingga inti akan lepas dari
cangkang. Pada proses perebusan tiga puncak pengurangan kadar air dalam biji
juga relatif lebih besar hingga proses pengolahan biji tidak akan mengalami
kesulitan lagi.
Buah jatuh terbanting sehingga berondolan buah terlepas dari tandannya dan
jatuh kebawah bottom cross conveyor sedangkan tandan kosong terlempar empty
bunch conveyor untuk dijadikan mulsa (pupuk) untuk tanaman kelapa
sawit.brondolan pada bottom cross conveyor diangkut oleh fruit elevator dan
diteruskan ke fruit distribution conveyor untuk dibagikan ketiap-tiap degester.
Untuk fase yang berat (pecahan kernel besar,pecahan nut besar, pecahan
cangkang besar) masuk kedalam separating coulumb 2, lalu pecahan cangkang
yang besar dihisap menggunakan fan masuk ke dalam LTDS 2, sementara karnel
yang tidak terhisap masuk kedalam hydro cyclone. Disini terjadi pemisahan
berdasarkan berat jenis. Untuk kernel terapung di atas dan dipompa menuju grate
kernel dan dibawa menggunakan conveyor menuju kernel silo. Sedangkan
cangkang dan kernel yang berat akan tenggelam dan dihisap menggunakan pompa
menuju grate cangkang lalu cangkang tersebut dibawa menggunakan conveyor
menuju clay untuk diambil kernel yang masih terkandung di dalamnya. Cangkang
yang masih mengandung kernel masuk kedalam bak atau kolam yang di dalamnya
telah di tambahkan bahan kimia berupa kalsium karbonat(CaCO 3).Disini juga
terjadi pemisahan berdasarkan berat jenis untuk kernel akan mengapung di atas dan
di pompa menuju vibrating untuk di saring di vibrating kernel. Lalu karnel yang
telah disaring dihisap dan di tranfer menuju kernel silo dengan bantuan peneumatik
transport. Sementara cangkang yang tenggelam dipompa menuju vibrating sell dan
dibuang ke penampungan cangkang akhir.
Di dalam kernel silo terjadi pemanasan dengan suhu 60ºC-70ºC dengan
tujuan untuk mengurangi kadar air sampai 6-7%. Di dalam kernel silo kernel terjadi
pemanasan selama lebih kurang 8 jam. Setelah itu kernel ditranfer menuju
penampungan akhir yaitu silo bin dengan fan transfer kernel. Kernel yang telah di
tampung dipenampungan akhir siap untuk dipasarkan.
untuk memisahkan minyak dengan lumpur pada suhu kisaran antara 90ºC samapai
dengan 94ºC.
Setelah terjadi pemisahan antara lumpur dan minyak mentah(crude
oil),untuk minyak mentah (crude oil) langsung dialirkan menuju oil tank.
Sementara lumpur di alirkan menuju sladge tank, lumpur yang terdapat dalam
sladge tank dipompakan menggunakan pompa precleiner untuk dilakukan
pemisahan pasir yang terkandung dalam lumpur dengan menghembuskan angin
yang di hasilkan dari kompresor yang terdapat dalam proses precleiner.
Lumpur yang sudah terpisah dari kandungan pasir lalu di alirkan dengan
bantuan pompa untuk masuk kedalam sludge balance tank. Selanjutnya lumpur
masuk kedalam mesin decanter untuk memisahkan antara lumpur(solid),
air(heavyphase),dan minyak(light phase). Untuk lumpur(solid) masuk kedalam
solid bindibawa dengan bantuan solid conveyor, sementara air di tampung didalam
bak dekanting dan minyak di tampung dalam bak atau kolam reclimed.
Minyak yang tertampung dalam reclimed kembali dipompakan menuju oil
tank dengan bantuan pompa reclimed. Minyak yang masuk kedalam oil tank di
pompakan menuju oil perifaer untuk penyaringan lumpur yang masih terkandung
di dalamnya. Oil perifaer ini bekerja dengan cara sentrifugal, dimana terjadi
pemisahan antara minyak, air, dan lumpur. Untuk lumpur dan air di keluarkan
dengan bantuan compresor yang di injeksikan di dalam oil perifaer dan di tampung
di dalam bak dekanting.
Selanjutnya minyak yang sudah bersih di pompakan flout tank, lalu dihisap
menggunakan vacum pump yang bertujuan untuk mengurangi kadar air yang masih
terkandung di dalam minyak,dengan tekanan -0,7 dan temperatur 80ºC. Lalu
minyak di alirkan menggunakan oil transfer pump kedalam oil storage tank.
Adapun jenis pengotor atau impurities yang terdapat dalam air berupa
padatan tersuspensi (lumpur), padatan yang tidak larut (pasir,sampah), gas-gas
terlarut (O2, CO2 dan H2S), mikroorganisme (bakteri) dan garam-garam yang
terionisasi.
Pada dasarnya proses water treatment untuk keperluan pabrik kelapa sawit
dipisahkan menjadi external treatnment dan internal treatment. External treatment
terdiri dari proses penjernihan, proses penyaringan dan demineralisasi. Sedangkan
proses internal treatment terdiri dari aerasi dan penambahan bahan-bahan kimia
lainnya.
Proses pengolahan dimulai dari pemompaan air baku dari sungai yang
kemudian dialirkan ke kolam sedimentasi atau ke klarifier tank, namun sebelumnya
di injeksikan bahan kimia berupa Al2(SO4)3 (Alum) dan Na2CO3 (Soda Ash) oleh
Chemical dosing pump. Bahan chemical tersebut akan mempercepat terjadinya
pengendapan dan juga untuk mendapatkan pH air yang sesuai. Di dalam kolam
sedimentasi atau klarifier tank terjadi pemisahan secara gravitasi, partikel-partikel
besar, lumpur, pasir akan mengendap didasar kolam tangki. Sedangkan air yang
berada pada bagian atas dialirkan secara over flow ke water basin. Dalam water
basin terjadi pengendapan partikel-partikel halus yang lolos dari proses pertama.
Air yang telah dilakukan pengendapan di water basin dipompokan ke sand
filter menuju tower filtered water tank. Melalui sand filter kotoran halus akan
tersaring, sehingga air yang keluar sudah memenuhi standar air minum dan
digunakan juga sebagai air proses pengolahan seperti di station klarifikasi, dan
boiler. Namun untuk boiler akan dilakukan pengolahan lebih lanjut.
1.3.8 Eksternal Treatment
Eksternal treatment adalah proses menghilangkan kesadahan dan partikel-
partikel asing dalam air. Pengendalian mutu air tergantung pada tujuan penggunaan
air. Umumnya air diproses untuk keperluan dengan persyaratan tertentu:
1. Air pengolahanyang memerlukan air bebas dari logam-logam katalisator perusak
minyak sawit, dan dapat menurunkan mutu minyak sawit seperti suspensi
koloid.
16
2. Umpan Boiler yang memerlukan mutu khusus bebas dari logam alkali tanah
yang dapat menyebabkan pembentukan kerak pada boiler. Oleh karena itu perlu
dikontrol dengan baik kesadahan air yang keluar dari anion exchanger. Bebas
dari logam oksidator penyebab korosi dan bebas dari lumpur yang dapat
merangsang pembentukan kerak serta dapat mengurangi perpindahan panas.
3. Air rumah tangga memerlukan kesadahan rendah, warna bening, bebas dari bau,
dan memenuhi persyaratan air minum.
Metode pengolahan air di PT. Fajar Baizury & Brothers di Nagan Raya ada
dua jenis yaitu:
1. Penjernihan (clarification)
Proses penjernihan merupakan proses pengendapan kotoran atau lumpur yang
tersuspensi atau melayang di dalam air dengan bantuan penambahan bahan
kimia. Proses penjernihan air dapat dibagi atas tiga langkah proses:
a. Koagulasi
b. Flokulasi
c. Sendimentasi
2. Penyaringan (Filtrasi)
Penyaringan merupakan tahap akhir dari proses penjernihan air, alat yang
digunakan berupa sand filter.Adapun beberapa peralatan pendukung yang
terdapat pada water treatment plant adalah sebagai berikut:
a. Raw Water Pumpberfungsi untuk memompakan air bahan baku dari waduk
ke clarifier tank.
b. Clarifier Tankberfungsi untuk memisahkan partikel-partikel berat seperti
pasir, tanah dan lumpur dari air baku. Prinsip kerja dari sedimentation pond
adalah pengendapan secara alami (gravitasi), dengan demikian proses
pemisahan ini sangat tergantung dari retention time selama berada di dalam
kolam. Dalam clarifier tank terjadi proses koagulasi dengan tahapan
pencampuran, penggumpalan dan pengendapan zat tidak larut dalam air.
Alat ini juga dilengkapi dengan Kerangan Drain untuk membuang endapan
lumpur yang terbuang.
17
6
mLLarutanindukx % larutanindukx 10
PPM =
Volumesampel
Ppmxvolumesampel
mL= 6
% Larutanx 10
Dosis bahan kimia yang digunakan untuk proses koagulasi dan flogulasi untuk
kebutuhan per jam air sesuai kapasitas pompa raw water pump di PT. Fajar Baizury
& Brothers dapat dilakukan dengan rumus:
X gram Bahan kimia = PPM Chemical x Kapasitas pompa RWP x Jam Opersi
Tekanan pompa pada water treatment plant PT. Fajar Baizury & Brothers
ton
yaitu 61.7 yang dilakukuan dalam 12 jam operasi.
gram
1. Dua Diesel Genset 320 KVAmerupakan sumber tenaga listrik utama pada saat
turbo alternator tidak beroperasi dan membantu turbo generator saat mengalami
kekurangan power.
2. Boiler/ketel uapmerupakan alat yang menghasilkan steam dari air yang bebas
mineral. Umpan bailer yang ditampung di feed tank akan di pompakan menuju
steam drum yang akan mengalami proses pemanasan. Steam yang dihasilkan
akan digunakan untuk menggerakan turbin. Sehingga turbin yang terkopel
dengan alternator secara otomatis akan menghasilkan listrik.
3. Turbo Generator (Steam Turbin Generator) berfungsi sebagai pembangkit
tenaga listrik utama yang digunakan di pabrik kelapa sawit, dimana alat ini bisa
bekerja karena adanya uap dari boiler.Prinsip kerja alat ini adalah mengubah
energi potensial air menjadi energi mekanik dan energi mekanik diubah lagi
menjadi energi listrik.
4. Back pressure vessel (BPV)berfungsi untuk menyimpan steam. Dan juga untuk
pembagian steam ke masing-masing stasiun prosses. Kapasitas steam yang
dapat tersimpan pada Back pressure vessel (BPV) sebesar 3,2 bar.
1.4.2 Lokasi
Pelaksanaan Prakerin dilaksanakan dibeberapa lokasi yang ada di PT. Fajar
Baizury& Brothers diantaranya :
1. Laboratorium adalah tempat menganalisa sampel yang diambil pada setiap
stasiun.
2. Sterilizer adalah proses perebusan buah kelapa sawit.
22
3. Stasiun Press adalah tempat press buah kelapa sawit dengan menggunakan alat
srew press.
4. Stasiun Klarifikasi adalah tempat pemurnian minyak minyak COT (Crude Oil
Tank).
5. Kernel Plant adalah tempat mengolah Nut menjadi kernel untuk dipasarkan
6. Boiler adalah alat penghasil Steam(uap).
7. Kamar Mesin adalah tempat untuk kontrol turbin dan BPV (Back Presure
Vesel) untuk mengalirkan steam ke masing-masing stasiun.
8. Water Treatment Plant (WTP) adalah tempat memproses air baku menjadi air
kebutuhan domestik dan kebutuhan boiler.
9. Timbangan adalah tempat menimbang buah kelapa sawit yaitu Bruto (berat
Mobil Truk + Buah Kelapa Sawit), tarra (berat Mobil Truk kosong), Netto
(berat Buah Kelapa Sawit)
10. Loading adalah tempat memasukkan buah kelapa sawit kedalam lori
23
BAB II
TUGAS KHUSUS
PENGARUH TEKANAN PRESS TERHADAP LOSIS CPO
Pada bab ini hasil praktikum yang telah dikemukakakan secara terperinci
mengenai tugas khusus yang diberikan pembimbing selama melaksanakan tugas
sekolah yaitu Praktik Kerja Industri di Pabrik KelapaSawit (PKS) PT. Fajar
Baizury & Brothers dengan judul PENGARUH TEKANAN PRESS TERHADAP
LOSIS CPO
2.1 Pengertian
Screw press adalah komponen utama mesin ekstraksi minyak kelapa sawit
mentah (Crude Palm Oil) yang merupakan " stasiun " utama untuk mengutip
minyak pada daging buah kelapa sawit. Pada screw press, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan guna menentukan keberhasilan proses ekstraksi, yaitu persentase
oil losses dan broken nut .Metode penelitian yang dilakukan yakni dengan system
perubahan tekanan yang diteruskan pengambilan sampel dengan interval waktu satu
jam setelah operasi berjalan. Pengambilan sampel dilakukan di tiga titik pada plat
konus, yaitusi sikiri, sisitengah dan sisi kanan konus. Sampel yang diambil
kemudian di analisa di laboratorium PKS (Pabrik Kelapa Sawit) dengan
menggunakan alat yang dinamakan ekstraksi. Hasil tersebut dianalisa menggunakan
analis matematis dangrafisuntukmendapatkantekanan yang optimal pada unit
mesinscrew press yang diteliti. Pada proses ini kita juga perlu menganalisa nut pres
untuk mengetahui berapa banyak nut press yang tidak hancur dan tidak bisa diolah
untuk mencari kernel kembali,fiber dan nut pres dianalisa biasanya terpengaruh
pada tekanan press dan berpengaruh pada kerusakan mesin pressan.
2.2 AlatdanBahan
A. Alat
1. Gelas ukur
2. Neraca analitik
24
3. Oven
4. Labu didih
5. Hot plate
6. Timble
7. Serangkai alat etraksi
B. Bahan
1. Ampas press (ampas dan nut)
2.3 ProsedurKerja
A. EKSTRAKSI SAMPEL
1. Timbang ampas dan nut masing-masing sebanyak lebih kurang 10 gram
2. Kemudian masukkan sampel ampas dan nut kedalam oven lebih kurang 4 jam
3. Setelah ampas dipanaskan kemudian timbang kembali sampel untuk
mengetahui berat sampel kering.
4. Timbang bolt kosong masing-masing untuk fiber dan nut.
5. Masukkan hexane masing-masingkedalam bolt ± diatas 250 mL
6. Masukkan thimble berisisampelkeringkedalamsokhlet, pasangkondensordan
bolt.
7. Sampelkeringdiekstraksidengan hexane selama ±5 jam dengan air pendingin
yang mengalirselamaekstraksiberlangsung.
8. Setelahektraksiselesai, sisa hexane dalam bolt
diuapkandenganpemanasanberlanjutdari bolt yang
berisiminyakektraksipadaheating mantle hinggasecara visual tidakadalagi
hexane yang keluardari bolt, kemudianmiringkan bolt
untukmencegahminyakterbakarselamasisa hexane.
9. Kemudian bolt yang telah di etraksi masukkan oven kembali untuk melanjuti
mengeringkan dan menghilangkan hexane dari bolt yang berisi minyak hasil
etraksi selama ±1 jam.
10. Setelah itu dinginkan bolt yang berisi hasil etraksi dalam desikator.
11. Setelah labu dingin kemudian timbang bolt yang berisi hasil etraksi.
25
EKSTRAKSI
TABEL PENIMBANGAN
Parameter Wadah Sampel Sampel Sampel Mostur Kadar
basah+wadah basah kering air
Ampas 61,7742 71,7921 10,0179 5,7121 4,3058 42,98
biji press 35,9899 46,6049 10,6105 9,3033 1,3072 12,31
TABEL EKSTRAKSI
Parameter Nomor bolt Bolt kosog Minyak+bol Minyak % minyak
t
Ampas 12 109,2495 110,0889 0,8394 8,38%
Biji press 31 126,3334 126,4141 0,0807 0,76%
NUT PRESS
- Biji bulat = 410,4 g - Cangkang = 6,0 g
- Biji pecah =14,2 g - Tekanan = 40 bar
- Inti bulat = 1,9 g - Beban = 37
- Inti pecah = 9,1 g
26
- Data pengamatan hasil ekstraksi tugas kusus hari kedua yang dilaksanakan pada
hari selasa tanggal 19 september 2017 dimulai dari jam 08:00 s/d selesai
bertekanan 50 bar dan beban 40.
EKSTRAKSI
TABEL PENIMBANGAN
Parameter Wadah Sampel Sampel Sampel Mostur Kadar
basah+wadah basah kering air
Ampas 126,0550 136,779 10,7240 6,3323 4,3917 40,95
biji press 61,7921 72,4748 10,6827 9,4441 1,2386 73,60
TABEL EKSTRAKSI
Parameter Nomor bolt Bolt kosog Minyak+bolt Minyak % minyak
Ampas G 110,7222 111,5801 0,8579 8,009%
Biji press D 117,6407 117,8156 0,1749 1,64%
NUT PRESS
- Biji bulat = 393,8 g - Cangkang = 1,1 g
- Biji pecah = 25,3 g - Tekanan = 50 bar
- Inti bulat = 3,0 g - Beban = 40
- Inti pecah = 3,7 g
27
- Data pengamatan hasil ekstraksi tugas kusus hari ketiga yang dilaksanakan pada
hari senin tanggal 20 september 2017 dimulai dari jam 08:30 s/d selesai
bertekanan 60 bar dan beban 40
EKSTRAKSI
TABEL PENIMBANGAN
Parameter Wadah Sampel Sampel Sampel Mostur Kadar
basah+wadah basah kering air
Ampas 63,2164 73,6384 10,4220 5,8795 4,5425 43,58
biji press 35,9875 46,2263 10,2388 8,6095 1,6293 15,91
TABEL EKSTRAKSI
Parameter Nomor bolt Bolt kosog Minyak+bol Minyak % minyak
t
Ampas G 110,7155 111,3978 0,6823 6,55%
Biji press 31 126,3274 126,4276 0,1004 0,98%
NUT PRESS
- Biji bulat = 367,9 g - Cangkang = 3,1 g
- Biji pecah = 24,3 g - Tekanan = 60 bar
- Inti bulat = 1,1 g - Beban = 40
- Inti pecah = 3,2 g
28
- Data pengamatan hasil ekstraksi tugas kusus hari ke empat yang dilaksanakan
pada hari senin tanggal 21 september 2017 dimulai dari jam 08:00 s/d selesai
bertekanan 70 bar dan beban 40.
EKSTRAKSI
TABEL PENIMBANGAN
parameter Wadah Sampel Sampel Sampel Mostur Kadar
basah+wadah basah kering air
Ampas 1254,6970 232,3904 106,3904 6,232 100,46 94,15
biji press 61,8068 72,7697 10,9636 9,9395 1,0241 52,15
TABEL EKSTRAKSI
Parameter Nomor bolt Bolt kosog Minyak+bolt Minyak % minyak
Ampas 5 107,7023 108,3859 0,6836 6,43%
Biji press 2 109,9640 110,0161 0,0521 0,475%
NUT PRESS
- Biji bulat = 410,4 g - Cangkang = 5,1 g
- Biji pecah = 28,4 g - Tekanan = 70 bar
- Inti bulat = 0,8 g - Beban = 40
- Inti pecah = 5,8 g
29
Rumus perhitungan
S.kering = hasil tertimbang – wadah kosong
Moisture = sampel kering−sampel basah
moisture
% K.A = ×%
sampel basah
Contoh perhitungan
Moisture = 6,3323-10,7240
= 4,6083
4,6083
%k.a = ×%
10,7240
= 0,494 %
Rumus perhitungan
Moisture = labu+ sampel−berat labu
= Berat minyak
minyak
% oil = ×%
sampel basah
Contoh perhitungan
Moisture = 111,5801 - 110,722
= 0,8579
0,8579
%minyak = ×%
110,722
30
= 7,99 %
2.6 PEMBAHASAN
Analisa pengaruh tekanan press terhadap lossis CPO bertujuan untuk
mengatur lossis CPO dengan cara menganalisa fiber tingkat kehilangan minyak
didalam ampas press dengan perbedaan tekanan yang di berikan akan dapat di
ketahui berapa banyak lossis minyak yang masih terdapat didalam ampas
melalui proses ekstraksi.
Untuk menurunkan kadar minyakdalam ampas tekanan lawan dinaikkan
dengan mengatur cone,hal ini akan menyebabkan efek samping yaituditemukan
persentase biji pecah yang tinggi dan dapat mempercepat kerusakan screwpres.
Tekanan kerja cone yang rendah akan menghasilkan ampas dengan kadar
minyak yang tinggi dengan sedikit jumlah biji pecah yang berkurang, oleh
sebab itu pengoperasian screw press harus mempertimbangkan keuntungan dan
kerugian yang diakibatkannya.
3.1 Saran-saran
Berdasarkan pengalaman dalam mengikuti program Prakerin di PT. Fajar
Baizury & Brothers, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Saran Untuk Sekolah
a. Sekolah perlu memberikan penekanan pada penguasaan keterampilan yang
relevan dengan kemajuan teknologi di dunia kerja saat ini.
b. Sebaiknya monitoring ke perusahaan ditunjuk guru pembimbing penulisan
laporan Prakerin sehingga siswa dapat berkonsultasi mengenai informasi
terbaru dari sekolah.
c. Pengetahuan tentang proses pengolahan di pabrik kelapa sawit diupayakan
menjadi materi khusus yang diajarkan di SMK-SMTI Banda Aceh.
31
DAFTAR PUSTAKA