Anda di halaman 1dari 13

KARTA RAHARJA 2(1) (2021); HAL 45-57

KARTA RAHARDJA
http://ejurnal.malangkab.go.id/index.php/kr

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGEMBANGKAN


UMKM YANG TERDAMPAK COVID-19
Nungky Wanodyatama Islami1, Fajar Supanto2, Arisanto Soeroyo3
1,3
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kab Malang
Jl Panji No. 158 Kepanjen, Kab Malang

2
Universitas Merdeka Malang
Jl Terusan Dieng 62-64 Kota Malang

Dikirim: 05/01/2021; Direvisi: 30/06/2021; Disetujui: 07/07/2021

Abstrak
Pandemi Covid-19 memberikan dampak negatif bagi UMKM dan menuntut UMKM menyusun ulang
strategi bisnisnya untuk mengakomodasi efek pandemi. Kajian ini mengidentifikasi permasalahan, dampak
pandemi, upaya penyelamatan dan strategi pemulihan kinerja yang dilakukan UMKM, mengidentfikasi
efektivitas dukungan kebijakan pemerintah serta merumuskan strategi kebijakan pemerintah daerah
yang tepat dalam penyelamatan UMKM terdampak pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dan desain analisis deskriptif. Populasi penelitian ini adalah UMKM di Kabupaten
Malang dan pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan mengirim link
survei kepada jaringan asosiasi, gabungan, himpunan, perkumpulan, paguyuban, dan bentuk persatuan
pelaku usaha lainnya. Pada akhir periode pengumpulan data, 130 respon diterima dan selanjutnya
dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan
yang dihadapi UMKM seperti penurunan penjualan, masalah permodalan, distribusi yang terhambat,
kesulitan bahan baku dan masalah produksi. Pemerintah telah mengeluarkan sejumlah kebijakan dalam
rangka memperdayakan UMKM dalam situasi pandemi Covid-19. Pemerintah Kabupaten Malang juga
meluncurkan berbagai kebijakan antara lain: Bantuan sarana prasarana (sarana produksi); expo produk;
pelatihan; fasilitasi promosi produk UMKM; program inkubator kecil; temu usaha; meningkatkan peran
PLUT dengan memberikan layanan online; Pelaksanaan bimbingan teknis untuk peningkatan SDM UMKM;
meningkatkan akses UMKM ke pembiayaan KUR dan membuka kembali tempat wisata. Untuk mendukung
kebijakan pemerintah, beberapa strategi jangka pendek yang perlu dilakukan adalah dengan perluasan
stimulus fiskal dan non fiskal/keuangan serta pengembangan UMKM melalui penerapan memberi peluang
dan dorongan layanan digital sebagai pendukung UMKM, penyederhanaan proses administrasi melalui
pembentukan satgas permodalan, bantuan distribusi logistik, korporatisasi UMKM, sosialisasi asosiasi
pelaku usaha, upaya mendorong perubahan strategi bisnis dan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Strategi jangka panjang yang dirumuskan berkaitan dengan upaya menyiapkan peta jalan pengembangan
UMKM, membangun teknologi digital sebagai platform bisnis UMKM, pengembangan model bisnis UMKM
yang modern dengan model bisnis canvas, serta mendorong kolaborasi pemerintah dengan korporasi
dalam memberdayakan UMKM melalui program CSR.

Keyword: Perluasan Stimulus, Road Map UMKM, Platform digital, Model Bisnis Canvas

* Korespondensi Penulis © 2021 Nungky Wanodyatama Islami, Fajar Supanto dan Arisanto Soeroyo
Telepon : +62 857-4636-7355 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-
Surel : nungky.islami@gmail.com NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional. 45
I. PENDAHULUAN pandemi Covid-19. Pertama, Bantuan Langsung
Tunai (BLT), Kartu Prakerja untuk UMKM yang
Kekhawatiran timbulnya krisis ekonomi
masuk kategori rentan dan miskin. Kedua,
karena pelemahan ekonomi global akibat imbas
memberikan insentif perpajakan bagi UMKM
pandemi Covid-19 memberikan ancaman
yang omzetnya kurang dari Rp 4,8 miliar per
besar bagi keberlangsungan ekonomi. Para
tahun. Ketiga, memberikan relaksasi dan
ahli membahas tentang ancaman “guncangan
restrukturisasi kredit UMKM seperti penundaan
masyarakat global” karena tidak hanya terkait
angsuran dan subsidi bunga penerima KUR,
dengan tantangan pasokan modal, tetapi
kredit ultra mikro, dan lainnya. Keempat,
juga rantai pasokan dan gangguan upstream-
stimulus bantuan modal kerja darurat bagi 23 juta
downstream (Papadopoulos et al., 2020). Laporan
UMKM, dan kelima, menjadikan Kementerian/
dampak pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa
Lembaga/BUMN dan pemda sebagai penopang
di Zona Euro PDB turun 3,8% dan Uni Eropa
ekosistem usaha UMKM.
turun 3.5% pada kuartal pertama (Eurostat,
2020). PDB AS menyusut pada kuartal kedua Bagi Kabupaten Malang, itikad baik dan
sebesar 25,6% (PWS, 2020). Di Indonesia kerja keras pemerintah dalam membantu UMKM
pertumbuhan Triwulan II-2020 terkontraksi keluar dari dampak pandemi dengan berbagai
5,32% (BPS, 2020). kebijakan tersebut sangat diperlukan bagi
UMKM yang pada tahun 2017 menyumbang Rp
Kementerian Keuangan menguraikan empat
49 triliun (lebih dari 50%) dari PDRB sebesar
sektor yang terpuruk akibat pandemi Covid-19
Rp 82 triliun. Hasil Sensus Ekonomi (Susenas)
yaitu sektor rumah tangga, sektor keuangan,
2016 dan Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS)
sektor korporasi, dan sektor usaha mikro dan
2018, menunjukkan bahwa jumlah UMKM di
kecil menengah  (UMKM). Dari ke empat sektor
Kabupaten Malang sebanyak 600.054 UMKM dan
tersebut, sektor UMKM merupakan sektor
menyerap tenaga kerja sebanyak 646.448 tenaga
yang paling terdampak (OECD, 2020). Pandemi
kerja.
Covid-19 memberikan dampak pada sektor
ekonomi dan bisnis, serta menghancurkan aspek Di masa pandemi Covid-19, jumlah UMKM
penting dari perekonomian yaitu  supply dan Kabupaten Malang per 31 Juli 2020 berkurang
demand.  menjadi 425 ribu. Penurunan jumlah UMKM ini
memberikan dampak besar bagi perekonomian
Dari sisi demand, kebijakan pembatasan
masyarakat terutama di desa (Fizriyani, 2020).
interaksi fisik berdampak pada kecenderungan
Hasil kajian Dinas Koperasi dan Usaha Mikro
masyarakat meminimalkan kegiatan outdoor dan
Kabupaten Malang terhadap 686 UMKM
interaksi langsung yang menyebabkan
selama pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa
masyarakat membuat pilihan untuk tetap di
permasalahan mendasar yang dialami UMKM
rumah. Kondisi ini membawa pengaruh pada
di Kabupaten Malang akibat pandemi Covid-19
penurunan penjualan sehingga menurunkan
adalah: Penjualan turun (44%); permodalan
pendapatan UMKM. Penurunan permintaan
(27%); distribusi terhambat (12%); kesulitan
membuat UMKM tidak dapat meningkatkan laba,
bahan baku (9%) dan mengalami masalah
sehingga menurunkan likuiditas. Dari sisi supply,
produksi (8%) penurunan omzet penjualan
banyak UMKM mengurangi aktivitasnya karena
UMKM mencapai 77,6%, penurunan aset
kebijakan pembatasan interaksi sosial. Kondisi
mencapai 42,7% dan pengurangan tenaga kerja
ini mendorong UMKM menurunkan produksinya
mencapai 46,1% (Dinkop-Usaha Mikro Kab.
akibat penurunan permintaan dan modal yang
Malang, 2020).
didapatkan. Distribusi barang juga terhambat.
Penurunan produktivitas ini lambat laun Dampak negatif Covid-19 menuntut
menyebabkan keterpurukan ekonomi. UMKM menyusun ulang strategi bisnisnya
untuk mengakomodasi efek pandemi (Kraus
Data Kementerian Koperasi dan UKM
et al., 2020; Rapaccini et al., 2020). Pemerintah
menunjukkan 98% usaha mikro atau sekitar
sudah seharusnya berperan menjaga UMKM
63 juta, 783 ribu usaha kecil, 60 ribuan usaha
dari keterpurukan yang semakin dalam,
menengah dan 5 ribuan usaha besar terkena
dengan membuat kebijakan agar UMKM dapat
dampak pandemi Covid-19 sehingga penjualan
mempertahankan kelangsungan hidup dan
turun dan pasokan bahan baku terganggu
menghindari terjadinya PHK dalam usahanya.
(Putra, 2020). Bahkan, catatan Organization
Saatnya UMKM mendapatkan prioritas
for Economic Co-Operation and Development
penanganan karena menjadi penopang
(OECD) menunjukkan hampir separuh UMKM di
perekonomian nasional dan berperan penting
Indonesia akan mengalami kebangkrutan pada
memperluas serapan tenaga kerja. Bantuan yang
Desember 2020 (OECD, 2020).
diberikan terhadap UMKM juga akan mendorong
Pemerintahpun telah mengeluarkan lima perbaikan ekonomi nasional dan pengurangan
skema untuk membantu UMKM dari terpaan pengangguran.

Karta Raharja 2 (1) (2021): 45 - 57


46
Langkah penyelamatan ini menjadi salah masing-masing item. Beberapa hal penting
satu wujud program strategis dan dukungan untuk dideskripsikan adalah profil UMKM,
pemerintah dalam pemberdayaan UMKM. permasalahan UMKM, strategi UMKM, kebijakan
Implementasi dukungan pemerintah di lapangan pemerintah, persepsi UMKM terhadap kebijakan
perlu mendapat perhatian agar tepat sasaran pemerintah dalam penyelamatan UMKM akibat
dan sesuai harapan. Oleh karena itu, tujuan pandemi Covid-19 untuk kemudian merumuskan
dilaksanakannya kegiatan penelitian mengenai strategi yang tepat.
peran pemerintah daerah dalam mengembangkan
UMKM yang terdampak Covid-19 adalah: 1)
Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
UMKM akibat pandemi Covid-19 dan dampaknya A. Deskripsi dan Profil Usaha Responden
bagi keberlangsungan UMKM, 2) Mengidentifikasi Tabel 1 menunjukkan bahwa responden
dan menganalisis upaya penyelamatan dan terdiri dari 20,8% laki-laki dan 79,2%
strategi pemulihan kinerja yang dilakukan perempuan. Sekitar 70,6% memiliki usia 30-49
UMKM menghadapi pandemi Covid-19, 3) tahun. Pelaku usaha < 30 tahun relatif sedikit
Mengidentifikasi efektivitas dukungan kebijakan karena pada rentang tersebut cenderung
yang digulirkan pemerintah untuk membantu berkeinginan menuntut ilmu.
UMKM dalam masa pandemi Covid-19, dan 4)
Tabel 1.
Merumuskan strategi kebijakan pemerintah Profil Responden
daerah yang tepat dalam penyelamatan UMKM Profil Responden Jumlah Dalam Persen
yang terdampak pandemi Covid-19.
Jenis Kelamin
Laki-laki 27 20,8%
II. METODE Perempuan 103 79,2%
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Umur Responden
dengan pendekatan kuantitatif dan desain < 30 tahun 20 15,4%
analisis deskriptif. Lokasi penelitian dilakukan 30-39 tahun 42 32,3%
di Kabupaten Malang dengan subyek kegiatan 40-49 tahun 49 37,7%
50-59 tahun 16 12,3%
adalah UMKM di Kabupaten Malang.
≥ 60 tahun 3 2,3%
Populasi penelitian ini adalah UMKM di
Kabupaten Malang. Ukuran sampel untuk analisis
data statistik yang direkomendasikan adalah Ditinjau dari tingkat pendidikan, 58,5%
dalam kisaran 30-500 (Sekaran dan Bougie, memiliki tingkat pendidikan SMA dan sederajat,
2013), atau 100 atau lebih (Hair et al., 2017). 14,7% berpendidikan SMP dan sederajat dan
Dengan demikian, ukuran sampel minimal 100 hanya 13,1% yang tingkat pendidikannya
dianggap cukup untuk penelitian ini. Metode S1. Pendidikan dan pengalaman usaha
pengambilan sampel menggunakan Purposive mencerminkan kemampuan dalam mengambil
sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui keputusan strategis untuk pengembangan
pengiriman link survei kepada jaringan asosiasi, UMKM.
gabungan, himpunan, perkumpulan, paguyuban,
dan bentuk persatuan pelaku usaha lainnya.
Pada akhir periode pengumpulan data, 130
respon diterima. Sampel untuk informan kunci
terkait dengan kebijakan dilakukan dengan
memilih beberapa orang dari Dinas Koperasi
dan Usaha Mikro, serta Dinas Perindustrian dan
Perdagangan.
Metode analisis data menggunakan analisis
statistik deskriptif guna memberikan deskripsi Gambar 1. Tingkat Pendidikan Responden
serta mendapatkan gambaran yang jelas
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian
mengenai karakteristik responden dan variabel
besar UMKM (67,7%) berdiri ≤ 5 tahun, 10,8%
penelitian. Data yang dianalisis diperoleh dari
berusia 6-10 tahun dan 10,0% berusia 11-15
jawaban responden atas pertanyaan dengan
tahun. Deskripsi lama usaha menunjukkan
variasi kriteria yang berbeda-beda. Beberapa
UMKM selama 10 tahun terakhir mengalami
pertanyaan membutuhkan jawaban ya-
pertumbuhan signifikan yang dibuktikan dengan
tidak, menggunakan skala Likert 5 poin dan
persentase lama usaha sampai dengan 10 tahun
membutuhkan jawaban lebih dari satu serta mencapai 78,5%. Hal ini berarti dalam 10 tahun
pertanyaan terbuka. Nilai variabel tertentu terakhir UMKM telah menjadi pilihan masyarakat
yang digunakan didasarkan pada persentase di Kabupaten Malang.

Peran Pemerintah Daerah Dalam Mengembangkan Umkm Yang Terdampak


Covid-19
47
Nungky Wanodyatama Islami, Fajar Supanto dan Arisanto Soeroyo
Tabel 2. Hasil analisis menunjukkan 94,62%
Profil Usaha
UMKM menghadapi kesulitan keuangan. 92,31%
Dalam menyatakan bahwa akibat berbagai kebijakan
Profil Usaha Jumlah Persen
yang membatasi ruang gerak pengusaha maupun
Lama Usaha konsumen serta PHK, membuat permintaan
≤ 5 tahun 88 67,7%
pasar turun. Permasalahan lainnya adalah
6 - 10 tahun 14 10,8%
banyaknya rekan bisnis yang mengalami nasib
11 -15 tahun 13 10,0%
7 5,4%
yang sama serta keterbatasan dan mahalnya
16 - 20 tahun
>20 tahun 8 6,2%
harga bahan baku.
Klasifikasi Usaha (omzet/tahun)
C. Dampak Pandemi Covid-19 bagi
Kelangsungan Hidup UMKM
Mikro ( s/d 300 Juta) 122 93,8%
Kecil (300 juta – < 2,5 M) 7 5,4% Menurunnya permintaan pasar dan
Menengah (2,5 M – 50 M) 1 0,8% susutnya operasi usaha menyebabkan omzet
Jumlah tenaga kerja
penjualan 92,31% UMKM turun. Omzet penjualan
Mikro: 1 - 3 Orang 95 73,1% 17% UMKM turun 21-40%, 31% turun 41-80%,
Kecil: 4 - 19 Orang 35 26,9% bahkan 11% mengalami penurunan tajam 81-
100% yang berakibat pada penurunan produksi.
Dari aspek omzet penjualan per tahun,
Sekitar 19% UMKM produksinya turun 21-40%,
93,8% termasuk usaha mikro, 5,4% usaha kecil
31% turun 41-60% dan 27% turun 61-80%,
dan 0,8% perusahaan menengah. Dari aspek
bahkan 13% mengalami penurunan tajam antara
ketenagakerjaan, 72,9% termasuk kategori
81-100%. Namun, di saat permintaan konsumen
usaha mikro dengan jumlah tenaga kerja antara
turun tajam, beberapa UMKM permintaannya
1-3 tenga kerja dan 27,1% merupakan usaha
meningkat. 2,3% UMKM permintaan dan
kecil yang mempunyai 4-19 tenaga kerja.
produksinya meningkat dibanding sebelumnya
sebagai respon permintaan produk baru seperti
masker.

Gambar 2. Jenis Produk yang Dijual UMKM

Jenis produk yang dijual kebanyakan Gambar 4. Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Omzet
Penjualan UMKM
produk massa dan pesanan dan sebaran asal
responden terbanyak berasal dari Singosari, Penurunan permintaan pasar berdampak
Kepanjen dan Karangploso. Dari total responden pada penurunan omzet penjualan membawa
UMKM, sebagian besar termasuk usaha mikro implikasi pada pendapatan UMKM. Sekitar
dan bidang usaha terbanyak berasal dari industri 92% UMKM pendapatannya berkurang. 38%
pangan dan kuliner, fashion/konveksi dan berkurang 41-60% dan 27% 61-80%, bahkan
perdagangan. 5% mengalami penurunan tajam 81-100%.
B. Permasalahan UMKM di Masa Pandemi
Covid-19

Lahirnya PP Nomor 21 tahun 2020 mengenai


PSBB untuk memberikan batasan pergerakan
manusia dan barang mengharuskan masyarakat
untuk berdiam diri di rumah jika tidak ada
keperluan mendesak. Hal ini berdampak pada
berkurangya operasional dan konsumen yang Gambar 5. Dampak Pandemi Covid-19 terhadap
belanja langsung dibanding hari biasa. Penurunan/Kenaikan Pendapatan UMKM

Faktor utama penyebab penurunan


pendapatan UMKM adalah penurunan daya beli
konsumen, sanksi pelanggaran PSBB, ketakutan
Gambar 3. Permasalahan yang Dihadapi UMKM di Masa konsumen untuk transaksi tatap muka,
Pandemi Covid-19 penghentian pelayanan publik dan aturan lain.

Karta Raharja 2 (1) (2021): 45 - 57


48
Wabah pandemi Covid-19 ini juga berdampak D. Upaya penyelamatan dan strategi
terhadap tenaga kerja. 51,5% UMKM mengurangi pemulihan kinerja UMKM
angkatan kerja dan lainnya juga merencanakan Pandemi Covid-19 berimplikasi pada
hal yang sama. kerentanan UMKM dalam bertahan hidup. Hasil
analisis kemampuan UMKM bertahan tanpa ada
perubahaan operasi atau bantuan pemerintah
menunjukkan 41,5% UMKM mampu bertahan
lebih dari 3 bulan, 29,2% 1-3 bulan, dan 14,6%
kurang dari 1 bulan. Rentang waktu yang
pendek dalam kriteria kemampuan bertahan
dari pandemi Covid-19, membuat UMKM
harus mengambil langkah strategis agar tidak
terjerumus lebih dalam.

Gambar 6. Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Jumlah


Tenaga Kerja UMKM

Hasil survei menunjukkan 12,31%


UMKM operasinya berhenti sementara atau
permanen. Hasil Kajian ILO (2020) menunjukkan
2 dari 3 perusahaan yang disurvei menghentikan
operasinya baik secara sementara maupun Gambar 9. Daya Tahan UMKM di Masa Pandemi Covid-19
permanen. 3% UMKM berhenti permanen tanpa adanya Perubahan Operasi atau Bantuan
karena menanggung beban krisis yang lebih
Hasil analisis mengenai upaya UMKM untuk
tinggi dibandingkan usaha besar.
mengatasi pandemi Covid-19 menunjukkan
bahwa 58,5% UMKM tetap bergerak pada
bidang yang sama. Pelaku UMKM lainnya 26,2%
mengambil inisiatif melakukan diversifikasi
usaha baik menambah usaha baru maupun lokasi
baru dan 15,4% beralih ke bidang yang berbeda.

Gambar 7. Dampak Pandemi Covid-19 terhadap


Operasionalisasi UMKM

Berbagai dampak pandemi Covid-19 seperti Gambar 10. Upaya UMKM Mengatasi Dampak Pandemi
penurunan produksi, omzet penjualan dan Covid-19
pendapatan tidak serta merta membuat UMKM Pandemi Covid-19 telah menggeser dan
melakukan PHK. 36,9% UMKM tidak melakukan merubah pola transaksi. Di masa sebelum
apapun terhadap tenaga kerjanya. Namun pandemi, meskipun ada penjualan online, namun
sebagian besar UMKM melakukan beberapa masih banyak yang membeli produk langsung
hal terkait dengan tenaga kerja yang mereka ke toko atau pusat perbelanjaan. Saat pandemi
pekerjakan antara lain: 32,3% memberhentikan Covid-19, adanya pembatasan dan peraturan
sementara, 24,6% mengurangi jam kerja, pemerintah agar tidak keluar rumah, mendorong
17,7% merumahkan tanpa dibayar dan 5,4% konsumen untuk tidak berlama-lama di luar
meningkatkan jam kerja. rumah.

Gambar 11. Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Kebiasaan


Gambar 8. Perlakuan UMKM terhadap Tenaga Kerja di Konsumen dalam Melakukan Transaksi
Masa Pandemi Covid-19

Peran Pemerintah Daerah Dalam Mengembangkan Umkm Yang Terdampak


Covid-19
49
Nungky Wanodyatama Islami, Fajar Supanto dan Arisanto Soeroyo
Hasil analisis terhadap profil pelanggan Pemanfaatan sarana digital marketing
UMKM menunjukkan 69,2% pelanggan lebih membawa dampak pada peningkatan omzet dan
senang melakukan interaksi langsung dalam pendapatan perusahaan. 75,4% pelaku UMKM
melakukan transaksi, 52,3% meminta jasa mendapatkan manfaat peningkatan pendapatan
pengantaran dan 26,9% kurang terbiasa bahkan 26,2% pendapatannya meningkat
membeli secara online. Aturan untuk menjaga lebih dari 30%. Hal ini sesuai dengan temuan
jarak dan menghindari interaksi secara langsung yang menyimpulkan bahwa digital marketing
memaksa UMKM untuk mengkondisikan dan berdampak positif terhadap kinerja pemasaran
melakukan penyesuaian dalam penjualan produk dan pendapatan UMKM (Hardilawati, 2019;
dan jasanya. Setyorini et al., 2019)
Dalam konteks ini, pelaku UMKM dapat Oleh karena itu, Kementerian Koperasi
melakukan penyesuaian dengan berjualan dan UKM terus meningkatkan koordinasi
melalui e-commerce. E-commerce adalah sistem dengan K/L terkait, BUMN, Perguruan Tinggi,
transaksi dan pemasaran produk dengan Swasta, dan Start-up. Kegiatan yang dilakukan,
menggunakan elektronik (Kotler dan Amstrong, yakni pengadaan akses/infrastruktur digital,
2012). Pelaku UMKM juga harus mampu akses pembiayaan, pelatihan, pendampingan,
mengkomunikasikan produk lebih intensif inkubator, dan sistem informasi digital UMKM.
dengan memasarkan produk melalui digital Output yang diharapkan yaitu peningkatan
marketing sosial untuk menjangkau konsumen pada aspek produksi, omzet, skala usaha, dan
dan menurunkan biaya promosi. manajemen.
E. Efektivitas dukungan pemerintah dalam
membantu UMKM pada masa pandemi
Covid-19
UMKM perlu mendapatkan prioritas karena
dominasi dan perannya dalam perekonomian
nasional cukup besar (Pakpahan, 2020). Tiga
peran penting UMKM dalam perekonomian yaitu
Gambar 12. Implementasi Strategi Penjualan Online UMKM
sarana untuk pengentasan kemiskinan, sarana
Digital marketing adalah pemasaran pemerataan ekonomi rakyat kecil, berkontribusi
dengan memanfaatkan akses internet, dalam perolehan devisa negara (Prasetyo &
social media atau perangkat digital lainnya. Huda, 2019).
Digital marketing membantu UMKM untuk UMKM menjadi salah satu sektor yang
mempromosikan dan memasarkan produk/ terdampak cukup parah. Akibat pandemi
jasa dan memperluas pasar yang sebelumnya Covid-19, 8,76% perusahaan berhenti
tertutup karena keterbatasan jarak, waktu dan beroperasi, 24,31% mengurangi kapasitas usaha.
cara berkomunikasi (Prabowo, 2018). Temuan Pendapatan dunia usaha menurun 82,85%
Hendrawan et al. (2019) menunjukkan bahwa dengan penurunan 82,29% (UMB) dan 84,20%
digital marketing berdampak signifikan terhadap (UMK). Pengurangan pegawai terbesar pada
peningkatan penjualan UMKM. industri manufaktur 52,23%, konstruksi 51,37%
Hasil analisis menunjukkan bahwa pelaku serta akomodasi dan makan minum 50,52%
UMKM yang menjalankan strategi penjualan (BPS, 2020).
online sejak sebelum Covid-19 sampai sekarang Setiawan (2020) mengungkapkan
jumlahnya 49,2%. Kesadaran akan pentingnya sampai dengan 17 April 2020, 37.000 UMKM
digital marketing di masa pandemi mendorong terdampak pandemi Covid-19. Rilis data
23,1% pelaku UMKM yang sebelum pandemi tidak tersebut, menjelaskan kesulitan UMKM selama
menerapkan strategi pemasaran melalui digital pandemi yaitu: 1) Turunnya penjualan karena
marketing memutuskan untuk menggunakannya. menurunnya aktifitas masyarakat di luar rumah,
Sedangkan sisanya 27,7% tidak menggunakan 2) Keterbatasan modal karena rendahnya
strategi tersebut karena kemampuan untuk perputaran modal karena penjualan turun, 3)
mengoperasionalkan masih rendah. Distribusi produk terhambat karena pembatasan
distribusi produk, 4) kesulitan bahan baku
karena ketergantungan bahan baku pada industri
lain (Febrantara, 2020).
Skema perlindungan dan pemulihan UMKM
yang dilakukan pemerintah berupa stimulus
fiskal dan moneter meliputi:
1. Bantuan Sosial bagi UMKM yang masuk
Gambar 13. Dampak Strategi Digital Marketing terhadap dalam kategori miskin dan rentan
Peningkatan Pendapatan UMKM

Karta Raharja 2 (1) (2021): 45 - 57


50
terdampak Covid-19. Pelaku UMKM dalam juta UMKM Go Digital pada Tahun 2020.
skema ini masuk sebagai penerima bantuan 4. Pelatihan Online yang menyasar 4 juta
sosial dari pemerintah. Skema bantuan UMKM dengan tujuan: 1) memberikan
sosial juga temasuk penurunan tarif listrik solusi sekaligus medium belajar dan
50% untuk pelanggan listrik 450 watt pelatihan yang praktis, aplikatif, dan
(Arifin, 2020). menyenangkan; 2) menuntun UMKM
2. Insentif Perpajakan dengan pengenaan mengambil keputusan jitu; 3) memberikan
tarif PPh nol%. bagi UMKM dengan omzet kemudahan akses terhadap sumber materi
kurang dari Rp 4,8 miliar per tahun Fasilitas peningkatan ketrampilan dan wawasan;
ini belum banyak dimanfaatkan UMKM. 4) memonitor kinerja UMKM secara lebih
Setiawan (2020), mudah dan terukur; 5) meningkatkan SDM
3. BLT UMKM atau Banpres Produktif atau UMKM; 6) Pelaku KUKM dapat bertahan,
Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) berinovasi, dan memperbaharui strategi
untuk UMKM yang belum pernah mendapat pemasaran di masa pandemi Covid-19
pembiayaan dari lembaga keuangan atau 5. Program Belanja di Warung Tetangga
simpanan di bank atau di lembaga keuangan untuk menjamin pasokan kebutuhan pokok
di bawah Rp 2 juta, Bantuan yang diberikan masyarakat di warung tradisional dengan
sebesar Rp 600 ribu/bln selama 4 bulan. harga yang stabil. Program ini bertujuan
4. Perluasan Pembiayaan investasi dan untuk memastikan stok kebutuhan
modal kerja UMKM dengan memberikan masyarakat tersedia dan memperkuat
kredit lunak. Kebijakan ini diperlukan ekonomi serta menghubungkan warung
untuk menjaga likuiditas UMKM (Pakpahan, tradisional dengan online platform untuk
2020). Program ini untuk 23 juta UMKM mengurangi mobilitas fisik, pemesanan dan
yang belum pernah mendapatkan pengantaran via jasa antar.
pembiayaan baik yang “bankable” maupun 6. Perkenalan sistem QRIS sebagai
“unbankable (Setiawan, 2020b). terobosan ketika belanja daring menjadi
5. Penyediaan Penyangga Produk dalam pilihan di tengah masa darurat Covid-19.
ekosistem UMKM. Produk bidang pertanian, Para pelaku UMKM yang “go online” perlu
perikanan, kuliner dan industri rumah terobosan cara pembayaran yang aman dan
tangga perlu dukungan penyangga untuk mudah. Sistem standar QR Nasional “QRIS”
memastikan serapan produk, sehingga diresmikan oleh Bank Indonesia dan efektif
menjamin perputaran persediaan produk. berlaku per 1 Januari 2020. UMKM dapat
Kebijakan ini lebih bermanfaat jika diiringi menggunakan QRIS untuk pembayaran
dengan menyediakan layanan e-commerce non tunai ketika bisnis melalui e-commerce
di daerah penyangga. menjadi primadona di masa pandemi
Covid-19.
6. Kebijakan Relaksasi dan Restrukturisasi
Kredit bagi UMKM sebagai respon non- 7. Program KUMKM Hub Bersama Blibli.
fiskal. Pemerintah memberikan keringanan com yang diluncurkan Kementerian
kredit khususnya pekerja informal (ojek Koperasi dan UKM untuk menggerakkan
online, sopir taksi, pelaku UMKM, nelayan, ekonomi KUMKM dengan digitalisasi.
penduduk dengan penghasilan harian) Pandemi merubah pola konsumsi
(Maftuchan, 2020). masyarakat dari offline ke online.
Pemanfaatan Platform e-commerce ini
Pemerintah melalui K/L juga melakukan
diharapkan mampu memperluas jaringan
program intervensi guna membantu UMKM
pemasaran dan kesempatan UMKM.
bangkit melawan pandemi Covid-19 melalui:
8. Penyediaan Kanal Konsultasi Hukum
1. Pelatihan E-learning yang bersifat skilling
Gratis oleh Kementerian Koperasi dan UKM
dan re-skilling bagi 5,6 juta tenaga kerja
bekerjasama dengan Hukumonline Group
terdampak khususnya di sektor usaha kecil
melalui platform digital Justika.com bagi
dan mikro.
UMKM Terdampak Covid-19 yang memiliki
2. Penerapan Protokol Kesehatan sebagai akses layanan hukum yang terbatas.
tindak lanjut ketentuan Kemenkes (2020)
Selain mengawal kebijakan Pemerintah
tentang protokol pencegahan Covid-19 di
Pusat, Pemerintah Daerah Kabupaten Malang
area publik khususnya untuk sektor jasa
juga meluncurkan berbagai kebijakan antara lain:
dan perdagangan.
a) Bantuan sarana prasarana produksi
3. Program UMKM Go Online yang Per 26
kepada 50 kelompok UKM sebesar 15
November 2020, Jumlah UMKM yang telah
juta/kelompok;
memasuki ekosistem digital telah mencapai
10,25 juta melampaui target program 10 b) Mengikut expo produk;

Peran Pemerintah Daerah Dalam Mengembangkan Umkm Yang Terdampak


Covid-19
51
Nungky Wanodyatama Islami, Fajar Supanto dan Arisanto Soeroyo
c) Pelatihan yang menjangkau 200 UKM Pengetahuan tentang Sosialisasi Kebijakan
tentang layanan branchless melalui Kebijakan Pemerintah Pemerintah oleh Pemda
https://swapasar.id dan Pelatihan
lainnya oleh dinas terkait;
d) Fokus ke promosi produk UMKM;
e) Menjalankan program inkubator kecil;
f) Digitalisasi marketing pada pelaku
UMKM usia 30-50 tahun;
g) Digitalisasi/market place yang Gambar 15.
Pengetahuan UMKM tentang Kebijakan
melibatkan 500 UKM untuk kegiatan Pemerintah untuk Mengatasi Pandemi Covid-19
dan Pelaksanaan Sosialisasinya.
packaging dan desain;
h) Fasilitasi temu usaha; Sebagai calon penerima manfaat dari
i) Meningkatkan peran PLUT dengan berbagai program tersebut, pemahaman UMKM
memberikan layanan online; tentang informasi program menjadi sangat
penting guna mempercepat akses terhadap
j) Bimbingan teknis untuk peningkatan program. Hasil survei menunjukkan bahwa
SDM UMKM; 78,5% pelaku UMKM mengetahui kebijakan
k) Meningkatkan akses UMKM ke tersebut.
pembiayaan KUR dengan target 200 b. Akses terhadap dukungan dan kebijakan
UMKM per tahun pemerintah dan dampaknya bagi UMKM
l) Membuka kembali tempat wisata. Hasil analisis mengenai pemanfaatan
program BLT oleh pelaku UMKM menunjukkan
hanya 14,6% yang mendapatkan akses ke
program tersebut. 47,4% penerima manfaat
menjelaskan bahwa program BLT memberikan
dampak yang signifikan dalam pengembangan
usaha
Penerima Manfaat Dampak Program
Program

Gambar 16. Jumlah UMKM Penerima Manfaat BLT dan


Dampaknya dalam Pengembangan Usaha di
Masa Pandemi Covid-19

Dari aspek pemanfaatan program Kartu


Prakerja oleh pelaku UMKM, hasil analisis
menunjukkan hanya 11,5% yang mendapatkan
akses ke program tersebut. 46,7% penerima
manfaat menjelaskan bahwa program ini
Gambar 14. Layanan PLUT Online Dinas Koperasi dan Usaha memberikan dampak yang signifikan dalam
Mikro Kabupaten Malang memulai dan pengembangan usaha.
F. Persepsi terhadap Dukungan Kebijakan Penerima manfaat Dampak Program
Pemerintah Program
a. Pemahaman dan sosialisasi kebijakan
Pemerintah di Masa Pandemi
Untuk membantu UMKM dari pandemi
Covid-19, pemerintah mengeluarkan lima
skema yaitu: 1) Bantuan Langsung Tunai (BLT)
dan Kartu Prakerja, 2) insentif perpajakan, 3)
relaksasi dan restrukturisasi kredit UMKM,
4) stimulus bantuan modal kerja darurat, 5) Gambar 17.
Jumlah UMKM Penerima Manfaat Kartu
Prakerja dan Dampaknya dalam Memulai dan
menjadikan K/L/BUMN dan pemda sebagai Mengembangkan Usaha di Masa Pandemi
Covid-19
penyangga ekosistem UMKM.

Karta Raharja 2 (1) (2021): 45 - 57


52
Dari aspek pemanfaatan kebijakan Dilihat dari aspek pemanfaatan kebijakan
relaksasi/penundaan pembayaran pinjaman keringanan tagihan listrik untuk usaha (tidak
(cicilan dan bunga) oleh pelaku UMKM ada batas pemakaian) oleh pelaku UMKM, hasil
menunjukkan bahwa 30% menggunakan analisis menunjukkan 38,5% memanfaatkan
program tersebut. 46,4% penerima manfaat program tersebut. 75% penerima manfaat
program ini menjelaskan bahwa program menjelaskan bahwa kebijakan ini memberikan
ini memberikan dampak signifikan dalam dampak yang signifikan dalam pengembangan
pengembangan usaha. usaha.
Penerima manfaat Penerima manfaat Dampak Program
Dampak Program
Program Program

Gambar 18. Jumlah UMKM Penerima Manfaat kebijakan Gambar 21. Jumlah UMKM Penerima Manfaat Keringanan
Relaksasi/penundaan pembayaran pinjaman Tagihan Listrik dan Dampaknya dalam
(cicilan dan bunga) dan Dampaknya dalam
Pengembangan Usaha di Masa Pandemi Pengembangan Usaha di Masa Pandemi
Covid-19 Covid-19

Berdasarkan aspek pemanfaatan kebijakan G. Rumusan Dukungan Kebijakan


penundaan pembayaran pajak oleh pelaku Pemerintah dalam penyelamatan UMKM
UMKM, hasil analisis menunjukkan 31,5% yang terdampak pandemi Covid-19
yang memanfaatkan program tersebut. 61% Hasil analisis tentang perubahan yang
penerima manfaat menjelaskan bahwa kebijakan mempengaruhi keberlangsungan UMKM
Penundaan pembayaran pajak memberikan menunjukkan 45% dipengaruhi oleh kondisi
dampak yang signifikan dalam pengembangan pasar, 35% dipengaruhi kondisi ekonomi dan 8%
usaha. dipengaruhi oleh teknologi dan kebijakan.
Penerima manfaat Dampak Program
Program

Gambar 19. Jumlah UMKM Penerima Manfaat kebijakan


Penundaan Pembayaran Pajak dan Dampaknya
dalam Pengembangan Usaha di Masa Pandemi Gambar 22.
Jenis Perubahan dan Hambatan yang
Covid-19 Mempengaruhi Keberlangsungan Usaha UMKM
Berdasarkan aspek pemanfaatan kebijakan Dari aspek hambatan dalam pengembangan
bantuan modal usaha di masa pandemi oleh usaha, 78,5% dipengaruhi oleh permodalan,
pelaku UMKM, hasil analisis menunjukkan disusul kondisi ekonomi 63,8% dan pemasaran
13,1% yang memanfaatkan program tersebut. 63,1%. Hasil analisis tentang akses terhadap
82,3% penerima manfaat menjelaskan bahwa dukungan dan kebijakan pemerintah sebelum
kebijakan bantuan modal usaha di masa pandemi pandemi Covid-19 yang diberikan kepada UMKM
memberikan dampak yang signifikan dalam memberikan informasi bahwa sebagian besar
pengembangan usaha (68%) UMKM belum pernah mendapatkannya.
Penerima manfaat Akses terbesar yang diperoleh UMKM berbentuk
Dampak Program
Program Bimtek dan pelatihan. Sementara itu, faktor-
faktor yang dibutuhkan dan diharapkan dari
pemerintah di masa pandemi ini 73,8% berupa
bantuan permodalan, bantuan pemasaran dan
peralatan.
Diluar hasil kajian yang menunjukkan
permasalahan mendasar UMKM, Setiawan
(2020) merangkum permasalahan yang umum
Gambar 20.
Jumlah UMKM Penerima Manfaat Bantuan
Modal Usaha dan Dampaknya dalam dihadapi UMKM yaitu: 1) Produk belum standar;
Pengembangan Usaha di Masa Pandemi
Covid-19 2) Kurang fokus pada produk/layanan tertentu;

Peran Pemerintah Daerah Dalam Mengembangkan Umkm Yang Terdampak


Covid-19
53
Nungky Wanodyatama Islami, Fajar Supanto dan Arisanto Soeroyo
3) Pemasaran masih sederhana; 4) Administrasi perlu diperluas mengingat jumlah UMKM di
usaha masih seadanya; 5) Pengelolaan keuangan Indonesia sebanyak 64 juta.
masih sederhana; 6) Banyak yang mengandalkan • Penyediaan Penyangga Produk
pasar lokal dan kenalan serta banyak yang belum
Pemerintah melalui K/L, BUMN dan Pemda
memanfaatkan teknologi informasi (Online);
menjadi penopang ekosistem UMKM. Produk
7) Cenderung cepat puas, belum banyak yang
sektor perikanan, pertanian, industri rumah
berfikir strategis; 8) Banyak yang belum memiliki
tangga dan kuliner perlu penopang untuk
perizinan; 9) Banyak yang tidak bankable,
memastikan serapannya. Langkah-langkah
meskipun feasible.
seperti menjadikan UMKM prioritas dalam
Guna melengkapi aneka kebijakan yang pengadaan barang/jasa dan optimalisasi peran
telah diluncurkan, diperlukan beberapa langkah platform belanja digital pemerintah/BUMN
cepat dan strategis guna mengatasi permasalahan (Laman UKM, Bela Pengadaan, Pasar Digital-PaDi
UMKM meliputi: UMKM) untuk menyerap produk UMKM dengan
melibatkan sebanyak mungkin BUMN perlu
1. Strategi Jangka Pendek diperluas dan ditingkatkan.
• Program perlindungan sosial • Pembentukan Satgas Permodalan
Ditinjau dari aspek kerentanan UMKM yang Penyerapan modal untuk UMKM selama ini
terdampak Covid-19 menunjukkan kemampuan belum maksimal karena terkendala administrasi
bertahan yang semakin kecil dan sangat rentan yang membuat pelaku UMKM enggan mengajukan
terutama usaha mikro dan kecil. Target penerima pinjaman. Seperti dikatakan Situmorang
manfaat bantuan sosial seperti PKH, Kartu (2020) pemerintah bisa membentuk Satgas
Sembako, Diskon Listrik, Bantuan Tunai, BLT Permodalan UMKM untuk membuat rumusan
Dana Desa dan Kartu Pra Kerja perlu diperluas penyaluran modal dengan syarat yang bisa
cakupan dan waktunya. dipenuhi seperti prospek, lama usaha dan jenis
usaha. Untuk menggerakkan UMKM sangat
• Insentif Perpajakan
mudah jika pemerintah memberi modal kerja
Pemberian insentif pajak berupa pengenaan dengan syarat yang mudah dan terjangkau.
tarif PPh nol % belum banyak dimanfaatkan Penanganan UMKM perlu menggunakan
UMKM. Hal ini disebabkan banyak UMKM yang manajemen krisis dengan memprioritaskan
tidak mendapatkan informasi. Diperlukan UMKM.
kebijakan untuk memberikan insentif ini
• Perluasan Program UMKM Go Digital
tanpa melalui prosedur, pencarian informasi
dan lainnya melainkan seluruh UMKM yang Pemerintah dapat memperluas program
memenuhi kriteria langsung mendapatkan UMKM Go Digital guna melibatkan lebih banyak
insentif. lagi UMKM yang memanfaatkan platform digital.
UMKM perlu mengenal digital marketing untuk
• BLT UMKM atau Banpres Produktif atau
melakukan strategi pemasaran dan promosi yang
Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM).
efisien.
Salah satu program pemerintah untuk
• Bantuan distribusi Logistik Produk
memastikan UMKM tetap berjalan di masa
UMKM
pandemi Covid-19 adalah BLT sebesar Rp 2,4
juta. Hambatan implementasi program ini Burhan (2020) menjelaskan pengguna
karena masih banyak pengusaha mikro yang jasa layanan antar makanan naik 30% di
belum terdaftar. Selain itu, pengusaha mikro masa pandemi. Pemerintah dapat melibatkan
belum terhubung ke lembaga perbankan. Hal BUMD, BUMN atau perusahan ekspedisi untuk
ini yang membuat pemerintah kesulitan untuk mengantarkan produk UMKM. Perusahaan
mendata peserta penerima BLT. Oleh karena tersebut perlu diberi insentif untuk mengurangi
itu, sistem database yang terpadu antar K/L biaya pengiriman.
yang membidani UMKM perlu dibangun untuk • Korporatisasi UMKM
memperoleh informasi secara efektif dan efisien. Pemerintah perlu mengimplementasikan
• Perluasan Pembiayaan investasi dan konsep korporatisasi UMKM agar kontribusi
modal kerja UMKM UMKM semakin luas. Konsep ini mengelompokkan
Program ini dilakukan untuk mendorong usaha kecil sejenis dalam satu koperasi, dan
perbankan agar memberi kredit lunak bagi selanjutnya koperasi-koperasi tersebut membuat
UMKM. Program ini diberikan kepada UMKM Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR) dalam bentuk
yang belum pernah mendapatkan pembiayaan Perseroan Terbatas. Jika konsep ini berhasil akan
dari perbankan dan lembaga keuangan baik memberikan kemudahan perbankan karena
UMKM yang bankable maupun unbankable mempunyai nasabah yang sizeable sehingga bisa
dengan target 23 juta UMKM. Target tersebut dikomparasikan dan mengangkat UMKM yang
berpotensi (Asikin, 2020).

Karta Raharja 2 (1) (2021): 45 - 57


54
• Peningkatan peran Asosiasi UMKM • Pemanfaatan platform Digital/Market
Asosiasi para pelaku UMKM seperti IPMI Place
Kadin, Apindo, dan Komunitas lainnya perlu Dalam jangka panjang, teknologi digital
berperan serta dalam sosialisasi kebijakan harus menjadi platform utama bisnis UMKM.
pemerintah, dan memberikan dorongan bagi Pakpahan (2020) menyebutkan pemanfaatan
semua stakeholder UMKM mengambil peran teknologi digital dalam proses produksi, promosi,
terbaik. menentukan pasar potensial. menjalankan
• Peningkatan fungsi Lembaga Layanan bisnis dan terhubung ke ekosistem digital untuk
Pemasaran Koperasi dan UKM (LLP- meningkatkan keberlanjutan usaha. Beberapa
KUKM) manfaat penggunaan teknologi digital adalah
peningkatan pendapatan hingga 80%, 1,5
LLP-KUKM mempunyai tugas pokok dan
kali lebih memungkinkan untuk memperluas
fungsi seperti pelaksana layanan informasi
kesempatan kerja, 17 kali lebih mungkin menjadi
pasar, promosi produk, sarana dan jaringan
lebih inovatif dan UMKM lebih kompetitif
pemasaran serta distribusi produk, konsultasi,
(Delloite, 2015).
inkubasi, dan peningkatan kemampuan
manajemen. Lembaga ini dapat meningkatkan • Pengembangan Model Bisnis UMKM
layanannya sebagai wadah klinik bagi Hadi (2020) menunjukkan penggunaan
UMKM dengan mengembangkan layanan Business Model Canvas dapat dipakai
konsultasi, seminar, coaching, pendampingan, untuk merumuskan strategi terbaik dalam
penguatan satgas dan sentra produksi dengan pengembangan UMKM sebagai percepatan
mendatangkan ahli dan orang-orang terbaik revitalisasi UMKM.
untuk melakukan pendampingan online atau • Peningkatan dan Pemanfaatan Program
tatap muka bergantung kebutuhan, baik dari Corporate Social Responsibility
segi manajemen, pemasaran, SDM, keuangan dan
Pemerintah dapat menggandeng usaha
produksi. Di masa pandemi Covid-19, LLP-KUKM
besar dan korporasi baik swasta maupun BUMN
dapat melakukan pembinaan UMKM dengan
untuk menyalurkan dana Corporate Social
merubah strategi bisnis dan mendorong inovasi
Responsibililty (CSR). Perusahaan-perusahaan
sesuai dengan kondisi.
tersebut dapat menjadikan UMKM mitra
• Penguatan sinergi dan kerjasama antar binaan dalam lini bisnisnya, sehingga secara
lembaga tidak langsung berdampak positif terhadap
Guna memberdayakan dan menguatkan keberlanjutan perusahaan itu sendiri sebagai
UMKM, perlu disusun kebijakan dan strategi pemberi CSR.
pemberdayaan yang menyeluruh dan terpadu
untuk memperkuat koordinasi lintas instansi.
Kebijakan pemberdayaan UMKM untuk
IV. KESIMPULAN
mendukung efektivitas program agar tidak Permasalahan mendasar yang dihadapi
tumpang tindih sehingga setiap instansi dapat UMKM akibat pandemi Covid-19 adalah
mengambil peran optimal sekaligus melakukan penurunan penjualan, kesulitan permodalan,
penguatan proses monitoring pelaksanaan hambatan distribusi produk, serta kesulitan
program pemberdayaan UMKM di masa pandemi bahan baku. Pemerintah telah mengeluarkan
Covid-19. stimulus fiskal dan moneter dalam rangka
membantu UMKM. Dukungan tambahan seperti:
• Pelaksanaan Protokol Kesehatan.
menjadikan UMKM sebagai prioritas dalam
UMKM harus menjalankan protokol perluasan program perlindungan sosial dan PEN,
kesehatan ketat dalam menjalankan aktivitasnya. percepatan akses UMKM terhadap dana tunai
Pakpahan (2020) memberikan saran untuk dan keuangan jangka pendek serta dukungan
menjadikan protokol kesehatan yang ketat pemerintah untuk pengembangan saluran dan
sebagai sarat pemberian izin operasi bagi UMKM penyelarasan program antar instansi diperlukan
untuk meminimalkan penyebarluasan Covid-19. guna mendukung ketahanan dan reaktivasi
2. Strategi Jangka Panjang UMKM.
• Penyusunan Road Map Pengembangan Bagi pelaku UMKM penting untuk tetap
UMKM fokus dan menjalankan protokol kesehatan.
Pemerintah perlu membuat peta jalan UMKM juga perlu menyusun model bisnis canvas
pengembangan UMKM untuk menghadapi di masa pandemi melalui beberapa langkah
pandemi Covid-19. Masing-masing perangkat strategi seperti 1) menentukan dan memperluas
daerah yang terkait dengan pengembangan mitra utama untuk diversifikasi usaha dengan
UMKM melakukan langkah koordinatif dan meningkatkan Competition, menciptakan cross-
duduk bersama untuk membuat program secara promotion/selling serta berkolaborasi dengan
terpadu dan tidak tumpang tindih. UMKM lain dalam menciptakan produk baru. 2)

Peran Pemerintah Daerah Dalam Mengembangkan Umkm Yang Terdampak


Covid-19
55
Nungky Wanodyatama Islami, Fajar Supanto dan Arisanto Soeroyo
menyesuaikan aktivitas utama baik menambah success-report-bahasa-noexp.pdf
produk baru atau berpindah haluan ke aktivitas Eurostat. (2020). Eurostat new release. Retrieved
usaha sesuai kebutuhan saat ini. 3) menciptakan from https://ec.europa.eu/eurostat/
nilai pembeda dengan usaha lainnya melaui documents/2995521/11529239/4-
inovasi dan kreativitas. 4) menciptakan pola 19112020-AP-EN.pdf/eff0563b-91b4-
hubungan baru dengan pelanggan melalui 4b30-051c-e494cb46d7cd
penyertaan produk pendamping atau membuat
Febrantara. D. (2020). Bagaimana Penanganan
promo donasi. 5) Menyusun Segmenting,
UKM di Berbagai Negara Saat Ada
Targeting dan Positioning (STP) sesuai kondisi
Pandemi Covid-19? DDTC Fiscal Research.
saat ini. 6) memaksimalkan platform digital
Retrieved from https://drive.google.
sebagai cara mengelola bisnis dan berkomunikasi
com/drive/folders/1MY31IOC3gWq-
dengan pelanggan. 7) merubah struktur biaya
EgzNkuJzqJnB9PV6qA2D
dan aliran pendapatan dengan mengubah
strategi margin, fokus pada cash flow yang sehat, Fizriyani, W. (2020). Bupati: Kabupaten Malang
memangkas anggaran tidak penting, membuat Berpotensi Jadi Penggerak UMKM https://
strategi harga bundling dan fleksibel. republika.co.id/berita/qenc80380/bupati-
kabupaten-malang-berpotensi-jadi-penggerak-
umkm
V. UCAPAN TERIMA KASIH Hadi. S. (2020). Revitalization Strategy for Small
Terima kasih kepada Dinas Koperasi and Medium Enterprises after Corona Virus
dan Usaha Mikro, Dinas Perindustrian dan Disease Pandemi (Covid-19) in Yogyakarta.
Perdagangan serta para pelaku UMKM di Journal Of Xi’an University Of Architecture &
Kabupaten Malang yang dengan sukarela Technology.Vol 12 No 4, 4068-4075
memberikan informasi dan data serta masukan
Hair, J.F., Hult, G.T.M., Ringle, C.M. and Sarstedt,
sehingga penelitian ini dapat diselesaikan
M. (2017). A Primer on Partial Least Squares
dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi
Structural Equation Modelling (PLS-SEM),
UMKM dan pengambil kebijakan.
2nd ed., SAGE Publications, Thousand Oaks,
California
VI. DAFTAR PUSTAKA Hardilawati, W. L. (2019). Model Pemasaran
Arifin, D. (2020). Jaringan Pengaman Sosial Hubungan Pelanggan, Inovasi Dan
Kurangi Dampak Ekonomi Masyarakat E-Commerce Dalam Meningkatkan Kinerja
di Tengah Pandemi COVID-19. Retrieved Pemasaran UKM Di Pekanbaru. Jurnal
from https://bnpb.go.id/berita/jaring- Akuntansi Dan Ekonomika, 9(2), 213–222
p e n g a m a n - s o s i a l - k u r a n g i - d a m p a k- Hendrawan, A., Sucahyowati, H., Cahyandi,
ekonomi-masyarakatdi-tengah-pandemi- K., Indriyani, & Rayendra, A. (2019).
Covid-19 Pengaruh Marketing Digital Terhadap
Asikin, M. N. (2020). BRI Tegaskan Komitmen Kinerja Penjualan Produk UMKM Asti Gauri
Penyelamatan UMKM di Masa Pandemi. di Kecamatan Bantasari Cilacap. Jurnal
Retrieved from https://today.line.me/id/ Administrasi Dan Kesekretarisan, 4(1), 53–
v2/article/BRI+Tegaskan+Komitmen+Pe 60.
nyelamatan+UMKM+di+Masa+Pandemi- ILO. (2020). Ketahanan hidup perusahaan hampir
Qe06aj habis, pekerjaan semakin terancam Temuan-
BPS, (2020). Berita Resmi Statistik. Badan Pusat temuan utama survei usaha terdampak
Statistik, Jakarta - Indonesia. COVID-19 dari program ILO SCORE
BPS, (2020a). Analisis Hasil Survey Dampak Indonesia. Retrieved from https://www.
Covid-19 terhadap Pelaku Usaha. Badan ilo.org/jakarta/whatwedo/publications/
Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia. WCMS_745054/lang--en/index.htm
Burhan. F. (2020). Bisnis Anjlok Akibat Pandemi Kemenkes. (2020). Surat Edaran No. HK.02.01/
Corona. UMKM Bisa Ubah Strategi Usaha. MENKES/335/2020 tentang Protokol
Retrieved from https://katadata.co.id/ Pencegahan Penularan COVID-19 di Tempat
berita/2020/04/15/bisnis-anjlok-akibat- Kerja Sektor Jasa dan Perdagangan (Area
pandemi-corona-umkm-bisa-ubah- Publik) dalam Mendukung Keberlangsungan
strategi-usaha Usaha. Jakarta
Delloite. (2015). UKM Pemicu kemajuan Indonesia Kementerian Koperasi dan UKM (2020). Rencana
: Instrumen pertumbuhan bangsa [Online]. strategis kementerian koperasi dan usaha
Retrieved from http://www2.deloitte.com/ kecil dan menengah tahun 2020 - 2024.
content/dam/Deloitte/id/Documents/ Kotler, P. dan Amstrong, G. (2012). Principles of
finance/id-fas-sme-powering-indonesia- Marketing (15th ed.). Pearson Education

Karta Raharja 2 (1) (2021): 45 - 57


56
Limited. PWS. (2020). UK economic update Covid-19.
Kraus, S., Clauss, T., Breier, M., Gast, J., Zardini, Retrived from https://www.pwc.co.uk/
A., & Tiberius, V. (2020). The economics of premium/covid-19/uk-economic-update-
COVID-19 : initial empirical evidence on covid-19.pdf.
how family firms in five European countries Rapaccini, M., Saccani, N., Kowalkowski, C., Paiola,
cope with the corona crisis. International M., & Adrodegari, F. (2020). Navigating
Journal of Entrepreneurial Behavior & disruptive crises through service-led
Research, 26(5), 1067–1092. growth : The impact of COVID-19 on Italian
Maftuchan. A. (2020). Policy Brief 21-Program manufacturing firms. Industrial Marketing
Tunai di Era COVID-19: Bantuan Tunai Management, 88(May), 225–237.
Korona atau Jaminan Penghasilan Semesta. Sekaran, U. and Bougie, R. (2013). Research
Retrieved from http://theprakarsa.org/ Methods for Business: A Skill-Building
policy-brief-21-program-tunai-di-era- Approach, 6th ed., John Wiley & Sons, West
covid-19-bantuan-tunai-korona-atau- Sussex.
jaminan-penghasilan-semesta/ Setiawan. (2020). Sebanyak 37.000 UMKM
OECD (2020). Coronavirus ( COVID-19 ): SME Terdampak Virus Corona. Retrieved
Policy Responses. from https://money.kompas.com/
Pakpahan, A. K. (2020). COVID-19 dan Implikasi read/2020/04/17/051200426/sebanyak-
Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. 37.000-umkm-terdampak-virus-corona
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional, Setiawan. D. (2020a). DJP: Insentif Pajak
20(April). Ditanggung Pemerintah Belum Banyak
Papadopoulos, T., Baltas, K. N., & Balta, M. E. Dipakai UMKM. DDTC News. Retrieved from
(2020). The use of digital technologies https://news.ddtc.co.id/djp-insentif-pajak-
by small and medium enterprises during ditanggung-pemerintah-belum-banyak-
COVID-19 : Implications for theory dipakai-umkm-21190?page_y=0
and practice. International Journal of Setiawan. (2020b). Jokowi Minta 23 Juta UMKM
Information Management, 55(Desember), Diberi Bantuan Pembiayaan Modal Kerja.
1–4. Retrieved from https://bisnis.tempo.co/
Prabowo, W. A. (2018). Pengaruh Digital read/1336881/jokowi-minta-23-juta-
Marketing terhadap Organizational umkm-diberi-bantuan-pembiayaan-modal-
Performance Dengan intellectual Capital kerja/full&view=ok
Dan Perceived Quality sebagai Variabel Setyorini, D., Nurhayati, E., & Rosmita. (2019).
Intervening Pada Industri Hotel Bintang Pengaruh Transaksi Online (e-Commerce)
Tiga Di Jawa Timur. Jurnal Manajemen Terhadap Peningkatan Laba UMKM (Studi
Pemasaran, 12(2), 101–112. Kasus UMKM Pengolahan Besi Ciampea
Prasetyo. A.. & Huda. M. (2019). Analisis Peranan Bogor Jawa Barat). Jurnal Mitra Manajemen,
Usaha Kecil dan Menengah Terhadap 3(5), 501–509.
Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Situmorang, A. P. (2020). Pengusaha Minta
Kebumen. Fokus Bisnis: Media Pengkajian Pemerintah Bentuk Satgas Permodalan
Manajemen dan Akuntansi. 18(1). 26-35 UMKM Retrieved from https://www.
Putra, D. A. (2020). Pulihkan Ekonomi, Pemerintah merdeka.com/uang/pengusaha-minta-
Terus Berupaya Bangkitkan Sektor UMKM. pemerintah-bentuk-satgas-permodalan-
Retrieved from https://www.merdeka. umkm.html
com/uang/pulihkan-ekonomi-pemerintah-
terus-berupaya-bangkitkan-sektor-umkm.
html

Peran Pemerintah Daerah Dalam Mengembangkan Umkm Yang Terdampak


Covid-19
57
Nungky Wanodyatama Islami, Fajar Supanto dan Arisanto Soeroyo

Anda mungkin juga menyukai