KARTA RAHARDJA
http://ejurnal.malangkab.go.id/index.php/kr
2
Universitas Merdeka Malang
Jl Terusan Dieng 62-64 Kota Malang
Abstrak
Pandemi Covid-19 memberikan dampak negatif bagi UMKM dan menuntut UMKM menyusun ulang
strategi bisnisnya untuk mengakomodasi efek pandemi. Kajian ini mengidentifikasi permasalahan, dampak
pandemi, upaya penyelamatan dan strategi pemulihan kinerja yang dilakukan UMKM, mengidentfikasi
efektivitas dukungan kebijakan pemerintah serta merumuskan strategi kebijakan pemerintah daerah
yang tepat dalam penyelamatan UMKM terdampak pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dan desain analisis deskriptif. Populasi penelitian ini adalah UMKM di Kabupaten
Malang dan pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan mengirim link
survei kepada jaringan asosiasi, gabungan, himpunan, perkumpulan, paguyuban, dan bentuk persatuan
pelaku usaha lainnya. Pada akhir periode pengumpulan data, 130 respon diterima dan selanjutnya
dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan
yang dihadapi UMKM seperti penurunan penjualan, masalah permodalan, distribusi yang terhambat,
kesulitan bahan baku dan masalah produksi. Pemerintah telah mengeluarkan sejumlah kebijakan dalam
rangka memperdayakan UMKM dalam situasi pandemi Covid-19. Pemerintah Kabupaten Malang juga
meluncurkan berbagai kebijakan antara lain: Bantuan sarana prasarana (sarana produksi); expo produk;
pelatihan; fasilitasi promosi produk UMKM; program inkubator kecil; temu usaha; meningkatkan peran
PLUT dengan memberikan layanan online; Pelaksanaan bimbingan teknis untuk peningkatan SDM UMKM;
meningkatkan akses UMKM ke pembiayaan KUR dan membuka kembali tempat wisata. Untuk mendukung
kebijakan pemerintah, beberapa strategi jangka pendek yang perlu dilakukan adalah dengan perluasan
stimulus fiskal dan non fiskal/keuangan serta pengembangan UMKM melalui penerapan memberi peluang
dan dorongan layanan digital sebagai pendukung UMKM, penyederhanaan proses administrasi melalui
pembentukan satgas permodalan, bantuan distribusi logistik, korporatisasi UMKM, sosialisasi asosiasi
pelaku usaha, upaya mendorong perubahan strategi bisnis dan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Strategi jangka panjang yang dirumuskan berkaitan dengan upaya menyiapkan peta jalan pengembangan
UMKM, membangun teknologi digital sebagai platform bisnis UMKM, pengembangan model bisnis UMKM
yang modern dengan model bisnis canvas, serta mendorong kolaborasi pemerintah dengan korporasi
dalam memberdayakan UMKM melalui program CSR.
Keyword: Perluasan Stimulus, Road Map UMKM, Platform digital, Model Bisnis Canvas
* Korespondensi Penulis © 2021 Nungky Wanodyatama Islami, Fajar Supanto dan Arisanto Soeroyo
Telepon : +62 857-4636-7355 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-
Surel : nungky.islami@gmail.com NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional. 45
I. PENDAHULUAN pandemi Covid-19. Pertama, Bantuan Langsung
Tunai (BLT), Kartu Prakerja untuk UMKM yang
Kekhawatiran timbulnya krisis ekonomi
masuk kategori rentan dan miskin. Kedua,
karena pelemahan ekonomi global akibat imbas
memberikan insentif perpajakan bagi UMKM
pandemi Covid-19 memberikan ancaman
yang omzetnya kurang dari Rp 4,8 miliar per
besar bagi keberlangsungan ekonomi. Para
tahun. Ketiga, memberikan relaksasi dan
ahli membahas tentang ancaman “guncangan
restrukturisasi kredit UMKM seperti penundaan
masyarakat global” karena tidak hanya terkait
angsuran dan subsidi bunga penerima KUR,
dengan tantangan pasokan modal, tetapi
kredit ultra mikro, dan lainnya. Keempat,
juga rantai pasokan dan gangguan upstream-
stimulus bantuan modal kerja darurat bagi 23 juta
downstream (Papadopoulos et al., 2020). Laporan
UMKM, dan kelima, menjadikan Kementerian/
dampak pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa
Lembaga/BUMN dan pemda sebagai penopang
di Zona Euro PDB turun 3,8% dan Uni Eropa
ekosistem usaha UMKM.
turun 3.5% pada kuartal pertama (Eurostat,
2020). PDB AS menyusut pada kuartal kedua Bagi Kabupaten Malang, itikad baik dan
sebesar 25,6% (PWS, 2020). Di Indonesia kerja keras pemerintah dalam membantu UMKM
pertumbuhan Triwulan II-2020 terkontraksi keluar dari dampak pandemi dengan berbagai
5,32% (BPS, 2020). kebijakan tersebut sangat diperlukan bagi
UMKM yang pada tahun 2017 menyumbang Rp
Kementerian Keuangan menguraikan empat
49 triliun (lebih dari 50%) dari PDRB sebesar
sektor yang terpuruk akibat pandemi Covid-19
Rp 82 triliun. Hasil Sensus Ekonomi (Susenas)
yaitu sektor rumah tangga, sektor keuangan,
2016 dan Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS)
sektor korporasi, dan sektor usaha mikro dan
2018, menunjukkan bahwa jumlah UMKM di
kecil menengah (UMKM). Dari ke empat sektor
Kabupaten Malang sebanyak 600.054 UMKM dan
tersebut, sektor UMKM merupakan sektor
menyerap tenaga kerja sebanyak 646.448 tenaga
yang paling terdampak (OECD, 2020). Pandemi
kerja.
Covid-19 memberikan dampak pada sektor
ekonomi dan bisnis, serta menghancurkan aspek Di masa pandemi Covid-19, jumlah UMKM
penting dari perekonomian yaitu supply dan Kabupaten Malang per 31 Juli 2020 berkurang
demand. menjadi 425 ribu. Penurunan jumlah UMKM ini
memberikan dampak besar bagi perekonomian
Dari sisi demand, kebijakan pembatasan
masyarakat terutama di desa (Fizriyani, 2020).
interaksi fisik berdampak pada kecenderungan
Hasil kajian Dinas Koperasi dan Usaha Mikro
masyarakat meminimalkan kegiatan outdoor dan
Kabupaten Malang terhadap 686 UMKM
interaksi langsung yang menyebabkan
selama pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa
masyarakat membuat pilihan untuk tetap di
permasalahan mendasar yang dialami UMKM
rumah. Kondisi ini membawa pengaruh pada
di Kabupaten Malang akibat pandemi Covid-19
penurunan penjualan sehingga menurunkan
adalah: Penjualan turun (44%); permodalan
pendapatan UMKM. Penurunan permintaan
(27%); distribusi terhambat (12%); kesulitan
membuat UMKM tidak dapat meningkatkan laba,
bahan baku (9%) dan mengalami masalah
sehingga menurunkan likuiditas. Dari sisi supply,
produksi (8%) penurunan omzet penjualan
banyak UMKM mengurangi aktivitasnya karena
UMKM mencapai 77,6%, penurunan aset
kebijakan pembatasan interaksi sosial. Kondisi
mencapai 42,7% dan pengurangan tenaga kerja
ini mendorong UMKM menurunkan produksinya
mencapai 46,1% (Dinkop-Usaha Mikro Kab.
akibat penurunan permintaan dan modal yang
Malang, 2020).
didapatkan. Distribusi barang juga terhambat.
Penurunan produktivitas ini lambat laun Dampak negatif Covid-19 menuntut
menyebabkan keterpurukan ekonomi. UMKM menyusun ulang strategi bisnisnya
untuk mengakomodasi efek pandemi (Kraus
Data Kementerian Koperasi dan UKM
et al., 2020; Rapaccini et al., 2020). Pemerintah
menunjukkan 98% usaha mikro atau sekitar
sudah seharusnya berperan menjaga UMKM
63 juta, 783 ribu usaha kecil, 60 ribuan usaha
dari keterpurukan yang semakin dalam,
menengah dan 5 ribuan usaha besar terkena
dengan membuat kebijakan agar UMKM dapat
dampak pandemi Covid-19 sehingga penjualan
mempertahankan kelangsungan hidup dan
turun dan pasokan bahan baku terganggu
menghindari terjadinya PHK dalam usahanya.
(Putra, 2020). Bahkan, catatan Organization
Saatnya UMKM mendapatkan prioritas
for Economic Co-Operation and Development
penanganan karena menjadi penopang
(OECD) menunjukkan hampir separuh UMKM di
perekonomian nasional dan berperan penting
Indonesia akan mengalami kebangkrutan pada
memperluas serapan tenaga kerja. Bantuan yang
Desember 2020 (OECD, 2020).
diberikan terhadap UMKM juga akan mendorong
Pemerintahpun telah mengeluarkan lima perbaikan ekonomi nasional dan pengurangan
skema untuk membantu UMKM dari terpaan pengangguran.
Jenis produk yang dijual kebanyakan Gambar 4. Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Omzet
Penjualan UMKM
produk massa dan pesanan dan sebaran asal
responden terbanyak berasal dari Singosari, Penurunan permintaan pasar berdampak
Kepanjen dan Karangploso. Dari total responden pada penurunan omzet penjualan membawa
UMKM, sebagian besar termasuk usaha mikro implikasi pada pendapatan UMKM. Sekitar
dan bidang usaha terbanyak berasal dari industri 92% UMKM pendapatannya berkurang. 38%
pangan dan kuliner, fashion/konveksi dan berkurang 41-60% dan 27% 61-80%, bahkan
perdagangan. 5% mengalami penurunan tajam 81-100%.
B. Permasalahan UMKM di Masa Pandemi
Covid-19
Berbagai dampak pandemi Covid-19 seperti Gambar 10. Upaya UMKM Mengatasi Dampak Pandemi
penurunan produksi, omzet penjualan dan Covid-19
pendapatan tidak serta merta membuat UMKM Pandemi Covid-19 telah menggeser dan
melakukan PHK. 36,9% UMKM tidak melakukan merubah pola transaksi. Di masa sebelum
apapun terhadap tenaga kerjanya. Namun pandemi, meskipun ada penjualan online, namun
sebagian besar UMKM melakukan beberapa masih banyak yang membeli produk langsung
hal terkait dengan tenaga kerja yang mereka ke toko atau pusat perbelanjaan. Saat pandemi
pekerjakan antara lain: 32,3% memberhentikan Covid-19, adanya pembatasan dan peraturan
sementara, 24,6% mengurangi jam kerja, pemerintah agar tidak keluar rumah, mendorong
17,7% merumahkan tanpa dibayar dan 5,4% konsumen untuk tidak berlama-lama di luar
meningkatkan jam kerja. rumah.
Gambar 18. Jumlah UMKM Penerima Manfaat kebijakan Gambar 21. Jumlah UMKM Penerima Manfaat Keringanan
Relaksasi/penundaan pembayaran pinjaman Tagihan Listrik dan Dampaknya dalam
(cicilan dan bunga) dan Dampaknya dalam
Pengembangan Usaha di Masa Pandemi Pengembangan Usaha di Masa Pandemi
Covid-19 Covid-19