BAB I
PENDAHULUAN
Sebuah organisasi pasti mempunyai anggota dan tujuan dari organisasi tersebut.
Sebuah organisasi tidak mungkin berdiri tanpa adanya anggota. Setiap anggota dari
sebuah perusahaan mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Misalnya saja,
sebuah perusahaan di industri makanan, Catering Lutip. Perusahaan ini, mempunyai
direktur, sales, koki, dan lainnya. Tugas dan tanggung jawab mereka tidak bisa
disamakan antara satu dengan yang lain. Karena itu pula, dibutuhkan kerja sama semua
pihak untuk membuat Catering tersebut berjalan dengan lancar.
Namun, sering kali terdapat suatu masalah dari dalam organisasi tersebut.
Misalnya saja, sang Direktur membuat sebuah kontrak dengan sebuah hotel untuk
mensuplai makanan di restoran tersebut. Sehingga Catering tersebut mendapat
pekerjaan, yaitu mamasak makanan untuk restoran tersebut. Akan tetapi karena
koordinasi dengan koki dan para office boy nya kurang, bisa saja pengiriman makanan
telat, dan hal ini akan menjadi masalah yang cukup serius yang dapat merugikan kedua
belah pihak.
A. Gambar di bawah ini adalah susunan bagan organisasi pengolahan kelapa sawit
(PKS) PT. Fajar Baizury & Brothers Nagan Raya
MILL MANAGER
HAYATULLAH A.Md
ASKEP
SAIFUL AMRI
3. Maintenance/Pemeliharaan
Adapun tugas asisten maintenance pabrik yaitu:
a. Mengendalikan Penggunaan Biaya Teknik Pabrik.
b. Mengelola Bengkel Pabrik.
c. Menyusun rencana kerja dan anggota bidang teknik di unit pabrik.
d. Membuat rencana kerja peralatan instalasi pabrik.
e. Mengendalikan penggunaan biaya teknik pabrik dan lain-lain.
A. Timbangan
Proses pengolahan dimulai dari penimbangan buah, yang bertujuan untuk
mengetahui jumlah TBS yang akan diolah, mengetahui rendemen minyak dan inti
serat berat tandan rata-rata. Dari penimbangan juga dapat diketahui berapa besar
jumlah produksi TBS yang dicapai setiap Afdeling.
Jenis timbangan yang digunakan adalah merek Avery Weigh-Indodacin
buatan China yang Berkapasitas 60.0000 kg (60 ton) dan merk MUGI buatan
USA 40.000 kg (40 Ton) dengan menggunakan sistem komputer.
Berat TBS yang akan diolah dapat diketahui melalui perhitungan berat bruto
(berat kotor = berat truk + TBS) dikurangi berat tarra (berat truk kosong), maka
didapatkan hasil netto (berat bersih / berat TBS). Selain untuk mengetahui berat
TBS, penimbangan juga untuk mengetahui produksi perkebunan, pembayaran
upah dan perhitungan rendemen minyak sawit.
B. Pemindahan Buah
TBS yang telah ditimbang pada jembatan timbang kemudian dibawa ke
stasiun penerimaan buah untuk disortasi. Sortasi dilakukan untuk mengetahui
mutu TBS yang masuk dengan cara menghitung jumlah fraksi yang telah
ditentukan yaitu fraksi 0, I, II, III, IV dan V serta untuk mengetahui tingkat
kematangan buah. Sortasi buah dilakukan untuk mengontrol, mengawasi dan
memeriksa TBS yang diterima oleh pabrik.Dari sortasi yang dilakukan rata –
rata fraksi yang paling banyak adalah fraksi 3, 4 dan fraksi 5 (lewat matang
akibat terjadinya penimbuanan buah).
Setelah dilakukan sortasi kemudian buah dimasukkan ke dalam loading
ramp untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam lori. Loading ramp adalah tempat
penimbunan sementara dan tempat pemindahan TBS ke lori.
7
untuk mempermudah pemisahan antara daging dan biji, dan untuk mematikan
aktifitas enzim. pada PT. Fajar Baizury & Brothers memakai tiga puncak/triple peak.
yaitu puncak pertama tekanannya 0-1,7 kg/cm²,pada puncak kedua 0-2,3 kg/cm², dan
pada puncak ketiga 0-3,2 kg/cm². Dengan suhu 110°C - 140℃ , dan waktu yang di
gunakan selama proses 90-110 menit.
Proses sterilizer dimulai dari loading ramp lalu masukkan buah ke dalam lori,
dalam satu lori dapat menampung 5-5,5 ton buah kelapa sawit. Sebelum sampai di
pintu masuk dorong trolli brige ke arah pintu masuk sterilizer Kemudian lori ditarik
menggunakan capstand, lalu tutup pintu kanan dan kiri. Dalam satu unit sterilizer
dapat menampung 7 lori.
Adapun proses perebusan bertujuan antara lain untuk:
Perebusan buah dapat menyebabkan penurunan kadar air buah dan inti,
yaitu dengan penguapan yang baik pada saat perebusan maupun sebelum
pemipilan. Penurunan kandungan air buah menyebabkan penyusupan buah
sehingga terbentuk rongga-rongga kosong pada daging buah
yang ,mempermudah proses pengepresan.
1.Pelumatan (Digester)
Tujuan pelumatan adalah agar daging buah terlepas dari biji dan
menghancurkan sel-sel yang mengandung minyak, sehingga minyak ini dapat
diperas pada proses pengempaan. Pelumatan dilakukan dalam digester yang
berbentuk silinder. Di dalam digester dipasang pengaduk yang berputar pada
sumbunya sehingga diharapkan sebagian besar daging buah terlepas dari bijinya
dan suhu yang di butuhkan pada digester yaitu 90°C.
Pada pengadukan dilakukan pemanasan untuk memudahkan pelumatan buah
dengan menggunakan air panas bersuhu sekitar 90°C - 95°C. Hal-hal yang akan
diperhatikan selama proses pelumatan adalah sebagai berikut:
a. Ketel pelumatan harus selalu penuh, agar tekanan yang ditimbulkan dapat
mempertinggi gaya gesekan untuk memperoleh hasil yang sempurna.
b. Minyak terbentuk pada proses pelumatan harus dikeluarkan, karena bila
minyak dan air terbentuk tidak dikeluarkan maka akan dapat bertindak sebagai
bahan pelumas sehingga gesekan akan berkurang.
1. Pengempaan
Setelah keluar dari tempat pelumatan massa yang keluar dari digester
diperas dalam screw press dengan tekanan 60 – 65 bar dengan mengunakan air
panas bersuhu antara 85°C – 90°C.
Buah sawit yang masuk dalam kempa ulir bertujuan untuk memeras daging
buah sehingga dihasilkan minyak kasar. Tekanan kempa diatur oleh konis yang
berada pada bagian ujung pengempaan dan digerakan maju-mundur secara
hidrolisis. Pada proses pengempaan dilakukan penyemprotan dengan air panas
agar minyak panas yang keluar tidak terlalu kental (penurunan viskositas)
sehingga pori-pori silinder tidak tersumbat. Penyemprotan air dilakukan dengan
satu pipa berlubang yang dipasang pada screw press.
11
Tekanan kempa sangat berpengaruh pada proses ini, karena tekanan kempa
terlalu tinggi dapat menyebabkan inti pecah, kerugian inti bertambah dan terjadi
keausan pada material screw press, sebaliknya jika tekanan kempa terlalu rendah
akan mengakibatkan kerugian minyak pada ampas press dan biji akan bertambah.
Hasil pengepressan adalah minyak kasar yang keluar dari pori-pori silinder,
melalui Oil Gutter akan menuju ke Desanding Device untuk pengendapan. Hasil
lain adalah Cake (terdiri dari biji, serat dan ampas), jatuh ke Cake Breaker
Conveyor.
Minyak yang keluar dari screw press merupakan minyak kasar sehingga
diperlukan pemurnian. Minyak dari screw press terdiri dari minyak, padatan
bukan minyak yang terdiri dari partikel – partikel cangkang (NOS =Non Oil
Solid) dan serabut serta 40 – 50 % air.
Dalam minyak kasar itu terdapat fase yang sulit dipisahkan, dengan satu
cara,maka dilakukan pemisahan dari fase minyak tersebut, yaitu fase NOS dan
fase air yang diakukan dengan beberapa tahapan selanjutnya.
kembali di pecahkan di ripple mill, sedangkan kernel masuk kedalam pneumetik fan
untuk di tranfer menuju kernel silo.
Untuk fase yang berat (pecahan kernel besar, pecahan nut besar, pecahan
cangkang besar) masuk kedalam separating coulumb 2, lalu pecahan cangkang yang
besar di hisap menggunakan fan masuk ke dalam LTDS 2, Sementara karnel yang
tidak terhisaf masuk kedalam hydro cyclone disini terjadi pemisahan berdasarkan
berat jenis, untuk kernel terapung di atas dan di pompa menuju grate kernel dan
dibawa menggunakan conveyor menuju kernel silo.
sedangkan cangkang dan kernel yang berat akan tenggelam dan di hisap
menggunakan pompa menuju grate cangkang lalu dibawa menggunakan conveyor
menuju clay untuk kembali menggambil kernel yang masih terkandung di dalamnya.
Cangkang yang masih mengandung kernel masuk kedalam bak atau kolam yang di
dalamnya telah di tambahkan bahan kimia berupa kalsium karbonat(CaCO3).
Disini juga terjadi pemisahan berdasarkan berat jenis untuk kernel akan
mengapung di atas dan di pompa menuju vibrating untuk di saring di vibrating
kernel. Lalu karnel yang telah di saring di hisap dan di tranfer menuju kernel silo
dengan bantuan peneumatik transport. Sementara cangkang yang tenggelam di
pompa menuju vibrating sell dan di buang ke penampungan cangkang akhir.
Di dalam kernel silo terjadi pemanasan dengan suhu 60ºC - 70ºC dengan tujuan
untuk mengurangi kadar air sampai 6-7% di dalam kernel silo kernel terjadi
pemanasan selama lebih kurang 8 jam, setelah itu kernel di tranfer menuju
penampungan akhir yaitu silo bin dengan fan transfer kernel. Kernel yang telah di
tampung di penampungan akhir siap untuk di pasarkan.
mentah(crude oil) ke dalam continus settiling tank 1. Didalam continus settiling tank
1. di lakukan pemanasan dan pengadukan agitator dengan tujuan untuk memisahkan
minyak dengan lumpur pada suhu kisaran antara 90ºC samapai dengan 94ºC.
Setelah terjadi pemisahan antara lumpur dan minyak mentah (crude oil), untuk
minyak mentah (crude oil) langsung dialirkan menuju oil tank. Sementara lumpur di
alirkan menuju sladge tank, lumpur yang terdapat dalam sladge tank di pompakan
menggunakan pompa precleiner untuk dilakukan pemisahan pasir yang terkandung
dalam lumpur dengan menghembuskan angin yang di hasilkan dari kompresor yang
terdapat dalam proses precleiner.
Lumpur yang sudah terpisah dari kandungan pasir lalu di alirkan dengan
bantuan pompa untuk masuk kedalam sludge balance tank. Selanjutnya lumpur
masuk kedalam mesin decanter untuk memisahkan antara lumpur (solid), air (heavy
phase),dan minyak (light phase). Untuk lumpur (solid) masuk kedalam solid bin
dibawa dengan bantuan solid conveyor, sementara air di tampung didalam bak
dekanting, dan minyak di tampung didalam bak atau kolam reclimed.
Minyak yang tertampung dalam reclimed kembali dipompakan menuju oil tank
dengan bantuan pompa reclimed. Minyak yang masuk kedalam oil tank di pompakan
menuju oil perifaer untuk penyaringan lumpur yang masih terkandung di dalamnya.
Oil perifaer ini bekerja dengan cara sentrifugal, dimana terjadi pemisahan antara
minyak, air, dan lumpur. Untuk lumpur dan air di keluarkan dengan bantuan
compresor yang di injeksikan di dalam oil perifaer dan di tampung di dalam bak
dekanting.
Selanjutnya minyak yang sudah bersih di pompakan flout tank, lalu di hisab
menggunakan vacum pump yang bertujuan untuk mengurangi kadar air yang masih
terkandung di dalam minyak, dengan tekanan -0,7 dan temperatur 80ºC. Lalu
minyak di alirkan menggunakan oil transfer pump kedalam oil storage tank.
menghilangkan pengotor atau impurities yang terdapat dalam air sehingga air dapat
memenuhi syarat-syarat mutu air yang diperlukan dalam penggunaannya. Air baku
yang digunakan di PKS diperoleh dari pengolahan air sungai.
Adapun jenis pengotor atau impurities yang terdapat dalam air berupa padatan
tersuspensi (lumpur), padatan yang tidak larut (pasir,sampah), gas-gas terlarut (O 2,
CO2 dan H2S), mikroorganisme (bakteri) dan garam-garam yang terionisasi.
Pada dasarnya proses water treatment untuk keperluan pabrik kelapa sawit
dipisahkan menjadi external treatnment dan internal treatment. External treatment
terdiri dari proses penjernihan, proses penyaringan dan demineralisasi. Sedangkan
proses internal treatment terdiri dari aerasi dan penambahan bahan-bahan kimia
lainnya.
Proses pengolahan dimulai dari pemompaan air baku dari sungai yang kemudian
dialirkan ke kolam sedimentasi atau ke klarifier tank, namun sebelumnya di
injeksikan bahan kimia berupa Al2(SO4)3 (Alum) dan Na2CO3 (Soda Ash) oleh
17
A. EKSTERNAL TREATMENT
Eksternal treatment adalah proses menghilangkan kesadahan dan partikel-
partikel asing dalam air. Pengendalian mutu air tergantung pada tujuan penggunaan
air. Umumnya air diproses untuk keperluan dengan persyaratan tertentu:
1. Air pengolahan, yang memerlukan air bebas dari logam-logam katalisator
perusak minyak sawit, dan dapat menurunkan mutu minyak sawit seperti
suspensi koloid.
2. Umpan Boiler, yang memerlukan mutu khusus bebas dari logam alkali tanah
yang dapat menyebabkan pembentukan kerak pada boiler. Oleh karena itu perlu
dikontrol dengan baik kesadahan air yang keluar dari anion exchanger. Bebas
dari logam oksidator penyebab korosi dan bebas dari lumpur yang dapat
merangsang pembentukan kerak serta dapat mengurangi perpindahan panas.
3. Air rumah tangga memerlukan kesadahan rendah, warna bening, bebas dari bau,
dan memenuhi persyaratan air minum.
Metode pengolahan air di PT. Fajar Baizury & Brothers ada dua jenis yaitu:
a. Penjernihan (clarification)
Proses penjernihan merupakan proses pengendapan kotoran atau lumpur
yang tersuspensi atau melayang di dalam air dengan bantuan penambahan bahan
kimia. Proses penjernihan air dapat dibagi atas tiga langkah proses:
18
1. Koagulasi 3. Sendimentasi
2. Flokulasi
b. Penyaringan (Filtrasi)
Penyaringan merupakan tahap akhir dari proses penjernihan air, alat yang
digunakan berupa sand filter. Adapun beberapa peralatan pendukung yang
terdapat pada water treatment plant adalah sebagai berikut:
1. Raw Water Pump
Raw water pump berfungsi untuk memompakan air bahan baku dari
waduk ke clarifier tank.
2. Clarifier Tank
Clarifier berfungsi untuk memisahkan partikel-partikel berat seperti
pasir, tanah dan lumpur dari air baku. Prinsip kerja dari sedimentation pond
adalah pengendapan secara alami (gravitasi), dengan demikian proses
pemisahan ini sangat tergantung dari retention time selama berada di dalam
kolam. Dalam clarifier tank terjadi proses koagulasi dengan tahapan
pencampuran, penggumpalan dan pengendapan zat tidak larut dalam air. Alat
ini juga dilengkapi dengan Kerangan Drain untuk membuang endapan lumpur
yang terbuang.
3. Chemical Dosing Pump
Fungsinya untuk mengalirkan larutan bahan kimia dengan cara injeksi
dari tanki larutan kimia ke dalam Clarifier Tank.
4. Chemical Solution Tank
Fungsinya untuk pencampuran bahan kimia dengan air pada konsentrasi
tertentu sebelum di injeksi ke dalam clarifier.
5. Bak Pengendap
Fungsinya untuk mengendapkan pasir, lumpur dan gumpalan-gumpalan
partikel yang terbawa dalam air.
19
B. INTERNAL TREATMENT
Internal treatment merupakan proses perlakuan air di dalam boiler dengan
tujuan untuk mencegah pembentukkan kerak, mencegah korosi serta mencegah
terjadinya carry over. Air umpan boiler dengan analisa kimia dapat diketahui jenis
dan jumlah kandungan zat yang terkandung didalamnya.
a. Kerak
Kerak diumpan boiler terbentuk dari kotoran-kotoran, biasanya dari
campuran kalsium dan magnesium yang tidak larut.Kadang-kadang melekat ke
dalam hardness dan silica.Pengaruh daripada pembentukan kerak adalah
pengembungan atau pembengkokan serta pelepuhan pipa.
b. Korosi
20
Korosi di umpan boiler terjadi ketika air asam atau pH rendah, air
mengandung oksigen yang terlarut dan karbon dioksida serta konsentrasi
daripada kaustik tinggi.Ph rendah di tandai dengan hilangnya logam, oksigen
dan gas-gas korosif yang menyebabkan lubang-lubang besar.Pengaruh daripada
korosi ini adalah rusaknya pipa boiler.
c. Carry Over
Carry over di air umpan boiler terjadi karena masuknya air dan solid
melalui uap boiler. Hal ini disebabkan karena kelebihan solid yang terlarut dan
tidak terlarut.tingginya alkali serta tingginya kandungan minyak di air umpan
boiler. Pengaruh dari carry over ini adalah dapat meneyebabkan kerusakan pada
pipa super heater, berkurangnya efesiensi turbin. Proses masuknya uap dan air
terbagi dua yaitu:
1. Priming
Hal ini terjadi karena penurunan tekanan secara tiba-tiba yang
disebabkan meningkatnya permintaan uap secara cepat atau hasil kelebihan
high water level.
2. Foaming
Hal ini terjadi karena adanya gelembung uap pada permukaan air
didalam drum uap.
Adanya kerak dalam boiler akan mengakibatkan beberapa hal yaitu:
a. Proses pemanasan air didalam pipa-pipa pemanas berlangsung lama.
b. Bahan bakar untuk menaikkan steam dperlukan banyak.
c. Uap yang dihasilkan kurang, mutu buruk dan kapasitasnya berkurang.
d. Kemungkinan terjadinya pemanasan lokal pada pipa akan berakibat over
heating dan dapat menjadikan ledakan atau pecahnya pipa.
e. Efesiensi kerja boiler rendah.
Beberapa perlatan pendukung yang dipergunakan pada proses pelunakan air:
a. Regenesasi Pumpa
21
C. JAR TEST
Jar test adalah suatu percobaan yang berfungsi untuk menentukan dosis optimal
dari koagulan (biasanya tawas/alum) yang digunakan pada proses penjerniihan air
dengan menggunakan koagulan, dimana koagulan akan membentuk flok-flok
dengan adanya ion-ion yang terkandung dalam larutan sampel. Flok-flok ini
mengumpulkan partikel-partikel kecil dan kolid yang tumbuh dan akhirnya
bersama-sama mengendap.
Flok terbentuk dengan bantuan agitasi dari alat agitator.Dengan konsentrasi
dan volume koagulan yang berbeda dan tentunya akn menghasilkan tingkat
kejernihan yang berbeda. Umumnya koagulan tersebut berupa Al2(SO4)3.
Adapun air yang di analisa di PT. Fajar Baizury & Brothers antara lain adalah:
1. Air waduk
2. Sand Filter
3. Anion
4. Kation
5. Feed Tank
6. Boiler
Sedangkan alat-alat pendukung jar test berupa:
1. pH/mv/°C meter
2. Conductivity meter (daya hantar listrik)
3. Colorimeter DR/890
Bahan-bahan anilisa jar test antar lain:
1. Tawas/Alum Sulfat Al2(SO4)3
2. Soda Ash/Sodium Karbonat Na2CO3
3. Flogulan
Analisa yang dilakukan adalah pengecekan terhadap:
1. Tingkat keasaman atau pH
2. TDS (Total Dissolved Solid)
3. Kadar Fe (besi) dalam air dengan penambahan reagen Phenantroline
4. Turbidity (kekeruhan)
23
Jar test merupakan simulasi dari proses pengendapan pada unit klarifier dalam
waktu 1-5 menit pada proses jar test dapat berarti 30 menit pada proses
pengendapan pada unit klarifier. Hal-hal yang harus dievaluasi pada proses jar test
adalah:
1. Kecepatan proses pengendapan yang terjadi.
2. Kekuatan dari flok yang terbentuk.
3. Kekompakan dari lapisan padatan.
4. Kejernihan air.
Adapun prosedur yang dilakukan dalam penggunaan peralatan jar test di
Laboratorium PT. Fajar Baizury & Brothers adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan Larutan
Pembuatan larutan alum dan soda ash
Ditimbang 5 gram masing-masing alum/soda ash dan dilarutkan dalam
1 Liter air (larutan alum/soda ash konsentrasi 1%)
Pembuatan larutan flogulan (N-8173 Pulv)
Ditimbang 0,5 gram N-8173 Pulv, dilarutkan dalam 500 mL air
(larutan N-8173 Pulv konsentrasi 0.1%). Pada saat pelarutan N-8173 Pulv
tersebut agar dapat dituangkan perlahan-lahan sambil diaduk.
2. Diambil sampel air baku dan dimasukkan ke dalam beaker glass 4 buah
masing-masing 1 liter. Kemudian ditempatkan beaker glass tersebut pada
peralatan jar test.
3. Kecepatan putaran pengaduk dipilih posisi maksimal
Di injeksikan alum dengan variasi dosis misalnya untuk beaker glass 1
sebesar 30 ppm, beaker glass 2 sebesar 40 ppm, beaker glass 3 sebesar 50
ppm dan beaker glass 4 sebesar 60 ppm.
1 2
Lalu diinjeksikan soda ash sebsar kira-kira - dari jumlah
2 4
penginjeksian alum atau diatur sedemikian hingga pH air berkisar 7.
(untuk larutan konsentrasi 1%. 1 mL larutan berarti 1 ppm).
Pengadukan dilakukan selama lebih kurang kitra-kira 1-2 menit.
24
1
4. Kecepatan putaran pengaduk kemudian dikurangi menjadi lebih kurang
5
putaran maksimal. Kemudian di injeksikan larutan N-8173 Pulv sebesar 0.2
ppm.
5. Pengamatan hasil jar test
Hal-hal yang harus dievaluasi yaitu:
Kecepatan proses pengendapan yang terjadi
Kekuatan dari flok yang terbentuk
Kekompakan dari lapisan padatan
Kejernihan air
Jar test dengan hasil terbaik, dosis bahan kimianya dapat dipublikasikan
pada unit klarifier. Apabila belum diperoleh hasil maksimal, jar test dapat
diulangi dengan meningkatkan dosis bahan kimianya.
D. PERHITUNGAN PPM
Dosis bahan kimia yang digunakan untuk proses koagulasi dan flogulasi
untuk kebutuhan per jam air sesuai kapasitas pompa raw water pump di PT.
Fajar Baizury & Brothers dapat dilakukan dengan rumus:
Ppm Chemical x Kapasitas pompa RWP x Jam Opersi = Xgram Bahan
kimia
Tekanan pompa pada water treatment plant PT. Fajar Baizury & Brothers
ton
yaitu 61.7 yang dilakukuan dalam 12 jam operasi.
gram
25
menjadi energi mekanik dan energi mekanik diubah lagi menjadi energi
listrik.
4. Back pressure vessel (BPV)
Back pressure vessel berfungsi untuk menyimpan steam. Dan juga
untuk pembagian steam ke masing-masing stasiun prosses. Kapasitas steam
yang dapat tersimpan pada Back pressure vessel (BPV) sebesar 3,2 bar.
1.4.2 Lokasi
Pelaksanaan PRAKERIN dilaksanakan dibeberapa lokasi yang ada di PT.
FAJAR BAIZURY & BROTHERS diantaranya :
a. Laboratorium
b. Sterilizer
c. Stasiun Press
d. Stasiun Klarifikasi
e. Kernel Plant
f. Boiler
g. Kamar Mesin
h. Water Treatment Plant (WTP)
i. Timbangan
j. loading
27
BAB II
TUGAS KHUSUS
Pada bab ini hasil praktikum yang telah di kemukakan secara terperinci khusus
selama melaksanakan tugas sekolah yaitu prakerin di pabrik kelapa sawit (PKS)
PT.fajar baizury&brothers.dengan judul “pengaruh waktu pemanasan terhadap
mutu kernel basah.”
A.Alat
1.gelas piala/beaker
2.neraca analitik
3.oven
4.desikator
28
B.Bahan
5.setelah 1 jam keluarkan sampel dari oven,dan dinginkan dalam desikator selama
30 menit
pada jam 0/sebelum pemanasan dan pada suhu 0℃ ,kadar airnya adalah 15%
Wakt Kad
u Berat Sampel ar air Sampel Moistur peng Kadar
31
Moisture
Kadar air= ×%
S .basah
Contoh:
0,4369 gram
Kadar air= ×%=1,42 %
30,6855 gram
32
2.5 Pembahasan
Kadar air kernel yang diinginkan dalam penyimpanan adalah 6-7% karena pada
kadar air tersebut mikroba sudah mengalami kesulitan untuk hidup.umumnya kernel
yang sudah kering tidak lagi ditemukan enzim yang berasal dari mikroba yang
terkontaminasi selama penyimpanan.jika kernel terlalu basah maka permukaan kernel
bisa tumbuh mikroba yang menghasilkan enzim yang dapat merusak lemak, protein,
sskarbohidrat dan vitamin.
Kadar air permukaan kernel hasil pemisahan basah dapat diatasi dengan
melewatkan kernel pada ayakan getar sehingga air cepat kering dan ada baiknya jika
dibantu dengan pemberian uap panas.akan tetapi pengeringan yang terlalu lama dapat
menyebabkan penggosongan dan oksidasi pada minyak kernel.Pengeringan kernel yang
baik adalah pengeringan dengan suhu rendah dengan tujuan agar penguapan berjalan
lambat dan merata untuk permukaan dan bagian dalam kernel.
33
BAB III
3.1 KESIMPULAN
Dari data pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa waktu pemanasan yang
tepat untuk transpor kernel.yaitu pada waktu ke-4.karena pada waktu itu didapatkan
kadar air standart dari kernel.yaitu :
kadar air kernel yang diinginkan adalah 6-7% karna pada kadar air tersebut
mikroba sudah mengalami kesulitan untuk hidup, tapi jika kernel basah dipanaskan
sampai 6 jam,maka kadar minyak kernel akan keluar dan kernel menjadi sangat
kering/gosong dan tidak ada kandungan minyak pada kernel, karena kadar air pada
kernel basah dibawah standar.dan bila kadar airnya diatas standar kernel akan lebih
mudah dijumpai enzim yang berasal dari mikroba yang terkontaminasi selama
penyimpanan.mikroba tersebut dan akan menghasilkan enzim yang dapat merusak
lemak, protein, karbohidrat, dan vitamin pada kernel.
34
3.1 Saran-saran
Setelah melaksanakan Prakerin, maka penyusun menyampaikan beberapa
saran:
1. Saran Untuk Sekolah
a. Sekolah perlu memberikan penekanan pada penguasaan keterampilan yang
relevan dengan kemajuan teknologi du dunia kerja saat ini.
b. Hendaknya guru pembimbing harus lebih memonitoring para siswanya di
lingkungan Prakerin secara langsung sehingga siswa dapat berkonsultasi
mengenai informasi-informasi terbaru dari sekolah.
c. Pengetahuan tentang proses pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit diupayakan
menjadi materi khusus yang diajarkan di SMK-SMTI Banda Aceh.
d. Kegiatan prakerin sebaiknya dilaksanakan pada saat kelas XI, agar pada saat
kela XII tidak mengganggu kegiatan belajar dalam mempersiapkan Ujian
Akhir Sekolah/UAS dan Ujian Nasional/UN.
DAFTAR PUSTAKA