HUMAN-INTEGRATED SYSTEM
(ISYE 6197)
Dimana:
W = working energy expenditure (kcal/h)
WBGT = wet-bulb globe temperature (oF)
d. Mental Strain
Untuk beban kerja mental, investigasi dasar dan kecukupannya
tunjangan relaksasi dengan demikian membutuhkan (1) dan indikator
independen dari kompleksitas tugas dan (2) bukti objektif dari perubahan
hasil kerja dengan kelelahan atau waktu di tempat kerja. Ketidakjelasan
tunjangan relaksasi ILO semakin memperumit masalah: 1 persen untuk
proses yang cukup rumit, 4 persen untuk proses yang membutuhkan rentang
perhatian yang kompleks atau luas, dan 8 persen untuk proses yang sangat
kompleks.
e. Monotony
Pemberian tunjangan istirahat yang monoton, seperti yang
didefinisikan oleh ILO, adalah yang paling tepat sebagai "hasil dari
penggunaan berulang dari kemampuan mental tertentu, seperti dalam
aritmatika mental." Tugas dengan monoton rendah tidak menerima
tunjangan tambahan; tugas dengan monoton sedang menerima 1 persen, dan
tugas dengan monoton tinggi menerima tunjangan 4 persen.
f. Tediousness
Tunjangan untuk kebosanan tugas (atau pengulangan tugas) adalah 0
persen untuk sebuah tugas yang agak membosankan, 2 persen untuk tugas
yang membosankan, dan 5 persen untuk tugas yang sangat membosankan.
Sebagaimana didefinisikan oleh ILO, tunjangan ini diterapkan pada
elemen-elemen di mana terdapat “penggunaan berulang pada anggota tubuh
tertentu, seperti jari, tangan, lengan atau kaki.” Dengan kata lain, tugas yang
membosankan berulang kali menggunakan gerakan fisik yang sama,
sedangkan tugas yang monoton berulang kali menggunakan kemampuan
mental yang sama.
2
𝑘 2 − (𝛴𝑋𝑗)2
√𝑁 × 𝛴 𝑋𝑗
𝑁′ = ( 𝑠 )
𝛴 𝑋𝑗
Dimana
N’ : Jumlah data yang dibutuhkan secara teoritis
N : Jumlah data pengamatan
K : Tingkat keyakinan
s : Derajat ketelitian
Xj : Data pengamatan ke-j
𝑥 − 𝑥1 𝑥2 − 𝑥1
=
𝑦 − 𝑦1 𝑦2 − 𝑦1
Dengan keterangan:
x = jarak terukur
x1 = jarak terdekat lebih rendah (pada tabel)
x2 = jarak terdekat lebih tinggi (pada tabel)
y = waktu TMU
y1 = waktu TMU terdekat lebih rendah (pada tabel)
y2 = waktu TMU terdekat lebih tinggi (pada tabel)
g. Melepas (Release)
Melepas adalah elemen gerakan dasar untuk membebaskan kontrol
atas suatu objek oleh jari atau tangan. Ada dua klasifikasi gerakan melepas
ialah gerakan melepas normal (normal release) yaitu secara sederhana jari-
jari tangan bergerak membuka dan yang kedua adalah gerakan melepas
sentuhan (contact release) yaitu dimulai dan diselesaikan penuh sesaat
elemen gerakan menjangkau (reach) dimulai tanpa ada waktu idle sesaat
pun. Biasanya gerakan melepas tidak membutuhkan waktu untuk
melaksanakannya terkecuali bila gerakannya terpisah dengan gerakan
lainnya.
h. Melepas Rakit (Disassemble atau Disengage)
Lepas rakit adalah elemen gerakan dasar yang digunakan untuk
memisahkan Kontak antara satu obyek dengan obyek lainnya. Hal ini
termasuk gerakan memaksa yang dipengaruhi oleh mudah atau tidaknya
pada saat gerak lepas rakit dilaksanakan atau mudah sulitnya obyek
dipegang. Waktu yang dibutuhkan untuk gerakan lepas rakit akan
dipengaruhi oleh 3 variabel seperti tingkat hubungan/sambungan dari
obyek- obyek yang akan dipisahkan, kemudian di dalam proses handling,
faktor kehati-hatian yang perlu dipertimbangkan.
i. Gerakan Mata (Eye Times)
Pada bagian besar aktivitas kerja, waktu yang dibutuhkan untuk
menggerakkan dan memfokuskan mata bukanlah merupakan faktor-faktor
yang menghambat sehingga konsekuensinya hal ini tidak akan
mempengaruhi waktu untuk melaksanakan operasi kerja itu sendiri,
terkecuali gerakan-gerakan mata yaitu eye focus time dan eye travel time.
Eye focus time (gerakan mata untuk focus) akan memerlukan waktu untuk
melakukan gerakan fokus pada suatu obyek dan melihatnya untuk waktu
yang cukup lama guna menentukan karakteristik-karakteristik dari obyek
tersebut (obyek dilihat tanpa mengangkat mata). Selanjutnya eye travel time
(gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek- obyek
yang harus dilihat dengan jalan menggerakkan mata seperti yang
ditunjukkan di tabel 1.12 pada lampiran.
j. Gerakan Anggota Badan, Kaki dan Telapak Kaki (Body, Leg, Foot)
Gerakan-gerakan anggota badan lainnya adalah gerakan kaki, telapak
kaki serta bagian-bagian tubuh lainnya seperti lutut, pinggang, dan lain-lain.
Di dalam operasi-operasi kerja di industri, seringkali dijumpai bahwa
gerakan kerja harus dilakukan oleh lebih dari satu anggota tubuh pada saat
yang sama. Biasanya metoda yang paling efektif untuk melaksanakan suatu
operasi kerja dilakukan oleh dua atau lebih anggota tubuh yang bergerak
pada saat bersamaan. Apabila dua atau lebih Gerakan dikombinasikan (atau
overlapping) maka bal ini akan bisa menghemat waktu penyelesaian kerja
dan membatasi gerakan-gerakan kerja. Apabila dua gerakan dilaksanakan
dalam waktu bersamaan hal ini akan disebut sebagai kombinasi gerakan
(gerakan dilakukan oleh anggota tubuh yang sama), sedangkan bila
gerakan-gerakan tersebut dilakukan oleh anggota tubuh yang berbeda
dikenal sebagai gerakan-gerakan simultan (simultaneous motions). Tabel
1.14 pada lampiran akan memberi petunjuk- petunjuk untuk masalah ini,
meskipun tidak bisa diterapkan setiap kasus.
Bilamana simbol – simbol atau kode – kode akan dituliskan, maka cara
penulisan dilakukan dengan menguraikan gerakan – gerakan kerja satu per satu
secara berurutan dari atas ke bawah. Demikian pula apabila gerakan benda kerja
tersebut dilakukan oleh tangan kanan atau tangan kiri harus dituliskan secara
terpisah. Sedangkan waktu (dalam unit satuan TMU) dituliskan di kolom
tengah. Contoh penulisan menggunakan pengukuran waktu Metode tertulis pada
tabel 1.15 pada lampiran.
Langkah – langkah tersebut di atas menunjukkan gerakan – gerakan kerja
tangan kiri menjangkau objek sejauh 12 inchi (gerakan menjangkau kelas C)
dan kemudian diikuti dengan gerakan memegang objek G-4A untuk mengambil
objek atau benda kerja. Tangan kiri kemudian bergerak membawa obyek dan
dipindahkan ke tangan yang lain (tangan kanan) sejauh 10 inchi dan gerakan
membawa dikategorikan kelas A. Suatu transfer dilakukan sehingga akhirnya
objek dipegang oleh tangan kanan yang membawa objek sejauh 12 inchi ke
lokasi kerja yang pasti, mengarahkan dan akhirnya melepaskan obyek tersebut.
1 21,47 21,47
2 42,62 21,15
3 65,15 22,53
4 87,12 21,97
5 113,26 26,14
6 135,05 21,79
7 164,76 29,71
8 187,32 22,56
9 208,77 21,45
10 233,58 24,81
Σ Produk Baik 5
Σ Produk Cacat 2
Σ Produk Total 10
Berdasarkan tabel 2.1, dapat dilihat bahwa terdapat dua perakitan yang cacat,
yaitu pada percobaan 5 dan 7. Percobaan 5 dianggap cacat karena pegas dari pulpen
menggelinding mendekati operator dan susah untuk diambil. Sedangkan percobaan
nomor 7 dianggap cacat karena bagian atas pulpen yang jatuh ke lantai.
Menggelindingnya pulpen dan jatuhnya bagian atas ke pulpen, membuat kedua
percobaan itu membutuhkan waktu perakitan yang lebih lama dari yang lainnya.
1 Skill Good C2 3%
2 Effort Average D 0%
3 Condition Ideal A 6%
4 Consistency Poor F -4 %
Total 5%
Tabel 2.3 Alasan Pemilihan Persentase Performance
A. Constant Allowances:
1. Personal Allowance 5%
B. Variable Allowances:
a. Slightly 0%
Awkward
3. Bad Light:
a. Slightly Below 0%
Recommended
5. Close Attention:
c. Very Fine or 5%
Very Exacting
6. Noise Level:
c. Intermittent - 5%
Very Loud
7. Mental Strain:
b. Complex or 4%
Wide Span of
Attention
8. Monotony:
c. High 4%
9. Tediousness:
c. Very Tedious 5%
Total: 36 %
Berdasarkan gambar 2.1 posisi dari pisau, sendok, dan meses berada di sebelah
kiri operator, toaster di depan operator, serta piring, mentega dan wadah roti di
sebelah kanan operator. Dari denah tersebut, terlihat bahwa posisi ini sebetulnya
kurang efektif ketika dilihat dari Principle of Usage. Berikut adalah rinciannya:
1. Frequency of Use
Berdasarkan frequency of use, meses, pisau, mentega, dan sendok
adalah alat yang paling sering digunakan sehingga terletak lebih dekat
dengan pengguna. Sedangkan sisanya hanya digunakan sekali - kali saja.
Oleh sebab itu, seharusnya wadah roti diletakkan lebih jauh dari pengguna
sehingga tidak menutupi mentega yang lebih sering digunakan.
2. Sequence of Use
Berdasarkan sequence of use, dapat dilihat bahwa posisi setiap
benda terkesan berseberangan satu sama lain. Apabila dilihat dengan
sequence of use, mengambil roti dari wadahnya dan memasukkannya ke
dalam toaster yang berseberangan membuat gerakan operator kurang
efisien. Lalu setelah roti selesai dipanggang maka operator akan
mengambil mentega dan juga meses yang terletak berseberangan dan juga
membutuhkan pisau dan sendok untuk mengambil mentega yang juga
terletak di seberang. Terakhir, operator akan meletakkan roti yang telah
selesai dibuat pada piring yang juga berseberangan dari posisi setelah
mengambil meses.
3. Importance of Use
Berdasarkan importance of use, pisau dan sendok akan digunakan
menggunakan tangan kanan, sehingga tidak seharusnya berada di kiri.
Selain itu, wadah roti seharusnya diletakkan dekat dengan toaster dan
piring yang memiliki kegunaan yang sama. Serta meses dan mentega juga
seharusnya diletakkan berdekatan karena memiliki kegunaan yang mirip.
Setelah melakukan penataan ulang seperti yang terlihat pada gambar 2.2, penulis
menata ulang beberapa bagian sesuai dengan
1. Frequency of Use
Berdasarkan frequency of use, peletakan dari benda - benda sudah
benar, dimana pisau, sendok, meses, dan mentega yang digunakan paling
sering terletak lebih dekat dengan pengguna.
2. Sequence of Use
Berdasarkan sequence of use, dapat dilihat peletakan pada setiap alat
dan bahan pembuatan roti panggang sudah sesuai urutan. Seperti wadah roti
yang berada di sebelah toaster dan piring yang diletakkan di depan toaster
sehingga roti yang ingin dipanggang bisa dengan mudah diletakkan ke
dalam toaster tanpa harus dipindahkan dengan jauh dan juga saat roti selesai
dipanggang dapat langsung dipindahkan ke atas piring. Peletakan dari
meses juga sudah sesuai karena diletakkan berdampingan dengan mentega.
Selain itu, dikarenakan tangan operator yang lebih dominan adalah tangan
kanan, maka alat – alat yang akan dipegang dan digunakan diletakkan di
sebelah kanan.
3. Importance of Use
Berdasarkan importance of use, peletakan dari benda - benda ini
sudah benar, dimana mentega dan meses yang memiliki kegunaan yang
mirip terletak pada posisi yang sama yaitu di sebelah kiri operator, pisau
dan sendok yang memiliki kegunaan yang mirip terletak pada posisi yang
sama yaitu di sebelah kanan operator, serta toaster, piring, dan wadah roti
yang memiliki kegunaan yang mirip terletak pada posisi yang sama yaitu di
depan operator.
2.2.3 REKAPITULASI WAKTU HASIL PRAKTIKUM
Berikut adalah tabel rekapitulasi waktu dari denah awal:
Tabel 2.6 Rekapitulasi Waktu dari Denah Awal Satuan Dalam Sekon
Left Hand Time Time Right Hand
Idle 0,71 0,83 Reach
0,04 Grasp
Reach 0,85
0,8 Move
Grasp 0,2
0,12 Release
0,06 Reach
0,11 Grasp
0,27 Move
0,02 Release
Move 0,76
0,72 Reach
Hold 0,65
Realease 0,12
0,38 Grasp
Reach 0,23
Grasp 0,09
Hold 0,14
Realease 0,15
Reach 0,43
1,04 Move
Grasp 0,12 0,06 Release
0,71 Reach
0,3 Grasp
Move 1,11
Hold 0,78
2,22 Move
Move 2
Realease 0,02 0,68 Hold
Reach 0,8 0,8 Move
0,1 Release
Idle 0,16
Reach 0,33
Apply Force 1,75
Release 0,09
114,22 Idle
0,28 Reach
0,33 Grasp
2,57 Move
0,18 Release
0,78 Reach
0,46 Grasp
Idle 118,37 1,12 Move
Reach 0,77 0,2 Release
1,34 Reach
Grasp 0,24 0,08 Grasp
Move/Preposition 2,37 2,37 Move/Preposition
Release 0,18 0,18 Release
Reach 0,81 0,58 Reach
Grasp 0,08
0,41 Idle
Move 0,6 0,3 Reach
Realease 0,1 0,3 Grasp
Idle 1,09
1,28 Move
Reach 0,8
Grasp 0,31 1,52 Idle
2,31 Use
Hold 3,06
Release 0,06
Reach 0,87
Idle 0,08
Reach 0,24
Grasp 0,12 1,63 Move
Hold 24,06 23,96 Use
Release 0,07
0,24 Move
0,39 Idle
Reach 0,81 0,28 Move
Grasp 0,02 0,02 Release
Move 1,24
1,99 Idle
Release 0,84
0,87 Reach
0,08 Grasp
Idle 1,26
0,96 Move
Reach 0,72
Grasp 0,15
1,75 Use
Hold 1,62
Release 0,15
Reach 0,96
1,46 Move
Idle 3,39
3,26 Use
Reach 1,01
1,12 Move
Idle 0,37
Reach 0,33
Grasp 0,06
Hold 0,68
Release 0,18 1,62 Use
1,21 Move
Reach 1,68
3 Use
Idle 2,73
Reach 0,36 0,47 Move
Grasp 0,1 0,1 Release
Move 0,76
Release 0,46
1,83 Idle
0,43 Reach
Reach 1,09
Grasp 0,11
0,61 Grasp
Assemble 5,05 4,61 Assemble
Release 0,15 0,15 Release
Reach 0,27
Grasp 0,27 0,57 Idle
Move 0,46 0,44 Reach
Release 0,05 0,05 Grasp
Reach 0,96 1,06 Move
Grasp 0,24
15,61 Use
Hold 15,36
Release 0,15
Reach 0,52 0,58 Move
Grasp 0,24 0,24 Release
Move 1,48
Release 0,67 2,06 Idle
Total 212,72 212,72 Total
Perpindahan yang terjadi baik pada denah sebelum maupun sesudah terdapat
pada piring yang digeser. Pergeseran piring tersebut sebesar 24 cm.
Berdasarkan tabel MTM yang telah dibuat berdasarkan percobaan dengan
denah sesudah yang telah dilakukan, didapatkan bahwa apabila dengan MTM atau
waktu yang seefektif mungkin, waktu melakukan pekerjaan dengan denah sesudah
seharusnya tidak memakan waktu selama waktu percobaan satu yaitu 251,39. Hal
ini membuktikan bahwa operator belum melakukan pekerjaan dengan semaksimal
mungkin. Selain itu, dengan adanya perhitungan MTM ini juga membuktikan bahwa
sesungguhnya pekerjaan yang dilakukan dengan denah sesudah itu lebih efektif dan
efisien.
BAB III
KESIMPULAN
Setelah melaksanakan dua praktikum yang berkaitan dengan Time Motion yaitu
pembongkaran pemasangan pulpen dan pemanggangan roti, berikut adalah jawaban dari
rumusan masalah yang telah disebutkan di Bab I:
1. Terdapat tiga macam waktu dalam melakukan suatu kegiatan yaitu Cycle Time,
Normal Time, dan Standard Time.
a. Cycle Time adalah rata - rata waktu dari semua percobaan yang ada. Maka pada
percobaan ini, Cycle Time-nya adalah 23,31.
b. Normal Time adalah waktu yang dibutuhkan seseorang sesuai keahliannya
untuk melakukan satu percobaan. Pada percobaan ini, penulis menilai
berdasarkan keahlian operator, usaha operator, kondisi operator, dan konsistensi
operator dalam melakukan percobaan. Dengan diperhatikannya keahlian, usaha,
kondisi, dan konsistensi operator, didapatkan Normal Time-nya adalah 24,71.
c. Standard Time adalah waktu yang diperlukan pelaku pekerjaan dalam
menyelesaikan pekerjaan dengan adanya beberapa kendala yang tidak dapat
dihindari. Pada percobaan ini penilaian dinilai dengan menghitung setiap
kendala atau gangguan luar yang ada pada saat percobaan dilakukan.
2. Untuk mengetahui apakah data yang digunakan sudah cukup atau belum
dilakukanlah uji kecukupan data. Dari uji kecukupan data, didapatkan bahwa data
yang diperlukan untuk menganalisis pembongkaran pemasangan pulpen adalah satu
data, sedangkan data yang digunakan untuk menganalisis adalah sepuluh data.
Sehingga, data yang digunakan sudah mencukupi.
3. Terdapat tiga prinsip yang digunakan untuk mengatur tata letak agar pekerjaan dapat
dilakukan dengan efisien yaitu, Frequency of Use, Sequence of Use, dan Importance
of Use. Penerapan hal ini adalah yang membedakan antara denah sebelum dan denah
setelah.
a. Denah Sebelum memiliki penerapan prinsip yang salah dimana benda belum
diletakkan sesuai urutan frekuensi dari penggunaannya, urutan dari
penggunaannya, serta kepentingan atau kegunaan dari penggunaannya seperti
yang telah dijelaskan pada subbab 2.2.1.
b. Denah Setelah memiliki penerapan prinsip yang lebih baik. Benda - benda telah
diletakkan sesuai dengan Frequency of Use, dimana yang lebih sering dipakai
lebih dekat dengan pengguna. Selain itu, benda juga telah disusun berdasarkan
Sequence of Use, dan Importance of Use, dimana benda yang digunakan terlebih
dahulu terletak lebih dekat dengan operator serta benda yang memiliki kegunaan
yang sama diletakkan pada daerah yang sama.
4. Setelah dilaksanakannya percobaan kedua, didapatkan hasil waktu yang berbeda
antara percobaan yang menggunakan denah sebelum dan sesudah.
a. Berdasarkan data yang didapatkan, percobaan yang menggunakan denah
sebelum memang jauh lebih singkat, hanya saja segala sesuatu yang dilakukan
operator belum efisien. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pergerakan tangan
kanan dan kiri yang dilakukan operator selama masa percobaan. Dengan kata
lain, peletakan awal alat – alat yang kurang sesuai, membuat pekerjaan menjadi
kurang efektif.
b. Berdasarkan data yang didapatkan, percobaan yang menggunakan denah setelah
memang jauh lebih lama. Hal ini dikarenakan, operator menunggu roti menjadi
dingin lebih lama dari sebelumnya. Selain itu, pada percobaan kedua, operator
terlalu banyak melakukan avoidable delay serta mempunya kecenderungan
melakukan use, hold dan assemble lebih lama dari sebelumnya. Tetapi,
berdasarkan data yang didapatkan, dimana waktu yang diperlukan dalam
melakukan serangkaian gerakan setelah dikurangi avoidable delay dan lama
use, assemble dan hold seperti yang ditunjukkan pada perhitungan di subbab 2.1
dan 2.2 dimana dengan denah sebelum memerlukan waktu 41,7 dan dengan
denah sesudah memerlukan waktu hanya 34,11, membuktikan bahwa
sesungguhnya waktu pergerakan tangan kedua lebih singkat. Peletakan dari alat
yang diletakkan pada sisi kanan agar dekat dengan tangan operator yang lebih
dominan, juga membuat pergerakan yang dilakukan operator lebih sedikit dari
sebelumnya. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya denah kedua
membuat pekerjaan menjadi lebih efisien.
5. Berdasarkan tabel pada subbab 2.2.4 yaitu tabel yang menggunakan MTM,
didapatkan bahwa terdapat perbedaan total waktu percobaan dimana percobaan
dengan denah sesudah lebih sedikit dibanding dengan denah sebelum.
a. Berdasarkan data yang didapatkan, percobaan dengan denah awal jika ditinjau
menggunakan MTM yaitu 184,3 lebih lama dibanding dengan percobaan denah
sesudah yaitu 182,9. Hal ini dikarenakan peletakan dari alat dan bahan
percobaan yang kurang efisien sehingga operator tidak bisa maksimal saat
melakukan percobaan.
b. Berdasarkan data yang didapatkan, total waktu percobaan dengan denah
sesudah lebih kecil dibanding percobaan dengan denah sebelum. Hal ini karena
peletakan dari alat dan bahan yang sesuai dengan principles of usage sehingga
kegiatan percobaan yang dilakukan operator dapat maksimal. Hal ini
bersesuaian dengan perhitungan yang dilakukan pada rekapitulasi data
praktikum yang digunakan untuk membuktikan bahwa percobaan kedua
sesungguhnya lebih singkat.
Dengan perbandingan di atas dan juga hasil data yang diterima, dapat
dibuktikan bahwa dengan diubahnya peletakan alat dan bahan percobaan, kegiatan
percobaan yang dilakukan operator lebih optimal dan efisien.
LAMPIRAN
Skill Effort
+0,13 A2 +0,12 A2
+0,08 B2 +0,08 B2
+0,03 C2 +0,02 C2
-0,10 E2 -0,08 E2
-0,22 F2 -0,17 F2
Condition Consistency
A. Constant Allowances:
1. Personal Allowance 5
B. Variable Allowances:
1. Standing Allowance 2
a. Slightly Awkward 0
b. Awkward (bending) 2
5 0
10 1
15 2
20 3
25 4
30 5
35 7
40 9
45 11
50 13
60 17
70 22
4. Bad Light:
a. Slightly Below 0
Recommended
b. Well Below 2
c. Quite Inadequate 5
6. Close attention:
b. Fine or exacting 2
7. Noise level:
a. Continuous 0
b. Intermittent - loud 2
8. Mental strain:
9. Monotony:
a. Low 0
b. Medium 1
c. High 4
10. Tediousness:
a. Rather tedious 0
b. Tedious 2
c. Very tedious 5
Effective Therbligs
(Directly advance process of work. May be shortened but difficult to eliminate completely.)
Ineffective Therbligs
(Do not advance of work. Should be eliminated if possible.)
Distance Hand in
Time TMU Case and Description
Moved Motion
Inchies A B C or D E A B
A. Mencapai objek di lokasi
¾ or less 2,0 2,0 2,0 2,0 1,6 1,6 tetap, atau ke objek di sisi
1 2,5 2,5 3,6 2,4 2,3 2,3 lain atau di mana sisi lain
bersandar.
2 4,0 4,0 5,9 3,8 3,5 2,7
Case and
Time TMU
Description
Distance
Hand Wt.(Lb.) Dynamic Constant
Moved
in Up to Factor TMU
Inchies A B C
Moti
on B
Additional 0,8 0,6 0,85 TMU per inci lebih dari 30 inci
Sumber : MTM Association.
Small –
2, 3, 4,
0 to 2 4,1 5,4 6,1 6,8 7,4 8,1 8,7 9,4
8 5 8
pounds
Mediu
m-
4, 5, 7, 13,
2.1to 6,5 8,5 9,6 10,6 11,6 12,7 14,8
4 5 5 7
10
pounds
Large
– 10.1 8, 10 12, 14 16, 18, 26,
20,4 22,2 24,3 28,2
to 35 4 ,5 3 ,4 2 3 1
Pounds
Sumber : MTM Association.
Type of
Case Time TMU Description
Grasp
Larger than
4A 7,3
1”x1”x1”
Object jumbled
¼”x ¼”x1/8 to with other objects
Select 4B 9,1
1”x1”x1” so that search
and select occur
Smaller than ¼”x
4C 12,9
¼”x1/8
11. Tabel 1.12 Aplikasi MTM Eye Travel and Eye Focus – ET and EF
Tabel 1.12 Data untuk Aplikasi MTM Eye Travel and Eye Focus
𝑇
Eye Travel Time = 15,2 𝑥 𝑇𝑀𝑈, with a maximum value of 20 TMU
𝐷
Where T = the distance between points from and which the eye travels
D = the perpendiculars distance from the eye to the line of travel T
Eye Focus Time = 7,3 TMU
Supplementary Information
– Area of Normal Vision = Circle 4” in diameter 16” from Eyes
– Reading Formula = 5.05 N Where N = The number of words
13. Tabel 1.14 Aplikasi MTM Body, Leg, and Foot Motions
Tabel 1.14 Data untuk Aplikasi MTM Body, Leg, and Foot Motions
Type Symbol TMU Distance Description
Leg-Foot 8,5 To4" Hinged at ankle
FM
Motion 19,1 To4" With heavy pressure
FMP
7,1 To 6"
LM - Hinged at knee or hip in any direction
1,2 Ea. add'l inch
* < 12" Use Reach or Move time when less than
SS_C1 17,0 12" 12". Complete when leading leg contacts
Side
0,6 Ea. add'l inch floor
Horizontal Motion
Steep
34,1 12" Lagging leg must contact floor before next
SS C2 -
1,1 Ea. add'l inch motion can be made
TBC1 18,6 - Complete when leading leg contacts floor
Turn Body Lagging leg must contact floor before next
TBC2 37,2 -
motion can be made
W_FT 5,3 Per Foot Unobstructed
Walk W_P 15,0 Per Foot Unobstructed
W_PO 17,0 Per Foot When onstructed or with weight
Vertical Motion SIT 34,7 - From standing position
STD 43,4 - From sitting position
B,S,KOK 29,0 - Bend, Stoop, Kneel on One Knee
AB,AS,AKOK 31,9 - Arise from Bend, Stoop, Kneel on One Knee
KBK 69,4 - Knee on Both Knees
AKBK 76,7 - Arise from Kneel on Both Knees
Sumber : MTM Association
14. Tabel 1.15 Contoh Konversi untuk Merekam MTM
Tabel 1.15 Konversi untuk Merekam MTM
Example Significance
R12Am Reach, 12 inches, Case A, Object weight less than 2.5 pounds
mM10C Move, 10 inches, Case C, hand in motion at the beginning, object less
than 2.5 pounds
EF Eyes Focus
RT14/10 Eye Travel between points 14” apart where line of travel is 10” from
eyes
FM Foot Motion
R12C 14,2
G4A 7,3
M10A 11,3
G3 5,6 G3
5,2 M2C
5,6 P1SE
2,0 RL1
Total 57,2
Sumber : MTM Association.
16. Video
a. Video 1 Percobaan Pembongkaran Pemasangan Pulpen:
https://www.youtube.com/watch?v=O2ep-0e9OsU
b. Video 2 Percobaan Memangganggang Roti Menggunakan Denah Awal:
https://www.youtube.com/watch?v=D8sah5-V0c4
c. Video 3 Percobaan Memangganggang Roti Menggunakan Denah Sesudah:
https://www.youtube.com/watch?v=X7eg1P9FPPM
REFERENSI
Carson, B., & Nicol, N. (2014). Discrete-Event System Simulation. Essex: Pearson Education
Limited.
Charantimath, P. M. (2011). Total Quality Management. New Delhi: Pearson.
D. Fisk, A., A. Rogers, W., Charness, N., J. Czaja, S., & Sharit, J. (2009). Designing for Older
Adults: Principles and Creative Human Factors Approaches (2 ed.). Florida: CRC Press.
Freivalds, A., & Niebel, B. (2009). Niebel's Methods, Standards, and Work Design (12th ed.).
USA: McGraw Hill International Edition.
Karanjkar, A. (2008). Manufacturing and Operations Management. Mumbai: Nirali Prakashan.
Shim, J. D. (2009). The Pockets MBA: Concepts Energy and Strategies. Los Alamitos: Delta
Publishing Company.
Sutalaksana, I. Z., Anggawisastra, R., & Tjakraatmadja, J. H. (2006). Teknik Perancangan
Sistem Kerja. Bandung: ITB.