Anda di halaman 1dari 6

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS SISTEM KERJA SHIFT


TERHADAP TINGKAT KELELAHAN KERJA OPERATOR SPBU
MENGGUNAKAN METODE BOURDON WIERSMA

Dita Meireza, Suroto, Daru Lestantyo


Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: ditameireza@gmail.com

Abstract: Shift work is a system applied by companies to maximize and maintain


productivies for 24 hours which is divided into morning, afternoon and night
works. Fatigue is a condition of reduced efficiency, performance and reduced
strength or endurance of the body to continue activities. The implementation of
shift work that causes work fatigue have to be controlled considering fatigue can
cause workplace accidents. The purpose of this research is to analyze the
correlation between shift work with the fatigue of work on the gas stations
operator using Bourdon Wiersma methods. This research type is a cross-
sectional analytical descriptive research. The population and sample in this study
are 33, operators “gas station 44 502 23 and gas stations 44 502 02 Semarang.
The instrument that use in this research were Bourdon Wiersma test form to
evaluate speed, accurary and constancy. The results showed that there was a
correlation between shift work and fatigue (sig 0.032). Most operators feel heavy
fatigue when working on the night shift (63.6%) compared to day shifts (36.4%)
and morning shifts (18.2%) To reduce the fatigue of work on the operator,
management should replace the regulation of “shift work system” to “quick
rotation pattern” that is 2-2-3 and 3-3-2 systems so the operators can adapt to
their work schedule.

Keywords : Work Shift, Fatigue, Gas Station Operator, Bourdon Wiersma

PENDAHULUAN ada, meningkatkan produksi, serta


Perkembangan zaman saat ini memperpanjang durasi pelayanan.2
memungkinkan manusia untuk Jumlah jam kerja yang efisien
melakukan berbagai macam hal untuk seminggu adalah antara 40 –
sepanjang hari. Dalam masyarakat, 48 jam yang terbagi dalam 5 atau 6
dikenal adanya ”24 hours society ” hari kerja. Maksimum waktu kerja
yang membutuhkan pelayanan tambahan yang masih efisien adalah
sewaktu waktu seperti rumah sakit, 30 menit. Apabila jam kerja melebihi
kepolisian, call center, stasiun dari ketentuan tersebut, dan juga
pengisian bahan bakar dan lainnya.1 pelaksanaan shift kerja yang tidak
Beradaptasi dengan kebutuhan baik maka akan menimbulkan
manusia maka shift kerja diterapkan kelelahan.3
perusahaan untuk meningkatkan Kelelahan adalah proses yang
produktifitas secara maksimal dan mengakibatkan penurunan
kontinyu selama 24 jam yang dibagi kesejahteraan, kapasitas atau
atas kerja pagi, siang dan malam. kinerja sebagai akibat dari aktivitas
Shift kerja diterapkan untuk lebih kerja. kemudian ditemukan hal
memanfaatkan sumber daya yang seperti; penurunan kecepatan kerja,

213
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

penurunan konsentrasi kerja, mengevaluasi konsentrasi,


gangguan kesehatan, angka absensi perhatian, kecepatan bekerja untuk
karena sakit meningkat, yang tugas-tugas yang rutin dan monoton,
kesemuanya akan bermuara pada ketelitian kerja, dan daya tahan
rendahnya produktivitas kerja.3 dalam bekerja. Tingkat kecepatan
50% Kecelakaan kerja ada adalah kualitas atensi yang
kaitan dengan kelelahan kerja, dimanifestasikan oleh angka
sehingga pengusaha harus kumulatif satuan detik dalam
mengupayakan pengendalian menyelesaikan materi tes.
kelelahan kerja bersama pekerja Kemampuan persepsi adalah
secara berkesinambungan.4 menggambarkan ketelitian mencoret
Banyak penelitian yang kelompok titik yang ditentukan.
menunjukkan tenaga kerja yang Tingkat kewaspadaan yang direkam
bekerja pada shift malam tentu lebih berdasakan angka terpendek dan
mudah merasa lelah dan terpanjang penyelesaian tes,
mengantuk. Mereka yang sudah digunakan sebagai penentuan
terbiasa shift siang akan mempunyai konsistensi penyelesaian pekerjaan.7
pola kantuk dan tidur tertentu, yang Peneliti memilih untuk
tentu butuh penyesuaian jika harus menggunakan metode Bourdon
berganti ke shift malam.5 Wiersma karena lebih relevan
Salah satu kegiatan usaha yang dengan tujuan dari penelitian ini,
melayani konsumen selama 24 jam yaitu menganalisis sistem kerja Shift
adalah Stasiun Pengisian Bahan terhadap tingkat kelelahan kerja
Bakar Umum (SPBU). SPBU operator SPBU dan Bourdon
merupakan sarana umum yang Wiersma merupakan metode yang
disediakan oleh perusahaan yang lebih cocok digunakan dalam
bergerak dibidang pengolahan mengukur kelelahan kerja karena
minyak bumi dan gas alam guna pekerjaan operator SPBU
memenuhi kebutuhan bahan bakar membutuhkan tingkat konsentrasi
akan masyarakat luas.6 dan ketelitian yang tinggi, perhatian,
Tugas operator SBPU mulai dari serta kecepatan bekerja untuk
bertanya kepada konsumen berapa tugas-tugas yang rutin dan monoton.
jumlah pengisian, menekan tombol Selain itu, metode Bourdon Wiersma
pada pompa otomatis sesuai dapat digunakan pada satu jenis
permintaan, menerima uang serta pekerjaan.
memberikan uang kembalian lalu
menyetor uang setiap pergantian METODE PENELITIAN
shift. Pengisian dilakukan dalam Penelitian ini merupakan
posisi berdiri dan setiap operator penelitian kuantitatif dengan
mengoperasikan satu pompa. menggunakan studi cross-sectional.
Pekerjaan tersebut dilakukan sendiri Sampel penelitian ini 30 orang
sehingga para operator harus operator SPBU 44 502 23 23 dan
berkonsentrasi agar tidak melakukan SPBU 44 502 02 ditentukan dengan
kesalahan pengisian dan metode total sampling dengan
pengembalian uang. kriteria inklusi operator yang bekerja
Tes Bourdon Wiersma di shift pagi, shift siang dan shift
merupakan salah satu tes kognitif malam. Metode pengumpulan data
yang dikembangkan pada tahun dilakukan dengan mengerjakan tes
1982 yang merupakan tes objektif bourdon wiersma. Metode analisis
dari kelelahan. Tes ini dipakai untuk

214
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

data menggunakan uji Rank


Spearman. 2. Analisi Bivariat
Hubungan shift kerja dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN kelelahan kerja
1. Analisis Univariat p value = 0,032
Persen Berdasarkan tabel diatas
Freku
Variabel Kategori tase diketahui bahwa operator
ensi
(%) dengan kelelahan normal paling
Usia Muda 24 72.7 banyak pada shift pagi dan shift
Tua 9 27.3 siang yaitu 9 orang (9.1%).
Masa Kerja Baru 17 51.5 Operator yang mengalami
Lama 16 48.5 lelah ringan paling banyak pada
Pekerjaan Ada 5 15.2 shift malam yaitu sebanyak 5
Sampingan orang (45.5%).
Operator yang mengalami
Kelelahan lelah berat paling banyak pada
Shift Lelah Lelah shift malam yaitu sebanyak 7
Normal Total
Kerja ringan berat orang (63.6%).
f % F % f % Berdasarkan hasil uji
Pagi 4 36.4 5 45.5 2 18.2 11 hubungan Rank Spearman,
Siang 4 36.4 3 27.3 4 36.4 11 diperoleh -value=0.032 (<0.05).
Malam 1 9.1 3 27.3 7 63.6 11 Sehingga dapat disimpulkan
Total 9 27.3 11 33.3 13 39.4 33 bahwa ada hubungan antara
Tidak shift kerja dengan kelelahan
28 84.8 pada Operator SPBU 44 502 23
ada
Status Gizi Kurus 1 3.0 dan SPBU 44 502 02.
Normal 20 60.6 Oxford Dictionaries
Gemuk 12 36.4 mengatakan shift kerja adalah
Iklim Kerja < NAB 0 0 suatu kerja yang terbagi atas
>NAB 33 100.0 periode berulang dimana
Shift Kerja Pagi 11 33.3 kelompok kerja yang berbeda
melakukan pekerjaan yang sama
Siang 11 33.3
secara estafet atau
Malam 11 33.3
berkelanjutan.8
Kelelahan Normal 9 27.3
Kelelahan dapat diartikan
Ringan 11 33.3 sebagai suatu kondisi
Sedang 13 39.4 menurunya efisiensi, peforma
Kecepatan Normal 1 3 kerja dan berkurangnya
Ringan 27 81.8 kekuatan atau ketahanan tubuh
Sedang 5 15.2 untuk terus melanjutkan kegiatan
yang harusnya dilakukan.
Persen Pengaturan shift kerja yang tidak
Freku
Variabel Kategori tase tepat dapat menyebabkan
ensi
(%) kelelahan pada pekerja.9
Ketelitian Normal 2 6.1 SPBU 44 502 23 dan
Ringan 11 33.3 SPBU 44 502 memberlakukan
Sedang 20 60.6 sistem rotasi pendek dengan
Konstansi Normal 6 18.2 pergantian 2 hari sekali. Fungsi
Ringan 7 21.2 tubuh pekerja dengan
Sedang 20 60.6 diberlakukannya sistem rotasi

215
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

membuat tubuh mereka terus Operator yang bekerja


beradaptasi dengan lingkungan pada shift malam terpaksa harus
sekitar setiap 2 hari sekali. istirahat pada siang hari, ketika
Waktu kerja dan shift kerja yang kondisi tubuh mereka biasanya
berotasi pendek atau cepat terbangun. Dan begitu juga
membuat tubuh akan sulit dan sebaliknya. Tidur pada siang hari
bingung untuk beradaptasi biasanya lebih pendek
dengan waktu kerja yang dijalani. dibandingkan malam (kira-kira 2-
Hal ini disebabkan ketika tubuh 3 jam lebih pendek), dan tidur
baru mulai beradaptasi, waktu siang hari juga tidak mempunyai
kerja telah berotasi ke shift kualitas sebaik tidur malam
berikutnya, sehingga tubuh tidak karena pengaruh adanya cahaya
akan pernah bisa secara optimal matahari dan kebisingan.
menyesuaikan tubuh dengan Dampak dari rendahnya kualitas
waktu kerja dan pada titik dan kuantitas tidur ini dapat
tertentu tubuh akhirnya akan memicu kantuk dan tertidur di
mengalami kelelahan. saat yang tidak tepat atau saat
Kelelahan kerja pada sedang bekerja. Meskipun beban
operator SPBU disebabkan pekerjaan operator lebih sedikit
karna pekerja tidak mematuhi pada shift malam, namun para
jadwal yang diberikan oleh operator harus lebih
supervisor, operator biasanya berkonsentrasi agar tidak
saling bergantian shift dengan melakukan kesalahan
rekan kerjanya dan lembur penekanan tombol ataupun
dengan bekerja dua shift dalam pengembalian uang karena
sehari untuk mendapatkan libur kondisi tubuh yang menurun.
yang lebih panjang di akhir Dari hasil penelitian Folkart
minggu, izin sakit, atau hanya 1990 diketahui bahwa penurunan
sekedar beristirahat dirumah. kinerja pekerja shift malam yang
Dalam hal ini perusahaan dirasa ditandai menurunnya kecepatan
kurang tegas dalam mengatur kerja dan meningkatnya jumlah
ketertiban pergantian shift antar kesalahan yang berpotensi
pekerja sehingga pekerja bisa menyebabkan kecelakaan kerja.
dengan bebas berganti shift Hal ini didukung dengan hasil
tanpa memperhatikan aspek penelitian di Amerika dan Eropa
keselamatan dan kesehatan yang menunjukan bahwa
dirinya. seorang pekerja shift malam
Penyebab kelelahan kerja ternyata kurang produktif bila
lainnya antaralain, pengaturan dibandingkan dengan pekerja
shift yang terlalu panjang atau shift pagi .10
pendek dan tidak tepat, Namun menurut penelitian
intensitas dan durasi suatu Deranto pada tahun 2008 yang
pekerjaan dilaksanakan yang dilakukan di bagian assembling
terlalu tinggi, desain pekerjaan R6 PT Hari Terang Industri
tidak tepat, lingkungan kerja Surabaya yang menerapkan 2
yang tidak nyaman (bising, suhu shift yaitu shift pagi dan malam
tinggi, getaran, pencahayaan dengan pembagian waktu tiap
yang kurang tepat), cara kerja shift selama 12 jam dengan 1
yang tidak efektif/ergonomis dan jam istirahat menunjukkan tidak
adanya stres. 4 adanya perbedaan antara

216
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pekerja shift pagi dan shift SARAN


malam dengan jenis pekerjaan 1. Bagi Perusahaan
responden yang tergolong sama a. Berdasarkan faktor social
beratnya dan besarnya., dengan dan fisiologis diusulkan
aktivitas monoton dan sistem rotasi shift cepat
bervariasi.11 berpola yaitu sistem 2-2-3
Kelelahan yang dialami dan 3-3-2 yang telah populer
oleh para operator disebabkan digunakan di Eropa, sistem
oleh beberapa faktor. Pekerjaan ini disebut sistem continental
para operator mulai dari bertanya dan sistem metropolitan.
kepada konsumen, menekan b. Pengaturan shift malam
tombol pompa otomatis, hingga harus diikuti paling sedikit 24
memberikan uang kembalian jam sitirahat.
dilakukan sendiri oleh para c. Membuat SOP pergantian
operator dalam posisi berdiri. jadwal shift, diantaranya alur
Seperti yang dikemukakan oleh serta metode yang jelas
Gempur bahwa pekerjaan yang untuk perizinan pergantian
dilakukan dalam keadaan berdiri shift. Serta batas maksimal
membutuhkan energi 15% lebih pergantian shift dalam waktu
banya dibandingkan bekerja satu bulan.
dengan posisi duduk. Operator 2. Bagi Operator
pada shift pagi dan siang a. Melakukan penyegaran dan
melakukan kegiatan pengisian recovery. Pilih teknik
yang lebih banyak karena relaksasi yang paling mudah
pelanggan ramai pada pagi seperti mendengarkan musik
hingga sore hari, iklim kerja pada yang menenangkan,
siang hari tidak melebihi ambang bersosialisasi dengan teman,
batas yang ditetapkan sehingga atau menekuni hobi.
tidak berpengaruh terhadap b. Operator shift malam agar
kelelahan operator. Walaupun mampu beradaptasi dimalam
operator yang bekerja pada shift hari dengan memanfaatkan
pagi dan siang melakukan waktu senggang untuk
aktivitas lebih banyak dari pada istirahat bergantian dengan
shift malam, namun mereka rekan kerja.
memiliki cukup waktu untuk c. Melakukan istirahat yang
istirahat di malam hari sehingga cukup setelah bekerja untuk
bisa recorvery, dan bekerja menjaga kondisi fisik dan
sesuai jam kerja normal dimana mental. Hal tersebut guna
metabolism tubuh aktif yaitu menghindari terjadinya
pada siang hari. kelelahan, terutama saat
bekerja pada shift malam.
KESIMPULAN 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Ada hubungan antara shift kerja Untuk penelitian selanjutnya
dengan kelelahan pada Operator dapat meneliti mengenai
SPBU 44 502 23 dan SPBU 44 502 faktor lain yang berhubungan
02 Dengan -value=0.032 (<0.05). dengan kelelahan kerja pada
Operator SPBU
menggunakan metode
penelitian terbarukan.

217
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

DAFTAR PUSTAKA 10. Dewi P. Perbedaan Kelelahan


1. Mardi D. Kerja Shift Menjadi Kerja Pada Perawat Shift
Pilihan. 2008;[dikutip 15 Mei Malam Di Ruang ICU Dan
2019]. Available from: Ruang Arrijal Di Rumah Sakit
http:/www.dianmardi.multiply/j Haji Tahun 2006. Skripsi Fak
ournal. Kesehat Masy Univ Sumatera
2. Tarwaka, Solichul HA.Bakri Utara. 2006;
LS. Ergonomi Untuk 11. Deranto. Perbedaan
Keselamatan, Kesehatan Kelelahan Subyektif Antara
Kerja dan Produktivitas. 1st Tenaga Kerja Shift Pagi Dan
ed. Surakarta: UNIBA Shift Malam Di Bagian
PRESS; 2004. Assembling R6 PT Hari
3. Sucipto Cecep Dani , SKM Terang Industri Surabaya
MS. Keselamatan dan Tahun 2008. Universitas
Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Airlangga; 2008.
Gosyen Publishing; 2014.
4. Hidayat T. Bahaya laten
kelelahan kerja. Jakarta:
Harian Pikiran Rakyat; 2003.
5. Ergoinstitute T. Shift Kerja
dan Permasalahannya
[Internet]. 2008. [dikutip 17
Mei 2019]. Available from:
www. Ergoinstitute.com
6. Kurniati Yati Y. Dinamika
Industri Manufaktur dan
Respon Terhadap Siklus
Bisnis. Bul Ekon Monet dan
Perbank. 2010;135–68.
7. Susetyo, J., Oesman, T. I., &
Sudharman ST. Pengaruh
Shift Kerja Terhadap
Kelelahan Karyawan Dengan
Metode Bourdon Wiersma
dan 30 Items of Rating Scale.
J Teknol. 2012;
8. Oxford Dictionaries. Oxford
Disctionaries Language
Matters [Internet]. 2015. p.
[Diakses Selasa, 07 Mei
2019]. Available from:
http://www.oxforddictionaries.
com/definition/english/shift-
work?q=shift+work
9. Budiono D. Kelelahan
(Fatigue) Pada Tenaga Kerja
Bunga Rampai. Hiperkes dan
Keselamatan Kerja. Vol. Edisi
ke-2. Semarang, Universitas
Diponegoro; 2003.

218

Anda mungkin juga menyukai