Program Studi Sarjana Teknik Industri, Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik,
Universitas Tanjungpura Pontianak
dhartanto32@gmail.com
- 99 -
Posisi kerja membungkuk dengan intensitas cukup 2. Meningkatkan kualitas kontak sosial, mengelola dan
tinggi yaitu membawa 1400 sampai 1600m paving dalam mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan
satu hari membuat pekerja mengalami keluhan sakit pada jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif
otot bagian pinggang seperti yang dapat dilihat pada Gambar maupun setelah tidak produktif.
2. 3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai
aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya
dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta
kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
Aplikasi ilmu ergonomi digunakan untuk perancangan
produk, meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja serta
meningkatkan produktivitas kerja Wignjosoebroto (2009 :
55).
Sering dijumpai pada sebuah industri terjadi
kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja tersebut dapat
disebabkan oleh berbagai factor, baik dari pekerja sendiri
atau dari pihak menajemen perusahaan. Kecelakaan yang
disebabkan oleh pihak pekerja sendiri seperti pekerja yang
kurang hati-hati atau pekerja tidak mengindahkan peraturan
kerja yang telah diterapkan, sedangkan faktor penyebab yang
Gambar 2. Persentase Nilai Kuesioner Nordic Body Map ditimbulkan dari pihak perusahaan, biasanya tidak adanya
alat-alat keselamatan kerja atau bahkan cara kerja yang
Tingginya nilai kuesioner nordic body map terutama dibuat oleh pihak perusahaan masih belum
pada otot bagian pinggang tentunya sangat berbahaya jika mempertimbangkan segi ergonominya. Misalnya pekerjaan
dibiarkan, akibatnya dapat berupa cedera ringan seperti mengangkat benda kerja di atas 50 kg tanpa menggunakan
keseleo sampai dengan cedera berat yang dapat alat bantu. Kondisi ini dapat menimbulkan potensi resiko
menyebabkan kelumpuhan. cedera pada pekerja.
Mengingat pentingnya peran aktivitas material Menghindari/menanggulangi resiko cedera yang
handling di dalam aktivitas produksi CV. Daya Mandiri, disebabkan oleh kesalahan ergonomi perlu dilakukan, karena
yang dimana pekerja berperan dominan dalam penanganan jika sampai terjadi cedera maka akan sangat merugikan baik
manual sekiranya perlu dilakukan penelitian untuk itu untuk pihak perusahaan maupun untuk pekerja sendiri, hal
merancang suatu alat bantu yang mungkin dapat digunakan yang dapat dilakukan adalah dengan mengidentifikasi resiko
dan diterapkan di perusahaan guna mengurangi kelelahan yang bisa terjadi akibat cara kerja/mekanisme kerja yang
serta resiko cedera pada pekerja serta dapat meningkatkan salah diaplikasikan (Suhadri, 2008 : 8) .
produktivitas paving yang dihasilkan.
Tujuan penelitian ini yaitu menghasilkan rancangan Pemindahan Bahan (Material handling)
alat bantu pemindah paving dari mesin press ke tempat Menurut Wignjosoebroto (2009 : 211) sistem
penjemuran yang ergonomis dengan pendekatan pemindahan bahan memegang peranan yang penting
antropometri untuk meminimalisir resiko cedera yang dalam perencanaan suatu pabrik, pada sebagian besar
dialami pekerja berdasarkam kuesioner nordic body map. proses manufacturing, orang/perusahaan beranggapan
bahwa lebih baik bahan yang bergerak atau berpindah
2. Teori Dasar daripada orang atau mesinnya yang berpindah atau
Ergonomi bergerak. Beberapa kasus tertentu justru kadang-
Ergonomi merupakan suatu ilmu, seni dan kadang akan lebih baik manusia atau mesin (ataupun
implementasi teknologi untuk menyeimbangkan antar kedua-duanya) yang dipindahkan menuju objek/bahan
fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun seperti halnya yang bisa dijumpai dalam industri
dalam kondisi istirahat, kemampuan dan keterbatasan pesawat terbang, bangunan kapal, atau produk-produk
manusia baik secara fisik ataupun secara mental sehingga lain yang besar dan sulit untuk dipindah-pindahkan
tercapai suatu kualitas hidup yang lebih baik. Ergonomi dalam proses manufakturingnya.
mempelajari faktor manusia dalam hubungan dengan Istilah material handling sebenarnya kurang tepat
pekerjaan. Tujuan penerapan ergonomi menurut Tarwaka kalau diterjemahkan sekedar “memindahkan” bahan.
(2010 : 6-7), yaitu : Berdasarkan perumusan yang dibuat oleh American
1. Meningkatkan keselamatan/kesehatan fisik dan mental material handling society (AMHS), pengertian mengenai
melalui upaya-upaya dalam pencegahan cedera dan penyakit material handling dinyatakan sebagai seni dan ilmu yang
yang yang timbul akibat bekerja dan menurunkan porsi beban meliputi penanganan, pemindahan, pembungkusan ,
kerja fisik dan mental. penyimpanan sekaligus pengendalian/pengawasan dari
bahan atau material dengan segala bentuknya. Dalam
- 100 -
kaitannya dengan aktivitas pemindahan, maka proses 4. Perancangan lingkungan kerja fisik.
pemindahan ini akan dilaksanakan dari satu lokasi ke Menurut Nurmianto, E.,(2003: 54) antropometri adalah
lokasi lain baik secara vertikal, horizontal, maupun studi tentang pengukuran yang sistematis dari fisik tubuh
lintasan yang membentuk kurva. Demikian pula aktivitas manusia, terutama mengenai dimensi bentuk dan ukuran
ini bisa dilaksanakan dalam suatu lintasan yang tetap tubuh yang dapat digunakan dalam klasifikasi dan
atau berubah-ubah. Selanjutnya material yang dipindah perbandingan antropologis.
bisa berbentuk gas, cairan ataupun padat. Dalam
pengertian umum aktivitas pemindahan bahan ini lebih
ditujukan untuk memindahkan material dalam bentuk
fisik dan padat Wignjosoebroto (2009 :213).
- 101 -
3. Hasil dan Pembahasan
Tahap Perancangan
Tahap perancangan meliputi penentuan dimensi
rancangan alat bantu dan pembuatan desain alat. Berikut
adalah hasil penentuan dimensi alat berdasarkan data
antropometri pekerja dan juga karakteristik bentuk pallet :
Analisa Hasil
1. Perbandingan Proses Pemindahan Paving Sebelum
dan Sesudah Menggunakan Alat
Proses pemindahan paving menjadi lebih mudah
dengan bantuan alat dan kapasitas angkut alat lebih besar
dibandingkan saat masih dengan cara manual. Jika sebelum
menggunakan alat (masih manual) kapasitas yang dapat
dibawa hanya satu pallet membawa dua paving dan beban
sepenuhnya ditumpukan pada kedua tangan, namun setelah
Gambar 4. Desain 2D alat bantu pemindah paving
menggunakan alat bantu pemindah paving kapasitas untuk
sekali angkut dapat membawa tiga pallet sekaligus membawa
Pembuatan Alat enam paving dan beban sudah ditumpu oleh alat sehingga
Tahap selanjutnya yaitu pembuatan alat, pembuatan
pekerja tidak mudah kelelahan saat proses pemindahan.
alat dilakukan di Workshop Laboraturium Sistem
Berdasarkan parameter waktu proses pemindahan paving
Manufaktur Teknik Industri UNTAN. Berikut merupakan
sebelum dan sesudah perancangan memiliki selisih waktu.
hasil rancang bangun alat bantu pemindah paving.
Waktu proses yang dibutuhkan dalam 1 kali angkut
membawa 2 buah paving saat sebelum menggunakan alat
yaitu 30 detik, sedangkan waktu proses pengangkutan
menggunakan alat bantu 1 kali angkut membawa 6 buah
paving yaitu 1 menit 40 detik. Selisih waktu proses sebelum
dan sesudah perancangan dengan asumsi membawa 6 paving
yaitu sebesar 10 detik.
- 102 -
2. Perbandingan Posisi Kerja Sebelum dan Sesudah 4. Kesimpulan
Menggunakan Alat Bantu Pemindah Paving Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka
Gambar A menunjukkan kondisi posisi kerja sebelum dapat diambil keputusan rancangan alat bantu pemindahan
menggunakan alat bantu pemindah paving, badan paving berupa handtruck lift dibuat untuk memperbaiki
membungkuk ke lantai saat meletakkan paving. Posisi kerja posisi kerja yang salah dan merngurangi tingkat resiko cedera
tersebut yang menyebabkan adanya keluhan pada otot pada pekerja dengan pendekatan antropometri. Dimensi
skeletal khusus nya pada bagian pinggang yang rata-rata tubuh yang digunakan sebagai dasar penentuan alat yaitu:
dirasakan oleh pekerja. Gambar B menunjukkan postur kerja a. Tinggi siku berdiri (tsb) untuk menentukan tinggi
setelah menggunakan alat bantu pemindah paving, dengan pegangan menggunakan persentil (P5) dengan panjang 96
bantuan alat maka gerakan/posisi membungkuk dapat cm
dihilangkan. Adanya fork yang dapat naik dan turun dengan b. Lebar sisi bahu (lsb) untuk menentukan lebar pegangan
sistem katrol ini membantu pekerja tidak perlu membungkuk menggunakan persentil (P95) dengan panjang 52 cm
meletakkan paving. c. Lebar telapak tangan (ltt) menggunakan persentil (P95)
dengan panjang 16 cm.
Perbandingan hasil kuesioner sebelum dan sesudah
penggunaan alat bantu pemindah paving menunjukkan
adanya penurunan tingkat keluhan yang paling banyak
dialami yaitu pada otot pinggang dari 95% turun menjadi
66%. Perbandingan waktu proses pengangkutan saat sebelum
dan sesudah pengangkutan yaitu saat menggunakan alat
bantu memiliki waktu proses 10 detik lebih lambat dari saat
menggunakan tenaga manual. Secara keseluruhan, alat sudah
beroperasi dengan cukup baik dan mudah untuk digunakan.
Referensi
[1] Suhardi, B. 2008. Material Handling. In Perancangan
A B Sistem Kerja dan Ergonomi Industri Jilid 2 (p. 210).
Gambar 6. Perbandingan Posisi Kerja Sebelum dan Sesudah Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Menggunakan Alat Bantu Pemindah Paving [2] Tarwaka. 2010. Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi
dan Aplikasi di Tempat Kerja. Solo: Harapan Press.
3. Perbandingan Hasil Nordic Body Map Sebelum dan [3] Widodo, Djati. 2005. Perencanaan dan Pengembangan
Sesudah Menggunakan Alat Bantu Pemindah Paving Produk. UII Press Yogyakarta.
Berdasarkan hasil kuesioner nordic body map [4] Wignjosoebroto, S. 2000. Ergonomi, Studi Gerak Dan
sebelum dan sesudah perancangan, hasilnya yaitu Otot Waktu. Surabaya: Guna Widya.
skeletal bagian pinggang dan pinggul yang menjadi keluhan [5] Wignjosoebroto, S. 2009. Pengertian Dasar dan
utama dan paling banyak dialami pekerja sebelum Permasalahan Pemindahan Bahan. In Tata Letak
perancangan memiliki persentase sampai 95% terlihat Pabrik dan Pemindahan Bahan (Edisi 3, pp. 211–224).
mengalami penurunan dengan adanya alat bantu pemindah Surabaya: Guna Widya.
paving dengan persentase 66% setelah perancangan.
Perbandingan antara hasil nordic body map pada sebelum Biografi
perancangan dan setelah perancangan menunjukkan adanya Oktavianus Dedy Hartanto lahir di Emparu, pada
peningkatan nilai keluhan pada otot bahu kanan. Hasil nordic tanggal 23 Mei 1994, merupakan anak pertama dari empat
body map pada bagian otot bahu meningkat dari 3 menjadi bersaudara dari pasangan Bapak Bernadinus Dwi Puspanto
3,25 dikarenakan aktivitas otot bahu jadi sering digunakan dan Ibu Yuliani. Memulai pendidikan di SD Negeri 20
terutama pada saat memutar tuas. Emparu pada tahun 2000 – 2006, dilanjutkan SMP Negeri 2
Dedai tahun 2006 – 2009, dan kemudian SMA Negeri 3
Sintang tahun 2009 – 2012. Pada tahun 2012 melanjutkan
studinya di Program Studi Sarjana Teknik Industri, Fakultas
Teknik, Universitas Tanjungpura.
- 103 -