Oleh :
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Ergonomi yang berjudul “Ergonomi di
Bidang Industri Manufaktur”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ergonomi dengan dosen pengampu Bapak Drs. Herry Koesyanto, M.S.
Dalam penyusunan malakah ini, penulis menyadari akan kekurangan serta kesalahan
yang ada. Semua pihak dapat memberi masukan berupa saran dan kritik yang mampu
meningkatkan kualitas makalah ini. Penulis mohon maaf jika dalam makalah ini terdapat
kesalahan serta kekurangan. Semoga, makalah ini bermanfaaat bagi penulis serta khalayak
secara luas.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB IV PENUTUP........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Ada ungkapan bahwa “without ergonomics, safety management is not enough”. Sangat
disayangkan apabila ergonomi sering disalah-artikan dan hanya dikaitkan dengan aspek
kenyamanan (perancangan kursi) atau dimensi fisik tubuh manusia. Akibatnya, aplikasi
ergonomi masih belum dianggap penting, terutama di perusahaan – perusahaan di
Indonesia, sehingga banyak sekali rancangan sistem kerja yang tidak ergonomi. Hal ini
terlihat dari ketidaksesuaian antara pekerja dengan cara kerja, mesin, atau alat kerja yang
dipakai, lingkungan tempat kerja, atau menyangkut pengaturan beban kerja yang tidak
optimal.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penerapan ergonomi dibidang industri manufaktur.
1.4 Manfaat
1. Bagi pekerja, diharapkan dapat memberikan manfaat berupa pengetahuan mengenai
penerapam ergonomi di industri manufaktur sehingga tercipta kondisi kerja yang
optimal, aman dan nyaman.
2. Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan
mahasiswa dalam mengaplikasikan keilmuan mengenai keselamatan dan kesehatan
kerja khusunya bidang ilmu ergonomi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ergonomi
Ergonomi yaitu ilmu yang penerapanya berusaha untuk menyerasikan
pekerjaandan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya
produkti'itasdan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan faktor manusia
seoptimal-optimalnya (Suma’mur, 1989). Ergonomi adalah komponen kegiatan dalam
ruanglingkup hiperkes yang antara lain meliputi penyerasian pekerjaan terhadap tenaga
kerjasecara timbal balik untuk efisiensi dan kenyamanan kerja.
Ergonomi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Ergon dan Nomos. Ergon memiliki
artikerja dan Nomos memiliki arti hukum, jadi pengertian Ergonomik itu sendiri secara
garis besar adalah “Studi tentang manusia untuk menciptakan system kerja yang lebih
sehat, aman dan nyaman” (Arif, 2009).
Pusat dari ergonomi adalah manusia. Konsep ergonomi adalah berdasarkan
kesadaran, keterbatasan kemampuan, dan kapabilitas manusia. Sehingga dalam usaha
untuk mencegah cidera, meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kenyamanan
dibutuhkan penyerasian antara lingkungan kerja, pekerjaan dan manusia yang terlibat
dengan pekerjaan tersebut.
Konsep ergonomi serta keselamatan kesehatan kerja merupakan konsep
pentinguntuk diterapkan dalam suatu industri, khususnya dalam perancangan stasiun
kerjanya. Kecenderungan yang ada saat ini adalah, pada industri skala kecil menengah.
Konsep tersebut kurang begitu diperhatikan, sehingga dapat menimbulkan resiko kerja
baik darisegi bahaya kondisi lingkungan fisik, sikap dan cara kerja (Laksmiwaty, 2009).
Tujuan penerapan ergonomi adalah untuk peningkatan kualitas kehidupan yang
lebih baik. Dengan penerapan ergonomi ini, maka akan tercipta lingkungan kerja aman,
sehat dan nyaman sehingga kerja menjadi lebih produktif dan efisien serta adanya
jaminan kualitas kerja (Tim Ergoinstitute, 2008).
Definisi ergonomi juga dapat dilakukan dengan cara menjabarkannya dalam
fokus,tujuan dan pendekatan mengenai ergonomi (Mc Coinick 1993) dimana dalam
penjelasannya disebutkan sebagai berikut:
a. Secara fokus
Ergonomi menfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan,
fasilitas, prosedur dan lingkungan dimana sehari-hari manusia hidup dan bekerja.
3
4
b. Secara tujuan
Tujuan ergonomi ada dua hal, yaitu peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja serta
peningkatan nilai-nilai kemanusiaan, seperti peningkatan keselamatan kerja,
pengurangan rasa lelah dan sebagainya.
c. Secara pendekatan
Pendekatan ergonomi adalah aplikasi informasi mengenai keterbatasan-keterbatasan
manusia, kemampuan, karakteristik tingkah laku dan motivasi untuk merancang
prosedur dan lingkungan tempat aktivitas manusia tersebut sehari-hari.
Contoh : suatu perusahaan kerajinan mengubah cara kerja duduk di lantai dengan
bekerja di meja kerja, mengatur tata ruangan menjadi lebih baik, mengadakan ventilasi,
menambah penerangan, mengadakan ruang makan, mengorganisasi waktu istirahat,
menyelenggarakan pertandingan olahraga, dan lain-lain. Dengan usaha ini, keluhan-
keluhan tenaga kerja berkurang dan produksi tidak pernah terganggu oleh masalah-
masalah ketenagakerjaan. Dengan begitu, produksi dapat mengimbangi perluasan dari
pemasaran.
7
8
box hasil proses pemotongan yang diangkut secara manual oleh operator dan hanya
dapat dibawa satu persatu box. Selain itu, jika menggunakan trolley biasa, terdapat
gaya bungkuk pada operator dikarenakan dimensi trolley tersebut tidak sama dengan
shooter atau meja penyimpanan box dan menyebabkan kesakitan pada bagian Bahu.
Cara menggunakan Trolley Supply Cutting hanya dengan mendorongnya saja, selain
itu spring balancer hanya perlu ditekan 1 kali saja untuk memberikan gaya jungkat-
jungkit.
2. Rancangan Alat Bantu Pemindahan Paving di CV. Daya Mandiri
CV. Daya Mandiri merupakan pabrik yang bergerak dibidang percetakan
batako dan paving yang ada di Pontianak. Aktivitas material handling pada pabrik
tersebut masih menggunakan cara manual dengan tenaga manusia. Berdasarkan
kuesioner nordic body map yang telah disebar, terdapat keluhan yang dialami pekerja,
10 dari 12 pekerja mengalami nyeri yang sama yaitu pada otot skeletal bagian
pinggang yang membahayakan pekerja. Oleh karena itu dibutuhkan alat bantu yang
dapat membantu pekerja dalam proses pengangkutan paving. Perancangan alat bantu
menggunakan pendekatan antopometri. Data antropometri yang menjadi dasar
penentuan dimensi rancangan yaitu tinggi siku berdiri, lebar sisi bahu, dan lebar
telapak tangan.
Kondisi posisi kerja sebelum menggunakan alat bantu pemindah paving,
badan membungkuk ke lantai saat meletakkan paving. Posisi kerja tersebut yang
menyebabkan adanya keluhan pada otot skeletal khusus nya pada bagian pinggang
yang rata-rata dirasakan oleh pekerja. Alat bantu pemindahan paving berupa
handtruck lift dibuat untuk memperbaiki posisi kerja yang salah dan mengurangi
tingkat resiko cedera pada pekerja. Dengan bantuan alat maka gerakan/posisi
membungkuk dapat dihilangkan. Adanya fork yang dapat naik dan turun dengan
sistem katrol ini membantu pekerja tidak perlu membungkuk meletakkan paving.
Dimensi tubuh yang digunakan sebagai dasar penentuan alat yaitu:
a. Tinggi siku berdiri (tsb) untuk menentukan tinggi pegangan menggunakan
persentil (P5) dengan panjang 96 cm.
b. Lebar sisi bahu (lsb) untuk menentukan lebar pegangan menggunakan persentil
(P95) dengan panjang 52 cm.
c. Lebar telapak tangan (ltt) menggunakan persentil (P95) dengan panjang 16 cm.
3. Penerapan Metode 5S Pada Perusahaan Furniture Atau Mebel CV. Valasindo
9
Program 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) merupakan dasar bagi
mentalitas karyawan untuk melakukan perbaikan (improvement) dan juga untuk
mewujudkan kesadaran mutu (quality awareness) (Heizer and Render, 2009). 5S
adalah sebuah pendekatan dalam mengatur lingkungan kerja, yang pada intinya
berusaha mengeliminasi waste sehingga tercipta lingkungan kerja yang efektif, efisien
dan produktif (Osada, 2004). Sedangkan Hirano (1996) mendefinisikan 5S sebuah alat
untuk membantu mengungkapkan masalah dan bila digunakan secara canggih, dapat
menjadi bagian dari proses pengendalian visual dari sebuah sistem lean yang
direncanakan dengan baik. 5S sendiri merupakan singkatan dari Seiri (Sort), Seiton
(Straighten), Seiso (Shine), Seiketsu (Standardize), dan Shitsuke (Sustain). Dalam
bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai 5R yang berarti Ringkas, Rapi, Resik, Rawat,
Rajin. Menurut Imai (2001) 5S sangatlah penting karena merupakan pondasi dalam
membuat suatu proses menjadi sependek mungkin, mengurangi biaya produksi, output
yang berkualitas dan mengurangi timbulnya kecelakaan dengan adanya kondisi yang
lebih baik.
Penataan ulang pada divisi packing perusahaan furniture CV. Valasindo
dengan metode 5S menghasilkan kondisi yang terlihat lebih rapi dengan penataan
barang-barang packing seperti tali rafia, stripping band, foam, single face, carton box
dan barang lainnya pada rak yang disusun dengan ketinggian yang dapat dijangkau
oleh pekerja. Rak atas digunakan untuk meletakkan single face dan foam atau
perlengkapan packing berukuran besar. Rak bawah digunakan untuk meletakkan
stripping band, rafia, lem, handle-handle yang dibutuhkan dan barang-barang packing
yang lebih sering digunakan dan cepat habis. Metode 5S yang digunakan memberikan
dampak positif terhadap kondisi lingkungan kerja divisi packing CV. Valasindo.
Metode 5S juga dapat meminimalkan gerakan tidak perlu seperti mencari-cari barang
atau komponen kerja yang berakibat memperlama waktu kerja.
4. Penggunaan Metode ROSA pada Operator Inspeksi Produk IC (Integrated
Circuit)
ROSA (Rapid Office Strain Assessment) adalah salah satu metode office
ergonomics, dimana cara penilaian metode ini dirancang untuk mengukur risiko
cedera pekerja yang berhubungan dengan penggunaan komputer serta menetapkan
tingkat tindakan perubahan berdasarkan laporan dari ketidaknyamanan pekerja.
Faktor-faktor resiko dari pekerja yang berhubungan dengan komputer
diidentifikasikan dari desain ruangan kerja itu sendiri yaitu kursi, monitor, telepon,
10
mouse dan keyboard. Pada nilai akhir ROSA akan diperoleh nilai antara 1 sampai 10.
Jika nilai akhir yang diperoleh lebih besar dari 5 maka dianggap beresiko tinggi dan
harus dilakukan pengkajian lebih lanjut pada tempat kerja yang bersangkutan. ROSA
terbukti menjadi metode yang efektif dan dapat diandalkan untuk mengidentifikasi
faktor risiko pekerja yang berhubungan dengan penggunaan komputer terkait dengan
ketidaknyamanan pekerja itu sendiri. Penilaian dalam ROSA meliputi setiap faktor:
a. Nilai Kursi
1) Lutut
Postur duduk normal bagi seseorang adalah dengan lutut ditekuk
sekitar 90° dengan kaki datar di lantai. Rentang nilai yang diberikan
adalah 1-3.
2) Kedalaman Kursi
Apabila seorang pekerja berada pada posisi aman diberi nilai 1.
Apabila tidak ada jarak antara ujung kursi dengan lutut maka diberi
nilai 2, begitu pula jika jarak antara ujung kursi dengan lutut terlalu
jauh juga diberi nilai 2. Nilai bertambah 1 apabila alas duduk tidak
dapat diatur
3) Sandaran Lengan
Sandaran lengan harus diposisikan sehingga siku berada di 90° dan
bahu berada dalam posisi rileks. Rentang Nilai adalah 1-2, dan nilai
sandaran tangan bertambah jika sandaran tangan susah untuk
dijangkau, sandaran tangan terlalu lebar, dan sandaran tangan tidak
dapat diatur.
4) Sandaran Punggung
Rentang Nilai adalah 1-2 dan Nilai sandaran punggung akan
bertambah jika tempat kerja terlalu tinggi dan sandaran punggung tidak
dapat diatur.
b. Nilai Monitor
Penilaian pada kondisi kerja dengan monitor mengikuti gambar dibawah
dan nilai akan bertambah apabila monitor tidak tepat lurus di depan, terlalu
terang, tidak ada sandaran kertas.
c. Nilai Telepon
Faktor-faktor risiko dan Nilai untuk telepon harus diposisikan dalam 300
mm dari pekerja dalam rangka untuk menghilangkan jangkauan yang jauh
11
bergerak naik turun operator tidak perlu mengangkat kabinet ke mesin hot press,
operator cukup menggeser dari meja pengeleman ke mesin hot press dan juga untuk
proses memutar dan mendorong kabinet operator akan lebih mudah dan ringan
melakukannya karena adanya penambahan ball transfer pada top board lifter table.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Industri manufaktur merupakan salah satu sektor utama pendorong pertumbuhan
ekonomi, dengan kontribusi hampir mencapai 30 persen terhadap produk domestik
bruto. Oleh karena itu peningkatan daya saing industri manufatur harus terus
dilakukan. Penerapan ergonomi disamping menciptakan sistem kerja yang
manusiawi, juga terbukti memberikan keuntungan secara ekonomi. Hendrick menyatakan
good ergonomics is good economics, yang berarti penerapan ergonomi yang benar akan
memberikan keuntungan ekonomi yang lebih tinggi, dan telah dibuktikan dengan
penerapan ergonomi pada industri kehutanan, transportasi, sistem penanganan
bahan, desain produk, perbaikan stasiun kerja, dan sebagainya dapat meningkatkan
produksi secara bermakna.Untuk mencapai kondisi tersebut maka perlu melibatkan
berbagai disiplin ilmu pada saat desain, termasuk disiplin ilmu ergonomi.
4.2 Saran
Penerapan ergonomi yang diterapkan di industri manufaktur sangat dianjurkan
seperti : penggunaan alat trolley supply cutting pada industri manufaktur, rancangan alat
bantu pemindahan paving di cv. daya mandiri, penerapan metode 5s pada perusahaan
furniture atau mebel cv. Valasindo, penggunaan metode rosa pada operator inspeksi
produk ic (Integrated Circuit). Guna menurunkan semua potensi risiko dampak akibat
kelelahan kerja sehingga para pekerja dan perusahaan dapat meningkatkan kinerja
produktivitasnya secara signifikan. Kemudian, pihak perusahaan juga harus melakukan
pemantauan dan evaluasi setelah diterapkannya sistem ergonomi pada industri
manufaktur ini agar sistem ergonomi ini dapat dianalsasis baik kekurangan maupun
kelebihannya agar penggunaan dan implentasinya sesuai standar dan efisien sehingga
dapat meningkatkan kualitas kinernja perusahaan.
13
DAFTAR PUSTAKA
14