Anda di halaman 1dari 17

ERGONOMI DI BIDANG INDUSTRI MANUFAKTUR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ergonomi

Dosen Pengampu Drs. Herry Koesyanto, M.S.

Oleh :

Aditya Irfan Ariyanto (6411418152)


Raihan Kenang Tiasna (6411418158)
Citra Sinta Berliani (6411418160)
Melania Rofiqoh Rafsanjani (6411418167)
Ratna Novita Ningrum (6411418168)

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Ergonomi yang berjudul “Ergonomi di
Bidang Industri Manufaktur”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ergonomi dengan dosen pengampu Bapak Drs. Herry Koesyanto, M.S.
Dalam penyusunan malakah ini, penulis menyadari akan kekurangan serta kesalahan
yang ada. Semua pihak dapat memberi masukan berupa saran dan kritik yang mampu
meningkatkan kualitas makalah ini. Penulis mohon maaf jika dalam makalah ini terdapat
kesalahan serta kekurangan. Semoga, makalah ini bermanfaaat bagi penulis serta khalayak
secara luas.

Pemalang, 6 Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................................i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................2
1.3 Tujuan ...................................................................................................................2
1.4 Manfaat .................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................3

2.1 Ergonomi ..............................................................................................................3


2.2 Industri Manufaktur ..............................................................................................5

BAB III PEMBAHASAN ...............................................................................................6

3.1 Penerapan Ergonomi di Industri Manufaktur .......................................................6

BAB IV PENUTUP........................................................................................................11

4.1 Kesimpulan .........................................................................................................11


4.2 Saran ...................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri manufaktur merupakan salah satu sektor penyumbang terbesar
perekonomian Indonesia. Dalam kurun waktu tahun 2012 hingga tahun 2015 terjadi
peningkatan kontribusi sektor industri manufaktur dari 17,99% menjadi 18,18% bagi
PDB (Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, 2016). Kemajuan industri
manufaktur tidak terlepas dari kemajuan teknologi yang sangat menopang
keberlangsungan industri manufaktur dan telah membawa perubahan besar bagi industri
manufaktur dengan adanya alat-alat dan mesin yang sangat membantu dalam
menjalankan proses produksi dan mampu menggantikan tenaga manusia.
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah
menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan
teknologi merupakan penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas
untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu, disisi lain akan terjadi dampak negatifnya
bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul. Hal ini
tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi dan tidak akan ada risiko yang mempengaruhi
kehidupan para pekerja. Berbagai risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya penyakit
akibat kerja. Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja
yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh
semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja, dan lingkungan kerja.
Ergonomi dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan dua hal yang
tidak dapat dipisahkan. Keduanya mengarah kepada tujuan yang sama yakni peningkatan
kualitas kehidupan kerja (quality of working life). Aspek kualitas kehidupan kerja
merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi rasa kepercayaan dan rasa
kepemilikan pekerja kepada perusahaan yang berujung pada produktivitas dan kualitas
kerja. Artinya, pekerja akan mempunyai motivasi yang tinggi dalam bekerja (lebih
produktif dan berkualitas) ketika aspek keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan mereka
lebih diperhatikan. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa pencapaian kinerja
manajemen K3 sangat tergantung kepada sejauh mana faktor ergonomi telah
terperhatikan di perusahaan tersebut. Kenyataannya, kecelakaan kerja masih terjadi di
berbagai perusahaan yang secara administratif telah lulus audit sistem manajemen K3.

1
2

Ada ungkapan bahwa “without ergonomics, safety management is not enough”. Sangat
disayangkan apabila ergonomi sering disalah-artikan dan hanya dikaitkan dengan aspek
kenyamanan (perancangan kursi) atau dimensi fisik tubuh manusia. Akibatnya, aplikasi
ergonomi masih belum dianggap penting, terutama di perusahaan – perusahaan di
Indonesia, sehingga banyak sekali rancangan sistem kerja yang tidak ergonomi. Hal ini
terlihat dari ketidaksesuaian antara pekerja dengan cara kerja, mesin, atau alat kerja yang
dipakai, lingkungan tempat kerja, atau menyangkut pengaturan beban kerja yang tidak
optimal.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
“Bagaimana penerapan ergonomi dibidang ndustri manufaktur?”

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penerapan ergonomi dibidang industri manufaktur.

1.4 Manfaat
1. Bagi pekerja, diharapkan dapat memberikan manfaat berupa pengetahuan mengenai
penerapam ergonomi di industri manufaktur sehingga tercipta kondisi kerja yang
optimal, aman dan nyaman.
2. Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan
mahasiswa dalam mengaplikasikan keilmuan mengenai keselamatan dan kesehatan
kerja khusunya bidang ilmu ergonomi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ergonomi
Ergonomi yaitu ilmu yang penerapanya berusaha untuk menyerasikan
pekerjaandan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya
produkti'itasdan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan faktor manusia
seoptimal-optimalnya (Suma’mur, 1989). Ergonomi adalah komponen kegiatan dalam
ruanglingkup hiperkes yang antara lain meliputi penyerasian pekerjaan terhadap tenaga
kerjasecara timbal balik untuk efisiensi dan kenyamanan kerja.
Ergonomi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Ergon dan Nomos. Ergon memiliki
artikerja dan Nomos memiliki arti hukum, jadi pengertian Ergonomik itu sendiri secara
garis besar adalah “Studi tentang manusia untuk menciptakan system kerja yang lebih
sehat, aman dan nyaman” (Arif, 2009).
Pusat dari ergonomi adalah manusia. Konsep ergonomi adalah berdasarkan
kesadaran, keterbatasan kemampuan, dan kapabilitas manusia. Sehingga dalam usaha
untuk mencegah cidera, meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kenyamanan
dibutuhkan penyerasian antara lingkungan kerja, pekerjaan dan manusia yang terlibat
dengan pekerjaan tersebut.
Konsep ergonomi serta keselamatan kesehatan kerja merupakan konsep
pentinguntuk diterapkan dalam suatu industri, khususnya dalam perancangan stasiun
kerjanya. Kecenderungan yang ada saat ini adalah, pada industri skala kecil menengah.
Konsep tersebut kurang begitu diperhatikan, sehingga dapat menimbulkan resiko kerja
baik darisegi bahaya kondisi lingkungan fisik, sikap dan cara kerja (Laksmiwaty, 2009).
Tujuan penerapan ergonomi adalah untuk peningkatan kualitas kehidupan yang
lebih baik. Dengan penerapan ergonomi ini, maka akan tercipta lingkungan kerja aman,
sehat dan nyaman sehingga kerja menjadi lebih produktif dan efisien serta adanya
jaminan kualitas kerja (Tim Ergoinstitute, 2008).
Definisi ergonomi juga dapat dilakukan dengan cara menjabarkannya dalam
fokus,tujuan dan pendekatan mengenai ergonomi (Mc Coinick 1993) dimana dalam
penjelasannya disebutkan sebagai berikut:
a. Secara fokus
Ergonomi menfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan,
fasilitas, prosedur dan lingkungan dimana sehari-hari manusia hidup dan bekerja.

3
4

b. Secara tujuan
Tujuan ergonomi ada dua hal, yaitu peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja serta
peningkatan nilai-nilai kemanusiaan, seperti peningkatan keselamatan kerja,
pengurangan rasa lelah dan sebagainya.
c. Secara pendekatan
Pendekatan ergonomi adalah aplikasi informasi mengenai keterbatasan-keterbatasan
manusia, kemampuan, karakteristik tingkah laku dan motivasi untuk merancang
prosedur dan lingkungan tempat aktivitas manusia tersebut sehari-hari.

Berdasarkan ketiga pendekatan tersebut diatas, definisi ergonomi dapat


terangkumkan dalam definisi yang dikemukakan Chapanis (1985), yaitu ergonomi adalah
ilmu untuk menggali dan mengaplikasikan informasi-informasi mengenai perilaku
manusia, kemampuan, keterbatasan dan karakteristik manusia lainnya untuk merancang
peralatan, mesin, sistem, pekerjaan dan lingkungan untuk meningkatkan produktivitas,
keselamatan, kenyamanan dan efektifitas pekerjaan manusia.
Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang memanfaatkan informasi-informasi
mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam rangka membuat sistem
kerja yang ENASE (efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien). Ergonomi dan K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Keduanya mengarah kepada tujuan yang sama yakni peningkatan kualitas kehidupan
kerja (quality of working life). Aspek kualitas kehidupan kerja merupakan salah satu
faktor penting yang mempengaruhi rasa kepercayaan dan rasa kepemilikan pekerja
kepada perusahaan, yang berujung kepada produktivitas dan kualitas kerja (Arif, 2000).
Ergonomi mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan
manusia. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan
dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress atau tekanan yang akan
dihadapi. Salah satu upaya yang dilakukan antara lain menyesuaikan ukuran tempat kerja
dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembapan.
Hal ini bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Ada salahsatu definisi
yang menyebutkan bahwa ergonomi bertujuan untuk “fitting the job to the worker”.
Ergonomi juga bertujuan sebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya dengan
ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja yang
maksimal selain meningkatkan produktivitasnya.
5

Contoh : suatu perusahaan kerajinan mengubah cara kerja duduk di lantai dengan
bekerja di meja kerja, mengatur tata ruangan menjadi lebih baik, mengadakan ventilasi,
menambah penerangan, mengadakan ruang makan, mengorganisasi waktu istirahat,
menyelenggarakan pertandingan olahraga, dan lain-lain. Dengan usaha ini, keluhan-
keluhan tenaga kerja berkurang dan produksi tidak pernah terganggu oleh masalah-
masalah ketenagakerjaan. Dengan begitu, produksi dapat mengimbangi perluasan dari
pemasaran.

2.2 Industri Manufaktur


Industri adalah kelompok perusahaan yang menghasilkan dan menjual barang
sejenis atau jasa sejenis. Misalnya : industri tekstil adalah kelompok perusahaan yang
menghasilkan dan menjual bahan baku tekstil, barang setengah jadi tekstil, dan barang
jadi tekstil. Dalam perkembangannya, industri dikelompokkan menjadi 2, yaitu industri
manufaktur dan industri jasa.
Menurut Heizer, dkk (2005), manufaktur berasal dari kata manufacture yang
berarti membuat dengan tangan (manual) atau dengan mesin sehingga menghasilkan
sesuatu barang. Wikipedia menyebutkan bahwa Manufaktur adalah suatu cabang Industri
yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk
mengubah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijual.
Contoh industri manufaktur, misalnya: industri tekstil, industri obat, industri semen, dan
lain-lain.
Berdasarkan jenis proses produksi atau berdasarkan sifat manufakturnya,
perusahaan manufaktur dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yakni : 1) Perusahaan dengan jenis
proses produksi terus-menerus (continuous process atau continuous manufacturing), 2)
Perusahaan dengan proses produksi yang terputus-putus (intermitten process atau
intermitten manufacturing).
Continous Manufacturing biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang
besar (produksi massa) dengan variasi yang sangat kecil dan sudah di standarisasi. Mesin-
mesinnya bersifat khusus dan biasanya otomatis maka tidak membutuhkan tenaga kerja
dalam jumlah yang banyak. Sedangkan Intermitten manufacturing biasanya menghasilkan
produk dalam jumlah yang sangat kecil dengan variasi yang sangat besar. Mesin-mesin
yang digunakan merupakan mesin yang bersifat umum sehingga operatornya perlu
mempunyai keahlian atau skill yang tinggi dalam pengerjaan produk tersebut.
6
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Penerapan Ergonomi di Industri Manufaktur


Industri manufaktur merupakan salah satu sektor utama pendorong pertumbuhan
ekonomi, dengan kontribusi hampir mencapai 30 persen terhadap produk domestik bruto
(PDB). Oleh karena itu peningkatan daya saing industri manufatur harus terus dilakukan.
Peningkatan daya saing dapat dilakukan dengan penerapan strategi manufaktur yang meliputi
biaya, pengiriman, fleksibelitas, dan kualitas. Kualitas merupakan satusatunya komponen
strategi manufaktur yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Penerapan ergonomi disamping
menciptakan sistem kerja yang manusiawi, juga terbukti memberikan keuntungan secara
ekonomi. Hendrick menyatakan good ergonomics is good economics, yang berarti penerapan
ergonomi yang benar akan memberikan keuntungan ekonomi yang lebih tinggi, dan telah
dibuktikan dengan penerapan ergonomi pada industri kehutanan, transportasi, sistem
penanganan bahan, desain produk, perbaikan stasiun kerja, dan sebagainya dapat
meningkatkan produksi secara bermakna.
Mesin dan peralatan pada dasarnya diciptakan untuk meningkatkan kapasitas,
kecepatan dan keakuratan serta mengurangi biaya produksi. Seorang perancang tidak hanya
dituntut untuk menghasilkan mesin atau alat yang mampu berkerja dengan performansi tinggi
dan efisien sesuai dengan yang direncanakan, akan tetapi juga harus berorientasi pada proses
untuk meningkatkan performansi sistem secara keseluruhan, dimana manusia terlibat di
dalamnya. Untuk mencapai kondisi tersebut maka perlu melibatkan berbagai disiplin ilmu
(interdisipliner) pada saat desain, termasuk disiplin ilmu ergonomi. Penerapan ergonomi
dalam desain dan sistem industri manufaktur merupakan strategi proaktif yang penting untuk
meningkatkan kondisi kerja dan efisiensi produksi. Berikut merupakan beberapa penerapan
ergonomi yang diterapkan di industri manufaktur.
1. Penggunaan alat Trolley Supply Cutting Pada Industri Manufaktur
Trolley Supply Cutting adalah trolley yang digunakan untuk mengangkut box
yang berisi hasil material besi yang sudah dipotong. Trolley ini dibuat dengan
menggunakan prinsip ergonomi. Trolley Supply Cutting digunakan dalam industri
manufaktur ini karena mempunyai prinsip karakuri dimana trolley tersebut berbeda
dengan trolley yang lainnya dikarenakan Trolley Supply Cutting mempunyai prinsip
jungkat-jungkit yang bertujuan mempermudah pengguna supaya dapat meminimalkan
gaya bungkuk pada pengguna. Alat ini digunakan sebagai solusi dalam pengangkutan

7
8

box hasil proses pemotongan yang diangkut secara manual oleh operator dan hanya
dapat dibawa satu persatu box. Selain itu, jika menggunakan trolley biasa, terdapat
gaya bungkuk pada operator dikarenakan dimensi trolley tersebut tidak sama dengan
shooter atau meja penyimpanan box dan menyebabkan kesakitan pada bagian Bahu.
Cara menggunakan Trolley Supply Cutting hanya dengan mendorongnya saja, selain
itu spring balancer hanya perlu ditekan 1 kali saja untuk memberikan gaya jungkat-
jungkit.
2. Rancangan Alat Bantu Pemindahan Paving di CV. Daya Mandiri
CV. Daya Mandiri merupakan pabrik yang bergerak dibidang percetakan
batako dan paving yang ada di Pontianak. Aktivitas material handling pada pabrik
tersebut masih menggunakan cara manual dengan tenaga manusia. Berdasarkan
kuesioner nordic body map yang telah disebar, terdapat keluhan yang dialami pekerja,
10 dari 12 pekerja mengalami nyeri yang sama yaitu pada otot skeletal bagian
pinggang yang membahayakan pekerja. Oleh karena itu dibutuhkan alat bantu yang
dapat membantu pekerja dalam proses pengangkutan paving. Perancangan alat bantu
menggunakan pendekatan antopometri. Data antropometri yang menjadi dasar
penentuan dimensi rancangan yaitu tinggi siku berdiri, lebar sisi bahu, dan lebar
telapak tangan.
Kondisi posisi kerja sebelum menggunakan alat bantu pemindah paving,
badan membungkuk ke lantai saat meletakkan paving. Posisi kerja tersebut yang
menyebabkan adanya keluhan pada otot skeletal khusus nya pada bagian pinggang
yang rata-rata dirasakan oleh pekerja. Alat bantu pemindahan paving berupa
handtruck lift dibuat untuk memperbaiki posisi kerja yang salah dan mengurangi
tingkat resiko cedera pada pekerja. Dengan bantuan alat maka gerakan/posisi
membungkuk dapat dihilangkan. Adanya fork yang dapat naik dan turun dengan
sistem katrol ini membantu pekerja tidak perlu membungkuk meletakkan paving.
Dimensi tubuh yang digunakan sebagai dasar penentuan alat yaitu:
a. Tinggi siku berdiri (tsb) untuk menentukan tinggi pegangan menggunakan
persentil (P5) dengan panjang 96 cm.
b. Lebar sisi bahu (lsb) untuk menentukan lebar pegangan menggunakan persentil
(P95) dengan panjang 52 cm.
c. Lebar telapak tangan (ltt) menggunakan persentil (P95) dengan panjang 16 cm.
3. Penerapan Metode 5S Pada Perusahaan Furniture Atau Mebel CV. Valasindo
9

Program 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) merupakan dasar bagi
mentalitas karyawan untuk melakukan perbaikan (improvement) dan juga untuk
mewujudkan kesadaran mutu (quality awareness) (Heizer and Render, 2009). 5S
adalah sebuah pendekatan dalam mengatur lingkungan kerja, yang pada intinya
berusaha mengeliminasi waste sehingga tercipta lingkungan kerja yang efektif, efisien
dan produktif (Osada, 2004). Sedangkan Hirano (1996) mendefinisikan 5S sebuah alat
untuk membantu mengungkapkan masalah dan bila digunakan secara canggih, dapat
menjadi bagian dari proses pengendalian visual dari sebuah sistem lean yang
direncanakan dengan baik. 5S sendiri merupakan singkatan dari Seiri (Sort), Seiton
(Straighten), Seiso (Shine), Seiketsu (Standardize), dan Shitsuke (Sustain). Dalam
bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai 5R yang berarti Ringkas, Rapi, Resik, Rawat,
Rajin. Menurut Imai (2001) 5S sangatlah penting karena merupakan pondasi dalam
membuat suatu proses menjadi sependek mungkin, mengurangi biaya produksi, output
yang berkualitas dan mengurangi timbulnya kecelakaan dengan adanya kondisi yang
lebih baik.
Penataan ulang pada divisi packing perusahaan furniture CV. Valasindo
dengan metode 5S menghasilkan kondisi yang terlihat lebih rapi dengan penataan
barang-barang packing seperti tali rafia, stripping band, foam, single face, carton box
dan barang lainnya pada rak yang disusun dengan ketinggian yang dapat dijangkau
oleh pekerja. Rak atas digunakan untuk meletakkan single face dan foam atau
perlengkapan packing berukuran besar. Rak bawah digunakan untuk meletakkan
stripping band, rafia, lem, handle-handle yang dibutuhkan dan barang-barang packing
yang lebih sering digunakan dan cepat habis. Metode 5S yang digunakan memberikan
dampak positif terhadap kondisi lingkungan kerja divisi packing CV. Valasindo.
Metode 5S juga dapat meminimalkan gerakan tidak perlu seperti mencari-cari barang
atau komponen kerja yang berakibat memperlama waktu kerja.
4. Penggunaan Metode ROSA pada Operator Inspeksi Produk IC (Integrated
Circuit)
ROSA (Rapid Office Strain Assessment) adalah salah satu metode office
ergonomics, dimana cara penilaian metode ini dirancang untuk mengukur risiko
cedera pekerja yang berhubungan dengan penggunaan komputer serta menetapkan
tingkat tindakan perubahan berdasarkan laporan dari ketidaknyamanan pekerja.
Faktor-faktor resiko dari pekerja yang berhubungan dengan komputer
diidentifikasikan dari desain ruangan kerja itu sendiri yaitu kursi, monitor, telepon,
10

mouse dan keyboard. Pada nilai akhir ROSA akan diperoleh nilai antara 1 sampai 10.
Jika nilai akhir yang diperoleh lebih besar dari 5 maka dianggap beresiko tinggi dan
harus dilakukan pengkajian lebih lanjut pada tempat kerja yang bersangkutan. ROSA
terbukti menjadi metode yang efektif dan dapat diandalkan untuk mengidentifikasi
faktor risiko pekerja yang berhubungan dengan penggunaan komputer terkait dengan
ketidaknyamanan pekerja itu sendiri. Penilaian dalam ROSA meliputi setiap faktor:
a. Nilai Kursi
1) Lutut
Postur duduk normal bagi seseorang adalah dengan lutut ditekuk
sekitar 90° dengan kaki datar di lantai. Rentang nilai yang diberikan
adalah 1-3.
2) Kedalaman Kursi
Apabila seorang pekerja berada pada posisi aman diberi nilai 1.
Apabila tidak ada jarak antara ujung kursi dengan lutut maka diberi
nilai 2, begitu pula jika jarak antara ujung kursi dengan lutut terlalu
jauh juga diberi nilai 2. Nilai bertambah 1 apabila alas duduk tidak
dapat diatur
3) Sandaran Lengan
Sandaran lengan harus diposisikan sehingga siku berada di 90° dan
bahu berada dalam posisi rileks. Rentang Nilai adalah 1-2, dan nilai
sandaran tangan bertambah jika sandaran tangan susah untuk
dijangkau, sandaran tangan terlalu lebar, dan sandaran tangan tidak
dapat diatur.
4) Sandaran Punggung
Rentang Nilai adalah 1-2 dan Nilai sandaran punggung akan
bertambah jika tempat kerja terlalu tinggi dan sandaran punggung tidak
dapat diatur.
b. Nilai Monitor
Penilaian pada kondisi kerja dengan monitor mengikuti gambar dibawah
dan nilai akan bertambah apabila monitor tidak tepat lurus di depan, terlalu
terang, tidak ada sandaran kertas.
c. Nilai Telepon
Faktor-faktor risiko dan Nilai untuk telepon harus diposisikan dalam 300
mm dari pekerja dalam rangka untuk menghilangkan jangkauan yang jauh
11

(Canadian Standards Association, 2002). Untuk mencapai hal ini,


direkomendasikan bahwa pekerja menggunakan perangkat bebas tangan,
seperti speakerphone atau headset.
d. Nilai Mouse
Pekerja diberi nilai 1 jika penggunaan mouse berada satu garis dengan
tangan, nilai menjadi 2 jika dalam penggunaan mouse tangan harus
menjangkau terlalu jauh. Nilai pada penggunaan mouse akan bertambah
jika mouse berada di tempat yang berbeda dengan keyboard, mouse terlalu
kecil, dan terdapat sandaran telapak tangan pada penggunaan mouse.
e. Nilai Keyboard
Rentang Nilai adalah 1-2 dan nilai juga akan bertambah pada saat
menggunakan keyboard pekerja pada posisi tangan menggantung, posisi
pergelangan tangan dengan sudut kurang dari 15°, dan lainnya.
5. Perancangan Lifter Table Untuk Mengurangi Beban Kerja Operator Pada Kelompok
Kerja Hot Press Panel di PT. Yamaha Indonesia
Pada PT. Yamaha Indonesia terdapat banyak departemen, salah satunya yaitu
Production Engineering. Pada departemen wood working terdapat kelompok produksi
hot press panel terdapat meja pengeleman kabinet yang merupakan tempat proses
pengeleman setiap kabinet yang akan dipress di mesin hot press panel. Pada proses
pengeleman antara baker dan kabinet, sebelum di masukkan ke dalam mesin hot press
panel, sebagai berikut pertama operator mengambil kabinet yang telah di proses mesin
glue spreader kemudian meletakkan pada meja pengeleman setelah kabinet disusun
dengan ketinggian tertentu operator memutar kabinet untuk dimasukkan ke dalam
mesin, setelah kabinet di putar operator mendorong tumpukan kabinet agar dekat
dengan mulut mesin hot press panel setelah itu operator mengangkat setiap kabinet
dan menyusun didalam mesin hot press panel.
Dari beberapa tahap diatas ada beberapa proses pekerjaan yang tidak ergonomi
dan menguras tenaga yaitu proses memutar kabinet yang sangat berat beban untuk
memutarnya, mendorong kabinet untuk dekat dengan mulut mesin hot press panel dan
proses pengangkatan kabinet dari meja pengeleman ke mesin hot press panel. Dari
keadaan yang ada perlu perbaikan untuk mengurangi beban kerja operator pada saat
melakukan proses kerja, maka dilakukan perancangan lifter table. Dengan adanya
lifter table ini proses kerja yang dilakukan operator lebih mudah dan lebih nyaman,
karena meja pengeleman menggunakan sistem penggerak hydraulic sehingga dapat
12

bergerak naik turun operator tidak perlu mengangkat kabinet ke mesin hot press,
operator cukup menggeser dari meja pengeleman ke mesin hot press dan juga untuk
proses memutar dan mendorong kabinet operator akan lebih mudah dan ringan
melakukannya karena adanya penambahan ball transfer pada top board lifter table.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Industri manufaktur merupakan salah satu sektor utama pendorong pertumbuhan
ekonomi, dengan kontribusi hampir mencapai 30 persen terhadap produk domestik
bruto. Oleh karena itu peningkatan daya saing industri manufatur harus terus
dilakukan. Penerapan ergonomi disamping menciptakan sistem kerja yang
manusiawi, juga terbukti memberikan keuntungan secara ekonomi. Hendrick menyatakan
good ergonomics is good economics, yang berarti penerapan ergonomi yang benar akan
memberikan keuntungan ekonomi yang lebih tinggi, dan telah dibuktikan dengan
penerapan ergonomi pada industri kehutanan, transportasi, sistem penanganan
bahan, desain produk, perbaikan stasiun kerja, dan sebagainya dapat meningkatkan
produksi secara bermakna.Untuk mencapai kondisi tersebut maka perlu melibatkan
berbagai disiplin ilmu pada saat desain, termasuk disiplin ilmu ergonomi.

4.2 Saran
Penerapan ergonomi yang diterapkan di industri manufaktur sangat dianjurkan
seperti : penggunaan alat trolley supply cutting pada industri manufaktur, rancangan alat
bantu pemindahan paving di cv. daya mandiri, penerapan metode 5s pada perusahaan
furniture atau mebel cv. Valasindo, penggunaan metode rosa pada operator inspeksi
produk ic (Integrated Circuit). Guna menurunkan semua potensi risiko dampak akibat
kelelahan kerja sehingga para pekerja dan perusahaan dapat meningkatkan kinerja
produktivitasnya secara signifikan. Kemudian, pihak perusahaan juga harus melakukan
pemantauan dan evaluasi setelah diterapkannya sistem ergonomi pada industri
manufaktur ini agar sistem ergonomi ini dapat dianalsasis baik kekurangan maupun
kelebihannya agar penggunaan dan implentasinya sesuai standar dan efisien sehingga
dapat meningkatkan kualitas kinernja perusahaan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Nina., Hari Purnomo.


https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/bitstream/handle/11617/3594/Paper
%20IENACO-04.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Audina, Desya Widya. 2019. “Perancangan Trolley Supply Cutting Pada Proses
Manufaktur Otomotif Dengan Pendekatan Ergonomi”. Skripsi. Fakultas Teknik,
Teknik Industri, President University, Cikarang.
Hendrawan. 2012. Ergonomi di Manufaktur.
http://endelwis.blogspot.com/2012/03/ergonomi-di-manufaktur.html.
https://dokumen.tips/documents/ergonomi-industri-andi.html.
Juni, Muhammad. Makalah Ergonomi.
https://www.academia.edu/16439922/Makalah_ergonomi. Diakses Pada 04
November 2020.
Ratnaa, Desy. 2014. Makalah Industri Mnufaktur dan Ketenagakerjaan.
http://agentofcentaurus.blogspot.com/2014/01/makalah-industri-manufaktur-
dan.html. Diakses Pada 04 November 2020
Rozak, Mohammad. 2018. “Perancangan Lifter Table Untuk Mengurangi Beban Kerja
Operator Pada Kelompok Kerja Hot Press Panel Di PT. Yamaha Indonesia”.
Skripsi. Fakultas Teknologi Industri, Teknik Mesin, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta.
Siboro, Benedikta Anna Haulian. 2017. Analisa Resiko Ergonomi Kerja Operator
Inspeksi Ergonomic Risk Analysis Of Inspection Operator. Jurnal Profisiensi.
5(2): 61-68.
Surata, I Wayan. 2016. Pendekatan Ergonomi Dalam Industri Manufaktur Untuk
Meningkatkan Daya Saing.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/2a4bd660068c2a2d0818a
25aac856a34.pdf.

14

Anda mungkin juga menyukai