Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG

DI PT PLN (Persero) UNIT PELAYANAN PENGENDALIAN


PEMBANGKITAN (UPDK) MINAHASA
30 JANUARI 2019 - 1 MARET 2019

GAMBARAN PENERAPAN INSPEKSI ALAT PEMADAM API RINGAN


(APAR) DI PT PLN (Persero) UNIT PELAYANAN PENGENDALIAN
PEMBANGKITAN (UPDK) MINAHASA

OLEH :

MARSELA GLORIA SOLANG

15111101272

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kasih dan anugerah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan salah satu tugas dan tanggung jawab saya
sebagai mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
Manado yaitu kegiatan magang. Kegiatan magang yang berlangsung selama
kurang lebih 1 bulan yaitu pada tanggal 30 Januari 2019 – 1 Maret 2019 kemudian
melakukan kegiatan magang tersebut di PT PLN (Persero) UPDK Minahasa.

Selama kegiatan magang berlangsung, ada beberapa hal yang baru yang
saya dapatkan dari tempat magang, sehingga pada akhirnya laporan magang ini
dapat terselesaikan. Saya menyadari pembuatan laporan ini jauh dari sempurna,
karena masih terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang saya alami. Untuk
itu saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan
laporan ini kedepannya.

Pada pelaksanaan kegiatan magang ini, saya banyak mendapatkan


bimbingan dari berbagai pihak yang telah membantu. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. dr. Grace D. Kandou M.Kes sebagai Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

2. dr. Budi T. Ratag, MPH selaku Wakil Dekan I bidang Akademik.

3. dr. Nancy S. H. Malonda, MPH selaku Wakil Dekan II bidang Umum dan
Keuangan.

4. dr. Paul A. T. Kawatu, MSc selaku Wakil Dekan III bidang


Kemahasiswaan dan Alumni.

5. dr. Ribka Wowor M.Kes sebagai Ketua Panitia Magang dan Asep
Rahman, SKM, M.Kes sebagai sekretaris panitia magang 2019.

6. dr. Sekplin A. S. Sekeon, MPH, SpS sebagai Dosen Pembimbing Magang.

2
7. Sulaemana Engkeng, SKM, M.Kes sebagai Dosen Penguji Seminar
Magang.

8. Gatut Pujo Pramono sebagai kepala PT PLN (Persero) UPDK Minahasa.

9. Christine Sarante ST sebagai Dosen Pembimbing Lapangan.

10. Seluruh Pegawai PT PLN (Persero) UPDK Minahasa.

11. Orang Tua yang selalu mendoakan, mendukung maupun memberikan


bantuan secara moril dan materil.

12. Semua pihak lainnya yang telah memberikan dukungan baik selama
kegiatan magang sampai pembuatan laporan.

Kiranya dengan adanya laporan ini dapat menjadi suatu pedoman serta
acuan yang dapat mendorong penulis selaku mahasiswi agar dapat melaksanakan
tugas dan tanggung jawab sebagai mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sam Ratulangi Manado.

Penulis sangat menyadari dalam penyusunan laporan magang ini, masih


banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan ini. Untuk itu, penulis
sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun sebagai bahan ajar untuk
mencapai tingkat yang lebih baik.

Manado, Mei 2019

Penulis

Maresla Solang

DAFTAR ISI

3
KATA PENGANTAR …………………………..…...………….………………i

DAFTAR ISI …………………………………….…..………..…………...……iii

DAFTAR TABEL …………………………………………………………….…vi

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………...…vii

DAFTAR SINGKATAN ……………………………………………………….viii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………….………………1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………1

1.2 Tujuan Magang ………………………………………………………...…3

1.2.1 Tujuan Umum …………….…………..………………………………3

1.2.2 Tujuan Khusus ………………………..………………………………4

1.3 Manfaat Magang …………………………………………….……………4

1.3.1 Bagi Mahasiswa ………………………………………………………4

1.3.2 Bagi Tempat Magang …………………………………………...……4

1.3.3 Bagi Fakultas …………………………………………....……………5

1.4 Waktu dan Tempat Magang ………………………………………..………5

BAB II GAMBARAN UMUM ………………………………….………………6

2.1 Analisis Situasi Umum …………...………………………………………6

2.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi PT PLN (Persero) UPDK Minahasa ……..….6

2.1.2 Sejarah PT PLN (Persero) UPDK Minahasa ………………….………..6

2.1.3 Visi dan Misi PT PLN (Persero) UPDK Minahasa ……………………7

2.1.4 Strktur Organisasi PT PLN (Persero) UPDK Minahasa ………..………8

2.2 Analisis Situasi Khusus …………………………………………………10

4
BAB III HASIL KEGIATAN …………………………………………………12

3.1 Uraian Kegiatan ……………………………...…………………………12

3.2 Identifikasi Masalah dan Metode Yang Di Gunakan ………………...…13

3.3 Problem Tree Analysis …………………………………………….……16

3.4 Alternatif Pemecahan Masalah ……………………………………….…17

3.5 Kontribusi Bagi Instansi dan Peserta Magang …………………..………17

3.5.1 Bagi PT PLN (Persero) UPDK Minahasa …………………...………17

3.5.2 Bagi Peserta Magang …………………………………………………18

BAB IV PEMBAHASAN …………………………………....…………………19

4.1 Inspeksi K3 …………………………………………………...…………19

4.2 APAR ……………………………………………………………....……21

4.3 Jenis APAR ………………………………………………….……….…21

4.4 Klasifikasi APAR ………………………………………………….……23

4.5 Manajemen Pemasangan dan Pemeliharaan APAR ………….…………24

4.6 Hasil Identifikasi APAR PT PLN (Persero) UPDK Minahasa ……..…..26

BAB V PENUTUP ……………….………………………………………..……27

5.1 Kesimpulan …………………………………………………...…………27

5.2 Saran ……………………………….……………………………….……28

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….………..……29

LAMPIRAN ……………………………………………………….…………….31

5
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Inspeksi APAR di PLN UPDK Minahasa …………………….…15

6
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi ………………………………...………………..10

Gambar2.Lembar Persetujuan MahasiswaMagang ……………………..….…...31

Gambar 3. Denah PT PLN (Persero) UPDK Minahasa Lantai 1 …………….…32

Gambar 4. Denah PT PLN (Persero) UPDK Minahas Lantai 2 ………...………33

Gambar 5. Lembar Inspeksi APAR ……………………………..……………...34

Gambar 6. Lembar Hasil Inspeksi APAR …..…………………...……………...35

Gambar 7. Daftar Hadir Magang ………………………………………….…….36

Gambar 8. Lembar Catatan Kegiatan dan Kehadiran Magang ……….…………37

Gambar 9. Lembar Pembimbingan Materi ……..……………………………….38

Gambar 10. Lembar Pembimbingan Magang di Lapangan ………..……………39

Gambar 11. Struktur Org Tim Tanggap Darurat PT PLN UPDK Minahasa …...40

Gambar 12. Beberapa Titik Tempat Tabung APAR Yang Kosong ……….……41

Gambar 13. APAR Di Ruang Perokris Yang Sudah Rusak ……...…………......42

Gambar 14. APAR Di Ruang Ops-Har ……………….....……………………...43

Gambar 15. Inspeksi APAR Di Bawah Kantor Koprasi ……………………......44

Gambar 16. Inspeksi APAR Di Depan Selatan Kantor …………………….…...45

Gambar 17. Inspeksi APAR di PLTP Lahendong bersama DPL ………………46

Gambar 18. Kegiatan Inspeksi APAR di PLTP Lahendong ……...…………….47

Gambar 19. Inspeksi APAR di PLTA Tanggari II ……………………………...48

Gambar 20. Inspeksi APAR di PLTA Tonsealama ……………………..……...49

Gambar 21. Inspeksi APAR di PLTD Bitung ………………………………......50

Gambar 22. Inspeksi K3 dan Keamanan di PLTD Lopana ………...…………...51

Gambar 23. Foto Bersama Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji Setela Ujian
Seminar Magang....................................................................................................52
DAFTAR SINGKATAN

APAR : Alat Pemadam Api Ringan

7
UPDK : Unit Pelayanan Pengendalian Pembangkitan

PLN : Perusahaan Listrik Negara

PT : Perseroan Terbatas

PLTA : Pembangkit Listrik Tenaga Air

PLTP : Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

PLTD : Pembangkit Listrik Tenaga Diesel

PLTU : Pembangkit Listrik Tenaga Uap

PLTG : Pembangkit Listrik Tenaga Gas

K3 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

P2K3 : Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

SMK3 : Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

SDM : Sumber Daya Manusia

KSA : Keuangan, SDM, dan Administrasi

8
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat.(UU No. 13 tahun 2003). Menurut UU No. 13 Tahun
2003 bahwa setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.

Keselamatan kerja merupakan ilmu dan penerapan yang berkaitan dengan


mesin, alat, bahan, dan proses kerja guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan
seluruh aset produksi agar terhindar dari kecelakaan kerja atau kerugian lainnya
(Harlinanto, 2015), keselamatan kerja juga adalah salah satu segi penting dari
perlindungan tenaga kerja (Suma’mur, 1987)

Kesehatan Kerja merupakan unsur penting agar pekerja dapat menikmati


hidup berkualitas dalam pekerjaannya. Beberapa situasi dan kondisi pekerja, baik
tata letak tempat kerja atau matrial-matrial yang digunakan, menghadirkan resiko
yang lebih tinggi dari pada normal, terhadap kesehatan. Dengan memahami
karakteristik matrialn yang digunakan dan kemungkinan reaksi tubuh
tyerhadapnya, kita dapat meminimalkan resiko bagi kesehatan (Ridley, 2004)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk


menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. (PP No 50 Tahun 2012)

Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tak diharapkan. Kecelakaan
akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan perusahaan atau tempat
kerja. Hubungan kerja disini dapat berarti, bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan
oleh pekerjaan atau pada waktu melakukan pekerjaan (Suma’mur 1987)

Dizaman modern saat ini keselamatan dan kesahatan kerja (K3) di tempat
kerja menjadi sangat penting karena kerugian yang akan ditanggung apa bila

9
terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Meskipun dizaman modern
perkembangan teknologi semakin pesat, kejadian kebakaran malah semakin
meningkat. Maka dari itu pencegahan pun harus dibutuhkan untuk memperkecil
kemungkinan bahkan menghilangkan risiko kebakaran di tempat kerja dan untuk
menghindari kerugian yang besar.

Kejadian kecelakaan dapat menyebabkan terhambatnya produksi yang


dihasilkan juga dampak kerugian biaya untuk pengobatan maupun perbaikan.
Oleh karena itulah keselamatan dan kesehatan kerja harus di kelola dengan baik
dan menjadi salah satu prioritas bagi perusahaan. Kebakaran adalah kecelakaan
yang sering terjadi yang menimbulkan kerugian yang sangat besar dan korban
jiwa. Menurut ILO, 2013 Kebakaran Merupakan kejadian yang dapat
menimbulkan kerugian pada jiwa, peralatan produksi, proses produksi dan
pencemaran lingkungan kerja. Khususnya pada kejadian kebakaran yang beser
dapat melumpuhkan bahkan menghentikan proses usaha, sehingga ini
memberikan kerugian yang sangat besar.

Ada berbagai alasan mengapa kebakaran di tempat kerja dapat terjadi,


Pencatus penyebab terjadinya kebakaran di tempat kerja seperti Percikan api,
listrik, bahkan sampai energy petir alasan yang paling sering terjadi adalah karena
ada peralatan yang dapat memicu kebakaran seperti kertas, peralatan elektronik
dan kayu, yang dapat dengan mudah terbakar. Kebakaran di tempat kerja
berakibat sangat merugikan bagi perusahaan , pekerja maupun kpentingan
pembangunan nasional oleh karena itu perlu ditanggulangi dan untuk
menanggulangi kebakaran ditempat kerja, diperlukan adanya peralatan proteksi
kebakaran yang memadai (Kepmenaker RI, 1999).

PT PLN (Persero) UPDK MINAHASA merupakan salah satu bada usaha


milik negara yang bergerak dalam bidang penyalur listrik. Kegiatan perusahaan
ini adalah menyalurkan listrik bagi setiap masyarakat yang ada di Minahasa.
Kegiatan ini tentunya tidak lepas dari peran, usaha dan kerja keras para karyawan
untuk menciptakan penerangan bagi masyarakat.

10
Untuk melindungi karyawan, tentunya pihak perusahaan harus memfasilitasi
pekerja dengan lingkungan kerja yang aman salah satunya upaya pencegahan
kebakaran dengan menyediakan suatu alat/sistem proteksi penanggulangan
kebakaran seperti APAR. Dalam penyediaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
harus disesuaikan dengan tempat serta potensi yang menimbulkan bahaya
kebakaran yang mungkin terjadi dan sesuai dengan PERMEN No. 04 Tahun 1980.

PT PLN UPDK MINAHASA telah menerapkan SMK3 (Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja), dan sudah memiliki Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3), serta sudah membentuk Petugas
APAR dan sudah menyediakan tabung APAR di setiap ruangan yang ada di PT
PLN UPDK MINAHASA. Tapi, ketika diinspeksi ada beberapa yang tidak sesuai
dengan data dari perusahaan yaitu, beberapa titik tempat menaruh APAR yang
seharusnya ada di data tidak ada tabung aparnya lagi dan 2 tabung apar kosong,
ada juga beberapa tabung APAR yang fisiknya sudah tidak layak. sehingga tidak
bisa membantu karyawan jika terjadi kebakaran di tempat kerja.

Setelah melakukan inspeksi APAR penulis menemukan beberapa masalah


APAR di PT PLN UPDK MINAHASA, maka penulis tertarik dan ingin
melakukan penelitian mengenai “Gambaran Penerapan Inspeksi APAR di PT
PLN (Persero) UPDK MINAHASA”.

1.2 Tujuan Magang


1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan penerapan inspeksi Alat Pemadam Api Ringan (APAR) untuk
mengetahui apakah APAR yang ada di PT PLN (Persero) UPDK
Minahasa sesuai dengan data dari perusahaan dan apakah APAR di PT
PLN (Persero) UPDK Minahasa sesuai dengan peraturan mentri tenaga
kerja dan transmigrasi no. 4 tahun 1980 tentang pemeliharaan alat
pemadam api ringan.

11
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Diketahui manajemen pemasangan dan pemeliharaan Alat Pemadam Api
Ringan (APAR) di PT PLN (Persero) UPDK Minahasa apakah sesuai
standard yang berlaku.
b. Diketahui tabung APAR mana saja yang perlu untuk diganti bila tidak
memenuhi standard seperti rusak, cacat, dan tabung APAR yang kosong
ataupun kadaluarsa.
c. Dengan dilakukan Inspeksi Alat pemadam Api Ringan (APAR) pihak
perusahaan PT PLN (Persero) UPDK Minahasa lebih meningkatkan
control terhadap APAR.
1.3 Manfaat Magang
1.3.1 Bagi Mahasiswa
a. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan yang berhubungan dengan
bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat di antaranya Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan, Gizi Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Epidemiologi, dan Promosi Kesehatan.
b. Terpapar dengan kondisi dan pengalaman di lapangan.
c. Mendapatkan pengalaman menggunakan metode analisis masalah yang
tepat terhadap permasalahan yang ditemkan ditempat magang.
d. Memperkaya kajian dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat terutama
sesuai bdang minat yang digeluti.
e. Penemuan baru mengenai analisis permasalahan dan kiat-kiat pemecahan
masalah kesehatan.
f. Memperoleh gambaran peluang kerja bagi Srjana Kesehatan Masyarakat.
g. Mendapatkan bahan untuk penulisan skripsi/karya ilmiah.
1.3.2 Bagi Tempat Magang
a. Tempat magang dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu
penyelesaian tugas-tugas yang ada sesuai kebutuhan di unit kerja masing-
masing.
b. Tempat magang mendapatkan alternative calon pegawai/ kariawan yang
telah dikenal kualitas dan kredibilitasnya.

12
c. Turut berpartisipasi dalam peningkatan kualitas pendidikan perguruan
tinggi dalam menciptakan lulusan yang berkualitas, terampil, dan memiliki
pengalaman kerja.
1.3.3 Bagi Fakultas
a. Laporan magang dapat menjadi salah satu audit internal kualitas
pengajaran.
b. Memperkenalkan program kepada industry lain.
c. Mendapatkan masukan bagi pengembangan program.
d. Terbinanya jaringan kerja sama dengan tempat magang dalam upaya
meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara substansi akademik
dengan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia yang
dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan masyarakat.
1.4 Waktu dan Tempat Magang

Pelaksanaan magang dilakukan selama kurang lebih satu bulan, yaitu pada tanggal
30 Januari 2019 – 1 Maret 2019 di PT PLN Unit Pelaksana Pembangkitan
Minahasa (UPDK) Minahasa.

13
BAB II

GAMBARAN UMUM

2.2 Analisis Situasi Umum


2.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi PT PLN UPDK Minahasa
Perusahaan Listrik Negara (PLN) atau PT PLN (Persero) adalah sebuah Badan
Usaha Milik Negara yang mengisi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia.
PLN merupakan satu-satunya perusahaan penjual jasa listrik di Indonesia. Dalam
pendistribusian kelistrikan PLN membagi-bagi fungsi unit induknya dalam
beberapa unit induk berdasarkan pada sistem tenaga listrik yaitu pembangkitan,
ransmisi dan distribusi. Selain itu juga unit induk atau pusat-pusat lain sebagai
penunjang berlangsungnya perusahaan.
Karena luasnya cakuapan wilayah kerja PLN, maka PLN memiliki unit-unit
diseluruh wilayah Indonesia yang mempunyai fungsi masing-masing sesuai
denagn unit induknya.
2.1.2 Sejarah PT PLN (Persero) UPDK Minahasa
Berawal diakhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai
ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak dibidang
pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri.

Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan-


perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada
pasukan tentara Jepang diawal Perang Dunia II.

Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi diakhir Perang Dunia II pada


Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini
dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai
Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif
menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan
tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden
Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan

14
Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5
MW.

Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-
PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak dibidang
listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat
yang sama, 2 (dua) perusahaan Negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN)
sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN)
sebagai pengelola gas diresmikan.

Pada tahun 1972, sesuai dengan PeraturanPemerintah No.17, status


Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik
Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan
tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.

Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada


sector swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun
1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan
umum hingga sekarang.

2.1.3 Visi dan Misi PT PLN (Persero) UPDK Minahasa

Visi : “Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang bertumbuh kembang,


unggul, dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani”.
Ciri-ciri Perusahaan Kelas Dunia :
1. Merupakan barometer standar kualitas pelayanan dunia
2. Memiliki cakrawala pemikiran yang mutakhir
3. Terdepan dalam pemanfaatan teknologi
4. Haus akan kesempurnaan kerja dan perilaku
5. Merupakan perusahaan idaman bagi pencari kerja

Tumbuh Kembang :
1. Mampu mengantisipasi berbagai peluang dan tantangan usaha
2. Konsisten dalam pengembangan standar kerja

15
Unggul :
1. Terbaik, terkemuka, dan mutakhir dalam bisnis kelistrikan
2. Fokus dalam usaha mengoptimalkan potensi insani
3. Peningkatan kuallitas input, proses dan output produk dan jasa pelayanan
secara berkesinambungan
Terpercaya :
1. Memegang teguh etika bisnis
2. Kosisten memenuhi standar layanan yang dijanjikan
3. Menjadi perusahaan favorit para pihak yang berkepentingan
Potensi Insani :
1. Berorientasi pada pemenuhan standar etika dan kualitas
2. Kompeten profesional, dan berpengalaman

Misi :
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi
pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat
3. Mengupayakan agar tenaga +listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan
2.1.4 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) UPDK Minahasa

16
STRUKTUR ORGANISASI KANTOR SEKTOR
PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGENDALIAN

MANAGER UNIT PELAKSANA PENGENDALIAN PEMBANGKITAN


GATUT PUJO PRAMONO
6991113J

MANAGER BAGIAN OPERASI DAN -SS II / A / AA Kinerja & Quality Assurance


MANAGER BAGIAN ENJINIRING
PEMELIHARAAN MANAGER BAGIAN KEU, SDM & ADM Marthen Roring / 6889018E
Rizal Rachmad / 87111039Z

-SS II / A / AA Manajemen Risiko


-E / AE / JE Pengelola Sistem -E / AE / JE Perencanaan & Pengendalian Spv. SDM dan UMUM
Miftakhul Huda / 8310014Z Operasi CHANDRA RACHMAN
Laode Ma’mun Ambia / 9216983ZY
-E / AE / JE / AT / JT / Ren & Dal Har 8102038E
Kristina Apriyanti / 92162525ZY
M. Rizqi Choirul Amryl / 9417740ZY Fertje Temmie Rompis / 6483047E -AO / JO Sekretariat dan Umum PEJABAT PELAKSANA PENGADAAN
-E / AE / JE Pemeliharaan Prediktif Adolf Yzaa Dolfi Wenas / 6583126E ANGGA PARAMITHA
Bondan Saputra / 90162305ZY Spv. Logistik Christine Denata Sarante / 9116896ZY 87111338Z
Alan Nuari / 94161971ZY -AO / JO / AA / JA Adm. SDM
-A / AA Pelaksana Pengadaan
Charles Agus Runtu / 6494053E
Adrie Josep Tumengkol / 6685041E
-AO / JO / AA / JA Administrasi Logistik
Eddy Sutisna Engkun / 6684099E -O / AO / JO Adm. Pengadaan
Yogi Irvanda / 94172103ZY
Civito Viy Clave Loho / 9110110E Armie Novri Wattimury / 9010059E
-AO / JO Adm Bahan Bakar & Pelumas Gloria Any Lala / 9717046EY Valentino V. Ch. Tangkudung / 9110101E
Muhamad Kurniantono / 94161683ZY

Spv. Keuangan
Spv. Energi Primer Spv. Ren & Dal Ops, Har & T. Enrg PEJABAT PELAKSANA K3 & KEAMANAN
MAYA STEPHANY PIRI
ARDAN AGUNG SAPUTRO SALMAN CHRISTINE DENATA SARANTE
9010058E
8810913Z 8509267Z 9116896ZY

-E / AE / JE Energi Primer -E / AE / JE / T / AT / JT Ren & Dal Ops Har -AA / JA Anggaran & Keuangan
-AE / JE / AT / JE K3 & Keamanan
Taufan Hasyirurahman / 9217738ZY Djemmy Paat / 6483048E Roy Tendean / 6691017E
Eduardo Rotama / 9216549ZY
Florentius Febri Posumah / 8909024E Sumitro Husa / 6890050E Nurul Elya / 95172112ZY
Muhammad Raihan Ferdiaz / 95171305ZY
Roberto Marsiano Kandou / 6484066E
-T / AT / JT Energi Primer -AA / JA Akuntansi
Jakob Pama / 6693064G PEJABAT PELAKSANA LINGKUNGAN
Servie Gregorius Ngantung / 6990089E Nanda Mutiara Syah / 93172096ZY
Andhika Dwi Kurniawan / 94161762ZY
Aditya Eka Yuliadi / 92161327ZY
-AE / JE / AT / JT Lingkungan

-E / AE / JE Transaksi Energi

MANAGER UNIT LAYANAN PUSAT LISTRIK

17
PLTA Tonsealama PLTA Tanggari PLTG Maleo PLTU Amurang PLTD Bitung
PLTD Lopana
2.2 Analisis Situasi Khusus

PT PLN (Persero) UPDK Minahasa memiliki Supervisor K3 dan Umum dengan


tujuan memonitor perencanaan dan pengembangan SDM & Organisasi serta
manajemen SDM yang efektif efisien dan produktif guna tercapainya kinerja
perusahaan dan mengatur pemanfaatan dan pemeliharaan fasilitas dan sarana
kantor untuk dapat digunakan seoptimal mungkin sesuai peraturan yang
berlakuserta mengatur administrasi surat menyurat dan keamanan kantor.

Tugas Pokok :

a. Melakukan perencanaan terhadap kegiatan kesekretariatan dan


rumahtangga kantor, pemeliharaan kendaraan dinas, serta pengadaan
fasilitas kantor.
b. Mengkoordinasi dan mengawasi kegiatan pemeliharaan fasilitas kantor,
yang menyangkut sarana dan prasarana, serta mengambil langkah-langkah
yang dianggap perlu guna menjaga tersedianya fasilitas yang mampu
mendukung terlaksananya kegiatan kantor, baik itu perbaikan terhadap
fasilitas yang telah ada maupun pengadaan fasilitas baru untuk mengganti
sarana dan prasarana yang telah rusak.
c. Mengelola kehumasan untuk membangun komunikasi yang efektif dengan
pihak-pihak terkait.
d. Memeriksa penyusunan daftar gaji & emolument serta pajak.
e. Pemutakhiran data SIPEG, mengawasi dan menegakkan disiplin pegawai,
memonitor pelaksanaan diklat.
f. Memonitor penyusunan usulan pembinaan Kompetensi & karir, rotasi,
mutasi, penilaian pegawai dan struktur organisasi serta job description
agar dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perusahaan.
g. Mengatur pelaksanaan pembuatan Surat Keputusan (SK).
h. Melakukan pengembangan, pembinaan serta penilaian bawahan di bidang
Kepegawaian dan Diklat untuk peningkatan kinerja.
i. Melakukan perencanaan terhadap kegiatan K3 & Keamanan dan
mengusulkan anggaran pembiayaan kegiatan K3 dan Keamanan untuk
menciptakan keselamatan, keamanan dan ketertiban dalam bekerja.

18
j. Mengawasi kegiatan K3 sehingga adanya keselamatan dalam bekerja dan
tidak terjadinya gangguan keamanan di wilayah kerja PLN.
k. Melaporkan hasil kerja per waktu tertentu berkaitan dengan pelaksanaan
tugas Sekretariat & Umum.

19
BAB III

HASIL KEGIATAN

3.1 Uraian Kegiatan

Pelaksanaan magang di PT PLN (Persero) UPDK Minahasa, dimulai pada tanggal


30 januari 2019 – 1 maret 2019. dan ditempatkan dibagian Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3). Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selam
pelaksanaan magang di instansi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Melaporkan kegiatan magang yang akan dilaksanakan selama kurang lebih


satu bulan, pada tanggal 30 Januari sampai 28 Februari.
2. Perkenalan singkat kepada supervisor K3 dan karyawan PLN lainnya.
3. Menerima arahan dan bimbingan dari Supervisor K3.
4. Melakukan observasi lingkungan kerja di PT PLN (Persero) UPDK
Minahasa.
5. Melakukan inspeksi APAR di PLTP Lahendong, PLTA Tonsealama, PLN
UPDK Minahasa, PLTD Bitung bersama dengan Supervisor K3 selaku
Dosen Pembimbing Lapangan.
6. Melakukan inspeksi implementasi K3 dan Keamanan di PLTA
Tonsealama, PLTA Tanggari II, PLN UPDK Minahasa, PLTD Bitung,
PLTP Lahendong.
7. Membantu membuat struktur organisasi yang baru di PLN UPDK
Minahasa dan di unit-unit (PLTA Tonsealama, PLTA Tanggari, PLTP
Lahendong, PLTG Maleo, PLTU Amurang, PLTD Bitung, PLTD
Lopana).
8. Membantu karyawan mengatur dan arsip dokumen.
9. Pada setiap hari Senin dan Kamis PLN UPDK Minahasa melakukan
kegiatan briefing yang dilakukan oleh Manager, Supervisor, dan
karyawan.
10. Hari Selasa semua Manager, Supervisor dan karyawan PLN UPDK
Minahasa melaksanakan ibadah bagi yang beragama Kristen dan
dilanjutkan dengan makan bersama.

20
11. Hari Jumat semua diwajibkan untuk olahraga bersama pada pukul 07.00 –
08.00 kemudian makan bersama.
12. Membantu bidang KSA mencatat bukti kas keuangan, nota dinas, SPK,
berita acara pembayaran, dan checklist tagihan juga membantu mengarsip
berkas dan mengscan surat perjanjian.

3.2 Identifikasi Masalah dan Metode yang digunakan


Berdasarkan hasil kegiatan magang yang dilaksanakan dan data yang diperoleh
selama 4 minggu kerja dari tanggal 28 januari sampai dengan 1 maret 2019
melalui kegiatan inspeksi K3 dan Keamanan di PLN UPDK Minahasa terdapat
permasalahan pada APAR (Alat Pelindung Api Ringan) yang terdiri dari :
1. Beberapa titik tempat menaruh APAR yang seharusnya ada di data tidak
ada tabung aparnya lagi dan setelah dilakukan inspeksi ternyata tabung
APAR tersebut diletakan di gudang karena sudah kosong.
2. Fisik tabung apar yang sudah tidak layak.
3. Penempatan apar yang tidak sesuai (tergantung jumlah kariawan wanita
dan pria) maksud di sini, beberapa ruangan yang memiliki lebih banyak
kariyawan wanita memiliki tabung APAR yang berukuran 6 kg yang apila
terjadi kebakaran aksn sulit menggunakan APAR karena kendala tabung
APAR yang berat sebaliknya di ruangan yang memiliki lebih banyak
kariawan pria justru memiliki tabung apar yg ringan 3 kg.
4. Tidak tersedianya apar di ruang pengadaan dan server yang seharusny
memiliki APAR mengingat ke dua ruangan ini menyimpan data dan
dokumen penting perusahaan.

21
Tabel 1. Hasil Inspeksi APAR di PLN UPDK Minahasa
Kapasi No.
INDIKATOR Masa
No Lokasi Jumlah
Kartu
Merek Type Seal Meter Selang & Fisik JENIS KET
Gantung tas Reg Pin Berlaku
Corong
1 Depan Pintu Utama Kantor 1 Alpindo AL 10 P 10 kg 1 √ √ √ √ √ Powder Mar-19 Kosong
2 Bawah Kantor Koprasi 1 Yamato 20 L 6 kg 2 √ √ - √ √ Powder Mar-19
3 Bawah Tangga lt.2 Depan Kantor 1 Yamato 20 L 6 kg 3 √ √ - √ √ Powder Mar-19
4 Depan pintu SPV keuangan 1 Yamato 10 L 3,5 kg 4 √ √ - √ √ Powder Mar-19
5 Ruang keuangan 1 Yamato 20 L 6 kg 5 √ √ - √ √ Powder Mar-19
6 Depan pintu sekertaris 1 Yamato 20 L 6 kg 6 √ √ - √ √ Powder Mar-19
7 ruang K3 umum 1 Yamato 20 L 6 kg 7 - - - - - Powder Mar-19 Kosong
8 Ruang tamu enjiniring 1 Alpindo 6 kg 8 √ √ - √ √ Powder Mar-19
9 Tangga ke lt.2 dalam 1 ECO AL 10 P 10 kg 9 √ √ √ √ √ Powder Mar-19
10 Ruang enjiniring 1 Yamato 20 L 6 kg 10 √ √ - √ √ Powder Mar-19
11 Ruang enjiniring 1 Yamato 20 L 6 kg 11 √ √ - √ √ Powder Mar-19
12 Pintu depan kantor 1 Yamato 20 L 6 kg 12 √ √ - √ √ Powder Mar-19
13 Depan selatan kantor 1 Yamato 20 L 6 kg 13 √ √ - √ √ Powder Mar-19
14 Pintu belakang selatan kantor 1 Yamato 20 L 6 kg 14 √ √ - √ √ Powder Mar-19
15 Ruang opd-Har 1 Sicli P9T 6 kg 15 √ √ - √ √ Powder Mar-19
16 Depan Ruang pantry 1 Yamato 10 L 3,5 kg 16 √ √ - √ √ Powder Mar-19
17 Bawah tangga darurat 1 Yamato 10 L 3,5 kg 17 √ √ - √ √ Powder Mar-19
18 Ruang perokris 1 Taifun P 12 GD 12 kg 18 - - - - - Powder Mar-19 Kosong
19 Pos satpam 1 Alpindo AL 10 P 10 kg 19 - - - - - Powder Mar-19 Kosong
20 Pos satpam 1 Yamato 10 L 3,5 kg 20 √ √ - √ √ Powder Mar-19
21 Atas tangga darurat 1 Yamato 20 L 6 kg 21 - - - - - Powder Mar-19 Kosong
22 Ruang perokris 1 Alpindo 10 L 3,5 kg 22 - - - - - Powder Mar-19 Rusak
23 Garasi 1 Yamato 20 L 6 kg 23 - - - - - Powder Mar-19 Kosong
24 Ruang Rapat 1 Yamato 20 L 6 Kg 24 √ √ - √ √ Powder Mar-19
25 Ruang Pengadaan 1 Tambah
unit T.
26 Ruang Server 1 APAR
Sumber : PLN UPDK Minahasa

22
Berdasarkan Tabel 1. Menunjukkan bahwa tabung APAR No. 1, 6, 18, 19, 21,
dan 23 kosong, tabung APAR No. 22 atau tabung di ruang perokris rusak seal,
pin, meter, selang dan corong juga fisik dari apar tersebut, juga semua tabung
APAR yang bermerek yamato tidak memiliki meter untuk menunjukan apakah
tabung apar tersebut terisi atau tidak, dan semua APAR tidak memiliki kartu
gantung.

23
3.3 Problem Tree Analysis
PROBLEM TREE ANALYSIS

Kerugian Perusahaan

Cacat hingga Kematian Rusaknya Dokumen


Penting dan Properti
Perusahaan
Kecelakaan Kerja

APAR

Beberapa Titik Penempatan Apar Yang


Penempatan APAR Tidak Sesuai
Kosong

Fisik Tabung APAR Ruangan Pengadaan


dan Server Tidak
Tidak Layak
Tersedia APAR

Krangnya Kontrol Kurangnya Promosi K3


Terhadap APAR terhadap APAR

24
3.4 Alternatif Pemecahan Masalah
1. Untuk beberapa titik tempat APAR sudah tidak terdapat tabung APAR nya
dan beberapa tabung apar yang kosong dengan dilakukannya inspeksi K3 dan
keamanan diharapkan titik tempat APAR yang hilang di beri tabung APAR
kembali dan tabung APAR yang kosong di isi ulang.
2. Penggantian tabung APAR yang sudah tidak layak digunakan dengan tabung
apar yang baru dan penggantian fisik tabung apar bila sudah rusak (corong,
selang, meter, pin).
3. Untuk penempatan APAR akan lebih efisien, apabila tabung APAR yang
ukurannya kecil dipindahkan keruangan yang mayoritas wanita dan
sebaliknya yang tabung APAR yang besar dipindahkan ke ruangan yang
mayoritas karyyawan pria, agar karyawan wanita dapat mampu mengangkat
dan menggunakan APAR tersebut bila terjadi kebakaran.
4. Pengadaan APAR di ruangan pengadaan dan server, dan sebaiknya
menggunakan APAR jenis CO2 karena pada ruangan pengadaan dan server
mempunyai dokumen-dokumen penting dan data perusahaan yang harus
dilindungi.

3.5 Kontribusi Bagi Instansi dan Peserta Magang


3.5.1 Bagi PLN UPDK Minahasa
Dengan adanya pelaksanaan program magang di PLN UPDK Minahasa, intansi
memperoleh kontribusi langsung dari peserta magang dalam pengidentifikasian
masalah-masalah yang menghambat pelaksanaan tugas dan fungsi serta
menemukan alternatif pemecahan masalah tersebut. Selain itu, kegiatan magang
ini diharapkan dapat menciptakan kerjasama antara PLN UPDK Minahasa sebagai
tempat magang dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
Ratulangi Manado.

25
3.5.2 Bagi Peserta Magang

Peserta magang memperoleh kontribusi sebagai berikut :

1. Mampu mengidentifikasi, menganalisa dan menemukan alternatif


pemecahan masalah.
2. Mendapat pengalaman kerja yang nyata di tempat kerja.
3. Memperoleh pengetahuan tambahan tentang inspeksi K3 di unit-unit PLN
UPDK Minahasa.
4. Dapat mengaplikasikan teori-teori yang telah didapat selama perkuliahan
dan membandingkan dengan realitas yang dialami di tempat kerja.

26
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Inspeksi K3
a. Definisi
Inspeksi adalah upaya deteksi dini dan mengoreksi adanya potensi bahaya di
tempat kerja yang dapat menimbulkan kecelakaan. Inspeksi tempat kerja
bertujuan untuk mengidentifikasi sumber-sumber bahaya potensial yang ada
ditempat kerja, mengevaluasi tingkat resiko terhadap tenaga kerja serta
mengendalikan sampai tingkat yang aman bagi kesehatan dan keselamatan
tenagakerja.
Inspeksi adalah salah satu cara effektif untuk menilai keadaan tempat kerja
apakah dalam keadaan aman (safe), sehingga setiap potensi bahaya dapat
diidentifikasi untuk menentukan prioritas tindakan (koreksi) yang akan diambil.
(K. Candra, 2009)
b. Manfaat Inspeksi K3
1) Menciptakan suasana dan lingkungan kerja yang aman serta yang bebas
daribahaya.
2) Menemukan perilaku kerja orang supaya mempunyai sikap kerja
selamat.
3) Memelihara kualitas produksi dan operasional yang menguntungkan.
4) Mengamati penerapan atau pelaksanaan norma-norma keselamatan
kerja.
5) Melokalisasi dan menetralisir bahaya-bahaya yang ada.(O.D. Ernawati
2009)
c. Macam – Macam Inspeksi K3
1) Inspeksi Tidak Terencana
Inspeksi yang dilakukan hanya sambil lalu, sehingga umumnya bersifat
dangkal dan tidak sistematis, diantaranya sebagai berikut :
a) Umumnya hanya memeriksa kondisi yang tidak aman.
b) Kondisi tidak aman yang memerlukan perhatian besar sering
terlewati.

27
c) Perhatian cenderung lebih besar pada kepentingan produksi.
d) Tidak tercatat.
e) Tindakan pembetulan dan pencegahan tidak sampai mendasar.
2) Inspeksi yang Terencana
Inspeksi yang terencana terbagi menjadi 2, yaitu :
a) Inspeksi rutin atau umum
Inspeksi rutin terhadap sumber-sumber bahaya ditempat kerja
atau kegiatan identifikasi terhadap tugas-tugas, proses
operasional, perlatan danmesin-mesin yang mempunyai resiko
tinggi.
Beberapa keuntungan dari dilaksanakannya inspeksi rutin atau
umum yaitu :
1. Inspektor dapat mencurahkan segala perhatiannya untuk
melakukan inspeksi.
2. Inspektor dapat melakukan observasi menyeluruh tentang
keselamatandan kesehatan kerja di tempat kerja.
3. Checklist yang akan digunakan untuk inspeksi telah
dipersiapkandengan baik.
4. Laporan temuan dan rekomendasi segera dapat dibuat
untukmeningkatkan kesadaran tentang adanya bahaya di
tempat kerja.
b) Inspeksi Khusus
Inspeksi khusus merupakan kegiatan inspeksi yang dilakukan
untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi hazard
terhadap obyek-obyek kerjatertentu yang mempunyai resiko
tinggi yang hasilnya sebagai dasar untuk pencegahan dan
pengendalian resiko di tempat kerja.
Perbadaan antara inspeksi umum dan khusus adalah bahwa
inspeksi umum direncankana dengan cara walk-through survey
keseluruh area kerja dan bersifat komprehensif, sedangkan
inspeksi khusus direncanakan untuk diarahkan kepada kondisi-
kondisi tertentu, seperti mesin-mesin, alat kerja, dan

28
tempattempat khusus yang telah diketahui mempunyai resiko
tinggi .(O.D. Ernawati 2009)

4.2 APAR
APAR adalah system proteksi pemadaman kebakaran sebelum terjadi kebakaan
yang lebih besar yang dapat mengakibatkan kecelakaan pada pekerja serta
kerugian perusahaan. APAR merupakan alat pmadam api yang pemakaiannya
dilakukan dengan cara manual dan langsung diarahkan pada posisi dimana api
berada, APAR dikenal sebagai alat pemadam api portable yang mudah dibawa,
cepat, dan tepat didalam penggunaan untuk awal kebakaran. Dikarenakan
fungsinya untuk penanganan dini, APAR harus diletakan di tempat tertentu
sehingga memudahkan dalam penggunaannya.
Penempatan APAR harus mudah dilihat, dijangkau dan diambil, jarak antara
APAR dan kelompok APAR maksimal 15 meter, stiap alat pemadam api ringan
harus ditempatkan menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang atau
dengan konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam lemari atau box yang
tidak dikunci dengan syarat bagian depannya harus kaca aman (safety glass)
dengan tebal maksimal 2 mm, tinggi tanda APAR 125 cm dan penempatan APAR
120 cm dan jika APAR diletakan pada tiang maka tandanya dibuat mengelilingi
tiang tersebut. (ILO, 2015)

4.3 Jenis APAR


APAR terdiri dari beberapa jenis antara lain (Damkar Kab. Sukabumi 2018)
a. Jenis Air (Water).
APAR jenis air terdapat dalam bentuk stored pressure type (tersimpan
bertekanan) dan gas cartridge type (tabung gas). Sangat baik digunakan
untuk pemadaman kebakaran kelas A.
b. Jenis Busa (Foam).
Jenis busa adalah bahan pemadam api yang efektif untuk kebakaran dengan
material utama minyak. Biasanya digunakan dari bahan tepung aluminium
sulfat dan natrium bicarbonat yang keduanya dilarutkan dalam air. Hasilnya
adalah busa yang volumenya mencapai 10 kali lipat. Pemadaman api oleh

29
busa merupakan sistem isolasi, yaitu untuk mencegah oksigen untuk tidak
ikut dalam reaksi rantai kimia.
c. Jenis Tepung Kimia Kering (Dry Chemical Powder).
Jenis ini efektif untuk kebakaran kelas B dan C dan juga bisa kelas A.
Tepung serbuk kimia kering berisi dua macam bahan kimia, yaitu Sodium
Bicarboanat & Natrium Bicarbonat, Gas nitrogen sebagai pendorong. Serbuk
kimia yang dikeluarkan akan menyelimuti bahan yang terbakar sehungga
memisahkan oksigen yang merupakan unsur penting terjadinya kebakaran.
Khusus untuk pemadaman kelas D (logam) seperti Magnesium, Titanium,
Zarcanium, dan lain-lain digunakan metal-dry powder yaitu campuran
Sodium, Potasium, dan Barium Chloride.
d. Jenis Halon.
APAR jenis ini efektif untuk menanggulangi kebakaran jenis cairan yang
mudah terbakar dan peralatan listrik bertegangan (kebakaran kelas B dan C).
Bahan pemadaman api gas Halon biasanya terdiri dari unsur-unsur kimia
seperti chlorine, flourine, bromide dan iodine.
e. Jenis CO2.
Bahan pemadam jenis CO2 efektif untuk memadamkan kebakaran kelas B
(minyak) dan C (listrik). Berfungsi untuk mengurangi kadar oksigen dan
efektif untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di dalam ruangan
(indoor). Pemadaman dengan gas arang ini dapat mengurangi kadar oksigen
sampai dibawah 12%.

30
4.4 Klasifikasi APAR

Kebakaran dapat digolongkan: (Permenakertrans Tahun 1980)


a. Kebakaran bahan padat kecuali logam (Golongan A);
Kebakaran yang melibatkan bahan-bahan seperti kayu, kertas, dan pakaian.
Api kelas A biasanya lambat dalam proses penyalaan dan pertumbuhannya,
dan karena material yang terbakar berbentuk solid maka penanganan api ini
lebih mudah. Api kelas A akan meninggalkan abu setelah seluruh material
terbakar. Jenis APAR yang digunakan, yaitu Dry Chemical Powder, GAS,
Foam AFFF
b. Kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar (Golongan B);
Kebakaran yang melibatkan cairan dan gas yang mudah terbakar, seperti
minyak, gasoline, propane. Api jenis ini akan mudah menyala dan menyebar.
Pemadaman api kelas B lebih sulit dibandingkan api kelas A. Api kelas B
tidak meninggalkan abu ketika seluruh material telah terbakar. Jenis APAR
yang digunakan, yaitu Dry Chemical Powder, GAS, Carbon Dioxide, Foam
AFFF
c. Kebakaran instalasi listrik bertegangan (Golongan C);
Kebakaran yang melibatkan peralatan listrik seperti mesin/motor. Didalam
kenyataan sirkuit kelistrikan merupakan penyebab utama dari api kelas C,
setelah api menyala biasanya akan melibatkan bahan lain sebagai bahan bakar
api. Katika arus litrik dimatikan, maka klasifikasi api tidak lagi menjadi kelas
C tetapi menjadi kelas sesuai dengan bahan yang sedang terbakar. Jenis
APAR yang digunakan, yaitu Dry chemical Powder, Carbon dioxide, GAS
d. Kebakaran logam (Golongan D)
Kebakaran yang melibatkan metal yang mudah terbakar seperti magnesium,
titanium, dan zirconium. Air dan APAR berbahan baku air sebaiknya tidak
digunakan, karena pada kebakaran jenis logam tertentu air akan menyebabkan
terjadinya reaksi ledakan. Kebakaran kelas ini sangat berbahaya dan hanya
dapat dipadamkan dengan APAR sodium chloride dry powder.

31
4.5 Manajemen Pemasangan dan pemeliharaan APAR
1. Pemasangan APAR (Permenaker no 4 1980)
a. Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan
pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil.
b. Serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan, tinggi pemberian
tanda pemasangan tersebut 125 cm dari dasar lantai tepat diatas satu atau
kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan.
c. Penempatan APAR antara alat pemadam api yang satu dengan lainnya
atau kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali
ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan Kerja.
d. Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah.
e. Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan)
menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang atau dengan
konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam lemari atau peti (box)
yang tidak dikunci.
f. Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga
bagian paling atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari
permukaan lantai kecuali jenis CO2 dan tepung kering (dry chemical)
dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak antara dasar alat
pemadam api ringan tidak kurang 15 cm dan permukaan lantai.
2. Pemeliharaan APAR (Permenaker no 4 1980)
a. Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2 (dua) kali dalam
setahun, yaitu pemeriksaan dalam jangka 6 (enam) bulan dan
pemeriksaan dalam jangka 12 (dua belas) bulan;
b. Cacat pada alat perlengkapan pemadam api ringan yang ditemui waktu
pemeriksaan,harus segera diperbaiki atau alat tersebut segera diganti
dengan yang tidak cacat.
c. Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau
tempat dimana suhumelebihi 49°C atau turun sampai minus 44°C kecuali
apabila alat pemadam api ringantersebut dibuat khusus untuk suhu diluar
batas tersebut diatas.

32
4.6 Hasil Identifikasi APAR di PLN UPDK Minahasa
Petugas K3 dan keamanan PT PLN (Persero) UPDK Minahasa rutin
melaksanakan inspeksi K3 dan Keamanan setiap bulanya di PT PLN (Persero)
UPDK Minahasa pada minggu pertama di awal bulan, inspeksi tersebut terdiri
dari, Inspeksi APAR, Inspeksi APAT, Inspeksi P3K, Inspeksi APD, Inspeksi
Hydrant dan Inspeksi Keamanan.

Setelah melakukan Inspeksi APAR ditemukan ada beberapa apar yang


kosong dan ada satu APAR di depan ruang perokris yang tabungnya sudah rusak.
Penyebab beberapa apar kososng di PT PLN (Persero) UPDK Minahasa karena
pada saat melakukan simulasi terjadinya kebakara mereka menggunakan APAR
yang diletakan pada beberapa tempat untuk simulasi kebakaran tersebut sehingga
terdapat beberapa APAR yang kosong di PT PLN (Persero) UPDK Minahasa dan
untuk tabung yang rusak dikarenakan tabung APAR tersebut sudah bertahun-
tahun diletakan diluar ruangn dan seringkali terkena hujan dan matahari.

Jenis APAR yang ada di PT PLN (Persero) UPDK Minahasa adalah APAR
jenis dry chemical powdwr / bubuk kimia kering. APAR jenis dry chemical
powdwr ini merupakan alat pemadaman api yang serbaguna karena efektif untuk
memadamkan api di hamper semua kelas kebakaran seperti kelas A, B, dan C.
Dalam PERMENAKER Tahun 1980 pasal 18 Bahwa setiap APAR dengan bahan
isi bubuk kimia kering harus diisi ulang setahun sekali walaupun belum pernah
dipakai dan untuk bagian dalam tabung APAR dry chemical powdwe / bubuk
kimia kering harus benar-benar kering sebelum diisi kembali.

Setelah melakukan inspeksi APAR di PT PLN (Persero) UPDK Minahasa


pemasangan APAR sesuai standar dari KEMENAKER No 4 tahun 1980, yaitu:

a. Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan
pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil.
b. Serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan, tinggi pemberian
tanda pemasangan tersebut 125 cm dari dasar lantai tepat diatas satu atau
kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan.

33
c. Penempatan APAR antara alat pemadam api yang satu dengan lainnya
atau kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali
ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan Kerja.
d. Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah.
e. Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan)
menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang
f. Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga
bagian paling atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari
permukaan lantai kecuali jenis CO2 dan tepung kering (dry chemical)
dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak antara dasar alat
pemadam api ringan tidak kurang 15 cm dan permukaan lantai.

34
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil magang yang dilaksanakan di PT PLN (Persero) UPDK
Minahasa pada tanggal 30 Januari 2019 – 1 Maret 2019 dapat disimpulkan bahwa
PLN (Persero) UPDK Minahasa adalah sebuah BUMN ( Badan Usaha Milik
Negara) yang mengurusi seluruh aspek kelistrikan yang ada di wilayah Minahasa.
Berdasarkan data dan observasi yang dilakukan di PT PLN (Persero) UPDK
Minahasa maka hasil dari inspeksi APAR menunjukan :

1. Manajemen pemasangan APAR di PT PLN (Persero) UPDK Minahasa sudah


baik karena mengikuti standard yang berlaku pada PERMRNAKERTRANS
No. 4.Tahun1980 sedangkan untuk manajemen pemeliharaannya masih
kurang sehingga beberapa APAR tidak dapat digunakan dengan baik.
2. Sarana proteksi kebakaran atau APAR yang ada di PT PLN (Persero) UPDK
Minahasa berjumlah 24 unit namun 7 unit APAR tidak dapat digunakan
karena tabung APAR yang rusak dan Tabung APAR kosong.
3. Berdasarkan hasil inspeksi APAR di PT PLN (Persero) UPDK Minahasa,
didapatkan masalah kurangnya control terhadap APAR dan kurangnya
promosi K3 terhadap APAR. Sesuai dingan Peraturan Mentri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi No. 4 tahun 1980 tentang Pemeliharan Alat Pemadam Api
Ringan.

35
5.2 Saran
1. Untuk beberapa titik tempat APAR sudah tidak terdapat tabung APAR nya
dan beberapa tabung apar yang kosong dengan dilakukannya inspeksi K3 dan
keamanan diharapkan titik tempat APAR yang hilang di beri tabung APAR
kembali dan tabung APAR yang kosong di isi ulang.
2. Penggantian tabung APAR yang sudah tidak layak digunakan dengan tabung
apar yang baru dan penggantian fisik tabung apar bila sudah rusak (corong,
selang, meter, pin).
3. Untuk penempatan APAR akan lebih efisien, apabila tabung APAR yang
ukurannya kecil dipindahkan keruangan yang mayoritas wanita dan
sebaliknya yang tabung APAR yang besar dipindahkan ke ruangan yang
mayoritas kariyawan pria, agar kariawan wanita dapat mampu mengangkat
dan menggunakan APAR tersebut bila terjadi kebakaran.
4. Pengadaan APAR di ruangan pengadaan dan server, dan sebaiknya
menggunakan APAR jenis Co2 karena pada ruangan pengadaan dan server
mempunyai dokumen-dokumen penting dan data perusahaan yang harus
dilindungi.
5. Tabung APAR yang bermerek yamato tidak memiliki meter sebaiknya diganti
dengan tabung APAR yang dilengkapi dengan meter untuk menunjukan
apakah tabung apar tersebut terisi atau tidak.
6. Sebaiknya semua unit apar yang ada di PT PLN (Persero) UPDK Minahasa di
berikan kartu gantng yang berisi tentang data jenis, fisik, dan tanggal
kadaluarsa, umtuk mempermuda pengambilan data saat Inspeksi APAR.

36
DAFTAR PUSTAKA

Candra, K. (2009). Pelaksanaan Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT


Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java. Hiperkes dan Keselamatan
Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, 27.

D. J, R. (2017). Himpunan Perundang-Undangan Keselamatan dan Kesehatan


Kerja. Jakarta: Kementrian Ketenaga Kerjaan RI.

DAMKAR Sukabumi. (2018). Alat Pemadam Api Ringan. Retrieved Februari 22,
2019, from Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Sukabumi:
https://dinasdamkar.sukabumikab.go.id/2018/01/09/alat-pemadam-api-
ringan-apar/

Ernawati, O. (2009). Inspeksi K3 Terhadap Potensi Bahaya Kecelakaan di Tempat


Kerja di PT. INDOFOOD Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang
Semarang. Hiperkes Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta, 30-33.

Firdani L, e. a. (2014). Analisis Penerapan ALAT Pemadam Api Ringan (APAR)


Di PT. X Pekalongan. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Volume
2, Nomer 5, 7.

FKM, U. (2019). Buku Panduan Magang. Manado: Fakultas Kesehatan


Masyarakat.

Hambyah, R. (2017). Evaluasi Pemasangan APAR Dalam Sistem Tanggap Darurt


Kebakaran di Gedung Bedah RSUD DR. Soetomo Srabaya. Persatuan
Alumni Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI) Provinsi Jawa
Timur, 8.

Herlinanto, A. (2015). Penerapan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan Jalur
Evakuasi Serta Penanggulangan Kebakaran di RSUD dr.R.Soetijono
Kabupaten Blora. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakaat Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negri Semarang, 13.

37
International Labour Organization. (2018). Manajemen Resiko Kebakaran.
Jakarta: ILO.

International Lobur Organization. (2013). Keselamatan dan Kesehatan Kerja.


Jakarta: ILO.

Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.04/MEN/1980


Tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api
Ringan. Jakarta: Kementerian Ketenagakerjaan RI.

PT, P. (2013). Standar Uraian Jabatan PT PLN (Persero) Wilayah. Jakarta: PT


PLN (Persero).

RI, D. J. (2017). Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Keselamatan dan


Kesehatan Kerja. Jakarta: Kementerian Ketenagakerjaan RI.

Ridley, J. (2004). Iktisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Edisi Ketiga.


England: Erlangga.

Suma'mur. (1987). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta:


Gunung Agung.

UPDK, M. (2019). Lay Out Sektor. Tondano: PLN UPDK Minahasa.

38
LAMPIRAN

Gambar 2. Lembar Persetujuan Mahasiswa Magang

39
Gambar 3. Denah PT PLN (Persero) UPDK Minahasa Lantai 1

40
Gambar 4. Denah PT PLN (Persero) UPDK Minahas Lantai 2

41
Gambar 5. Lembar Inspeksi APAR

42
Gambar 6. Hasil Inspeksi APAR

43
Gambar 7. Daftar Hadir Magang

44
Gambar 8. Lembar Catatan Kegiatan dan Kehadiran Magang

45
Gambar 9. Lembar Pembimbingan Materi

46
Gambar 10. Lembar Pembimbingan Magang di Lapangan

47
Gambar 11. Struktur Organisasi Tim Tanggap Darurat
PT PLN (Persero) UPDK M inahasa

48
Gambar 12. Beberapa Titik Tempat Tabung APAR Yang
Kosong

49
Gambar 13. APAR Di Ruang Perokris Yang Sudah Rusak

50
Gambar 14. APAR Di Ruang Ops-Har

51
Gambar 15. Inspeksi APAR Di Bawah Kantor Koprasi

52
Gambar 16. Inspeksi APAR Di Depan Selatan Kantor

53
Gambar 17. Inspeksi APAR di PLTP Lahendong
bersama DPL

54
Gambar 18. Kegiatan Inspeksi APAR di PLTP Lahendong

55
Gambar 19. Inspeksi APAR di PLTA Tanggari II

56
Gambar 20. Inspeksi APAR di PLTA Tonsealama

57
Gambar 21. Inspeksi APAR di PLTD Bitung

58
Gambar 22. Inspeksi K3 dan Keamanan di PLTd Bitung

59
Gambar 23. Foto Bersama Dosen Pembimbing dan
Dosen Penguji Setela Ujian Seminar Magang

60

Anda mungkin juga menyukai