OLEH :
15111101272
MANADO
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kasih dan anugerah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan salah satu tugas dan tanggung jawab saya
sebagai mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
Manado yaitu kegiatan magang. Kegiatan magang yang berlangsung selama
kurang lebih 1 bulan yaitu pada tanggal 30 Januari 2019 – 1 Maret 2019 kemudian
melakukan kegiatan magang tersebut di PT PLN (Persero) UPDK Minahasa.
Selama kegiatan magang berlangsung, ada beberapa hal yang baru yang
saya dapatkan dari tempat magang, sehingga pada akhirnya laporan magang ini
dapat terselesaikan. Saya menyadari pembuatan laporan ini jauh dari sempurna,
karena masih terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang saya alami. Untuk
itu saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan
laporan ini kedepannya.
1. Prof. Dr. dr. Grace D. Kandou M.Kes sebagai Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.
3. dr. Nancy S. H. Malonda, MPH selaku Wakil Dekan II bidang Umum dan
Keuangan.
5. dr. Ribka Wowor M.Kes sebagai Ketua Panitia Magang dan Asep
Rahman, SKM, M.Kes sebagai sekretaris panitia magang 2019.
2
7. Sulaemana Engkeng, SKM, M.Kes sebagai Dosen Penguji Seminar
Magang.
12. Semua pihak lainnya yang telah memberikan dukungan baik selama
kegiatan magang sampai pembuatan laporan.
Kiranya dengan adanya laporan ini dapat menjadi suatu pedoman serta
acuan yang dapat mendorong penulis selaku mahasiswi agar dapat melaksanakan
tugas dan tanggung jawab sebagai mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sam Ratulangi Manado.
Penulis
Maresla Solang
DAFTAR ISI
3
KATA PENGANTAR …………………………..…...………….………………i
2.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi PT PLN (Persero) UPDK Minahasa ……..….6
4
BAB III HASIL KEGIATAN …………………………………………………12
LAMPIRAN ……………………………………………………….…………….31
5
DAFTAR TABEL
6
DAFTAR GAMBAR
Gambar 11. Struktur Org Tim Tanggap Darurat PT PLN UPDK Minahasa …...40
Gambar 12. Beberapa Titik Tempat Tabung APAR Yang Kosong ……….……41
Gambar 23. Foto Bersama Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji Setela Ujian
Seminar Magang....................................................................................................52
DAFTAR SINGKATAN
7
UPDK : Unit Pelayanan Pengendalian Pembangkitan
PT : Perseroan Terbatas
8
BAB I
PENDAHULUAN
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat.(UU No. 13 tahun 2003). Menurut UU No. 13 Tahun
2003 bahwa setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.
Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tak diharapkan. Kecelakaan
akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan perusahaan atau tempat
kerja. Hubungan kerja disini dapat berarti, bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan
oleh pekerjaan atau pada waktu melakukan pekerjaan (Suma’mur 1987)
Dizaman modern saat ini keselamatan dan kesahatan kerja (K3) di tempat
kerja menjadi sangat penting karena kerugian yang akan ditanggung apa bila
9
terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Meskipun dizaman modern
perkembangan teknologi semakin pesat, kejadian kebakaran malah semakin
meningkat. Maka dari itu pencegahan pun harus dibutuhkan untuk memperkecil
kemungkinan bahkan menghilangkan risiko kebakaran di tempat kerja dan untuk
menghindari kerugian yang besar.
10
Untuk melindungi karyawan, tentunya pihak perusahaan harus memfasilitasi
pekerja dengan lingkungan kerja yang aman salah satunya upaya pencegahan
kebakaran dengan menyediakan suatu alat/sistem proteksi penanggulangan
kebakaran seperti APAR. Dalam penyediaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
harus disesuaikan dengan tempat serta potensi yang menimbulkan bahaya
kebakaran yang mungkin terjadi dan sesuai dengan PERMEN No. 04 Tahun 1980.
11
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Diketahui manajemen pemasangan dan pemeliharaan Alat Pemadam Api
Ringan (APAR) di PT PLN (Persero) UPDK Minahasa apakah sesuai
standard yang berlaku.
b. Diketahui tabung APAR mana saja yang perlu untuk diganti bila tidak
memenuhi standard seperti rusak, cacat, dan tabung APAR yang kosong
ataupun kadaluarsa.
c. Dengan dilakukan Inspeksi Alat pemadam Api Ringan (APAR) pihak
perusahaan PT PLN (Persero) UPDK Minahasa lebih meningkatkan
control terhadap APAR.
1.3 Manfaat Magang
1.3.1 Bagi Mahasiswa
a. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan yang berhubungan dengan
bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat di antaranya Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan, Gizi Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Epidemiologi, dan Promosi Kesehatan.
b. Terpapar dengan kondisi dan pengalaman di lapangan.
c. Mendapatkan pengalaman menggunakan metode analisis masalah yang
tepat terhadap permasalahan yang ditemkan ditempat magang.
d. Memperkaya kajian dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat terutama
sesuai bdang minat yang digeluti.
e. Penemuan baru mengenai analisis permasalahan dan kiat-kiat pemecahan
masalah kesehatan.
f. Memperoleh gambaran peluang kerja bagi Srjana Kesehatan Masyarakat.
g. Mendapatkan bahan untuk penulisan skripsi/karya ilmiah.
1.3.2 Bagi Tempat Magang
a. Tempat magang dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu
penyelesaian tugas-tugas yang ada sesuai kebutuhan di unit kerja masing-
masing.
b. Tempat magang mendapatkan alternative calon pegawai/ kariawan yang
telah dikenal kualitas dan kredibilitasnya.
12
c. Turut berpartisipasi dalam peningkatan kualitas pendidikan perguruan
tinggi dalam menciptakan lulusan yang berkualitas, terampil, dan memiliki
pengalaman kerja.
1.3.3 Bagi Fakultas
a. Laporan magang dapat menjadi salah satu audit internal kualitas
pengajaran.
b. Memperkenalkan program kepada industry lain.
c. Mendapatkan masukan bagi pengembangan program.
d. Terbinanya jaringan kerja sama dengan tempat magang dalam upaya
meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara substansi akademik
dengan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia yang
dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan masyarakat.
1.4 Waktu dan Tempat Magang
Pelaksanaan magang dilakukan selama kurang lebih satu bulan, yaitu pada tanggal
30 Januari 2019 – 1 Maret 2019 di PT PLN Unit Pelaksana Pembangkitan
Minahasa (UPDK) Minahasa.
13
BAB II
GAMBARAN UMUM
14
Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5
MW.
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-
PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak dibidang
listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat
yang sama, 2 (dua) perusahaan Negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN)
sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN)
sebagai pengelola gas diresmikan.
Tumbuh Kembang :
1. Mampu mengantisipasi berbagai peluang dan tantangan usaha
2. Konsisten dalam pengembangan standar kerja
15
Unggul :
1. Terbaik, terkemuka, dan mutakhir dalam bisnis kelistrikan
2. Fokus dalam usaha mengoptimalkan potensi insani
3. Peningkatan kuallitas input, proses dan output produk dan jasa pelayanan
secara berkesinambungan
Terpercaya :
1. Memegang teguh etika bisnis
2. Kosisten memenuhi standar layanan yang dijanjikan
3. Menjadi perusahaan favorit para pihak yang berkepentingan
Potensi Insani :
1. Berorientasi pada pemenuhan standar etika dan kualitas
2. Kompeten profesional, dan berpengalaman
Misi :
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi
pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat
3. Mengupayakan agar tenaga +listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan
2.1.4 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) UPDK Minahasa
16
STRUKTUR ORGANISASI KANTOR SEKTOR
PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGENDALIAN
Spv. Keuangan
Spv. Energi Primer Spv. Ren & Dal Ops, Har & T. Enrg PEJABAT PELAKSANA K3 & KEAMANAN
MAYA STEPHANY PIRI
ARDAN AGUNG SAPUTRO SALMAN CHRISTINE DENATA SARANTE
9010058E
8810913Z 8509267Z 9116896ZY
-E / AE / JE Energi Primer -E / AE / JE / T / AT / JT Ren & Dal Ops Har -AA / JA Anggaran & Keuangan
-AE / JE / AT / JE K3 & Keamanan
Taufan Hasyirurahman / 9217738ZY Djemmy Paat / 6483048E Roy Tendean / 6691017E
Eduardo Rotama / 9216549ZY
Florentius Febri Posumah / 8909024E Sumitro Husa / 6890050E Nurul Elya / 95172112ZY
Muhammad Raihan Ferdiaz / 95171305ZY
Roberto Marsiano Kandou / 6484066E
-T / AT / JT Energi Primer -AA / JA Akuntansi
Jakob Pama / 6693064G PEJABAT PELAKSANA LINGKUNGAN
Servie Gregorius Ngantung / 6990089E Nanda Mutiara Syah / 93172096ZY
Andhika Dwi Kurniawan / 94161762ZY
Aditya Eka Yuliadi / 92161327ZY
-AE / JE / AT / JT Lingkungan
-E / AE / JE Transaksi Energi
17
PLTA Tonsealama PLTA Tanggari PLTG Maleo PLTU Amurang PLTD Bitung
PLTD Lopana
2.2 Analisis Situasi Khusus
Tugas Pokok :
18
j. Mengawasi kegiatan K3 sehingga adanya keselamatan dalam bekerja dan
tidak terjadinya gangguan keamanan di wilayah kerja PLN.
k. Melaporkan hasil kerja per waktu tertentu berkaitan dengan pelaksanaan
tugas Sekretariat & Umum.
19
BAB III
HASIL KEGIATAN
20
11. Hari Jumat semua diwajibkan untuk olahraga bersama pada pukul 07.00 –
08.00 kemudian makan bersama.
12. Membantu bidang KSA mencatat bukti kas keuangan, nota dinas, SPK,
berita acara pembayaran, dan checklist tagihan juga membantu mengarsip
berkas dan mengscan surat perjanjian.
21
Tabel 1. Hasil Inspeksi APAR di PLN UPDK Minahasa
Kapasi No.
INDIKATOR Masa
No Lokasi Jumlah
Kartu
Merek Type Seal Meter Selang & Fisik JENIS KET
Gantung tas Reg Pin Berlaku
Corong
1 Depan Pintu Utama Kantor 1 Alpindo AL 10 P 10 kg 1 √ √ √ √ √ Powder Mar-19 Kosong
2 Bawah Kantor Koprasi 1 Yamato 20 L 6 kg 2 √ √ - √ √ Powder Mar-19
3 Bawah Tangga lt.2 Depan Kantor 1 Yamato 20 L 6 kg 3 √ √ - √ √ Powder Mar-19
4 Depan pintu SPV keuangan 1 Yamato 10 L 3,5 kg 4 √ √ - √ √ Powder Mar-19
5 Ruang keuangan 1 Yamato 20 L 6 kg 5 √ √ - √ √ Powder Mar-19
6 Depan pintu sekertaris 1 Yamato 20 L 6 kg 6 √ √ - √ √ Powder Mar-19
7 ruang K3 umum 1 Yamato 20 L 6 kg 7 - - - - - Powder Mar-19 Kosong
8 Ruang tamu enjiniring 1 Alpindo 6 kg 8 √ √ - √ √ Powder Mar-19
9 Tangga ke lt.2 dalam 1 ECO AL 10 P 10 kg 9 √ √ √ √ √ Powder Mar-19
10 Ruang enjiniring 1 Yamato 20 L 6 kg 10 √ √ - √ √ Powder Mar-19
11 Ruang enjiniring 1 Yamato 20 L 6 kg 11 √ √ - √ √ Powder Mar-19
12 Pintu depan kantor 1 Yamato 20 L 6 kg 12 √ √ - √ √ Powder Mar-19
13 Depan selatan kantor 1 Yamato 20 L 6 kg 13 √ √ - √ √ Powder Mar-19
14 Pintu belakang selatan kantor 1 Yamato 20 L 6 kg 14 √ √ - √ √ Powder Mar-19
15 Ruang opd-Har 1 Sicli P9T 6 kg 15 √ √ - √ √ Powder Mar-19
16 Depan Ruang pantry 1 Yamato 10 L 3,5 kg 16 √ √ - √ √ Powder Mar-19
17 Bawah tangga darurat 1 Yamato 10 L 3,5 kg 17 √ √ - √ √ Powder Mar-19
18 Ruang perokris 1 Taifun P 12 GD 12 kg 18 - - - - - Powder Mar-19 Kosong
19 Pos satpam 1 Alpindo AL 10 P 10 kg 19 - - - - - Powder Mar-19 Kosong
20 Pos satpam 1 Yamato 10 L 3,5 kg 20 √ √ - √ √ Powder Mar-19
21 Atas tangga darurat 1 Yamato 20 L 6 kg 21 - - - - - Powder Mar-19 Kosong
22 Ruang perokris 1 Alpindo 10 L 3,5 kg 22 - - - - - Powder Mar-19 Rusak
23 Garasi 1 Yamato 20 L 6 kg 23 - - - - - Powder Mar-19 Kosong
24 Ruang Rapat 1 Yamato 20 L 6 Kg 24 √ √ - √ √ Powder Mar-19
25 Ruang Pengadaan 1 Tambah
unit T.
26 Ruang Server 1 APAR
Sumber : PLN UPDK Minahasa
22
Berdasarkan Tabel 1. Menunjukkan bahwa tabung APAR No. 1, 6, 18, 19, 21,
dan 23 kosong, tabung APAR No. 22 atau tabung di ruang perokris rusak seal,
pin, meter, selang dan corong juga fisik dari apar tersebut, juga semua tabung
APAR yang bermerek yamato tidak memiliki meter untuk menunjukan apakah
tabung apar tersebut terisi atau tidak, dan semua APAR tidak memiliki kartu
gantung.
23
3.3 Problem Tree Analysis
PROBLEM TREE ANALYSIS
Kerugian Perusahaan
APAR
24
3.4 Alternatif Pemecahan Masalah
1. Untuk beberapa titik tempat APAR sudah tidak terdapat tabung APAR nya
dan beberapa tabung apar yang kosong dengan dilakukannya inspeksi K3 dan
keamanan diharapkan titik tempat APAR yang hilang di beri tabung APAR
kembali dan tabung APAR yang kosong di isi ulang.
2. Penggantian tabung APAR yang sudah tidak layak digunakan dengan tabung
apar yang baru dan penggantian fisik tabung apar bila sudah rusak (corong,
selang, meter, pin).
3. Untuk penempatan APAR akan lebih efisien, apabila tabung APAR yang
ukurannya kecil dipindahkan keruangan yang mayoritas wanita dan
sebaliknya yang tabung APAR yang besar dipindahkan ke ruangan yang
mayoritas karyyawan pria, agar karyawan wanita dapat mampu mengangkat
dan menggunakan APAR tersebut bila terjadi kebakaran.
4. Pengadaan APAR di ruangan pengadaan dan server, dan sebaiknya
menggunakan APAR jenis CO2 karena pada ruangan pengadaan dan server
mempunyai dokumen-dokumen penting dan data perusahaan yang harus
dilindungi.
25
3.5.2 Bagi Peserta Magang
26
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Inspeksi K3
a. Definisi
Inspeksi adalah upaya deteksi dini dan mengoreksi adanya potensi bahaya di
tempat kerja yang dapat menimbulkan kecelakaan. Inspeksi tempat kerja
bertujuan untuk mengidentifikasi sumber-sumber bahaya potensial yang ada
ditempat kerja, mengevaluasi tingkat resiko terhadap tenaga kerja serta
mengendalikan sampai tingkat yang aman bagi kesehatan dan keselamatan
tenagakerja.
Inspeksi adalah salah satu cara effektif untuk menilai keadaan tempat kerja
apakah dalam keadaan aman (safe), sehingga setiap potensi bahaya dapat
diidentifikasi untuk menentukan prioritas tindakan (koreksi) yang akan diambil.
(K. Candra, 2009)
b. Manfaat Inspeksi K3
1) Menciptakan suasana dan lingkungan kerja yang aman serta yang bebas
daribahaya.
2) Menemukan perilaku kerja orang supaya mempunyai sikap kerja
selamat.
3) Memelihara kualitas produksi dan operasional yang menguntungkan.
4) Mengamati penerapan atau pelaksanaan norma-norma keselamatan
kerja.
5) Melokalisasi dan menetralisir bahaya-bahaya yang ada.(O.D. Ernawati
2009)
c. Macam – Macam Inspeksi K3
1) Inspeksi Tidak Terencana
Inspeksi yang dilakukan hanya sambil lalu, sehingga umumnya bersifat
dangkal dan tidak sistematis, diantaranya sebagai berikut :
a) Umumnya hanya memeriksa kondisi yang tidak aman.
b) Kondisi tidak aman yang memerlukan perhatian besar sering
terlewati.
27
c) Perhatian cenderung lebih besar pada kepentingan produksi.
d) Tidak tercatat.
e) Tindakan pembetulan dan pencegahan tidak sampai mendasar.
2) Inspeksi yang Terencana
Inspeksi yang terencana terbagi menjadi 2, yaitu :
a) Inspeksi rutin atau umum
Inspeksi rutin terhadap sumber-sumber bahaya ditempat kerja
atau kegiatan identifikasi terhadap tugas-tugas, proses
operasional, perlatan danmesin-mesin yang mempunyai resiko
tinggi.
Beberapa keuntungan dari dilaksanakannya inspeksi rutin atau
umum yaitu :
1. Inspektor dapat mencurahkan segala perhatiannya untuk
melakukan inspeksi.
2. Inspektor dapat melakukan observasi menyeluruh tentang
keselamatandan kesehatan kerja di tempat kerja.
3. Checklist yang akan digunakan untuk inspeksi telah
dipersiapkandengan baik.
4. Laporan temuan dan rekomendasi segera dapat dibuat
untukmeningkatkan kesadaran tentang adanya bahaya di
tempat kerja.
b) Inspeksi Khusus
Inspeksi khusus merupakan kegiatan inspeksi yang dilakukan
untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi hazard
terhadap obyek-obyek kerjatertentu yang mempunyai resiko
tinggi yang hasilnya sebagai dasar untuk pencegahan dan
pengendalian resiko di tempat kerja.
Perbadaan antara inspeksi umum dan khusus adalah bahwa
inspeksi umum direncankana dengan cara walk-through survey
keseluruh area kerja dan bersifat komprehensif, sedangkan
inspeksi khusus direncanakan untuk diarahkan kepada kondisi-
kondisi tertentu, seperti mesin-mesin, alat kerja, dan
28
tempattempat khusus yang telah diketahui mempunyai resiko
tinggi .(O.D. Ernawati 2009)
4.2 APAR
APAR adalah system proteksi pemadaman kebakaran sebelum terjadi kebakaan
yang lebih besar yang dapat mengakibatkan kecelakaan pada pekerja serta
kerugian perusahaan. APAR merupakan alat pmadam api yang pemakaiannya
dilakukan dengan cara manual dan langsung diarahkan pada posisi dimana api
berada, APAR dikenal sebagai alat pemadam api portable yang mudah dibawa,
cepat, dan tepat didalam penggunaan untuk awal kebakaran. Dikarenakan
fungsinya untuk penanganan dini, APAR harus diletakan di tempat tertentu
sehingga memudahkan dalam penggunaannya.
Penempatan APAR harus mudah dilihat, dijangkau dan diambil, jarak antara
APAR dan kelompok APAR maksimal 15 meter, stiap alat pemadam api ringan
harus ditempatkan menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang atau
dengan konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam lemari atau box yang
tidak dikunci dengan syarat bagian depannya harus kaca aman (safety glass)
dengan tebal maksimal 2 mm, tinggi tanda APAR 125 cm dan penempatan APAR
120 cm dan jika APAR diletakan pada tiang maka tandanya dibuat mengelilingi
tiang tersebut. (ILO, 2015)
29
busa merupakan sistem isolasi, yaitu untuk mencegah oksigen untuk tidak
ikut dalam reaksi rantai kimia.
c. Jenis Tepung Kimia Kering (Dry Chemical Powder).
Jenis ini efektif untuk kebakaran kelas B dan C dan juga bisa kelas A.
Tepung serbuk kimia kering berisi dua macam bahan kimia, yaitu Sodium
Bicarboanat & Natrium Bicarbonat, Gas nitrogen sebagai pendorong. Serbuk
kimia yang dikeluarkan akan menyelimuti bahan yang terbakar sehungga
memisahkan oksigen yang merupakan unsur penting terjadinya kebakaran.
Khusus untuk pemadaman kelas D (logam) seperti Magnesium, Titanium,
Zarcanium, dan lain-lain digunakan metal-dry powder yaitu campuran
Sodium, Potasium, dan Barium Chloride.
d. Jenis Halon.
APAR jenis ini efektif untuk menanggulangi kebakaran jenis cairan yang
mudah terbakar dan peralatan listrik bertegangan (kebakaran kelas B dan C).
Bahan pemadaman api gas Halon biasanya terdiri dari unsur-unsur kimia
seperti chlorine, flourine, bromide dan iodine.
e. Jenis CO2.
Bahan pemadam jenis CO2 efektif untuk memadamkan kebakaran kelas B
(minyak) dan C (listrik). Berfungsi untuk mengurangi kadar oksigen dan
efektif untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di dalam ruangan
(indoor). Pemadaman dengan gas arang ini dapat mengurangi kadar oksigen
sampai dibawah 12%.
30
4.4 Klasifikasi APAR
31
4.5 Manajemen Pemasangan dan pemeliharaan APAR
1. Pemasangan APAR (Permenaker no 4 1980)
a. Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan
pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil.
b. Serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan, tinggi pemberian
tanda pemasangan tersebut 125 cm dari dasar lantai tepat diatas satu atau
kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan.
c. Penempatan APAR antara alat pemadam api yang satu dengan lainnya
atau kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali
ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan Kerja.
d. Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah.
e. Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan)
menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang atau dengan
konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam lemari atau peti (box)
yang tidak dikunci.
f. Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga
bagian paling atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari
permukaan lantai kecuali jenis CO2 dan tepung kering (dry chemical)
dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak antara dasar alat
pemadam api ringan tidak kurang 15 cm dan permukaan lantai.
2. Pemeliharaan APAR (Permenaker no 4 1980)
a. Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2 (dua) kali dalam
setahun, yaitu pemeriksaan dalam jangka 6 (enam) bulan dan
pemeriksaan dalam jangka 12 (dua belas) bulan;
b. Cacat pada alat perlengkapan pemadam api ringan yang ditemui waktu
pemeriksaan,harus segera diperbaiki atau alat tersebut segera diganti
dengan yang tidak cacat.
c. Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau
tempat dimana suhumelebihi 49°C atau turun sampai minus 44°C kecuali
apabila alat pemadam api ringantersebut dibuat khusus untuk suhu diluar
batas tersebut diatas.
32
4.6 Hasil Identifikasi APAR di PLN UPDK Minahasa
Petugas K3 dan keamanan PT PLN (Persero) UPDK Minahasa rutin
melaksanakan inspeksi K3 dan Keamanan setiap bulanya di PT PLN (Persero)
UPDK Minahasa pada minggu pertama di awal bulan, inspeksi tersebut terdiri
dari, Inspeksi APAR, Inspeksi APAT, Inspeksi P3K, Inspeksi APD, Inspeksi
Hydrant dan Inspeksi Keamanan.
Jenis APAR yang ada di PT PLN (Persero) UPDK Minahasa adalah APAR
jenis dry chemical powdwr / bubuk kimia kering. APAR jenis dry chemical
powdwr ini merupakan alat pemadaman api yang serbaguna karena efektif untuk
memadamkan api di hamper semua kelas kebakaran seperti kelas A, B, dan C.
Dalam PERMENAKER Tahun 1980 pasal 18 Bahwa setiap APAR dengan bahan
isi bubuk kimia kering harus diisi ulang setahun sekali walaupun belum pernah
dipakai dan untuk bagian dalam tabung APAR dry chemical powdwe / bubuk
kimia kering harus benar-benar kering sebelum diisi kembali.
a. Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan
pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil.
b. Serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan, tinggi pemberian
tanda pemasangan tersebut 125 cm dari dasar lantai tepat diatas satu atau
kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan.
33
c. Penempatan APAR antara alat pemadam api yang satu dengan lainnya
atau kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali
ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan Kerja.
d. Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah.
e. Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan)
menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang
f. Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga
bagian paling atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari
permukaan lantai kecuali jenis CO2 dan tepung kering (dry chemical)
dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak antara dasar alat
pemadam api ringan tidak kurang 15 cm dan permukaan lantai.
34
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil magang yang dilaksanakan di PT PLN (Persero) UPDK
Minahasa pada tanggal 30 Januari 2019 – 1 Maret 2019 dapat disimpulkan bahwa
PLN (Persero) UPDK Minahasa adalah sebuah BUMN ( Badan Usaha Milik
Negara) yang mengurusi seluruh aspek kelistrikan yang ada di wilayah Minahasa.
Berdasarkan data dan observasi yang dilakukan di PT PLN (Persero) UPDK
Minahasa maka hasil dari inspeksi APAR menunjukan :
35
5.2 Saran
1. Untuk beberapa titik tempat APAR sudah tidak terdapat tabung APAR nya
dan beberapa tabung apar yang kosong dengan dilakukannya inspeksi K3 dan
keamanan diharapkan titik tempat APAR yang hilang di beri tabung APAR
kembali dan tabung APAR yang kosong di isi ulang.
2. Penggantian tabung APAR yang sudah tidak layak digunakan dengan tabung
apar yang baru dan penggantian fisik tabung apar bila sudah rusak (corong,
selang, meter, pin).
3. Untuk penempatan APAR akan lebih efisien, apabila tabung APAR yang
ukurannya kecil dipindahkan keruangan yang mayoritas wanita dan
sebaliknya yang tabung APAR yang besar dipindahkan ke ruangan yang
mayoritas kariyawan pria, agar kariawan wanita dapat mampu mengangkat
dan menggunakan APAR tersebut bila terjadi kebakaran.
4. Pengadaan APAR di ruangan pengadaan dan server, dan sebaiknya
menggunakan APAR jenis Co2 karena pada ruangan pengadaan dan server
mempunyai dokumen-dokumen penting dan data perusahaan yang harus
dilindungi.
5. Tabung APAR yang bermerek yamato tidak memiliki meter sebaiknya diganti
dengan tabung APAR yang dilengkapi dengan meter untuk menunjukan
apakah tabung apar tersebut terisi atau tidak.
6. Sebaiknya semua unit apar yang ada di PT PLN (Persero) UPDK Minahasa di
berikan kartu gantng yang berisi tentang data jenis, fisik, dan tanggal
kadaluarsa, umtuk mempermuda pengambilan data saat Inspeksi APAR.
36
DAFTAR PUSTAKA
DAMKAR Sukabumi. (2018). Alat Pemadam Api Ringan. Retrieved Februari 22,
2019, from Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Sukabumi:
https://dinasdamkar.sukabumikab.go.id/2018/01/09/alat-pemadam-api-
ringan-apar/
Herlinanto, A. (2015). Penerapan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan Jalur
Evakuasi Serta Penanggulangan Kebakaran di RSUD dr.R.Soetijono
Kabupaten Blora. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakaat Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negri Semarang, 13.
37
International Labour Organization. (2018). Manajemen Resiko Kebakaran.
Jakarta: ILO.
38
LAMPIRAN
39
Gambar 3. Denah PT PLN (Persero) UPDK Minahasa Lantai 1
40
Gambar 4. Denah PT PLN (Persero) UPDK Minahas Lantai 2
41
Gambar 5. Lembar Inspeksi APAR
42
Gambar 6. Hasil Inspeksi APAR
43
Gambar 7. Daftar Hadir Magang
44
Gambar 8. Lembar Catatan Kegiatan dan Kehadiran Magang
45
Gambar 9. Lembar Pembimbingan Materi
46
Gambar 10. Lembar Pembimbingan Magang di Lapangan
47
Gambar 11. Struktur Organisasi Tim Tanggap Darurat
PT PLN (Persero) UPDK M inahasa
48
Gambar 12. Beberapa Titik Tempat Tabung APAR Yang
Kosong
49
Gambar 13. APAR Di Ruang Perokris Yang Sudah Rusak
50
Gambar 14. APAR Di Ruang Ops-Har
51
Gambar 15. Inspeksi APAR Di Bawah Kantor Koprasi
52
Gambar 16. Inspeksi APAR Di Depan Selatan Kantor
53
Gambar 17. Inspeksi APAR di PLTP Lahendong
bersama DPL
54
Gambar 18. Kegiatan Inspeksi APAR di PLTP Lahendong
55
Gambar 19. Inspeksi APAR di PLTA Tanggari II
56
Gambar 20. Inspeksi APAR di PLTA Tonsealama
57
Gambar 21. Inspeksi APAR di PLTD Bitung
58
Gambar 22. Inspeksi K3 dan Keamanan di PLTd Bitung
59
Gambar 23. Foto Bersama Dosen Pembimbing dan
Dosen Penguji Setela Ujian Seminar Magang
60