BAB II
LANDASAN TEORI
selesai, resiko pekerjaan lebih kecil, resiko penyakit akibat kerja kecil, kelelahan
berkurang, rasa sakit berkurang.
tugas, pekerjaan, produk, lingkungan serta sistem agar membuat mereka sesuai
dengan kebutuhan, kemampuan serta keterbatasan dari manusia ( Waldemar K.
serta William S. M., 2003)
7. Ergonomi adalah keilmuan tentang cara kita untuk bekerja dan berinteraksi dengan
karakteristik dari lingkungan; hal ini termasuk menemukan cara agar dapat lebih
efisien, termasuk cara untuk melindungi manusia dari cidera. ( Christine Durant,
et.al.,2006)
8. Ergonomi adalah keilmuan yang memberikan perhatian kepada “fit” antara
manusia dengan pekerjaannya. Ergonomi meletakkan manusia sebagai hal yang
pertama dengan memperhatikan kemampuan dan keterbatasannya. Ergonomi
bertujuan untuk memastikan bahwa tugas, peralatan, informasi dan lingkungan
sesuai dengan setiap pekerja. (HSE,2007)
9. Ergonomi adalah keilmuan tentan manusia ketika mereka menggunakan peralatan
dalam lingkungan spesifik untuk melakukan tugas tertentu. Ergonomi bertujuan
untuk mengurangi dampak buruk dari lingkungan kepada manusia sehingga
memungkinkan setiap orang untuk memaksimalkan kontribusi mereka kepada
pekerjaan yang diberikan ( Cherie Berry, 2009)
1. Tentukan populasi pengguna rancangan produk atau stasiun kerja. Orang yang
berbeda pada kelompok umur akan berbeda karakteristik fisik kebutuhannya.
Begitu juga untuk kelompok gender, ras, kelompok etnis, penduduk sipil atau
militer.
2. Tentukan dimensi tubuh yang diperkirakan penting dalam perancangan (sebagai
contoh : tinggi mata duduk, lebar pinggul, tinggi jari kaki dan sebagainya).
Misalnya untuk perancangan pintu masuk harus dipertimbangkan tinggi badan
dan lebar bahumaksimal dari pengguna, sedangkan rancangan tempat duduk
harus mengakomodasikan lebar pinggul pengguna.
3. Pilihlah presentase populasi untuk diakomodasikan dalam perancangan. Hal yang
tidak mungkin bahwa suatu rancangan dapat mengakomodasi 100% populasi
pengguna.
4. Untuk masing-masing dimensi tubuh tentukan nilai persentil yang relevan
dengan melihat tabel antropometri. Jika nilai persentil pada tabel tidak tersedia
maka gunaakan nilai rata-rata (mean) dan simpang baku (standart deviation)
dimensi dari data antropometri.
5. Berikan kelonggaran pada data yang ada jika diperlukan. Pakaian merupakan
salah satu yang harus dipertimbangkan dalam membuat kelonggaran.
Kelonggaran perlu juga dilakukan untuk perlengkapan seperti sepatu, sarung
tangan, masker dan sebagainya.
6. Gunakan Mock-ups atau simulator untuk melakukan uji rancangan. Para
perancang perlu untuk mengevaluasi apakah rancangan sesuai dengan kebutuhan
atau tidak. Untuk itu dapat menggunakan mock-ups atau simulator dalam
menguji rancangan dengan mengambil sampel pengguna untuk melakukan
simulasi.
Ada 3 filosofi yang digunakan para ahli ergonomic untuk suatu desain sebagai
data antropometri yang diaplikasikan (Sutalaksana, 1979 dan Sritomo, 1995), yaitu:
1. Perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim.
Contoh: pemetapan ukuran minimal dari lebar dan tinggi dari pintu darurat.
II-6
Gambar 2.3 Antropometri Tubuh Manusia Untuk Posisi Duduk Dari Samping
Gambar 2.4 Antropometri Tubuh Manusia Untuk Posisi Duduk Dari Belakang
Tujuan penerapan ergonomi dalam perancangan peralatan adalah merancang suatu
peralatan kerja yang sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan manusia dan hasil
rancangan ini mempunyai nilai layak dalm proses kerja. Untuk mencari informasi
tentang kemampuan dan keterbatasan manusia dalam suatu sistem kerja dapat
dilakukan dengan beberapa penyelidikan, diantaranya:
1. Penyelidikan tentang supply
2. Penyelidikan tentang hasil kerja manusia dan proses pengendaliannya.
3. Penyelidikan tentang tempat kerja.
4. Penyelidikan tentang lingkungan fisik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebagaimana dijelaskan terlebih dahulu bahwa
perancangan harus memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi penggunanya,
maka rancangan yang dibuat harus memperhatikan faktor manusia sebagai
pemakainnya. Disamping itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Analisa teknik, seperti kekuatan dan ketahanan
II-9
Dengan:
k = tingkat keyakinan
k = 99% = 3
k = 95% = 2
s = derajat ketelitian
N = jumlah data pengamatan
N’ = jumalah data teoritis
Jika N’ ≤ N, maka dianggap cukup, jika N’ > N dta dianggap tidak cukup (kurang)
dan perlu dilakukan penambahan data.
c. Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi merupakan suatu keadaan yang menggambarkan bagaimana
frekuensi dari gejala atau variabel yang dilambangkan dengan angka itu telah tersalur,
terbagi, tersebar, dan terpancar. Penggambaran angka (bilangan) atau penyajian data
angka tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel atau grafik/gambar, yang kemudian
dikenal dengan istilah tabel distribusi frekuensi dan grafik distribusi frekuensi.
II-12
sama banyak. Persentil adalah titik atau skor atau nilai yang membagi seluruh
distribusi frekuensi dari data yang kita selidiki ke dalam 100 bagian yang sama
besar, karena itu presentil sering disebut ukuran perseratusan. Persentil yang biasa
dilambangkan P, adalah titik atau nilai yang membagi suatu distribusi data menjadi
seratus bagian yang sama besar. Karena itu persentil sering disebut ukuran
perseratusan.
Titik yang membagi distribusi data ke dalam seratus bagian yang sama besar
itu ialah titik-titik: P1, P2, P3, P4, P5, P6, … dan seterusnya, sampai dengan P99.
jadi disini kita dapati sebanyak 99 titik persentil yang membagi seluruh distribusi
data ke dalam seratus bagian yang sama besar, masing-masing sebesar 1/ 100N
atau 1%.
Table 2.4 Tabel Persentil
populasi. Pengertian populasi menurut beberapa para pakar peneliti adalah sebagai
berikut:
1. Menurut Furchan (2004), Populasi adalah objek, keseluruhan anggota
sekelompok orang, organisasi, atau kumpulan yang telah dirumuskan oleh
peneliti dengan jelas.
2. Menurut Margono (2004), Populasi adalah keseluruhan data yang menjadi
pusat perhatian seorang peneliti dalam ruang lingkup dan waktu yang telah
ditentukan. Populasi berkaitan dengan data-data, jika seorang manusia
memberikan suatu data, maka ukuran atau banyaknya populasi akan sama
banyaknya manusia.
3. Menurut Nazir (2005), Populasi adalah sekumpulan individu dengan kualitas
dan karakter yang sudah ditetapkan oleh peneliti. Ciri, karakteristik, dan kualitas
itu yang dinamakan sebagai variable. Ia membagi populasi menjadi dua yakni
populasi finit dan infinit.
4. Menurut Sabar (2007), Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau study
sensus.
5. Menurut Zuriah (2009: 116), Populasi adalah seluruh data yang menjadi
perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang telah ditentukan.
2. Sampel kuota (jatah) teknik ini hamper sama dengan incidental, hanya sebelum
dilakukan pengambilan sampel terlebih dahulu dibuat kategori sampel menurut
strata lalu setiap strata diberi jatah.
3. Sampel purposive (tujuan) teknik ini digunakan berdasarkan pertimbangan tertentu
dari peneliti (subjektif), misalnya peneliti ingin mengetahui bahwa siswa yang cara
belajarnya teratur mempunyai prestasi tinggi. Maka peneliti hanya mengambil
sampel siswa yang belajarnya teratur dan prestasinya tinggi.
C. Menentukan Bersarnya Sampel
Pada prinsipnya tidak ada peraturan yang baku berapa persen sampel yang harus
diambil dari suatu populasi. Namun menurut literature penelitian umumnya
berpendapat bahwa sampel yang melebihi lebih baik dari pada yang kurang. Artinya
akan lebih baik sebanyak mungkin dari populasi, untuk populasi 10-100 sebaiknya
diambil seratus persen (100%). Diatas 100-300 bisa diambil 70% dan diatas 1000
cukup diambil 20%. Jika sampel hanya 10 maka untuk mencari korelasi antara
variable x dan y dengan resiko kemungkinan sesat 5 % dan memrlukan bilangan
korelasi 0,632 (lihat hitungan statistic), sedangkan jika 100 maka diperlukan
bialangan korelasi 0,195. Untuk meredukasi kesesatan perlu diberikan persyaratan
yang ketat, terutama sampel kecil.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penarikan sampel adalah
sebagai berikut:
1. Jumlah populasi dan karakteristiknya sesuai dengan variable yang diteliti
2. Tingkat keberartian dalam membuat dimensi
3. Batas maksimum kekeliruan penariakn sampel
4. Tujuan penelitian, instrument dan analisa data yang digunakan
5. Sumber daya tersedia (biaya, waktu, tenaga)