Anda di halaman 1dari 7

Tugas Resume K3 Bab Ergonomi

Nama: M Affany Zarkasih


NIM: 1931240098
Kelas: 3E/16

A. Pengertian Ergonomi
Ergonomi merupakan penggabungan dua kata dari bahasa Yunani yang
diperkenalkan oleh Wojciech Jastrzebowski ilmuan Polandia pada pertengahan abad
19, yaitu dari kata Ergos yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Ergonomi
merupakan kajian terhadap interaksi antara manusia dengan obyek yang digunakan
dan lingkungan tempat mereka berfungsi (Pulat:1992). Definisi ergonomi menurut
Woodside dan Kocurek (1997) adalah kajian yang intergral antara pekerja, pekerjaan,
alat, tempat dan lingkungan kerja, yaitu lingkungan dimana pekerja dapat melakukan
pekerjaannya dengan aman dan nyaman.
Sanders dan Mc. Cormick (1987) mendefinisikan ergonomi (Human Factors) dengan
pendekatan 3 unsur, yaitu: Fokus, Tujuan dan Pendekatan.
1. Fokus ergonomi adalah interaksi manusia dengan produk, peralatan, fasilitas,
prosedur, dan lingkungan kerja maupun tempat tinggal. Dalam perancangan
dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur, dan lingkungan masalah kapabilitas,
keterbatasan, dan kebutuhan manusia menjadi pertimbangan utama.
2. Tujuan utama ergonomi ada dua. Pertama meningkatkan efektivitas dan efisiensi
dalam bekerja, termasuk disini bagaimana penggunaan alat yang nyaman,
menggurangi kesalahan, dan meningkatkan produktivitas. Kedua adalah
mengembangkan keselamatan, mengurangi kelelahan dan stress, penggunaan yang
menyenangkan, meningkatkan kepuasan kerja dan meningkatkan kualitas hidup.
3. Pendekatan ergonomi ialah secara sistematis mengaplikasikan informasi yang
relevan tentang kapasitas manusia, keterbatasan, karakteristik, tingka laku,
motivasi untuk mendisain prosedur dan lingkungan yang mereka gunakan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ergonomi merupakan ilmu yang secara
sistematis yang memanfaatkan informasi mengenai sifat, kemampuan,keterbatasan
dan karakteristik manusia untuk mendesain alat, prosedur maupun lingkungan
sehingga manusia dapat bekerja lebih aman, nyaman dan produktif.
The International Ergonomics Assockltion (OEA), rnengidentifikasi kategori
spesialisasi ergonomi. vaitu; (1) ergonomi fisik; (2) ergonomi kcgnitif: (3) ergonomi
Organisasi; dan (4) ergonomi lingkungan. Keempat scrsialisasi dapat dike/ompokkan
'agi menjadi mikroergonomi dan makroergonomi (Meshkati, 1989: Morel et al,
2CX)9; Scott dan Charteris. 2006).
1. Ergonomi fisik berkaitan dengan anatomi manusia, seperti antropometri,
karakteristik mekanik fisiologis dan biologi yang berkaitan dengan aktivitas fisik.
2. Ergonomi kognitif berlaitan dengan proses mental, seperti persepsi, memori,
penalaran, dan respons motorik, karena hal itu, memengaruhi interaksi antara
manusia dan bagian lain dari sistem. (Topik yang relevan meliputi beban kerja
mental, pengambilan keputusan, kinerja terampil, interaksi manusia-komputer,
keandalan manusia, stres kerja dan pelatihan seperti ini mungkin berhubungan
dengan manusia-sistem dan desain interaksi manusia komputer).
3. Ergonomi organisasi berkaitan dengan Optimasi sistem sosio-teknis, termasuk
struktur organisasi mereka, kebijakan, dan proses. (Topik yang relevan meliputi
komunikasi, kru manajemen sumber daya. desain pekerjaan, sistem kerja, desain
waktu kerja, kerja sama tim, desain partisipatif, ergonomi masyarakat, kerja
kooperatif, program kerja baru, Organisasi virtual, telework, dan manajemen
mutu).
4. Ergonomi lingkungan berkaitan dengan interaksi manusia dengan lingkungan.
Lingkungan fisik ditandai dengan iklim, suhu, tekanan, getaran, cahaya.
B. Ruang Lingkup Garapan Ergonomi
Aktivitas kerja dalam jabatan, dituntut sesuai dengan kemampuan dan
keterbatasan yang dimiliki para pegawai. Oleh karena itu, para perancang sistem
pelayanan melakukan berbagai analisis terkait dengan jenis tugas, gerakan tubuh yang
diperlukan dan batas kemampuan menerima beban. Ditinjau dari kepentingan praktis,
manajemen Sumber dava manusia di industri, adalah sebagai berikut.
1. Menentukan prasyarat terkait dengan ketubuhan calon tenaga kerja.
2. Upaya peningkatan kapasitas ketubuhan pekerja selaras dengan tuntutan
kompetensi kerja, melalui pendidikan dan pelatihan tertentu.
3. Upava perbaikan kinerja sesuai dengan hasil identifikasi dan penilaian pekerja.
4. Upaya peningkatan kesigapan dan kewaspadaan dalam melaksanakan keselamatan
dan kesehatan kerja.
5. Mernelihara fisik dan mental, sebagai sumber dm ke%ahteraan pekerja dalam
upaya pencapaian produktivitas.
Ditinjau dari kepentingan ilmiah yang dapat memberikan kontribusi pada praksis
industri, melalui penelitian mencakup hal-hal berikut ini.
1. Penelitian Interface
Interface (perangkat antara), yang mengidentifikasi, menganalisis dan mengkaji
informasi tentang Suatu lingkungan serta mendeskripsikannya dengan simbol-
simbol, tanda-tanda, lambang, dan angka-angka, peta dan variabel (waktu, jarak)
serta konstanta lainnva.
2. Kekuatan Fisik Pekerja
Penelitian tentang aktivitas pelayanan sistem keria, melalui pengukuran dan
menganaiisis gerakan fisik, beban yang diterima dan peralatan yang digunakan
dalam Objek pekerjaan.
3. Dimensi dan Bentuk Tempat Kerja
Penelitian mengenai dimensi dan bentuk ruang tempat kerja, dimensi ukuran
ketubuhan para pekeria, jenis pekerjaan, dan faktor-faktor yang memengaruhi
karakteristik aktivitas kerja.
4. Lingkungan Kerja
Penelitian mengenai kondisi lingkungan tempat kerja, seperti pengaturan
pencahayaan, pengaturan ventilasi udara, dan faktor yang memengaruhi fisik
pekerja, seperti kebisingan, getaran, temperature, dan limbah cairan kimia.
Ditinjau dari kepentingan pendidikan, pelatihan vokasi dan kejujuran meliputi hal-hal beriku:
1. Merekonstruksi kurikulum sistem pelatihan secara terpadu
2. Mengembangkan sistem pembelajaran gerak sistemik untuk mempersiapkan calon tenaga
kerja teknik
3. Mengembangkan teknik gerak sistemik pada pembelajaran yang menuntut kemampuan
keterampilan teknik dalam menghadapi jenis pekerjaan di industry
4. Mengembangkan dan mengaplikasikan pembiasaan dan budaya kerja teknik yang sehat dan
aman

Harapan praktis dari penerapan ergonomic, adalah sebagai berikut:


1. Tercapainya kesejahteraan fisik dan mental
2. Tercapainya kesejahteraan social dan martabat manusia pekerja
3. Terciptanya keseimbangan antara tuntutan teknis, ekonomis, sistem kerja.

Kontrol ekonomi dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, ketiga pendekatan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Engineering control, adalah salah satu metode untuk mengendalikan factor-faktor resiko
ekonimi secara efektif dan permanen.
2. Administrative control, berhubungan dengan bagaimana pekerjaan terorganisasi secara
sistematis, beberapa hal yang termasuk pada bagian ini sebagai berikut:
a. Proper maintenance and housekeeping (pemeliharaan dan kerumah tanggaan)
b. Job rotation and enlargement (rotasi dan perluasan pekerjaan)
c. Work scheduling (penjadwalan pekerjaan)
d. Sufficient breaks (istirahat yang cukup)
e. Work practice (praktik kerja)
f. Training (pelatihan)
3. Personal Protective Equitment (PPE), Alat pelindung diri (APD), setiap pekerja harus
menggunakan alat pelindung diri sebagai pelindung saat melakukan pekerjaan.

C. Risiko Ergonomi
Risiko Ergonomi merupakan salah satu risiko yang menyebabkan cedera akibat kerja, hal itu
termasuk hal-hal berikut ini:
1. Penggunaan tenaga atau kekuatan (mengangkat, mendorong, menarik, dan lain-lain)
2. Pengulangan, melakukan jenis kegiatan yang sama dari satu pekerjaan dengan
menggunakan otot atau anggota tubuh secara berulang kali
3. Kelenturan tubuh (lenturan, putir, jangkauan atas)
4. Pekerjaan statis, diam dalam satu posisi pada periode waktu tertentu
5. Getaran mesin
6. Kontak tegangan

Secara umum terdapat tiga cedera tubuh, antara lain cumulative trauma disorders, repetitive
strain injuries, muscoloskeletol disosders.

1. Cumulative Trauma Disorders (CTD)


Dikenal dengan cedera ringan yang berulang, didefinisikan sebagai gangguan pada
otot, tendon, sarah dan pembuluh darah yang disebabbkan, atau diperparah dengan
pengerahan tenaga atau Gerakan yang berulang.
2. Repetitive strain injuries (RSI)
ialah istilah umum yang digunakan untuk merujuk pada beberapa kondisi diskrit yang
dapat diakaitkan dengan tugas yang berulang, pengerahan kekuatan tenaga, getaran,
kompresi mekanik, yang berkelanjutan contoh ; suatu kondisi yang dikaitkan dengan
penyebab termasuk endema, carpal turnel syndrome,cubital tunnel syndrome, dll.
3. muscoloskeletol disosders (MSDs)
gangguan muskosloskeletal (MSDs) adalah cedera pada otot, saraf, tendon, ligaman,
sendi, tulang rawan, atau cakram, tulanh belakang, biasanya hasil dari setiap peristiwa
sesaat akut ( slip, terjatuh, perjalanan ) selain itu mencerminkan perkembangan yang
lebih terhadap kronis.
Risiko risiko tubuh Contoh dalam pekerjaan Kemungkinan solusi
memengaruhi

Back
Mengangkat Menggerakan objek Mengurangi berat/ beban
dari objek, penggunan alat
alat angkat atau posisi
tubuh pada objek kerja
Neck
Menjunjung dengan, Pemeriksaan komponen; Meja pemeriksaan
kepala menunduk atau Seperti memeriksa bagian disesuaikan dengan posisi
menengadaj dengan beban monitor computer, tubuh
memeriksa engine mobile
Shoulder
Bekerja dengan siku -siku Pemeriksaan jahitan Meja lebih rendah
yang diangkat
Hands
Memutar dengan cepat, Menjahit, menyetek, Perancangan peralatan
atau ada lenturan menyortir, memeriksa dan
pergelangan tangan merakit
Hips/legs
Berdiri didalam posisi Merakit, finishing atau Posisi pelayanan kerja,
yang sama untuk periode operasi mesin meja tinggi
lama
Sinyal adanya indikasi MSDs adalah sakit, kegelisahan, kesemutan, kematian
rasa, rasa terbakar, pembengkakan, kekakuan, kram, dsb. Risiko kerja apabila tidak
dikendalaikan baik oleh diri sendiri, maupun manajemen tempat kerja dapat
menyebabkan berbagai gangguan terhdapat tubuh pekerja baik saat terjadi maupun
dirasakan dalam waktu jangka Panjang.
A. METODA ERGONOMI
Sampai saat ini ini metode yang digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor manusia
dan ergonomi mulai dari kuesioner sampai dengan laboratorium yang lebih kompleks
dan mahal beberapa metode yang biasa digunakan menurut stanton N, salmon,P., Walker
G., Baber, C., dan Jenkins, D (2005) yaituHuman Factor method praktikal guide for
engineering and Design aldershot hampshire : ashgate Publishing limited adalah sebagai
berikut:
1. Etnograpic analysis Analisis etnografis, metode ini merujuk pada etnografi proses
berfokus pada pengamatan penggunaan teknologi dalam lingkungan kerja, penekanan
pada metode ini adalah kualitatif bersifat pengalaman dunia nyata dan tekanan
penggunaa teknologi atau lingkungan di tempat kerja.

2. Focus Groups Discutions (FGD), adalah tentang penelitian kualitatif, yaitu seorang
individu akan berdiskusi untuk memperoleh tentang pendapat teknologi atau proses dalam
penyelidikan. Hal ini dapat dilaksanakan pada wawancara, atau dalam sesi dinamika
kelompok. Selain dapat digunakan untuk mendapatkan jurnlah besar data kualitatif.
3. Iterative Design (perancangan desain), dikenal sebagai prototipe, iterative proses
desain berusaha untuk melibatkan pengguna pada beberapa tahap desain, dalam rangka
memperbaiki ketika muncul dalam kenyataan. Prototipe dari proses desain, harus tunduk
pada bentuk-bentuk dari analisis dan hasilnya kemudian diambil serta dimasukkan ke
dalam desain baru.
4. Meta-Analysis (meta-analisis), merupakan teknik tambahan yang digunakan untuk
memeriksa macam data tubuh yang sudah ada atau literatur dalam rangka memperoleh
kecenderungan atau bentuk hipotesis untuk membantu keputusan desain. Sebagai bagian
dari literatur survei, meta-analisis dalam rangka untuk melihat kecenderungan kolektif
dari variabel individu.
5. Subjek-in-Tandem (subjek dalam tandem), yaitu dua subjek yang diminta untuk bekerja
secara bersamaan pada tugas, sementara pengamatan analisis dilakukan. Hal ini diamati
oleh peneliti, dan dapat untuk menemukan kesulitan.
6. Survei dan Kuesioner, suatu teknik yang umum digunakan, survei kuesioner memiliki
keuntungan, yaitu, dapat diberikan kepada sekelompok besar orang dan biaya yang relatif
rendah, memungkinkan peneliti untuk mendapatkan sejumlah besar data.
7. Analisis Tugas, suatu proses yang berakar pada teori aktivitas, analisis tugas adalah
cara sistematis menggambarkan interaksi manusia dengan system atau proses untuk
memahami bagaimana kecocokan tuntutan system atau proses untuk kemampuan
manusia.
8. Think Aloud Protocol (TAP), dikenal sebagai "protokol lisan bersama-sama", suatu
proses dengan meminta pengguna untuk menjalankan serangkaian tugas atau
menggunakan teknologi, sambil verbalisasi pikiran peneliti sehingga dapat memperoleh
wawasan prosestis dari pengguna.
9. User Analysis (analisis pengguna), proses ini didasarkan pada merancang kebutuhan
atribut pengguna atau operator, menetapkan dan mendefinisikan karakteristik, dan
menciptakan persona bagi pengguna.
10. Wizard of Oz, teknik yang digunakan dalam perangkat mobile. Wizard of Oz, teknik
ini melibatkan operator yang jauh untuk mengontrol operasi perangkat dalam rangka
meniru respons dari program komputer yang sebenarnya.
11. Metode Analisis, proses mempelajari tugas sesuai langkah demi langkah penyelidikan
selama melaksanakan tugas. Setiap tugas dipecah menjadi langkah-langkah kecil sampai
setiap gerak pekerja dijelaskan secara rinci.
12. Studi Waktu, yaitu proses menentukan waktu yang dibutuhkan untuk seorang pekerja
untuk menyelesaikan setiap tugas. Studi Waktu banyak digunakan untuk menganalisis
lingkungan pekerjaan.
13. Work Sampling, adalah metode pekerjaan yang sampelnya secara acak untuk
menentukan proporsi total waktu yang dihabiskan untuk tugas tertentu. Proses ini
memberikan wawasan tentang seberapa sering para pekerja melakukan tugas yang dapat
menyebabkan ketegangan pada tubuh mereka.
14. Cognitive Walkthrough, suatu inspeksi kegunaan yang evaluatornya dapat
menerapkan perspektif pengguna untuk skenario tugas untuk mengidentifikasi masalah
desain. Sistem kerja untuk mengidentifikasi baik sistem kerja yang terorganisasi dan
seberapa baik alur kerja terintegrasi.
15. Metode Kansei, metode yang mengubah respons konsumen untuk produk. produk
baru sesuai spesifikasi desain. Metode ini dapat menerjemahkan respons karyawan untuk
perubahan sistem kerja dalam spesifikasi desain.
16. High Integration of Technology, Organization, and People (HITOP), suatu prosedur
manual dilakukan langkah demi langkah untuk menerapkan perubahan teknologi di
tempat kerja. Hal ini memungkinkan manajer untuk lebih menyadari aspek manusia dan
organisasi rencana teknologi mereka.
17. Top Modeler, membantu perusahaan manufaktur mengidentifikasi perubahan
organisasi. Ini diperlukan ketika teknologi baru sedang dipertimbangkan untuk suatu
proses tertentu.
18. Computer Integrated Manufacturing, Organization, and People System Design
(CIMOP), memungkinkan komputer untuk mengembangkan manufaktur secara terpadu.
19. Antropoteknologi, metode ini menganggap analisis dan modifikasi desain sistem
untuk mentransfer ke teknologi yang efisien dari satu budaya ke yang lain.
20. Systems Analisis Tool (SAT), suatu metode untuk melakukan sistematis trade-off
evaluasi alternatif intervensi sistem kerja.
21. Macroergonomic Analysis of Structure (MAS), suatu metode dengan proses
menganalisis struktur sistem kerja yang sesuai kerja kompabilitasnya dengan aspek
sosioteknikal.
22. Makroergonomi Analysis and Design (MEAD), suatu metode dengan menilai proses
kerja-sistem dengan menggunakan proses langkah tertentu.
23. Virtual Manufacturing and Respc ise Surface Methodology (VMRSM), suatu metode
penggunaan alat komputerisasi dan analisis statistik untuk desain workstation

Anda mungkin juga menyukai