Anda di halaman 1dari 7

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI Volume 9, Nomor 2, 2018 : 64-70

ISSN 2540-9271 (Online); ISSN 2085-6873 (Print)


http://journal2.um.ac.id/index.php/jpb

PENGEMBANGAN MODUL KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN


HOME SCIENCE PROCESS SKILL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING
BERMUATAN KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES DI MAN 1 MALANG

Leviana Erinda, Sri Endah Indriwati, dan Eko Sri Sulasmi


Prodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang
Jalan Semarang 5 Malang 65145
e-mail: *leviana43@gmail.com

Abstract: The purpose of this research is to develop plant diversity home science process
skill module based on guided inquiry with characters enhancement to improving learning outcomes
and process skills in MAN 1 Malang. Module is developed based on the Thiagarajan 4D model.
Improved learning outcomes and process skills are measured from the level of product effectiveness
based on pretest-posttest value, character contained, and science process skill. Validation and
product trial results show that the plant diversity home science process skill module based on guided
inquiry with characters enhancement worthy and effective in improving learning outcomes and
process skills in MAN 1 Malang.

Keywords: Plant Diversity Module, Home Science Process Skill, Guided Inquiry with Character
Enhancement

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan modul keanekaragaman tumbuhan home
science process skill berbasis inkuiri terbimbing bermuatan karakter untuk meningkatkan hasil belajar
dan keterampilan proses di MAN 1 Malang. Modul dikembangkan berdasarkan model 4D
Thiagarajan. Peningkatan hasil belajar dan keterampilan proses diukur dari tingkat keefektifan produk
berdasarkan nilai pretest-posttest, muatan karakter, dan keterampilan proses sains. Hasil validasi dan
uji coba produk menunjukkan bahwa modul keanekaragaman tumbuhan home science process skill
berbasis inkuiri terbimbing bermuatan karakter layak dan efektif dalam meningkatkan hasil belajar
dan keterampilan proses di MAN 1 Malang.

Kata kunci: Modul Keanekaragaman Tumbuhan, Home Science Process Skill, Inkuiri Terbimbing
Bermuatan Karakter

Pendidikan di Indonesia menerapkan belajaran berbasis pendekatan saintifik yang


kurikulum 2013 yang perlu mencapai melibatkan kegiatan penyelidikan atau
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, investigasi untuk menjawab masalah serta
dan keterampilan. Fakta di sekolah menemukan pemahaman yang baru.
menunjukkan bahwa pembelajaran masih Kegiatan investigasi menghasilkan suatu
terfokus pada aspek pengetahuan, karena penemuan sehingga mampu mengembang-
belum adanya instrumen untuk mengukur kan sikap teliti dan percaya diri kepada siswa
ranah sikap dan keterampilan. Pembelajaran (Damayanti, 2014). Pembelajaran inkuiri
yang mampu memfasilitasi tercapainya ranah menerapkan sikap-sikap ilmiah yang
pengetahuan, sikap, dan keterampilan adalah berkaitan dengan pembiasaan nilai karakter
pembelajaran berbasis pendekatan saintifik siswa. Nilai karakter yang terintegrasi dalam
atau pendekatan berbasis keilmuan. kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan
Pembelajaran inkuiri merupakan pem- perkembangan fenomena di lingkungan,

64
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI Volume 9, Nomor 2, 2018 : 64-70
ISSN 2540-9271 (Online); ISSN 2085-6873 (Print)
http://journal2.um.ac.id/index.php/jpb

sehingga siswa dapat mengenal, menyadari, Hasil analisis RPP menunjukkan bahwa
menerapkan, dan membiasakan nilai karakter pembelajaran keanekaragaman tumbuhan
dalam kehidupan. belum mengoptimalkan kemampuan siswa
Pengembangan ketiga aspek dapat dalam mengeksplor fenomena yang ada di
terlaksana dengan baik apabila didukung sekitar rumah dan sekolah, sehingga perlu
dengan pemanfaatan teknologi pendidikan, dikembangkan modul home science process
salah satunya yaitu pemilihan bahan ajar. skill berbasis inkuiri terbimbing bermuatan
Hasil observasi selama KPL pada bulan karakter.
September-Oktober 2017 menunjukkan Modul home science process skill
bahwa pembelajaran biologi di MAN 1 bermuatan karakter merupakan modul untuk
Malang kurang memfasilitasi siswa dalam mengembangkan keterampilan proses sains
penyediaan bahan ajar. Buku teks yang dan muatan karakter yang dirancang dengan
dipinjamkan oleh perpustakaan hanya boleh mengorganisasikan materi pembelajaran
dipinjam ketika pembelajaran berlangsung, berdasarkan fenomena di lingkungan sekitar
sehingga siswa tidak memiliki bahan ajar yang dapat digunakan oleh siswa secara
untuk belajar di rumah. Ketersediaan alokasi mandiri maupun dengan bimbingan guru
waktu pelajaran biologi juga terbatas, yaitu (Airlanda, 2016). Lingkungan sekitar
tiga jam per minggu sehingga kurang menyediakan bahan eksplorasi, sehingga
seimbang dengan kepadatan materi biologi. mampu memfasilitasi siswa dalam belajar
Keterbatasan bahan ajar dan alokasi waktu melakukan investigasi secara langsung.
mengakibatkan kurang optimalnya siswa Muatan karakter yang diintegrasikan dalam
dalam memahami materi pelajaran, sehingga modul yaitu sikap percaya diri, mandiri,
perlu adanya pengembangan bahan ajar bertanggung jawab, jujur, disiplin, produktif,
untuk memfasilitasi siswa belajar secara kreatif, peduli, dan teliti. Penentuan muatan
mandiri di luar jam pembelajaran. karakter berdasarkan kemampuan yang
Data hasil pengisian kuesioner yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran
dilakukan oleh 34 siswa kelas X MIPA 5 pada materi keanekaragaman tumbuhan.
MAN 1 Malang menunjukkan bahwa 80% Materi keanekeragaman tumbuhan memberi
siswa menyatakan bahwa guru belum kesempatan bagi siswa untuk mengamati,
menggunakan bahan ajar berupa modul mendeskripsi, mengidentifikasi, dan
untuk menunjang proses pembelajaran mengklasifikasi sehingga keterampilan
Biologi. Hasil pengisian kuesioner yang proses sains, penguasaan konsep, serta nilai
dilakukan oleh salah satu guru Biologi MAN karakter siswa dapat diukur.
1 Malang sesuai dengan pernyataan siswa,
bahwa dalam proses pembelajaran Biologi METODE
menggunakan buku teks dan LKS. Hasil Model pengembangan yang
analisis terhadap penyajian materi keaneka- digunakan adalah model 4D Thiagarajan
ragaman tumbuhan dalam buku teks yang (1974) yang terdiri dari tahap define, design,
digunakan menunjukkan bahwa keterampilan develop, dan disseminate. Pengembangan
proses sains yang dapat dicapai berupa sampai tahap develop. Modul yang
keterampilan dasar, yaitu kegiatan dikembangkan terdiri dari modul guru dan
menyimpulkan dan mengomunikasikan. siswa. Validasi modul keanekaragaman
Petunjuk kegiatan dalam buku teks kurang tumbuhan home science process skill
spesifik, sehingga capaian rangkaian berbasis inkuiri terbimbing bermuatan
kegiatan belajar kurang jelas. LKS telah karakter oleh ahli media pembelajaran, ahli
disusun oleh guru dengan mengikuti sintaks materi, dan praktisi lapangan. Hasil validasi
pembelajaran, akan tetapi belum mencakup digunakan sebagai pedoman revisi modul
aspek keterampilan proses sains terintegrasi. yang dikembangkan. Hasil revisi diuji

65
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI Volume 9, Nomor 2, 2018 : 64-70
ISSN 2540-9271 (Online); ISSN 2085-6873 (Print)
http://journal2.um.ac.id/index.php/jpb

cobakan kepada siswa kelas X MIPA 5 memiliki keefektifan yang sedang dalam
MAN 1 Malang untuk memperoleh data meningkatkan muatan karakter dengan n-
keterbacaan modul, kepraktisan modul, gain 0,30. Uji keefektifan keterampilan
keterlaksanaan sintaks pembelajaran, proses menunjukkan bahwa produk yang
keefektifan hasil pretest-posttest, dihasilkan memiliki keefektifan yang sedang
keterampilan proses sains, dan muatan dalam meningkatkan keterampilan proses
karakter. sains dengan n-gain 0,42.
PEMBAHASAN
HASIL Pengembangan modul keaneka-
Hasil validasi produk oleh ahli media ragaman tumbuhan home science process
pembelajaran, ahli materi, dan praktisi skill memuat empat kegiatan belajar, yaitu
pendidikan menunjukkan kriteria valid morfologi tumbuhan, metagenesis tumbuhan,
dengan presentase 88,93%. Uji keterbacaan analisis fenetik dan filogenetik, serta peran
dan kepraktisan modul dilakukan melalui tumbuhan bagi kehidupan. Modul ini disusun
pengisian angket oleh 26 siswa kelas X berdasarkan sintaks inkuiri terbimbing yang
MIPA 5 MAN 1 Malang. Hasil uji diadaptasi dari Lewellyn (2012) dan
keterbacaan oleh siswa menunjukkan bahwa dikombinasikan dengan aspek keterampilan
produk yang dihasilkan termasuk dalam proses sains terintegrasi. Modul
kategori valid dengan presentase 88,18%. keanekaragaman tumbuhan home science
Hasil uji kepraktisan oleh siswa process skill berbasis inkuiri terbimbing
menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan memfasilitasi siswa untuk belajar dan
termasuk dalam kategori valid dengan menerapkan keterampilan proses sains di
presentase 90,31 %. Data keterlaksanaan sekolah maupun di rumah berdasarkan
sintaks pembelajaran diperoleh dari hasil fenomena di lingkungan sekitar.
pengisian lembar observasi oleh tiga Pengembangan modul yang disusun
observer. Hasil uji keterlaksanaan sintaks berdasarkan sintaks inkuiri terbimbing
pembelajaran menunjukkan bahwa produk bertujuan untuk membelajarkan siswa secara
yang dihasilkan termasuk dalam kategori mandiri sesuai dengan gaya belajar dan
berhasil karena seluruh sintaks terlaksana kecepatannya masing-masing melalui
dalam kegiatan belajar dengan presentase kegiatan investigasi/penyelidikan untuk
98,41 %. menemukan konsepnya sendiri.
Peningkatan hasil belajar diukur dari Pembelajaran secara mandiri yang dilakukan
uji keefektifan produk berdasarkan nilai oleh siswa di rumah dan sekolah merupakan
pretest-posttest dan muatan karakter, praktik dari teori belajar konstruktivisme dan
sedangkan peningkatan keterampilan proses kognitivisme. Menurut Susanto, dkk (2017),
diukur dari uji keefektifan produk konstruktivisme menganggap bahwa siswa
berdasarkan penilaian keterampilan proses harus aktif untuk dapat memahami dan
sains selama proses pembelajaran membangun suatu konsep sehingga mampu
menggunakan modul keanekaragaman mengembangkan pengetahuan baru
tumbuhan home science process skill berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki.
berbasis inkuiri terbimbing bermuatan Kegiatan pengamatan tumbuhan yang
karakter. dilakukan oleh siswa untuk membangun
Uji keefektifan produk berdasarkan konsep selain menerapkan teori
nilai pretest-posttest menunjukkan bahwa konstruktivisme juga menerapkan teori
produk memiliki keefektifan tinggi dalam kognitivisme. Teori kognitivisme merupakan
meningkatkan hasil kognitif siswa dengan n- teori yang memahami bahwa ilmu
gain 0,85. Uji keefektifan muatan karakter pengetahuan yang dibangun oleh seseorang
menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan

66
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI Volume 9, Nomor 2, 2018 : 64-70
ISSN 2540-9271 (Online); ISSN 2085-6873 (Print)
http://journal2.um.ac.id/index.php/jpb

terjadi melalui adanya interaksi dengan berdasarkan tujuan pengembangan (Nieven,


lingkungannya (Gredler, 2009). dkk., 2006). Kepraktisan modul oleh siswa
Pembelajaran mandiri dilakukan oleh memiliki kriteria valid karena modul dapat
siswa ketika melakukan eksplorasi digunakan secara mandiri oleh siswa dalam
fenomena, yaitu mengamati tumbuhan yang memahami materi dan menguji kemampuan-
ada di sekitar rumah dan sekolah sebagai nya sendiri berdasarkan instruksi yang tertera
bahan investigasi di sekolah. Selain itu, di dalam modul. Sesuai dengan kriteria
secara mandiri siswa membaca uraian materi modul yang mampu meningkatkan minat
yang disajikan dalam modul sebelum belajar siswa yaitu self instruction, self
pembelajaran dimulai. Uraian materi disertai contained, dan user friendly (Rahdiyanta,
dengan gambar yang bersifat kontekstual 2005).
diharapkan mampu memfasilitasi siswa Keterlaksanaan sintaks mencapai
secara lebih baik dalam memahami materi. 98,41% karena langkah-langkah pem-
Menurut Sabiran (2013), pembelajaran belajaran inkuiri yang dikombinasi dengan
menggunakan model inkuiri terbimbing keterampilan proses sains dapat terlaksana
mampu melatih keterampilan siswa dalam dengan baik, karena siswa lebih antusias
melaksanakan investigasi untuk ketika belajar menggunakan metode
mengumpulkan dan memproses data sesuai praktikum. Adanya kesempatan siswa untuk
dengan fakta di lingkungan sehingga mampu mempelajari materi di rumah akan mem-
membangun konsep secara mandiri guna pengaruhi keterlaksanaan sintaks, karena
menjawab permasalahan dari guru. siswa akan lebih cepat memahami kegiatan
Uji keterbacaan modul meliputi belajar di sekolah. Keterlaksanaan sintaks
kemenarikan, kemudahan, kejelasan, dan juga dipengaruhi oleh keterbatasan waktu
kesesuaian gambar, tulisan, peta konsep, pembelajaran sehingga belum maksimal
materi, serta soal evaluasi. Keterbacaan (Putri, dkk. 2017).
diukur berdasarkan tingkat kemudahan, Peningkatan hasil belajar dan
kemenarikan, dan keterpahaman pembaca. keterampilan proses siswa kelas X MAN 1
Kemudahan modul dinilai dari kejelasan Malang diukur dari hasil uji keefektifan
gambar dan tulisan, susunan kalimat, produk. Tingginya keefektifan produk dalam
panduan penggunaan modul, peta konsep, meningkatkan hasil kognitif dapat
dan petunjuk masing-masing kegiatan dipengaruhi oleh lebih tingginya minat siswa
belajar. Kemenarikan modul dinilai dari dalam mempelajari materi keanekaragaman
kemenarikan gambar, tulisan dan peta tumbuhan menggunakan modul yang
konsep. Sedangkan keterpahaman modul menarik. Sebelumnya, gambar dalam bahan
dinilai dari kemudahan dalam memahami isi ajar yang digunakan oleh siswa cenderung
materi, petunjuk penggunaan modul, soal tidak berwarna dan uraian materi yang
evaluasi, serta kesesuaian rangkuman dan disajikan terlalu banyak sehingga membuat
glosarium dengan materi. Berdasarkan hasil siswa merasa malas untuk membaca. Selain
komentar siswa menunjukkan bahwa adanya itu, buku teks yang digunakan oleh siswa
modul membuat belajar biologi semakin hanya dapat dipinjam ketika pembelajaran
menarik dan mudah. Dewi dan Arini, (2018) berlangsung. Modul home science process
menyatakan bahwa tingkat keterbacaan yang skill yang diberikan kepada siswa
baik akan mempengaruhi pembaca dalam mempengaruhi tingkat keefektifan, karena
meningkatkan minat belajar, daya ingat, modul memberikan kemudahan bagi siswa
kecepatan dan efisiensi membacanya. dalam memahami materi yang akan
Tingkat kepraktisan suatu bahan ajar dipelajari di sekolah melalui kegiatan belajar
dapat diukur berdasarkan kemudahan di rumah yaitu membaca dan eksplorasi
pemakaian dalam kegiatan pembelajaran fenomena di sekitar. Keefektifan juga dapat

67
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI Volume 9, Nomor 2, 2018 : 64-70
ISSN 2540-9271 (Online); ISSN 2085-6873 (Print)
http://journal2.um.ac.id/index.php/jpb

dipengaruhi oleh kegiatan belajar yang tidak menggunakan alat bahan, karena adanya
cenderung dilakukan di dalam kelas. ketertarikan siswa dalam melakukan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pengamatan. Harlen (1992) menyatakan
tidak tersetruktur kepada siswa, bahwa kegiatan pembelajaran melalui
menunjukkan bahwa siswa lebih tertarik pengalaman langsung mampu memberikan
untuk belajar di laboratorium dan kesempatan kepada siswa untuk membangun
pengamatan di luar kelas. Hal ini didukung konsep dan keterampilan proses yang lebih
oleh pernyataan Ali (2010), bahwa bermakna. Kemampuan yang diukur dalam
peningkatan hasil belajar siswa dipengaruhi modul ini berupa keterampilan proses sains
oleh upaya guru dalam melakukan kegiatan siswa, sehingga perlu dikembangkan modul
pembelajaran yang aktif dan menarik. Modul untuk meningkatkan kemampuan berpikir
yang disusun menggunakan sintaks kritis, literasi sains, dan motivasi belajar
pembelajaran inkuiri terbimbing dapat sehingga diperleh pengalaman belajar yang
memfasilitasi siswa untuk melakukan lebih bervariasi bagi siswa. Keterampilan
investigasi sehingga mempengaruhi proses sains yang dicapai dalam modul
keefektifan modul karena siswa lebih tertarik selain melalui kegiatan belajar di sekolah
belajar melalui pengamatan dari pada juga dilakukan di rumah dengan melibatkan
penjelasan melalui PPT maupun video. Hal orang tua siswa. Kegiatan untuk mencapai
ini sesuai dengan pernyataan Airlanda keterampilan proses sains di rumah selain
(2016), bahwa peningkatan nilai kognitif melalui kegiatan observasi tumbuhan dan
terjadi karena siswa mampu mengkonstruk merencanakan investigasi, juga di ukur
konsepnya melalui kegiatan belajar berbasis berdasarkan tugas akhir yaitu penerapan
home science process skill, penggunaan konsep dengan membuat terarrium.
sumber belajar yang bervariasi dan Pembuatan terarrium merupakan salah satu
kontekstual, serta waktu belajar yang bisa cara menerapkan konsep untuk melestarikan
disesuaikan. keanekaragaman tumbuhan yang ada di
Tingkat keefektifan keterampilan sekitar melalui media yang terbatas.
proses menunjukkan bahwa produk memiliki Pembuatan terarrium melibatkan kerjasama
kriteria sedang dalam meningkatkan antara orang tua dan siswa, hal ini bertujuan
keterampilan proses sains siswa. agar orang tua mengetahui kegiatan dan
Keterampilan proses sains terintegrasi yang materi apa yang sedang dipelajari oleh siswa.
diukur meliputi kegiatan mengamati, Peningkatan keterampilan proses
mengelompokkan, menafsirkan, meramal- sains dipengaruhi oleh faktor internal dan
kan, mengajukan pertanyaan, merencanakan eksternal. Faktor internal berupa peningkatan
percobaan, menggunakan alat bahan, kemauan dan minat siswa dalam belajar
menerapkan konsep, dan mengomunikasi- melalui penyelidikan. Sedangkan faktor
kan. Pengukuran keterampilan proses sains eksternal berupa adanya fasilitas bahan ajar
dilakukan pada kegiatan belajar 1 dan 2 modul menggunakan metode pembelajaran
melalui pengamatan observer. Keterampilan yang menarik bagi siswa. Penyusunan modul
proses sains dicapai melalui tahapan yang disertai dengan gambar kontesktual
pembelajaran inkuri terbimbing, dengan membuat siswa lebih semangat dalam
menemukan konsep melalui penyelidikan. mempelajari materi keanekaragaman
Keterampilan proses sains yang paling tumbuhan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
rendah dilakukan oleh siswa yaitu kegiatan Ali (2010), bahwa perubahan hasil belajar
meramalkan, karena siswa belum terbiasa dapat dipengaruhi oleh metode mengajar
melakukan kegiatan tersebut. Sedangkan yang digunakan oleh guru, fasilitas
keterampilan proses sains yang paling tinggi pembelajaran berupa buku pelajaran, alat
dilakukan oleh siswa yaitu kegiatan

68
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI Volume 9, Nomor 2, 2018 : 64-70
ISSN 2540-9271 (Online); ISSN 2085-6873 (Print)
http://journal2.um.ac.id/index.php/jpb

laboratorium, serta materi yang sedang proses sains dan muatan karakter memiliki
dipelajari. kriteria sedang karena pembiasaan karakter
Tingkat keefektifan muatan karakter dan keterampilan proses sains perlu
menunjukkan bahwa produk memiliki dilakukan dalam jangka waktu yang lama,
kriteria sedang dalam meningkatkan karakter sehingga dapat menjadi kebiasaan positif
siswa. Karakter yang diukur dalam produk bagi siswa.
pengembangan yaitu percaya diri, mandiri,
jujur, bertanggung jawab, disiplin, peduli, KESIMPULAN DAN SARAN
teliti, produktif, dan kreatif. Peningkatan Kesimpulan
nilai karakter terjadi karena peneliti Modul keanekaragaman tumbuhan
melakukan pembiasaan karakter dalam home science process skill berbasis inkuiri
kegiatan belajar. Pengukuran nilai karakter terbimbing bermuatan karakter layak dan
dilakukan secara berkala pada setiap efektif dalam meningkatkan hasil belajar dan
kegiatan. Karakter yang diukur pada masing- keterampilan proses di MAN 1 Malang.
masing kegiatan disesuaikan dengan Saran
kemungkinan sikap yang dapat dikembang- Pengembangan modul home science
kan melalui pembelajaran, sehingga perlu process skill agar mencapai keseluruhan
dikembangkan modul yang memuat nilai aspek dalam pembelajaran sesuai dengan
karakter dan aspek spiritual yang lebih Kurikulum 2013 pada kompetensi dasar lain
kompleks. Kegiatan belajar yang disesuaikan dengan muatan karakter yang lebih
dengan sintaks inkuiri memberikan kompleks, perlu memperhatikan kemampuan
kesempatan pada siswa untuk bersikap berpikir kritis, kemampuan literasi sains, dan
ilmiah. Sikap ilmiah dalam pembelajaran motivasi belajar.
biologi tercermin dalam karakter siwa dalam
kehidupan sehari-hari (Budur, 2013). DAFTAR RUJUKAN
Berdasarkan hasil penelitian, faktor internal
yang mempengaruhi peningkatan karakter Airlanda, G. 2016. Pengembangan Modul
berupa kemauan siswa untuk mengembang- Pembelajaran Biologi Berbasis HSPS
kan dan membiasakan karakter positif, dipadukan Blended Learning untuk
sedangkan faktor eksternal berupa adanya Meningkatkan Keterampilan Proses
fasilitas yang diberikan oleh peneliti dengan Sains Siswa XI IPA SMA Kristen
mengintegrasikan nilai karakter pada setiap Petra Malang. Jurnal Pendidikan
kegiatan belajar. Sains. 4 (1), 1-5.
Tingkat keefektifan produk berdasar- Ali, H. 2010. Peningkatan Hasil Belajar
kan nilai pretest-posttest, keterampilan Biologi Siswa melalui Penggunaan
proses sains, dan muatan karakter bervariasi Model Pembelajaran Kooperatif
karena perlu adanya pembiasaan kegiatan Make A Match pada Konsep
bagi siswa. Keefektifan produk berdasarkan Reproduksi Manusia di Kelas IX B
pretest-posttest memiliki kriteria tinggi SMP Negeri 2 Pangsid . Bionature.
karena siswa terpacu untuk memperoleh nilai 11 (1), 29-36.
yang baik dalam melakukan tes dengan Budur, E. 2013. Integrasi Pendidikan
fasilitas berupa modul keanekaragaman Karakter melalui Inkuiri dengan
tumbuhan home science process skill Lesson Study dalam Pembelajaran
berbasis inkuiri terbimbing bermuatan Biologi untuk Meningkatkan Sikap
karakter yang dikemas secara menarik Ilmiah dan Hasil Belajar Kogniti
dengan pengalaman belajar melalui Siswa Kelas VII SMPN 1 Singosari.
pengamatan secara langsung. Sedangkan Jurnal Pendidikan Sains. 1 (2), 171-
keefektifan produk berdasarkan keterampilan 177.

69
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI Volume 9, Nomor 2, 2018 : 64-70
ISSN 2540-9271 (Online); ISSN 2085-6873 (Print)
http://journal2.um.ac.id/index.php/jpb

Damayanti, I. 2014. Penerapan Model SMAN 3 Kota Cimahi Tahun


Pembelajaran Inkuiri untuk Pelajaran 2017/2018. Jurnal
Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pendidikan Biologi. (1), 1-9.
Pelajaran IPA Sekolah Dasar.
JPGSD. 2 (3).
Dewi, N. dan Arini, F. 2018. Uji
Keterbacaan pada Pengembangan
Bahan Ajar Kalkulus Berbantuan
Geogebra untuk Meningkatkna
Kemampuan Pemecahan Masalah
dan Representasi Matematis.
Prosiding Seminar Nasional
Matematika Prisma.
Gredler, M. 2009. Learning and Instruction
Theory into Practice. New Jersey :
Pearson Education.
Harlen, W. 1992. The Teaching of Science :
Studies in Primary Education. London:
David Fulton Publisher.

Llewllyn, D. 2012. Teaching High School


Science Through Inquiry and
Argumentation. SAGE Publiation.
Nieven, N., McKenney, S., dan Akker, J.
2006. Educational Design Research:
The Value of Variety. London :
Roudledge.
Putri, M., Rusdi, M., dan Bakar, A. 2017.
Analisis Keterlaksanaan Sintaks
Modul Inkuiri Terbimbing dengan
Jenis Masalah Decision Making
untuk Meningkatkan Keterampilan
Proses Sains dan Pengaruhnya
terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Materi Asam dan Basa di SMAN 1
Kota Jambi. Jambi : Universitas
Jambi.
Rahdiyanta, D. 2005. Teknik Penyusunan
Modul. Yogyakarta : Uiversitas
Negeri Yogyakarta.
Sabiran, N. 2013. Inkuiri Terbimbing
(Guided Inquiry). Lampung :
Universitas Lampung.
Susanto, F., Hidayat, A., Maspupah, M.
2017. Penerapan Model Pembelajaran
Predict-Observe-Explain (POE)
terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Materi Sistem Indera Manusia di

70

Anda mungkin juga menyukai