Anda di halaman 1dari 9

MODUL PERKULIAHAN

Ergonomi

Pengantar Ergonomi

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Teknik Teknik Industri 265364 E. Nina. S. Y., ST
(2A4163EL)

Abstract Kompetensi
Sejarah perkembangan ergonomi, Mengetahui dan memahami sejarah,
definisi ergonomi, tujuan ergonomi, definisi serta tujuan Ergonomi,
perancangan sistem kerja, human konsep perancangan sistem kerja
center design, bidang aplikasi serta konsep Human Center Design.
ergonomi
Sejarah Perkembangan Ergonomi
Revolusi industri yang berlangsung sekitar dua setengah abad yang lalu telah
membawa perubahan-perubahan dalam banyak hal. Awal perubahan yang paling menyolok
adalah diketemukannya rancang bangun (rekayasa/engineering) mesin uap sebagai sumber
energi untuk berproduksi, sehingga manusia tidak lagi tergantung pada energi-otot ataupun
energi alam (Wignsubroto, 2011).
Lebih jauh lagi manusia bisa menggunakan sumber energi secara lebih fleksibel,
dipindahkan ataupun ditempatkan dimanapun lokasi aktivitas produksi akan diselenggarakan.
Diketemukannya mesin uap merupakan awal dikenalnya sumber tenaga utama (prime mover)
yang mampu meningkatkan mobilitas dan produktivitas kerja manusia. Hal lain yang patut
dicatat adalah diterapkannya rekayasa tentang tata cara kerja (methods engineering) guna
meningkatkan produktivitas kerja yang lebih efektif-efisien dengan menganalisa kerja sistem
manusia-mesin sebagai sebuah sistem produksi yang terintegrasi (Wignsubroto, 2011)

Gambar 1. Perkembangan Manusia dan Peralatan


(Sumber : Wignsubroto, 2011)

Kapankah sebenarnya pendekatan ergonomi telah dilakukan manusia, pada saat


merancang produk, alat kerja maupun sistem kerja di industri? Penerapan pendekatan
ergonomi di aktivitas kerja (industri) telah banyak ditunjukkan dengan berbagai bukti nyata di
masa lampau seperti halnya saat manusia melakukan perancangan produk, alat kerja maupun
sistem kerja.
Sanders dan McCormick dalam Wignsubroto (2011) dalam hal ini secara tegas
menyatakan manusia-manusia ”pra-sejarah” yang menggunakan alat/perkakas (tools) ---
baik untuk melindungi maupun membantu melaksanakan kerja tertentu --- merupakan peletak
dasar pemikiran dan penerapan ergonomi dalam proses perancangan produk/peralatan kerja.
Selanjutnya stusdi-studi mengenai peralatan kerja yang harus dioperasikan dengan

2020 Ergonomi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 E. Nina S. Y. http://www.mercubuana.ac.id
menggunakan tenaga fisik manusia terutama di sektor pertanian (people-powered farming
tools) seperti bajak, pacul, sabit, dan lain-lain telah pula melahirkan banyak perubahan
maupun modifikasi rancangan dengan lebih memperhatikan faktor manusia.
Pemikiran dan penerapan ergonomi terus berkembang, munculnya tokoh-tokoh yang
telah berkontribusi seperti Taylor, Frank & Lillian Gilbreth, Fayol, Muntersberg, Granjean,
Barnes, Mundel, Kroemer, McCormick, Sanders dan lain-lain telah menghasilkan paradigma-
paradigma baru dalam berbagai penelitian kerja dengan fokus pada manusia sebagai penentu
tercapainya produktivitas dan kualitas kerja (quality of work life) yang lebih baik lagi
(Wignsubroto, 2011).
Ergonomi secara nyata memberi dampak terhadap kehidupan manusia sehari-
hari; mulai dari rumah dimana mereka bertempat tinggal dan khususnya sampai ke tempat
kerja di industri, perkantoran, dan lain-lain.
Pendekatan dan evaluasi ergonomi banyak diaplikasikan dalam banyak hal. Mulai dari
perancangan produk, fasilitas kerja, tempat kerja (work stations/places) dan juga lingkungan
kerja (working environment) dengan sasaran untuk menambah efektivitas, efisiensi dan
produktivitas tenaga kerja. Lebih penting lagi juga diaplikasikan untuk memperbaiki
kenyamanan, keselamatan dan kesehatan kerja (comfort, safety and health).
Pendekatan ergonomi dalam perancangan teknologi di industri telah menempatkan
rancangan produk dan sistem kerja yang awalnya serba rasional-mekanistik menjadi tampak
lebih manusiawi. Disini faktor yang terkait dengan fisik (faal/fisiologi) maupun perilaku
(psikologi) manusia baik secara individu pada saat berinteraksi dengan mesin dalam sebuah
rancangan sistim manusia-mesin dan lingkungan kerja fisik akan dijadikan pertimbangan
utama (Emerson and Nahring dalam Wignsubroto, 2011).

Definisi Ergonomi
Ergonomi merupakan istilah yang berasal dari Bahasa Yunani yang pertama kali
dikemukakan oleh seorang ahli dan pendidik yang bernama Wojciech Jastzebowski dari Polis
Yunani pada abad ke-19. Ergonomi terdiri dari dua suku kata, yaitu: ‘ergon‘ yang berarti ‘kerja‘
dan ‘nomos‘ yang berarti ‘hukum‘ atau ‘aturan‘. Dari kedua suku kata tersebut, dapat ditarik
kesimpulan bawa ergonomi adalah hukum atau aturan tentang kerja atau yang berhubungan
dengan kerja.
Cukup banyak istilah maupun definisi yang digunakan untuk menjelaskan arti
ergonomi seperti human factors, human factors engineering, human engineering, engineering
psychology, applied ergonomics, industrial ergonomics dan/atau industrial engineering
2020 Ergonomi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 E. Nina S. Y. http://www.mercubuana.ac.id
(Wignsubroto, 2011). Istilah yang paling sering digunakan adalah ergonomics dan/atau
human factors. Beberapa definisi ergonomi:
 Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari sifat, kemampuan, dan
keterbatasan manusia (Sutalaksana, 2006).
 Ergonomi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan
pekerjaannya (Wignsubroto, 2000).
 “Ergonomics is essentially fitting the workplace to the worker. The better the fit, the higher
the level of safety and worker efficiency.” Fitting the Task to the Human~(Grandjean, 1990).
 Ergonomi didefinisikan melalui pendekatan yang lebih komprehensif (Mc. Cormick, 1993):
(1) Secara fokus, ergonomi menfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan
produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan dimana sehari-hari manusia hidup
dan bekerja. (2) Secara tujuan, tujuan ergonomi ada dua hal, yaitu peningkatan efektifitas
dan efisiensi kerja serta peningkatan nilai-nilai kemanusiaan, seperti peningkatan
keselamatan kerja, pengurangan rasa lelah dan sebagainya. (3) Secara pendekatan,
pendekatan ergonomi adalah aplikasi informasi mengenai keterbatasan-keterbatasan
manusia, kemampuan, karakteristik tingkah laku dan motivasi untuk merancang prosedur
dan lingkungan tempat aktivitas manusia tersebut sehari-hari.
 IEA (International Ergonomics Association) mendefinisikan ergonomi sebagai ilmu yang
mengaplikasikan pengetahuan mengenai kemampuan fisik maupun mental manusia untuk
merancang produk, proses, stasiun/tempat kerja (workplaces) dan interaksi manusia-
mesin (juga lingkungan fisik kerja) yang kompleks.
 Sedangkan Chapanis dalam Wignsubroto (2006) mendefinisikan human factors
(ergonomics) sebagai “a body of knowledge about human abilities, human limitations, and
other human characteristics that are relevant to design”. Sedangkan definisi mengenai
human factors engineering (the practice of ergonomics) dinyatakannya sebagai “the
application of human factors (ergonomic) information to the design of tools, machines,
systems, tasks, jobs, and environments for safe, comfortable and effective human use”.
 Ergonomi adalah studi tentang kerja, dikaitkan dengan kerja fisik (physical) maupun mental
(psychological) manusia. Dalam hal ini pendekatan ergonomi akan fokus pada evaluasi
dan perancangan tempat kerja; baik problematik kerja secara fisik (manual lifting, repetitive
motion, lighting, noise dan energy expanded) maupun mental-kognitif (perception,
attention, decision making, dll) (Wignsubroto, 2011).
 Ergonomi merupakan kajian interaksi antara manusia dan mesin, serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kinerja sistem secara
keseluruhan. (Bridger, 2009).
2020 Ergonomi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 E. Nina S. Y. http://www.mercubuana.ac.id
Tujuan Ergonomi
Istilah ergonomics biasanya lebih dikaitkan dengan kerja/aktivitas fisik (physical work),
sedangkan human factors lebih umum dihubungkan dengan aspek psikologi kerja (mental
workloads dan cognitive issues) (Wignsubroto, 2011). Belakangan batasan-batasan dari
kedua istilah tersebut tampaknya menjadi kabur dan tidak lagi dibedakan/dipertentangkan.
Keduanya merepresentasikan aktivitas studi tentang kerja dan interaksi antara manusia
dengan sistem lingkungan fisik kerjanya. Tujuan utamanya adalah memperoleh kesesuaian
antara kebutuhan dengan rancangan, pengembangan, implementasi dan evaluasi sistem
manusia-mesin serta lingkungan fisiknya agar lebih produktif, nyaman, aman dan memuaskan
untuk penggunaannya (Wignsubroto, 2011).
The main objectives of ergonomics are therefore to decrease the risk of injury and
illness, to improve worker performance, to decrease worker discomfort and to improve the
quality of work life (Thorley and Burger, 2006).

Secara garis besar tujuan Ergonomi dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2. Tujuan Ergonomi


Sumber: (Wilson and Corlett dalam Thorley and Burger, 2006).

2020 Ergonomi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 E. Nina S. Y. http://www.mercubuana.ac.id
Problematik kerja yang sering dialami manusia seperti eyestrain, headaches and
musculoskeletal disorders akan bisa dicegah melalui pendekatan ergonomi. Begitu juga
kinerja optimal akan bisa dipenuhi manakala peralatan/fasilitas kerja, stasiun kerja, produk
dan tata cara kerja bisa dirancang dan disesuaikan dengan pendekatan dan prinsip-prinsip
ergonomi (Wignsubroto, 2011).
Pengingkaran terhadap prinsip-prinsip ergonomi akan menghasilkan berbagai
masalah seperti injuries and occupational diseases, increased absenteeism, higher medical
and insurance costs, increased probability of accidents and human errors, higher turnover of
workers, less production output, lawsuits, low-quality of work, less spare capacity to deal with
emergencies, dan lain-lain (Wignjosoebroto, 2011).

Perancangan Sistem Kerja


Aplikasi Ergonomic di industri (applied/industrial ergonomics dan human engineering)
--- the science of people at industrial works --- terkait dengan studi yang fokus pada kinerja
manusia (physiology dan psychology) untuk memperbaiki sistem kerja yang melibatkan
manusia, material, mesin/peralatan, tata cara kerja (methods), energi, informasi dan
lingkungan kerja (Wignjosoebroto, 2011). Ada tiga area aplikasi ergonomi industri yang sering
dilakukan yaitu (a) employee safety and health concern, (b) cost-or-productivity related fields,
and (c) the comfort of people (Tayarri dalam Wignsubroto, 2011).
Demikian juga sesuai dengan ruang lingkup industri yang pendefinisiannya terus
melebar-luas (dalam hal ini industri akan dilihat sebagai sebuah sistem yang komprehensif-
integral); maka persoalan industri tidak lagi dibatasi oleh pemahaman tentang perancangan
teknologi produk dan/atau teknologi proses (ruang lingkup mikro) saja, tetapi juga mencakup
ke persoalan organisasi dan manajemen industri dalam skala sistem yang lebih luas, makro
dan kompleks.

Gambar 3. Sistem Kerja

2020 Ergonomi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 E. Nina S. Y. http://www.mercubuana.ac.id
Human Task
HFE

Environment

Gambar 4. Ergonomics atau HFE dalam Perancangan Sistem Kerja

Biomechanics
Psychology
IE
Work Methods Anthropometry
Plant Layout
Work Flow Physiology

Ergonomics

Methods Workplace Machine and Tool Design Operator


Analysis Design Equipment Techniques Assignments
Techniques Techniques Design and Job
Design

Gambar 5. Components of Ergonomics

Human Center Design


Persoalan perancangan tata cara kerja di lini aktivitas produksi nampaknya juga akan
terus terarah pada segala upaya implementasi konsep “human-centered engineered
systems” dalam perancangan teknologi produk maupun proses dengan mempertimbangkan
faktor manusia didalamnya. Ada dua prinsip utama yang harus diterapkan pada saat industri
ingin mengimplementasikan rancangan sistem kerja dengan pendekatan ergonomis, yaitu: (a)
harus disadari benar bahwa faktor manusia akan menjadi kunci penentu sukses didalam
operasionalisasi sistem manusia-mesin (produk); tidak peduli apakah sistem tersebut bersifat
manual, semi-automatics (mechanics) ataupun full-automatics, dan (b) harus diketahui
terlebih dahulu sistem operasional (merupakan tuntutan/demand) seperti apa yang kelak
dapat dioperasikan dengan lebih baik oleh manusia; namun disisi lain dengan melihat

2020 Ergonomi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 E. Nina S. Y. http://www.mercubuana.ac.id
kekurangan, kelemahan maupun keterbatasan (merupakan kapasitas) manusia maka
barulah perlu dipertimbangkan untuk mengalokasikan operasionalisasi fungsi tersebut
dengan menggunakan mesin/alat yang dirancang secara spesifik.
Pendekatan ergonomi yang dilakukan dalam perancangan sistem produksi di lantai
produksi akan mampu menghasilkan sebuah rancangan sistem manusia-mesin yang sesuai
dengan ekspektasi manusia pekerja atau tanpa menyebabkan beban kerja yang melebihi
ambang batas (fisik maupun psikologis) manusia untuk menahannya (bahwa demand harus
lebih kecil dari kapasitas). Dalam hal ini akan diaplikasikan segala macam informasi yang
berkaitan dengan faktor manusia (kekuatan, kelemahan/keterbatasan) dalam perancangan
sistem kerja yang meliputi perancangan produk (man-made objects), mesin & fasilitas kerja
dan/atau lingkungan kerja fisik yang lebih efektif, aman, nyaman, sehat dan efisien
(EASNE).
Toyota Production System secara eksplisit menekankan aspek “EASNE” ini sebagai
pilar utama dan filosofi manajemen yang diformulasikan sebagai (1) perbaikan secara
berkelanjutan (continuous improvement) dalam peningkatan produktivitas kerja; dan (2) tetap
memperhatikan keselamatan, kenyamanan dan kesehatan (quality of work-life) dari operator
pekerjanya. Rekayasa manusia (human engineering) yang dilakukan terhadap sistem kerja
tersebut diharapkan akan mampu (a) memperbaiki performansI kerja manusia seperti
menambah kecepatan kerja, ketelitian, keselamatan, kenyamanan dan mengurangi
penggunaan enersi kerja yang berlebihan dan mengurangi kelelahan; (b) mengurangi waktu
yang terbuang sia-sia untuk pelatihan dan meminimalkan kerusakan fasilitas kerja karena
human errors; dan (c) meningkatkan “functional effectiveness” dan produktivitas kerja
manusia dengan memperhatikan karakteristik manusia dalam desain sistem kerja
(Wignjosoebroto, 2011).

Gambar 6. Human-Machine System

2020 Ergonomi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 E. Nina S. Y. http://www.mercubuana.ac.id
Bidang Aplikasi Ergonomi

ERGONOMICS

Anatomy Anthropometri Industrial engineering


Orthopedics Biomechanics Bioengineering
Physiology Work Physiology System engineering
Medicine Industrial Hygiene Safety engineering
Psychology Management Military engineering
Sociology Labor relations Computer-aided design

HUMAN FACTORS

Gambar 7. Cabang Ilmu Ergonomi


Sumber: (Kroemer et al., 2001)

Daftar Pustaka

1. Bridger, R. S. (2009). Introduction to Ergonomics 3rd Ed. CRC Press. USA


2. Iridiastadi, H. dan Yassierli. (2014). Ergonomi Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
3. Kroemer K.H.E. (2003). Engineering Anthropometry in Occupational Ergonomics:
Principles of work design (Edited by Karwowski W., and Marras W.S). CRC Press, Boca
Raton, USA.
4. Mc. Cormic, E.J. (1993). Human Factor in Engineering. Mc. Graww Hill Book Company.
New York, AS.
5. Wignjosoebroto, S. (2000). Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu – Teknik Analisis untuk
Peningkatan Produktivitas Kerja. Penerbit Guna Widya. Surabaya.
6. Wicken, C.D., Lee, J.D., Liu, Y. & Becker, S.E.G., (2004). An Introductionto Human Factors
Engineering. Pearson Education, New Jersey.
7. http://msritomo.blogspot.com/2011/01/aplikasi-data-antropometri-dalam.html.

2020 Ergonomi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 E. Nina S. Y. http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai