Secara singkat ergonomi adalah ilmu kerja. Lalu apa pengertian atau definisi detail dari
ilmu yang multidisipliner ini?
Ada berbagai macam pengertian atau definisi dari ergonomi atau sebenarnya lebih
tepatnya ergonomika(dalam bahasa inggris disebut ergonomics) diantaranya:
1. Ergonomi merupakan istilah yang berasal dari Bahasa Yunani. Ergonomi terdiri
dari dua suku kata, yaitu: ‘ergon‘ yang berarti ‘kerja‘ dan ‘nomos‘ yang berarti
‘hukum‘ atau ‘aturan‘. Dari kedua suku kata tersebut, dapat ditarik kesimpulan
bawa ergonomi adalah hukum atau aturan tentang kerja atau yang berhubungan
dengan kerja.
2. Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan dan
elemen-elemen lain dalam suatu sistem dan pekerjaan yang mengaplikasikan
teori, prinsip, data dan metode untuk merancang suatu sistem yang optimal,
dilihat dari sisi manusia dan kinerjanya. Ergonomi memberikan sumbangan untuk
rancangan dan evaluasi tugas, pekerjaan, produk, lingkungan dan sistem kerja,
agar dapat digunakan secara harmonis sesuai dengan kebutuhan, kempuan dan
keterbatasan manusia (International Ergonomics Association / IEA, 2002).
3. Definisi ergonomi dapat dilakukan dengan cara menjabarkannya dalam fokus,
tujuan dan pendekatan mengenai ergonomi (Mc Coinick 1993) dimana dalam
penjelasannya disebutkan sebagai berikut: (1) Secara fokus, ergonomi
menfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan,
fasilitas, prosedur dan lingkungan dimana sehari-hari manusia hidup dan
bekerja. (2) Secara tujuan, tujuan ergonomi ada dua hal, yaitu peningkatan
efektifitas dan efisiensi kerja serta peningkatan nilai-nilai kemanusiaan, seperti
peningkatan keselamatan kerja, pengurangan rasa lelah dan sebagainya. (3)
Secara pendekatan, pendekatan ergonomi adalah aplikasi informasi mengenai
keterbatasan-keterbatasan manusia, kemampuan, karakteristik tingkah laku dan
motivasi untuk merancang prosedur dan lingkungan tempat aktivitas manusia
tersebut sehari-hari.
4. Ergonomi adalah ilmu untuk menggali dan mengaplikasikan informasi-informasi
mengenai perilaku manusia, kemampuan, keterbatasan dan karakteristik
manusia lainnya untuk merancang peralatan, mesin, sistem, pekerjaan dan
lingkungan untuk meningkatkan produktivitas, keselamatan, kenyamanan dan
efektifitas pekerjaan manusia (Chapanis, 1985).
5. Ergonomi merupakan disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam
kaitannya dengan pekerjaannya (Wignjosoebroto, 2003).
6. Ergonomi merupakan studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan
kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering,
manajemen dan desain atau perancangan (Nurmianto, 2003).
7. Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan
pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja
dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah
penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk
menurunkan stress yang akan dihadapi. Upayanya antara lain berupa
menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak
melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai
dengan kebutuhan tubuh manusia (Departemen Kesehatan RI, 2007).
8. Ergonomi adalah merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari sifat,
kemampuan, dan keterbatasan manusia (Sutalaksana, 2006).
9. Ergonomi adalah ilmu terapan yang menjelaskan interaksi antara manusia
dengan tempat kerjanya. Ergonomi antara lain memeriksa kemampuan fisik para
pekerja, lingkungan tempat kerja, dan tugas yang dilengkapi dan
mengaplikasikan informasi ini dengan desain model alat, perlengkapan, metode-
metode kerja yang dibutuhkan tugas menyeluruh dengan aman. (Etchison,
2007).
10. International Labour Organization (ILO) mendefinisikan ergonomi sebagai
berikut: Ergonomi ialah penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu
rekayasa untuk mencapai penyesuaian bersama antara pekerjaan dan manusia
secara optimum dengan tujuan agar bermanfaat demi efisiensi dan
kesejahteraan.
11. Ergonomi adalah ilmu yang menemukan dan mengumpulkan informasi tentang
tingkah laku, kemampuan, keterbatasan, dan karakteristik manusia untuk
perancangan mesin, peralatan, sistem kerja, dan lingkungan yang produktif,
aman, nyaman dan efektif bagi manusia. Ergonomi merupakan suatu cabang
ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai sifat manusia,
kemampuan manusia dan keterbatasannya untuk merancang suatu sistem kerja
yang baik agar tujuan dapat dicapai dengan efektif, aman dan nyaman
(Sutalaksana, 1979).
12. Ergonomi adalah studi mengenai interaksi antara manusia dengan
objek/peralatan yang digunakan dan lingkungan tempat mereka berada.
Ergonomi juga dapat didefinisikan secara praktis sebagai perancangan untuk
digunakan oleh manusia (Pulat, 1992).
13. Kohar Sulistiadi dan Sri Lisa Susanti (2003) menyatakan bahwa fokus ilmu
ergonomi adalah manusia itu sendiri dalam arti dengan kaca mata ergonomi,
sistem kerja yang terdiri atas mesin, peralatan, lingkungan dan bahan harus
disesuaikan dengan sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia tetapi bukan
manusia yang harus menyesuaikan dengan mesin, alat dan lingkungan dan
bahan.
14. Ilmu ergonomi adalah mempelajari beberapa hal yang meliputi (Menurut
Sulistiadi, 2003): (1) Lingkungan kerja meliputi kebersihan, tata letak, suhu,
pencahayaan, sirkulasi udara, desain peralatan dan lainnya. (2) Persyaratan fisik
dan psikologis (mental) pekerja untuk melakukan sebuah pekerjaan: pendidikan,
postur badan, pengalaman kerja, umur dan lainnya. (3) Bahan-bahan/peralatan
kerja yang berisiko menimbulkan kecelakaan kerja: pisau, palu, barang pecah
belah, zat kimia dan lainnya. (4) Interaksi antara pekerja dengan peralatan kerja:
kenyamanan kerja, kesehatan dan keselamatan kerja, kesesuaian ukuran alat
kerja dengan pekerja, standar operasional prosedur dan lainnya
15. Ergonomi adalah pemanfaatan informasi kemampuan, kebolehan dan batasan
manusia untuk mendisain alat, mesin, sistem, tugas dan lingkungan demi
berfungsinya manusia secara efektif, aman, nyaman dan produktif.
16. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang memanfaatkan informasi-informasi
mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam rangka membuat
sistem kerja yang unggul yakni kerja yang aman sehingga sehat dan berujung
pada produktivitas optimal.
17. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang memanfaatkan informasi-informasi
mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam rangka membuat
sistem kerja yang ENASE (Efektif, Nyaman, Aman, Sehat, dan Efisien).
18. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyelaraskan
antara segala fasilitas yang digunakan dalam beraktivitas atau bekerja dengan
kemampuan dan keterbatasan manusia baik secara fisik maupun non fisik
sehingga kualitas hidup secara keseluruhan lebih baik. Oleh karena itu ergonomi
mempunyai prinsip fit the job to the man.
19. Ergonomi adalah suatu kajian yang membahas tentang hubungan antara
manusia dengan pekerjaan yang dilakukannya melalui suatu aturan kerja
tertentu.
20. Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan
pekerjaan mereka.
21. Ergonomi adalah satu ilmu yang peduli akan adanya keserasian manusia dan
pekerjaannya.
22. Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam bekerja.
23. Ergonomi adalah tentang fitrahnya manusia bekerja.
24. Ergonomi adalah pemanfaatan informasi kemampuan, kebolehan dan batasan
manusia untuk mendisain alat, mesin, sistem, tugas dan lingkungan demi
berfungsinya manusia secara efektif, aman, nyaman dan produktif.
25. Ergonomi adalah ilmu yang membahas perancangan sistem kerja agar sesuai
dengan kapasitas, batasan, atau kebutuhan manusia.
26. Ergonomi adalah ilmu atau kaidah yang mempelajari manusia sebagai
komponen dari suatu sistem kerja mencakup karakteristik fisik maupun nirfisik,
keterbatasan manusia, dan kemampuannya dalam rangka merancang suatu
sistem yang efektif, aman, sehat, nyaman, dan efisien.
27. Ergonomi adalah working according to nature‘ atau bekerja berdasarkan kondisi
alami dan bukan melakukan kerja yang sulit bagi tubuh.
28. Ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kapasitas manusia (fit the
job to the man).
29. Ergonomi didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam
lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi,
engineering, manajemen dan perancangan/desain.
30. Ergonomi adalah ilmu secara khusus mempelajari keterbatasan dan kemampuan
manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk buatannya.
31. Ergonomi adalah studi tentang prinsip-prinsip kerja.
1. Ergonomics (or human factors) is the scientific discipline concerned with the
understanding of the interactions among humans and other elements of a
system, and the profession that applies theoretical principles, data and methods
to design in order to optimize human well being and overall system performance.
(International Ergonomics Association / IEA, 2000).
2. Ergonomics is a body of knowledge about human abilities, human limitations and
other human characteristics that are relevant to design. Ergonomic design is the
application of human factors information to the design of tools, machines,
systems, tasks, jobs, and environments for productive, safe, comfortable and
effective human functioning.Ergonomics is the science of matching the job to the
workers and the product to the user. Fitting the job to the man and fitting the man
to the job.
ergonomi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan dan
elemen-elemen lain dalam suatu sistem dan pekerjaan yang mengaplikasikan teori,
prinsip, data dan metode untuk merancang suatu sistem yang optimal, dilihat dari sisi
manusia dan kinerjanya. Ergonomi memberikan sumbangan untuk rancangan dan
evaluasi tugas, pekerjaan, produk, lingkungan dan sistem kerja, agar dapat digunakan
secara harmonis sesuai dengan kebutuhan, kempuan dan keterbatasan manusia(
international ergonomic assosiation, 2002)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan
pokok pada lapangan pekerjaan.Artinya peralatan dan teknologi merupakan salah satu
penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis
pekerjaan. Disamping itu,akan terjadi dampak negatifnya bila kita kurang waspada menghadapi
bahaya potensial yang mungkin akan timbul. Hal ini tentunya dapat di cegah dengan adanya
antisipasi berbagai resiko. Antara lin kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit
yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja yang dapat menyebkan
kecacataan dan kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara
penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai
pendekatan ergonomic.
Dalam dunia kerja terdapat Undang-Undang yang mengatur tentang ketenagakerjaan yaitu
Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok tenaga kerja
merupakan subyek dan obyek pembangunan. Ergonomic yang bersasaran akhir efisiensi dan
keserasian kerja memiliki arti penting bagi tenaga kerja, baik sebagai subyek maupun
obyek. Akan tetapi sering kali suatu tempat kerja mengesampingkan aspek ergonomic bagi para
pekerjanya, hal ini tentunya sangat merugikan para pekerja itu sendiri.
Pada umumnya ergonomic belum diterapkan secara merata pada sector kegiatan ekonomi.
Gagasannya telah lama disebarluaskan sebagai unsure hygiene perusahaan dan kesehatan kerja
(hiperkes), tetapi sampai saat ini kegiatan-kegiatan baru sampai pada taraf pengenalan oleh
khususnya pada pihak yang bersangkutan, sedangkan penerapannya baru pada tingkat
perintisan. Fungsi pembinaan ergonomic secara teknis merupakan tugas pemerintah. Pusat
Bina Hiperkes dan Keselamatan Kerja memiliki fungsi pembinaan ini melalui pembinaan
keahlian dan pengembangan penerapannya. Namun begitu, sampai saat ini pengembangan
kegiatan-kegiatannya baru diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan masyarakat untuk
menerima ergonomic dan penerapannya.
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah yang kiranya dapat di susun dalam topic kali ini antara lain:
C. Tujuan
D. Manfaat
2. Sebagai sarana informasi bagi pekerja dan perusahaan untuk lebih memperhatikan
tentang masalah ergonomi ditempat kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Ergonomi
Ergonomi yaitu ilmu yang penerapanya berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan
lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktivitas dan
efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan factor manusia seoptimal-optimalnya.
(Dr. Suma’mur P.K, M.Sc : 1989 hal 1 ). Ergonomi adalah komponen kegiatan dalam ruang
lingkup hiperkes yang antara lain meliputi penyerasian pekerjaan terhadap tenaga kerja secara
timbale balik untuk efisiensi dan kenyamanan kerja.
Contoh : suatu perusahaan kerajinan mengubah cara kerja duduk di lantai dengan bekerja di
meja kerja, mengatur tata ruangan menjadi lebih baik, mengadakan ventilasi, menambah
penerangan, mengadakan ruang makan, mengorganisasi waktu istirahat, menyelenggarakan
pertandingan olahraga, dan lain-lain. Dengan usaha ini, keluhan-keluhan tenaga kerja
berkurang dan produksi tidak pernah terganggu oleh masalah-masalah ketenagakerjaan.
Dengan begitu, produksi dapat mengimbangi perluasan dari pemasaran.
B. Tujuan Ergonomi
Pelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja di mulai dari yang sederhana dan
pada tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan ergonomi akan dapat meningkatkan
efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan system serta lingkungan
yang cocok, aman, nyaman dan sehat.
1. Tehnik
2. Fisik
3. Pengalaman psikis
4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian
5. Sosiologi
6. Fisiologi, kaitanya dengan temperature tubuh, oxygen up take, dan aktifitas otot
7. Desain, dll
D. Manfaat Ergonomi
5. Produktivitas membaik.
E. Metode-metode Ergonomi
1. Diagnosis
Dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja, penilaian fisik
pekerja, uji pencahayaan, ergonomi checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya. variasi
akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks.
2. Treathment
Dapat dilakukan dengan cara perubahan posisi meubel, letak pencahayaan atau jendela yang
sesuai, Membeli furniture sesuai dengan dimensi fisik pekerja
3. Follow up
Bisa dilakukan dengan cara menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan
siku, keletihan, sakit kepala dan lain-lain.
1. Pengorganisasian kerja
- Semua sikap tubuh membungkuk atau sikap tubuh yang tidak alamiah harus dihindari.
Fleksi tubuh atau kepala ke arah samping lebih melelahkan dari sedikit membungkuk ke depan.
Sikap tubuh yang disertai paling sedikit kontraksi otot statis dirasakan paling nyaman.
- Posisi ekstensi lengan yang terus-menerus baik ke depan, maupun ke samping harus
dihindari. Selain menimbulkan kelelahan, posisi lengan seperti itu sangat mengurangi ketepatan
kerjadan ketrampilan aktivitas tangan.
- Selalu diusahakan agar bekerja dilakukan sambil duduk. Sikap kerja denagn kemungkinan
duduk dan berdiri silih berganti juga dianjurkan.
- Kedua lengan harus bergerak bersama-sama atau dalam arah yang berlawanan. Bila
hanya satu lengan saja yang bergerak terus-menerus, maka otot-otot tubuh yang lainnya akan
berkontraksi statis. Gerakan berlawanan memungkinkan pula pengendalian saraf yang lebih
cermat terhadap kegiatan pekerjaan tangan.
Pembuatan bangku dan meja kerja yang buruk atau mesin sering-sering adalah penyebab kerja
otot statis dan posisi tubuh yang tidak alamiah. Maka syarat-syarat bangku kerja yang benar
adalah sebagai berikut :
- Tinggi area kerja harus sesuai sehingga pekerjaan dapat dilihat dengan mudah dengan
jarak optimal dan sikap duduk yang enak. Makin kecil ukuran benda, makin dekat jarak lihat
optimal dan makin tinggi area kerja.
- Pegangan, handel, peralatan dan alat-alat pembantu kerja lainnya harus ditempatkan
sedemikian pada meja atau bangku kerja, agar gerakan-gerakan yang paling sering dilakukan
dalam keadaan fleksi.
- Kerja otot statis dapat dihilangkan atau sangat berkurang dengan pemberian penunjang
siku, lengan bagian bawah, atau tangan. Topangan-topangan tersebut harus diberi bahan
lembut dan dapat di stel, sehingga sesuai bagi pemakainya.
3. Sikap kerja
· Tempat duduk
Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga orang yang bekerja dengan sikap duduk
mendapatkan kenyamanan dan tidak mengalami penekanan-penekanan pada bagian tubuh
yang dapat mengganggu sirkulasi darah.
· Meja kerja
Tinggi permukaan atas meja dibuat setinggi siku dan disesuaikan dengan sikap tubuh pada saat
bekerja.
· Luas pandangan
Daerah pandangan yang jelas bila pekerja berdiri tegak dan diukur dari tinggi mata adalah 0-30°
vertical kebawah, dan 0-50° horizontal ke kanan dan ke kiri
4. Proses kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai
dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang
berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
6. Mengangkat beban
Bermacam cara dalam mengangkat beban yakni dengan kepala, bahu, tangan, punggung , dll.
Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan
persendian akibat gerakan yang berlebihan.
2. Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik turun dll.
3. Keterampilan bekerja
- Cara-cara mengangkut dan mengangkat yang baik harus memenuhi 2 prinsip kinetis yaitu
:
1. Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang keluar dan sebanyak mungkin otot
tulang belakang yang lebih lemah dibebaskan dari pembebanan
Penerapan :
2. Lengan harus berada sedekatnya pada badan dan dalam posisi lurus
4. Dagu ditarik segera setelah kepala bisa di tegakkan lagi seperti pada permulaan gerakan
5. Posisi kaki di buat sedemikian rupa sehingga mampu untuk mengimbangi momentum yang
terjadi dalam posisi mengangkat
6. Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertical yang melalui pusat
grafitas tubuh.
7. menjinjing beban
>18 40
>18 15-20
a. Ketidaktepatan kursi kerja, menyebabkan keluhan kepala, leher, bahu, pinggang, bokong,
lengan, tangan, lutut, kaki, dan paha
- Kelelahan fisik
Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan diperbaiki
performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa hilang setelah
istirahat dan tidur yang cukup.
Mata merupakan indera yang mempunyai peranan penting dalam penyelesaian pekerjaan.
b. Kebisingan
· Pengaruh faal seperti gangguan psikomotor, gangguan tidur dan efek-efek saraf otonom
· Efek psikologis
1. Monotomi
3. Lingkungan
4. Faktor kejiwaan
Penyegaran:
1. Kepemimpi-nan
2. Manajemen
4. Perorgani-sasian kerja
Kondisi lelah
a) Lama bekerja
Lamanya pekerja dalam sehari yang baik pada umumnya 6 – 8 jam sisanya untuk istirahat atau
kehidupan dalam keluarga dan masyarakat. Dalam hal lamanya kerja melebihi ketentuan-
ketentuan yang ada, perlu diatur istirahat khusus dengan mengadakan organisasi kerja secara
khusus pula.pengaturan kerja demikian bertujuan agar kemampuan kerja dan kesegaran
jasmani serta rohani dapat dipertahankan.
b) Istirahat
o istirahat curian terjadi jika beban kerja tidak di imbangi oleh kemampuan kerja.
o Istirahat oleh karena proses kerja tergantung dari bekerjanya mesin peralatan atau
prosedur-prosedur kerja
Dalam bekerja seorang pekerja dalam kehidupannya memerlukan kalori makanan yang cukup
demi menunjang aktivitas para pekerja. Adapun susunan yang baik bagi pekerja adalah sebagai
berikut :
1. Bahan makan yang lazim dimakan dengan porsi besar sehingga diharapkan dapat
menjamin tenaga (kalori) yang besar pula
2. Bahan makanan setempat, yang mudah didapatkan atau yang sesuai dengan selera
keluarga
c. Sayuran, yakni :
1. Bahan makan yang lazim dapat mempertahankan tubuh, dalam keadaan sehat atau
mempertahankan tubuh terhadap serangan atau penyakit
2. Sayuran yang berwarna lebih baik khasiatnya misalnya kangkung, bayam, wortel, tomat,
dll
d. Buah yakni;
3. Setelah makan dan biasa dimakan dan sebagai maknan extra diluar waktu-waktu makan.
Sebaiknya buah-buahan yang sesuai dengan musimnya sebab relative lebih murah
Penerangan dan dekorasi yaitu keserasian fungsi mata terhadap pekerjaan dan kegairahan atas
dasar faktor kejiwaan.
o Intensitas penerangan
· Pengaruh faal,seperti gangguan psikomotor, gangguan tidur, dan efek-efek saraf otonom
Musik dalam kerja diharapkan meningkatkan kegairahan dan kesegaran, tetapi musik tidak
dapat dipergunakan dalam pekerjaan yang memiliki kebisingan tinggi, karena pada keadaan
seperti itu music menambah besarnya gangguan. Musik dapat dimainkan pada saat sebelum
bekerja, Ketika bekerja, pada waktu istirahat atau ketika pulang menurut keperluan.
Mengingat pentingnya kesegaran jasmani untuk kesehatan dan produktivitas maka pembinaan
kesegaran jasmani perlu mendapat perhatian yang lebih, sungguh-sungguh baik berupa
pelaksanaan, pembinaan kesegaran jasmani yang khusus maupun melalui berbagai kegiatan
olahraga. Pembinaan kesegaran jasmani perlu dilaksanakan sejak seleksi karyawan yang berupa
tes kesegaran jasmani. Misalnya, program aerobic dari cooper.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam
keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan
tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak
pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggungjawab
terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman
K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam
pembinaannya. Ergonomi secara tehnis merupakan bagian dari hygiene kesehatan dan
keselamatan kerja, namun sampai saat ini pengembangannya baru diselenggarakan dan masih
menunggu kesiapan masyarakat untuk menerima ergonomi dan penerapannya. Untuk
mendapat manfaat dari ergonomi perlu dibuat suatu program untuk menggerakkan baik
masyarakat industry maupun tradisional agar ergonomic diterapkan secara luas. Program
demikian meliputi kegiatan-kegiatan pokok sebagai berikut :
3. Standarisasi dalam ergonomi atas dasar data-data yang diperoleh dari evalusi dan
perbaikan
Kegiatan-kegitan tersebut ditingkatkan dari tahun ketahun secara bertahap dalam program
jangka pendek dan jangka menengah.Dengan terciptanya program ini bagian terpenting
program jangka pendek telah terselesaikan. Setelah program jangka menengah dilalui,
pembudayaan ergonomic lebih lanjut dapat diselenggarakan antara lain melalui pendidikan
masyarakat dan pendidikan formal. Bagi pengembangan ergonomic, penelitian memegang
peranan penting. Untu pelaksanaannya, perlu kerja sama interdisipliner antar lembaga-lembaga
seperti perguruan tinggi, lembaga-lembaga penelitian dan badan-badan lainnya. Hasil-hasil
penelitian tersebut perlu disebarluaskan dan dituangkan dalam standar-standar bagi
penyelenggaran praktik selanjutnya.
B. Saran
- Pendekatan khusus yang ada dalam disiplin Ergonomi ialah aplikasi yang sistematis dari
segala informasi yang relevan yang berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia
didalam perancangan peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai.
Daftar Pustaka
http://www.ergoweb.com/news/SubscribeNewsletter.cfm
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/tugas-ergonomi-3/
http://ariagusti.wordpress.com/2010/10/17/tugas-kelompok-ergonomi di-tempat-kerja/
Makalah Ergonomi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ergonomi berasal dari kata Yunani yaitu ergon yang berarti kerja
dan nomos yang berarti aturan/ hukum jadi ergonomi merupakan aturan- aturan yang
dipakai untuk kerja.International Ergonomics Association mendefinisikan ergonomi
merupakan studi tentang aspek- aspek manusia dalam lingkungan kerjanya ditinjau
secara anatomi, fisiologi,psikologi, engineering, manajemen dan desain perancangan
untuk optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan di tempat kerja di
rumah dan tempat rekreasi.
Penerapan ergonomi pada umumnya sangat luas. Di setiap ruang yang dimiliki oleh
sarana pelayanan merupakan tempat kerja utama bagi tenaga kerja dengan fungsi
masing - masing ruang. Tempat kerja dengan properti dan perlengkapan yang cukup
banyak dengan perancangan ruang yang tidak ergonomis, pencahayaan yang tidak
ergonomis pula seringkali ketidaknyamanan dalam bekerja akan terasa, kecelakaan
dan penyakit akibat kerja akan berisiko tinggi dan akan mengakibatkan pula rendahnya
efisiensi dan daya kerja.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Tujuan Umum
Tujuan Umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang Ergonomi di
Ruang Kerja Rekam Medis
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui defenisi Ergonomi.
b. Untuk mengetahui tujuan dan ruang lingkup Ergonomi.
c. Untuk mengetahui metode-metode Ergonomi.
d.Untuk mengetahui aplikasi ergonomi untuk perancangan tempat kerja.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Defenisi Ergonomi
Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan
pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam
lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas
pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan
dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan
dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban
bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.
Ada beberapa definisi menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk “fitting the
job to the worker”, sementara itu ILO antara lain menyatakan, sebagai ilmu terapan
biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan
kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan
produktivitasnya”
B. Tujuan, Manfaat, dan Ruang Lingkup Ergonomi
5. Produktivitas membaik.
1. Tehnik
2. Fisik
3. Pengalaman psikis
4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan
persendian
5. Anthropometri
6. Sosiologi
8. Desain, dll.
C. Metode-metode Ergonomi
1. Diagnosis
Dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja penilaian
fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomik checklist dan pengukuran lingkungan kerja
lainnya. Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks.
2. Treatment
Pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat diagnosis.
Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi meubel, letak pencahayaan atau
jendela yang sesuai. Membeli furniture sesuai dengan demensi fisik pekerja.
3. Follow-up
Dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya dengan menanyakan
kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku, keletihan, sakit kepala dan
lain-lain. Secara obyektif misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensi
sakit, angka kecelakaan dan lain-lain.
Aplikasi/penerapan Ergonomik:
1. Posisi Kerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani
dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja.
Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan
tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
2. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja
dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri
barat dan timur.
3. Tata Letak Tempat Kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol
yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
4. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan,
punggung, dll. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung,
jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
a. Menjinjing beban
Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO sbb:
-Laki-laki dewasa 40 kg
-Wanita dewasa 15-20 kg
-Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg
-Wanita (16-18 th) 12-15 kg
b. Organisasi kerja
Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban. Metode kinetik dari pedoman
penanganan harus dipakai yang didasarkan pada dua prinsip :
-Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung
-Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat badan.
Metoda ini termasuk 5 faktor dasar :
Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur. Supervisi
medis yang biasanya dilakukan terhadap pekerja antara lain :
2. Pemeriksaan berkala
Bertujuan untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya dan mendeteksi bila
ada kelainan.
3. Nasehat
Harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada wanita muda dan
yang sudah berumur.
Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya terjadi kelelahan, dalam hal
ini kita harus waspada dan harus kita bedakan jenis kelelahannya, beberapa ahli
membedakan / membaginya sebagai berikut :
1. Kelelahan fisik
Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan
diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa
hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup.
a. Lingkungan harus bersih dari zat-zat kimia. Pencahayaan dan ventilasi harus
memadai dan tidak ada gangguan bising.
b. Jam kerja sehari diberikan waktu istirahat sejenak dan istirahat yang cukup saat
makan siang.
e. Waktu perjalanan dari dan ke tempat kerja harus sesingkat mungkin, kalau
memungkinkan.
Pekerja remaja
Pekerja shift
Migrant.
j. Para pekerja yang mempunyai kebiasaan pada alkohol dan zat stimulan atau zat
adiktif lainnya perlu diawasi.
Pemeriksaan kelelahan :
Tes kelelahan tidak sederhana, biasanya tes yang dilakukan seperti tes pada kelopak
mata dan kecepatan reflek jari dan mata serta kecepatan mendeteksi sinyal, atau
pemeriksaan pada serabut otot secara elektrik dan sebagainya.
Persoalan yang terpenting adalah kelelahan yang terjadi apakah ada hubungannya
dengan masalah ergonomi, karena mungkin saja masalah ergonomi akan mempercepat
terjadinya kelelahan.
E. Aplikasi Ergonomi untuk Perancangan Tempat Kerja
Pelatihan bidang ergonomi sangat penting, sebab ahli ergonomi umumnya berlatar
belakang pendidikan tehnik, psikologi, fisiologi atau dokter, meskipun ada juga yang
dasar keilmuannya tentang desain, manajer dan lain-lain. Akan tetapi semuanya
ditujukan pada aspek proses kerja dan lingkungan kerja.
BAB III
STUDI KASUS
A. Permasalahan Ergonomi
2. Banyaknya perangkat kerja yang tidak ergonomis, seperti kursi, meja, rak.
3. Kurangnya pengetahuan dan inovasi terhadap perancangan ruang kerja yang
ergonomis.
C. Akibat Permasalahan
2. Merancang ulang perangkat kerja yang ergonomis seperti kursi, meja, rak, pintu,
jendela, dll.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam
keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai
tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua
pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang
bertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan,
petunjuk teknis dan pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas
program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannya
B. Saran
• Pendekatan khusus yang ada dalam disiplin Ergonomi ialah aplikasi yang sistematis
dari segala informasi yang relevan yang berkaitan dengan karakteristik dan perilaku
manusia didalam perancangan peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai.
Makalah Ergonomi di Tempat Kerja
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi pelbagai risiko yang
mempengaruhi kehidupan para pekerja. berbagai risiko tersebut adalah kemungkinan
terjadinya Penyakit Akibat Kerja, Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan
Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi
ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses
kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan Umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang Ergonomi di
Tempat Kerja.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui defenisi Ergonomi.
b. Untuk mengetahui tujuan dan ruang lingkup Ergonomi.
c. Untuk mengetahui metode-metode Ergonomi.
d. Untuk mengetahui penyakit-penyakit di tempat kerja yang berkaitan dengan
ergonomi.
e. Untuk mengetahui aplikasi ergonomi untuk perancangan tempat kerja.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Defenisi Ergonomi
Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan
pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam
lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas
pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan
dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan
dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban
bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.
Ada beberapa definisi menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk “fitting the job to
the worker”, sementara itu ILO antara lain menyatakan, sebagai ilmu terapan biologi
manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya,
agar mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan
produktivitasnya”.
Pelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja dimulai dari yang sederhana dan
pada tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan yang ergonomis akan dapat
meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan
sistem serta lingkungan kerja yang cocok, aman, nyaman dan sehat.
Adapun tujuan penerapan ergonomi adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental, dengan meniadakan beban kerja
tambahan (fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan
kepuasan kerja.
2. Meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas kontak
sesama pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan sistem
kebersamaan dalam tempat kerja.
3. Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi,
antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi
sistem manusia-mesin.
Manfaat pelaksanaan ergonomi adalah sebagai berikut:
1. Menurunnya angka kesakitan akibat kerja.
2. Menurunnya kecelakaan kerja.
3. Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang.
4. Stress akibat kerja berkurang.
5. Produktivitas membaik.
6. Alur kerja bertambah baik.
7. Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera.
8. Kepuasan kerja meningkat.
Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi :
1. Tehnik
2. Fisik
3. Pengalaman psikis
4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan
persendian
5. Anthropometri
6. Sosiologi
7. Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Oxygen up take, pols,
dan aktivitas otot.
8. Desain, dll.
C. Metode-metode Ergonomi
1. Diagnosis
Dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja penilaian
fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomik checklist dan pengukuran lingkungan kerja
lainnya. Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks.
2. Treatment
Pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat diagnosis.
Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi meubel, letak pencahayaan atau
jendela yang sesuai. Membeli furniture sesuai dengan demensi fisik pekerja.
3. Follow-up
Dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya dengan menanyakan
kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku, keletihan, sakit kepala dan
lain-lain. Secara obyektif misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensi
sakit, angka kecelakaan dan lain-lain.
Aplikasi/penerapan Ergonomik:
1. Posisi Kerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani
dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana
posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua
kaki.
2. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja
dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri
barat dan timur.
3. Tata Letak Tempat Kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol
yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
4. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan,
punggung, dll. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung,
jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
a. Menjinjing beban
Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO sbb:
-Laki-laki dewasa 40 kg
-Wanita dewasa 15-20 kg
-Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg
-Wanita (16-18 th) 12-15 kg
b. Organisasi kerja
Pekerjaan harus di atur dengan berbagai cara :
-Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun
-Frekuensi pergerakan diminimalisasi
-Jarak mengangkat beban dikurangi
-Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan mengangkat tidak
terlalu tinggi.
-Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan.
Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya terjadi kelelahan, dalam hal
ini kita harus waspada dan harus kita bedakan jenis kelelahannya, beberapa ahli
membedakan / membaginya sebagai berikut :
1. Kelelahan fisik
Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan
diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa
hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup.
2. Kelelahan yang patologis
Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan
berat gejalanya.
3. Psikologis dan emotional fatique
Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis “mekanisme
melarikan diri dari kenyataan” pada penderita psikosomatik. Semangat yang baik dan
motivasi kerja akan mengurangi angka kejadiannya di tempat kerja.
BAB III
STUDI KASUS
A. Permasalahan Ergonomi
Perajin Kerupuk
Pekerjaan membuat kerupuk menggunakan bahan baku: tepung tapioka, kanji, bahan
tambahan pewarna dan penyedap. Hasil produksinya berupa kerupuk yang siap
dimakan.
Proses dan Posisi Kerja:
1. Pembuatan adonan kerupuk
Tepung tapioka dalam karung seberat 50 kg diangkat berdua dari tempat penampungan
ke tempat pembuatan adonan yang berjarak 2-8 meter. Bahan baku tersebut diaduk
rata secara mekanis selama 3-5 menit atau secara manual selama 7-10 menit.
Selanjutnya adonan tersebut diuleni kembali secara manual selama 2 menit untuk
mendapatkan adonan homogen.
Posisi kerja :
Proses menguleni adonan dilakukan sambil berdiri dengan meja kerja permanen
setinggi 70 cm yang terbuat dari ubin/kayu dan berat adonan 6-8 kg.
2. Pencetakan
Selanjutnya adoanan yang sudah homogen tersebut dimasukkan ke dalam pencetak
dan dimampatkan secara mekanis atau manual dan didapat keluaran berupa benang-
benang adonan setebal 1 mm dari lobang pencetak, benang-benang adonan ditampung
pada pencetak kerupuk sambil diputar-putar sehingga didapat bentuk yang bulat.
Posisi kerja :
Pekerjaan pencetakan dilakukan sambil duduk di lantai.
3. Pengkukusan
Kerupuk mentah tersebut segera dimatangkan dengan cara pengkukusan selama 5 –
10 menit dan setelah matang dipindah satu persatu dengan cara menjepit dengan jari-
jari tangan ke tempat yang lebih besar untuk dijemur di luar ruangan. Pemindahan ke
luar ruangan dilakukan dengan mengangkat tampah tersebut tinggi-tinggi dengan
kedua tangan.
Posisi kerja :
Pekerjaan memindahkan kerupuk setelah selesai dikukus dilakukan pada posisi duduk
di lantai / jongkok.
4. Penjemuran
Kerupuk dijemur. Setelah kering ditampung dalam keranjang plastik dengan berat per
keranjang 17-20 kg untuk disimpan sementara menunggu untuk digoreng.
Posisi kerja : berdiri dengan tempat jemuran (para-para) yang terlalu rendah.
5. Penggorengan
Kerupuk kering dalam keranjang dipindah ke tempat penggorengan yang berjarak 10 –
12 meter. Proses penggorengan kerupuk dilakukan dalam 2 tahap, dengan minyak
dingin dilanjutkan dengan minyak panas.
Posisi kerja :
Proses penggorengan dilakukan dengan posisi berdiri dengan 2 penggorengan dan
tinggi wajan 70 cm; selesai digoreng kerupuk dikemas dalam kaleng besar. Aliran udara
di bagian ini kurang baik.
6. Pengemasan
Posisi kerja : proses pengemasan dalam posisi berdiri membungkuk.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam
keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai
tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua
pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang
bertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan,
petunjuk teknis dan pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas
program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannya
B. Saran
• Pendekatan disiplin ergonomi diarahkan pada upaya memperbaiki performansi kerja
manusia seperti menambah kecepatan kerja, accuracy, keselamatan kerja disamping
untuk mengurangi energi kerja yang berlebihan serta mengurangi datangnya kelelahan
yang terlalu cepat. Disamping itu disiplin ergonomi diharapkan mampu memperbaiki
pendayagunaan sumber daya manusia serta meminimalkan kerusakan peralatan yang
disebabkan kesalahan manusia (human errors). Manusia adalah manusia, bukannya
mesin. Mesin tidak seharusnya mengatur manusia, untuk itu bebanilah manusia
(operator/pekerja) dengan tugas-tugas yang manusiawi.
• Pendekatan khusus yang ada dalam disiplin Ergonomi ialah aplikasi yang sistematis
dari segala informasi yang relevan yang berkaitan dengan karakteristik dan perilaku
manusia didalam perancangan peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai.
DAFTAR PUSTAKA
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/tugas-ergonomi-3/
sumber: http://ariagusti.wordpress.com/2010/10/17/tugas-kelompok-ergonomi-di-
tempat-kerja/