TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Latar Belakang
4
5
4. Cardiovaskular
Masalah ini terletak pada ketegangan pada sistem sirkulasi, termasuk
jantung. Akibatnya adalah jantung memompakan lebih banyak darah ke otot
untuk memenuhi tingginya permintaan oksigen. Pemecahannya yaitu
mendesain kembali pekerjaan untuk melindungi pekerja dan melakukan rotasi
pekerjaan.
5. Psychomotor
Masalah ini terletak pada ketegangan pada sistem psychomotor yang
menegaskan kebutuhan pekerjaan untuk disesuaikan dengan kemampuan
manusia dan menyediakan bantuan performansi pekerjaan.
Sedangkan pendekatan dalam ergonomi adalah dengan aplikasi secara
sistematiss dari informasi-informasi tentang kemampuan manusia, keterbatasan-
keterbatasan, karakteristik, tingkah laku dan motivasi pada desain peralatan dan
prosedur kerja yang digunakan serta lingkungan dimana mereka berfungsi.
Karena manusia sebagai salah satu komponen dari sistem kerja dengan segala
aspek dan tingkah lakunya merupakan makhluk yang kompleks maka untuk
mengembangkan ergonomic diperlukan dukungan dari berbagai disiplin ilmu seperti
(Nurmianto, 1996):
1. Anatomi dan fisiologi : mempelajari struktur serta fungsi atau tat kerja dari
tubuh dalam keadaan normal.
2. Psikologi trepan : mempelajari tentang pengaruh kondisi kerja terhadap
tingkah laku manusia.
Akhirnya dapat disimpulkan beberapa pokok persoalan dari disiplin ilmu
ergonomi :
1. Mempelajari performance, seperti menambah kecepatan kerja, keselamatan
kerja dan mengurangi kelelahan.
2. Mengurangi waktu dan biaya pelatihan.
3. Memperbaiki pendayagunaan sumber daya manusia dengan mengurangi
tingkat ketrampilan yang diperlukan.
7
sikap kerja berdiri dengan sikap punggung condong ke depan. Posisi berdiri yang
terlalu lama akan menyebabkan penggumpalan pembuluh darah vena, karena aliran
darah berlawanan dengan gaya gravitasi. Kejadian ini bila terjadi pada pergelangan
kaki dapat menyebabkan pembengkakkan.
2. Sikap Kerja Duduk
Penelitian yang dilakukan Bridger (1994) pada Eastman Kodak Company di
NewYork menunjukkan bahwa 35% dari beberapa pekerja yang mengunjungi klinik
mengeluhkan rasa sakit pada punggung bagian bawah. Ketika sikap kerja duduk
dilakukan,otot bagian paha semakin tertarik dan bertentangan dengan bagian pinggul.
Akibatnya tulang pelvis akan miring kebelakang dan tulang belakang bagian lumbar
L3/L4 akan mengendor. Mengendornya bagian lumbar menjadikan sisi depan
invertebrataldisk tertekan dan sekililingnya melebar atau merenggang. Kondisi ini
akan membuat rasa nyeri pada bagian punggung bagian bawah dan menyebar pada
kaki.
Gambar 2.1. Kondisi invertebratal disk bagian lumbar pada saat duduk
Ketegangan saat melakukan sikap kerja duduk seharusnya dapat dihindari
dengan melakukan perancangan tempat duduk. Hasil penelitian mengindikasikan
bahwa posisi duduk tanpa memakai sandaran menaikan tekanan pada invertebratal
disk sebanyak 1/3 hingga ½ lebih banyak dari pada posisi berdiri (Kroemer Dkk
2000:409). Sikap kerja duduk pada kursi memerlukan sandaran punggung untuk
11
menopang punggung. Sandaran yang baik adalah sandaran punggung yang bergerak
maju-mundur untuk melindungi bagian lumbar. Sandaran tersebut juga memiliki
tonjolan ke depan untuk menjaga ruang lumbar yang sedikit menekuk. Hal ini
dimaksudkan untuk mengurangi tekanan pada bagian invertebratal disk.
3. Sikap Kereja Membungkuk
Salah satu sikap kerja yang tidak nyaman untuk diterapkan dalam pekerjaan
adalah membungkuk. Posisi ini tidak menjaga kestabilan tubuh ketika bekerja.
Pekerja mengalami keluhan nyeri pada bagian punggung bagian bawah
(lowbackpain) bila dilakukan secara berulang dan periode yang cukup lama.
belakang Lumbar rusak dan penekanan pembuluh syaraf. Kerusakan ini disebabkan
oleh keluarnya material pada invertebratal discs akibat desakan tulang belakang
bagian lumbar.
4. Pengangkatan Beban
Kegiatan ini menjadi penyumbang terbesar terjadinya kecelakaan kerja pada
bagian punggung. Pengangkatan beban yang melebihi kadar dari kekuatan manusia
menyebabkan penggunaan tenaga yang lebih besar pula atau overexertion. Dari
penelitian Kansal (1998) menunjukkan bahwa overexertion menjadi penyebab cidera
bagian punggung paling dominan. Persentasenya bekisar antara 64%-74%.
yang paling berpengaruh dari kegiatan membawa beban adalah jarak. Jarak yang
ditempuh semakin jauh akan menurunkan batasan beban yang dibawa.
6. Kegiatan Mendorong Beban
Hal yang penting menyangkut kegiatan mendorong beban adalah tinggi tangan
pendorong. Tinggi pegangan antara siku dan bahu selama mendorong beban
dianjurkan dalam kegiatan ini. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan tenaga
maksimal untuk mendorong beban berat dan menghindari kecelakaan kerja bagian
tangan dan bahu.
7. Menarik Beban
Kegiatan ini biasanya tidak dianjurkan sebagai metode pemindahan beban,
karena beban sulit untuk dikendalikan dengan anggota tubuh.Beban dengan mudah
akan tergelincir keluar dan melukai pekerjanya. Kesulitan yang lain adalah
pengawasan beban yang dipindahkan serta perbedaan jalur yang dilintasi. Menarik
beban hanya dilakukan pada jarak yang pendek dan bila jarak yangditempuh lebih
jauh biasanya beban didorong ke depan.
Pengisian kuesioner Nordic Body Map ini bertujuan untuk mengetahui bagian
tubuh dari pekerja yang terasa sakit sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan pada
stasiun kerja.
Kuesioner ini menggunakan gambar tubuh manusia yang sudah dibagi menjadi 9
bagian utama, yaitu :
a) Leher
b) Bahu
c) Punggung bagian atas
d) Siku
17
Kuisioner ini juga mampu menggambarkan persepsi pekerja apakah keluhan yang
dirasakan berhubungan dengan pekerjaan atau tidak. Pada pengisian kuisioner ini
sebaiknya dilengkapi dengan pertanyaan umum melingkupi usia, jenis kelamin, tinggi
tubuh bobot badan, tangan yang dominan, lama menangani pekerjaan dan lama jam
kerja perminggu. Kelengkapan pertanyaan tersebut akan bermanfaat mengetahi
kelompok kelompok keluhan yang dirasakan oleh pertanyaan tersebut. Berikut
gambar dan keluhan untuk kuisioner nordic body map:
5. Sakit dipunggung
6. Sakit lengan atas kanan
7. Sakit pada pinggang
8. Sakit pada bokong
9. Sakit pada pantat
10.Sakit siku kiri
11. Sakit siku kanan
12. Sakit lengan bawah kiri
13. Sakit lengan bawah kanan
14. Sakit pada pergelangan tangan kiri
15. Sakit pada pergelangan tangan kanan
16. Sakit pada tangan kiri
17. Sakit pada tangan kanan
18. Sakit pada paha kiri
19. Sakit pada paha kanan
20. Sakit pada lutut kiri
21. Sakit pada lutut kanan
22. Sakit pada betis kiri
23. Sakit pada betis kanan
24. Sakit pada pergelangan kaki kiri
25. Sakit pada pergelangan kaki kanan
26. Sakit pada kaki kiri
27. Sakit pada kaki kanan
Menurut Karhu (1981) berikut ini adalah klasifikasi sikap bagian tubuh yang
diamati untuk dianalisa dan dievaluasi:
A. Sikap punggung
1. Lurus
2. Membungkuk
3. Memutar atau miring kesamping
4. Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan menyamping.
B. Sikap lengan
1. Kedua lengan berada di bawah bahu.
2. Satu lengan berada pada atau diatas bahu.
3. Kedua lengan pada atau diatas bahu.
C. Sikap kaki
1. Duduk
2. Berdiri bertumpu pada kedua kaki lurus
3. Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus
4. Berdiri bertumpu pada kedua kaki dengan lutut ditekuk
5. Berdiri bertumpu pada satu kaki dengan lutut ditekuk.
20
D. Berat beban
1. Berat beban adalah kurang dari 10 Kg (W 10 Kg )
2. Berat beban adalah 10 Kg – 20 Kg (10 Kg W 20 Kg )
3. Berat beban adalah lebih besar dari 20 Kg (W 20 Kg )
21
USE
BACK ARMS
OF
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
FORCE
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1
1 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3
2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4
3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3 3 4 4 4 1 1 1 1 1 1
3 2 2 2 3 1 1 1 1 1 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 1 1 1
3 2 2 3 1 1 1 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1
1 2 3 3 2 2 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4
4 2 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4
3 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4
Sikap kerja yang diamati dikelompokkan dalam empat kategori sebagai berikut:
KATEGORI 1 : Pada sikap ini tidak masalah pada musculoskeletal, tidak perlu
perbaikan
KATEGORI 2 : Pada sikap ini berbahaya pada system musculoskeletal (sikap
kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang signifikan), perlu
perbaikan dimasa yang akan dating.
KATEGORI 3 : Pada sikap ini berbahaya bagi system muskuloskletal (sikap
kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang sangat signifikan),
perlu perbaikan segera mungkin.
KATEGORI 4 : Pada sikap ini berbahaya bagi system muskuloskletal (sikap
kerja mengakibatkan resiko yang jelas), perlu perbaikan langsung