Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PRAKTEK MANDIRI PERAWAT

Oleh:

BAIQ LASTRI ZUHRIA ASTUTI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PRODI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAMZAR
MAMBEN LOMBOK TIMUR 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
MAKALAH PRAKTEK MANDIRI PERAWAT.
Kami meyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna penyempurnaan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kurang dan lebihnya kami mohon
maaf. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Sakra barat, 11 februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang....................................................................................1

B. Tujuan.................................................................................................2

C. Landasan Hukum...............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Praktek Mandiri Perawat..................................................4

B. Tujuan Praktek Mandiri Perawat......................................................4

C. Persyaratan Pendirian Praktek Mandiri Perawat................................6

D. Wewenang Perawat Dalam Praktik Mandiri Perawat.........................5

E. Kewajiban Perawat Terkait Praktik Mandiri Perawat.........................7

F. Hak Perawat Dalam Praktik Mandiri Perawat....................................8

G. Penyelenggaraan Praktik Mandiri Perawat.........................................9

H. Mekanisme Praktik Mandiri Perawat................................................9

I. Tarif Pelayanan Praktik Keperawatan Mandiri.................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................11

B. Saran.................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Indonesia menekankan tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan


kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar dapat
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Melalui pendekatan pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh penyelenggaraan yang
berkesinambungan antar upaya program dan sektor. Salah satu penyelenggaraan
pembangunan kesehatan dapat diwujudkan melalui penyelenggaraan pelayanan
kesehatan, dimana didalamnya termasuk pelayanan keperawatan. Berdasarkan Undang-
Undang RI Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan, Praktik Keperawatan adalah
pelayanan yang diberikan oleh perawat dalam nentuk asuhan keperawatan. Asuhan
Keperawatan sebagai inti dari Praktik Keperawatan adalah kegiatan interaksi perawat
dengan klien dan lingkungannya untuk mencapai pemenuhan kebutuhan dan
kemandirian Klien dalam merawat dirinya.
Praktik keperawatan dapat dilaksanakan di fasilitas kesehatan dan tempat lainnya
sesuai dengan klien sasarannya. Praktik keperawatan pada tempat lainnya sesuai dengan
klien sasarannya dapat dilaksanakan melalui Praktik Keperawatan Mandiri yang
didasarkan pada prinsip kebutuhan pelayanan kesehatan dan/atau Keperawatan
masyarakat dalam suatu wilayah baik perorangan maupun berkelompok. Praktik
Keperawatan Mandiri merupakan salah satu upaya mendekatkan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.
Keperawatan yang terdiri dari pengkajian, penetapan diagnosis dan intervensi
terhadap respons manusia, mempersyaratkan perawat untuk memandang dan
memperlakukan manusia secara manusiawi sebagai mahluk yang utuh dan unik dengan
beragam bentuk dan tingkat kebutuhan manusia. Asuhan keperawatan diberikan secara
komprehensif dengan Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia 8
mempertimbangkan aspek bio-psiko- sosial-budaya dan pelayanan keperawatan yang
menangani respon manusia dalam menghadapi masalah kesehatan menyangkut
pemenuhan kebutuhan dasar manusia sesuai dengan ilmu dan dan seni keperawatan.

1
Metode yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan tersebut dilakukan dengan
menggunakan proses keperawatan sebagai metode ilmiah dalam penyelesaian masalah
keperawatan. Intervensi keperawatan terhadap klien dilakukan oleh perawat secara
mandiri atau kolaboratif.

Untuk melaksanakan tugasnya, seorang perawat perlu memahami fokus telaahan


keperawatan meliputi kebutuhan dasar manusia, penyimpangan dan upaya pemenuhan
kebutuhan dasar yang menyimpang tersebut. Hal tersebut merupakan lingkup garapan
keilmuan yang berorientasi pada mengatasi tiga bentuk kelemahan yaitu kelemahan
karena ketidaktahuan, ketidakmauan dan ketidakmampuan. Tujuan praktik keperawatan
pada sistem klien adalah untuk memandirikan klien agar mampu memenuhi kebutuhan
dasarnya sendiri (self-care deficit) melalui berbagai intervensi keperawatan yang tepat
oleh Perawat yang memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan. Praktik perawat
diberikan sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawab profesional, antara lain
lingkup masalah keperawatan pada penyakit akut, kronis, penyakit degeneratif, penyakit
menular dan tidak menular, penyakit terminal, gangguan pertumbuhan dan
perkembangan, masalah kekerasan atau salah asuh dan lain-lain.
Praktik Keperawatan Mandiri, hingga saat ini masih mengalami kendala baik pada
kehidupan keprofesian, tatanan kebijakan maupun pada pelaksanaan di praktik
lapangan. Mengingat pentingnya mendekatkan pelayanan kesehatan melalui Praktik
Keperawatan Mandiri, maka diperlukan panduan atau petunjuk pelaksanaan bagi
perawat untuk menyelenggarakan praktik perawat secara perorangan ataupun
berkelompok.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa S1 keperawatan terkait


praktik mandiri perawat.
2. Tujuan Khusus

1) Mengetahui definisi praktik mandiri perawat.

2) Mengetahui tujuan praktik mandiri perawat.

3) Mengetahui persyaratan praktik mandiri perawat

4) Mengetahui wewenang perawat dalam praktik mandiri perawat

5) Mengetahui kewajiban perawat terkait praktik mandiri perawat.

2
6) Mengetahui hak perawat dalam praktik mandiri perawat

7) Mengetahui penyelenggaraan praktik mandiri perawat.

8) Mengetahui mekanisme praktik mandiri perawat

9) Mengetahui tarif pelayanan praktik keperawatan mandiri

C. Landasan Hukum

Berikut landasan hukum praktik keperawatan mandiri bagi perawat:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem


Jaminan Sosial Nasional;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan


Penyelenggara Jaminan Kesehatan;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah;

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan;

6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008 tentang Standar


Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor HK. 02.02/Menkes/148/I/2010 tentang Izin
Dan Penyelenggaraan Praktik Perawat beserta perubahannya dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013;
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1 Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan
Pelayanan Kesehatan Perorangan;
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 46 Tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan;
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 908/Menkes/SK/VII/ 2010 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan Keluarga;

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Praktek Mandiri Perawat

Menurut konsorsium ilmu-ilmu kesehatan (1992) praktek keperawatan adalah


tindakan mandiri perawat profesional atau ners melalui kerjasama yang bersifat
kolaboratif baik dengan klien maupun tenaga kesehatan lain dalam upaya memberikan
asuhan keperawatan yang holistic sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya
pada berbagai tatanan, termasuk praktik keperawatan individu dan berkelompok.
Sementara pengetahuan teoritik yang mantap dan tindakan mandiri perawat
profesional dengan menggunakan pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh
mencakup ilmu dasar dan ilmu keperawatan sebagai landasan dan menggunakan proses
keperawatan sebagai pendekatan dalam melakukan asuhan keperawatan (pojok
keperawatan CHS, 2002).
Pengertian Praktik Keperawatan Mandiri adalah Praktik Perawat perorangan atau
berkelompok ditempat praktik mandiri diluar fasilitas Pelayanan Kesehatan. Praktik
Keperawatan mandiri diberikan dalam bentuk asuhan keperawatan yang bertujuan untuk
memandirikan klien yang membutuhkan bantuan karena ketidaktahuan,
ketidakmampuan dan ketidakmauan memenuhi kebutuhan dasar dan merawat dirinya

B. Tujuan Praktek Mandiri Perawat

Tujuan praktik keperawatan sesuai yang dicanangkan WHO (1985) haru diupayakan
pada pencegahan primer, peningkatan kesehatan pasien, keluarga dan masyarakat,
perawatan diri, dan peningkatan kepercayaan diri.
Praktik keperawatan meliputi empat area yang terkait dengan kesehatan (kozier &
Erb, 1999), yaitu :
1. Peningkatan kesehatan (Health Promotion)

Peningkatan Kesehatan adalah kerangka aktivitas keperawatan.Kesadaran diri


klien, kesadaran kesehatan, keterampilan kesehatan dan penggunaan semua
sumber yang dipertimbangkan sebagai perawatan yang di berikan oleh perawat.
Kegiatan yang berorientasi pada peningkatan kesehatan memerlukan :
1) Pendidikan untuk publik atau masyarakat dan individu

4
2) Perundang-undangan atau kebijakan yang mendukung

3) Hubungan interpersonal dengan klien secara langsung


Area keperawatan yang melibatkan perawat meliputi :

1) Mendorong dan mengadakan suatu latihan fisik secara periodik dan


pemantauan terhadap proses penyakit (mis.hipertensi, diabetes militus dan
kanker).

2) Memimpin pelaksanaan pendidikan kesehatan masyarakat melalui pameran


kesehatan dan program kesehatan mental.
3) Mendukung undang-undang yang ditujukan untuk pemeliharaan kesehatan
dan program perlindungan anak dan.
4) Peningkatan kondisi kesehatan dan keselamatan kerja, dll.

2. Pencegahan Penyakit

Aktivitas pencegahan penyakit secara objektif untuk mengurangi risiko


penyakit, untuk meningkatkan kebiasaan kesehatan yang baik dan untuk
mempertahankan fungsi individu secara optimal. Aktivitas atau kegiatan yang
dapat dilaksanakan antara lain sebagai berikut :
1) Melakukan program pendidikan di rumah sakit, misalnya perawat ibu hamil,
program melarang atau menghindari rokok, seminar ”mengurangi atau
mencegah stres” dll.
2) Program umum dan dasar yang dapat meningkatkan gaya hidup sehat,
misalnya melakukan senam aerobik, berenang atau program kebugaran.
3) Memberikan informasi tentang kesehatan, makanan yang sehat, olah raga
dan lingkungan yang sehat melalui liflet, mediamassa atau media elektronik.
4) Menyediakan pelayanan keperawatan yang dapat menjamin kesehatan ibu
hamil dan kelahiran bayinya dengan sehat.
5) Memantau tumbuh kembang bayi dan balita.

6) Memberikan imunisasi.

7) Melakukan pemeriksaan untuk medeteksi tekanan darah tinggi, kadar


kolesterol, dan kanker
8) Melakukan konseling mengenai pencegahan akibat kekurangan nutrisi dan
penghentian rokok.

5
Peran perawat dalam upaya peningkatan kesehatan meliputi hal-hal berikut :

1) Bertindak sebagai model peran dalam berperilaku serta bergaya hidup sehat.

2) Mengajarkan klien tentang strategi keperawatan dan usaha meningkatkan


kesehatan, misalnya dengan cara perbaikann gizi, pengendalian stres, usaha
untuk membina hubungan yang baik dengan sesama.
3) Memengaruhi klien untuk meningkatkan derajat kesehatannya.

4) Menunjukkan klien cara pemecahan masalah yang tepat dan mengambil


keputusan yang efektif.
5) Menguatkan perilaku peningkatan kesehatan pribadi dan keluarga.

3. Pemeliharaan Kesehatan (Health maintenance)

Kegiatan keperawatan dalam pemeliharaan kesehatan adalah kegiatan yang


membantu klien memelihara status kesehatan mereka.Perawat melakukan
aktivitas untuk membantu masyarakat mempertahankan status kesehatannya. Tiga
perkembangan pemeliharaan kesehatan :
1) Mencoba mengidentifikasi gejala penyakit kronis sebelum penderita
mengidapnya, misalnya melakukan pemeriksaan fisik secara teratur, untuk
usia di atas 35 tahun
2) Meningkatkan ketertarikan terhadap masalah kesehatan sehubungan dengan
perubahan struktur sosial masyarakat.
3) Ketertarikan pada faktor lingkungan sehubungan dengan penyebab penyakit
karena stres.

4. Pemulihan kesehatan (Health Restoration)

Pemulihan kesehatan berarti perawat membantu pasien meningkatkan


kesehatan setelah pasien memiliki masalah kesehatan atau penyakit.Kegiatan yang
dilakukan dalam perbaikan kesehatan meliputi hal-hal berikut :
1) Memberikan perawatan secara langsung pada individu yang sedang sakit,
misalnya dengan memberikan perawatan fisik.
2) Memberikan perawatan pada pasien yang mengalami gangguan kesehatan
mental.

3) Melakukan diagnostik dan pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit.

4) Merencanakan pengajaran dan rehabilitasi pada pasien-pasien tertentu,


misalnya pda pasien stroke, serangan jantung, artritis.
6
C. Persyaratan Pendirian Praktek Mandiri Perawat

1. Persyaratan Registrasi dan Re Registrasi

1) Persyaratan Registrasi

a. Memiliki ijazah pendidikan tinggi keperawatan

b. Memiliki sertifikat Kompetensi atau sertifikat Profesi;

c. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental ;

d. Memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi; dan

e. Membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi

2) Persyaratan Re Registrasi

a. Memiliki STR lama;

b. Memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi

c. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;

d. Membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi;

e. Telah mengabdikan diri sebagai tenaga profesi atau vokasi dibidangnya;


dan
f. Memenuhi kecukupan dalam kegiatan pelayanan, pendidikan, pelatihan,
dan/atau kegiatan ilmiah lainnya.
g. Rekomendasi Organisasi Profesi (Pedoman MTKI)

2. Persyaratan Izin Praktik Perawat

Persyaratan mendapatkan SIPP Praktik Keperawatan Mandiri:

1) Salinan STR yang masih berlaku

2) Rekomendasi dari Organisasi Profesi (PPNI); dan

3) Surat pernyataan memiliki tempat praktik

D. Wewenang Perawat Dalam Praktik Mandiri Perawat

Berikut ini wewenang perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan Mandiri:

1. Melakukan pengkajian Keperawatan secara holistik;

7
2. Menetapkan diagnosis Keperawatan sesuai Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia (SDKI)
3. Merencanakan tindakan Keperawatan;

4. Melaksanakan tindakan Keperawatan;

5. Mengevaluasi hasil tindakan Keperawatan;

6. Melakukan rujukan; melakukan rujukan di luar kasus kepada perawat dengan


kompetensi atau bidang keilmuan yang lebih tinggi;
7. Memberikan tindakan pada keadaan kegawatdaruratan sesuai dengan kompetensi;
dapat memberikan obat-obatan yang dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa dan
mencegah kecacatan Klien pada kondisi Emergensi
8. Melakukan penatalaksanaan keperawatankomplementer dan alternatif;

9. Melakukan penatalaksanaan pemberian obatkepada klien sesuai dengan resep


tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas;
10. Pelaksanakan tindakan medis atas pelimpahan wewenang secara tertulis;
11. Melakukan tindakan medis yang sesuai dengan kompetensinya atas pelimpahan

wewenang delegatif tenaga medis.


12. Melakukan tindakan medis dibawah pengawasan atas pelimpahan wewenang mandat

tenaga medis.
13. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan program pemerintah

Wewenang dalam penyelenggaraan Praktik Keperawatan Mandiri sesuai


dengan level kompetensi masing-masing.

E. Kewajiban Perawat Terkait Praktik Mandiri Perawat.


Perawat dalam penyelenggaraan Praktik Keperawatan Mandiri memiliki kewajiban
sebagai berikut:
1. Melengkapi sarana dan prasarana pelayanan keperawatan sesuai dengan standar
pelayanan keperawatan dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
2. Memberikan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan kode etik, standar Pelayanan
Keperawatan, standar profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan;
3. Merujuk Klien yang tidak dapat ditangani kepadaPerawat atau tenaga kesehatan lain

8
yang lebih tepat sesuai dengan lingkup dan tingkat kompetensinya;
4. Mendokumentasikan asuhan keperawatan sesuai dengan standar;

5. Memberikan informasi yang lengkap, jujur, benar, jelas, dan mudah dimengerti
mengenai tindakan keperawatan kepada Klien dan/atau keluarga sesuai dengan
batas kewenangannya;
6. Melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari tenaga kesehatan lain yang
sesuai dengan kompetensi Perawat
7. Melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah.

8. Perawat yang menjalankan Praktik Keperawatan Mandiri harus memasang papan


nama Praktik Keperawatan Mandiri

F. Hak Perawat Dalam Praktik Mandiri Perawat

Perawatan dalam penyelenggaraan Praktik Keperawatan Mandiri memiliki hak-hak


sebagai berikut :
1. Memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan
standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan;
2. Memperoleh informasi yang benar, jelas, dan jujur dari Klien dan/atau keluarganya.

3. Menerima imbalan jasa atas Pelayanan Keperawatan yang telah diberikan;

4. Menolak keinginan Klien atau pihak lain yang bertentangan dengan kode etik,
standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur operasional, atau ketentuan
Peraturan Perundang-undangan; dan
5. Mengelola penyelenggaraan dan fasilitas Praktik Keperawatan Mandiri sesuai
dengan level kompetensi masing-masing

G. Penyelenggaraan Praktik Mandiri Perawat.

Perawat Indonesia dan Perawat Indonesia Lulusan Luar Negeri terdiri dari:
1. Perawat vokasi: mulai dari lulusan Program Pendidikan Diploma III (D III)
Keperawatan, dengan pengalaman praktik sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun.
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
2. Perawat Profesi: Lulusan Pendidikan Profesi Ners dengan pengalaman praktik

9
sekurang- kurangnya 2 (dua) tahun dan lulusan Program Pendidikan Profesi Ners
Spesialis.
Jenis Praktik Keperawatan Mandiri :

1. Praktik Keperawatan Mandiri Perorangan

1) Penyelenggara Praktik Keperawatan Mandiri oleh seorang perawat, baik


perawat vokasi maupun profesi (ners atau ners spesialis).
2) Dapat melakukan pelayanan keperawatan generalis atau pelayanan keperawatan
spesialis
3) Pengelolaan pelayanan dilakukan secara individu.

2. Praktik Keperawatan Mandiri Berkelompok

1) Penyelenggaraan Praktik Keperawatan Mandiri oleh 2 (dua) orang perawat atau


lebih secara berkelompok dalam satu tempat atau lingkup pelayanan
2) Dapat terdiri dari beberapa perawat dengan kualifikasi dan lingkup pelayanan
yang sama atau berbeda, dan/atau terdiri beberapa perawat dengan pelayanan
keperawatan generalis yang dipimpin oleh perawat ners atau ners spesialis.
3) Membutuhkan pengelolaan manajemen pelayanan Praktik Keperawatan
Mandiri yang terorganisir sesuai dengan lingkup pelayanannya.

H. Mekanisme Praktik Keperawatan Mandiri

1. Praktik Perawat memulai Praktik dengan melakukan kontrak terapeutik dengan Klien

2. Selanjutnya perawat melakukan Asuhan Keperawatan sesuai dengan keahlian dan


kewenangan. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
3. Apabila membutuhkan Tindakan Medis, perawat melakukan Kolaborasi dengan
tenaga Medis atau tenaga kesehatan lain.
4. Merujuk Klien kepada Perawat dengan tingkat Kompetensi lebih tinggi atau kepada
tenaga medis atau kepada Fasilitas Pelayanan kesehatan yang sesuai
5. Dalam kondisi gawat darurat, untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah
kecacatan, perawat dapat melakukan tindakan gawat darurat sesuai dengan
Kompetensi yang dimiliki dan penyediaan obat-obat emergensi sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku diwilayah tempat Praktik mandiri
I. Tarif Pelayanan Praktik Keperawatan Mandiri

Tarif pelayanan di Praktik Keperawatan Mandiri adalah sebagian atau seluruh biaya
penyelenggaraan kegiatan pelayanan di Praktik Keperawatan Mandiri yang dibebankan
10
kepada Klien sebagai imbalan atas jasa pelayanan keperawatan yang diterimanya.Semua
kegiatan pelayanan dan kegiatan non pelayanan di Praktik Keperawatan Mandiri
dikenakan tarif layanan.
Besaran Tarif pelayanan di Praktik Keperawatan Mandiri ditentukan berdasarkan
kebijakan dan komponen yang diperhitungkan secara layak dan wajar, dengan
mempertimbangkan kontinuitas dan pengembangan layanan, daya beli masyarakat, asas
keadilan dan kepatutan dan kompetisi yang sehat. Tarif bagi klien yang pembayarannya
dijamin oleh pihak penjamin ditetapkan berdasarkan prinsip kesetaraan dan saling
menguntungkan dengan suatu ikatan perjanjian kerja sama secara tertulis. Perawat dapat
membebaskan sebagian atau seluruh tarif bagi klien/masyarakat yang tidak mampu
tanpa mengurangi kualitas pelayanan.
Tarif pelayanan untuk Praktik Keperawatan Mandiri meliputi komponen tarif jasa
sarana dan jasa pelayanan;
1. Komponen tarif jasa sarana untuk Praktik Keperawatan Mandiri merupakan
imbalan yang diterima atas pemakaian akomodasi, media komunikasi, bahan/alat
kesehatan dan non kesehatan, bahan/alat kesehatan habis pakai, obat-obatan,
yang digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan
memperhitungkan biaya investasi.
2. Komponen tarif jasa pelayanan untuk Praktik Keperawatan Mandiri merupakan
imbalan yang diterima atas jasa yang diberikan kepada pasien dalam rangka
pelayanan asuhan keperawatan, berupa jasa pemeriksaan, konsultasi atau
konseling, visit, tindakan keperawatan mandiri, tindakan pendelegasian dan
mandat.
Penentuan tarif pelayanan Praktik Keperawatan Mandiri selain memperhatikan
kebijakan yang telah disebutkan, penetapan juga ditetapkan berdasarkan pertimbangan
lingkup praktik dan bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan, mulai dengan
kategori tindakan dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks/canggih. Selain
itu pertimbangan klasifikasi pelayanan yang menggunakan fasilitas atau sarana yang
dikategorikan sederhana sampai dengan yang dikategorikan mewah (sophisticated).
Semua itu dapat dijadikan pertimbangan dalam memperhitungkan tarif yang layak.
J. Homecare

1. Jenis Pelayanan Keperawatan di Rumah

Jenis pelayanan keperawatan di rumah di bagi tiga kategori yaitu :

1) Keperawatan klien yang sakit di rumah merupakan jenis yang paling banyak

11
di laksanakan pada pelayanan keperawatan di rumah sesuai dengan alasan
kenapa perlu di rawat di rumah. Individu yang sakit memerlukan asuhan
keperawatan untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah tingkat keparahan
sehingga tidak perlu dirawat di rumah sakit.
2) Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada pomosi dan
prevensi. Pelayanannya mencakup mempersiapkan seorang ibu bagaimana
bayinya

setelah melahirkan, pemeriksaan berkala tumbuh kembang anak,


mengajarkan lansia beradaptasi terhadap proses menua, serta tentang diit
mereka.
3) Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada penyakit-
penyakit terminal misalnya kanker, penyakit-penyakit kronis seperti diabet,
stroke, hipertensi, masalah-masalah kejiwaan, dan asuhan pada anak.
2. Lingkup Praktik Keperawatan Di Rumah.

Lingkup praktik keperawatan mendiri meliputi asuhan keperawatan perinatal,


asuhan keperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak, asuhan keperawatan
dewasa, dan asuhan keperawatan maternitas, asuhan keperawatan jiwa
dilaksanakan sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.
Keperawatan yang dapat dilakukan dengan :
1) Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian bio-
psiko- sosio-spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung, melakukan
observasi, dan wawancara langsung, menentukan masalah keperawatan,
membuat perencanaan, dan melaksanakan tindakan keperawatan yang
memerlukan ketrampilan tertentu untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia
yang menyimpang, baik tindakan-tindakan keperawatan atau tindakan-
tindakan pelimpahan wewenang (terapi medis), memberikan penyuluhan dan
konseling kesehatan dan melakukan evaluasi.
2) Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada klien,
dokumentasi ini diperlukan sebagai pertanggungjawaban dan tanggung gugat
untuk perkara hukum dan sebagai bukti untuk jasa pelayanan keperawatan
yang diberikan.
3) Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan secara
berkelompok.
4) Sebagai pembela atau pendukung (advokat) klien dalam memenuhi
kebutuhan asuhan keperawatan klien di rumah dan bila diperlukan untuk
12
tindak lanjut kerumah sakit dan memastikan terapi yang klien dapatkan
sesuai dengan standart dan pembiayaan terhadap klien sesuai dengan
pelayanan atau asuhan yang diterima oleh klien.
5) Menentukan frekwensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah
dilakukan, mencakup berapa sering dan berapa lama kunjungan harus di
lakukan.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Praktek keperawatan mandiri adalah tindakan mandiri perawat profesional atau ners
melalui kerjasama yang bersifat kolaboratif baik dengan klien maupun tenaga kesehatan
lain dalam upaya memberikan asuhan keperawatan yang holistic sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan, termasuk praktik
keperawatan individu dan
berkelompok.Tujuan Praktik Keperawatan Mandiri
Tujuan praktik keperawatan sesuai yang dicanangkan WHO (1985) haru diupayakan
pada pencegahan primer, peningkatan kesehatan pasien, keluarga dan masyarakat,
perawatan diri, dan peningkatan kepercayaan diri. Sehingga tingkat kesehatan
diindonesia menjadi lebih baik jikalau keperawatan mandiri dilaksanakan secara baik
dan benar. Oleh karena itu sebenarnya keperawatan mandiri menjadi pendukung
meningkatnya pelayanan kesehatan yang perlu dilindungi oleh pemerintah.

B. Saran

1. Pemerintah seharusnya melindungi praktek keperawatan mandiri karena


mampu meningkatkan derajat kesehatan.
2. Praktek keperawatan mandiri seharusnya diberi pelatihan pelatihan supaya dapat
meningkatkan ketrampilan dan skill.

14
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, (1996). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan.Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta Bukit, E. (2008). Perawatan Kesehatan di Rumah. Repository Universitas
Sumatera Utara.
Medan

Bishop and Scudder. (2006). Etika keperawatan: Praktik asuhan holistik


(Helwiyah Ropi, Penerjemah). Jakarta: EGC.
Departemen Kesehatan RI. (2009) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Departemen Kesehatan RI. 2002. Pengembangan Model Praktek Pelayanan Mandiri
keperawatan. Pusgunakes. Jakarta
Departemen Kesehatan RI. (2014) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
38 Tahun 2014 tentang Keperawatan. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan Departemen Kesehatan, RI. 2007.
Home Care: Bukti Kemandirian Perawat. Makalah dipresentasikan pada
Seminar Nasional
Guwandi, J. (2004). Informed consent. Jakarta: Universitas Indonesia.
Kusnanto (2003), Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional,
Jakarta, EGC.
Nies,M. A. and Mc Ewen,M. (2001). Community Health Nursing, W. B. Saunders
Company, Philadelphia
Notoatmodjo. (2008). Sosiologi untuk kesehatan. Jakarta, Salemba medika.

Nursalam (2007), Manajemen Keperawatan, Aplikasi dan Praktik Keperawatan


Profesional, edisi ke 2, Jakarta Salemba Medika.
Tribowo, C. (2012). Home Care Konsep Kesehatan Masa Kini. Yogyakarta:
Nuha Medika. Zen. M. (2007). Home Care Peluang Profesi Keperawatan.
Poltekes Kemenkes. Malang.

15

Anda mungkin juga menyukai