Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN HASIL DISKUSI PROBLEM BASED LEARNING

“PRAKTIK MANDIRI PERAWAT”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Nilai-Nilai Dasar


Keperawatan BLOKPK 007
Dosen Pengampu : Sri Aminingsih, M.Kes

Disusun Oleh :

1. Radhit Satria Herlangga D3A2022.063


2. Rendy Damar Ramadhan D3A2022.065
3. Rivan Tito Saputra D3A2022.068
4. Tiara Putri Rahmayani D3A2022.078
5. Umi Hanif D3A2022.080
6. Yuni Nur Vita Sari D3A2022.086
7. Anggi Safitri Wahyuningtyas D3A2022.088

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI KOSALA


PROGAM STUDI D III KEPERAWATAN
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkah dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan Laporan
Hasil Diskusi Tugas Problem Based Learning (PBL) “Praktik Mandiri
Perawat”.Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menempuh pembelajaran BLOKPK 007 dalam Program DIII
Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Kosala.tugas ini
dapat kami selesaikan berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ratna Indriati M.Kes., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Panti Kosala
2. Sri Aminingsih, M.Kes., Sebagai Pembimbing Program Based
Learning BLOK PK 007
3. Bapak/Ibu dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Kosala
yang memberi bekal ilmu yang berguna.
4. Orang tua tercinta yang memberi dorongan motivasi baik moral
maupun spiritual.
Dalam penulisan Tugas Problem Based Learning (PBL) ini, mungkin
banyak kekurangan. Untuk itu, kami menerima kritik dan saran yang
membangun di masa yang akan datang. Semoga Tugas Problem Based
Learning (PBL) ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Sukoharjo , 15 April 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktik keperawatan mandiri merupakan tantangan yang harus
disikapi oleh profesi keperawatan. Pada awalnya keperawatan tidak
mempunyai cara untuk mengontrol praktiknya sendiri, keperawatan
seolaholah bukan suatu profesi mandiri yang didasari ilmu pengetahuan
keperawatan. Catatan sejarah menyatakan bahwa pelaksanaan praktik
keperawatan hanya terbatas pada pemberian obat-obatan dan
pemasangan alat kesehatan. Situasi ini berlanjut hingga dalam praktiknya
perawat hanya melaksanakan tugas dan pekerjaan berdasarkan instruksi
dokter. Seluruh tugas-tugas keperawatan dibebankan kepada perawat
sebagai pelaksana tugas rutinitas (Manurung, 2011).

Seiring dengan berjalannya waktu, profesi keperawatan terus


tumbuh dan berkembang. Profesi keperawatan mulai menata diri.
Pandangan dan kenyakinan tentang keperawatan sebagai suatu profesi
mengakibatkan bergesernya paradigma tentang pelaksanaan praktik
keperawatan. Praktik keperawatan yang sebelumnya semata-mata
menekankan pada tindakan prosedural dan bagian dari pelayanan medis
berubah menjadi asuhan yang menekankan metode ilmiah berlandaskan
keilmuan yang kokoh serta bersifat mandiri (Arni, Hasriyanti & Suarnianti,
2014). Pemberian asuhan keperawatan sebagai bagian dari pelayanan
kesehatan secara keseluruhan dituntut untuk menyediakan pelayanan
kesehatan yang didasarakan pada kaedah-kaedah suatu profesi
(Manurung, 2011).

Sebagai profesi, pemberian asuhan keperawatan yang diberikan


oleh perawat didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan
pada klien baik sehat maupun sakit. Pelayanan Keperawatan yang
diberikan adalah pelayanan komprehensif yang meliputi aspek bio, psiko,
sosio, dan spiritual. Keperawatan sebagai profesi dalam menjalankan
praktiknya memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat yang
berlandaskan pada standar praktik professional dan standar kinerja
profesional. Standar praktik ini bertujuan agar perawat dapat memberikan
asuhan keperawatan yang aman, efektif dan etis. Praktik keperawatan
merupakan pelayanan yang diselenggarakan oleh perawat dalam bentuk
asuhan keperawatan. Perawat dapat memberikan asuhan keperawatan
baik di tempat praktik mandiri maupun di fasilitas pelayanan kesehatan
seperti rumah sakit, puskesmas atau klinik kesehatan. Saat ini masih
sedikit perawat yang memberikan pelayanan keperawatan di tempat
praktik mandiri. Padahal melalui praktik mandiri, perawat lebih memiliki
kesempatan untuk dapat menunjukan sisi profesionalisme di masyarakat.

Penerbitan Undang-undang Keperawatan nomor 38 tahun 2014


yang diperkuat dengan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 26 tahun
2019 telah memberikan kepastian hukum bahwa perawat diperkenankan
untuk mendirikan tempat praktik keperawatan mandiri baik perorang
maupun berkelompok. Rendahnya kemampuan berupa pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku profesional yang harus dikuasai dan dimiliki
oleh perawat untuk melakukan praktik keperawatan mandiri merupakan
faktor yang tidak dapat disangkal. Bentuk pelayanan yang diberikan di
tatanan praktik keperawatan mandiri merupakan masalah klasik yang
terus terjadi sampai saat ini (Samino & Yanti, 2015).

Kebiasaan melakukan praktik pengobatan secara mandiri tanpa


pelimpahan wewenang secara mandat dan delegatif dari profesi
kedokteran dianggap hal yang biasa. Masih terdapat perawat yang
melakukan praktik kedokteran. Kondisi ini diperburuk dengan masih
rendahnya pengetahuan masyarakat tentang bentuk praktik keperawatan
mandiri yang dimanfaatkan oleh sebagian oknum perawat. Organisasi
profesi keperawatan telah memberikan arahan mengenai bentuk
pelayanaan keperawatan yang dapat diberikan kepada masyarakat di
praktik keperawatan mandiri. Praktik keperawatan mandiri memiliki
lingkup area yaitu pelayanan asuhan keperawatan, pengembangan,
pengkajian dan pelayanan kesehatan, pelayanan konsultasi, dan
pemberian informasi kesehatan (ICN, 2012). Sedangkan menurut The
College of Registered Psychiatric Nurses of British Columbia menjelaskan
bahwa perawat dalam membuka praktik keperawatan mandiri memiliki
cakupan domain sebagai praktisi klinik pemberi asuhan keperawatan,
memberikan edukasi dan penyuluhan, melakukan penelitian dalam
pengembangan praktik dan melakukan administrasi pelayanan praktik.

Undang-undang Republik Indonesia nomor 38 tahun 2014 tentang


Keperawatan, menjelaskan wewenang perawat dalam menjalankan
praktik keperawatan mandiri. Wewenang perawat tersebut yaitu
melakukan proses keperawatan secara holistik, memberikan tindakan
pada keadaan gawat darurat sesuai dengan kompetensinya, melakukan
rujukan, memberikan konsultasi keperawatan, melakukan penyuluhan
kesehatan dan konseling, serta melakukan penatalaksanaan pemberian
obat kepada klien sesuai dengan resep dokter. Selain itu untuk upaya
kesehatan masyarakat, perawat berwenang merencanakan tindakan
perawatan kesehatan masyarakat, membantu penemuan kasus penyakit,
melakukan pemberdayaan masyarakat, dan melaksanakan advokasi
dalam perawatan kesehatan masyarakat (PMK RI Nomor 26, 2019).

Perawat dapat memberikan pelayanan asuhan keperawatan


dalam praktik mandiri dengan melakukan upaya kesehatan perorangan
dan upaya kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan mandiri pada
hakikatnya memberikan perawat untuk lebih menunjukkan sisi
profesionalisme dan mensejajarkan diri dengan profesi lain (kedokteran).
Pada praktik mandiri, perawat relatif lebih independen dalam melakukan
kegiatan pelayanan (otonomi). Hal ini merupakan karakteristik yang
penting bagi sebuah profesi (Black, 2017). Perawat secara legal dapat
menjalankan praktik mandiri berdasarkan kebijakan dan peraturan yang
diterbitkan oleh organisasi profesi dan Pemerintah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan praktik mandiri perawat ?
2. Apa saja syarat melakukan praktik mandiri perawat ?
3. Apa saja kompetensi dasar yang boleh dilakukan dalam praktik
mandiri perawat ?
4. Apa saja persiapan yang harus dipenuhi agar dapat melakukan
praktik mandiri perawat ?
5. Apa saja sanksi jika membuka praktik mandiri illegal atau praktik
illegal ?
6. Apa pengertian dari STR ?
7. Apa pengertian dari Surat Ijin Kerja (SIK)
8. Apa pengertian dari UKOM ?
9. Apa saja prosedur pengurusan Surat Tanda Registrasi (STR) ?
10. Apa saja pengurusan prosedur Surat Ijin Kerja (SIK) ?
11. Bagaimana cara memperpanjang STR ?
12. Apa saja syarat untuk memperpanjang SIPP ?
13. Apa syarat untuk mendapatkan STR ?
14. Apa syarat untuk mendapatkan SIP ?
15. Bagaimana cara untuk mendapatkan SIPP ?
16. Apa saja prosedur ijin praktik mandiri perawat ?
17. Apakah fresh graduate bisa melakukan praktik mandiri ?
18. Apa hukumnya memberikan pertolongan pengobatan tetapi belom
legal ?
19. Bagaimana cara praktik mandiri perawat dan persiapan apa yang
harus dilakukan agar nisa praktik secara mandiri ?
20. Apa saja persyaratan untuk mendapatkan STR ?
21. Apa saja syarat mendaftar UKOM ?
22. Apa saja perbedaan UKOM D3 dan S1 ?
23. Apa saja alat yang harus disiapkan untuk membuka praktik mandiri
perawat ?
24. Apa saja landasan hukum/ perundangan yang berhubungan dengan
praktik mandiri ?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian dari Surat Tanda Registrasi
(STR)
2. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian dari Surat Ijin Kerja (SIK)
3. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian Uji Kompetensi (UKOM)
4. Mahasiswa dapat menjelaskan prosedur pengurusan Surat Tanda
Registrasi (STR)
5. Mahasiswa dapat menyebutkan prosedur pengurusan Surat Ijin Kerja
(SIK)
6. Mahasiswa dapat menyebutkan landasan hukum /perundangan yang
berhubungan dengan praktik keperawatan
7. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian praktik mandiri perawat
8. Mahasiswa dapat menyebutkan syarat-syarat dalam melakukan
praktik mandiri perawat
9. Mahasiswa dapat menyebutkan persiapan yang harus dilakukan
dalam melakukan praktik mandiri perawat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Learning Outcomes (LO)


Umum
Setelah menyelesaikan mata ajaran ini peserta didik diharapkan :
1. Menguasai konsep dasar praktik keperawatan professional
2. Menguasai peran legal praktik perawat
3. Menguasai sistem Pendidikan keperawatan
4. Menguasai standar praktik profesi keperawatan
5. Menguasai sistem kredensialing keperawatan

Khusus

1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian dari Surat Tanda Registrasi


(STR)
2. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian dari Surat Ijin Kerja (SIK)
3. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian Uji Kompetensi (UKOM)
4. Mahasiswa dapat menjelaskan prosedur pengurusan Surat Tanda
Registrasi (STR)
5. Mahasiswa dapat menyebutkan prosedur pengurusan Surat Ijin Kerja
(SIK)
6. Mahasiswa dapat menyebutkan landasan hukum /perundangan yang
berhubungan dengan praktik keperawatan

B. Latar Belakang Masalah

“PRAKTIK MANDIRI PERAWAT”

Bpk. Rohmad adalah salah satu perawat di Rumah Sakit swasta di


Surakarta. Masa kerja Bpk Rohmad kurang lebih 5 tahun dan sudah
memilki STR dan SIP. Didesanya Bpk Rohmad menjadi tempat pertama
apabila ada orang yang sakit untuk minta pengobatan. Oleh karena itu
ada keinginan untuk praktik mandiri perawat. Sampai detik ini Bpk
Rohmad belom tahu bagaimana caranya praktik mandiri perawat dan
persiapan yang harus dilakukan agar bisa praktk secara mandiri.
C. Proses Diskusi
1. Kata-kata sulit/ Key word
-
2. Tuliskan Pokok Permasalahan
a. Pokok permasalahan 1
Bpk. Rohmad adalah salah satu perawat di Rumah Sakit swasta di
Surakarta. Masa kerja Bpk Rohmad kurang lebih 5 tahun dan
sudah memilki STR dan SIP
b. Pokok permasalahn 2
Didesanya Bpk Rohmad menjadi tempat pertama apabila ada
orang yang sakit untuk minta pengobatan. Oleh karena itu ada
keinginan untuk praktik mandiri perawat
c. Pokok permasalahan
Sampai detik ini Bpk Rohmad belom tahu bagaimana caranya
praktik mandiri perawat dan persiapan yang harus dilakukan agar
bisa praktk secara mandiri.

3. Pertanyaan terkait dengan masalah yang belum diketahui.


Gunakan prinsip pertanyaan 5W+1H
a. Pokok permasalahan 1
1) Apa yang dimaksud dengan praktik mandiri perawat ?
2) Apa saja syarat melakukan praktik mandiri perawat ?
3) Apa saja kompetensi dasar yang boleh dilakukan dalam
praktik mandiri perawat ?
4) Apa saja persiapan yang harus dipenuhi agar dapat
melakukan praktik mandiri perawat ?
5) Apa saja sanksi jika membuka praktik mandiri illegal atau
praktik illegal ?
6) Apa pengertian dari STR ?
7) Apa pengertian dari Surat Ijin Kerja (SIK)
8) Apa pengertian dari UKOM ?
9) Apa saja prosedur pengurusan Surat Tanda Registrasi
(STR) ?
10) Apa saja pengurusan prosedur Surat Ijin Kerja (SIK) ?
11) Bagaimana cara memperpanjang STR ?
12) Apa saja syarat untuk memperpanjang SIP ?
13) Apa syarat untuk mendapatkan STR ?
14) Apa syarat untuk mendapatkan SIP ?
15) Bagaimana cara untuk mendapatkan SIPP ?
b. Pokok permasalahan 2
16) Apa saja prosedur ijin praktik mandiri perawat ?
17) Apakah fresh graduate bisa melakukan praktik mandiri ?
18) Apa hukumnya memberikan pertolongan pengobatan tetapi
belom legal ?

c. Pokok permasalahan 3
19) Bagaimana cara praktik mandiri perawat dan persiapan apa
yang harus dilakukan agar nisa praktik secara mandiri ?
20) Apa saja persyaratan untuk mendapatkan STR ?
21) Apa saja syarat mendaftar UKOM ?
22) Apa saja perbedaan UKOM D3 dan S1 ?
23) Apa saja alat yang harus disiapkan untuk membuka praktik
mandiri perawat ?
24) Apa saja landasan hukum/ perundangan yang berhubungan
dengan praktik mandiri ?

4. Jawaban Sementara Penyebab Masalah Muncul


a. Pokok permasalahan 1
(Anggi Safitri W D3A2022.088) 1-3
1) Apa yang dimaksud dengan praktik mandiri perawat ?
Jawaban sementara : melakukan praktik sendiri ditempat yang
sudah disepakati
2) Apa saja syarat melakukan praktik mandiri perawat ?
Jawaban sementara : mempunyai STR,UKOM dan SIPP
3) Apa saja kompetensi dasar yang boleh dilakukan dalam
praktik mandiri perawat ?
Jawaban sementara : -
(Tiara Putri Rahmayani D3A2022.078) 4-6

4) Apa saja persiapan yang harus dipenuhi agar dapat


melakukan praktik mandiri perawat ?
Jawaban sementara :-
5) Apa saja sanksi jika membuka praktik mandiri illegal atau
praktik illegal ?
Jawaban sementara :-
6) Apa pengertian dari STR ?
Jawaban sementara : Surat Tanda Registrasi
(Yuni Nur Vita D3A2022.086) 7-9
7) Apa pengertian dari Surat Ijin Kerja (SIK)
Jawaban sementara : Surat Izin Kerja
8) Apa pengertian dari UKOM ?
Jawaban sementara : Uji Kompetensi untuk syarat mendapat
kan STR dan syarat Lulus
9) Apa saja prosedur pengurusan Surat Tanda Registrasi
(STR) ?
Jawaban sementara : -
(Rivan Tito Saputra D3A2022.068) 10-13
10) Apa saja pengurusan prosedur Surat Ijin Kerja (SIK) ?
Jawaban sementara : -
11) Bagaimana cara memperpanjang STR ?
Jawaban sementara : membawa syarat untuk memperpanjang
seperti STR lama dan lain2 lalu di urus di konsil
12) Apa saja syarat untuk memperpanjang SIPP ?
Jawaban sementara : -
13) Apa syarat untuk mendapatkan STR ?
Jawaban sementara : harus melakukan UKOM baru akan
mendapatkan STR
(Umi hanif D3A2022.080) 14-16
14) Apa syarat untuk mendapatkan SIP ?
Jawaban sementara : -
15) Bagaimana cara untuk mendapatkan SIPP ?
Jawaban sementara : -
b. Pokok permasalahan 2
16) Apa saja prosedur ijin praktik mandiri perawat ?
Jawaban sementara : -
(Rendy Damar Ramadhan D3A2022.065) 17-20
17) Apakah fresh graduate bisa melakukan praktik mandiri ?
Jawaban sementara : bisa hanya saja kompetensi dalam
praktik dibatasi
18) Apa hukumnya memberikan pertolongan pengobatan tetapi
belom legal ?
Jawaban sementara : -
c. Pokok permasalahan
19) Bagaimana cara praktik mandiri perawat dan persiapan apa
yang harus dilakukan agar nisa praktik secara mandiri ?
Jawaban sementara : -
20) Apa saja persyaratan untuk mendapatkan STR ?
Jawaban sementara : harus menyelesaikan UKOM
(Radhit Satria Herlangga D3A2022.063) 21-23
21) Apa saja syarat mendaftar UKOM ?
Jawaban sementara : -
22) Apa saja perbedaan UKOM D3 dan S1 ?
Jawaban sementara : -
23) Apa saja alat yang harus disiapkan untuk membuka praktik
mandiri perawat ?
Jawaban sementara : -
(Rivan Tito Saputra D3A2022.068)
24) Apa saja landasan hukum/ perundangan yang berhubungan
dengan praktik mandiri ?
Jawaban sementara : -

5. Tujuan Pembelajaran yang Aakan Dicapai Oleh Kelompok


(Kognitif dan Psikomotor)
a. Kognitif
1) Mahasiswa mampu menguasai dan mengidentifikasi Praktik
Mandiri Perawat
2) Mahasiswa mampu menguasai dan memahami hal-hal
berkaitan tentang praktik mandiri perawat dalam etika dan
profesi keperawatan
3) Mahasiswa dapat menguasai sistem Pendidikan keperawatan
b. Psikomotor
1) Mahasiswa dapat menyebutkan dan mengidentifikasi hal-hal
yang harus disiapkan dalam melakukan praktik mandiri

6. Jawaban Pustaka Sesuai dengan Hasil Penelusuran Pustaka/


Bertanya ke Pakar
a. Pokok permasalahan 1
1) Apa yang dimaksud dengan praktik mandiri perawat ? (Anggi
Safitri D3A2022.088)
Jawaban pustaka : Praktik Mandiri Perawat adalah tindakan
mandiri perawat profesional melalui kerjasama berbentuk
kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam
memberikan asuhan keperawatan atau sesuai dengan
lingkungan wewenang dan tanggung jawabnya (Nursalam,
2002).
2) Apa saja syarat melakukan praktik mandiri perawat ? (Anggi
Safitri D3A2022.088)
Jawaban pustaka :
a) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemohon yang
masih berlaku
b) Surat pernyataan domisili bermaterai Rp10.000,- yang
disahkan oleh desa setempat (bagi yang alamat KTP tidak
sesual dengan alamat tempat tinggal)
c) Fotokopi STR yang masih berlaku dan dilegalisasi
d) Surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki
Surat Izn Praktik
e) Surat pernyataan memiliki tempat praktik mandiri atau
surat keterangan dari pimpinan fasilitas pelayanan
kesehatan tempat perawat berpraktik
f) Rekomendasi dari organisasi profesi setempat
g) Denah lokasi dan denah bangunan (bagi Praktik Mandiri
Perawat).
h) Softcopy pasfoto berwarna terbaru ukuran 4X6 cm (dalam
format ipeg)
i) Sertifikat izin lama bagi pemohon perubahan/
perpanjangan izin
j) Data tanda pendukung lainnya bagi perubahan/
perpanjangan izin
Profesi keperawatan dituntut untuk mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta senantiasa
meningkatkan mutu pelayanannya melalui pendidikan dan
pelatihan khusus yang diselenggarakan oleh asosiasi profesi,
pemerintah daerah, atau pemerintah dalam praktik
keperawatan (De Bortoli Cassiani et al.,2020; Huynh, Annie P
& Haddad, 2022).
Pembahasan di atas menyatakan bahwa perawat yang
memenuhi syarat dalam pendidikan keperawatan berhak
mendirikan praktik keperawatan mandiri, sebagaimana
dijelaskan dalam Pasal 37 (Kemenkes, 2019):
a) Perawat yang menyelenggarakan Praktik Keperawatan
mandiri memiliki wewenang:
(1) Menyelenggarakan Asuhan Keperawatan di bidang
upaya kesehatan perorangan
(2) Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling bagi
Klien
(3) Melaksanakan tugas berdasarkan pelimpahan
wewenang.
(4) Penyelenggaraan Praktik Keperawatan mandiri
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
sesuai dengan standar dan kode etik.
(5) Praktik Keperawatan mandiri sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan di tempat praktik mandiri
perawat.
(6) Dalam memberikan Asuhan Keperawatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
Perawat dapat melakukan penatalaksanaan
Keperawatan komplementer dan alternatif sesuai
dengan kompetensi.
(7) Pelaksanaan kewenangan Keperawatan
komplementer dan alternatif pada Fasilitas Pelayanan
Kesehatan berupa tempat praktik mandiri Perawat
mengikuti ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 22 ayat (1) sampai dengan ayat (5) kecuali ayat
(4).
(8) Pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan
wewenang dalam penyelenggaraan Praktik
Keperawatan secara mandiri di tempat praktik mandiri
Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
dilakukan berdasarkan permintaan dokter secara
tertulis.
(9) Penyelenggaraan praktik keperawatan secara mandiri
di tempat praktik mandiri, harus memenuhi
persyaratan meliputi persyaratan lokasi, bangunan,
prasarana, peralatan, serta obat dan bahan habis
pakai, selain ketentuan persyaratan memperoleh
SIPP (Asmadi, 2008; Manurung et al., 2021). Selain
itu persyaratan lokasi harus berada pada lokasi yang
mudah untuk akses rujukan dan memperhatikan
aspek kesehatan lingkungan. Adapun bangunan
praktik mandiri keperawatan juga diatur pada BAB IV
pasal 40 yaitu sebagai berikut (Kemenkes, 2019):
(a) Bangunan untuk tempat praktik mandiri Perawat
dapat berupa rumah tinggal, bagian dari rumah,
bagian dari kantor/tempat kerja, mal, atau bagian
(b) Bagian dari gedung sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat berupa apartemen, rumah toko,
rumah susun, mal, atau bangunan lain yang
sejenis
(c) Bangunan untuk tempat praktik mandiri Perawat
harus bersifat permanen dan tidak bergabung fisik
bangunan lainnya.
(d) Ketentuan tidak bergabung fisik bangunan lainnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak
termasuk rumah tinggal perorangan, apartemen,
rumah toko, rumah kantor, rumah susun, dan
bangunan yang sejenis.
(e) Dalam hal praktik mandiri berada di rumah tinggal
perorangan, akses pintu keluar masuk tempat
praktik harus terpisah dari tempat tinggal
perorangan.
(f) Bangunan praktik mandiri Perawat
sebagaimanadimaksud pada ayat (1) harus
memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan,
dan kemudahan dalam pemberian pelayanan
serta perlindungan.
(g) keselamatan dan kesehatan bagi semua orang
termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan
orang keamanan, kenyamanan, dan kemudahan
dalam pemberian pelayanan serta perlindungan
keselamatan dan kesehatan bagi semua orang
termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan
orang usia lanjut.
3) Apa saja kompetensi dasar yang boleh dilakukan dalam
praktik mandiri perawat ? (Anggi Safitri D3A2022.088)
Kemampuan yang harus dimiliki perawat profesional:
a) Mampu memberikan pelayanan keperawatan kepada
pasien didasari dengan pengetahuan yang dimiliki.
b) Memiliki penyediaan faktor emosional dalam diri orang
sakit dan kemampuan bergaul dengan pasien secara
obyektif dan simpatik.
Kompetensi Inti Perawat
• Melakukan pengkajian keperawatan seacara holistik.
• menetapkan diagnosa keperawatan.
• merencanakan tindakan keperawatan.
• melaksanakan tindakan keperawatan.
• mengevaluasi tindakan keperawatan.
• Melakukan rujukan.
• Memberi tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai
dengan kompetensi
Kompetensi adalah suatu kemampuan atau kecakapan yang
dimiliki oleh seseorang dalam melaksanak suatu pekerjaan
atau tugas pada bidang tertentu, sesuai dengan profesi yang
disandangnya. Perawat merupakan sebuah profesi yang
bekerja dalam bidang kesehatan yang memiliki kompetensi
sendiri yakni mampu memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien/klien baik sakit maupun sehat pada individu,
keluarga dan masyarakat.
Sebagai sebuah profesi dibidang kesehatan, maka kebijakan
keperawatan dibawah naungan kementerian kesehatan. Baru-
baru ini Kemenkes baru saja mengeluarkan aturan KMK
NOMOR HK.01/07/MENKES/425/2020 tentang Standar
Profesi Perawat. Aturan ini disesuaikan dengan amanah UU
No. 38/2014 tentang keperawatan dan aturan lainnya yang
terkait. Dalam aturan tersebut dijelaskan bahwa Kompetensi
perawat mencakup pengetahuan, sikan dan keterampilan (soft
dan hard skill). Kompetensi perawat terdiri dari 5 area
kompetensi, yakni:
1. Praktik berdasarkan etik, legal, dan peka budaya
2. Praktik keperawatan profesional
3. Kepemimpinan dan manajemen
4. Pendidikan dan penelitian
5. Pengembangan kualitas personal dan profesional

4) Apa saja persiapan yang harus dipenuhi agar dapat


melakukan praktik mandiri perawat ? (Tiara Putri
D3A2022.078)
Undang-Undang No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
membuka jalan bagi para perawat untuk membuka praktik
keperawatan mandiri. ini dijelaskan dalam Bab IV yang
mengatur Registrasi, Izin Praktik dan Registrasi Ulang. Meski
begitu, rincian tentang apa saja yang dibutuhkan untuk
membuka praktik mandiri baru terbit pada tahun 2019, melalui
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Peraturan Pelaksanaan
UU Keperawatan.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) kemudian
menerbitkan pedoman praktik keperawatan mandiri pada Juli
2022 untuk menjelaskan apa saja yang menjadi syarat dan
dibutuhkan bagi seorang perawat untuk membuka praktik
mandiri.
Ada tujuh kategori alat dan benda yang harus disiapkan. Yakni
alat tenun, alat keperawatan, alat tulis kantor, alat pencatatan
dan pelaporan, alat rumah tangga, alat sekali pakai serta alat
emergency (sirkulasi, trauma set, dan breathing). Dan ini juga
yang harus dipersiapkan
a) Kualifikasi pendidikan minimal Profesi Ners. Vokasi bisa
membuka praktik keperawatan mandiri jika disuatu
daerah tersebut belum memiliki kualifikasi perawat ners.
b) Surat Izin Praktik Perawat (SIPP) dikeluarkan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota tempat praktik
keperawatan mandiri. Setiap perawat berhak
mendapatkan paling banyak 2 SIPP yang dapat
digunakan di Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit atau
praktik mandiri.

5) Apa saja sanksi jika membuka praktik mandiri illegal atau


praktik illegal ? (Tiara Putri D3A2022.078)
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan, Pasal 86 ayat:
a) setiap tenaga kesehatan yang menjalankan praktik tanpa
memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat
(1) dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp.
100.000.000.00 (seratus juta rupiah).
b) setiap tenaga kesehatan warga negara asing yang dengan
sengaja memberikan palayanan kesehatan tapa memiliki
SIP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1)
dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp.
100.000.000.00 (seratus juta rupiah).
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan, Pasal 46 ayat (1): setiap tenaga kesehatan yang
menjalankan praktik di bidang pelayanan kesehatan wajib
memiliki izin. Sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum
sebagaimana diatur dalam Pasal 85 dan Pasal 86 Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan,
maka dapat dipahami bentuk-bentuk perbuatan yang dapat
dikenakan pidana denda apabila dilakukan oleh tenaga
kesehatan yaitu:
a) Setiap tenaga kesehatan yang dengan sengaja
menjalankan praktik tanpa memiliki STR (Surat Tanda
Registrasi);
b) Tenaga kesehatan warga negara asing yang dengan
sengaja memberikan pelayanan kesehatan tanpa memiliki
STR sementara dan SIP
c) Tenaga kesehatan yang menjalankan praktik tanpa
memiliki izin
d) Tenaga kesehatan warga negara asing yang dengan
sengaja memberikan pelayanan kesehatan tanpa memiliki
SIP.
6) Apa pengertian dari STR ? (Tiara Putri D3A2022.078)
Jawaban pustaka : Bagi tenaga medis, memiliki STR adalah
wajib. STR atau Surat Tanda Registrasi merupakan sebuah
lisensi bagi seorang tenaga medis untuk melayani pasien
dalam perawatan. Jadi, tanpa STR seorang tenaga medis
tidak diperbolehkan melakukan tindakan medis kepada pasien.
Seperti halnya SIM, STR juga didapatkan melalui tes.
Namanya UKOM atau Ujian Kompetensi. Untuk D3
Keperawatan UKOM dilaksanakan selepas wisuda, atau
setidaknya setelah lulus. Sedangkan untuk lulusan S1, UKOM
dilaksanakan setelah menempuh pendidikan Ners/profesi.
Maka dari itu, lulusan S1 saja tidak bisa memiliki STR karena
tidak ikut UKOM. Kecuali jika sudah pernah sekolah D3
Keperawatan.
7) Apa pengertian dari Surat Ijin Kerja (SIK)? (Yuni Nur Vita
D3A2022.086)
Jawaban pustaka :Dokumen izin kerja yang mengacu pada
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) untuk memastikan bahwa pekerjaan dilakukan dengan
aman dan efisien
8) Apa pengertian dari UKOM ? (Yuni Nur Vita D3A2022.086)
Jawaban pustaka : Sertifikasi kompetensi adalah proses
pemberian sertifikat yang dilakukan secara sistematis dan
obyektif melalui asesmen kompetensi yang mengacu kepada
standar kompetensi kerja nasional, standar internasional,
dan/atau standar khusus lainnya. Pelaksanaan asesmen
kompetensi telah diatur pemerintah Indonesia melalui
Peraturan Pemerintah (PP) No. 10 Tahun 2018 yang
menugaskan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)
sebagai lembaga yang bertugas untuk memastikan
pengembangan kompetensi di Indonesia. Berdasarkan
kebijakan tersebut, BNSP merupakan lembaga yang sah dan
berwenang untuk menerbitkan sertifikasi kompetensi. Sertifikat
kompetensi yang diterbitkan oleh BNSP sesuai dengan hasil
uji sertifikasi yang diselenggarakan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi (LSP) terlisensi.
Kompetensi merupakan kemampuan kerja seseorang yang
meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
sesuai dengan standar yang ditetapkan. Sementara profesi
merupakan bidang pekerjaan yang membutuhkan sekumpulan
kompetensi tertentu yang diakui di masyarakat.
9) Apa saja prosedur pengurusan Surat Tanda Registrasi
(STR) ? (Yuni Nur Vita D3A2022.086)
Jawaban pustaka : Surat Tanda Registrasi (STR) Psikolog
Klinis adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Tenaga
Kesehatan Indonesia kepada Psikolog Klinis yang telah
memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Alur pengajuan STR Psikolog Klinis adalah sebagai berikut :
• Pemohon meminta surat keterangan jenjang kompetensi
• Pemohon meminta surat keterangan sehat maksimal 3
bulan dari tanggal periksa dari dokter yang memiliki surat
izin praktik.
• Pemohon mengisi data dan persyaratan di STR Online.
• Pemohon unggah berkas di STR Online yaitu sebagai
berikut :
• Ijazah pendidikan profesi terakhir.
• Sertifikat kompetensi (Sertifikat Pengukuhan Psikolog
Klinis dari IPK Indonesia) atau hasil uji kompetensi.
• Pas foto resmi dengan latar belakang merah.
• Surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki surat izin
praktik maksimal berlaku 3 bulan dari tanggal diterbitkan.
• Sertifikat sumpah profesi Psikolog Klinis.
• Surat Patuh pada Etika Profesi (SPEP) dari Formulir C2
SIMAK yang sudah ditandatangani di atas meterai.
• .Petugas Konsil Psikologi Klinis akan melakukan validasi
permohonan.
• Pemohon melakukan pembayaran simponi dengan kode
billing tertentu yang dibuat oleh sistem di menu Cek Status
STR Online.
• Pemohon melakukan pencetakan eSTR mandiri di menu
Status STR.
10) Apa saja pengurusan prosedur Surat Ijin Kerja (SIK) ?(Rivan
Tito Saputra D3A2022.068)
Jawaban pustaka : menurut FKUI Tenaga kesehatan yang
telah memiliki STR dapat melakukan aktivitas pelayanan
kesehatan. STR dapat diperoleh jika setiap tenaga kesehatan
telah memiliki ijazah dan sertifikat uji kompetensi yang
diberikan kepada peserta didik setelah dinyatakan lulus ujian
program pendidikan dan uji kompetensi. Ijazah diterbitkan oleh
perguruan tinggi peserta didik dan sertifikat uji kompetensi
yang diterbitkan oleh DIKTI.
Uji Kompetensi> lengkapi syarat Adm (ijazah,surat
sehat,fc ktp dll)>Ukom lulus syrat Adm dikirim ke
MTKP/Konsil>Serkom (akademik) dan mengurus STR

Untuk pendaftaran STR ,berikut prosedurnya


 Masuk ke laman http://ktki.kemkes.go.id lewat browser.
 Pilih menu Registrasi yang ada pada halaman awal.
 Anda akan diminta memasukkan PIN, jika belum punya
pilih menu Belum Punya PIN.
 Selanjutnya sistem akan meminta Anda mengisi data
alamat email, nomor KTP, dan captcha. Selanjutnya
pilih menu Daftar.
 Jika data yang Anda masukkan valid, secara otomatis
kolom akan terisi dan Anda tinggal memberi ceklis
pada kolom sehingga pendaftaran bisa dilanjutkan.
 Catat PIN yang ada di bawah untuk masuk ke akun
Anda.
 Selanjutnya pilih menu Registrasi Baru jika Anda
sebelumnya belum memiliki akun.
 Pilih menu Lulusan Diatas Tahun 2013 jika Anda lulus
kuliah setelah tahun tersebut.
 Kemudian Anda harus mengisi data yang meliputi
Perguruan Tinggi, Program Studi, dan Nomor Induk
Mahasiswa. Jika data Anda tak ditemukan, Anda harus
menghubungi pihak institusi Perguruan Tinggi agar
data bisa dilengkapi.
 Setelah semua data benar, pilih Konfirmasi Data ke
Kemenristekdikti. Beri ceklis pada kolom yang telah
disediakan lalu klik Mulai.
 Pada Step 1 Anda diminta mengunggah dokumen
yakni pas foto, KTP, Ijazah, No Sertifikat Kompetensi,
Surat Sehat, Sumpah Profesi, Surat Pernyataan Patuh
pada Etika Profesi.
 Lanjut ke Step 2, Anda harus mengisi data Info
Administrasi berupa Jenis Tempat Kerja, Status
Tempat Kerja, Nama Tempat Kerja, Alamat Tempat
Kerja, Provinsi Tempat Kerja, Kabupaten Tempat
Kerja, dan Telepon Kantor. Jika Anda belum bekerja,
Anda bisa mengosongkan kolom-kolom tersebut.
 Selanjutnya di Step 3 Anda diminta mengisi data Uji
Kompetensi berupa Nomor Sertifikat Kompetensi,
Tanggal Sertifikat Kompetensi, Tempat Uji Kompetensi,
Tanggal Uji Kompetensi. Setelah semua telah terisi klik
Selesai.
 Akan muncul pemberitahuan bahwa pendaftaran Anda
sukses. Selanjutnya, data yang Anda isi akan divalidasi
oleh perwakilan Organisasi Profesi dan anggota
Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI).
 Setelah permohonan disetujui, Anda harus membayar
nominal Rp100.000 dengan kode billing melalui bank
yang telah ditunjuk.
 Cek email Anda setelah melakukan pembayaran.
Periksa di bagian Cek Status untuk mengetahui
permohonan STR yang Anda ajukan.
 STR yang telah rampung akan dicetak oleh Sekretariat
KTKI dan dilegalisir sebelum dikirim ke Kantor Pos
yang terdekat dengan Anda.
 Anda juga bisa mencetak STR sendiri melalui QR Code
yang ada di akun Anda.
 Anda bisa mengambil STR dengan menunjukkan kartu
identitas kepada petugas Kantor Pos.
11) Bagaimana cara memperpanjang STR ? (Rivan Tito Saputra
D3A2022.068
Jawaban pustaka : menurut KTKI Kemenkes
a) Keikutsertaan dalam kegiatan Pendidikan atau pelatihan
profesi
b) Jumlah minimal SKP : 25 SKP dalam 5 tahun
12) Apa saja syarat untuk memperpanjang SIPP ? (Rivan Tito
saputra D3A2022.068)
Jawaban pustaka : Syarat Perpanjangan SIPP :
a) Scan SIP Lama (Wajib)
b) Pas Photo berwarna 3 x 4 sebanyak 2 lembar (Wajib)
c) Scan STR Legalisir ASLI (Wajib)
d) Scan Rekomendasi dari Organisasi Profesi di wilayah
tempat Praktik (Wajib)
e) Surat Pernyataan bermaterai cukup yang menyatakan
bahwa data dan dokumen yang diserahkan adalah sah dan
benar.
f) (Contoh silahkan download disini ) (Wajib)
g) Scan KTP Pemohon (Wajib)
h) Scan Izin Operasional Klinik / Rumah Sakit (Tentatif)
13) Apa syarat untuk mendapatkan STR ? (Rivan Tito Saputra
D3A2022.068)
Jawaban pustaka : Surat Tanda Registrasi (STR) merupakan
bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga
kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi. Tenaga
kesehatan yang telah memiliki STR dapat melakukan aktivitas
pelayanan kesehatan.
STR dapat diperoleh jika setiap tenaga kesehatan telah
memiliki ijazah dan sertifikat uji kompetensi yang diberikan
kepada peserta didik setelah dinyatakan lulus ujian program
pendidikan dan uji kompetensi. Ijazah diterbitkan oleh
perguruan tinggi peserta didik dan sertifikat uji kompetensi
yang diterbitkan oleh DIKTI.
14) Apa syarat untuk mendapatkan SIP ? (Umi Hanif
D3A2022.080)
Jawaban pustaka :
Persyaratan SIP baru :
• Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP).
• Salinan Surat Tanda Registrasi (STR) atau dokumen
yang dipersamakan.
• Surat pernyataan mempunyai tempat praktik (untuk
praktik mandiri) atau surat keterangan dari sarana
kesehatan dan surat pernyataan kesediaan praktik (Untuk
Praktik di sarana kesehatan).
• Surat rekomendasi dari organisasi profesi sesuai tempat
praktik.
• Pas foto berwarna ukuran 3 x 4 sebanyak 3 lembar.
• Surat persetujuan dari atasan langsung bagi tenaga
kesehatan yang bekerja pada instansi / fasilitas
pelayanan kesehatan lain lain secara purna waktu.
• Surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki SIP.
• Fotocopy ijazah profesi terakhir yang dilegalisasi.
• Surat rekomendasi dari Puskesmas setempat, surat
pernyataan kesanggupan untuk membina 1 (satu)
posyandu yang diketahui oleh kepala Puskesmas dan
ketua kader, denah ruangan dan lokasi (untuk praktik
mandiri / penanggung jawab di sarana kesehatan).
• Fotocopy SIP yang telah dimiliki (untuk penambahan SIP)

Persyaratan SIP Perubahan :

• Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP).


• Salinan Surat Tanda Registrasi (STR) atau dokumen
yang dipersamakan.
• Surat pernyataan mempunyai tempat praktik (untuk
praktik mandiri) atau surat keterangan dari sarana
kesehatan dan surat pernyataan kesediaan praktik (Untuk
Praktik di sarana kesehatan).
• Surat rekomendasi dari organisasi profesi sesuai tempat
praktik.
• Pas foto berwarna ukuran 3 x 4 sebanyak 3 lembar.
• Surat persetujuan dari atasan langsung bagi tenaga
kesehatan yang bekerja pada instansi / fasilitas
pelayanan kesehatan lain lain secara purna waktu.
• SIPAsli.
15) Bagaimana cara untuk mendapatkan SIPP ? (Umi Hanif
D3A2022.080)
Jawaban pustaka :
a) Mengisi surat permohonan ditujukkan kepada Kepala
DPMTPSPTK Kab. Landak (asli bermatrai)
b) Surat pengantar dari kepala Puskesmas setempat untuk
Perawat Praktik Mandiri
c) Foto copy ijazah Perawat
d) Surat Tanda Registrasi (STR) Perawat
e) Foto copy KTP
f) Foto copy SK penempatan/SK PTT/SK Pensiun
g) Surat Persetujuan dari atasan bagi PNS
h) Surat Keterangan Sehat dari Puskesmas
i) Pas Photo 4x6cm = 2 lembar, 3x4cm = 1 lembar
j) Jika Pemohon mengajukan untuk Praktik Mandiri harus
membuat Surat Pernyataan memiliki Sarana Praktik
Mandiri (ditandatangani diatas matrai Rp.000,-)
k) Rekomendasi dari Organisasi Profesi; Persatuan Perawat
Nasional (PPNI) cabang Kabupaten Landak
l) Foto copy SIPP/SIKP lama bagi Perawat yang telah
memiliki SIPP/SIKP sebelumnya
m) Sarana dan Prasarana tempat praktik Mandiri (Kamar
mandi, WC)
n) Foto copy NPWP
b. Pokok permasalahan 2
16) Apa saja prosedur ijin praktik mandiri perawat ? (Umi Hanif
D3A2022.080)
Jawaban pustaka :
a) menjaga kerahasiaan kesehatan Klien;
b) memperoleh persetujuan dari Klien atau keluarganya atas
tindakan yang akan diberikan;
c) melengkapi sarana dan prasarana Pelayanan
Keperawatan sesuai dengan standar Pelayanan
Keperawatan dan ketentuan peraturan perundang-
undangan bagi Perawat yang menjalankan praktik
mandiri;
d) memberikan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan
kode etik, standar Pelayanan Keperawatan, Standar
Profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
e) merujuk Klien yang tidak dapat ditangani kepada Perawat
atau tenaga kesehatan lain yang lebih tepat sesuai
dengan lingkup dan tingkat kompetensinya;
f) mendokumentasikan Asuhan Keperawatan sesuai
dengan standar;
g) memberikan informasi yang lengkap, jujur, benar, jelas,
dan mudah dimengerti mengenai tindakan Keperawatan
kepada Klien dan/atau keluarganya sesuai dengan batas
kewenangannya;
h) melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari
tenaga kesehatan lain yang sesuai dengan kompetensi
Perawat; dan
i) melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh
Pemerintah.
17) Apakah fresh graduate bisa melakukan praktik mandiri ?
(Rendy Damar Ramadhan D3A2022.065)
Jawaban pustaka : .Menurut kementerian kesehatan dan JHU
(2023) seorang perawat yang baru lulus pendidikan perawat
bisa membuka praktik mandiri dengan ketentuan syarat
sebagai berikut:
a) Perawat berpendidikan vokasi dan profesi
b) Perawat yang memiliki Surat Tanda Registerasi (STR)
c) Perawat yang memiliki Surat Izin Praktik Perawat (SIPP)
18) Apa hukumnya memberikan pertolongan pengobatan tetapi
belom legal ?(Rendy damar Ramadhan D3A2022.065)
Jawaban pustaka : .Perawat yang memberikan tindakan
melebihi kewenangan nya akan mendapatkan sanksi secara
hukum Undang-undang praktek keperawatan
c. Pokok permasalahan 3
19) Bagaimana cara praktik mandiri perawat dan persiapan apa
yang harus dilakukan agar bisa praktik secara mandiri ?
(Rendy Damar Ramadhan D3A2022.065)
Jawaban pustaka :
• Praktik Perawat memulai Praktik dengan melakukan
kontrak terapeutik dengan Klien2.
 Selanjutnya perawat melakukan Asuhan Keperawatan
sesuai dengan keahlian dankewenangan
 Apabila membutuhkan Tindakan Medis, perawat
melakukan Kolaborasi dengan tenagaMedis atau tenaga
kesehatan lain.4.

 Merujuk Klien kepada Perawat dengan tingkat


Kompetensi lebih tinggi atau kepadatenaga medis atau ke
Fasilitas Pelayanan kesehatan yang sesuai
 Dalam kondisi gawat darurat, untuk menyelamatkan
nyawa dan mencegah kecacatan, perawat dapat
melakukan Tindakan gawat darura tsesuai dengan
Kompetens iyang dimiliki dan menyediakan obat-obat
emergensi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku diwilayah tempat praktik
20) Apa saja persyaratan untuk mendapatkan STR ? (Radhit
Satria D3A2022.063)
Jawaban pustaka :
Surat Tanda Registrasi (STR) merupakan bukti tertulis yang
diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang
telah memiliki sertifikat kompetensi. Tenaga kesehatan yang
telah memiliki STR dapat melakukan aktivitas pelayanan
kesehatan. STR dapat diperoleh jika setiap tenaga kesehatan
telah memiliki ijazah dan sertifikat uji kompetensi yang
diberikan kepada peserta didik setelah dinyatakan lulus ujian
program pendidikan dan uji kompetensi. Ijazah diterbitkan oleh
perguruan tinggi peserta didik dan sertifikat uji kompetensi
yang diterbitkan oleh DIKTI.Surat Tanda Registrasi (STR)
berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang setiap lima
tahun. Sesuai dengan Permenkes 1796 tahun 2011, STR yang
telah habis masa berlakunya dapat diperpanjang melalui
partisipasi tenaga kesehatan dalam kegiatan pendidikan dan/
atau pelatihan, kegiatan ilmiah lainnya sesuai dengan
profesinya, serta kegiatan pengabdian masyarakat.
21) Apa saja syarat mendaftar UKOM ? (Radhit Satria
D3A2022.063)
SYARAT DAN KELENGKAPAN PESERTA UJI KOMPETENSI
:
a) Pas foto 3 X 4 berwarna , background merah tiga lembar
(wajib).
b) Fotocopy KTP/SIM satu lembar yang masih berlaku. Yang
asli dibawa untuk ditunjukkan (wajib).
c) Fotocopy ijasah terakhir satu lembar. Yang asli dibawa
untuk ditunjukkan (wajib).
d) Fotocopy sertifikat/surat bukti prestasi satu lembar. Yang
asli dibawa untuk ditunjukkan (bila ada).
e) Fotocopy sertifikat pelatihan yang sesuai dengan cluster
Uji Kompetensi yang diikuti. Yang asli dibawa untuk
ditunjukkan (bila ada).
f) Surat pernyataan sebagai
karyawan/staf/siswa/mahasiswa yang disyahkan oleh
pejabat instansi yang berwenang, disertai keterangan
jabatan/profesi dalam instansi tersebut (wajib).
g) Jika tidak terikat pada instansi tertentu, poin 6 dapat
diganti dengan surat pernyataan yang ditandatangani
sendiri mengenai profesi yang ditekuni diatas materai
6.000 (wajib).
h) Membawa contoh hasil karya yang siap
dipresentasikan/ditunjukkan kepada penguji sesuai
dengan Uji Kompetensi yang diikutinya (bila ada).
i) Mengisi lembar data dan pengalaman profesi yang
disediakan oleh LSP TIK sesuai dengan uji kompetensi
yang diikuti (diisi di lokasi TUK).
22) Apa saja perbedaan UKOM D3 dan S1 ? (Radhit Satria
D3A2022.063)
Jawaban pustaka : Lulusan D3 tidak perlu meneruskan studi
Profesi Ners sehingga mereka dapat langsung melaksanakan

UKOM (Uji Kompetensi) untuk mendapatkan STR (Surat


Tanda Registrasi) yang dapat digunakan untuk melamar
pekerjaan sebagai perawat.

Lulusan S1 wajib meneruskan studi Profesi Ners agar dapat


melaksanakan UKOM dan mendapat STR untuk dipakai
melamar pekerjaan sebagai perawat.
23) Apa saja alat yang harus disiapkan untuk membuka praktik
mandiri perawat ? (Radhit Satria D3A2022.063)
Jawaban pustaka : Alat tenun.
 Alat keperawatan.
 Alat tulis kantor.
 Alat pencatatan dan pelaporan.
 Alat rumah tangga.
 Alat habis pakai.
 Alat emergency (sirkulasi, trauma set, breathing)
24) Apa saja landasan hukum/ perundangan yang berhubungan
dengan praktik keperawatan (Rivan Tito Saputra
D3A2022.068)
Jawaban pustaka :
Berikut landasan hukum praktik persekutuan mandiri bagi
perawat:1.
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun
2004 tentang Sistem JaminanSosial Nasional;2.
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan;3.
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2011 tentang BadanPenyelenggara Jaminan
Kesehatan;4.
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2014 tentang PemerintahDaerah;5
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2014 tentang Keperawatan;6.
 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
741/Menkes/Per/VII/2008 tentang StandarPelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;7
 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.
02.02/Menkes/148/I/2010 tentang IzinDan
Penyelenggaraan Praktik Perawat beserta
perubahannya dalam Peraturan MenteriKesehatan
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013;8.
 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1 Tahun 2012
tentang Sistem RujukanPelayanan Kesehatan
Peranan;9.
 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 46 Tahun
2013 tentang Pendaftaran TenagaKesehatan;10.
 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
908/Menkes/SK/VII/2010 tentangPenyelenggaraan
Pelayanan Keperawatan Keluarga
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Praktik Mandiri Perawat adalah tindakan mandiri perawat
profesional melalui kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan
tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan atau
sesuai dengan lingkungan wewenang dan tanggung jawabnya untuk
bisa melakukan praktik mandiri maka ada beberapa syarat dan
prosedur diantaranya mempunyai STR,UKOM dan SIPP maka praktik
mandiri akan sah secara legal menurut hukum.

B. Saran
Pedoman Praktik Keperawatan Mandiri ini diharapkan dapat
membantu perawat dalammengembangkan dan meningkatkan
asuhan keperawatan yang profesional dalam lingkup praktik mandiri.
Praktik Keperawatan Mandiri dapat menjadi salah satu pilihan bagi
klien individu, keluarga dan kelompok/masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatansesuai kebutuhannya. Selanjutnya diharapkan
tanggung jawab dan akuntabilitas PraktikKeperawatan Mandiri dapat
terwujud dalam memberikan asuhan jiwa yangkomprehensif demi
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Anindyka alfisyah ,. s.kep. 2020.Mahasiswa Indonesia. (n.d.). (n.p.) : GUEPEDIA.


artikel Work permit PT. Kualitas Indonesia Sistem

DPP PPNI (2022). Pedoman Praktik Keperawatan Mandiri. DPP PPNI.

Herlangga, J., Samino, & Yanti, D. E. (2015). Faktorfaktor yang berhubungan


dengan kinerja kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Brabasan Kabupaten Mesuji. Jurnal Dunia Kesmas, 3(2), 84–90.

KEMENKES RI, nomor 12 tahun 2013 tentang izin dan penyelenggara praktik
Perawat

Manurung, S. (2011). Buku ajar keperawatan maternitas asuham keperawatan


intranatal. Jakarta : Trans Info Media.

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam (2007), Manajemen Keperawatan, Aplikasi danPraktik Keperawatan


Profesional,edisi ke 2, Jakarta

Salemba Medika.Tribowo, C. (2012). Home Care Konsep Kesehatan Masa Kini.


Yogyakarta: Nuha Medika.Zen. M. (2007).

Perawatan rumah Peluang Profesi Keperawatan. Poltekkes Kemenkes. Malang


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2019

Pesak Reynaldi. 2018. Pemberlakuan Kententuan Pidana Denda Bagi Tenaga


Kesehatan Atas Pelanggaran Undang Undang Nomor 36 Tahun 2014
Tentang Tenaga Kesehatan. Hal-138.

Ramaita. Warsono., et al. 2023. Prosedur Keterampilan Dasar Keperawatan. CV


Media Sains Indonesia. Bandung-Jawa Barat.

Anda mungkin juga menyukai