Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIK MANDIRI PERAWAT

SEBAGAI TREN DAN ISU DALAM KEPROFESIAN


TERKAIT KEPERAWATAN KOMUNITAS

Oleh :
KELOMPOK 5
BAIQ.DIAH RIZKI FITRIANI
INDRIANI
DWI HERTIKA NIRMALA
NI MADE RATNA SARI
LAILI FATHIANTY

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MATARAM


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROGRAM B
MATARAM
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-
Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah
pengetahuan bagi mahasiswa/i Keperawatan maupun para pembaca.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Keperawatan Komunitas dengan judul “Praktik Mandiri Perawat sebagai Isu dan
Tren dalam Keprofesian terkait Keperawatan Komunitas”. Dalam penulisan
makalah ini penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah
dimengerti oleh para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan
membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua. Amin.

Mataram, Maret 2018

Penulis,
DAFTAR ISI
Cover……………………………………………………………………………i
Kata Pengantar…………….……………………………………………….....ii

Daftar Isi………………………………………..………………………..........iii

BAB I PENDAHULUAN………………...………………………………….1

A Latar Belakang……………………………………………………………1

B Rumusan masalah…….…………………………………………………...3

C Tujuan……………………..……………………………………………...3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….……………………………………4

A Isu dan Tren keperawatan komunitas…………………...………………..4

B. Konsep Praktik Mandiri Perawat……………………………………......5

1. Pengertian……………………………………………………………..5
2. Dasar Hukum Praktik Mandiri Perawat………………………………5
3. Syarat Untuk Melakukan Praktik Mandiri Perawat…………………..6

4. Persiapan sebelum melakukan Praktik Mandiri Perawat…………..…7


5. Kewenangan perawat dalam Praktik Mandiri……………………..….7
6. Hal – hal penting yang harus diperhatikan……………………………7
BAB III PENUTUP…………………………………………….……………9

1. KESIMPULAN………………………………………………………10
2. SARAN……………………………………………………………....10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..11
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di era modern saat ini banyak penyakit yang timbul disebabkan oleh
perubahan gaya hidup yang tidak sehat seperti pola makan, pola aktifitas, serta
kebiasaan lain seperti merokok dan konsumsi obat-obatan. Sebagai akibatnya
berbagai masalah kesehatan sekarang ini banyak terjadi di masyarakat seperti
hipertensi, gagal ginjal, diabetes mellitus, kanker, berbagai penyakit kelainan
darah atau yang sekarang ini kita kenal dengan penyakit tidak menular. Pada
masa ini berbagai fasilitas kesehatan telah menyediakan pelayanan kepada
masyarakat untuk mencari pengobatan baik secara medis, non medis termasuk
pengobatan komplementer.
Profesi keperawatan mengembangkan layanan praktik mandiri
keperawatan kepada masyarakat dalam mencari solusi terhadap masalah
kesehatannya. Pelayanan praktik mandiri perawat memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan wewenang seorang perawat
profesional. Pelayanan keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-
spiritual yang komprehensif atau holistik ditujukan kepada individu, keluarga,
dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia. Praktik mandiri perawat telah diatur dalam Peraturan
menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/Menkes/148/I/2010
dan perubahan peraturan nomor 17 Tahun 2013 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat. Dengan dikeluarkannya payung hukum
tersebut maka praktik mandiri perawat menjadi legal.
Selain itu praktik mandiri perawat semakin diperkuat dengan di
sahkannya Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan, yang
diantaranya membahas tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat.
Perawat yang membuka praktik keperawatan wajib memiliki SIPP (Surat Izin
Praktik Perawat) dan hanya berlaku untuk satu tempat praktik perawat
(tertuang dalam UU keperawatan pasal 19 dan 20) dan perawat yang
melakukan praktik wajib memasang Papan Nama Praktik (Tertuang dalam UU
Keperawatan pasal 21). Atas dasar hukum tersebut maka masyarakat tidak
perlu ragu lagi untuk memanfaatkan fasilitas Praktik Mandiri Perawat dalam
mencari solusi kesehatan untuk mengatasi penyakit yang di alaminya.
Bentuk pelayanan yang dapat diberikan oleh perawat kepada masyarakat
adalah dalam bentuk pelayanan Preventif, Promotif, Kuratif dan Rehabilitatif.
Bentuk pelayanan preventif danpromotif adalah seperti deteksi dini dan
indentifikasi faktor-faktor resiko terjadinya suatu penyakit pada individu atau
keluarga dan masyarakat, serta memberikan pendidikan atau penyuluhan dan
konseling pada individu, keluarga atau masyarakat yang beresiko atau telah
mengalami sakit.
Pelayanan kuratif yang dapat dilakukan perawat adalah Pengobatan dasar
dengan obat terbatas, bantuan kegawat daruratan medis sesuai kewenangan dan
pengobatan komplementer. Terapi komplementer yang dilakukan perawat
didukung oleh permenkes nomor 1109/MENKES/PER/IX/2007 yaitu yang
berwenang melakukan pengobatan komplementer adalah tenaga kesehatan
yang sudah ditetapkan dan berdasarkan kaidah ilmiah.
Bentuk terapi komplementer yang berkembang diantaranya seperti
akupunktur, bekam, hipnoterapi, reiki, pengobatan herbal, perawatan luka dan
lain sebagainya. Terapi komplementer yang diberikan oleh tenaga kesehatan
seperti perawat pastilah lebih aman dan terjamin karena kualifikasinya
memang dibidang kesehatan. Selanjutnya bentuk pelayanan rehabilitatif dalam
Praktik Mandiri Perawat meliputi pemantauan keteraturan berobat sesuai
program rehabilitasi, Kunjungan rumah (home visit/home health nursing)
sesuai rencana rehabilitasi, pelayanan keperawatan dasar rehabilitasi secara
langsung (direct care) yaitu kontak langsung atau face to face dengan pasien
seperti untuk perawatan luka, pemasangan infus dll, maupun pelayanan
rehabilitasi tidak langsung (indirect care) seperti layananan konsultasi
kesehatan.
Dalam operasionalnya praktik mandiri perawat juga dapat berkolaborasi
dengan tenaga kesehatan seperti ahli gizi, fisioterapi, Kesehatan Masyarakat,
dokter dan profesi kesehatan lainnya. Perawat juga memiliki Spesialis di
bidang keperawatan seperti Spesialis Perawatan luka, Spesialis Keperawatan
medikal bedah, Spesialis keperawatan jiwa, Spesialis Keperawatan anak,
Spesialis keperawatan maternitas dan masih banyak lagi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan konsep isu dan tren dalam keprofesian terkait keperawatan
komunitas !
2. Jelaskan konsep tentang praktik mandiri perawat !

C. TUJUAN
1. Mampu menjelaskan konsep praktik mandiri perawat sebagai isu dan tren
dalam keprofesian terkait keperawatan komunitas.
2. Mampu menjelaskan hal – hal yang berkaitan dengan praktik mandiri
perawat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. ISU DAN TREN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Isu keperawatan komunitas adalah suatu masalah yang dikedepankan
untuk ditangani atau desas - desus dalam ruang lingkup keperawatan
komunitas.
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam mengatasi barbagai masalah keperawatan
yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi, 2009).
Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara
terus menerus dan terlibat dalam masyarakat yang berubah, sehingga
pemenuhan dan metode keprawatan kesehatan berubah, karena gaya hidup
masyarakat berubah dan perawat sendiri juga dapat menyesuaikan dengan
perubahan tersebut. Definisi dan filosofi terkini dari keperawatan
memperlihatkan trend holistic dalam keperawatan yang ditunjukkan secara
keseluruhan dalam berbagai dimensi, baik dimensi sehat maupun sakit serta
dalam interaksinya dengan keluarga dan komunitas. Tren praktik keperawatan
meliputi perkembangan di berbagai tempat praktik dimana perawat memiliki
kemandirian yang lebih besar.
Profesi keperawatan mengembangkan layanan praktik mandiri
keperawatan kepada masyarakat dalam mencari solusi terhadap masalah
kesehatannya. Pelayanan praktik mandiri perawat memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan wewenang seorang perawat
profesional. Pelayanan keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-
spiritual yang komprehensif atau holistik ditujukan kepada individu, keluarga,
dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia. Praktik mandiri perawat telah diatur dalam Peraturan
menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/Menkes/148/I/2010
dan perubahan peraturan nomor 17 Tahun 2013 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat. Dengan dikeluarkannya payung hukum
tersebut maka praktik mandiri perawat menjadi legal.
Bentuk pelayanan yang dapat diberikan oleh perawat kepada masyarakat
adalah dalam bentuk pelayanan Preventif, Promotif, Kuratif dan Rehabilitatif.
Bentuk pelayanan preventif danpromotif adalah seperti deteksi dini dan
indentifikasi faktor-faktor resiko terjadinya suatu penyakit pada individu atau
keluarga dan masyarakat, serta memberikan pendidikan atau penyuluhan dan
konseling pada individu, keluarga atau masyarakat yang beresiko atau telah
mengalami sakit.

B. KONSEP PRAKTIK MANDIRI PERAWAT


1. Pengertian
Menurut konsorsium ilmu-ilmu kesehatan (1992) praktek keperawatan
adalah tindakan mandiri perawat profesional atau ners melalui kerjasama
yang bersifat kolaboratif baik dengan klien maupun tenaga kesehatan lain
dalam upaya memberikan asuhan keperawatan yang holistic sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan, termasuk praktik
keperawatan individu dan berkelompok.
Menurut Undang-undang Keperawatan (UUK) No. 38 Tahun 2014
pengertian Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan
oleh Perawat dalam bentuk Asuhan Keperawatan.
Pasal 28 ayat 2 UUK No.38 Tahun 2014 menyebutkan bahwa Praktik
Keperawatan terdiri atas praktik keperawatan mandiri dan praktik
keperawatan di fasilitas pelayanan kesehatan.

2. Dasar Hukum Praktik Mandiri Perawat.


Dasar hukum Praktik mandiri perawat diatur dalam :
a. Undang Undang Keperawatan No. 38 tahun 2014, antara lain :
1) Pasal 28 ayat 1 dan 2, yaitu :
(1) Praktik Keperawatan dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan dan tempat lainnya sesuai dengan Klien sasarannya.
(2) Praktik Keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas Praktik Keperawatan mandiri dan Praktik Keperawatan di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
2) Pasal 21 UU Keperawatan Thn 2014, Pasal 47 UU kesehatan Thn
2014 : dalam melakukan praktek mandiri keperawatan, seorang
perawat wajib memasang papan nama praktik keperawatan.
b. Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 17 tahun 2013, antara
lain:
1) Pasal 2 ayat 3 : perawat yang menjalankan praktik mandiri
berpendidikan minimal Diploma III (D III) Keperawatan.
2) Pasal 3 ayat 2 : setiap perawat yang menjalankan praktik
keperawatan di praktik mandiri wajb memiliki SIPP.
3) Pasal 5A : Perawat hanya dapat menjalankan praktek keperawatan
maksimal didua tempat yaitu pada fasilitas pelayanan kesehatan dan
praktek mandiri perawat.

3. Syarat untuk melakukan Praktik Mandiri Perawat.


Menurut UU Keperawatan No. 38 tahun 2014 syarat untuk dapat melakukan
praktik mandiri perawat, yaitu :
a. Perawat berpendidikan vokasi (D III Keperawatan) dan profesi (Ners &
Ners spesialis).
b. Perawat yang memiliki Surat Tanda Registerasi (STR)
Dalam UUK no.38 tahun 2014 pasal 18 ayat 3, persyaratan pembuatan
STR meliputi :
1) memiliki ijazah pendidikan tinggi Keperawatan;
2) memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi;
3) memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
4) memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi;
dan
5) membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi

c. Perawat yang memiliki Surat Izin Praktik Perawat (SIPP)


Dalam UUK no. 38 tahun 2014 pasal 19, SIPP diberikan oleh
Pemerintah Daerah kabupaten/kota atas rekomendasi pejabat kesehatan
yang berwenang di kabupaten/kota tempat Perawat menjalankan
praktiknya.
Untuk mendapatkan SIPP Perawat harus melampirkan:
1) salinan STR yang masih berlaku;
2) rekomendasi dari Organisasi Profesi Perawat; dan
3) surat pernyataan memiliki tempat praktik atau surat keterangan
dari pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

4. Persiapan sebelum melakukan Praktik Mandiri Perawat.


Alat yang disiapkan sebenarnya tergantung dari kekhususan dari
masing-masing klinik sesuai bidang keahlian teman-teman, misalnya
perawat yang mempunyai sertifikat wound care dan memiliki pengalaman
sebagai perawat luka, bisa membuka klinik keperawatan luka, atau mungkin
ada yang sudah mendapatkan pelatihan keperawatan paliatif, bisa berpikir
untuk membuka klinik keperawatan khusus palliative care.
Sementara itu fasilitas dasar yang harus ada adalah:
a. Perlengkapan untuk tindakan asuhan keperawatan dan kunjungan
rumah, antara lain: Alat untuk mengukur tanda-tanda vital, timbangan,
meteran badan. Alat untuk mengukur gula darah, asam urat dan
kolesterol jika ingin menambahkan, tergantung kemampuan finansial
masing-masing.
b. Obat-obatan
Ingat, hanya boleh obat bebas dan obat bebas terbatas.
c. Perlengkapan administrasi, meliputi formulir catatan tindakan asuhan
keperawatan serta formulir rujukan dan formulir persetujuan tindakan
keperawatan (inform consent).

5. Kewenangan perawat dalam Praktik Mandiri.


a. Melaksanakan proses keperawatan antara lain: pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi dan evaluasi
b. Merujuk pasien ke rumah sakit
c. Memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan
kompetensi
Misalnya memberikan bantuan hidup dasar, atau penanganan pertama
pada kecelakaan (lebih mudah jika kita sudah mendapatkan sertifikat
BTCLS).
d. Berkolaborasi dengan dokter jika ada kasus yang tidak bisa ditangani
sendiri.
e. Memberikan penyuluhan kesehatan dan konseling. Contohnya perawat
yang sudah memiliki sertifikat konselor laktasi, dapat memberikan
konseling bagi ibu-ibu yang mengalami masalah pada saat menyusui.
f. Memberikan obat sesuai resep dokter. Pasien tuberkulosis rawat jalan
yang harus mendapatkan obat injeksi setiap hari selama dua bulan, bisa
mendatangi klinik kita. Asal resep dari dokter jelas, dan tentunya
dokumentasi harus lengkap untuk menghindari kesalahan pemberian
obat.
g. Memberikan obat bebas dan obat bebas terbatas

6. Hal – hal penting yang harus diperhatikan.


a. Praktik keperawatan mandiri yang kita jalankan harus berdasarkan pada
kode etik, standar pelayanan, standar profesi dan standar prosedur
operasional (SPO).
b. Perawat berhak menolak keinginan klien atau pihak lain yang
bertentangan dengan kode etik, standar pelayanan, standar profesi dan
standar prosedur operasional (SPO).
c. Rujuk pasien yang tidak dapat ditangani kepada perawat lain, atau
tenaga kesehatan lain yang lebih kompeten.
d. Jangan melakukan pekerjaan tenaga medis/dokter, karena kita tidak
berwenang, kecuali jika sudah ada pendelegasian tertulis dari dokter
yang bersangkutan.
e. Pasien berhak memberi persetujuan atau menolak tindakan keperawatan
yang akan diterimanya, jadi sebelum melakukan suatu tindakan apapun
itu, sebaiknya minta surat persetujuan atau inform consent.
f. Dokumentasikan segala temuan pengkajian, tindakan, evaluasi yang
telah dilakukan kepada pasien
g. Jangan lupa memperpajang SIPP dan memasang papan nama di klinik
yang dijalankan

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Profesi keperawatan mengembangkan layanan praktik mandiri
keperawatan kepada masyarakat dalam mencari solusi terhadap masalah
kesehatannya. Pelayanan praktik mandiri perawat memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan wewenang seorang perawat
profesional. Praktik mandiri keperawatan diatur dalam Undang- Undang
Keperawatan No. 38 tahun 2014 dan Peraturan Menteri Kesehatan No. 17
tahun 2013.

B. SARAN
Seorang perawat wajib memiliki ijin dalam melakukan praktek
keperawatan. Perawat yang bekerja di Fasilitas Pelayanan (RS, Klinik, dll)
wajib memiliki SIKP, sedangkan jika perawat tersebut ingin menambah
prakteknya dengan perawatan mandiri (di luar Fasilitas Kesehatan) maka
perawat tersebut wajib mengurus SIPP dan memasang papan nama praktek
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

http://dila-sht.blogspot.co.id/
https://aanborneo.blogspot.co.id/2016/05/makalah-isu-trend-keperawatan-
komunitas.html
http://www.unpad.ac.id/2016/12/praktik-keperawatan-mandiri-bisa-lebih-
berkembang-di-indonesia/
https://www.kompasiana.com/tridi8789/praktik-mandiri-perawat-sebagai-
alternatif-solusi-masalah-kesehatan-anda-sudahkah-anda-
tau_58d0eb8c357b6133199f9cea
http://www.akkesaskep.com/2016/02/praktik-keperawatan-mandiri.html
https://www.kemenkopmk.go.id/sites/default/files/produkhukum/UU%20Nomor
%2038%20Tahun%202014.pdf uuk no 38 tahun 2014
www.hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK%20No.%2017%20ttg
%20Permenkes%20Perubahan%20148%20tahun%202010%20ttg%20praktik
%20perawat.pdf permenkes no 17 tahun 2013

Anda mungkin juga menyukai