1. Ergonomi
1.1. Defenisi
1
Istilah “ergonomi” berasal dari bahasa latin yaitu ergon (kerja) dan nomos
(hukum alam) dan dapat didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia
tempat kerja, di rumah, dan tempat rekreasi. Di dalam ergonomi dibutuhkan studi
digunakan oleh berbagai macam ahli / profesional pada bidangnya misalnya : ahli
pekerjaan, psikologi, dan teknik industri. (Defenisi diatas adalah berdasar pada
kerja dan produk bagi wiraswastawan, manajer, pemerintah, militer, dosen, dan
mahasiswa.
(desain) ataupun rancang ulang (re-desain). Hal ini dapat meliputi perangkat keras
1
Nurmianto, Eko. 2005. Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya : Guna Widya.
seperti misalnya perkakas kerja (tools), bangku kerja (benches), platform, kursi,
(display), jalan/ lorong (access ways), pintu (doors), jendela (windows), dan lain-
lain. Masih dalam kaitan dengan hal tersebut diatas adalah bahasan mengenai
waktu kerja (shift kerja), meningkatkan variasi pekerjaan, dan lain-lain. Ergonomi
dapat pula berfungsi sebagai desain perangkat lunak karena dengan semakin
dalam suatu sistem komputer harus pula diusahakan sekompatibel mungkin sesuai
sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot
manusia, desain stasiun kerja untuk alat peraga visual (visual display unit station).
Hal itu adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan visual dan postur kerja, desain
suatu perkakas kerja (handtools) untuk mengurangi kelelahan kerja, desain suatu
peletakan instrumen dan sistem pengendalian agar didapat optimasi dalam proses
dan hilangnya resiko kesehatan akibat metoda kerja yang kurang tepat.
Penerapan faktor ergonomi lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah
untuk desain dan evaluasi produk. Produk-produk ini haruslah dapat dengan mudah
tersebut dalam merancang produk, mesin, fasilitas, lingkungan, dan bahkan sistem
kerja, dengan tujuan utama tercapainya kualitas kerja yang terbaik tanpa
penggunanya. Mengacu pada defenisi ini, dapat dikatakan bahwa hampir semua
- “Ergonomi merupakan kajian interaksi antara manusia dan mesin, serta faktor-
diperoleh dan beragam disiplin yang ditujukan dalam pengembangan suatu sistem
rekayasa, dimana manusia memiliki peran yang signifikan” (Kroemer et al., 2004).
2
Iridiastadi, Hardianto, Yassierli. 2014. Ergonomi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Hal. 4-7
- “Ergonomi merupakan suatu aktivitas multidisiplin yang diarahkan untuk
- “Ergonomics (or human factors) is the scientific discipline concerned with the
the profession that applies theory, other principles, data, and methods to design in
Ergonomics Association).
dan lain-lain) yang relevan dalam konteks kerja, serta memanfaatkan informasi
yang diperoleh dalam upaya merancang produk, mesin, alat, lingkungan, serta sitem
kerja yang terbaik. Tujuan utama yang hendak dicapai adalah tercapainya sistem
kerja yang produktif dan kualitas kerja yang terbaik, disertai dengan kemudahan,
Perbaikan kerja, dalam konteks ergonomi, antara lain dapat dilakukan dengan cara
(kroemer et al., 2004), dengan tujuan yang paling rendah adalah sistem kerja yang
masih dapat diterima (tolerable) dalam batas-batas tertentu, asalkan sistem ini tidak
memiliki potensi bahaya terhadap kesehatan dan nyawa manusia. Tujuan yang lebih
tinggi adalah suatu keadaan ketika pekerja dapat menerima kondisi kerja yang ada
menciptakan kondisi kerja yang optimal, yaitu beban dan karakteristik pekerjaan
telah sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan individu pengguna sistem kerja.
Beberapa bidang ilmu yang terkait erat antara lain rekayasa, matematika dan
Ergonomi (ergonomics) berasal dari kata yunani yaitu ergo (Yunani lama,
yang berarti kerja) dan nomos (yang berarti hukum). Dalam hal ini pengertian yang
dipakai cukup luas termasuk faktor lingkungan kerja dan metode kerja. Ergonomi
alat perkakas dan bahan yang dihadapi (task), organisasi atau metode kerjanya dan
sehingga dapat tercipta sistem dan lingkungan kerja yang lebih sesuai dengan
manusia. Pada gilirannya akan dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas kerja, serta
dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman, mapan dan nyaman. International
Labour Organization (ILO) mendefinisikan ergonomi sebagai berikut: Ergonomi
ialah penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu rekayasa untuk mencapai
penyesuaian bersama antara pekerjaan dan manusia secara optimum dengan tujuan
secara individu pada saat berinteraksi dengan mesin dalam sebuah rancangan sistim
Persoalan perancangan tata cara kerja di lini aktivitas produksi nampaknya juga
akan terus terarah pada segala upaya untuk mengimplementasikan konsep “human-
ekspektasi manusia pekerja atau tanpa menyebabkan beban kerja yang melebihi
ambang batas (fisik maupun psikologis) manusia untuk menahannya. Dalam hal ini
akan diaplikasikan segala macam informasi yang berkaitan dengan faktor manusia
lingkungan kerja fisik yang lebih efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien
(b) mengurangi waktu yang terbuang sia-sia untuk pelatihan dan meminimalkan
kerusakan fasilitas kerja karena human errors; dan (c) meningkatkan “functional
1.2. Sejarah
3
Istilah “ergonomi” mulai dicetuskan pada tahun 1949, akan tetapi aktivitas
pekerjaan dari seorang Italia bernama Ramazzini, dalam serangkaian kegiatan yang
berhubungan dengan lingkungan kerja yag tidak nyaman yang dirasakan oleh para
operator di tempat kerjanya. Ia mengamati postur tubuh pada saat bekerja sebagai
bagian dari masalah kesehatan. Pada saat itu Thackrah mengamati seorang penjahit
yang bekerja dengan posisi dan dimensi kursi-meja yang kurang sesuai secara
mengamati para pekerja yang berada pada lingkungan kerja dengan temperatur
3
Op. Cit. Nurmianto, Eko. Hal -
tinggi, kurangnya ventilasi, jam kerja yang panjang, dan gerakan kerja yang
metoda ilmiah untuk menentukan cara yang terbaik dalam melakukan suatu
modern.
Gilbreth juga mengamati dan mengoptimasi metode kerja, dalam hal ini
bagaimana postur membungkuk dapat diatasi dengan mendesain suatu sistem meja
England, 1918
setiap harinya meningkat dengan jam kerja per harinya yang menurun. Disamping
itu mereka juga mengamati waktu siklus optimum untuk sistem kerja berulang
(repetitive work sistems) dan menyarankan adanya variasi dan rotasi pekerjaan.
misalnya pencahayaan dan lamanya waktu istirahat terhadap faktor efisiensi dari
Masalah yang ada pada saat itu adalah penempatan dan identifikasi untuk
ketidak-nyamanan karena terlalu panas atau terlalu dingin, desain pakaian untuk
suasana kerja yang terlalu panas atau terlalu dingin dan pengaruhnya pada kinerja
operator.
Society) di England pada tahun 1949 melibatkan beberapa profesional yang telah
banyak berkecimpung dalam bidang ini. Hal ini menghasilkan jurnal (majalah
pada tahun 1957, dan The Human Factors Society di Amerika pada tahun yang
sama. Disamping itu patut diketahui pula bahwa konperensi Ergonomi Australia
yang pertama diselenggarakan pada tahun 1964, dan hal ini mencetuskan
terbentuknya Masyarakat Ergonomi Australia dan New Zealand (The Ergonomics
sense” (dianggap suatu hal yang sudah biasa terjadi), dan hal itu benar, jika
sekiranya suatu keuntungan yang besar bisa didapat hanya sekedar dengan
penerapan suatu prinsip yang sederhana. Hal ini biasanya merupakan kasus dimana
ergonomi belum dapat diterima sepenuhnya sebagai alat untuk proses desain, akan
tetapi masih banyak aspek ergonomi yang jauh dari kesadaran manusia.
respon / tanggapan, daya ingat, posisi optimum, tangan dan kaki untuk efisiensi
kerja otot, dan lain-lain adalah merupakan suatu hal yang belum sepenuhnya
maupun produk yang optimum daripada tergantung dan harus dengan “trial and
dasar tentang fungsi dari sistem kerja kerangka otot. Yang berhubungan dengan hal
dasar untuk mengatasi masalah postur dan pergerakan manusia di tempat dan ruang
kerjanya.
Disamping itu suatu hal yang vital pada penerapan ilmiah untuk ergonomi
adalah Antropometri (kalibrasi tubuh manusia). Dalam hal ini terjadi penggabungan
prasyarat utamanya.
a. Acces (getting in and out) – masalah utama desain interior alat transportasi.
c. Visibility – untuk para pejalan kaki (pedestrian), lampu parkir, alat transportasi,
beban merata untuk distribusi berat tubuh pada tempat duduk, penyerap getaran,
clarity.
hindari bentuk yang meruncing/ tajam (sharp contour) pada panel instrumen.
lingkup kinerja secara ergonomi, akan tetapi berbagai macam usaha hendaknya
selalu dilakukan dalam rangka penyesuaian sebaik mungkin dengan sistem kerja
yang ada.
evaluasi dan perbaikan pada aspek individu pekerja serta aktivitas yang
difokuskan pada perbaikan cara kerja, penggunaan alat bantu, evaluasi postur kerja,
serta perancangan ulang metode dan tempat kerja. Indikator yang sering digunakan
produk. Pendekatan ini umumnya bersifat reaktif, relatif lebih mudah untuk
organisasi. Namun, cara seperti ini terkadang kurang efektif dalam mendukung
tingkatan yang lebih luas (makro). Pada tingkat makro, evaluasi lebih diarahkan
4
Op. Cit. Iridiastadi, Hardianto, Yassierli. Hal. 8-241
pertanyaan yang perlu dijawab antara lain: tingkat beban kerja yang optimal,
dan kontrol, dan sebagainya. Pekerja cenderung lebih aktif berpartisipasi dalam
membantu tercapainya tujuan organisasi. Pada tingkat individu pekerja, tujuan ayng
seperti ini menjadi relatif lebih kompleks, karena bersifat proaktif dan melibatkan
dalam jangka panjang dapat sangat positif bagi organisasi, karena program
di tempat kerja.
Cikal bakal ergonomi adalah pemanfaatan dari sejumlah ilmu dasar yang
serta sosiologi. Ergonomi kemudian tumbuh dan berubah dengan pesat. Selain itu,
termasuk usia, tinggi berdiri, bobot, panjang jangkauan lengan, tinggi duduk, dan
lain sebagainya. Data antropometri banyak dimanfaatkan dalam perancangan
mekanika (gaya, momen, kecepatan, percepatan, serta tekanan) yang terjadi pada
tubuh manusia, terkait dengan aktivitas fisik yang dilakukan pekerja. Contoh
penerapan biomekanika adalah dalam penentuan bobot beban maksimal yang boleh
diangkat oleh seseorang, dengan meminimalkan risiko cedera pada tulang belakang,
c. Fisiologi Kerja, yaitu bidang kerja ergonomi yang mengkaji respons fungsi-
Aplikasinya dapat berupa penentuan besar beban kerja (energi yang dikeluarkan)
dengan mengambil keputusan dan melakukan tindakan yang diperlukan. Bidang ini
bagaimana seorang operator mengartikan data yang diberikan oleh suatu display,
dalam menentukan moda yang terbaik (lisan, tulisan, atau berupa gambar), dalam
menyampaikan informasi kritis kepada pengguna, atau dalam menentukan besarnya
merancang interaksi antara pengguna dan sistem komputer, dengan salah satu
bidang ini dikaji rancangan perangkat keras maupun lunak seperti apa yang sesuai
f. Displays dan controls, yaitu bidang ergonomi yang memiliki fokus berupa kajian
analog versus digital), display untuk mesin-mesin industri, display dan kontrol pada
getaran, dan lain sebagainya. Informasi yang diperoleh dari bidang kajian ini dapat
waktu istirahat, dampak rotasi kerja, serta efek penggunaan alat pelindung diri.
teknologi, serta proses interaksi yang terjadi. Tujuannya adalah tercapainya tujuan
efisien dalam mencapai tujuan organisasi. Manfaat bidang ini antara lain berupa
perbaikan sistem kerja yang bersifat bottom-up, peningkatan quality of work life,
di tempat kerja, lalu lintas dan di rumah, serta bencana yang melibatkan derek,
pesawat terbang, dan stasiun tenaga nuklir seringkali dapat dikaitkan dengan
hubungan yang buruk dan tidak memadai antara operator dan tugas mereka.
keterbatasan manusia yang lebih baik ketika merancang pekerjaan dan lingkungan
kehidupan sehari-hari. Dalam desain sistem teknis yang kompleks seperti instalasi
proses, pesawat terbang dan pembangkit listrik (nuklir), ergonomi telah menjadi
5
Dul, Jan, Bernard Weerdmeester. 2008. Ergonomics for Beginners.
1.9. Nilai Ekonomi Ergonomi
pada pengurangan biaya karena masalah kesehatan yang dapat dicegah seperti
memperbaiki kondisi kerja. Biaya sosial termasuk biaya perawatan kesehatan untuk
kualitas, dan dapat mewujudkan pengurangan biaya yang penting. Selain itu,
2. Ergonomi Makro
2.1. Tujuan
struktur organisasi, tata kelola proses kerja, sistem komunikasi, kerjasama tim,
dalam sistem kerja dan organisasi kerja. Terjadinya perubahan dalam salah satu
elemen sistem kerja akan mempengaruhi elemen-elemen yang lain, sehingga jika
semua elemen yang ada tidak dirancang secara sistem maka akan terjadi
keselamatan, produktivitas, efisiensi, dan kualitas. Tujuan yang ingin dicapai oleh
rancangan tersebut ke level yang lebih bawahnya (mikro) sehingga tercipta sistem
2.2. Sejarah
Hendrick yang pertama kali mencetuskannya pada 1984. Konsep ergonomi makro
di Amerika Serikat atau yang sekarang lebih dikenal dengan HFES (Human Factors
komputer.
2. Peningkatan jumlah tenaga kerja kantoran (white collar) yang memiliki tingkat
memiliki pekerjaan yang bermakna karena lebih partisipatif, serta ingin memiliki
5. Adanya tuntutan yang semakin tinggi pada produk dan tempat kerja untuk
sebagai Tavistock Study. Studi ini dilakukan pada area tambang. Sebelum tahun
dan saling bergantian (rotasi). Kepuasan kerja terutama yang berkaitan dengan
Pekerja melakukan pekerjaan yang sangat spesifik dan rotasi pekerjaan tidak
mengakibatkan semakin tingginya breakdown produksi dan absen kerja. Hal ini
karena rancangan sistem kerja tidak sesuai dengan karakteristik psikososial dan
teknologi baru dan karakteristik psikososial kerja (yang dulu dirasakan saat
sistem manual dilakukan) untuk meningkatkan variasi kerja dan kontrol pekerja
produktivitas yang lebih baik dari dua sistem sebelumnya. Studi ini
yang dirancang akan berdasarkan pada dimensi tata letak dan beban kerja.
Pekerja pun diberikan istirahat yang cukup secara fisiologi. Namun, ketika
kerja dan produktivitas. Ergonomi makro, akan menyoroti aspek organisasi kerja
lainnya dalam suatu sistem kerja melalui lima lingkup kajian, yakni:
Empat fokus kajian pertama menekankan pada individu atau level subsistem
(ergomomi mikro) sedangkan fokus kajian kelima menekankan pada sistem kerja
makro merupakan bagian terpisah dan berbeda dengan ergonomi mikro dalam hal
kerja, keterkaitan ergonomi makro, dan ergonomi mikro dapat digambarkan sebagai
berikut.
pekerjaan dan hubungan manusia dengan subsistem lain pada lingkup kajian
ergonomi mikro. Hasil perancangan dengan ergonomi makro yang efektif akan
secara keseluruhan.”
a. Aplikasi dalam mengurangi risiko cedera otot-rangka (Hendrik & Kleiner, 2002)
yang berbeda, semuanya dalam berinteraksi satu sama lain dan dengan teknologi
yang berbeda dan semuanya memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda.
Untuk merancang sistem sosioteknik seperti itu dalam hal "teknologi antarmuka
perangkat lunak, pekerjaan, dan lingkungan. Tentu saja, bahkan mendesain sikat
6
Kroemer, Karl, dkk. 2001. Ergonomics How to Design for Ease and Efficiency.
gigi atau peringatan melibatkan lebih dari sekadar mempertimbangkan ukuran
tangan atau ketajaman membaca seseorang; jadi memberi label tugas mikro atau
makro ekonomi bisa menjadi masalah penilaian. Desain sistem kerja melalui
pertimbangan variabel teknis, lingkungan, dan sosial yang relevan dan interaksinya
adalah tugas ergonomi yang umum; jika desain organisasi dan aspek manajemen -
2.4. Metode-Metode
pelanggan. Keuntungan utama metode field study ini adalah hasil pengamatan
yang realistis. Kelemahan metode ini adalah proses observasi yang lama karena
berbagai aspek sistem kerja, seperti tugas, kondisi organisasi, isu lingkungan,
psikologis, kesehatan fisik dan mental yang dialami pekerja, dan lain-lain.
permasalahan saat ini), tahap evaluasi (misalnya melihat efek perubahan suatu
kuesioner ini adalah peneliti dapat memperoleh data dalam jumlah besar dengan
3. Metode Wawancara
akar masalah pada sistem kerja dan sistem organisasi secara utuh dan mendalam.
lainnya, diantaranya pengumpulan data yang kaya dan sangat informatif dan
Saat ini focus group menjadi salah satu metode utama yang digunakan untuk
kasus atau masalah, misalnya berkaitan dengan suatu sistem kerja. Diskusi yang
untuk perbaikan kondisi kerja, dan lebih lanjut memperbaiki fungsi organisasi
secara keseluruhan. Focus group juga dapat membantu dalam perancangan dan
5. Ergonomi Partisipasi
kerja.
3. Ergonomi Meso
4. Permodelan Sistem
aturan seperti air yang mengalir dari tempat yang tinggi (gunung) ke tempat
(dataran) yang lebih rendah. Sedangkan pada pemakaian suatu alat bantu yang
perilaku dunia nyata (realita) yang diwakilinya. Model digunakan dalam banyak
cara untuk mendiskripsikan sistem untuk mendisain dan mengelola sistem sebagai
fungsi analisis. Analisis ini didefinisikan sebagai determinasi output model, dengan
menggunakan input dan struktur model yang telah diketahui. Dalam membangun
model dalam rangka studi pengenalan atau pengujian atau pelatihan dan yang
sejenis lainnya. Simulasi dalam bentuk pengolahan data merupakan imitasi dari
proses dan input ril yang menghasilkan data output sebagai gambaran karakteristik
7
Khusnul Khotimah, Bail. 2015. Teori Simulasi dan Permodelan. Ponorogo : Wade Group.
Hal. 3-42
operasional dan keadaan pada sistem. Hubungan sistem ril dengan sistem imitasi
atau operasi dan keadaan ril. Model sebagai imitasi disusun dalam bentuk yang
sesuai menyajikan sistem ril atas halhal tertentu yang perlu direpresentasikan
dengan maksud untuk menghadirkan tiruan dari kegiatan dan sistem ril. Sebagai
contoh, model sistem antrian sebagai imitasi dari sistem pelayanan disusun untuk
Tujuan imitasi sistem ril dengan menghadirkan elemen dan komponen tiruan adalah
untuk peniruan fungsi dan hubungan ril serta interaksi antar objek dan komponen
ril pada sistem tiruan. Komponenkomponen sistem tiruan hadir dalam bentuk fungsi
dan interaksi imitasi yang disajikan dalam bentuk rangkaian proses dalam aktivitas
dan operasi sistem yang disimulasi. Operasi tiruan yang berlangsung dengan
gambaran dari hasil operasi dan keadaan pada sistem yang disimulasi.
3.1.2. Simulasi Penyelesaian Persoalan
Masalah tidak adanya metode yang sesuai dengan persoalan pada umumnya
berkaitan dengan bentuk persoalan yang unik dan rumit, yang tidak dapat
Sebagai contoh adalah persoalan sistem antrian yang unik seperti disajikan pada
jika penerapan solusi yang diperoleh tidak dapat memberikan hasil yang diharapkan
pengoperasian sistem tiruan dalam bentuk data output yang berguna untuk
sistem dan model operasi sistem yang sesuai dengan tujuan penelitian atau
penyelidikan.
Gambar 1.3 Model Konseptual Simulasi
teori, prinsip, dan pendekatan sistem. Model sistem dan model-model simbolik dari
fungsi atau proses serta prosedur pengoperasian sistem tiruan haruslah disusun
sebagai perangkat lunak untuk penyelidikan dan analisis karakteristik sistem. Untuk
itu peniruan operasi sistem ril dilakukan atas elemen-elemen yang berkaitan dengan
aktivitas sistem yaitu masukan dan komponen- komponen sistem, hubungan dan
interaksi antar komponen sistem, aturan-aturan, disiplin dan ketentuan lainnya yang
berlaku dalam aktivitas sistem. Berdasarkan peniruan sistem dan aktivitas sistem ril
yang sesuai, hasil simulasi sistem dapat diterima dan berlaku syah sebagai data
output yang berguna menunjukkan karakteristik operasional sistem ril. Sesuai
dengan konsep simulasi sistem tersebut di atas, solusi untuk suatu persoalan dalam
bentuk keadaan yang kurang baik ataupun keadaan yang tidak optimal dapat
keadaan yang lebih baik dapat diperoleh berdasarkan hasil analisis dan pengujian
pada Gambar 1.3. Model konseptual simulasi pada gambar di atas menunjukkan
pada pengoperasian sistem maya sebagai tiruan yang sama ataupun sebagai imitasi
modifikasi dari suatu sistem ril untuk memperoleh karakteristik operasional sistem
sebagai bahan pertimbangan pada penentuan solusi atas persoalan sistem ril.
a. Memahami sistem yang akan disimulasikan jika pengembang model tidak tahu
atau belum mengetahui cara kerja sistem yang akan dimodel simulasikan maka
pengembang perlu meminta bantuan seorang ahli (pakar) dibidang sistem yang
bersangkutan. Data masukan, keluaran, variable dan parameter masih dalam bentuk
mengetahui cara kerja sistem yang bersangkutan, maka tahap berikutnya adalah
memformulasikan model matematika dari sistem. Model matematika bisa dalam
dan lain – lain disesuaikan dengan karakterisitik sistem dan tujuan pemodelan
Flow Chart untuk merinci tahapan yang harus dilewati untuk membuat program.
dasarnya adalah menirukan sistem nyata (realitas) sehingga tolak ukur baik
dilakukan pada tingkat modul program, untuk menguji fungsi subsistem. Verifikasi
sesuai dengan rancangan model konsep dari sistem yang bersangkutan. Validasi
program komputer bisa dilakukan secara waktu nyata (real time) atau waktu tidak
nyata (offline) tergantung dari tujuan simulasi. Secara umum ada 3 tujuan simulasi,
dinamis seperti yang dijumpai dalam “sistem” harus dapat di interprestasikan untuk
sistem adalah suatu langkah awal yang dilakukan untuk pembuatan suatu rekayasa
perangkat lunak dari sebuah sistem yang akan di simulasikan. Apabila formulasi
model dilakukan maka tahap selanjutnya akan dilakukan evaluasi model sistem
validasi. Dalam hal ini formulasi model senantiasa dilakukan berdasarkan teori-
teori yang berlaku diwilayah dimana sistem berada. Beberapa tahapan yang biasa
a. Dari sudut pandang sistem dan lingkungannya: sistem tertutup & sistem terbuka.
b. Dari sudut pandang tingkat kepastian sistem: sistem deterministik & sistem
probabilistik.
c. Dari sudut pandang kedinamisan sistem: sistem dinamis & sistem statis.
d. Dari sudut pandang kekontinuan sistem: sistem kontinu & sistem diskrit.
kerja dari berbagai sistem yang digunakan didalam industri itu sendiri untuk
digunakan untuk memperoleh gambaran dan informasi secara lengkap dari sistem
yang ingin disimulasikan. Bila diinginkan data yang benar-benar valid maka yang
lebih tepat adalah eksperimen langsung terhadap sistem realnya, karena jika kita
bereksperimen terhadap model sistem maka akan timbul kendala apabila model
Model sistem dapat berwujud secara fisik maupun dalam bentuk formula
matematik. Pada umumnya model matematik selalu dapat memberikan hasil yang
informasi dan pada akhirnya akan dapat menunjukkan kinerja dari sistem nyatanya
secara tepat.
selanjutnya manakal model fisik maupun model matematik sistem selesai dibuat.
Jika model sistem cukup sederhana maka penyelesaian secara analisis mudah
dilakukan, namun bila model sistem cukup kompleks maka penyelesaian simulasi
suatu metode yang mana metode itu dengan sendirinya harus disesuaikan dengan
diantaranya adalah:
b. Simulasi sistem diskrit: merupakan sistem yang perubahan statenya terjadi pada
waktu-waktu diskrit.
secara kontinu.
d. Simulasi sistem probabilistik: merupakan sistem dengan kejadian yang
probabilistik.
bentuk analisis dan pembahasan atas sitem dapat dilakukan. Adapun tahapan utama
a. Penetapan tujuan
b. Identifikasi masalah
e. Validasi
Solusi model Pemahaman atas segala bentuk komponen (entity) dan antribut
pemahaman ini merupakan modal dasar yang utama dalam pemodelan sistem. Atas
dapat dimodelkan oleh sistem secara dinamik (Richardson dan Pugh 1986).
Permasalahan dalam sistem dinamik dilihat tidak disebabkan oleh pengaruh dari
luar namun dianggap disebabkan oleh struktur internal sistem. Tujuan metodologi
pemahaman yang mendalam tentang tata cara kerja suatu sistem (Asyiawati 2002;
b. Konseptualisasi sistem
c. Formulasi model
d. Sirnulasi model
f. Analisis kebijakan
g. Impiementasi kebijakan
digambarkan sebagai suatu sistem yang dibatasi. Sistem yang dibatasi ini
merupakan sistem yang meliputi semua konsep dan variabel yang saling
disebabkan oleh struktur internal dari sistem. Tujuan metodologi sistem dinamik
mendalam tentang tata cara kerja suatu sistem (Asyiawati 2002). Proses pemodelan
1. Perumusan masalah dan pemilihan batassan dunia nyata. Tahap ini meliputi
kegiatan pemilihan tema yang akan dikaji, penentuan variabel kunci, rencana waktu
untuk mempertimbangkan masa depan yang jadi pertimbangan serta seberapa jauh
kejadian masa lalu dari akar masalah tersebut dan selanjutnya mendefinisikan
masalah dinamisnya.
gambaran model mental pemodel dengan bantuan alat-alat seperti causal loop
diagram. Stock flow diagram, dan alat bantu lainnya. Model mental adalah asumsi
yang sangat dalam melekat, umum atau bahkan suatu gambaran dari bayangan atau
citra yang berpengaruh pada bagaimana kita memahami dunia dan bagaimana kita
keputusan, estimasi parameter dan uji konsistensi dengan tujuan dan batasan yang
analisis dampak yang ditimbulkan, kehandalan model pada skenario yang berbeda
dengan tingkat ketidakpastian yang berbeda pula serta keterkaitan antar kebijakan
6. Melihat bagaimana model akan bekerja, memilih horizon waktu atau perilaku
7. Jalankan model
rumit dan data yang banyak. Simulasi adalah aktivitas di mana pengkaji dapat
menarik kesimpulan tentang perilaku dari suatu sistem melalui penelaahan perilaku
model yang selaras, di mana hubungan sebab akibatnya sama dengan atau seperti
yang ada pada sistem sebenarnya (Eriyatno 1998). Simulasi juga dilakukan dengan
lunak dalam pemodelan sistem dinamik tersebut merupakan alat bantu yang dapat
dalam stock flow diagram. Stock flow diagram harus dilengkapi dengan persamaan
matematika dan nilai awal untuk aktivitas simulasi. Stock flow diagram sebagai
konsep sentral dalam teori sistem dinamik. Stock adalah akumulasi atas
aksi keputusan didasarkan padanya. Stock digabungkan dengan rate atau flow
memudahkan pemodel bagi pemodel taupun pemakai yang tidak mengerti secara
teknis sekalipun. Stella yang dipakai dalam penelitian ini merupakan suatu
perangkat lunak yang dibuat atas dasar model sistem dinamis dalam melakukan
simulasi.
yang berasal dari dunia nyata ke dalam dunia model maya (Borshchev dan
Filippov). Karakteristik unik yang dimiliki sebuah model yaitu sifat representatif
dari sistem nyata, mampu menggambarkan sistem nyata secara rinci (describle),
Menurut Forrester sistem dinamik digunakan untuk melihat sebuah struktur yang
perubahan perilaku yang terjadi. Pada metode sistem dinamik ini berkaitan dengan
berbagai sistem yang kompleks, dimana pola perilaku yang dibangkitkan oleh
sistem tersebut seiring dengan bertambahnya waktu. Sehingga persoalan yang dapat
dimodelkan dengan sistem dinamik adalah masalah yang bersifat dinamis atau
berubah terhadap waktu dan struktur yang fenomenanya mengandung paling sedikit
satu unsur umpan balik (feedback structure). Dalam sistem dinamik, dunia real atau
nyata dinyatakan dalam bentuk stock seperti material, ilmu pengetahuan, orang dan
uang. Bentuk lainnya adalah aliran antar stock dan informasi sebagai penentu nilai
dalam aliran. Gambaran mengenai sistem dinamik dapat dilihat pada Gambar 2.1.