Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Dalam lingkungan kerja, berbagai faktor dapat mempengaruhi jalannya suatu

pekerjaan. Faktor-faktor ini perlu diperhatikan bukan hanya karena bersifat wajar dan
manusiawi, tetapi karena apabila tidak diperhatikan akan dapat menimbulkan
berbagai kerugian, sebaliknya apabila diperhatikan dan diatur dengan baik, maka
dapat memberikan

keuntungan

bagi perusahaan.

Salah

satu

faktor yang

mempengaruhi suatu pekerjaan adalah komponen penyusun dari sistem kerja tersebut.
Untuk itu dalam perancangan sistem kerja yang melibatkan manusia harus
diperhatikan kelebihan dan kekurangan dari manusia itu sendiri baik dari segi fisik
maupun psikologisnya. Kelebihan dan kekurangan manusia dari segi fisik harus dapat
disesuaikan dengan komponen dari sistem kerja yang berupa fasilitas kerja dan
tempat kerjanya. Penyesuaian komponen sistem kerja terhadap fisik manusia yang
menggunakan komponen tersebut akan sangat membantu kerja manusia tersebut
sehingga sistem akan berjalan optimal. Untuk itulah diperlukan suatu pengukuran
antropometri.
Pengukuran antropometri merupakan pengukuran yang dilakukan terhadap
dimensi-dimensi tubuh manusia. Hasil dari pengukuran ini kemudian dapat
diaplikasikan pada sistem kerja yang melibatkan manusia saat melakukan interaksi
dengan komponen sistem kerja tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam melakukan perancangan suatu fasilitas dan tempat kerja dalam suatu sistem
diperlukan

pengetahuan

tentang

ergonomi

dan

antropometri

untuk

dapat

menghasilkan suatu rancangan yang tepat dan optimal dengan memanfaatkan datadata pengukuran dimensi tubuh manusia yang akan berinteraksi dengan fasilitas dan
tempat kerja tersebut. Diharapkan nantinya dengan adanya pengetahuan tentang
antropometri fasilitas dan tempat kerja dapat membuat keadaan kerja lebih produktif
dan nyaman.

Data antropometri yang diperoleh nantinya akan menentukan bentuk, ukuran,


dimensi, yang tepat yang berkaitan dengan produk yang akan dirancang sehingga
manusia yang akan menggunakan atau mengoperasikan produk tersebut akan merasa
nyaman dan aman. Dalam kaitannya dengan praktikum yang dilakukan dilakukan,
stasiun kerja X akan diredesign dengan mempertimbangkan data-data antropometri
yang diperoleh dari populasi praktikan laboratorium Perancangan Kerja dan
Ergonomi sehingga stasiun kerja X akan terasa lebih ergonomis.
1.2.

Tujuan Praktikum
1.2.1. Tujuan Umum
Mampu mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki manusia dari sisi

antropometri serta mampu menggunakannya untuk mengoptimalkan sistem kerja.


1.2.2. Tujuan Khusus
1. Mampu mengukur data antropometri
2. Mampu menentukan ukuran tubuh yang dibutuhkan dalam merancang tempat
kerja.
3. Mampu menggunakan data antropometri dalam perancangan tempat kerja.

BAB II

LANDASAN TEORI
2.1. Ergonomi
Istilah Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu Ergos (kerja) dan Nomos
(hukum alam) dan dapat didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia
dalam

lingkungan

kerjanya

yang

ditinjau

secara

anatomi,

fisiologi,

psikologi, engineering, manajemen dan perancangan/desain. Ergonomi secara khusus


mempelajari keterbatasan dan kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan
teknologi dan produk-produk buatannya. Ilmu ini berangkat dari kenyataan bahwa
manusia memiliki batas-batas kemampuan baik jangka pendek maupun jangka
panjang, pada saat berhadapan dengan lingkungan sistem kerja yang berupa
perangkat

keras/hardware (mesin,

peralatan

kerja,

dll)

dan

perangkat

lunak/software (metode kerja, sistem, dll).


Ergonomi adalah satu ilmu yang peduli akan adanya keserasian manusia dan
pekerjaannya. Ilmu ini menempatkan manusia sebagai unsur pertama, terutama
kemampuan, kebolehan, dan batasannya. Ergonomi bertujuan membuat pekerjaan,
peralatan, informasi, dan lingkungan yang serasi satu sama lainnya. Metodenya
dengan menganalisis hubungan fisik antara manusia dengan fasilitas kerja. Manfaat
dan tujuan ilmu ini adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan pada saat bekerja.
Dengan demikian Egonomi berguna sebagai media pencegahan terhadap kelelahan
kerja sedini mungkin sebelum berakibat kronis dan fatal.
Aplikasi ergonomi dalam desain sistem kerja memberikan peranan penting
dalam meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya: desain sistem
kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia.
Desain stasiun kerja untuk alat peraga visual display, untuk mengurangi
ketidaknyamanan visual dan postur kerja. Desain perkakas kerja untuk mengurangi
kelelahan kerja. Desain peletakan instrumen dan sistem pengendali agar didapat
optimasi dalam proses transfer informasi sehingga dihasilkan suatu respon yang cepat
dengan meminimumkan resiko kesalahan, dan meningkatkan efisiensi kerja dan
hilangnya resiko kesehatan akibat metode kerja yang kurang tepat.

Peran ergonomi dalam kehidupan sehari-hari dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:


1. Perancangan produk.
2. Meningkatkan keselamatan dan higiene kerja.
3. Meningkatkan produktivitas kerja.
Sasaran dari Ergonomi yaitu meningkatkan para pengguna agar dapat
mencapai prestasi kerja yang tinggi dalam kondisi yang nyaman, aman dan tenteram.
Adapun lingkup kajian Ergonomi dapat dikelompokkan dalam 4 bidang lingkup
kajian, yaitu:
1. Display.
Display adalah alat yang menyajikan informasi tentang lingkungan yang
dikomunikasikan dalam bentuk tanda-tanda atau lambang-lambang.
Display terbagi menjadi 2 bagian, yaitu display statis dan display dinamis.
Display statis adalah display yang memberikan informasi tanpa
dipengaruhi oleh variabel waktu, misalnya peta, papan pengumuman.
Sedangkan display dinamis adalah display yang dipengaruhi oleh variabel
waktu, misalnya speedometer yang memberikan informasi kecepatan
kendaraan bermotor dalam setiap kondisi.
2. Kekuatan fisik manusia (Fisiologi).
Penelitian ini mencakup mengukur kekuatan/daya fisik manusia ketika
bekerja dan mempelajari bagaimana cara kerja serta peralatan harus
dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukan
aktifitas tersebut. Penelitian ini merupakan bagian dari biomekanik.
3. Ukuran/dimensi dari tempat kerja (antropometri).
Penelitian ini diarahkan untuk mendapatkan ukuran tempat kerja yang
sesuai dengan ukuran tubuh manusia, dipelajari dalam antropometri.
4. Lingkungan fisik.
Penelitian ini berkenaan dengan perancangan kondisi lingkungan fisik dari
ruangan dan fasilitas-fasilitas dimana manusia bekerja. Hal ini meliputi
perancangan cahaya, suara, warna, temperatur, kelembaban, bau-bauan
dan getaran pada suatu fasilitas kerja.

2.2. Antropometri
Istilah anthropometry berasal dari kata anthropos (man) yang berarti
manusia dan metron (measure) yang berarti ukuran (Bridger 2003). Berikut adalah
beberapa definisi antropometri dari berbagai sumber:
a. Antropometri menurut (Nurmianto 1996) adalah suatu kumpulan data
numerik yang berhubungan dengan karakteristik tubuh manusia seperti
ukuran, bentuk, dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk
penanganan masalah desain.
b. Antropometri terutama berkaitan dengan dimensi stasiun kerja dan pengaturan
alat, peralatan, serta material (Pulat 1997).
c. Antropometri tidak hanya fokus pada kesesuaian ketinggian tempat kerja,
tetapi juga bagaimana operator dapat dengan mudah mengakses kontrol dan
perangkat input(Helander 2006).
d. Antropometri merupakan studi dan pengukuran dimensi tubuh manusia
(Wickens et al. 1998).
Ada 3 filosofi dasar untuk desain yang digunakan oleh ahli-ahli ergonomi
sebagai data antropometri untuk diaplikasikan (Niebel & Freivalds 2002).
a. Desain untuk Ekstrim, yang berarti bahwa untuk desain tempat atau
lingkungan kerja tertentu seharusnya menggunakan data antropometri
individu ekstrim. Contoh: penetapan ukuran minimal dari lebar dan tinggi dari
pintu darurat.
b. Desain untuk penyesuaian, desainer seharusnya merancang dimensi peralatan
atau fasilitas tertentu yang bisa disesuaikan dengan pengguna (users). Contoh:
perancangan kursi mobil yang letaknya bisa digeser maju atau mundur, dan
sudut sandarannya pun bisa diubah.
c. Desain untuk rata-rata, desainer dapat menggunakan nilai antropometri ratarata dalam mendesain dimensi fasilitas tertentu. Contoh: desain fasilitas
umum seperti toilet umum, kursi tunggu, dan lain- lain.

Untuk mendapatkan suatu perancangan yang optimum dari suatu ruang dan
fasilitas, maka faktor-faktor seperti panjang dari suatu dimensi tubuh baik dalam
posisi statis maupun dinamis harus diperhatikan. Hal lain yang perlu diamati adalah
berat dan pusat massa (centre of gravity) dari suatu segmen/bagian tubuh, bentuk
tubuh, jarak untuk pergerakan melingkar (angular motion) dari tangan dan kaki, dan
sebagainya.
Selain itu, harus didapatkan pula data-data yang sesuai dengan tubuh manusia.
Pengukuran tersebut adalah relatif mudah untuk didapat jika diaplikasikan pada data
perseorangan. Namun, semakin banyak jumlah manusia yang diukur dimensi
tubuhnya, maka semakin terlihat besar variasi antara satu tubuh dengan tubuh lainnya
baik secara keseluruhan tubuh maupun persegmennya (Nurmianto, 1996).
Data antropometri yang diperoleh akan diaplikasikan secara luas dalam hal :
1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll.).
2. Perancangan peralatan kerja (perkakas, mesin, dll.).
3. Perancangan produk-produk konsumtif (pakaian, kursi, meja, dll.).
4. Perancangan lingkungan kerja fisik.
Ada beberapa prinsip dalam perancangan area kerja, yaitu:
a. Menentukan ketinggian permukaan area kerja dengan tinggi siku
b. Menyesuaikan ketinggian berdasarkan pekerjaan yang dilakukan
c. Menyediakan kursi yang nyaman untuk operator duduk
d. Menyediakan kursi yang dapat disesuaikan
e. Mendorong fleksibilitas postural
f. Menyediakan tikar anti lelah (antifatigue mats) untuk operator yang berdiri
g. Meletakkan semua alat dan bahan dalam jangkauan kerja yang normal
h. Menetapkan lokasi alat dan bahan untuk mendapatkan posisi terbaik
i. Menggunakan alat pengiriman untuk mengurangi jangkauan dan perpindahan
berulang
j. Mengatur alat, kontrol, dan komponen lain secara optimal untuk
meminimalkan gerakan.

Antropometri dibagi atas dua bagian, yaitu:


1. Antropometri statis, di mana pengukuran dilakukan pada tubuh manusia yang
berada dalam posisi diam. Dimensi yang diukur pada Anthropometri statis
diambil secara linier (lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasil
pengukuran representatif, maka pengukuran harus dilakukan dengan metode
tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh harus dalam keadaan diam.
2. Antropometri dinamis, di mana dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi
tubuh yang sedang bergerak, sehingga lebih kompleks dan lebih sulit diukur.
Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis, yaitu:
a. Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan
mekanis dari suatu aktivitas. Contoh: dalam mempelajari performa atlet.
b. Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja. Contoh:
Jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif saat bekerja yang dilakukan
dengan berdiri atau duduk.
c. Pengukuran variabilitas kerja. Contoh: Analisis kinematika dan kemampuan
jari-jari tangan dari seorang juru ketik atau operator komputer.

Faktor-faktor yang mempengaruhi variasi dimensi tubuh manusia, diantaranya


(Wieckens et al, 2004):
a) Usia
Ukuran tubuh manusia (stature) akan berkembang dari saat lahir sampai kirakira berumur 20-25 tahun (Roche & Davila, 1972; VanCott & Kinkade, 1972)
dan mulai menurun setelah usia 35-40 tahun. Bahkan, untuk wanita

kemungkinan penyusutannya lebih besar. Sementara untuk berat dan


circumference chest akan berkembang sampai usia 60 tahun.
b) Jenis Kelamin
Pada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada
dan pinggul.
c) Suku Bangsa (Etnis) dan Ras
Ukuran tubuh dan proporsi manusia yang berbeda etnis dan ras mempunyai
perbedaan yang signifikan. Orang kulit hitam cenderung mempunyai lengan
dan kaki yang lebih panjang dibandingkan orang kulit putih.
d) Pekerjaan
Aktivitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan ukuran tubuh
manusia. Pemain basket professional biasanya lebih t inggi dari orang biasa.
Pemain balet biasanya lebih kurus disbanding rata-rata orang.
Selain faktor-faktor di atas, masih ada beberapa kondisi tertentu (khusus) yang
dapat mempengaruhi variabilitas ukuran dimensi tubuh manusia yang juga perlu
mendapat perhatian, seperti:
a. Cacat tubuh.
Data antropometri akan diperlukan untuk perancangan produk bagi orangorang cacat.
b. Faktor iklim
Faktor iklim yang berbeda akan memberikan variasi yang berbeda pula dalam
bentuk rancangan dan spesifikasi pakaian. Artinya, dimensi orang pun akan
berbeda dalam satu tempat dengan tempat yang lain.
c. Kehamilan (pregnancy)
Kondisi semacam ini jelas akan mempengaruhi bentuk dan ukuran dimensi
tubuh (untuk perempuan) dan tentu saja memerlukan perhatian khusus
terhadap produk-produk yang dirancang bagi segmentasi seperti itu.
2.3. Pengujian Statistik

1. Uji Kenormalan data


Uji kenormalan data dimaksudkan untuk mendeteksi apakah data yang akan
digunakan sebagai pangkal tolak pengujian hipotesis merupakan data empirik
yang memenuhi hakikat naturalistik. Hakikat naturalistik menganut faham
bahwa penomena (gejala) yang terjadi di alam ini berlangsung secara wajar
dan dengan kecenderungan berpola.
2. Uji Keseragaman data
Batas Kontrol Atas/Batas Kontrol Bawah (BKA/BKB)
Batas kontrol atas (BKA)

( xi x)
N 1

= x bar + 2.x

Batas kontrol bawah (BKB) = x bar - 2.x

Standar deviasi

Standar deviasi rata-rata


3. Uji Kecukupan data

N' < N : berarti jumlah data cukup


4. Perhitungan Nilai Persentil
Percentile adalah suatu nilai yang menunjukkan presentase tertentu dari
orang-orang yang memiliki ukuran di bawah atau pada nilai tersebut (Tayyari
& Smith 1997). Sebagai contoh, 95th percentile akan menunjukkan 95%
populasi akan berada pada atau di bawah nilai dari suatu data yang diambil.
Untuk penetapan data antropometri digunakan distribusi normal di mana

distribusi ini dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata (mean) dan


simpangan bakunya (standar deviasi) dari data yang diperoleh. Dari nilai yang
ada tersebut, dapat ditentukan nilai persentil sesuai dengan tabel probabilitas
distribusi normal yang ada.

BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1. Rekapitulasi Data Antropometri


Pengambilan data antropometri dilakukan di Lab. LPSKE dengan hasil
pengambilan data sebagai berikut, rekapitulasi data dapat dilihat pada lampiran
sedangkan data yang diolah adalah TDN (tinggi duduk normal), TMD (tinggi mata
duduk), dan TSD (tinggi siku duduk).
Tabel 3.1.1 Data Antropometri yang diolah

3.2. Pengujian Statistika


3.2.1. Uji Kenormalan data

Gambar 3.2.1.1 Kurva uji kenormalan data TDN

Gambar 3.2.1.2 Kurva uji kenormalan data TMD

Gambar 3.2.1.3 Kurva uji kenormalan data TSD


3.2.2. Uji Keseragaman data
Tabel 3.2.2.1 Uji keseragaman data TDN

Xi

Sub
Grup

83

86

88

xi

x sub
grup

(xix)2

92

261

87.0

42.0

87

84

259

86.3

8.7

86

84

86

256

85.3

2.7

85

80

87

252

84.0

26.0

83

83

85

251
1279.0

83.7
426.3

2.7
82.0

Total

Total

BK
B

x
bar

BK
A

83.
1
83.
1
83.
1
83.
1
83.
1

85.
3
85.
3
85.
3
85.
3
85.
3

87.
4
87.
4
87.
4
87.
4
87.
4

88.0
87.0
86.0

x sub grup

85.0

BKB

84.0

x bar

83.0

BKA

82.0
81.0
80.0
1

Gambar 3.2.2.1 Grafik uji keseragaman data TDN

Tabel 3.2.2.2 Uji keseragaman data TMD

Sub
Grup
1
2
3
4
5

xi

Total

75

75

82

77
72
75
71

75
72
67
73

75
74
78
75

Total

xi
232
227
218
220
219
1116.0

x sub
grup

(xix)2

77.3
75.7
72.7
73.3
73.0
372.0

32.7
2.7
2.7
64.7
8.0
110.7

BKB

x
bar

BKA

71.9
71.9
71.9
71.9
71.9

74.4
74.4
74.4
74.4
74.4

76.9
76.9
76.9
76.9
76.9

78.0
77.0
76.0
75.0

x sub grup

74.0

BKB

73.0

x bar

72.0

BKA

71.0
70.0
69.0
1

Gambar 3.2.2.2 Grafik uji keseragaman data TMD

Tabel 3.2.2.3 Uji keseragaman data TSD

xi

Sub
Grup

30

29

24

xi

x sub
grup

(xix)2

33

92

30.7

8.7

27

25

76

25.3

4.7

23

26

20

69

23.0

18.0

24

24

32

80

26.7

42.7

26

25

28

79
396.0

26.3
132.0

4.7
78.7

Total

Total

BK
B

x
bar

BK
A

24.
3
24.
3
24.
3
24.
3
24.
3

26.
4
26.
4
26.
4
26.
4
26.
4

28.
5
28.
5
28.
5
28.
5
28.
5

35.0
30.0
25.0

x sub grup

20.0

BKB

15.0

x bar
BKA

10.0
5.0
0.0
1

Gambar 3.2.2.3 Grafik uji keseragaman data TSD

3.2.3. Uji Kecukupan data


Tabel 3.2.3.1 Uji kecukupan data TDN

Tabel 3.2.3.2 Uji kecukupan data TMD

Tabel 3.2.3.3 Uji kecukupan data TSD

3.3. Perhitungan Nilai Persentil


Tabel 3.3.1 Perhitungan nilai persentil masing-masing data
Persentil ke 5
10
50
90
95

TDN
82.1
83.0
85.0
87.6
89.2

TMD
69.8
71.4
75.0
77.6
79.2

TSD
22.1
23.4
26.0
31.2
32.3

BAB IV
ANALISIS DAN TUGAS PERANCANGAN
4.1. Analisis Data Antropometri
Dari hasil rekapitulasi data antropometri yang diperoleh dari hasil
pengukuran, dapat dinyatakan bahwa setiap manusia memiliki ukuran dimensi tubuh
yang berbeda.
Setelah dilakukan analisis dapat diambil kesimpulan bahwa data yang
diperoleh terkadang memiliki jarak yang berbeda-beda. Dan setelah dianalisa dengan
menggunakan berbagai sofware, dapat disimpulkan bahwa data yang didapat bisa
mengalami kesalahan dari pengukuran dimensi ukuran tubuh yang sebenarnya.
4.2. Analisis Statistika
4.2.1. Analisis Kenormalan data
a. Uji Kenormalan data TDN
Dari kurva histogram, maka dapat diambil analisis bahwa data TDN
tersebut hampir mendekati normal dengan standar deviasi 2.764, ratarata (mean) 85.27 dan jumlah data 15. Data dikatakan mendekati
normal karna gambar kurva pada histogram hampir membentuk
gambar lonceng yang sempurna.
b. Uji Kenormalan data TMD
Dari kurva histogram, maka dapat diambil analisis bahwa data TMD
tersebut normal dengan standar deviasi 3.376, rata-rata (mean) 74.4
dan jumlah data 15. Data dikatakan normal karna gambar kurva pada
histogram membentuk gambar lonceng yang sempurna.

c. Uji Kenormalan data TSD


Dari kurva histogram, maka dapat diambil analisis bahwa data TSD
tersebut hampir mendekati normal dengan standar deviasi 3.501, rata-

rata (mean) 26.4 dan jumlah data 15. Data dikatakan mendekati
normal karna gambar kurva pada histogram hampir membentuk
gambar lonceng yang sempurna.
4.2.2. Analisis Keseragaman data
a. Uji Keseragaman data TDN
Dari hasil uji keseragaman data TDN yang dilakukan dapat diambil
kesimpulan bahwa data TDN yang diuji seragam. Karena rata-rata sub
grup tidak keluar dari batas kontrol atas maupun batas kontrol bawah.
b. Uji Keseragaman data TMD
Dari hasil uji keseragaman data TMD yang dilakukan dapat diambil
kesimpulan bahwa data TMD yang diuji tidak seragam. Karena ratarata sub grup ada yang keluar dari batas kontrol atas. Yaitu pada ratarata subgrup yang pertama.
c. Uji Keseragaman data TSD
Dari hasil uji keseragaman data TSD yang dilakukan dapat diambil
kesimpulan bahwa data TSD yang diuji tidak seragam. Karena
beberapa rata-rata sub grup ada yang keluar dari batas kontrol atas
maupun batas kontrol bawah. Yaitu pada rata-rata subgrup pertama dan
ketiga.
4.2.3. Analisis Kecukupan data
1. Uji Kecukupan data TDN
Dari pengujian kecukupan data TDN yang dilakukan, maka data TDN
yang diujikan dinyatakan cukup. Karena N<N dengan N=2 dan
N=15.
2. Uji Kecukupan data TMD
Dari pengujian kecukupan data TMD yang dilakukan, maka data TMD
yang diujikan dinyatakan cukup. Karena N<N dengan N=3 dan
N=15.
3. Uji Kecukupan data TSD

Dari pengujian kecukupan data TSD yang dilakukan, maka data TSD
yang diujikan dinyatakan tidak cukup. Karena N>N dengan N=26
dan N=15.
4.3. Analisis Nilai Persentil
Dari data-data dimensi tubuh yang telah dikumpulkan dan dilakukan
pengolahan data menggunakan ms excel, nilai persentil dari data dimensi tubuh TDN,
TMD, dan TSD masing-masingnya dapat dilihat pada tabel 3.3.1. Nilai persentil yang
dicari adalah persentil 5, 10, 50, 90, dan 95. Nilai persentil yang didapatkan dari
masing-masing data berbeda tiap tahun persentilnya. Dan nilai persentil yang
digunakan adalah nilai persentil 5, 50, dan 95 karena nilai persentil tersebut
merupakan nilai persentil yang bisa mewakili ukuran tubuh populasi untuk suatu
produk.
4.4. Perancangan Produk/Fasilitas Kerja Ergonomik
Dari hasil data pengukuran antropometri yang telah dilakukan, maka produk
yang kami rancang yaitu kursi kerja untuk digunakan pada mesin jahit.
4.4.1. Deskripsi Produk
Rincian produk yang dirancang:
-

Produk kursi ini dirancang berguna untuk tempat sandaran pekerja saat

melakukan pekerjaan.
Kursi dirancang untuk tempat duduk pekerja.
Kursi dirancang agar pekerja tidak sulit melakukan pekerjaan.
Kursi tersebut berfungsi untuk memberikan kenyamanan pekerja saat
melakukan pekerjaan.

4.4.2. Analisis dan Perancangan Dimensi Produk


Produk yang kami rancang tidak berdasarkan pengolahan data yang kami
olah, namun data tersebut ada hubungannya dengan produk yang kami rancang. Data
yang kami olah untuk merancang desain produk adalah sebagai berikut:

TSP (Tinggi sandaran punggung)


TSD (Tinggi siku duduk)
PPo (Pantat popliteal)
TPo (Tinggi popliteal/lipat lutut)
STK (Sudut telapak kaki)
Untuk ukuran sandaran duduk kami menggunakan data TSP dengan percentile

50 atau rata-rata, karna jika kami menggunakan persentil tertinggi maka orang yang
memiliki dimensi tubuh yang kecil tidak bisa menyandarkan punggungnya pada
kursi. Dan begitu juga sebaliknya kami tidak menggunakan persentil terendah, karna
jika kami menggunakan persentil terendah maka orang yang memiliki dimensi tubuh
rendah tidak bisa menyandarkan punggungnya pada kursi.
Untuk ukuran tinggi kursi kami menggunakan data TPO dengan persentil 50
atau rata-rata, jika kami menggunakan persentil terbesar maka orang yang memiliki
dimensi tubuh kecil akan sulit menyesuaikan posisi kaki pada saat duduk begitupun
sebaliknya.
Untuk ukuran lebar dudukan kursi kami menggunakan data PPo dengan
persentil 95, karna jika kami menggunakan persentil terkecil maka orang yang
memiliki dimensi tubuh yang kecil akan sulit menyesuaikan posisi duduknya.
Untuk ukuran pijakan kaki pada mesin jahit kami menggunakan data STK
dengan persentil 50 atau rata-rata. Dan untuk tinggi meja kami menggunakan data
TSD dengan percentile 50 atau rata-rata.
1. Analisis produk berdasarkan bentuk dan bahan yang digunakan
- Sandaran kursi 15 derajat
- Bahan kursi dari stainless steel
- Bantalan kursi dari busa
- Bahan meja dari kayu
2. Analisis berdasarkan ukuran
- Tinggi sandaran kursi diambil dari data TSP dengan persentil
-

50 dengan ukuran 47 cm.


Tinggi kursi diambil dari data TPo dengan persentil 50 dengan
ukuran 43 cm.

Lebar dudukan kursi diambil dari data PPo dengan persentil 95

dengan ukuran 49 cm.


Pijakan meja pada meja mesin jahit diambil dari data STK

dengan persentil 50 dengan ukuran kemiringan 55 derajat.


Dan tinggi meja mesin jahit diambil dari data TSD dengan
persentil 50 dengan ukuran 69 cm.

Dari hasil produk yang dirancang, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam
menentukan/merancang suatu produk. Kita harus menyesuaikan dengan ukuran
dimensi tubuh manusia yang akan menggunakan produk tersebut, agar terciptanya
ENASE (Enak, nyaman, aman, sehat, dan efektif).

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari data dimensi tubuh yang kami olah, dapat diambil kesimpulan bahwa:
-

Data yang diperoleh terkadang memiliki jarak yang berbeda-beda.


Data-data tersebut telah teruji keseragaman, kenormalan, dan kecukupan data.
Data yang tidak seragam terdapat pada data TMD dan TSD.
Data yang tidak cukup terdapat pada data TSD
Data-data tersebut dapat dipakai untuk mewakili dimensi tubuh manusia di

Indonesia.
Produk yang dirancang dari hasil pengukuran dimensi tubuh yaitu kursi kerja

yang digunakan pada mesin jahit.


Dan data-data tersebut juga bisa dipakai untuk membuat produk yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

5.2. Saran
Dari uji keseragaman, uji kecukupan, dan uji kenormalan data. Semua data
kami telah teruji, namun pada uji keseragaman data TMD dan TSD data yang kami
ujikan belum seragam, karena ada beberapa yang keluar dari batas kontrol atas dan
batas kontrol bawah. Dan pada data uji kecukupan data TSD, data kami pun tidak
cukup. Agar tidak terjadi kesalahan yang sama pada percobaan selanjutnya, maka
kami akan lebih berhati-hati lagi dalam melakukan pengukuran.

DAFTAR PUSTAKA
McCormick, Ernest J. and Sanders, Mark S. 1987. Human Factors in Engineering
and Desig. New York: MacGraw Hill Book Company.
Nurmianto, Eko. 1995. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Guna
Widya.
Pulat, Mustafa B. 1992. Fundamentals of Industrial Ergonomic. Oklahoma:
Waveland Press Inc.
Sutalaksana, Iftikar, dkk. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Jurusan Teknik Industri.
ITB-Bandung.
Wickens, Christopher D. 1998. AnIntroduction to Human Factors Engineering. New
York: Longman.
Wignosoebroto, Sritomo. 1995. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya:
Penerbit Guna Widya.

DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN
LEMBARAN ASISTENSI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2 Tujuan Praktikum
BAB II. LANDASAN TEORI
2.1 Ergonomi
2.2 Antropometri
2.3 Pengujian Statistik
BAB III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Rekapitulasi Data Antropometri

3.2 Pengujian Statistikal


3.2.1 Uji Kenormalan Data
3.2.2 Uji Keseragaman Data
3.2.3 Uji Kecukupan Data
3.3 Perhitungan Nilai Persentil
BAB IV. ANALISIS DAN TUGAS PERANCANGAN
4.1 Analisis Data Antropometri
4.2 Analisis Statistikal
4.2.1 Analisis Kenormalan data
4.2.2 Analisis Keseragaman data
4.2.3 Analisis Kecukupan data
4.3 Analisis Nilai Persentil
4.4 Perancangan Produk/Fasilitas Kerja Ergonomik
4.4.1 Deskripsi Produk
4.4.1.Analisis dan Perancangan Dimensi Produk
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN

LEMBARAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM ERGONOMI

Modul 1 : Antropometri

Oleh :
Kelompok II-1

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui


di Padang, 9 Oktober 2014

Tertanda
Asisten

Dosen

Lonny Afrizalmi

Syamsul Anwar

NBP. 1211096

NIP 198109262005021001

LEMBARAN ASISTENSI

Kelas

: SPI-2A

Shift/Klp.

: II /1

Anggota

: 1. Arhamna Arisya
2. Febrio Diwaratama
3. Ibnu Ilham Akbar
4. Nadia Erdi Deandra

Asisten

: Lonny Afrizalmi

Modul

: 1 (satu)

Hari/ Tanggal

Catatan Perbaikan

Paraf Asisten

1.

2.

3.

LAPORAN PRAKTIKUM
ERGONOMI

ANTROPOMETRI

Oleh :
Kelompok II-1
Arhamna Arisya

(1311005)

Febrio Diwaratama

(1311008)

Ibnu Ilham Akbar

(1311011)

Nadia Erdi Deandra

(1311030)

(SPI-2A)

SISTEM PRODUKSI INDUSTRI


AKADEMI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum Ergonomi ini sebatas kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki. Dan
juga kami berterima kasih kepada Bapak Syamsul Anwar, ST, M.Se selaku dosen
mata kuliah Ergonomi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap Laporan Praktikum ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Antropometri dengan
menggunakan program Ms. Excel, SPSS, dan ManneQuin. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh
dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa sarana yang membangun.

Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang lain yang

membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf

apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.
Padang, 9 Oktober 2014

Penyusun

LAMPIRAN
-

Tampak samping

Keterangan gambar:

TSP
TSD
TPo
PPo
STK

: persentil 50
: persentil 50
: persentil 50
: persentil 95
: persentil 50

Tampak Belakang

Anda mungkin juga menyukai