Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PRAKTIKUM

PERANCANGAN SISTEM KERJA ERGONOMI


(TIN – 2261)

Dosen Pembimbing:
Ratih Rahmawati ST., MT.

KELOMPOK 1
MODUL 3 : BIOMEKANIKA

1. Dzikri Primajaya (D1061191031)


2. Brigitta Atur Nusa Permata Siburian (D1061191039)
3. Agra Aryabhista (D1061191045)
4. Duta Sultan Paksi (D1061191046)
5. Gerry Gorianus (D1061191052)

LABORATORIUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2020
Praktikum Perancangan Sistem Kerja Ergonomi
Modul 3 Biomekanika
Kelompok 1

DAFTAR ISI

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri ii
Praktikum Perancangan Sistem Kerja Ergonomi
Modul 3 Biomekanika
Kelompok 1

DAFTAR TABEL

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri iii
Praktikum Perancangan Sistem Kerja Ergonomi
Modul 3 Biomekanika
Kelompok 1

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Flowchart Praktikum.........................................................................20

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri iv
Praktikum Perancangan Sistem Kerja Ergonomi
Modul 3 Biomekanika
Kelompok 1

DAFTAR GRAFIK

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri v
Praktikum Perancangan Sistem Kerja Ergonomi
Modul 3 Biomekanika
Kelompok 1

DAFTAR RUMUS

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri vi
Praktikum Perancangan Sistem Kerja Ergonomi
Modul 3 Biomekanika
Kelompok 1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan sehari-hari manusia pasti sering kali menghadapi hal-hal
yang berhubungan langsung secara fisik di dalam diri manusia. Misalnya
berlari, berjalan, mengangkat benda atau memindahkan sesuatu dengan posisi
yang bermacam-macam. Ilmu ergonomi bisa memecahkan masalah tersebut
dengan pendekatan seperti biomekanika dan manual material handling.
Pendekatan-pendekatan tersebut biasanya digunakan untuk permasalahan
Ketika mengangkat beban. Ketika mengangkat beban tubuh kita tidak tahu
apakah beban tersebut dapat diangkat dengan aman dan bagaimana posisi
mengangkat beban akan mendukung pengangkatan tersebut. Pendekatan yang
digunakan untuk permasalahan ini bisa menggunakan pendekatan
biomekanika. Sedangkan untuk manual material handling digunakan dalam
permasalahan dimana suatu beban yang diangkat memiliki bentuk fisik yang
tidak mendukung dan tidak sesuai dengan kondisi lapangan.
Praktikum kali ini mahasiswa akan melakukan pengangkatan suatu
beban kemudian akan diukur sudut asimetri posisi pemindahan, tinggi, jarak
serta berat beban terhadap operator. Agar pengangkatan beban dilakukan
secara ergonomis akan digunakan suatu pendekatan yaitu pendekatan manual
material handling. Pendekatan ini akan mencari nilai RWL dan LI dimana
nilai tersebut sebagai pedoman atau dasar untuk mengetahui posisi
pemindahan suatu beban dengan aman serta posisi yang lebih mendukung
dalam perlakuan terhadap beban. Untuk biomekanika juga hampir sama,
dimana untuk setiap segmen tubuh bisa kita cari berapa beban yang aman
diambil dalam posisi tertentu dan menentukan stance yang paling mendukung
dalam sebuah kasus material handling. Kemudian akan didapat simulasi
posisi tubuh dengan menggunakan aplikasi RULA.
Input dari praktikum ini yaitu pengangkatan suatu beban seberat 5 kg,
10 kg dan 15 kg. Hasil pengangkatan ini akan dihitung jarak horizontal, jarak
awal dari lantai dan tinggi tujuan dari posisi awal beban. Sedangkan output

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 1
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

dari praktikum ini berupa RWL, LI dan simulasi posisi tubuh menggunakan
metode RULA.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada laporan ini yaitu
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh LI (lifting index) terhadap RWL (recommended
weight limit) ?
2. Bagaimana mengimplementasikan simulasi posisi tubuh pada RULA?
3. Bagaimana perbedaan antara perhitungan RWL dan LI tanpa sudut
asimetri dengan perhitungan RWL dan LI menggunakan sudut asimetri.
4. Bagaimana pengaruh komponen RWL terhadap nilai RWL itu sendiri?
1.3 Tujuan Praktikum
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari praktikum ialah
sebagai berikut:
1. Menentukan pengaruh LI (lifting index) terhadap RWL (recommended
weight limit).
2. Mampu menggunakan RULA sebagai metode untuk simulasi posisi
tubuh.
3. Menentukan perbedaan RWL dan LI tanpa sudut asimetri dengan RWL
dan LI dengan sudut asimetri.
4. Mengetahui dan memahami komponen-komponen RWL terhadap nilai
LI..
1.4 Manfaat Praktikum
Setelah melaksanakan praktikum ini, praktikan dapat memperoleh
beberapa manfaat seperti:
1. Mampu menjelaskan posisi pengangkatan beban yang baik dan
pengaruhnya terhadap tubuh.
2. Mampu menjelaskan pengaruh manual material handling terhadap back
injury yang terjadi
3. Mampu menganalisa manual material handling yang baik dari
perhitungan RWL dan LI

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 2
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

4. Mampu membandingkan hasil perhitungan RWL dan LI metode manual


material handling sebelum maupun sesudah dilakukan perbaikan.

1.5 Batasan dan Asumsi


Adapun pada praktikum ini terdapat batasan yang berguna untuk
membatasi ruang lingkup pada praktikum serta asumsi untuk membantu
proses pengerjaan praktikum sebagai berikut.
1.5.1 Batasan
Adapun batasan yang perlu diperhatikan dalam praktikum
Biomekanika ini adalah sebagai berikut:
1. Pengambilan data Praktikum Biomekanika dilakukan di rumah
salah satu anggota kelompok dikarenakan situasi pandemi
COVID-19.
2. Pengumpulan data praktikum berupa pengukuran berat badan,
lokasi tangan, jarak vertikal, sudut asimetri, rata-rata frekuensi,
durasi, dan kopling objek operator.
3. Pengukuran dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang
diberikan.
4. Pengumpulan data praktikum disertai dengan dokumentasi
pengukuran operator.
1.5.2 Asumsi
Adapun asumsi dalam praktikum yang perlu diperhatikan sebagai
berikut:
1. Operator memahami langkah-langkah yang dibutuhkan dalam
Praktikum Biomekanika.
2. Operator memiliki kemampuan menghitung dan mengukur, serta
ketelitian yang baik terkait pengukuran data dan perhitungan
RWL serta LI operator.
3. Alat dan bahan yang digunakan dalam Praktikum Biomekanika
dalam keadaan baik.
4. Operator memahami penggunaan software CATIA terkait
simulasi analisis postur kerja operator.

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 3
Praktikum Perancangan Sistem Kerja Ergonomi
Modul 3 Biomekanika
Kelompok 1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biomekanika
Biomekanika merupakan ilmu dan materi yang akan dibahaskan
dalam laporan ini. Berikut pembahasan mengenai biomekanika secara
mendalam, sebagai berikut:
2.1.1 Pengertian Biomekanika
Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu
mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika
juga merupakan ilmu yang mempelajari mengenai gaya-gaya internal
dan eksternal dan bekerja pada tubuh manusia dan akibat-akibat dari
gaya-gaya yang dihasilkan. Biomekanika menyangkut tubuh
manusia dan hampir semua tubuh makhluk hidup. Dalam
biomekanika prinsip-prinsip mekanika dipakai dalam penyusunan
konsep, analisis, desain dan pengembangan peralatan dan sistem
dalam biologi dan kedokteran.
Mekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu
fisika yang mempelajari gerakan dan perubahan bentuk suatu materi
yang diakibatkan oleh gangguan mekanik yang disebut gaya.
Penemuan mengenai gaya sendiri berasal dari ilmuwan penemu
gravitasi yaitu Isaac Newton, yang mana juga berkontribusi terhadap
bidang mekanika dalam biomekanika.
2.1.2 Anatomi Tulang Belakang
Dalam dunia medis, tulang tulang belakang dikenal
dengan sebutan khusus yaitu columna vertebralis. Rangkaian tulang
belakang adalah sebuah struktur lentur yang dibentuk dari sejumlah
tulang yang disebut vertebra (ruas tulang belakang). Diantara tiap
dua ruas tulang belakang terdapat bantalan tulang rawan. Rangkaian
tulang belakang orang dewasa memiliki 57 hingga 67 centimeter.
Dalam rangkaian tersebut terdapat 33 ruas tulang, 24 diantaranya
merupakan tulang terpisah dan 9 ruas sisanya akan menyatu menjadi
5 buah dan cocigius 4 buah.

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 4
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

Tulang vertebra memiliki 2 bagian secara garis besar


yaitu, bagian anterior tersusun atas corpus vertebr, discus
intervertebralis (sebagai artikulasi), dan ditopang oleh ligamentum
longitudinaleanterior dan posterior. Sedangkan bagian posterior
tersusun atas pedikel, lamina, kanalis vertebralis, serta prosesus
tranversus dan spinosus yang menjadi tempat otot penyokong dan
pelindung columna vertebra. Bagian posterior vertebra antara satu
dan lain dihubungkan dengan sendi apofisial (faset). Stabilitas
vertebra tergantung pada integritas corpus vertebra dan discus
intervertebralis serta dua jenis jaringan penyokong, yaitu
ligamentum (pasif) dan otot (aktif)

Gambar 2.1 Ruas-ruas Tulang Belakang


Ruas-ruas tulang belakang dapatdikelompokkan sesuai
dengan penempatan yang ditepati oleh ruas-ruas tulang belakang
tersebut, yaitu:
a. Tulang Punggung Cervical
Memiliki bentuk tulang yang kecil dengan spina atau
procesus spinosa, bagian yang seperti sayap pada belakang tulang,
yang pendek, kecuali pada tulan ke-2 dan ke-7 yang procesus
spinosanya pendek. Diberi nomor sesuai dengan urutannya dari C1-
C7 (C dari cervical), namun beberapa memiliki sebutan khusus
seperti C1 atau atlas, C2 atau aksis. Setiap mamalia memiliki 7
tulang punggung leher, seberapapun panjang lehernya.

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 5
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

b. Tulang Punggung Thorax


Procesus spinosusnya akan berhubungan dengan tulang
rusuk. Beberapa gerakan memutar dapat terjadi. Bagian ini dikenal
juga sebagai 'tulang punggung dorsal' dalam konteks manusia.
Tulang punggung thorax terdiri dari dua belas tulang. Bagian ini
diberi nomor T1 hingga T12.
c. Tulang Punggung Lumbal
Bagian ini (L1-L5) merupakan bagian paling tegap
konstruksinya dan menanggung beban terberat dari yang lainnya.
Bagian ini memungkinkan gerakan fleksi dan ekstensi tubuh
manusia, dan beberapa gerakan rotasi dengan derajat yang kecil.
d. Tulang Punggung Sacral
Tulang punggung sacral memiliki 5 ruas tulang (S1-S5).
Tulang-tulang bergabung dan tidak memiliki celah atau diskus
intervertebralis terhadap satu sama lainnya. Tulang punggung sacral
biasa dikenal dengan tulang kelangkang. Tulang kelangkang
berbentuk segi tiga dan terletak pada bagian bawah kolumna
vertebralis, terjepit diantara kedua tulang inominata.
e. Tulang Punggung Coccyygeal
Nama lain dari tulang punggung coccygeal adalah tulang
tungging. Tulang punggung coccygeal memiliki 3 sampai5 ruas
tulang (Co1-Co5) yang saling bergabung dan tanpa celah.
2.1.3 Prinsip-Prinsip Biomekanika
Biomekanika pada dasarnya merupakan kombinasi
antara ilmu Biologi dengan Matematika-Fisika, Matematika-
Fisikanya ialah Mekanikanya. Penerapan Fisika dalam mekanika
terhadap Biologi tersebut ialah Newtonian, jadi pada dasarnya
Biomekanika menggunakan prinsip kerja Newtonian dalam bidang
ilmu tersebut tentang bagaimana bagian tubuh akan bekerja. Prinsip-
prinsip Biomekanika lebih mengenai pada cara tubuh makhluk hidup
bekerja, itulah mengapa menggunakan bidang ilmu Newtonian

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 6
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

sebagai prinsip kerja Biomekanika. Berikut merupakan prinsip-


prinsip Biomekanika yaitu hukum Newton itu sendiri sebagai
berikut, yakni:
1. Hukum Pertama
Berdasarkan hukum pertama Newton yaitu, “Jika
terdapat benda dengan jumlah gaya yang bekerja sama dengan
nol (0) maka benda berada dalam keadaan diam.” Maksud dari
hukum tersebut dalam Biomekanika ialah, jika terdapat bagian
tubuh yang diam (istirahat) maka ketika kita akan melakukan
pergerakan terhadap tubuh tersebut tidak bisa langsung
menggerakkannya begitu saja, tapi harus dilakukan secara
perlahan. Jadi, sistem mekanika dalam Biomekanika yang
diterapkan dengan hukum pertama ialah benda yang dapat
mengalami gaya sama dengan nol, dimana benda tidak semerta-
merta dapat digerakan begitu saja.
2. Hukum Kedua
Berdasarkan hukum kedua Newton yaitu, “jika sebuah
benda diberikan gaya maka benda tersebut akan mengalami
percepatan yang berbanding atau sesuai dengan gaya yang
diberikan tersebut.” berdasarkan dari hukum kedua yaitu benda
yang akan mengalami percepatan tersebut haruslah diberikan
gaya yang sesuai hingga benda tersebut mampu digerakan,
dalam konsep Mekanika.
3. Hukum Ketiga
Berdasarkan hukum ketiga Newton yaitu, “jika benda
melakukan aksi maka akan menghasilkan reaksi secara berlawanan
dengan besaran nilai yang sama dari aksi tersebut.” berdasarkan
dari hukum ketiga tersebut, sistem mekanika yang dilakukan dalam
Biomekanika haruslah memberikan hal yang serupa yaitu dimana
benda dalam Biomekanika akan akan dapat memberikan reaksi dari
setiap aksi yang dilakukan dari benda tersebut berdasarkan dari
konsep Mekanika.

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 7
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

2.2 Manual Material Handling


Manual Material Handling merupakan suatu pekerjaan yang
dilakukan oleh manusia terhadap benda secara manual yang terdiri dari
mengangkat, mendorong, menarik, membawa dan lain sebagainya. Manual
Material Handling atau MMH memiliki peranan dalam bidang ilmu
Biomekanik karena menerapakan antara hubungan tubuh manusia dengan
benda, yang dalam Biomekanika akan ditambahkan sistem konsep Mekanika.
Peranan Biomekanika dalam Manual Material Handling bertujuan agar
pekerjaan berdasarkan dari MMH dapat dilakukan lebih efektif dan efisien
setelah melakukan penganalisaan akan Biologi dengan Mekanika terhadap
Manual Material Handling tersebut.
2.2.1 Recommended Weight Limit (RWL)
Faktor pengali pada persamaan pengangkatan yang telah direvisi
terdiri dari enam koefisien yang digunakan sebagai pengurang
konstanta beban berdasarkan karakteristik pengangkatan beban pada
lokasi standar pengangkatan beban (kondisi yang optimal). Komponen
perubahan persamaan NIOSH terdiri dari konstanta beban dan faktor-
faktor pengali yaitu pengali horizontal, faktor pengali vertikal, faktor
pengali jarak, faktor pengali frekuensi, faktor pengali asimetri, faktor
pengali kopling, dengan rumus sebagai berikut :
RWL= LC*HM*VM*DM*AM*FM*CM
Keterangan :
LC = Load Constan
HM = Horizontal Multiplier
VM = Vertical Multiplier
DM = Distance Multiplier
AM = Asymetric Multiplier
FM = Frequency Multiplier
CM = Coupling Multiplier

1. Load Constan (LC)

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 8
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

LC adalah berat maksimum yang direkomendasikan untuk


pengangkatan beban satandar dalam kondisi optimal (posisi sagital
pengangkatan dengan frekuensi yang tidak terlalu sering, kopling
baik, jarak pemindahan = 25 cm, dan lain sebagainya). Pemilihan
konstanta beban berdasarkan pada kriteria psikofisik dan
biomekanika. Mengestimasi bahwa pengangkatan beban ekivalen
dengan konstanta beban dalam kondisi ideal ( dimana semua faktor
pengali sama dengan 1.0 ) dan dapat diterima oleh 75 % pekerja
wanita dan 90 % pekerja pria dan gaya tekan terhadap ruas-ruas
tulang belakang kurang dari 3.4 kN. Pada persamaan yang telah
direvisi, konstanta beban reduksi dri 40 kg menjadi 23 kg. Reduksi
ini dilakukan karena bertambahnya jarak minimum horizontal dari
15 cm pada persamaan 1991. konstanta beban direvisi ini 17 kg
lebih kecil nilainya dari persamaan 1981, namun dengan
direvisinya pula jarak minimum horizontal menjadi 25 cm maka
reduksi konstanta beban menjadi hanya 1 kg.
2. Horizontal Multiplier (HM)
HM didapat dari nilai H (horizontal location) yaitu jarak
antara tangan dengan titik tengah pergelangan kaki bagian dalam
kaki. Bahwa semakin besar jarak horizontal beban terhadap tulang
belakang, maka semakin besar pula gaya tekan terhadap lempeng
(disc) dan menurunkan batas maksimum beban yang diperbolehkan
diangkat. Tegangan pada tulang belakang selama pengangkatan
beban secara umum meningkat secara proporsional dengan jarak
horizontal antara beban dengan tulang belakang.
Untuk melengkapi kriteria beban angkatan, faktor pengali
horizontal ditetapkan sebagai berikut :
HM = ( 25 / H ) dimana H = jarak horizontal Atau
Hm = ( 10 / H ) dimana H = jarak horizontal dalam inchi
3. Vertical Multiplier (VM)
VM didapat dari nilai V (vertical location) yitu jarak antara
tinggi vertical dengan lantai. Komite NIOSH 1991

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 9
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

merekomendasikan bahwa faktor vertikal memberikan penurunan


sebesar 22.5 % terhadap nilai beban yang boleh diangkat diatas 75
cm dari lantai adalah berdasarkan data empiris dari studi psikofisik,
bahwa maksimum beban yang boleh diangkat (MAWL) oleh
pekerja akan menurun sejalan dengan peningkatan vertikal yang
lebih tinggi dari 75 cm dari lantai.
Factor pengali vertikal adalah :
VM = (1-0,003 [V-75])
V = tinggi vertikal dalam cm.
4. Distance Multiplier (DM)
DM didapat dari nilai D (vertical traple dintance) yaitu jarak
vertikal antara titik awal beban sebelum diangkat ke titik tujuan
beban diletakkan. Dari hasil studi psikofisik oleh Aquilano (1980)
dan Khalil (1985) memperkirakan terjadinya penurunan 15 %
terhadap MAWL ketika total jarak perpindahan mendekati
maksimum (beban diangkat dari lantai ke bahu). Hasil ini
mengidentifikasikan peningkatan kebutuhan psiologis sejalan
dengan peningkatan jarak peningkatan. Sehingga untuk
peningkatan dimana total jarak perpindahan = 25 cm (10 inchi) dan
kebutuhan psiologisnya tidak mengalami kenaikan signifikan,
maka faktor pengali haruslah konstan.
Dengan begitu maka pengali jarak (DM) yang diterapkan pada
tahun 1991 oleh komite adalah :
DM = 0,82( 4.5/D)
D = total jarak perpindahan dalam cm
DM = 0.82 (1,8/D)
D= total jarak perpindahan dalam inchi
5. Asymmetric Multiplier (AM)
AM didapat dari nilai A (Asymmetric) yaitu sudut yang
dibentuk tubuh saat memindahkan beban. Pengangkatan asimetri
akan ditemukan pada kondisi sebagai berikut :

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 10
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

1. Posisi origin dan destination membentuk sudut antara


keduanya.
2. Pengangkatan dilakukan untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh karena adanya rintangan pada tempat
kerja atau permukaan lantai kerja yang tidak teratur.
3. Gerakan mengangkat memotong posisi tubuh, misalnya
saat membelokkan beban dari satu lokasi ke lokasi yang
lainnya.
4. Standar produktivitas diperlukan dalam meraduksi waktu
pengangkatan.
Secara umum pengangkatan dengan asimetri ini harus
dihindari, jika tidak maka nilai RWL akan lebih dari pada
pengangkatan dengan posisi pengangkatan secara asimetri pada
tahun 1991, pengali asimetri ditentukan sebagai factor pengali
yang mengurangi 30 % dari beban yang boleh untuk diangkat pada
pengangkatan denagn sudut pergerakan 90 %. Factor pengali
asimetri yang ditetapkan oleh komite NIOSH adalah :
AM = 1 – (0.0032 A)
A = Sudut asimetri yang dibentuk
Sudut asimetri adalah sudut yang menunjukan sejauh mana
benda dipindahkan dari depan (bidang mid – sagital) tubuh pekerja
ketujuan. Sudut asimetri terbentuk antara garis asimetri dengan
garis sagital yang diproyeksikan pada bidang atas.
6. Frequency Multiplier (FM )
FM didapat dari nilai F (Frecuency Component) yaitu
jumlah beban yang diangkat setiap menitnya. Pengali frekuansi
ditentukan oleh jumlah pengankatan per menit. Jumlah waktu yang
diperlukan untuk pengangkatan (durasi) dan tinggi vertikal
pengangkatan dari lantai. Untuk persamaan yang dibuat tahun1991
telah ditetapkan pendekatan
Pengangkatan dengan F<0.2 maka diambil nilai
pengangkatan dengan F=0.2 untuk pengankatan denagn frekuensi

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 11
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

tangan jarang. Missal F << 0.1 maka recovery yang dianggap


sesuai adalah category short durasi. Durasi pengangkatan dibagi
menjadi tiga bagian berdasarkan pada continous work time dan
recovery time. Continues time adalah periode kerja tanpa terjadinya
interupsi sama sekali. Sedangkan recorvery time adalah periode
dalam melakukan aktivitas berskala ringan mengikuti periode
pengangkatan continue. Durasi pengangkatan dibagi atas tiga
kategori yaitu
a. Durasi singkat = <1 jam
b. Durasi moderal = 1 – 2 jam
c. Durasi Lama = 2 – 8 jam
7. Coupling Multiplier (CM)
CM diperoleh dari bagai mana cara memegang beban. Beban
biasanya di lengkapi dengan suatu komponen sebagai alat pemegang pada
saat pekerja hendak mengangkat beban tersebut. Kegunaannya adalah
agar pekerja dapat mengangkat beban dengan baik. Selanjutnya
komponen ini kita sebut sebagai pegangan tangan (handle). Perpaduan
fungsi tangan pekerja dengan handle ini di sebut kopling.
CM memiliki kategori untuk kopling yaitu good, fair dan poor.
1. Kategori good untuk kontainer yang dirancang secara
optimal. Pemegang yang baik adalah posisi dimana tangan
dapat dengan mudah mencengkram objek.
2. Kategori fair untuk kontainer yang dan tidak memiliki
pegangan dan tidak mudah diraih.
3. Kategori poor, tidak ada pegangan, komponen beban atau
objek yang tidak beraturan atau terlalu besar ukurannya atau
objek yang memiliki sudut tajam.
2.2.2 Ketetapan NIOSH untuk Perancangan Kriteria Biomekanika
Hipotesis biomekanika menetapkan bahwa kemampuan
mengangkat merupakan kombinasi fungsi dari kekuatan otot dan
kekuatan structural tubuh seseorang. Terutama pada lumbar tulang
belakang. Komite NIOSH ( 1991 ) mengumpulkan data dari berbagai

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 12
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

studi dan hasil penelitian beberapa ahli untuk menentukan besarnya


gaya tekan pada lumbar 15/SI. Jager dan Luttman ( 1989 ) menemukan
bahwa rata-rata gaya tekan pada lumbar adalah 4,4 kN dengan standar
deviasi 1,88 kN. Hasil menyatakan bahwa kira-kira 30 % tekanan akhir
dibagian lumbar lebih kecil dari 3,4 kN dan 16 % tekanannya lebih
kecil dari 2,5 kN. Berdasarkan studi lapangan yang telah dilakukan oleh
para ahli, Komite NIOS 1991 menyimpulkan bahwa gaya pada tulang
punggung tidak lebih dari 3,4 kN. Namun studi lebih lanjut perlu
dilakukan untuk melihat apakah gaya tekan pada tulakang punggung
tidak lebih dari 3,4 kN pada 15 / SI telah dapat melindungi semua
pekerja dari cedera tulang belakang.
2.2.3 Lifting Index (LI)
Lifting index adalah merupakan perbandingan antaraberat
beban (load target dengan RWL). Lifting index merupakan nilai
relatif dari tingkat tegangan fisik dalam suatu kegiatan
pengangkatan manual nilai estimasi tingkat tegangan fisik tersebut
dinyatakan sebagai hasil bagi antara nilai beban angkatan dengan
nilai RWL hasil perhitungan:
LI=Berat Beban : RWL
Dimana :
LI = Lifting Index
RWL = Recommended Weight limit
Jika nilai LI lebih kecil dari 1 maka dikatakan aman untuk
pengangkatan beban sedangkan apabila nilai LI lebih besar 1 maka
berisiko cidera pada operator.
2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Keluhan Muskuloskeletal
Musculoskeletal adalah gangguan pada bagian otot skeletal yang
disebabkan oleh karena otot menerima beban statis secara berulang dan terus
menerus dalam jangka waktu yang lama dan akan menyebabkan keluhan
berupa kerusakan pada sendi, ligament dan tendon (Rizka, 2012). Keluhan
otot skeletal pada umumnya terjadi karena kontraksi otot yang berlebihan
akibat pemberian beban kerja yang terlalu berat dengan durasi pembebanan

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 13
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

panjang. Sebaliknya, keluhan otot kemungkinan tidak terjadi apabila


kontraksi otot hanya berkisa antar 15% – 20% dari kekuatan otot maksimum.
Namun apabila kontraksi otot melebihi 20%, maka peredaran darah ke otot
berkurang menurut tingkat kontraksi yang dipengaruhi oleh besarnya tenaga
yang diperlukan. Suplai oksigen ke otot menurun, proses metabolisme
karbohidrat terhambat dan sebagai akibatnya terjadi penimbunan asam laktat
yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri otot (Suma’mur, 1982; Grandjean,
1993).
Adanya cedera pada suatu bagian yang disebabkan oleh gerakan-
gerakan yang tiba-tiba, kecelakaan, dan jatuh juga dapat menyebabkan nyeri
muskuloskeletal. Penyebab lain terjadinya muskuloskeletal salahnya posisi
tulang belakang dari postur tubuh yang buruk atau pendeknya otot dari
kurangnya melakukan aktivitas dan kerusakan pada bagian sendi, ligamen,
otot maupun sistem skeletal lainnya akibat posisi tubuh yang tidak alamiah
atau janggal terutama dilakukan dengan waktu yang cukup lama. Keluhan
Muskuloskeletal yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, yaitu :
8. Faktor internal, (usia, masa kerja, kebiasaan olahraga, dan ras)
Keluhan muskuloskeletal mulai dirasakan pada usia kerja, yaitu pada usia
25 – 65 tahun. Keluhan biasanya akan mulai dirasakan pada usia 35 tahun
dan akan semakin meningkat semakin bertambahnya usia. Hal ini terjadi
karena pada usia setengah baya, kekuatan dan ketahanan otot akan
meningkat (Dryastiti, 2013)
Kemudian jenis kelamin sangat juga mempengaruhi tingkat risiko
keluhan otot. Hal ini terjadi karena secara fisiologis, kemampuan otot
wanita lebih rendah daripada pria.
Kesegaran jasmani yaitu tingkat kesegaran tubuh yang rendah akan
mempertinggi risiko terjadinya keluhan otot sehingga harus menanamkan
kebiasaan olahraga agar otot dan tulang lebih leluasa.
Ras atau suku juga mempengaruhi terjadinya muskuloskeletal,
dimana contohnya suku Negro lebih kuat disbanding suku-suku lainnya
yang ada di dunia. Hal ini menyebabkan dalam melaksanakan kegiatan

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 14
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

fisik suku Negro tidak mudah terkena musculoskeletal disbanding suku


lainnya.
9. Faktor eksternal (posisi kerja dan beban kerja)
Adapun penyebab lain yang bisa menyebabkan terjadinya keluhan
Muskuloskeletal mungkin tidak terbiasa dengan sesuatu yang dilakukan.
Beban kerja yang berat terlebih dalam jangka waktu yang lama
menyebabkan peregangan otot yang berlebihan dimana aktivitas pekerjaan
yang menuntut pengerahan tenaga yang besar, seperti mengangkat,
mendorong, menarik dan menahan beban yang berat. Aktivitas berulang
(faktor frekuensi) yaitu aktivitas yang dilakukan secara berulang dengan
sedikit variasi, dapat menimbulkan kelelahan dan ketegangan otot dan
tendon karena kurang istirahat (relaksasi).
Sikap kerja tidak alamiah atau posisi kerja yang salah dapat
menyebabkan musculoskeletal. Sikap kerja tidak alamiah (faktor postur
janggal) yaitu sikap kerja yang menyebabkan posisi bagian tubuh bergerak
menjauhi posisi alamiah, misalnya tangan terangkat, punggung
membungkuk, kepala terangkat keatas. Semakin jauh posisi bagian tubuh
dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula resiko terjadinya
keluhan otot skeletal. Sikap kerja tidak alamiah ini pada umumnya karena
karakteristik tuntutan tugas, alat kerja dan stasiun kerja tidak sesuai
dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja (Grandjean, 1993; Anis &
McCnville, 1996;Waters & Anderson, 1996 & Manuaba, 2000);
2.4 RULA dalam CATIA
Rapid Upper Limb Assessment (RULA) adalah sebuah metode untuk
menilai postur, gaya, dan gerakan suatu aktivitas kerja yang berkaitan dengan
penggunaan anggota tubuh bagian atas (upper limb). Metode ini
dikembangkan untuk menyelidiki resiko kelainan yang akan dialami oleh
seorang pekerja dalam melakukan aktivitas kerja yang memanfaatkan anggota
tubuh bagian atas (Andrian, 2013). CATIA sendiri merupakan perangkat
lunak yang membantu dalam proses desain, rekayasa dan manufaktur.
Dengan menggunakan metode RULA dan menggunakan bantuan
software CATIA, akan dilakukan evaluasi menggunakan pengukuran RULA

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 15
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

dengan software CATIA dengan tujuan untuk memberikan rekomendasi dan


membantu perusahaan dalam meningkatkan standarisasi ergonomi.
Penggunaanya yaitu dengan membuat postur kerja operator
menggunakan software CATIA yang disesuaikan dengan foto dan data-data
yang didapat saat pengamatan. Dalam analisis RULA pada software CATIA
terdapat empat kategori warna yaitu merah untuk kondisi paling
membutuhkan tindakan, orange untuk kondisi perlu tindakan dalam waktu
dekat, kuning untuk kondisi yang masih perlu diamati beberapa waktu
kedepan, dan warna hijau untuk kondisi aman. Jadi berdasarkan skor RULA
yang didapat akan diaplikasikan melalui software CATIA. Manfaat
menggunakan metode RULA yaitu:
1. Alat untuk melakukan analisis awal yang mampu menentukan seberapa
jauh risiko pekerja untuk terpengaruh oleh faktor-faktor penyebab cedera,
yaitu: postur, kontraksi otot statis, gerakan repetitive dan gaya.
2. Menentukan prioritas pekerjaan berdasarkan faktor risiko cedera. Hal ini
dilakukan dengan membandingkan nilai tugas-tugas yang berbeda yang
dievaluasi menggunakan Rapid Upper Limb Assessment (RULA).
3. Menemukan tindakan yang paling efektif untuk pekerjaan yang memiliki
resiko relatif tinggi. Analisis dapat menentukan kontribusi tiap faktor
terhadap suatu pekerjaan secara keseluruhan dengan cara melalui nilai tiap
faktor resiko.
4. Menemukan sejauh mana penngaruh suatu modifikasi atas pekerjaan.
Perbaikan secara kuantitatif dapat diukur dengan cara membandingkan
penilaian sebelum dan sesudah modifikasi diterapkan.

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 16
Praktikum Perancangan Sistem Kerja Ergonomi
Modul 3 Biomekanika
Kelompok 1

BAB III
METODOLOGI
3.1 Peralatan Praktikum
Alat dan bahan merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk
keperluan selama praktikum. Tanpa adanya alat dan bahan tersebut, maka
praktikum tidak dapat terlaksana dengan baik.
Adapun alat yang digunakan pada praktikum peta kerja adalah sebagai
berikut:
1. Meteran
Alat untuk mengukur jarak horizontal dan jarak vertikal.
2. Beban angkut 5 kg, 10 kg, dan 15 kg
Objek yang akan di angkat.
3. Meja
Tempat untuk meletakkan objek atau beban yang akan diangkat.
4. Timbangan Badan
Menimbang berat badan operator.
5. Observation Sheet
Lembar pengamatan yang sudah disiapkan untuk mengumpulkan data-data
yang diambil saat mengangkat dan memindahkan beban.
6. Worksheet (Excel)
7. Word Processor (Microsoft Word)
3.1 Flowchart dan Penjelasan Praktikum
Flowchart ini menjelaskan alur jalannya praktikum sedangkan penjelasan
praktikum menjelaskan lebih rinci praktikum yang dilaksanakan
3.2.1 Flowchart Praktikum
Adapun flowchart praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 17
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

Mulai

Studi Literatur
1. Pengertian Biomekanika
2. Anatomi Tulang Belakang
3. Material Handling
4. Manual Material Handling
5. Pengertian RWL dan L1
6. CATIA

Alat dan Bahan


1. Meteran
2. Beban Angkut 5 kg, 10 kg, dan 15 kg
3. Meja
4. Timbangan Badan
5. Observation Sheet
6. Worksheet (Microsoft Excel)
7. Word Processor (Microsoft Word)

Pengumpulan Data Historis


1. Pengangkatan Beban Benda Tanpa Sudut Asimetri
2. Pengangkatan Beban Benda Dengan Sudut Asimetri

Tidak

Apakah Data yang Dikumpulkan


Sudah Benar?

Ya

Pengolahan Data
1. Perhitungan RWL dan L1 Tanpa Sudut Asimetri
2. Perhitungan RWL dan L1 dengan Sudut Asimetri
3. Rekapitulasi Perhitungan RWL dan L1
4. Simulasi Postur Kerja dengan Metode RULA

Analisa
1. Analisa Perhitungan RWL dan L1 Sebelum Perbaikan
2. Analisa Pengaruh Komponen Terhadap Hasil Perbaikan RWL
3.Analisa Perhitungan RWL dan L1 Setelah Perbaikan
4. Analisa Postur Kerja dengan Metode RULA
5. Analisa Perbandingan Hasil L1 dan RULA
6. Kondisi Optimal untuk Pengangkatan Beban

Selesai

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 18
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

3.2.2 Penjelasan Praktikum


Adapun penjelasan praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Mulai
2. Studi Literatur
Melakukan studi literatur yang merupakan serangkaian kegiatan
berkaitan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, serta
mencari referensi terkait Praktikum biomekanika. Sebelum
melakukan praktikum biomekanika, terlebih dahulu praktikan
melakukan studi literatur yang berkaitan dengan modul praktikum
ini yaitu pengertian biomekanika, anatomi tulang belakang, prinsip-
prinsip dasar biomekanika, manual material handling yang
didalamnya terdapat juga RWL dan LI, faktor penyebab terjadinya
keluhan muskuloskeletal dan metode RULA dalam CATIA.
3. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah
meteran, beban 5kg, 10 kg, 15 kg, meja, lembar pengamatan dan
software berupa Ms. Excel, Ms. Word.
4. Pengumpulan Data
Data yang diperlukan pada praktikum ini ialah data saat melakukan
pengangkatan beban dan pemindahan beban, yaitu komponen yang
terdapat pada RWL seperti jarak beban secara horizontal dan vertikal
maupun sudut asimetri.
5. Pengolahan Data
Setelah semua data telah dikumpulkan, kemudian data-data
tersebut dianalisa untuk diperiksa. Pengolahan data yang dilakukan
yaitu perhitungan RWL dan LI tanpa sudut asimetri, perhitungan
RWL dan LI dengan sudut asimetri serta simulasi postur tubuh
menggunakan metode RULA.
6. Analisa
Analisa perlu dilakukan agar hasil output sesuai dengan perencanaan
atau tidak. Pada bagian ini yang akan dianalisa yaitu analisa
perhitungan RWL dan LI sebelum perbaikan, analisa pengaruh

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 19
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

komponen terhadap hasil perbaikan RWL, analisa perhitungan RWL


dan LI setelah perbaikan, analisa postur kerja dengan metode RULA,
analisa perbandingan hasil LI dan RULA, dan kondisi optimal untuk
pengangkatan beban.
7. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan saran merupakan bagian terakhir yang berisikan inti
dari praktikum yang telah dilakukan dan kekurangan apa saja dalam
pengerjaan laporan praktikum yang berhubungan dengan modul
biomekanika ini.
8. Selesai

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 20
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 21
Praktikum Perancangan Sistem Kerja Ergonomi
Modul 3 Biomekanika
Kelompok 1

BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data Historis


Pengumpulan data yang dilakukan pada praktikum biomekanika adalah
mengkombinasikan berat beban, jarak vertikal, horizontal, perpindahan, sudut
asimetri pengangkatan beban yang dilakukan operator.
4.1.1 Gambar Pengangkatan Benda Tanpa Sudut Asimetri
Berikut adalah salah satu hasil dokumentasi pengangkatan beban

tanpa sudut asimetri.


Gambar 4.1 MMH tanpa sudut asimetri
Gambar diatas adalah salah satu pengangkatan secara manual yang
dilakukan operator dengan beban 5 kg tanpa sudut asimetri sehingga operator
hanya perlu mengangkat beban dengan cara jongkok dan membungkuk tanpa
harus menyampingkan postur tubuh untuk meraih beban yang akan diangkat.
Jarak horizontal pada gambar di atas secara origin 15 cm dan destinasi 20 cm.
Jarak vertikal yang harus dipindahkan beban oleh operator pada gambar
secara origin adalah 20 cm dan destinasi 52 cm dalam durasi jam kerja yang
diasumsikan 1 jam. Sedangkan faktor pengali D (distance) dihitung dari
selisih jarak vertikal destinasi dan vertikal origin sehingga didapatkan nilai D
sebesar 36 cm.
4.1.2 Gambar Pengangkatan Benda dengan Sudut Asimetri

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

Berikut adalah salah satu hasil dokumentasi pengangkatan beban dengan


sudut asimetri.
Gambar 4.2 MMH dengan sudut asimetri
Gambar diatas adalah salah satu pengangkatan secara manual yang
dilakukan operator dengan beban 5 kg dengan sudut asimetri sehingga
operator harus menyampingkan postur tubuh membentuk sudut 30o untuk
meraih dan meletakkan beban yang akan diangkat. Jarak horizontal pada
gambar di atas secara origin 15 cm dan destinasi 20 cm. Jarak vertikal yang
harus dipindahkan beban oleh operator pada gambar secara origin adalah 20
cm dan destinasi 52 cm dalam durasi jam kerja yang diasumsikan 1 jam.
Sedangkan faktor pengali D (distance) dihitung dari selisih jarak vertikal
destinasi dan vertikal origin sehingga didapatkan nilai D sebesar 14 cm.
4.1.3 Data Historis RWL
Berat Lokasi Jarak Sudut Rata Kopling
Durasi
beban(Kg) Tangan(cm) Vertikal(cm) Asimetri Frekuensi objek
NO
Origin Dest Origin Dest
L D F Menit C
H V H V A A
1 5 15 20 2 5 0 0 11 1 Poor
32
0 2
2 10 15 20 2 5 0 0 11 1 Poor
32
0 2
3 15 15 20 2 5 0 0 11 1 Poor
32
0 2
4 5 30 20 3 5 0 0 11 1 Poor
17
5 2
5 10 30 20 3 5 17 0 0 11 1 Poor
5 2
6 15 30 20 3 5 17 0 0 11 1 Poor
5 2

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 23
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

7 5 15 61 3 8 0 0 11 1 Poor
50
0 0
8 10 15 61 3 8 50 0 0 11 1 Poor
0 0
9 15 15 61 3 8 50 0 0 11 1 Poor
0 0
10 5 30 61 4 8 40 0 0 11 1 Poor
0 0
11 10 30 61 4 8 40 0 0 11 1 Poor
0 0
12 15 30 61 4 8 40 0 0 11 1 Poor
0 0
13 5 15 78 2 9 0 0 11 1 Poor
65
5 0
14 10 15 78 2 9 65 0 0 11 1 Poor
5 0
15 15 15 78 2 9 65 0 0 11 1 Poor
5 0
16 5 30 78 4 9 45 0 0 11 1 Poor
5 0
17 10 30 78 4 9 45 0 0 11 1 Poor
5 0
18 15 30 78 4 9 45 0 0 11 1 Poor
5 0
19 5 15 20 2 5 30 45 11 1 Poor
32
0 2
20 10 15 20 2 5 30 45 11 1 Poor
32
0 2
21 15 15 20 2 5 30 45 11 1 Poor
32
0 2
22 5 30 20 3 5 0 30 11 1 Poor
17
5 2
23 10 30 20 3 5 17 0 30 11 1 Poor
5 2
24 15 30 20 3 5 17 0 30 11 1 Poor
5 2
25 5 15 61 3 8 0 60 11 1 Poor
50
0 0
26 10 15 61 3 8 50 0 60 11 1 Poor
0 0
27 15 15 61 3 8 50 0 60 11 1 Poor
0 0
28 5 30 61 4 8 40 60 25 11 1 Poor
0 0
29 10 30 61 4 8 40 60 25 11 1 Poor
0 0
30 15 30 61 4 8 40 60 25 11 1 Poor
0 0
31 5 15 78 2 9 40 0 11 1 Poor
65
5 0
32 10 15 78 2 9 65 40 0 11 1 Poor
5 0
33 15 15 78 2 9 65 40 0 11 1 Poor
5 0

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 24
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

34 5 30 78 4 9 45 0 25 11 1 Poor
5 0
35 10 30 78 4 9 45 0 25 11 1 Poor
5 0
36 15 30 78 4 9 45 0 25 11 1 Poor
5 0

4.2 Pengolahan data


Pengolahan data (data processing) digunakan sebagai kumpulan dari hasil
kegiatan pikiran dengan bantuan tenaga atau suatu peralatan, sehingga dapat
menghasilkan informasi untuk mencapai tujuan tertentu.
4.2.1 Perhitungan RWL dan LI Tanpa Sudut Asimetri
Berikut adalah contoh perhitungan RWL dan LI secara origin dan dest
tanpa faktor pengali sudut asimetri dalam manual material handling yang
dilakukan oleh operator. Data yang didapatkan praktikum pada beban angkat
5 kg adalah sebagai berikut.
L = 5 kg sedangkan LC = 23 kg (konstanta pembebanan)
H Origin = 15 cm sehingga HM = 25/H = 25/ 15 = 1.67
V Origin = 20 cm sehingga VM = 1 – 0.00326 | V – 69 |
= 1 – 0.00326 | 20 – 69| = 0.84026
H Dest = 20 cm sehingga HM = 25/H = 25/20 = 1.25
V Dest = 25 cm sehingga VM = 1 – 0.00326 | V – 69 |
= 1 – 0.00326 | 52 – 69| = 1.16952
D = 36 cm sehingga DM = 0.82 + 4.5/D = 0.82 + 4.5/36 = 0.945
A Origin = 0o sehingga AM = 1 – 0.0032A = 1 – 0.0032(0) = 1
A Dest = 0o sehingga AM = 1 – 0.0032A = 1 – 0.0032(0) = 1
F = 11 lift/min dan durasi kerja = 1 jam sehingga FM = 0.41
Kopling = poor sehingga CM = 0.9
Maka faktor-faktor pengali yang telah dihitung menggunakan rumus
dikalikan menjadi nilai RWL pengangkatan beban 5 kg dan dapat dicari nilai
LI sebagai berikut.
RWL Origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 1.67 x 0.84026 x 0.945 x 1 x 0.41 x 0.9 = 11.23177643

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 25
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

RWL Dest = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 1.25 x 1.16952 x 0.945 x 1 x 0.41 x 0.9 = 11.72475231
LI Origin = Berat beban / RWL = 5 / 11.15 = 0.445165556
LI Dest = Berat beban / RWL = 5 / 11.72475231 = 0.426448241
Berdasarkan perhitungan yang diatas maka didapatkan bahwa RWL
origin sudah baik bagi operator sehingga dalam sekali angkat beban yang
diperbolehkan dalam sekali angkat adalah 11.23177643kg begitu juga dengan
RWL dest yang juga sudah baik bagi operator sehingga dalam sekali angkat
beban yang diperbolehkan dalam sekali angkat adalah 11.72475231. Hal ini
dapat dilihat dari perhitungan LI dimana LI origin dan LI dest menunjukkan
nilai <1, yang artinya tidak terdapat bahaya dalam pengangkatan beban yang
dilakukan. Perhitungan manual material handling lainnya dibuat dalam
rekapitulasi perhitungan dan apabila perhitungan di atas di rekap menjadi
tabel sebagai berikut.
Tabel 4.2 Tabel Perhitungan RWL dan LI tanpa Sudut Asimetri
Jarak Sudut Asimetri Rata Ko-
Berat Lokasi Tangan (cm) Durasi
Verti- (o) Frek. pling
Be-
kal
ban Origin Dest Origin Dest Lift/min
(cm)
L H V H V D A A F Jam C
5 15 20 20 52 36 0 0 11 1 Poor

RWL LC × HM× VM × DM × AM × FM × CM
Origi 1. 0.84 0.94 11.231776
23 1 0.41 0.90 =
n 67 026 5 43
1. 1.16 0.94 11.724752
Dest 23 1 0.41 0.90 =
25 952 5 31

LI Berat Beban / RWL


Origi 0.4451
5 / 11.23177643 =
n 65556
0.4264
Dest 5 / 11.72475231 =
48241

4.2.2 Perhitungan RWL dan LI dengan Sudut Asimetri


Berikut adalah contoh perhitungan RWL dan LI secara origin dan dest
dengan faktor pengali sudut asimetri 30o origin dan 30o dest dalam manual

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 26
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

material handling yang dilakukan oleh operator. Data yang didapatkan


praktikum pada beban angkat 5 kg adalah sebagai berikut.
L = 5 kg sedangkan LC = 23 kg (konstanta pembebanan)
H Origin = 15 cm sehingga HM = 25/H = 25/ 15 = 1.67
V Origin = 20 cm sehingga VM = 1 – 0.00326 | V – 69 |
= 1 – 0.00326 | 20 – 69| = 0.84026
H Dest = 20 cm sehingga HM = 25/H = 25/ 20 = 1.25
V Dest = 58 cm sehingga VM = 1 – 0.00326 | V – 69 |
= 1 – 0.00326 | 52 – 69| = 1.16952
D = 14 cm sehingga DM = 0.82 + 4.5/D = 0.82 + 4.5/14
= 1.141428571
A Origin = 30o sehingga AM = 1 – 0.0032A = 1 – 0.0032(30) = 0.907
A Dest = 30o sehingga AM = 1 – 0.0032A = 1 – 0.0032(45) = 0.8605
F = 11 lift/min dan durasi kerja = 1 jam sehingga FM = 0.41
Kopling = poor sehingga CM = 0.9
Maka faktor-faktor pengali yang telah dihitung menggunakan rumus
dikalikan menjadi nilai RWL pengangkatan beban 5 kg dan dapat dicari nilai
LI sebagai berikut.
RWL Origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 1.67 x 0.84026x 1.141428571x 0.907x0.41 x 0.9
= 12.30474642
RWL Dest = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 1.25x 1.16952 x 1.141428571x 0.8605 x 0.41 x 0.9
= 12.18628925
LI Origin = Berat beban / RWL = 5 / 12.30474642= 1.219041782
LI Dest = Berat beban / RWL = 5 / 12.18628925= 1.230891512
Berdasarkan perhitungan yang diatas maka didapatkan bahwa RWL
origin dan RWL dest belum baik bagi operator karena dalam mengangkat
beban tidak diperbolehkan dalam sekali angkat berat beban 12.30474642kg
dan 12.18628925kg. Hal ini dilihat pada hasil perhitungan nilai LI yakni nilai
LI secara origin maupun dest di atas 1 sehingga pengangkatan origin dan dest

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 27
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

belum baik. Perhitungan manual material handling lainnya dibuat dalam


rekapitulasi perhitungan dan apabila perhitungan di atas di rekap menjadi
tabel sebagai berikut.
Tabel 4.3 Tabel Perhitungan RWL dan LI dengan Sudut Asimetri
Jarak Sudut Asimetri Rata
Berat Lokasi Tangan (cm)
Verti- (o) Frek Ko-
Be- Durasi
kal Orig Lift/ pling
ban Origin Dest Dest
(cm) in min
L H V H V D A A F Jam C
5 15 20 20 25 14 30 45 11 1 Poor

RW
LC × HM× VM × DM × AM × FM × CM
L
Orig 1.67 0.84 1.1414 0.907 0.41 0.9 12.30474
23 =
in 026 28571 642
1.25 1.16 1.1414 0.860 0.41 0.9 1.230891
Dest 23 =
952 28571 5 512

LI Berat Beban / RWL


Orig 1.219041
5 / 12.30474642 =
in 782
1.230891
Dest 5 / 1.230891512 =
512

4.2.3 Rekapitulasi Perhitungan RWL dan LI


Rekapitulasi merupakan teknik mengumpulkan seluruh data yang telah
ada terutama setelah dilakukannya pengamatan. Berikut adalah rekapitulasi
perhitungan RWL dan LI telah dilakukan perhitungan dengan menggunakan
Ms. Excel. Berikut adalah rekapitulasi perhitungan RWL dan LI yang berisi
faktor-faktor pengali RWL dan LI setelah dilakukan perhitungan berdasarkan
data hasil pengamatan yang telah dilakukan.
Tabel 4.4 Rekapitulasi Perhitungan RWL dan LI Sebelum Perbaikan
Berat Lokasi Jarak Sudut Rata Kopling
Durasi
beban(Kg) Tangan(cm) Vertikal(cm) Asimetri Frekuensi objek
NO
Origin Dest Origin Dest
L D F Menit C
H V H V A A
1 5 15 20 2 5 0 0 11 1 Poor
36
0 2
2 10 15 20 2 5 0 0 11 1 Poor
36
0 2

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 28
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

3 15 15 20 2 5 0 0 11 1 Poor
36
0 2
4 5 30 20 3 5 0 0 11 1 Poor
36
5 2
5 10 30 20 3 5 0 0 11 1 Poor
36
5 2
6 15 30 20 3 5 0 0 11 1 Poor
36
5 2
7 5 15 61 3 8 0 0 11 1 Poor
18
0 0
8 10 15 61 3 8 0 0 11 1 Poor
18
0 0
9 15 15 61 3 8 18 0 0 11 1 Poor
0 0
10 5 30 61 4 8 18 0 0 11 1 Poor
0 0
11 10 30 61 4 8 18 0 0 11 1 Poor
0 0
12 15 30 61 4 8 18 0 0 11 1 Poor
0 0
13 5 15 78 2 9 0 0 11 1 Poor
38
5 0
14 10 15 78 2 9 0 0 11 1 Poor
38
5 0
15 15 15 78 2 9 0 0 11 1 Poor
38
5 0
16 5 30 78 4 9 0 0 11 1 Poor
38
5 0
17 10 30 78 4 9 0 0 11 1 Poor
38
5 0
18 15 30 78 4 9 0 0 11 1 Poor
38
5 0
19 5 15 20 2 5 30 45 11 1 Poor
14
0 2
20 10 15 20 2 5 30 45 11 1 Poor
14
0 2
21 15 15 20 2 5 30 45 11 1 Poor
14
0 2
22 5 30 20 3 5 0 30 11 1 Poor
14
5 2
23 10 30 20 3 5 0 30 11 1 Poor
14
5 2
24 15 30 20 3 5 0 30 11 1 Poor
14
5 2
25 5 15 61 3 8 0 60 11 1 Poor
20
0 0
26 10 15 61 3 8 0 60 11 1 Poor
20
0 0
27 15 15 61 3 8 0 60 11 1 Poor
20
0 0
28 5 30 61 4 8 60 25 11 1 Poor
20
0 0
29 10 30 61 4 8 60 25 11 1 Poor
20
0 0

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 29
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

30 15 30 61 4 8 60 25 11 1 Poor
20
0 0
31 5 15 78 2 9 22 40 0 11 1 Poor
5 0
32 10 15 78 2 9 22 40 0 11 1 Poor
5 0
33 15 15 78 2 9 22 40 0 11 1 Poor
5 0
34 5 30 78 4 9 22 0 25 11 1 Poor
5 0
35 10 30 78 4 9 22 0 25 11 1 Poor
5 0
36 15 30 78 4 9 0 25 11 1 Poor
22
5 0

Berikut adalah rekapitulasi perhitungan RWL dan LI dengan mengubah


faktor pengali pada RWL sehingga nilai LI mendekati 1. Berdasarkan tabel 4.4
maka diambil perhitungan beban 15 kg yang keterangannya berbahaya sebagai
berikut.
RWL Origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.83x 0.84026 x 0.945 x 1 x 0.41 x 0.9
= 5.615888213
RWL Dest = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 1.25 x 1.0815 x 0.945 x 1 x 0.41 x 0.9
= 10.84232815
LI Origin = Berat beban / RWL = 15 / 5.615888213
= 2.670993337
LI Dest = Berat beban / RWL = 15 / 10.84232815
= 1.383466705
Maka dapat dilihat bahwa nilai LI > 1 sehingga berpotensi menyebabkan
cedera pada operator. Faktor pengali pada RWL harus diubah yakni dengan
mendekatkan faktor pengali tersebut dengan tubuh operator terutama apabila
beban berat. Faktor horizontal sangat berpengaruh dalam nilai RWL sehingga
apabila nilai H di ubah yakni H origin menjadi 10 cm yang sebelumnya 30 cm
dan H dest menjadi 15 cm yang sebelumnya 20 cm maka nilai RWL origin
menjadi 16.84766464 dan RWL dest menjadi 15.11008506 dan LI origin
menjadi 0.890331112 dan LI dest menjadi 0.992714465. Hal ini membuktikan

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 30
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

bahwa jarak benda yang di angkat dan jarak operator yang akan mengangkat
apabila diperkecil maka semakin besar RWL yang terbentuk dan semakin kecil
nilai LI untuk beban yang akan diangkat.

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 31
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

Tabel 4.5 Rekapitulasi Perhitungan RWL dan LI Setelah Perbaikan


Lokasi Tangan Jarak Sudut Rata
Beba Durasi Kopling
(Kg)

(cm) Vertikal Asimetri Frekuensi


n

No. Objek
Origin Dest (cm) (o) (Lift/min)
L H V H V D A A F Jam C
1. 5 15 20 20 52 32 0 0 11 1 Poor
2. 10 15 20 20 52 32 0 0 11 1 Poor
3. 15 10 20 15 52 37 0 0 11 1 Poor
4. 5 30 20 35 52 17 0 0 11 1 Poor
5. 10 15 20 25 52 27 0 0 11 1 Poor
6. 15 10 20 15 52 37 0 0 11 1 Poor
7. 5 15 61 20 80 60 0 0 11 1 Poor
8. 10 10 61 15 65 50 0 0 11 1 Poor
9. 15 5 61 10 65 55 0 0 11 1 Poor
10. 5 25 61 30 65 35 0 0 11 1 Poor
11. 10 10 61 15 65 50 0 0 11 1 Poor
12. 15 5 61 10 65 55 0 0 11 1 Poor
13. 5 15 78 25 90 65 0 0 11 1 Poor
14. 10 5 78 10 80 70 0 0 11 1 Poor
15. 15 5 78 8 80 72 0 0 11 1 Poor
16. 5 30 78 25 80 55 0 0 11 1 Poor
17. 10 5 78 10 80 70 0 0 11 1 Poor
18. 15 5 78 8 80 72 0 0 11 1 Poor
19. 5 15 20 20 52 32 30 45 11 1 Poor
20. 10 15 20 20 52 32 30 45 11 1 Poor
21. 15 10 20 15 25 10 30 45 11 1 Poor
22. 5 30 20 35 52 17 0 30 11 1 Poor
23. 10 15 20 20 52 32 0 30 11 1 Poor
24. 15 10 20 15 30 15 0 30 11 1 Poor
25. 5 15 61 20 80 60 0 60 11 1 Poor
26. 10 10 61 15 70 55 0 60 11 1 Poor
27. 15 5 61 10 62 52 0 5 11 1 Poor
28. 5 25 61 30 65 35 60 5 11 1 Poor
29. 10 5 61 10 65 55 60 5 11 1 Poor
30. 15 5 61 10 62 52 60 5 11 1 Poor
31. 5 15 78 25 90 65 40 0 11 1 Poor
32. 10 5 78 10 80 70 40 0 11 1 Poor
33. 15 3 78 5 80 75 40 0 11 1 Poor
34. 5 20 78 25 80 55 0 5 11 1 Poor
35. 10 5 78 10 80 70 0 25 11 1 Poor
36. 15 5 78 8 80 72 0 5 11 1 Poor

Berikut adalah hasil RWL dan LI sebelum perbaikan yang telah


dilakukan dari faktor pengali RWL yang didapatkan dari hasil pengamatan.
Tabel 4.6 Rekapitulasi RWL dan LI Sebelum Perbaikan
N Beban RWL LI Keterangan RWL LI Keterangan
O (kg)

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 32
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

Origin Origin Dest Dest


1 5 11.41748 0.43792473 Tidak 11.918613 0.4195118 Tidak
702 7 Berbahaya 95 68 Berbahaya
2 10 11.41748 0.87584947 Tidak 11.918613 0.8390237 Tidak
702 4 Berbahaya 95 35 Berbahaya
3 15 11.41748 1.31377421 Berbahaya 11.918613 1.2585356 Berbahaya
702 1 95 03
4 5 6.446123 0.77565994 Tidak 7.6903448 0.6501659 Tidak
788 1 Berbahaya 51 02 Berbahaya
5 10 6.446123 1.55131988 Berbahaya 7.6903448 1.3003318 Berbahaya
788 3 51 05
6 15 6.446123 2.32697982 Berbahaya 7.6903448 1.9504977 Berbahaya
788 4 51 07
7 5 13.20765 0.37856846 Tidak 4.7574727 1.0509781 Berbahaya
046 8 Berbahaya 2 76
8 10 13.20765 0.75713693 Tidak 4.7574727 2.1019563 Berbahaya
046 6 Berbahaya 2 51
9 15 13.20765 1.13570540 Berbahaya 4.7574727 3.1529345 Berbahaya
046 4 2 27
10 5 6.767106 0.73886821 Tidak 3.6563269 1.3674926 Berbahaya
621 7 Berbahaya 05 04
11 10 6.767106 1.47773643 Berbahaya 3.6563269 2.7349852 Berbahaya
621 3 05 08
12 15 6.767106 2.21660465 Berbahaya 3.6563269 4.1024778 Tidak
621 05 12 Berbahaya
13 5 12.20912 0.40952973 Tidak 5.3326406 0.9376217 Tidak
575 2 Berbahaya 27 81 Berbahaya
14 10 12.20912 0.81905946 Tidak 5.3326406 1.8752435 Berbahaya
575 5 Berbahaya 27 61
15 15 12.20912 1.22858919 Berbahaya 5.3326406 2.8128653 Berbahaya
575 7 27 42
16 5 6.315793 0.79166617 Tidak 3.0650894 1.6312737 Berbahaya
422 2 Berbahaya 8 47
17 10 6.315793 1.58333234 Berbahaya 3.0650894 3.2625474 Berbahaya
422 4 8 93
18 15 6.315793 2.37499851 Berbahaya 3.0650894 4.8938212 Berbahaya
422 5 8 4
19 5 10.35566 0.48282771 Tidak 10.255967 0.4875210 Tidak
072 5 Berbahaya 31 55 Berbahaya
20 10 10.35566 0.96565542 Tidak 10.255967 0.9750421 Tidak
072 9 Berbahaya 31 1 Berbahaya
21 15 10.35566 1.44848314 Berbahaya 10.255967 1.4625631 Berbahaya
072 4 31 65
22 5 6.446123 0.77565994 Tidak 6.9751427 0.7168312 Tidak
788 1 Berbahaya 8 04 Berbahaya
23 10 6.446123 1.55131988 Berbahaya 6.9751427 1.4336624 Berbahaya
788 3 8 09
24 15 6.446123 2.32697982 Berbahaya 6.9751427 2.1504936 Berbahaya
788 4 8 13
25 5 13.20765 0.37856846 Tidak 3.8725827 1.2911279 Berbahaya
046 8 Berbahaya 94 8
26 10 13.20765 0.75713693 Tidak 3.8725827 2.5822559 Berbahaya
046 6 Berbahaya 94 6
27 15 13.20765 1.13570540 Berbahaya 3.8725827 3.8733839 Berbahaya

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 33
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

046 4 94 4
28 5 5.508424 0.90770051 Tidak 3.3729615 1.4823768 Berbahaya
789 2 Berbahaya 7 06
29 10 5.508424 1.81540102 Berbahaya 3.3729615 2.9647536 Berbahaya
789 3 7 13
30 15 5.508424 2.72310153 Berbahaya 3.3729615 4.4471304 Berbahaya
789 5 7 19
31 5 10.69519 0.46749969 Tidak 5.3326406 0.9376217 Tidak
415 5 Berbahaya 27 81 Berbahaya
32 10 10.69519 0.93499938 Tidak 5.3326406 1.8752435 Berbahaya
415 9 Berbahaya 27 61
33 15 10.69519 1.40249908 Berbahaya 5.3326406 2.8128653 Berbahaya
415 4 27 42
34 5 6.315793 0.79166617 Tidak 2.8275450 1.7683184 Berbahaya
422 2 Berbahaya 45 25
35 10 6.315793 1.58333234 Berbahaya 2.8275450 3.5366368 Berbahaya
422 4 45 49
36 15 6.315793 2.37499851 Berbahaya 2.8275450 5.3049552 Berbahaya
422 5 45 74

Berikut adalah hasil RWL dan LI setelah perbaikan yang telah dilakukan
dengan mengubah faktor pengali untuk mengubah nilai RWL dan LI menjadi
tidak berpotensi menyebabkan cedera.
Tabel 4.7 Rekapitulasi RWL dan LI Setelah Perbaikan
N
O Beban RWL LI RWL LI
Keterangan Keterangan
(kg)
Origin Origin Dest Dest
1 5 11.41748 0.43792473 Tidak 11.918613 0.4195118 Tidak
702 7 Berbahaya 95 68 Berbahaya
2 10 11.41748 0.87584947 Tidak 11.918613 0.8390237 Tidak
702 4 Berbahaya 95 35 Berbahaya
3 15 16.78743 0.89352546 Tidak 15.577115 0.9629510 Tidak
418 9 Berbahaya 04 96 Berbahaya
4 5 6.446123 0.77565994 Tidak 7.6903448 0.6501659 Tidak
788 1 Berbahaya 51 02 Berbahaya
5 10 11.72700 0.85273267 Tidak 9.7933733 1.0210986 Tidak
466 Berbahaya 57 18 Berbahaya
6 15 16.78743 0.89352546 Tidak 15.577115 0.9629510 Tidak
418 9 Berbahaya 04 96 Berbahaya
7 5 12.98994 0.38491319 Tidak 7.0185792 0.7123948 Tidak
193 1 Berbahaya 6 9 Berbahaya
8 10 19.81147 0.50475795 Tidak 10.144383 0.9857671 Tidak
568 7 Berbahaya 8 2 Berbahaya
9 15 39.26670 0.38200306 Tidak 15.079763 0.9947105 Tidak
106 1 Berbahaya 32 72 Berbahaya
10 5 8.260483 0.60529145 Tidak 5.2871827 0.9456832 Tidak
425 1 Berbahaya 63 16 Berbahaya
11 10 19.81147 0.50475795 Tidak 10.144383 0.9857671 Tidak
568 7 Berbahaya 8 2 Berbahaya

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 34
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

12 15 39.26670 0.38200306 Tidak 15.079763 0.9947105 Tidak


106 1 Berbahaya 32 72 Berbahaya
13 5 12.20912 0.40952973 Tidak 5.3326406 0.9376217 Tidak
575 2 Berbahaya 27 81 Berbahaya
14 10 36.42369 0.27454658 Tidak 13.869115 0.7210264 Tidak
064 8 Berbahaya 92 92 Berbahaya
15 15 36.35013 0.41265318 Tidak 17.301386 0.8669825 Tidak
714 9 Berbahaya 03 63 Berbahaya
16 5 6.190975 0.80762718 Tidak 5.6576378 0.8837610 Tidak
37 3 Berbahaya 88 5 Berbahaya
17 10 36.42369 0.27454658 Tidak 13.869115 0.7210264 Tidak
064 8 Berbahaya 92 92 Berbahaya
18 15 36.35013 0.41265318 Tidak 17.301386 0.8669825 Tidak
714 9 Berbahaya 03 63 Berbahaya
19 5 10.35566 0.48282771 Tidak 10.255967 0.4875210 Tidak
072 5 Berbahaya 31 55 Berbahaya
20 10 10.35566 0.96565542 Tidak 10.255967 0.9750421 Tidak
072 9 Berbahaya 31 1 Berbahaya
21 15 20.53614 0.73041948 Tidak 16.717990 0.8972370 Tidak
436 6 Berbahaya 39 27 Berbahaya
22 5 6.446123 0.77565994 Tidak 6.9751427 0.7168312 Tidak
788 1 Berbahaya 8 04 Berbahaya
23 10 11.41748 0.87584947 Tidak 10.810182 0.9250537 Tidak
702 4 Berbahaya 86 32 Berbahaya
24 15 19.96760 0.75121687 Tidak 15.774350 0.9509107 Tidak
254 6 Berbahaya 56 81 Berbahaya
25 5 12.98994 0.38491319 Tidak 5.7131235 0.8751779 Tidak
193 1 Berbahaya 18 98 Berbahaya
26 10 19.63335 0.50933741 Tidak 8.0140328 1.2478112 Tidak
053 5 Berbahaya 43 08 Berbahaya
27 15 39.47223 0.38001399 Tidak 15.108931 0.9927902 Tidak
008 9 Berbahaya 24 75 Berbahaya
28 5 6.724033 0.74360129 Tidak 5.2052314 0.9605720 Tidak
508 1 Berbahaya 3 84 Berbahaya
29 10 31.96309 0.31286082 Tidak 14.846026 0.6735808 Tidak
466 Berbahaya 99 85 Berbahaya
30 15 32.13039 0.46684766 Tidak 15.108931 0.9927902 Tidak
529 5 Berbahaya 24 75 Berbahaya
31 5 10.69519 0.46749969 Tidak 5.3326406 0.9376217 Tidak
415 5 Berbahaya 27 81 Berbahaya
32 10 31.90715 0.31340934 Tidak 13.869115 0.7210264 Tidak
3 7 Berbahaya 92 92 Berbahaya
33 15 52.92085 0.28344212 Tidak 27.603797 0.5434034 Tidak
688 3 Berbahaya 76 89 Berbahaya
34 5 9.286463 0.53841812 Tidak 5.5699445 0.8976750 Tidak
055 2 Berbahaya 01 13 Berbahaya
35 10 36.42369 0.27454658 Tidak 12.794259 0.7816005 Tidak
064 8 Berbahaya 44 33 Berbahaya
36 15 36.35013 0.41265318 Tidak 17.033214 0.8806323 Tidak
714 9 Berbahaya 54 65 Berbahaya

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 35
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

Kondisi optimum adalah kondisi yang terbaik (yang paling menguntungkan)


atau kondisi yang optimal dalam pengangkatan beban untuk operator. Ataupun
diartikan keadaan faktor lingkungan yang merupakan derajat kesesuaian
tertinggi untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan makhluk secara penuh.

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 36
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

Tabel 4.8 Rekapitulasi Kondisi Optimum


Be Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan
N ban Origin Dest Origin Dest
o. (kg RWL LI RWL LI RWL LI RWL LI
)
1. 15.529 0.3219 5.5939 0.8938 15.529 0.3219 5.5939 0.8938
5
87471 60099 5144 22561 87471 60099 5144 22561
2. 5.6158 1.7806 6.6998 1.4925 11.231 0.8903 10.842 0.9223
10
88213 62225 58462 68844 77643 31112 32815 11136
3. 5.6158 2.6709 6.6998 2.2388 18.630 0.8051 15.986 0.9383
15
88213 93337 58462 53266 48629 31963 21929 0816
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada beban 5 kg, 10 kg dan
15 kg sebelum perbaikan pada origin kondisi optimum pengangkatan pada RWL
sebesar 5.615888213, sedangkan pada dest kondisi optimum pengangkatan pada
RWL sebesar 6.699858462. Namun, setelah perbaikan kondisi optimum tiap
beban berbeda yakni pada origin untuk beban 5 kg tetap pada nilai RWL sebesar
15.52987471 sedangkan kondisi optimum pengangkatan untuk beban 10 kg dan
15 kg pada nilai RWL sebesar 0.890331112 dan 0.805131963. Sedangkan pada
dest kondisi optimum pengangkatan untuk beban 5 kg pada nilai RWL sebesar
5.59395144, kondisi optimum pengangkatan untuk beban 10 kg pada nilai RWL
sebesar 10.84232815 dan kondisi optimum pengangkatan untuk beban 15 kg
pada nilai RWL sebesar 15.98621929.

4.2.4 Simulasi Postur Kerja dengan Metode RULA


Simulasi postur kerja dilakukan menggunakan bantuan software CATIA
dengan metode RULA. RULA adalah sebuah metode untuk menilai postur,
gaya dan gerakan suatu aktivitas kerja yang berkaitan dengan penggunaan
anggota tubuh bagian atas (upper limb). Metode ini dikembangkan untuk
menyelidiki resiko kelainan yang akan dialami oleh seorang pekerja dalam
melakukan aktivitas kerja yang memanfaatkan anggota tubuh bagian atas
(upper limb). Simulasi postur menggunakan metode ini berdasarkan hasil
pengumpulan data historis.
Berikut adalah simulasi postur kerja pada saat mengangkat, memegang
dan menaruh beban 5 kg dengan H origin = 15 cm, V origin = 20 cm, H dest

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 37
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

= 20 cm, V dest = 25 cm dan D = 5 cm tanpa sudut asimetri dalam


pengangkatan beban.

Gambar Simulasi Memegang Beban 5 Kg

Gambar Simulasi Mengangkat Beban 5 Kg

Gambar Simulasi Menaruh Beban 5 Kg


Berikut adalah simulasi postur kerja pada saat mengangkat, memegang
dan menaruh beban 10 kg dengan H origin = 15 cm, V origin = 20 cm, H dest
= 20 cm, V dest = 25 cm dan D = 5 cm tanpa sudut asimetri dalam
pengangkatan beban.

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 38
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

Gambar Simulasi Memegang Beban 10 Kg

Gambar Simulasi Mengangkat Beban 10 Kg

Gambar Simulasi Menaruht Beban 10 Kg


Berikut adalah simulasi postur kerja pada saat mengangkat, memegang
dan menaruh beban 15 kg dengan H origin = 15 cm, V origin = 20 cm, H dest
= 20 cm, V dest = 25 cm dan D = 5 cm tanpa sudut asimetri dalam
pengangkatan beban.

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 39
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

Gambar Simulasi Memegang Beban 15 Kg

Gambar Simulasi Mengangkat Beban 15 Kg

Gambar Simulasi Menaruh Beban 15 Kg

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 40
Praktikum Perancangan Sistem Kerja Ergonomi
Modul 3 Biomekanika
Kelompok 1

BAB V
ANALISA
5.1 Analisa Uji Keseragaman Data
5.2 Analisa Uji Kecukupan data
5.3 Analisa Perhitungan Persentil
5.4 Analisa Uji Korelasi
5.5 Analisa Perancangan Produk

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 41
Praktikum Perancangan Sistem Kerja Ergonomi
Modul 3 Biomekanika
Kelompok 1

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa
kesimpulan, yaitu:
1.
2.
3.
6.2 Saran
Adapun saran agar praktikum kedepannya dapat dilaksanakan lebih baik
adalah sebagai berikut:

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 42
Praktikum Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Modul 1 Peta Kerja
Kelompok 6

DAFTAR PUSTAKA

Tarwaka, Bakri S., Sudiajeng L. (2004). Ergonomi Untuk Keselamatan,


Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: UNIBA Press.
Wignjosoebroto, S. (1995). Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya: Guna
Widya.
Zadry, Hilma Raimona; Susanti, Lusi; Yuliandra, Berry; Jumeno, Desto;. (2015).
Analisis Dan Perancangan Sistem Kerja. Padang: APPTI.

Universitas Tanjungpura
Jurusan Teknik Industri 43

Anda mungkin juga menyukai