Anda di halaman 1dari 23

3.

2 Pengolahan Data Manual Metode-Metode Transportasi


Pengolahan data perhitungan manual metode transportasi merupakan
pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan metode-metode
transportasi yang tersedia. Berikut adalah pengolahan data dalam studi kasus 1
yang berkaitan dengan masalah metode transportasi:
3.2.1 Northwest Corner
Northwest corner merupakan sebuah metode penyelesaian masalah
transportasi yang digunakan untuk mencari solusi fisibel basis awal (Initial
Solution) dengan melakukan alokasi dari bagian paling atas kiri tabel
transportasi. Berikut adalah langkah pengerjaan dalam metode northwest
corner:
1. Menentukan Variabel keputusan
Tabel variabel keputusan
Pontianak Sintang Sambas Depok Supply
Pabrik 1 X11 X12 X13 X14 300
Pabrik 2 X21 X22 X23 X24 300
Pabrik 3 X31 X32 X33 X34 300
Pabrik 4 X41 X42 X43 X44 300
Demand 250 250 350 350 1200
X11 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 1 ke
Pontianak
X12 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 1 ke
Sintang
X13 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 1 ke
Sambas
X14 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 1 ke
Depok
X21 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 2 ke
Pontianak
X22 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 2 ke
Sintang
X23 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 2 ke
Sambas
X24 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 2 ke
Depok
X31 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 3 ke
Pontianak
X32 = Banyaknya produk elektronik yang dikrimkan dari pabrik 3 ke
Sintang
X33 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 3 ke
Sambas
X34 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 3 ke
Depok
X41 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 4 ke
Pontianak
X42 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 4 ke
Sintang
X43 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 4 ke
Sambas
X44 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 4 ke
Depok
2. Menentukan fungsi tujuan
Minimumkan Z = 17X11 + 18X12 + 11X13 + 12X14 + 15X21 + 11X22 +
14X23 + 18X24 + 19X31 + 17X32 + 12X33 + 13X34 + 12X41 + 15X42 +
17X43 + 14X44
3. Menentukan fungsi kendala
a. Kapasitas pabrik
X11 + X12 + X13 + X14 ≤ 300
X21 + X22 + X23 + X24 ≤ 300
X31 + X32 + X33 + X34 ≤ 300
X41 + X42 + X43 + X44 ≤ 300
b. Permintaan
X11 + X21 + X31 + X41 = 250
X12 + X22 + X32 + X42 = 250
X13 + X23 + X33 + X43 = 350
X14 + X24 + X34 + X44 = 350
c. Non negatif
Xij ≥ 0, untuk i = 1, 2, 3, 4 dan j = 1, 2, 3, 4
4. Perhitungan menggunakan metode Northwest corner
Tabel metode northwest corner iterasi 1
Tujuan
Kota Kota Kota Kota
Sumber
Pontianak Sintang Sambas Depok
Supply
250 17 18 11 12 300 50
Pabrik 1

300
15 11 14 18
Pabrik 2

300
19 17 12 13
Pabrik 3

12 15 17 14 300
Pabrik 4

Demand 250 250 350 350 1200


Metode Northwest Corner merupakan metode yang ketetapannya
pengerjaannya dimulai dari pojok kiri atas tabel transportasi, pada tujuan
Kota Pontianak demand yang ada sebanyak 250, sedangkan sumber pabrik
1 mempunyai supply 300, agar demand Kota Pontianak terpenuhi maka
pada pabrik 1 Kota Pontianak dialokasikan sebanyak 250, Sehingga supply
pabrik 1 tersisa 50. Karena demand dari Kota Pontianak sudah terpenuhi
maka permintaan demand pada Kota Pontianak diberi garis yang
menandakan permintaan sudah terpenuhi.

Tabel metode northwest corner iterasi 2


Tujuan
Sumber Kota Kota Kota Kota Supply
Pontianak Sintang Sambas Depok

250 17 50 18 11 12 300 50
Pabrik 1

300
15 11 14 18
Pabrik 2

300
19 17 12 13
Pabrik 3

12 15 17 14 300
Pabrik 4
250 200
Demand 250 350 350 1200
Selanjutnya, dilanjutkan dengan pengerjaan pada bagian setelah iterasi
sebelumnya. Iterasi kedua menunjukkan demand Kota Sintang sebanyak
250 sedangkan pada supply pabrik 1 tersisa 50, yang mana sisa persediaan
pabrik 1 tersebut dialokasikan ke Kota Sintang, sehingga supply pabrik 1
terpenuhi serta diberi garis dan demand Kota Ketapang tersisa 200.
Tabel metode northwest corner iterasi 3
Tujuan
Kota Kota Kota Kota
Sumber
Pontianak Sintang Sambas Depok
Supply
250 17 50 18 11 12 300 50
Pabrik 1

300
15 200 11 14 18
Pabrik 2

300
19 17 12 13
Pabrik 3

12 15 17 14 300
Pabrik 4
250 200
Demand 250 350 350 1200
Selanjutnya adalah ierasi ketiga dengan melanjutkan iterasi sebelumnya,
pabrik 2 yang memiliki supply 300 dengan demand Kota Sintang masih
tersisa 200, sehingga supply pabrik 2 dialokasikan sebanyak 200 ke Kota
Sintang dan demand Kota Sintang sudah terpenuhi dan diberi garis.
Tabel metode northwest corner iterasi 4
Tujuan
Kota Kota Kota Kota Supply
Sumber
Pontianak Sintang Sambas Depok

250 17 50 18 11 12 300 50
Pabrik 1

300
15 200 11 100 14 18
Pabrik 2

300
19 17 12 13
Pabrik 3

12 15 17 14 300
Pabrik 4
250 200 350 250
Demand 250 350 1200
Iterasi empat dilakukan dengan mengalokasikan sisa supply pabrik 2
sebanyak 100 ke Kota Sambas yang memiliki demand 350, sehingga
menunjukkan supply pabrik 2 terpenuhi dan diberi garis serta demand Kota
Sambas tersisa 250.
Tabel metode northwest corner iterasi 5
Tujuan
Kota Kota Kota Kota
Sumber
Pontianak Sintang Sambas Depok
Supply
250 17 50 18 11 12 300 50
Pabrik 1

300
15 200 11 100 14 18
Pabrik 2
300 50
19 17 250 12 13
Pabrik 3

12 15 17 14 300
Pabrik 4
250 200 350 250
Demand 250 350 1200
Iterasi lima dilakukan dengan mengalokasikan supply pabrik 3 ke Kota
Sambas yang masih memiliki demand sebanyak 250, sehingga supply
pabrik 3 dialokasikan sebanyak 250 ke Kota Sambas. Hal ini membuat
demand Kota Sambas terpenuhi dan diberi garis serta supply pabrik 3
tersisa 50.
Tabel metode northwest corner iterasi 6
Tujuan
Kota Kota Kota Kota
Sumber
Pontianak Sintang Sambas Depok

250 17 50 18 11 12 300 50
Pabrik 1

300
15 200 11 100 14 18
Pabrik 2
Supply
300 50
19 17 250 12 50 13
Pabrik 3

12 15 17 14 300
Pabrik 4
250 200 350 250 350 300
Demand 250 1200
Iterasi enam dilanjutkan dengan melihat demand dan supply pabrik 3
dan Kota Depok. Supply yang dimiliki pabrik 3 tersisa 50 sehingga supply
tersebut dialokasikan ke Kota Depok dan membuat supply pabrik 3
terpenuhi dan demand Kota Depok tersisa 300.
Tabel metode northwest corner iterasi 7
Tujuan
Kota Kota Kota Kota
Sumber
Pontianak Sintang Sambas Depok
Supply
250 17 50 18 11 12 300 50
Pabrik 1

300
15 200 11 100 14 18
Pabrik 2
300 50
19 17 250 12 50 13
Pabrik 3

12 15 17 300 14 300
Pabrik 4
250 200 350 250 350 300
Demand 250 1200
Iterasi tujuh dilakukan dengan melihat supply dan demand dari pabrik 4
dan Kota Depok. Pabrik 4 memiliki supply sebanyak 300 dan Kota Depok
memiliki sisa demand sebanyak 300, oleh karena itu supply pabrik 4 dan
demand Kota Depok terpenuhi dan diberi garis. Penyelesaian permasalahan
pada metode northwest corner sudah ditemukan, dan dilanjutkan dengan
menghitung biaya total distribusi pada metode ini, yaitu sebagai berikut:
Z = (250 x 17) + (50 x 18) + (200 x 11) + (100 x 14) + (250 x 12) + (50 x
13) + (300 x 14)
= 16.600
Stepping Stone pada metode Northwest Corner

Tujuan
Kota Kota Kota Kota
Sumber
Pontianak Sintang Sambas Depok
Supply
250 17 50 18 11 12 300
Pabrik 1

300
15 200 11 100 14 18
Pabrik 2
50
300
19 17 250 12 13
Pabrik 3
300
12 15 17 14 300
Pabrik 4

Demand 250 250 350 350 1200


BV = X11, X12, X22, X23, X33, X34, X44
NBV = X13, X14, X21, X24, X31, X32, X41, X42, X43
C13 = 11-14+11-18 = -10 (EV)
C14 = 12-13+12-14+11 = 8
C21 = 15-11+18-17 = 5
C24 = 18-14+12-13 = 3
C31 = 19-12+14-11+18-17 = 11
C32 = 17-12+14-11 = 8
C41 = 12-14+13-12+14-11+18-17 = 3
C42 = 15-14+13-12+14-11 = 5
C43 = 17-14+13-12 = 4
Tujuan
Kota Kota Kota Kota
Sumber Pontianak Sintang Sambas Depok
50
250 17 18 11 12 300
Pabrik 1

300
15 250 11 50 14 18
Pabrik 2 Supply
300
19 17 300 12 13
Pabrik 3

300
12 15 17 300 14
Pabrik 4

Demand 250 250 350 350 1200


C12 = 18-11+14-11= 10
C21 = 15-17+18-11= 5
C24 = 18-12+11-14 = 3
C31 = 19-12+11-17 = 1
C32 = 17-12+14-11 = 8
C34 = 13-12+11-12 = 0
C41 = 12-14+12-17 = -7 (EV)
C42 = 15-11+14-12+13-14 = 5
C43 = 17-14+13-12 = 4
Tujuan
Kota Kota Kota Kota
Sumber
Pontianak Sintang Sambas Depok
Supply
300
17 18 11 12 300
Pabrik 1

300
15 250 11 50 14 18
Pabrik 2

300
19 17 300 12 13
Pabrik 3

300
250 12 15 17 50 14
Pabrik 4

Demand 250 250 350 350 1200


C11 = 17-12+14-12 = 7
C12 = 18-11+14-11= 10
C21 = 15-14+11-12+14-12= 8
C24 = 18-12+11-14 = 3
C31 = 19-12+11-12+14-12 = 8
C32 = 17-12+14-11 = 8
C34 = 13-12+11-12 = 0
C42 = 15-11+14-12+13-14 = 5
C43 = 17-14+13-12 = 4
Nilai Z = (300 x 12) + (250 x 11) + (50 x 14) + (300 x 12) + (50 x 14) +
(250 x 12)
= 14.350
3.2.2 Least Cost
Metode Least Cost adalah metode yang melakukan penyelesaian
permasalahan distribusi barang sebanyak-banyaknya sesuai dengan
penawaran dan permintaan. Least Cost menggunakan rute dengan biaya
terendah pada baris atau kolom. Berikut adalah langkah pengerjaan dalam
metode Least Cost:
1. Menentukan Variabel keputusan
Tabel variabel keputusan
Pontianak Sintang Sambas Depok Supply
Pabrik 1 X11 X12 X13 X14 300
Pabrik 2 X21 X22 X23 X24 300
Pabrik 3 X31 X32 X33 X34 300
Pabrik 4 X41 X42 X43 X44 300
Demand 250 250 350 350 1200
X11 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 1 ke
Pontianak
X12 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 1 ke
Sintang
X13 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 1 ke
Sambas
X14 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 1 ke
Depok
X21 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 2 ke
Pontianak
X22 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 2 ke
Sintang
X23 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 2 ke
Sambas
X24 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 2 ke
Depok
X31 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 3 ke
Pontianak
X32 = Banyaknya produk elektronik yang dikrimkan dari pabrik 3 ke
Sintang
X33 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 3 ke
Sambas
X34 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 3 ke
Depok
X41 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 4 ke
Pontianak
X42 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 4 ke
Sintang
X43 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 4 ke
Sambas
X44 = Banyaknya produk elektronik yang dikirimkan dari pabrik 4 ke
Depok
2. Menentukan fungsi tujuan
Minimumkan Z = 17X11 + 18X12 + 11X13 + 12X14 + 15X21 + 11X22 +
14X23 + 18X24 + 19X31 + 17X32 + 12X33 + 13X34 + 12X41 + 15X42 +
17X43 + 14X44
3. Menentukan fungsi kendala
a. Kapasitas pabrik
X11 + X12 + X13 + X14 ≤ 300
X21 + X22 + X23 + X24 ≤ 300
X31 + X32 + X33 + X34 ≤ 300
X41 + X42 + X43 + X44 ≤ 300
b. Permintaan
X11 + X21 + X31 + X41 = 250
X12 + X22 + X32 + X42 = 250
X13 + X23 + X33 + X43 = 350
X14 + X24 + X34 + X44 = 350
c. Non negatif
Xij ≥ 0, untuk i = 1, 2, 3, 4 dan j = 1, 2, 3, 4
Tabel metode least cost iterasi 1
Tujuan
Kota Kota Kota Kota
Sumber
Pontianak Sintang Sambas Depok
Supply
17 18 11 12 300
Pabrik 1
300 50
15 250 11 14 18
Pabrik 2

300
19 17 12 13
Pabrik 3

12 15 17 14 300
Pabrik 4

Demand 250 250 350 350 1200


Metode least cost dimulai dari biaya distribusi terendah yang ada dan
pada kasus ini biaya paling terendah bernilai 11 dan terdapat 2 biaya yang
sama, yaitu pada biaya pabrik 1 ke Kota Sambas, dan pabrik 2 ke Kota
Sintang. Selanjutnya dipilih biaya terendah pada pabrik 2 ke Kota Sintang
dikarenakan demand Kota Sintang akan langsung terpenuhi dan diberi
garis, dan supply pabrik 2 tersisa 50.
Tabel metode least cost iterasi 2
Tujuan
Kota Kota Kota Kota
Sumber
Pontianak Sintang Sambas Depok

17 18 300 11 12 300
Pabrik 1
Supply
300 50
15 250 11 14 18
Pabrik 2

300
19 17 12 13
Pabrik 3

12 15 17 14 300
Pabrik 4
350 50
Demand 250 250 350 1200
Iterasi dua dilanjutkan dengan melihat biaya distribusi terkecil
berikutnya yang belum terliput garis pada tabel transportasi. Biaya
terkecil dimiliki pabrik 1 ke Kota Sambas, oleh karena itu supply pabrik 1
dialokasikan ke Kota Sambas sehingga supply pabrik 1 telah terpenuhi
dan diberi garis dan demand Kota Sambas tersisa 50.
Tabel metode least cost iterasi 3
Tujuan
Kota Kota Kota Kota
Sumber
Pontianak Sintang Sambas Depok
Supply
17 18 300 11 12 300
Pabrik 1
300 50
15 250 11 14 18
Pabrik 2

300
19 17 12 13
Pabrik 3

250 12 15 17 14 300 50
Pabrik 4
350 50
Demand 250 250 350 1200
Iterasi tiga dilakukan dengan melihat biaya distribusi terkecil berikutnya
yang belum terliput garis pada tabel transportasi. Biaya terkecil terdapat
pada pabrik 4 ke Kota Pontianak, oleh karena itu supply pabrik 4
dialokasikan ke Kota Pontianak sehingga demand Kota Pontianak telah
terpenuhi dan diberi garis serta supply pabrik 4 tersisa 50.
Tabel metode least cost iterasi 4
Tujuan
Kota Kota Kota Kota
Sumber
Pontianak Sintang Sambas Depok

17 18 300 11 12 300
Pabrik 1
300 50
15 250 11 14 18 Supply
Pabrik 2
300 50
19 17 50 12 13
Pabrik 3

250 12 15 17 14 300 50
Pabrik 4
350 50
Demand 250 250 350 1200
Iterasi empat dilakukan dengan melihat biaya distribusi terkecil
berikutnya yang belum terliput garis pada tabel transportasi. Biaya terkecil
terdapat pada pabrik 3 ke Kota Sambas, oleh karena itu supply pabrik 3
dialokasikan ke Kota Sambas yang memiliki demand sisa sebanyak 50.
Dengan demikian demand Kota Sambas telah terpenuhi dan diberi garis
serta supply pabrik 3 tersisa 250.

Tabel metode least cost iterasi 5


Tujuan
Kota Kota Kota Kota
Sumber
Pontianak Sintang Sambas Depok
17 18 300 11 12 300
Pabrik 1
300 50
15 250 11 14 18
Pabrik 2
300 250
19 17 50 12 250 13
Pabrik 3

250 12 15 17 14 300 50
Pabrik 4
350 50 350 100
Demand 250 250 1200
Iterasi lima dilakukan dengan melihat biaya distribusi terkecil
berikutnya yang belum terliput garis pada tabel transportasi. Biaya terkecil
terdapat pada pabrik 3 ke Kota Depok, oleh karena itu sisa supply pabrik 3
sebanyak 250 dialokasikan ke Kota Depok. Dengan demikian supply
pabrik 3 telah terpenuhi dan diberi garis serta demand Kota Depok tersisa
100.
Tabel metode least cost iterasi 6
Tujuan
Kota Kota Kota Kota
Sumber
Pontianak Sintang Sambas Depok
Supply
17 18 300 11 12 300
Pabrik 1
300 50
15 250 11 14 18
Pabrik 2
300 250
19 17 50 12 250 13
Pabrik 3

250 12 15 17 50 14 300 50
Pabrik 4
350 50 350 100 50
Demand 250 250 1200
Iterasi enam dilakukan dengan melihat biaya distribusi terkecil
berikutnya yang belum terliput garis pada tabel transportasi. Biaya terkecil
terdapat pada pabrik 4 ke Kota Depok sehingga sisa supply pabrik 4
dialokasikan ke Kota Depok. Dengan demikian supply pabrik 4 telah
terpenuhi dan diberi garis serta demand Kota Depok tersisa 50.
Tabel metode least cost iterasi 7
Tujuan
Kota Kota Kota Kota
Sumber
Pontianak Sintang Sambas Depok

17 18 300 11 12 300
Pabrik 1
15 50 Supply
300 50
250 11 14 18
Pabrik 2
300 250
19 17 50 12 250 13
Pabrik 3

250 12 15 17 50 14 300 50
Pabrik 4
350 50 350 100 50
Demand 250 250 1200
Iterasi tujuh dilakukan dengan melihat biaya distribusi terkecil
berikutnya yang belum terliput garis pada tabel transportasi. Demand sisa
Kota Depok dipenuhi oleh supply pabrik 2, dengan demikian supply pabrik
2 dan demand Kota Depok telah terpenuhi dan diberi garis. Penyelesaian
permasalahan pada metode least cost sudah ditemukan, dan dilanjutkan
dengan menghitung biaya total distribusi pada metode ini, yaitu sebagai
berikut:
Z = (250 x 12) + (250 x 11) + (300 x 11) + (50 x 12) + (250 x 13) + (50 x
14)
= 14.500
Stepping Stone pada metode Least Cost
Diketahui initial least cost solution: Z = 14.500

Tujuan
Kota Kota Kota Kota
Sumber
Pontianak Sintang Sambas Depok
300 Supply
17 18 11 12 300
Pabrik 1
50
300
15 250 11 14 18
Pabrik 2
250
300
19 17 50 12 13
Pabrik 3
50
250 12 15 17 14 300
Pabrik 4

Demand 250 250 350 350 1200


BV = X13, X22, X24, X33, X34, X41, X44
NBV = X11, X12, X14, X21, X23, X31, X32, X42, X43
X11 =17-12+14-13+12-11 = 7
X12 = 18-11+18-13+12-11 = 13
X14 = 12-11+12-13 = 0
X21 = 15-12+14-18 = -1
X23 = 14-12+13-18 = -3 (EV)
X31 = 19-12+14-13 = 8
X32 = 17-11+18-13 = 11
X42 = 15-11+18-14 = 8
X43 = 17-12+13-14 = 4
Tujuan
Kota Kota Kota Kota
Sumber
Pontianak Sintang Sambas Depok

17 18 300 11 12 300
Pabrik 1
Supply
300
15 250 11 50 14 18
Pabrik 2

300
19 17 12 300 13
Pabrik 3

250 12 15 17 50 14 300
Pabrik 4

Demand 250 250 350 350 1200


Maka nilai Z = (250 x 12) + (250 x 11) + (300 x 11) + (50 x 14) + (300 x
13) + (50 x 14)
= 14.350
3.2.1 Vogel’s Approximation Method
Vogel’s Approximation Method (VAM) adalah salah satu metode yang
sering digunakan untuk mencari biaya minimum pada persoalan
transportasi. VAM menggunakan teknik penalti dalam mencari
penyelesaian masalah distribusi transportasi. Berikut adalah langkah
pengerjaan dalam metode Vogel’s Approximation Method:
Tabel metode VAM iterasi 1
Tujuan
Sumber Kota Kota Kota Kota
Pontianak Sintang Sambas Depok
Penalti
Supply 1
17 18 11 12 300
Pabrik 1
300 50
3
15 250 11 14 18
Pabrik 2

300 1
19 17 12 13
Pabrik 3

300 1
13 15 17 14
Pabrik 4

Demand 250 250 350 350 1200

2 4 1 1

Penalti

Langkah awal dalam metode VAM yaitu dengan mencari nilai penalti,
cara untuk menentukan nilai penalti yaitu dengan mengurangkan biaya
terkecil kedua dan biaya terkecil pertama. Sebagai contoh pada iterasi
VAM pertama dimulai dari mencari penalti baris 1, yaitu pabrik 1. Biaya
terkecil kedua yaitu 12 dan biaya terkecil pertama yaitu 11 sehingga
didapat nilai penalti baris pertama didapatkan dari 12-11 = 1, begitu pun
cara mencari penalti pada kolom dan baris yang lain. Selanjutnya, setelah
diperoleh penalti dari setiap kolom dan baris pertama, dipilihlah hasil
penalti terbesar yaitu pada kolom Kota Sintang yang bernilai 4. Selanjutnya
adalah memilih biaya transportasi tekecil pada kolom tersebut yaitu 11,
dengan demand dari Kota Sintang sebesar 250 dan pabrik 2 memiliki
supply 300, sehingga demand dari Kota Sintang telah terpenuhi dan diberi
garis serta supply pabrik 2 tersisa 50.
Tabel metode VAM iterasi 2
Tujuan
Sumber Kota Kota Kota Kota
Pontianak Sintang Sambas Depok
Penalti
Supply 1 1
17 18 11 12 300
Pabrik 1
300 50
3 1
15 250 11 14 18
Pabrik 2

300 1 1
19 17 12 13
Pabrik 3
300 50
1 1
250 13 15 17 14
Pabrik 4

Demand 250 250 350 350 1200

2 4 1 1

2 - 1 1
Penalti

Iterasi dua dilakukan dengan mencari kembali nilai penalti pada kolom
dan baris yang belum terpenuhi demand-nya atau supply yang masih tersisa
dan belum terliput garis. Nilai pinalti terbesar didapat kolom Kota
Pontianak sebesar 2. Selanjutnya adalah memilih biaya transportasi yang
terkecil pada Kota Pontianak, yaitu 13 pada pabrik 4. Supply yang ada pada
pabrik 4 sebanyak 300 dan demand pada Kota Pontianak sebanyak 250,
oleh karena itu supply pada pabrik 4 dialokasikan pada Kota Pontianak.
Dengan demikian demand Kota Pontianak telah terpenuhi dan diberi garis
serta supply pabrik 4 tersisa 50.
Tabel metode VAM iterasi 3
Tujuan
Sumber Kota Kota Kota Kota
Pontianak Sintang Sambas Depok
Penalti
Supply 1 1 1
17 18 11 12 300
Pabrik 1
11 300 50
3 1 4
15 250 50 14 18
Pabrik 2

300 1 1 1
19 17 12 13
Pabrik 3
300 50
1 1 3
250 13 15 17 14
Pabrik 4
350 300
Demand 250 250 350 1200

2 4 1 1

2 - 1 1
Penalti
- - 1 1

Iterasi tiga dilakukan dengan mencari kembali nilai penalti pada kolom
dan baris yang belum terpenuhi demand-nya atau supply yang masih tersisa
dan belum terliput garis. Nilai pinalti terbesar didapat baris pabrik 2
sebesar 4. Selanjutnya adalah memilih biaya transportasi yang terkecil pada
baris pabrik 2, yaitu 14. Supply yang tersisa pada pabrik 2 sebesar 50
dengan demand pada Kota Sambas sebesar 350, oleh karena itu supply
pabrik 2 dialokasikan pada Kota Sambas. Dengan demikian supply pabrik 2
telah terpenuhi dan diberi garis serta demand Kota Sambas tersisa 300.
Tabel metode VAM iterasi 4
Tujuan Penalti
Sumber Kota Kota Kota Kota Supply
Pontianak Sintang Sambas Depok
1 1 1 1
17 18 11 12 300
Pabrik 1
11 300 50
3 1 4 -
15 250 50 14 18
Pabrik 2

300 1 1 1 1
19 17 12 13
Pabrik 3
300 50
1 1 3 3
250 13 15 17 50 14
Pabrik 4
350 300 350 300
Demand 250 250 1200

2 4 1 1

2 - 1 1
Penalti
- - 1 1

- - 1 1

Iterasi empat dilakukan dengan mencari kembali nilai penalti pada


kolom dan baris yang belum terpenuhi demand-nya atau supply yang masih
tersisa dan belum terliput garis. Nilai pinalti terbesar didapat baris pabrik 4
sebesar 3. Selanjutnya adalah memilih biaya transportasi yang terkecil pada
baris pabrik 4, yaitu 14. Supply pada pabrik 4 tersisa 50 dan demand Kota
Depok sebesar 350, oleh karena itu sisa supply pabrik 4 dialokasikan ke
Kota Depok. Dengan demikian supply pabrik 4 telah terpenuhi dan diberi
garis serta demand Kota Depok tersisa 300.
Tabel metode VAM iterasi 5
Tujuan
Sumber Kota Kota Kota Kota
Pontianak Sintang Sambas Depok
300 Penalti
Supply 1 1 1 1
17 18 11 12 300
Pabrik 1
11 300 50
3 1 4 -
15 250 50 14 18
Pabrik 2

300 1 1 1 1
19 17 12 300 13
Pabrik 3
300 50
1 1 3 3
250 13 15 17 50 14
Pabrik 4
350 300 350 300
Demand 250 250 1200

2 4 1 1

2 - 1 1
Penalti
- - 1 1

- - 1 1

Iterasi lima dilakukan dengan mencari biaya distribusi terkecil pada


kolom dan baris yang belum terpenuhi demand-nya atau supply yang masih
tersisa dan belum terliput garis. Biaya distribusi terkecil terdapat pada baris
pabrik 1 sebesar 11. Supply pabrik 1 masih tersisa 300 dengan demand
pada Kota Sambas tersisa 300, oleh karena itu supply pabrik 1 dialokasikan
ke Kota Sambas sehingga supply pabrik 1 dan demand Kota Sambas telah
terpenuhi. Selanjutnya supply pabrik 3 masih tersisa 300 dengan demand
pada Kota Depok sebesar 300, oleh karena itu supply pabrik 3 dialokasikan
ke Kota Depok. Dengan demikian supply pabrik 3 dan demand Kota Depok
telah terpenuhi. Penyelesaian permasalahan pada metode VAM sudah
ditemukan, dan dilanjutkan dengan menghitung biaya total distribusi pada
metode ini, yaitu sebagai berikut:
Z = (250 x 12) + (250 x 11) + (300 x 11) + (50 x 14) + (300 x 13) + (50 x
14)
= 14.350

Anda mungkin juga menyukai