300
15 11 14 18
Pabrik 2
300
19 17 12 13
Pabrik 3
12 15 17 14 300
Pabrik 4
250 17 50 18 11 12 300 50
Pabrik 1
300
15 11 14 18
Pabrik 2
300
19 17 12 13
Pabrik 3
12 15 17 14 300
Pabrik 4
250 200
Demand 250 350 350 1200
Selanjutnya, dilanjutkan dengan pengerjaan pada bagian setelah iterasi
sebelumnya. Iterasi kedua menunjukkan demand Kota Sintang sebanyak
250 sedangkan pada supply pabrik 1 tersisa 50, yang mana sisa persediaan
pabrik 1 tersebut dialokasikan ke Kota Sintang, sehingga supply pabrik 1
terpenuhi serta diberi garis dan demand Kota Ketapang tersisa 200.
Tabel metode northwest corner iterasi 3
Tujuan
Kota Kota Kota Kota
Sumber
Pontianak Sintang Sambas Depok
Supply
250 17 50 18 11 12 300 50
Pabrik 1
300
15 200 11 14 18
Pabrik 2
300
19 17 12 13
Pabrik 3
12 15 17 14 300
Pabrik 4
250 200
Demand 250 350 350 1200
Selanjutnya adalah ierasi ketiga dengan melanjutkan iterasi sebelumnya,
pabrik 2 yang memiliki supply 300 dengan demand Kota Sintang masih
tersisa 200, sehingga supply pabrik 2 dialokasikan sebanyak 200 ke Kota
Sintang dan demand Kota Sintang sudah terpenuhi dan diberi garis.
Tabel metode northwest corner iterasi 4
Tujuan
Kota Kota Kota Kota Supply
Sumber
Pontianak Sintang Sambas Depok
250 17 50 18 11 12 300 50
Pabrik 1
300
15 200 11 100 14 18
Pabrik 2
300
19 17 12 13
Pabrik 3
12 15 17 14 300
Pabrik 4
250 200 350 250
Demand 250 350 1200
Iterasi empat dilakukan dengan mengalokasikan sisa supply pabrik 2
sebanyak 100 ke Kota Sambas yang memiliki demand 350, sehingga
menunjukkan supply pabrik 2 terpenuhi dan diberi garis serta demand Kota
Sambas tersisa 250.
Tabel metode northwest corner iterasi 5
Tujuan
Kota Kota Kota Kota
Sumber
Pontianak Sintang Sambas Depok
Supply
250 17 50 18 11 12 300 50
Pabrik 1
300
15 200 11 100 14 18
Pabrik 2
300 50
19 17 250 12 13
Pabrik 3
12 15 17 14 300
Pabrik 4
250 200 350 250
Demand 250 350 1200
Iterasi lima dilakukan dengan mengalokasikan supply pabrik 3 ke Kota
Sambas yang masih memiliki demand sebanyak 250, sehingga supply
pabrik 3 dialokasikan sebanyak 250 ke Kota Sambas. Hal ini membuat
demand Kota Sambas terpenuhi dan diberi garis serta supply pabrik 3
tersisa 50.
Tabel metode northwest corner iterasi 6
Tujuan
Kota Kota Kota Kota
Sumber
Pontianak Sintang Sambas Depok
250 17 50 18 11 12 300 50
Pabrik 1
300
15 200 11 100 14 18
Pabrik 2
Supply
300 50
19 17 250 12 50 13
Pabrik 3
12 15 17 14 300
Pabrik 4
250 200 350 250 350 300
Demand 250 1200
Iterasi enam dilanjutkan dengan melihat demand dan supply pabrik 3
dan Kota Depok. Supply yang dimiliki pabrik 3 tersisa 50 sehingga supply
tersebut dialokasikan ke Kota Depok dan membuat supply pabrik 3
terpenuhi dan demand Kota Depok tersisa 300.
Tabel metode northwest corner iterasi 7
Tujuan
Kota Kota Kota Kota
Sumber
Pontianak Sintang Sambas Depok
Supply
250 17 50 18 11 12 300 50
Pabrik 1
300
15 200 11 100 14 18
Pabrik 2
300 50
19 17 250 12 50 13
Pabrik 3
12 15 17 300 14 300
Pabrik 4
250 200 350 250 350 300
Demand 250 1200
Iterasi tujuh dilakukan dengan melihat supply dan demand dari pabrik 4
dan Kota Depok. Pabrik 4 memiliki supply sebanyak 300 dan Kota Depok
memiliki sisa demand sebanyak 300, oleh karena itu supply pabrik 4 dan
demand Kota Depok terpenuhi dan diberi garis. Penyelesaian permasalahan
pada metode northwest corner sudah ditemukan, dan dilanjutkan dengan
menghitung biaya total distribusi pada metode ini, yaitu sebagai berikut:
Z = (250 x 17) + (50 x 18) + (200 x 11) + (100 x 14) + (250 x 12) + (50 x
13) + (300 x 14)
= 16.600
Stepping Stone pada metode Northwest Corner
Tujuan
Kota Kota Kota Kota
Sumber
Pontianak Sintang Sambas Depok
Supply
250 17 50 18 11 12 300
Pabrik 1
300
15 200 11 100 14 18
Pabrik 2
50
300
19 17 250 12 13
Pabrik 3
300
12 15 17 14 300
Pabrik 4
300
15 250 11 50 14 18
Pabrik 2 Supply
300
19 17 300 12 13
Pabrik 3
300
12 15 17 300 14
Pabrik 4
300
15 250 11 50 14 18
Pabrik 2
300
19 17 300 12 13
Pabrik 3
300
250 12 15 17 50 14
Pabrik 4
300
19 17 12 13
Pabrik 3
12 15 17 14 300
Pabrik 4
17 18 300 11 12 300
Pabrik 1
Supply
300 50
15 250 11 14 18
Pabrik 2
300
19 17 12 13
Pabrik 3
12 15 17 14 300
Pabrik 4
350 50
Demand 250 250 350 1200
Iterasi dua dilanjutkan dengan melihat biaya distribusi terkecil
berikutnya yang belum terliput garis pada tabel transportasi. Biaya
terkecil dimiliki pabrik 1 ke Kota Sambas, oleh karena itu supply pabrik 1
dialokasikan ke Kota Sambas sehingga supply pabrik 1 telah terpenuhi
dan diberi garis dan demand Kota Sambas tersisa 50.
Tabel metode least cost iterasi 3
Tujuan
Kota Kota Kota Kota
Sumber
Pontianak Sintang Sambas Depok
Supply
17 18 300 11 12 300
Pabrik 1
300 50
15 250 11 14 18
Pabrik 2
300
19 17 12 13
Pabrik 3
250 12 15 17 14 300 50
Pabrik 4
350 50
Demand 250 250 350 1200
Iterasi tiga dilakukan dengan melihat biaya distribusi terkecil berikutnya
yang belum terliput garis pada tabel transportasi. Biaya terkecil terdapat
pada pabrik 4 ke Kota Pontianak, oleh karena itu supply pabrik 4
dialokasikan ke Kota Pontianak sehingga demand Kota Pontianak telah
terpenuhi dan diberi garis serta supply pabrik 4 tersisa 50.
Tabel metode least cost iterasi 4
Tujuan
Kota Kota Kota Kota
Sumber
Pontianak Sintang Sambas Depok
17 18 300 11 12 300
Pabrik 1
300 50
15 250 11 14 18 Supply
Pabrik 2
300 50
19 17 50 12 13
Pabrik 3
250 12 15 17 14 300 50
Pabrik 4
350 50
Demand 250 250 350 1200
Iterasi empat dilakukan dengan melihat biaya distribusi terkecil
berikutnya yang belum terliput garis pada tabel transportasi. Biaya terkecil
terdapat pada pabrik 3 ke Kota Sambas, oleh karena itu supply pabrik 3
dialokasikan ke Kota Sambas yang memiliki demand sisa sebanyak 50.
Dengan demikian demand Kota Sambas telah terpenuhi dan diberi garis
serta supply pabrik 3 tersisa 250.
250 12 15 17 14 300 50
Pabrik 4
350 50 350 100
Demand 250 250 1200
Iterasi lima dilakukan dengan melihat biaya distribusi terkecil
berikutnya yang belum terliput garis pada tabel transportasi. Biaya terkecil
terdapat pada pabrik 3 ke Kota Depok, oleh karena itu sisa supply pabrik 3
sebanyak 250 dialokasikan ke Kota Depok. Dengan demikian supply
pabrik 3 telah terpenuhi dan diberi garis serta demand Kota Depok tersisa
100.
Tabel metode least cost iterasi 6
Tujuan
Kota Kota Kota Kota
Sumber
Pontianak Sintang Sambas Depok
Supply
17 18 300 11 12 300
Pabrik 1
300 50
15 250 11 14 18
Pabrik 2
300 250
19 17 50 12 250 13
Pabrik 3
250 12 15 17 50 14 300 50
Pabrik 4
350 50 350 100 50
Demand 250 250 1200
Iterasi enam dilakukan dengan melihat biaya distribusi terkecil
berikutnya yang belum terliput garis pada tabel transportasi. Biaya terkecil
terdapat pada pabrik 4 ke Kota Depok sehingga sisa supply pabrik 4
dialokasikan ke Kota Depok. Dengan demikian supply pabrik 4 telah
terpenuhi dan diberi garis serta demand Kota Depok tersisa 50.
Tabel metode least cost iterasi 7
Tujuan
Kota Kota Kota Kota
Sumber
Pontianak Sintang Sambas Depok
17 18 300 11 12 300
Pabrik 1
15 50 Supply
300 50
250 11 14 18
Pabrik 2
300 250
19 17 50 12 250 13
Pabrik 3
250 12 15 17 50 14 300 50
Pabrik 4
350 50 350 100 50
Demand 250 250 1200
Iterasi tujuh dilakukan dengan melihat biaya distribusi terkecil
berikutnya yang belum terliput garis pada tabel transportasi. Demand sisa
Kota Depok dipenuhi oleh supply pabrik 2, dengan demikian supply pabrik
2 dan demand Kota Depok telah terpenuhi dan diberi garis. Penyelesaian
permasalahan pada metode least cost sudah ditemukan, dan dilanjutkan
dengan menghitung biaya total distribusi pada metode ini, yaitu sebagai
berikut:
Z = (250 x 12) + (250 x 11) + (300 x 11) + (50 x 12) + (250 x 13) + (50 x
14)
= 14.500
Stepping Stone pada metode Least Cost
Diketahui initial least cost solution: Z = 14.500
Tujuan
Kota Kota Kota Kota
Sumber
Pontianak Sintang Sambas Depok
300 Supply
17 18 11 12 300
Pabrik 1
50
300
15 250 11 14 18
Pabrik 2
250
300
19 17 50 12 13
Pabrik 3
50
250 12 15 17 14 300
Pabrik 4
17 18 300 11 12 300
Pabrik 1
Supply
300
15 250 11 50 14 18
Pabrik 2
300
19 17 12 300 13
Pabrik 3
250 12 15 17 50 14 300
Pabrik 4
300 1
19 17 12 13
Pabrik 3
300 1
13 15 17 14
Pabrik 4
2 4 1 1
Penalti
Langkah awal dalam metode VAM yaitu dengan mencari nilai penalti,
cara untuk menentukan nilai penalti yaitu dengan mengurangkan biaya
terkecil kedua dan biaya terkecil pertama. Sebagai contoh pada iterasi
VAM pertama dimulai dari mencari penalti baris 1, yaitu pabrik 1. Biaya
terkecil kedua yaitu 12 dan biaya terkecil pertama yaitu 11 sehingga
didapat nilai penalti baris pertama didapatkan dari 12-11 = 1, begitu pun
cara mencari penalti pada kolom dan baris yang lain. Selanjutnya, setelah
diperoleh penalti dari setiap kolom dan baris pertama, dipilihlah hasil
penalti terbesar yaitu pada kolom Kota Sintang yang bernilai 4. Selanjutnya
adalah memilih biaya transportasi tekecil pada kolom tersebut yaitu 11,
dengan demand dari Kota Sintang sebesar 250 dan pabrik 2 memiliki
supply 300, sehingga demand dari Kota Sintang telah terpenuhi dan diberi
garis serta supply pabrik 2 tersisa 50.
Tabel metode VAM iterasi 2
Tujuan
Sumber Kota Kota Kota Kota
Pontianak Sintang Sambas Depok
Penalti
Supply 1 1
17 18 11 12 300
Pabrik 1
300 50
3 1
15 250 11 14 18
Pabrik 2
300 1 1
19 17 12 13
Pabrik 3
300 50
1 1
250 13 15 17 14
Pabrik 4
2 4 1 1
2 - 1 1
Penalti
Iterasi dua dilakukan dengan mencari kembali nilai penalti pada kolom
dan baris yang belum terpenuhi demand-nya atau supply yang masih tersisa
dan belum terliput garis. Nilai pinalti terbesar didapat kolom Kota
Pontianak sebesar 2. Selanjutnya adalah memilih biaya transportasi yang
terkecil pada Kota Pontianak, yaitu 13 pada pabrik 4. Supply yang ada pada
pabrik 4 sebanyak 300 dan demand pada Kota Pontianak sebanyak 250,
oleh karena itu supply pada pabrik 4 dialokasikan pada Kota Pontianak.
Dengan demikian demand Kota Pontianak telah terpenuhi dan diberi garis
serta supply pabrik 4 tersisa 50.
Tabel metode VAM iterasi 3
Tujuan
Sumber Kota Kota Kota Kota
Pontianak Sintang Sambas Depok
Penalti
Supply 1 1 1
17 18 11 12 300
Pabrik 1
11 300 50
3 1 4
15 250 50 14 18
Pabrik 2
300 1 1 1
19 17 12 13
Pabrik 3
300 50
1 1 3
250 13 15 17 14
Pabrik 4
350 300
Demand 250 250 350 1200
2 4 1 1
2 - 1 1
Penalti
- - 1 1
Iterasi tiga dilakukan dengan mencari kembali nilai penalti pada kolom
dan baris yang belum terpenuhi demand-nya atau supply yang masih tersisa
dan belum terliput garis. Nilai pinalti terbesar didapat baris pabrik 2
sebesar 4. Selanjutnya adalah memilih biaya transportasi yang terkecil pada
baris pabrik 2, yaitu 14. Supply yang tersisa pada pabrik 2 sebesar 50
dengan demand pada Kota Sambas sebesar 350, oleh karena itu supply
pabrik 2 dialokasikan pada Kota Sambas. Dengan demikian supply pabrik 2
telah terpenuhi dan diberi garis serta demand Kota Sambas tersisa 300.
Tabel metode VAM iterasi 4
Tujuan Penalti
Sumber Kota Kota Kota Kota Supply
Pontianak Sintang Sambas Depok
1 1 1 1
17 18 11 12 300
Pabrik 1
11 300 50
3 1 4 -
15 250 50 14 18
Pabrik 2
300 1 1 1 1
19 17 12 13
Pabrik 3
300 50
1 1 3 3
250 13 15 17 50 14
Pabrik 4
350 300 350 300
Demand 250 250 1200
2 4 1 1
2 - 1 1
Penalti
- - 1 1
- - 1 1
300 1 1 1 1
19 17 12 300 13
Pabrik 3
300 50
1 1 3 3
250 13 15 17 50 14
Pabrik 4
350 300 350 300
Demand 250 250 1200
2 4 1 1
2 - 1 1
Penalti
- - 1 1
- - 1 1