Anda di halaman 1dari 18

Bab 6

Perusahaan mebel “ANTIK” mempunyai 2 departemen produksi A dan departemen produksi


B. Pada bulan Januari 2009 mendapat pesanan sebagai berikut:
 Dari UNY 200 buah kursi kuliah @ Rp60.000,00.
 Dari UGM 50 buah meja kerja @ Rp70.000,00.

Catatan :
Pesanan tersebut diberi kode masing-masing K-1 dan M-3.
Pesanan K-1 dan M-3 dapat diselesaikan, namun baru K-1 yang diserahkan.
Transaksi yang terjadi untuk memenuhi pesanan K-1 dan M-3 adalah sebagai berikut:

1 Pemakaian Bahan :
Pesanan Dept. A Dept. B Jumlah

K-1 Rp4.000.000,00 Rp1.000.000,00 Rp5.000.000,00


M-3 Rp1.500.000,00 Rp250.000,00 Rp1.750.000,00
Rp5.500.000,00 Rp1.250.000,00 Rp6.750.000,00

2 biaya tenaga kerja


Pesanan Dept. A Dept. B Jumlah
K-1 Rp1.600.000,00 Rp800.000,00 Rp2.400.000,00
M-3 Rp500.000,00 Rp200.000,00 Rp700.000,00
Rp2.100.000,00 Rp1.000.000,00 Rp3.100.000,00

3 biaya overhad pabrik


Departemen BOP-Dibebankan BOP-Sesungguhnya

A 50% biaya bahan baku Rp2.700.000,00


B 80% biaya tenaga kerja langsung Rp950.000,00

Dari data tersebut diminta untuk membuat jurnal-jurnal yang diperlukan dan job
order cost sheet masing-masing pesanan.
Jawaban :
Jurnal yang diperlukan
1 mencatat pemakaian bahan
BDP-bahan baku dept. A Rp5.500.000 -
BDP-bahan baku dept. A Rp1.250.000 -
Persediaan bahan baku - Rp6.750.000

2 mencatat pembebanan gaji dan upah ke masing maisng


BDP-TKL dept. A Rp2.100.000 -
BDP-TKL dept. B Rp1.000.000 -
Biaya gaji dan upah - Rp3.100.000
3 mencatat biaya overhead yang dibebankan
BDP-overhead pabrik dept. A Rp2.750.000* -
BDP-overhead pabrik dept. B Rp 800.000** -
BOP-Dibebankan dept. A - Rp2.750.000
BOP-Dibebankan dept. A - Rp 800.000
* 50% x (Rp4.000.000+Rp1.500.000)
** 80% x (Rp800.000+Rp200.000)

3 mencatat biaya overhead pabrik seseungguhnya

BOP-sesungguhnya dept. A Rp2.700.000 -


BOP-sesungguhnya dept. B Rp 950.000 -
Macam-macam kredit - Rp3.650.000

5 mencatat pemindahan barang selesai dari departeman A ke departeman B


BDP-HPP dept. A dept. B Rp10.350.000 -
BDP-bahan baku dept. A - Rp5.500.000
BOP-tenaga kerja dept. A - Rp2.100.000
BOP-overhead pabrik dept. A - Rp2.750.000

6 mencatat pemindahan dari departemen B ke produk jadi dan program BDP


Persediaan produk jadi Rp10.040.000 -
Persediaan BDP Rp 3.360.000 -
BDP-HPP dept. A dept.B - Rp10.350.000
BDP-BB dept.B - Rp 1.250.000
BDP-TK dept.B - Rp 1.000.000
BDP-OP dept.B - Rp 800.000
Kartu pesanan
Jurnal yang diperlukan
Mencatat penyerahan pesanan

1 Piutang dagang/Kas Rp12.000.000 -


Penjualan - Rp12.000.000
2 HPP Rp10.040.000 -
Persediaan produk jadi - Rp10.040.000
Bab 7
Pemotongan Perakitan
Jumlah unit barang dalam proses, persediaan awal 100 180
Jumlah unit dimulai di Departemen Pemotongan 600
Jumlah unit ditransfer ke Departemen Perakitan 500
Jumlah unit diterima dari Departemen Pemotongan 500
Jumlah unit ditransfer ke Persediaan Barang Jadi 580
Jumlah unit Barang dalam proses, persediaan akhir 200 100

Supervisor masing2 departemen melaporkan bahwa persediaan akhir barang dalam proses
60% selesai untuk bahan baku di Departemen Pemotongan dan 100% selesai untuk bahan
baku Perakitan. Persediaan akhir 20% selesai untuk Tenaga Kerja di Departemen
Pemotongan dan 70% selesai di Departemen Perakitan. Untuk overhead pabrik,
persediaan akhir 40% selesai di Departemen Pemotongan dan 70% selesai di Departemen
Perakitan. (Persentase penyelesaian dari pers. awal barang dalam proses tidak diperlukan
jika metode rata2 tertimbang yang digunakan).
Data biaya untuk bulan Januari adalah sebagai berikut:

Barang dalam proses, Persediaan awal: Pemotongan Perakitan


Biaya dari Departemen sebelumnya - $ 8.320
Bahan Baku $ 1.892 830
Tenaga Kerja 400 475
Overhead pabrik 796 518

Biaya yang ditambahkan ke proses selama periode berjalan:


Bahan Baku $ 13.608 $ 7.296
Tenaga Kerja 5.000 9.210
Overhead pabrik 7.904 11.052

Jawab:
Departemen Pemotongan:
1) Skedul Kuantitas
Persediaan awal 100
Dimulai periode ini 600 700
Ditransfer ke Dep. Perakitan 500
Persediaan akhir (60%, 20%, 40%) 200 700

2) Biaya dibebankan:
Bahan Baku 1.892
Tenaga Kerja 400
Overhead Pabrik 796+
-> 3.088

Biaya ditambahkan Ekuivalen Harga/unit


Bahan Baku 13.608 500 + (200 x 60%) = 620 (1.892 + 13.608) :
620 = 25
Tenaga Kerja 5.000 500 + (200 x 20%) = 540 ( 400 +
5.000) : 540 = 10
Overhead Pabrik 7.904+ 500 + (200 x 40%) = 580 ( 796 + 7.904) :
580 = 15+
->
26.512+ 50
Total biaya dibebankan ke Dep. 29.600

3) Biaya dipertanggungjawabkan
Selesai ditransfer ke Perakitan 500 x 50 = 25.000
Persediaan akhir:
Bahan Baku (200 x 60% x 25) = 3.000
Tenaga Kerja (200 x 20% x 10) = 400
Overhead Pabrik (200 x 40% x 15) = 1.200+
4.600+
29.600
Departemen Perakitan:
1) Skedul Kuantitas
Persediaan awal 180
Dimulai periode ini 500 680
Ditransfer ke Dep. Perakitan 580
Persediaan akhir (100%, 70%, 70%) 100 680

2) Biaya dibebankan:
B.dari Dep. Sebelumnya 8.320
Bahan Baku 830
Tenaga Kerja 475
Overhead Pabrik 518 +
10.143

Biaya ditambahkan Ekuivalen


Harga/unit
B.dari Dep. Sebelumnya 25.000 580 + (100 x 100%) = 680 (8.320 + 25.000) :
680 = 49
Bahan Baku 7.296 580 + (100 x 100%) = 680 (830 + 7.296) : 680
= 11,95
Tenaga Kerja 9.210 580 + (100 x 70%) = 650 (475 + 9.210) : 650
= 14,9
Overhead Pabrik 11.052+ 580 + (100 x 70%) = 650 (518 + 11.052) : 650
= 17,8 +
52.558+ 93,65
Tot. b.dibebankan ke Dep.62.701

3) Biaya dipertanggungjawabkan
Selesai ditransfer ke Perakitan 580x 93,65 = 54.317
Persediaan akhir 100 x 49 = 4.900
Bahan Baku (100 x 100% x 11,95) = 1.195
Tenaga Kerja (100 x 70% x 14,9) = 1.043
Overhead Pabrik (100 x 70% x 17,8) = 1.246+
8.384+
62.701

Bab 8
PT RAS mempunyai dua departemen produksi dan dua departemen jasa. Perusahaan
merencanakan Biaya Overhead Pabrik untuk kapasitas normal produksi sebesar 50.000 unit,
selama Tahun 2006 sebesar:

Rencana penggunaan jasa dari departemen jasa adalah jasa bagian jasa selain digunakan oleh
bagian produksi (departemen proses 1 & 2), juga dipakai oleh bagian jasa sendiri. Dalam hal
ini terjadi tukar menukar jasa antara bagian jasa listrik dan bagian jasa pemeliharaan.
Proporsi pemakaian jasanya adalah:

Berdasarkan data tersebut, diminta:


1. Menghitung BOP Neto masing-masing departemen jasa
2. Menghitung BOP Neto yang dianggarkan untuk masing-masing departemen produksi

Jawab
1. Menghitung BOP Neto bagian Jasa setelah alokasi

Dengan menggunakan Metode Aljabar, maka biaya tiap bagian jasa dinyatakan dalam
persamaan-persamaan berikut:
X = a1 + b1 Y .................................. persamaan 1
Y = a2 + b2 X .................................. persamaan 2

X = 28.000.000 + 25% Y
Y = 2.000.000 + 20% X
Jadi
X = 28.000.000 + 0,25 (2.000.000 + 0,2 X)
X = 28.500.000 + 500.000 + 0,05 X
X – 0,05 X = 28.500.000
X = 30.000.000

Y = 2.000.000 + 20% X
Y = 2.000.000 + 0,2 (X)
Y = 2.000.000 + 0,2 (30.000.000)
Y = 8.000.000

Jadi

 BOP bagian jasa listrik setelah mendapat alokasi BOP dari bagian jasa pemeliharaan
adalah sebesar Rp 30.000.000,-
 BOP bagian jasa pemeliharaan setelah mendapatkan alokasi BOP dari bagian jasa
listrik adalah sebesar Rp 8.000.000,-

Dengan demikian maka jumlah BOP Neto untuk masing-masing departemen jasa adalah:

Kedua BOP Neto dari bagian jasa listrik dan pemeliharaan ini, kemudian dibebankan kepala
masing-masing departemen produksi sesuai proporsi masing-masing:
Bab 9

METODE PERHITUNGAN PERSEDIAAN FIFO, LIFO, AVERAGE DENGAN


SISTEM PERPETUAL (SOAL & JAWABAN)
PT Sangun mencatat persediaan menggunakan sistem perpetual, berikut adalah data persediaan
selama bulan Januari 2008 :

Tanggal Keterangan Unit Harga / Unit Total


Januari 1 Awal 20 2.500 50.000
5 Beli 10 2.300 23.000
7 Jual 15 2.600 39.000
12 Jual 9 2.400 21.600
15 Beli 7 2.700 18.900
17 Beli 5 2.550 12.750
20 Jual 13 2.800 36.400
23 Beli 10 2.750 27.500
25 Jual 3 2.850 8.550
31 Beli 4 2.900 11.600

DIMINTA :

A. Hitunglah saldo persediaan akhir, harga pokok penjualan, laba/rugi kotor dengan metode
FIFO.
B. Hitunglah saldo persediaan akhir, harga pokok penjualan, laba/rugi kotor dengan metode
LIFO.
C. Hitunglah saldo persediaan akhir, harga pokok penjualan, laba/rugi kotor dengan metode
AVERAGE.

JAWAB

A. Menggunakan Metode FIFO

IN OUT SALDO
Tanggal
Unit Harga Total Unit Harga Total Unit Harga Total
01-Jan-08 20 2.500 50.000
05-Jan-08 10 2.300 23.000 20 2.500 50.000
10 2.300 23.000
07-Jan-08 15 2.500 37.500 5 2.500 12.500
10 2.300 23.000
12-Jan-08 5 2.500 12.500 6 2.300 13.800
4 2.300 9.200
15-Jan-08 7 2.700 18.900 6 2.300 13.800
7 2.700 18.900
17-Jan-08 5 2.550 12.750 6 2.300 13.800
7 2.700 18.900
5 2.550 12.750
20-Jan-08 6 2.300 13.800 5 2.550 12.750
7 2.700 18.900
23-Jan-08 10 2.750 27.500 5 2.550 12.750
10 2.750 27.500
25-Jan-08 3 2.550 7.650 2 2.550 5.100
10 2.750 27.500
31-Jan-08 4 2.900 11.600 2 2.550 5.100
10 2.750 27.500
4 2.900 11.600

Saldo persediaan akhir = 5.100 + 27.500 + 11.600


= 44.200
Harga pokok penjualan = 37.500 + 12.500 + 9.200 + 13.800 + 18.900 + 7.650
= 99.550
Laba/ Rugi Kotor :
Penjualan = 105.550 (39.000 + 21.600 + 36.400 + 8.550)
HPP = (99.550)
Laba Kotor = 6.000

B. Menggunakan Metode LIFO

IN OUT SALDO
Tanggal
Unit Harga Total Unit Harga Total Unit Harga Total
1-Jan-08 20 2.500 50.000
5-Jan-08 10 2.300 23.000 20 2.500 50.000
10 2.300 23.000
7-Jan-08 10 2.300 23.000 15 2.500 37.500
5 2.500 12.500
12-Jan-08 9 2.500 22.500 6 2.500 15.000
15-Jan-08 7 2.700 18.900 6 2.500 15.000
7 2.700 18.900
17-Jan-08 5 2.550 12.750 6 2.500 15.000
7 2.700 18.900
5 2.550 12.750
20-Jan-08 5 2.550 12.750 5 2.500 12.500
7 2.700 18.900
1 2.500 2.500
23-Jan-08 10 2.750 27.500 5 2.500 12.500
10 2.750 27.500
25-Jan-08 3 2.750 8.250 5 2.500 12.500
7 2.750 19.250
31-Jan-08 4 2.900 11.600 5 2.500 12.500
7 2.750 19.250
4 2.900 11.600

Saldo persediaan akhir = 12.500 + 19.250 + 11.600


= 43.350
= 23.000 + 12.500 + 22.500 + 12.750 + 18.900 + 2.500 +
Harga pokok penjualan
8.250
= 100.400
Laba/ Rugi Kotor :
Penjualan = 105.550 (39.000 + 21.600 + 36.400 + 8.550)
HPP = (100.400)
Laba Kotor = 5.150

C. Menggunakan Metode AVERAGE

IN OUT SALDO
Tanggal
Unit Harga Total Unit Harga Total Unit Harga Total
1-Jan-08 20 2.500 50.000
5-Jan-08 10 2.300 23.000 30 2.433 73.000
7-Jan-08 15 2.433 36.495 15 2.433 36.495
12-Jan-08 9 2.433 21.897 6 2.433 14.598
15-Jan-08 7 2.700 18.900 13 2.576 33.498
17-Jan-08 5 2.550 12.750 18 2.569 46.248
20-Jan-08 13 2.569 33.397 5 2.569 12.845
23-Jan-08 10 2.750 27.500 15 2.689 40.345
25-Jan-08 3 2.689 8.067 12 2.689 32.268
31-Jan-08 4 2.900 11.600 16 2.742 43.868
Saldo persediaan akhir = 43.868
Harga pokok penjualan = 36.495 + 21.897 + 33.397 + 8.067
= 99.856
Laba/ Rugi Kotor :
Penjualan = 105.550 (39.000 + 21.600 + 36.400 + 8.550)
HPP = (99.856)
Laba Kotor = 5.694
Bab 10

Perusahaan X menetapkan kebijakan bahwa, jika karyawan bekerja lebih dari 45 jam dalam
seminggu, maka mereka memiliki hak untuk memperoleh premi lembur. Dalam hal ini, tarif
lembur adalah 50% dari tarif upah. Jika dalam seminggu seorang karyawan bekerja selama 50
jam dengan tarif upah Rp 1.500 per jam, maka berapakah total upah yang diperoleh oleh
karyawan tersebut ?
Jawab :
Jam Biasa 45 x Rp 1.500 = Rp 67.500
Lembur 5 x Rp 1.500 = Rp 7.500
Premi Lembur 5 x Rp 750 = Rp 3.750 +
Total Upah Karyawan Tersebut Dalam Satu Minggu = Rp 78.750

Misalkan seorang karyawan harus bekerja 45 jam per minggu. Upahnya Rp 500 per jam. Dari
45 jam kerja tersebut, 10 jam merupakan waktu mengangggur, dan sisanya digunakan untuk
mengerjakan pesanan tertentu. Maka bagaimanakah jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
tersebut ?
Jawab:
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja tersebut adalah :
Barang dalam proses -biaya tenaga kerja langsung Rp 17.500
Biaya overhed pabrik sesungguhnya Rp 5.000
Gaji dan Upah Rp 22.500
Bab 11

PT. AYA menghasilkan produk A, B, C dan D yang merupakan produk bersama. Produk
bersama dialokasikan pada split off. Produk A, B dan D diproses lebih lanjut sedangan
produk C langsung dijual. Oleh sebab itu alokasi biaya bersama atas dasar harga jual
hipotesis. Berikut data periode bulan Januari 2014.
Biaya yang diserap
Unit (kg) Bahan Baku Tenaga Kerja Overhead Pabrik
BDP Awal 10.000 Rp. 1.000.000 Rp. 250.000 Rp. 325.000
Masuk proses 90.000 Rp. 9.000.000 Rp. 4.988.750 Rp. 6.342.500

Produk selesai Biaya proses lebih lanjut


A 15.000 Rp. 35
B 20.000 Rp. 45
C 18.000 -
D 28.000 Rp. 60
81.000

BDP akhir : 19.000


Tingkat Penyelesaian :
Bahan Baku 100 %
Biaya Ekuivalen 75%

Harga jual produk per unit A : Rp. 500


B : Rp. 450
C : Rp. 400
D : Rp. 600

Diminta :
Laporan harga pokok bulan januari termasuk alokasi biaya bersama

Jawab :

PT. AYA
Laporan Harga Pokok Produksi
Bulan Januari 2014

F Skedul kuantitas
- BDP awal : 10.000 kg
Masuk proses : 90.000 kg
100.000 kg

- Produk selesai
A 15.000 kg
B 20.000 kg
C 18.000 kg
D 28.000 kg
100.000 kg
0 kg

F Pembebanan Biaya
Elemen Biaya Jumlah Biaya Unit Ekuivalen Biaya per unit
BDP awal :
Bahan baku 1.000.000
Tenaga Rp. 250.000
kerja Rp. 325.000
OP Rp.
Rp. 1.575.000

Biaya bulan ini 81.000 + 19.000 (100%)=


Bahan baku 100.000
Rp. 9.000.000
Tenaga 81.000 + 19.000(75%)= 95.250
kerja Rp. 4.988.750
81.000 + 19.000 (75%)= 95.250
OP Rp. 6.342.500
Rp. 21.906.250 Rp. 225

F Perhitungan Biaya :
Produk selesai : 81.000 unit x Rp. 225 = Rp. 18.225.000
BDP akhir : 19.000 unit
BB : 19.000(100%) x Rp. 100 = Rp. 1.900.000
TK : 19.000(75%) x Rp. 55 = Rp. 783.750
OP : 19.000(75%) x Rp. 70 = Rp. 997.500
Rp. 3.681.250
Rp. 21.906.250

Biaya Rp. 18.225.000 dialokasikan ke masing-masing jenis produk sbb:


Kg Biaya Harga Jual
Jenis (1) Harga Jual tambahan hipotesa (2) (1) x (2)
A 15.000 Rp. 500 Rp. 35 Rp. 465 6.975.000
B 20.000 Rp. 450 Rp. 45 Rp. 405 8.100.000
C 18.000 Rp. 400 - Rp. 400 7.200.000
D 28.000 Rp. 600 Rp. 60 Rp. 540 15.120.000
37.395.000
Alokasi biaya bersama :
= Rp3.399.368
= Rp3.947.653
= Rp3.509.025
= Rp7.368.954
Bab 12

PT AJP menggunakan system biaya standar. Biaya bahan baku standar perunit produk
ditentukan sebesar 100.000 kg @ Rp 500. biaya bahan baku sesungguhnya untuk
memproduksi dalam bulan Januari 19×1 adalah sebanyak 90.000 kg @ Rp 550.
Kuantitas Harga per Kg
Standar SS Standar SS
BBB 100.000 Kg 90.000 kg Rp 500 Rp 550
St = (HSt x KSt) – (HS x KS)
St = (500 x 100.000) – (550 x 90.000) = 5.000.000 – 4.950.000 = 50.000 (L)
Kuantitas Harga per Kg
Standar SS Standar SS
BBB 100.000 Kg 90.000 kg Rp 500 Rp 550
SH : (HSt – HS) x KS
: (500 – 550) x 90.000 : 4.500.000 (R)
SK : (KSt – KS) x HSt
: 100.000 – 90.000) x 500 : 5.000.000 (L)
Dalam model ini ada 3 kemungkinan
1. harga dan kuantitas standar masing-masing lebih besar atau lebih kecil dari harga dan
kuantitas sesungguhnya
2. harga standar lebih rendah dari harga sesungguhnya, namun kuantitas standar lebih
tinggi dari kuantitas sesungguhnya
3. harga standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya, namun kuantitas standar lebih
rendah dari kuantitas sesungguhnya
1. harga dan kuantitas standar lebih rendah dari sesungguhnya
SH : (HSt – HS) x KSt
SK : (KSt – KS) x HSt
SHK : (HSt – HS) x (KSt – KS)
SHK : Selisih harga/kuantitas (selisih gabungan)
Contoh :
Kuantitas Harga per Kg
Standar SS Standar SS
BBB 90.000 Kg 100.000 kg Rp 500 Rp 550
SH : (500 – 550) x 90.000 : 4.500.000 (R)
SK : (90.000 – 100.000) x 500 : 5.000.000 (R)
SHK : (500 – 550) x (90.000 – 100.000) : 500.000 (R)
2. harga dan kuantitas standar lebih tinggi dari sesungguhnya
SH : (HSt – HS) x KS
SK : (KSt – KS) x HS
SHK : (HSt – HS) x (KSt – KS)
Kuantitas Harga per Kg
Standar SS Standar SS
BBB 100.000 Kg 90.000 kg Rp 550 Rp 500
SH : (550 – 500) x 90.000 : 4.500.000 (L)
SK : (100.000 – 90.000) x 500 : 5.000.000 (L)
SHK : (550 – 500) x (100.000 – 90.000) = 500.000 (L)
3. harga standar lebih rendah namun kuantitas standar lebih tinggi
SH : (HSt – HS) x KS
SK : (KSt – KS) x HSt
Kuantitas Harga per Kg
Standar SS Standar SS
BBB 100.000 Kg 90.000 kg Rp 500 Rp 550
SH : (500 – 550) x 90.000 : 4.500.000 (R)
SK : (100.000 – 90.000) x 500 : 500.000 (L)
4. harga standar lebih tinggi namun kuantitas standar lebih rendah
SH : (HSt – HS) x KSt
SK : (KSt – KS) x HS
Kuantitas Harga per Kg
Standar SS Standar SS
BBB 90.000 Kg 90.000 kg Rp 550 Rp 500
SH : (550 – 500) x 90.000 : 4.500.000 (L)
SK : (90.000 – 100.000) x 500 : 5.000.000 (R)
Bab 13

Pencatatan biaya bahan baku


BDP biaya bahan baku Rp. 1.155.000
Persediaan bahan baku Rp.1.155.000
(Pemakaian bahan baku sesungguhnya 1.050kg @ Rp1.000 = Rp1.155.000)
2. Pencatatan biaya tenaga kerja langsung
BDP biaya tenaga kerja langsung Rp. 2.422.500
Gaji dan upah Rp.2.422.500
(Pembebanan biaya tenaga kerja sesungguhnya 5.100jam @ Rp 475 = Rp. 2.422.500)
3. Pencatatan Biaya overhead pabrik
Dalam metode ganda, BOP dicatat dengan menggunakan salah satu metode berikut ini:
Metode 1.
a. Pencatatan BOP sesungguhnya terjadi
BOP sesungguhnya Rp3.650.000
Berbagai Rek. Yang dikredit Rp3.650.000
b. Pembebanab BOP sesungguhya ke rekening BDP
BDP BOP Rp.3.650.000
BOP sesungguhnya Rp.3.650.000
Metode 2.
a. Pencatatan BOP sesungguhnya
BOP sesungguhnya Rp.3.650.000
Berbagai rek. Dikredit Rp.3.650.000
b. Pembebanan BOP kepada produk atas dasar tarif tandar (5.100 jam x Rp700 =
Rp.3.570.000)
BDP BOP Rp. 3.570.000
BOP yang dibebankan Rp.3.570.000
c. Penutupan rekening BOP yang dibebankan
BOP yang dibebankan Rp.3.570.000
BOP yang sesungguhnya Rp.3.570.000
4. Pencatatan harg apokok produk jadi
Persediaan produk jadi Rp.7.250.000
BDP BBB Rp.1.250.000
BDP BTK Rp.2.500.000
BDP BOP Rp.3.500.000
- Biaya bahan baku =Rp5.000x250 un=Rp.1.250.000
Biaya tenagakerja=Rp10.000 x 250u = Rp.2.500.000
- BOP (Rp8.000 + Rp6.000) x 250 u = Rp.3.500.000
5. Pencatatan selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar.
a. Selisih bahan baku
Selisih harga bahan baku Rp. 105.000
BDP biaya bahan baku RP. 95.000
Selisih kuantitas bahan baku Rp.200.000
b. Selisih biaya tenaga kerja langsung
Selisih efisiensi upah Rp. 50.000
BDP biaya tenaga kerja Rp. 77.500
Selisih tarip upah Rp.127.500
c. Selisih biaya overhead pabrik
1. Jika pencatatan BOP menggunakan metode I
Selisih pengeluaran Rp. 50.000
Selisih kapasitas Rp. 30.000
Selisih efisiensi Rp. 70.000
BDP BOP Rp.150.000
2. Jika pencatatan BOP menggunakan metode 2
Dengan model tiga selisih dicatat sebagai berikut:
- Selisih efisiensi Rp. 70.000
BDP BOP Rp. 70.000
- Selisih pengeluaran Rp. 50.000
Selisih kapasitas Rp. 30.000
BOP sesungguhnya Rp. 80.000

Bab 14
PT ABC memproduksi 2 jenis produk, data mengenai produk tersebut adalah sebagai berikut:
Produk X : 2000 unit @ 5 jam = 10.000 jam
Produk Y : 10.000 unit @ 4 jam = 40.000 jam
Total Jam = 50.000 jam
Biaya per unit untuk kedua produk tersebut :
Produk X Produk Y
Biaya bahan langsung $25 $17
Biaya tenaga kerja langsung $30 $24
Total biaya manufaktur $1.000.000 per tahun, terdiri dari beberapa aktivitas yaitu :
Aktivitas Cost Driver Biaya Aktivitas (XY Produk X Produk Y
Kepegawaian Jam kerja langsung 80.000 50.000 10.000 40.000
Set up mesin Jumlah set up 150.000 5.000 3.000 2.000
Pengujian Produk Jumlah pengujian 160.000 8.000 5.000 3.000
Pesanan Produksi Jumlah pesanan 170.000 400 100 300
Penerimaan bahan Jumlah penerimaan 190.000 750 150 600
Umum pabrik Jam mesin 250.000 40.000 12.000 28.000

1.000.000
Pertanyaan :
1. Hitung tarif biaya overhead menggunakan biaya tradisional dasar jam kerja langsung
2. Berapa biaya produksi per unit untuk produk X dan Y
3. Menggunakan Activity Based Costing, Berapa biaya produksi per unit untuk produk
X dan Produk Y
Jawaban :
1. Tarif/rate manufacturing overhead – direct labor hour
 Total manufacturing hours = 50.000 hours
 Manufacturing cost per year = $1.000.000
Overhead cost rate = $1.000.000 / 50.000 hours = $ 20 / direct labor hours
2. Total Unit Production Cost :
Produk
X Y
Direct material $25 $17
Direct labor $30 $24
Manufacturing cost
X $100 -
Y - $80
Total production cost $155 $121
3. Activity Rate :
Labor related 80.000 : 50.000 $1.60 /Jam kerja langsung
Machine set up 150.000 : 5.000 $30.00 /Jumlah set up
Product testing 160.000 : 8.000 $20.00 /Jumlah pengujian
Production order 170.000 : 400 $425.00 /Jumlah pesanan
Material receipt 190.000 : 750 $253.33 /Jumlah penerimaan
General factory 250.000 : 40.000 $6.25 /Jam mesin
Rate Produk X Produk Y
Labor related $1.60 10000 $16,000.00 40000 $64,000.00
Machine set up $30.00 3000 $90,000.00 2000 $60,000.00
Product testing $20.00 5000 $100,000.00 3000 $60,000.00
Production order $425.00 100 $42,500.00 300 $127,500.00
Material receipt $253.33 150 $38,000.00 600 $152,000.00
General factory $6.25 12000 $75,000.00 28000 $175,000.00
$361,500.00 $638,500.00
2.000 unit 10.000 unit
$180.75 $63.85
Total Production Cost
Produk X Produk Y
Direct material $25 $17
Direct labor $30 $24
Manufacturing cost $180.75 $63.85
Total production cost $236 $105

Anda mungkin juga menyukai