Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

PERANCANGAN SISTEM KERJA


MODUL 5
“BIOMEKANIKA MANTRA”
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktikum
Perancangan Sistem Kerja
Program Strata Satu Jurusan Teknik Industri
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung

Disusun oleh :

TI RM 21A - KELOMPOK 13

Lutfi Cahya T (22262012020)


Niza Nur Fadlah (21262011064)
Juwita (21232011622)
Nisa Nur Rizki (21232011146)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

SEKOLAH TEKNIK TEKNOLOGI BANDUNG

2023
LAPORAN PRAKTIKUM
PERANCANGAN SISTEM KERJA
MODUL 5
“BIOMEKANIKA MANTRA”
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktikum
Perancangan Sistem Kerja
Program Strata Satu Jurusan Teknik Industri
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung

Disusun oleh :

TI RM 21A - KELOMPOK 13

Lutfi Cahya T (22262012020)


Niza Nur Fadlah (21262011064)
Juwita (21232011622)
Nisa Nur Rizki (21232011146)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

SEKOLAH TEKNIK TEKNOLOGI BANDUNG

2023
RINGKASAN

Kelompok 13 dari kelas TI RM 21A telah melakukan praktikum “Analisis Postur Tubuh
Menggunakan Metode ManTRA” pada tanggal 14 April 2023. Latar belakang dari Praktikum ini
adalah melakukan suatu percobaan (praktikum) yang berkaitan dengan biomekanika postur
tubuh.
Biomekanika merupakan suatu bidang kajian ilmu dalam ergonomi yang berhubungan dengan
mekanisme pergerakan tubuh dalam melakukan suatu pekerjaan. Biomekanika kerja mengkaji
perilaku tubuh manusia dan aspek-aspek mekanika gerakan anggota tubuh.
Manual Task Risk Assesment (ManTRA) merupakan metode yang berguna untuk menilai faktor-
faktor resiko yang terjadi pada saat melakukan pekerjaan. Metode ini dikembangkan oleh
peneliti bernama Ronin Burgess Limerick yang awalnya bertujuan untuk mengevaluasi tempat
kerja untuk menilai faktor-faktor Musculoskeletal Disorders (MSDs) yang berhubungan dengan
panduan tugas di tempat kerja, kesehatan, dan keselamatan agar semua pekerja bertanggung
jawab untuk manajemen resiko tugas manual.
Pada penelitian analisis postur kerja menggunakan metode ManTRA pada laporan ini
dilakukan pada seorang pekerja depot air minum bernama bapak Agus, berusia 42 tahun dan
masa bekerja selama 6 tahun. Terdapat 1 kegiatan yang dilakukan sebagai bahan analisis yaitu :
mengangkat galon berisi air. Dimana dihasilkan sebuah kesimpulan bahwa diperoleh analisis
ManTRA yaitu berupa perbaikan segera agar tidak menimbulkan dampak lainnya. Penjelasan
lebih rinci dijelaskan pada Bab III.
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan laporan yang berjudul “Analisis Postur Kerja dengan Metode
ManTRA”.
Terimakasih kepada Dosen Pengampu Bapak Teguh Aprianto, S.T, M.T yang telah
memberi bimbingan dan arahan dalam proses pembuatan laporan ini. Pembuatan laporan ini
diajukan sebagai syarat memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Perancangan Sistem Kerja,
Program Studi Teknik Industri di Sekolah Tinggi Teknologi Bandung.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Kami berharap laporan ini
dapat memberikan manfaat dan menambah referensi mengenai Penelitian menggunakan metode
ManTRA. Akhir kata mohon maaf atas kekurangannya dalam pembuatan laporan ini.
Sekian dan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bandung, 14 April 2023

Kelompok 13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Dalam melakukan pekerjaan fisik yang berat, pekerja harus menperhatikan posisi kerjanya.
Postur kerja yang salah dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Apalagi dengan posisi yang salah dan di
lakukan secara berulang, hal tersebut dapat menyebabkan kecacatan pada fisik pekerja, salah satunya
adalah (MSD) Musculos Skeletal Disorder. Pada kegiatan fisik, postur kerja harus di perhatikan. Postur
kerja yang baik pada saat mengerjakan pekerjaan fisik harus dengan posisi yang baik dan benar.
Perkembangan industri di dunia sudah maju segala sesuatunya sudah serba otomatis, tetapi penggunaan
tenaga manusia secara manual masih belum bisa dihindari secara keseluruhan. Aspek-aspek ergonomi
dalam suatu proses rancang bangun stasiun kerja merupakan faktor penting dalam penunjang peningkatan
pelayanan produktifitas pekerja. Stasiun kerja yang dirancang tidak ergonomis akan menimbulkan
dampak negatif bagi pekerja yang menggunakan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang
seperti nyeri dan kelelahan. Prinsip ergonomi secara umum diterapkan pada stasiun kerja untuk
mengoptimalkan tinggi permukaan lantai terhadap pekerjaan, menghindari pembebanan otot yang
berlebihan dan peralatan yang tepat (Hakim dkk, 2014).

Pekerjaan manual khususnya yang berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan manusia dalam
melakukan pekerjaannya dapat menyebabkan problem ergonomi yang sering dijumpai ditempat kerja
disebut gangguan Musculoskeletal Disorders (MSDs) atau penegangan otot pekerja yang melakukan
gerakan yang sama dan refetitif (Berulang) secara terus menerus. Akan sering timbul keluhan
Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada pekerja adalah nyeri punggung, leher, pergelangan tangan, siku
dan kaki. Untuk itu dipelukan analisis faktor-faktor resiko kerja untuk upaya pencegahan timbulnya
resiko dilingkungan kerja. Upaya ini diwujudkan melalui metode analisis postur kerja yaitu Manual Tasks
Risk Assessment (ManTRA). Manual Tasks Risk Assessment (ManTRA) merupakan metode yang
berguna untuk menilai faktor-faktor resiko yang terjadi pada saat 2 melakukan pekerjaan, waktu relatif
penggunaan empat bagian tubuh yaitu punggung, lengan bawah, leher atau bahu dan pergelangan tangan
(Simanjuntak, 2012).
1.2. Identifikasi Masalah

1. Mengedintifikasi posisi tubuh pada saat mengerjakan pekerjaan fisik yang berat.
2. Meminimalisasi keluhan pada kerangka agar produktivitas kerja.
3. Mengembangkan metode ManTRA pada postur tubuh saat bekerja.

1.3. Rumusan Masalah

1. Mengenditifikasi Postur Kerja yang Diukur


2. Menganalisa tentang metode ManTRA dan pengaruh beban kerja, sikap kerja terhadap pola kerja.

1.4. Tujuan Praktikum

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menilai tingkat resiko gangguan Muskuloskeletal Disorders (MSDs) yang dialami pekerja.
2. Untuk memberikan usulan perbaikan postur kerja untuk mengurangi resiko gangguan
Muskuloskeletal Disorders (MSDs) pada pekerja berdasarkan evaluasi metode Manual Task Risk
Asessment (ManTRA)

1.5. Manfaat Praktikum

1. Hasil analisis dapat digunakan oleh pihak perusahaan sebagai bahan petimbangan dalam
mengedintifikasi suatu proses yang rentan akan terjadinya kecelakaan kerja dan berakibat cidera.
2. Bisa mengetahui bagaimana cara menghitung dengan metode ManTRA dengan benar.
3. Memberikan pengetahuan yang bermanfaat kepada penulis, pembaca, dan khalayak umum.

1.6. Sistematika Penulisan Laporan

Untuk menyusun laporan ini secara sistematis, maka penulis menyusun sistematika laporan sebagai
berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, tujuan dan
manfaat serta sistematika penulisan laporan praktikum.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi tentang landasan dan teori dari berbagai literatur yang digunakan sebagai acuan atau dasar dalam
melakukSan praktikum.

BAB III PENGOLAHAN DATA

Berisi tentang alat dan bahan praktikum, prosedur praktikum, data pengamatan dan pengolahan data pada
objek.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PENGOLAHAN DATA

Berisi tentang analisis dan Pembahasan dari BAB III.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan dan saran dari Laporan ini.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Biomekanika
Biomekanika adalah ilmu tentang gerakan tubuh yang hidup, termasuk bagaimana otot, tulang,
tendon, dan ligamen bekerja bersama untuk menghasilkan gerakan. Biomekanika adalah bagian dari
bidang kinesiologi yang lebih luas, secara khusus berfokus pada mekanika gerakan. Ini adalah ilmu dasar
dan terapan, yang mencakup penelitian dan penggunaan praktis dari temuannya.

Menurut Wignjosoebroto dkk (2012) biomekanika umum adalah bagian dari biomenika yang
mengenai hokum-hukum dasar yang dapat mempengaruhi tubuh manusia baik dalam kondisi diam
ataupun bergerak. Biostatik adalah bagian dari 24 biomekanika umum yang hanya melakukan analisis
pada bagian tubuh dalam keadaan diam ataupun bergerak pada suatu garis lurus dengan kecepatan yang
seragam.

Biodinamik adalah bagian dari biomekanika umum yang berkaitan dengan gesekan-gesekan
tubuh dan tanpa mempertimbangkan gaya-gaya yang terjadi dan gaya yang timbul akibat gaya dari dalam
tubuh. Occupational biomechanics adalah bagian dari mekanika terapan yang mempelajari antar interaksi
pekerja dengan fisik, mesin, peralatan, dan material yang bertujuan untuk meminimalkan keluhan pada
sistem kerangka otot.

Biomekanika adalah ilmu yang menggabungkan faktor yang mempengaruhi pergerakan manusia
yang diambil dari informasi dasar seperti fisika, matematika, kimia, fisiologi, anatomi dan konsep teknik
ilmu biomekanik mencoba menganalisis kekuatan yang ada dalam tubuh memberikan wawasan atau
solusi untuk meminimalkan kekuatan dan momen ditujukan bagi karyawan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja.

Jika seseorang sedang melakukan pekerjaannya, begitu banyak faktor yang berperan dan
mempengaruhi pekerjaan. Secara umum, faktor yang Faktor individu dan situasional memengaruhi orang.
Biomekanika adalah ilmu yang berhubungan dengan aspek mekanis dari gerakan tubuh manusia.
Biomekanika adalah kombinasi dari ilmu pengetahuan mekanika, antropometri dan ilmu kedokteran dasar
(biologi dan fisiologi).
di dalam dalam kehidupan kerja, kekuatan otot ketergantungan menjadi perhatian posisi anggota kerja,
arah gerakan kerja dan perbedaannya kekuatan antar bagian tubuh. Ditambah kecepatan dan akurasi dan
kekuatan jaringan tubuh dapat menahan beban (Mas'idah, 2009).

Pendekatan biomekanik berfokus pada struktur dan posisi tulang pengangkatan di mana struktur
tulang, terutama di tulang belakang tetapi mengalami tekanan berlebihan saat mengangkat frekuensi
langka Pendekatan biomekanik melihat tubuh manusia sebagai suatu sistem yang terdiri dari unsur-unsur
yang saling berhubungan dan terhubung satu sama lain oleh sendi dan jaringan otot yang ada.

Pendekatan biomekanika berguna untuk mengukur kekuatan dan daya tahan fisik orang
melakukan pekerjaan tertentu ketika ditentukan mendapatkan cara kerja yang lebih baik untuk
memungkinkannya terjadinya cedera dapat diminimalkan (Hadiguna, 2006).

Biomekanika statis membahas keseimbangan tubuh dalam gaya Model biomekanik statis adalah
dasar untuk menganalisis pergerakan tubuh manusia. Model biomekanik ini hanya mempertimbangkan
efek percepatan gaya gravitasi pada massa beban dan massa segmen penghasil gaya yang diarahkan ke
pusat bumi (Hadiguna, 2006).

Model biomekanik statis yang paling penting adalah model biomekanik statis termasuk semua
anggota tubuh yang mengatur ke dalam bagian-bagian tubuh yang ada berkomunikasi satu sama lain
menggunakan prinsip-prinsip seperti model segmental satu tubuh statis. Model itu mempertimbangkan
momen bagian tubuh pada setiap sendi. Biomekanik penawaran dinamis dengan kekuatan dinamis yang
dihasilkan ketika otot diregangkan atau dipotong pendek untuk menyelesaikan pekerjaan. Misalnya
angkat beban dan lebih dari satu tujuan (Hadiguna, 2006).

Biomekanika umum adalah bagian dari biomekanik yang akan dibahas tentang hukum dasar yang
mempengaruhi tubuh manusia yang sangat organik stasioner atau bergerak. Biostatika adalah bagian dari
biomekanik audiens yang hanya menganalisis bagian tubuh saat istirahat atau bergerak dalam garis lurus
dengan kecepatan tetap.

Biodinamika adalah bagian dari biodinamika umum yang berhubungan dengan gerakan dalam
tubuh tanpa mempertimbangkan gaya (kinematika) dan gaya yang ada akibat gaya yang bekerja pada
benda (kinetik).

Biomekanika kerja didefinisikan sebagai bagian dari mekanika ilmu terapan yang mempelajari
pekerja dan mesin, material, dan perangkat yang dirancang untuk mengurangi ketidaknyamanan tulang
otot untuk meningkatkan produktivitas kerja. Pendekatan biomekanik Melihat tubuh sebagai sistem
elemen saling berhubungan dan dihubungkan oleh majelis dan jaringan otot yang ada. Prinsip-prinsip
fisika digunakan untuk mengekspresikan stres mekanika tubuh dan kekuatan otot yang dibutuhkan untuk
menyeimbangkan ketegangan tersebut (Wignjosoebroto et al, 2010).

Analisis biomekanik melihat tubuh manusia sistem sambungan dan rakitan. Setiap vertebra
mewakili segmen tubuh tertentu dan setiap sendi merupakan sendi yang ada. Menurut Chaffin dan
Anderson (1984), tubuh manusia terdiri dari mata rantai, yaitu.:

1. Sendi lengan bawah dibatasi oleh sendi palmar dan siku Sambungkan lengan atas sebatas sendi
siku dan bahu
2. Sendi bahu dan pinggul membatasi vertebra posterior
3. Hubungkan paha yang terkekang ke sendi pinggul dan lutut
4. Hubungkan betis, sebatas sendi lutut dan pergelangan kaki

Terdapat 2 (dua) analisis biomekanik yaitu berupa analisis statis jumlah gaya dan momen yang terjadi di
bagian tubuh tertentu, momen tubuh dalam keadaan imobilitas. Meskipun analisis biomekanik Dinamika
adalah analisis besarnya gaya dan momen yang ditimbulkan pada bagian tubuh tertentu selama gerakan
tubuh. Tiga gaya kerja yang berbeda dalam tubuh manusia yaitu

1. Gravitasi adalah gaya yang melewati pusat massa suatu segmen tubuh manusia turun Besarnya
gaya adalah kali massa percepatan gravitasi (F = m.g).
2. Gaya reaksi, yaitu. kekuatan yang dihasilkan oleh bagian tubuh atau berat sendiri dari segmen
tubuh.
3. Kekuatan otot, mis. gaya yang ditimbulkan pada persendian, baik karena gesekan kekuatan pada
sendi atau pada otot yang terhubung ke sendi dan kekuatan tersebut menggambarkan jumlah torsi
otot.

Hukum keseimbangan gaya menyatakan bahwa jumlah aljabar semua gaya yang bekerja pada suatu benda
dalam kesetimbangan statis sama dengan nol (ΣF=0). Untuk mencapai keseimbangan gaya secara umum,
gaya-gaya dipisahkan sekurang-kurangnya dalam dua arah, yaitu secara vertikal dan horizontal. Dengan
demikian, diperoleh rumus keseimbangan gaya sebagai berikut: ΣF x = 0 dalam arah mendatar ΣF y= 0
pada arah vertikal Kemudian menurut hukum kesetimbangan sesaat jumlah aljabar dari momen semua
gaya yang bekerja bersama objek dalam kesetimbangan statis sama dengan nol (ΣM = 0).

Prinsip dasar yang berlaku pada mekanika di atas dapat Analisis biomekanik dilakukan pada
berbagai bagian tubuh manusia melihat tubuh sebagai sistem lengan multi-sendi, kemudian hasil
perhitungan gaya dan Momen ikatan dipengaruhi oleh ikatan dan kehendak sebelumnya mempengaruhi
mata rantai berikutnya.
Oleh karena itu, tautan terakhir (tautan kaki) menahan beban yang datang darinya bobot semua
link depan, dan beban eksternal dan beban link sendiri Hal ini penting saat menganalisis biomekanika,
terutama bagi pengrajin keramik disajikan dalam diagram bagian tubuh yang dianalisis lengan dirancang
untuk membuat gaya mendefinisikan lebih mudah yang mempengaruhi sistem anatomi tubuh.

2.2 Ergonomi

ergonomic berasal dari bahasa Yunani ‘ergos’ dan ‘nomos’. ‘Ergos’ berarti kerja, sedangkan
‘nomos’ adalah aturan. Dengan demikian, istilah yang satu ini berbicara tentang ‘aturan kerja’.

Adapun ergonomi adalah interaksi manusia dengan sistem, profesi, prinsip, data, dan metode
dalam rangka merancang sistem tersebut agar sesuai dengan kebutuhan, keterbatasan, serta keterampilan
manusia.

Dengan kata lain, ergonomi merupakan ilmu yang membicarakan desain untuk manusia. Secara
sederhana, istilah ini dapat diartikan sebagai sebuah upaya menyesuaikan lingkungan kerja dengan
kebutuhan pengguna atau manusianya.

Tujuan penyesuaian tersebut untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi rasa tidak nyaman saat
bekerja.

2.3 Postur Kerja

Postur kerja merupakan pengaturan sikap tubuh saat bekerja. Sikap kerja yang berbeda akan
menghasilkan kekuatan yang berbeda pula. Pada saat bekerja sebaiknya postur dilakukan secara alamiah
sehingga dapat meminimalisasi timbulnya cidera Muskuloskeletal. Kenyamanan tercipta apabila pekerja
telah melakukan postur kerja yang baik dan aman. Postur kerja yang baik sangat ditentukan oleh
pergerakan organ tubuh saat bekerja (Tarwaka, Sholichul, & Lilik. 2004). Postur kerja yang baik sangat
ditentukan oleh pergerakan organ tubuh saat bekerja. Pergerakan organ tubuh tersebut meliputi (Tayyari,
1997):

1. Flexion, yaitu gerakan dimana sudut antara dua tulang terjadi pengurangan.
2. Extension, yaitu gerakan merentangkan (stretching) dimana terjadi peningkatan sudut antara dua
tulang.
3. Abduction, yaitu pergerakan menyamping menjauhi dari sumbu tengah (the median plane) tubuh.
4. Adduction, yaitu pergerakan ke arah sumbu tengah tubuh (the median plane).
5. Rotation, yaitu pergerakan perputaran bagian atas lengan atau kaki depan.
6. Pronation, yaitu perputaran bagian tengah (menuju ke dalam) dari anggota tubuh.
7. Supination, yaitu perputaran ke arah samping (menuju ke luar) dari anggota tubuh.

Pembagian postur kerja dalam ergonomi didasarkan atas posisi tubuh dan pergerakan. Berdasarkan posisi
tubuh, postur kerja dalam ergonomi terdiri dari (Bridger, 2003):

1. Postur Netral (Neutral Posture), yaitu postur dimana seluruh bagian tubuh berada pada posisi
yang sewajarnya atau seharusnya dan kontraksi otot tidak berlebihan sehingga bagian organ
tubuh, saraf jaringan lunak, dan tulang tidak mengalami pergeseran, penekanan, ataupun
kontraksi yang berlebih.
2. Postur Janggal (Awkward Posture), yaitu postur dimana posisi tubuh (tungkai, sendi dan
punggung) secara signifikan menyimpang dari posisi netral pada saat melakukan suatu aktivitas
yang disebabkan oleh keterbatasan tubuh manusia untuk melawan beban dalam jangka waktu
lama. Postur janggal akan menyebabkan stress mekanik pada otot, ligamen, dan persendian
sehingga menyebabkan rasa sakit pada otot rangka. Selain itu, postur janggal membutuhkan
energi yang lebih besar pada beberapa bagian otot, sehingga meningkatkan kerja jantung dan
paru-paru untuk menghasilkan energi. Semakin lama bekerja dengan postur janggal, maka
semakin banyak energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan kondisi tersebut, sehingga
dampak kerusakan otot rangka yang ditimbulkan semakin kuat.

2.3 Manual Task Risk Assessment (MANTRA)


Manual Tasks Risk Assessment (ManTRA) merupakan metode yang berguna untuk menilai faktor-
faktor resiko yang terjadi pada saat melakukan pekerjaan. Waktu relatif penggunaan empat bagian tubuh
yaitu adalah sebagai berikut (Simanjuntak, 2012):

1. Lengan bawah.
2. Punggung.
3. Leher atau bahu.
4. Pergelangan tangan atau tangan.

Dihitung terhadap waktu total pekerjaan dalam satu hari, kemudian juga dilakukan analisis sejauh
mana pekerjaan tersebut memiliki karakteristik pengulangan (Pengukuran Siklus Waktu dan Durasi),
pengerahan usaha (Pengukuran Gaya dan Kecepatan), kekakuan atau canggungan postur dan getaran.
Kemudian membuat semi kuantitatif penilaian dengan skala lima dari lima karakteristik tugas untuk
daerah tubuh yang berbeda. Skor untuk durasi dan waktu siklus yang dikombinasikan untuk memperoleh
peringkat resiko pengulangan dan kekuatan dan kecepatan peringkat yang sama dikombinasikan untuk
memberikan tenaga peringkat resiko. Peringkat yang dijumlahkan waktu total, kecanggungan dan getaran
diasumsikan skala linier dan dengan sama bobot untuk setiap faktor resiko. Nilai tersebut
mengidentifikasikan resiko tinggi atau cedera yang kumulatif.

Manual Tasks Risk Assessment (ManTRA) merupakan metode yang berguna untuk menilai faktor-
faktor resiko yang terjadi pada saat melakukan pekerjaan. Adapun tahapan-tahapan adalah sebagai berikut
(Yanto dkk, 2018):

1. Pengukuran Total Waktu atau Total Time

Total waktu merupakan waktu rata-rata yang digunakan dari waktu kerja suatu pekerjaan
dilakukan dalam suatu hari tentu.

2. Pengukuran Faktor Resiko yang Berulang atau Repetition

Pengulangan dinilai dengan mengevaluasi waktu siklus dan durasi suatu tugas pada setiap bagian
tubuh. Waktu siklus merupakan durasi waktu dari suatu tugas yang dikerjakan lebih dari satu kali tanpa
adanya gangguan. Durasi adalah waktu dimana tugas yang memiliki siklus berulang dilakukan tanpa satu
atau banyak gangguan. Kode durasi akan selalu sama untuk setiap bagian dari tugas tertentu.

3. Pengukuran Faktor Resiko Akibat Pengerahan Tenaga atau Force

Faktor resiko pengerahan tenaga dapat dinilai dengan mengevaluasi gaya dan kecepatan untuk
setiap bagian tubuh. Sama halnya dengan faktor resiko berulang dengan durasi dari siklus waktu, nilai
dari faktor resiko akibat pengerahan tenaga ditentukan dari skor gaya dan kecepatan yang dicantumkan
dalam tabel. Gaya merupakan penilaain dari usaha penggunaan otot pada suatu bagian selama pekerjaan
dilakukan dengan gaya maksimum yang dapat digunakan oleh seseorang saat bekerja. Pekerjaan yang
dilakukan dalam yang singkat dan dengan gaya yang sedang dinilai sama dengan pekerjaan yang
dilakukan secara terpisah. Kecepatan dinilai dari rata-rata keseluruhan gerakan saat melakukan kerja.

4. Pengukuran Faktor Resiko Kekakuan atau Awkwardness

Kekakuan didefinisikan sebagai derajat deviasi dari tulang sendi. Semakin besar deviasi, semakin
besar tingkat bahayanya. Penilaian dilakukan untuk keseluruhan tugas, oleh karena itu harus
menampilkan rata-rata dari berbagai posisi tubuh untuk setiap bagian tubuh ketika melakukan pekerjaan.

5. Pengukuran Faktor Resiko Getaran atau Vibration

Dalam mengevaluasi suatu pekerjaan yang menimbulkan faktor resiko getar harus
mempertimbangkan kedua faktor yaitu keseluruhan tubuh dan getaran bagian tubuh. Getaran pada
keseluruhan tubuh akan berdampak pada lengan bawah dan tulang belakang ketika getaran pada bagian
tubuh menyerang kaki dan bagian atas. Penilaian dilakukan untuk keseluruhan tugas oleh karena itu harus
ditampilkan durasi rata-rata dan tugas tersebut.

6. Interpretasi Penilaian

Setelah menggabungkan kode kekuatan dan kecepatan untuk mendapatkan peringkat pengerahan
tenaga faktor resiko dan menggabungkan waktu siklus dan durasi untuk mendapatkan resiko
pengulangan. Setiap bagian tubuh, skor untuk total waktu, pengulangan, pengerahan tenaga, kekakuan,
dan getaran dijumlahkan. Jumlah dari skor untuk setiap tubuh disebut resiko kumulatif dan memiliki
rentang antara 5-25 tindakan lebih lanjut perlu dilakukan bila salah satu bagian tubuh memiliki adalah
sebagai berikut:

a. Nilai faktor untuk pengerahan tenaga sebesar 5.


b. Jumlah dari nilai pengerahan tenaga sebesar 8 atau lebih.
c. Nilai kumulatif resiko dari keseluruhan tubuh sebesar 15 atau lebih.

Nilai tersebut dapat membantu memprioritaskan tugas untuk penilaian atau pengontrolan yang
dianjurkan. Demikian juga skor merefleksikan resiko terbesar sehingga dapat memperhatikan bagian
tubuh yang harus diperhatikan dan dikontrol nilai maksimum untuk tenaga bagi tubuh setiap daerah atau
gabungan tenaga yang tinggi skor kecanggungan menunjukkan tinggi resiko cedera akut sedangkan resiko
tinggi cedera kumulatif ditunjukkan oleh adanya faktor resiko untuk wilayah tubuh tertentu. Disarankan
ambang batas disediakan untuk membantu pengguna dalam membuat penilaian tentang kebutuhan untuk
tindakan (Yanto dkk, 2018).
BAB III
PENGOLAHAN DATA

3.1 Aliran Pengerjaan


3.1.1 Algoritma
a. Persiapkan alat dan bahan untuk praktikum.
b. Mempersiapkan diri sebagai objek untuk melakukan praktikum.
c. Melakukan praktikum sesuai dengan langkah kerja.
d. Mencatat hasil praktikum.
e. Menghitung data hasil praktikum

3.1.2 Langkah Kerja Praktikum


a. Sebelum memulai penilaian, analis harus mengetahui pekerjaan yang akan dianalisis, meliputi
tujuan utama, proses kerja, peralatan, dan denah kerja. Amati pekerjaan dan diskusikan metode-
metode pengerjaan yang dilakukan.
b. Peralatan yang membantu dalam menilai karakteristik tugas, seperti stop watch atau pengukur
waktu, pengukur gaya, skala, pita ukuran, dan kamera. Video kamera sangat berguna untuk
melihat kembali pekerjaan kita.
c. Bagi pekerjaan ke dalam tugas-tugas. Untuk setiap tugas, beri penilaian pada karakteristik tugas
yang bersifat kritis; waktu total, durasi, waktu siklus, gaya, kecepatan, kekakuan, dan getaran.
Setiap karakteristik dinilai pada setiap bagian tubuh untuk keseluruhan tugas (sebagai lawan dari
penilaian terhadap elemen-elemen tugas individual)


3.1.3 Flowchart

3.1.4 Alat dan Bahan


a. Stopwatch
b. Alat tulis
c. Smartphone
d. Objek praktikum
BAB IV

ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data


4.1.1 Data responden

Pengumpulan data berdasarkan hasil wawancara yang telah kami


lakukan pada responden ketika para pekerja/responden sedang melakukan
aktivitas pekerjaannya. Data ManTRA diperoleh dengan cara mengamati
langsung pekerjaan yang sedang dilakukan oleh pekerja. Alat pengamatan
yang dibutuhkan adalah handphone yang digunakan untuk mengambil
gambar postur kerja. Stopwatch yang digunakan sebagai pengukur waktu
kerja pekerja. Berikut gambar responden pada saat bekerja.
Nama Usia Lama bekerja Lama bekerja Bagian pekerjaan
(tahun) (jam)

Agus 42 tahun 6 tahun 7 jam Pengantar galon

Tabel 4. 1 data responden


Gambar 4. 1responden melakukan pengangkatan galon

4.1.2 Data Analisis Manual Task Risk Assessment (MANTRA)

Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi pada


beberapa respondensi kemudian diolah dengan menggunakan metode
ManTRA:

Aspek Skor penilaian


No Pengamata
n 1 2 3 4 5

Pengukuran
0-2 6-8 8-10
1 waktu total 2-4 jam/hari 4-6 jam/hari
jam/hari jam/hari jam/hari
bekerja
pengukuran
durasi
< 10 60-120 >120
2 melakukan 10-30 menit 30-60 menit
menit menit menit
aktivitas
pekerjaan
pengukuran
waktu siklus
3 >5 menit 1-5 menit 30-60 detik 10-30 detik <10 detik
aktivitas
pekerjaan
pengukuran
kekuatan minimal rata-rata maksimal
4
aktivitas kekuatan kekuatan kekuatan
pekerjaan
pengukuran kecepatan
cepat dan cepat dan
kecepatan kecepatan lambat dan
5 sedang gerakan gerakan
aktivitas lambat postur tidak
lambat serentak
pekerjaan statis
berbagai
berbagai
pengukuran gerakan
penyimpanga gerakan
faktor postur penyimpangan dan
6 n lebih dari 1 dan lebih
resiko netral hanya 1 arah gerakan
arah dari 1
kekakuan postur 1
arah
arah
pengukuran
faktor rata-rata keras
7 tidak ada minimal besar
resiko kekuatan amplitude
getaran
Tabel 4. 2 data analisis MANTRA

4.2 Pengolahan Data

Berikut ini adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk


melakukan pengolahan data terkait metode ManTRA.

4.2.1 Aspek penilaian metode ManTRA

1. Pengukuran Total Waktu

Waktu 0-2 2-4 4-6 6-8 >8


jam/hari jam/hari jam/hari jam/hari jam/hari

Skor 1 2 3 4 5

Tabel 4. 3 pengukuran total waktu

2. Pengukuran Faktor Risiko yang Berulang

Waktu durasi < 10 menit 10 - 30 30 – 60 1 - 2 jam >2 jam


menit menit
Skor 1 2 3 4 5

Tabel 4. 4 pengukuran durasi waktu


Siklus >5 menit 15 menit 30 - 60 10 - 30 < 10 detik
waktu detik detik

Skor 1 2 3 4 5

Tabel 4. 5 pengukuran siklus waktu

Skor waktu Skor Durasi


siklus 1 2 3 4 5
1 1 1 2 3 4
2 1 2 3 4 4
3 2 3 4 4 5
4 2 3 4 5 5
5 3 4 5 5 5
Tabel 4. 6 Faktor Resiko

Faktor risiko akibat pengerahan tenaga dapat diketahui dengan menggabungkan 2


skor penilaian yaitu pengukuran Kekuatan aktivitas pekerjaan dan pengukuran Kecepatan
aktivitas pekerjaan, ketentuan mendapatkan skor faktor risiko akibat pengerahan tenaga
dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.

Faktor risiko yang berulang ditentukan dengan skor 1 untuk


waktu durasi dan skor 4 untuk waktu siklus, sehingga pada tabel faktor
risiko yang berulang didapatkan skor 2.

3. Pengukuran Faktor Risiko Akibat Pengerahan Tenaga

Kekuatan Minimal Rata-rata Maximal


kekuatan kekuatan kekuatan
Skor 1 2 3 4 5
Tabel 4. 7 Jumlah kekuatan
Kecepatan Kecepatan Sedang Kecepatan lambat Cepat dan Cepat,
lambat dan postur tidak gerakan gerakan
statis lambat serentak
Skor 1 2 3 4 5
Tabel 4. 8 Jumlah Kecepatan

Skor Kecepatan Skor Kekuatan


1 2 3 4 5
1 1 1 2 3 4
2 1 2 3 4 4
3 2 3 4 4 5
4 2 3 4 5 5
5 3 4 5 5 5
Tabel 4. 9 faktor resiko akibat pengerahan tenaga

Setelah skor ManTRA didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis


dari skor ManTRA yang didapat, adapun ketentuan analisis dengan adanya risiko cidera
dan perlu adanya tindakan lebih lanjut pada metode ManTRA adalah sebagai berikut :
1. Nilai faktor risiko dari pengerahan tenaga sebesar 5.
2. Jumlah skor pengerahan tenaga sebesar 8 atau lebih ( Skor yang didapat ≥ 8).
3. Jumlah nilai kumulatif risiko dari keseluruhan tubuh adalah sebesar 15 atau
lebih ( Skor yang didapat ≥ 15).

4.2.2 Penentuan hasil skor ManTRA


Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi pada pegawai gudang,
kemudian diolah dengan menggunakan metode ManTRA. Pengolahan data pada stasiun
pemasakan, dapat dilihat pada tabel 4.6. Hasil dari skor yang didapatkan, berdasarkan
tabel data ManTRA pada tabel 4.2.
Skor Pengamatan
Stasiun
Aktivitas Faktor Resiko Lengan Pergelangan
Kerja Punggung Leher/Bahu
Bawah tangan
Total Waktu
4 4 4 4
Kerja
Durasi
1 1 1 1
aktivitas
Waktu Siklus 4 4 4 4
Faktor resiko
2 2 2 2
berulang
Pengantar Proses Kekuatan 5 5 5 5
galon karyawan

Mengang
Kecepatan 5 5 5 5
kat
galon
Faktor resiko
pengerahan 5 5 5 5
tenaga
Faktor
3 3 3 3
Kekakuan
Faktor
3 3 3 3
Getaran
Total Skor 16 16 16 16
Tabel 4. 10 hasil skor metode ManTRA

berdasarkan interpretasi skor yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa


Responden memiliki skor kumulatif faktor risiko sebesar 16. Nilai tersebut
dapat membantu untuk memperhatikan bagian tubuh yang harus diperhatikan
atau dikontrol.

4.3 Analisis dan Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan menggunakan metode


ManTRA diperoleh hasil untuk responden yang melakukan pekerjaan
mengangkat galon manual, skor faktor resiko dari total waktu kerja adalah 4
untuk semua/ empat bagian tubuh (lengan bawah, punggung, leher/bahu,
pergelangan tangan), skor untuk faktor resiko berulang adalah sebesar 2 untuk
empat bagian tubuh, skor faktor resiko pengerahan tenaga adalah 5 untuk empat
bagian tubuh, skor faktor kekakuan dan faktor getaran masing – masing bernilai
3 untuk empat bagian tubuh.

Skor resiko kumulatif sebesar 16 untuk semua bagian tubuh yakni


bagian punggung, lengan bawah, leher/ bahu dan pergelangan tangan. Hal
ini menunjukan bahwa aktivitas ini menimbulkan resiko cedera dan perlu
dilakukan tindakan perbaikan
4.1 Rekomendasi Perbaikan

Aktivitas Postur Skor


Kondisi Awal Usulan Perbaikan
Pekerjaan Kerja ManTRA
Kekuatan yang Melakukan istirahat secara berkala
dikeluarkan cukup setiap beberapa kali menyelesaikan
besar untuk resiko tugas
Lengan waktu berulang.
16
Bawah Banyaknya volume Menambah pekerja bantuan untuk
bahan membuat membantu menyelesaikan kegiatan
Pengangka
pergerakan lengan
t galon terlalu lebar.
Kondisi punggung Memakai meja/alas yang sesuai
Punggun membungkuk dalam dengan antropometri pekerja
16
g waktu yang pada saat memotong agar tidak
berulang terlalu
Membungkuk, Mengurangi durasi
waktu pekerjaan dengan menambah
waktu istirahat
Tabel 4. 11 rekomendasi perbaikan

BAB V

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kuisioner Nordic Body Map operator dari setiap stasiun kerja
memiliki keluhan-keluhan yang dirasakan pada saat bekerja. Dari keseluruhan operator
mengeluhkan penyakit yang dirasakan yaitu pegal dan nyeri pinggang pada tubuh yang
sering digunakan bekerja. Keluhan tersebut sering dirasakan ketika pekerjaan telah
selesai dari waktu yang sudah ditentukan.

Dari hasil analisis ManTRA yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Dengan melakukan analisis ManTRA maka dapat mengetahui tentang data yang akan
dianalisis menggunakan metode ManTRA.
2. Dapat mengetahui proses menganalisis data seseorang yang sedang melakukan
pekerjaan menggunakan metode ManTRA.
3. Dari data yang dianalisis memberikan manfaat untuk dapat menentukan kategori sikap
kerja pada data yang ada menggunakan metode ManTRA.
4. Tahap akhir dari analisis yaitu dapat membuat rekapitulasi hasil analisis nya telah
dilakukan menggunakan metode ManTRA dan mengetahui tindakan perbaikan yang
tepat. Seperti halnya responden yang telah dianalisis di atas yang memiliki tingkat
resiko tinggi dan harus segera diatasi.

5.2 SARAN
1. Untuk melakukan analisis selanjutnya yang masih berkaitan dengan ilmu ergonomi,
maka sangat diperlukan data yang akurat untuk dianalisis.
2. Pada proses analisis untuk mendapatkan data yang akurat maka perlunya analisis
secara langsung di lapangan kerja.
3. Selain itu, perlu adanya peninjauan ulang mengenai penulisan laporan agar informasi
yang disampaikan dapat diterima oleh pembaca.

Anda mungkin juga menyukai