Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PRAKTIKUM ERGONOMI

MODUL 1 ANTROPOMETRI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

Disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah Ergonomi :


Dosen : Ir. Denny Siregar , M. Sc

Disusun Oleh :

Kelompok 17

1. Arief Budiman 202110215137


2. Fadhel Virgiawan Akbar 202110215139
3. Syarif Hidayatulloh 202110215143
4. M. Arief Fadilah 202110215141
5. Moch. Akbar. S.N 202110215142
6. Danang Dhivari 202110215138

PROGAM STUDI TEKNIK


INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA
2022/2023
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah
praktikum simulasi sitem Industri jurusan Teknik Industri Universitas
Bhayangkara Jakarta Raya
Kelompok : 17
Nama : 1. Arief Budiman 202110215137
2. Fadhel Virgiawan Akbar 202110215139
3. Syarif Hidayatulloh 202110215143
4. M. Arief Fadilah 202110215141
5. Moch. Akbar. S.N 202110215142
6. Danang Dhivari 202110215138

Telah disetujui dan disahkan pada


Hari :
Tanggal :

Asisten Laboratorium,

(Galih Aditya)

Mengetahui

Dosen Pengampu Mata Kuliah Kepala Laboratorium

(Ir. Deny Siregar, M.Si.) (Rifda Ilahy Rosihan, S. T., M.Sc)


NIDN : (0322087201) NIDN : (0326029103)

i
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah swt. Atas rahmat-Nya, penulis
bisa menyelesaikan laporan ini tepat waktunya. Laporan ini ditulis sebagai
salah satu syarat penilaian akademik mata kuliah “Simulasi Sistem
Industri” Jurusan Teknik Industri di Universtitas Bhayangkara Jakarta
Raya.
Kami menyadari dalam pembuatan tugas simulasi System Industri
ini tidak menutup kemungkinan masih terdapat beberapa kesalahan baik
dari segi materi maupun dari tata cara penulisan. Penulis juga tidak lupa
ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, antara lain:
1. Kedua Orang tua yang selalu dan tak pernah Lelah dalam
mendukung dan mendoakan penulis.
2. (nama Dosen) selaku dosen pengampuh mata kuliah ergonomic di
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya.
3. Rifda Ilahy Rosihan, S. T., M.Sc selaku kepala laboratorium di
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya.
4. (aslab) selaku asisten praktikum ergonomic.
5. Saudara didik beserta keluarga yang telah membimbing dan
merelakan waktunya untuk membantu penulis dalam menulis
laporan praktikum ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan praktikum ini


masih banyak kekurangan, baik dalam cara penyusunan maupun dalam
pengumpulan dan pengolahan data. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dari para pembaca agar menjadi masukan untuk
penyusunan-penyusunan selanjutnya. Semoga laporan praktikum ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan membawa manfaat bagi pengembangan
ilmu pengetahuan.

Bekasi,17 Oktober 2022

ii
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

Kelompok 17

Daftar isi

iii
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

Daftar table

iv
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

Daftar gambar

v
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ergonomi berasal dari kata Yunani ergon (kerja) dan nomos
(aturan), secara keseluruhan ergonomi berarti aturan yang berkaitan
dengan kerja. Banyak definisi tentang ergonomi yang dikeluarkan oleh
para pakar dibidangnya antara lain: Ergonomi adalah “ilmu”atau
pendekatan multidisipliner yang bertujuan mengoptimalkan sistem
manusia-pekerjaanya, sehingga tercapai alat, cara dan lingkungan kerja
yang sehat, aman, nyaman, dan efisien. Ergonomi adalah ilmu, seni, dan
penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara
segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktifitas maupun istirahat
dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental
sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik. Dari
berbagai pengertian di atas, mencegah cidera pada pekerja. Dari berbagai
pengertian di atas, dapat diinrepretasikan bahwa pusat dari ergonomi
adalah manusia.
Konsep ergonomi adalah berdasarkan kesadaran, keterbatasan
kemampuan, dan kapabilitas manusia. Sehingga dalam usaha untuk
mencegah cidera, meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kenyamanan
dibutuhkan penyerasaian antara lingkungan kerja, pekerjaan dan manusia
yang terlibat dengan pekerjaan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa
ergonomi ialah penyesuaian tugas dan perkerjaan dengan kondisi tubuh
manusia pada saat berkerja dalam lingkungan dengan menurunkan stress
yang akan dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran
yempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan
suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan
tubuh manusia.

1
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

1.2 Rumusan masalah

Adapun tujuan dalam melakukan praktikum tentang antropometri dan


perancangan tempat kerja yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui apa saja dimensi tubuh yang digunakan dalam merancang kursi
perakitan.

2. Mengetahui apa saja dimensi tubuh yang digunakan dalam merancang meja
perakitan dan meja gerinda

3. Menganalisis persentil yang harus digunakan untuk setiap dimensi tubuh

4. Mempu mendesain meja perakitan, kursi perakitan, dan meja gerinda yang
ergonomis sesuai dengan dimensi tubuh manusia

1.3 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dalam melakukan praktikum tentang antropometri dan
perancangan tempat kerja yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui apa saja dimensi tubuh yang digunakan dalam merancang kursi
perakitan.

2. Mengetahui apa saja dimensi tubuh yang digunakan dalam merancang meja
perakitan dan meja gerinda

3. Menganalisis persentil yang harus digunakan untuk setiap dimensi tubuh

4. Mempu mendesain meja perakitan, kursi perakitan, dan meja gerinda yang
ergonomis sesuai dengan dimensi tubuh manusia.

2
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

1.4 Waktu Pengamatan


Praktik dilakukan pada hari jumat, 14 oktober 2022 jam 19.00 - 21.00 di
Laboratorium Ergonomi universitas bhayangkara Jakarta Raya.

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan dalam tugas akhir ini, disusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan praktikum, waktu
pengamatan, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi gambaran materi dari Antropometri
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan variabel penelitian, metode pengumpulan data, waktu
dan tempat penelitian, dan prosedur analisis data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sistematika Penulisan
Bagian ini berisi analisis dari hasil pengolahan data dan pembahasan
BAB V KESIMPULAN
Bagian ini berisikan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian
BAB VI PENUTUP
Pada bab ini berisikan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 ANTROPOMETRI
Antropometri berasal dari kata lain yaitu Anthropos yang berarti
manusia dan metron yang berarti pengukuran, dengan demikian antropometri
mempunyai arti sebagai pengukuran tubuh manusia (Bridger, 1995).
Sedangkan Pulat (1992) mendefinisikan antropometri sebagai studi dari
dimensi tubuh manusi. Lebih lanjut Tayyari and Smith (1997) menjelaskan
bahwa antropometri merupakan studi yang berkaitan erat dengan dimensi dan
karakteristik fisik tertentu dari tubuh manusia seperti berat,volume,pusat
gravitasi,sifat-sifat inersia segmen tubuh, dan kekuatan kelompok otot.
Sanders and Mc.Cormick (1987) menyatakan bahwa antropometri adalah
pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan
dengan desain tentang sesuatu yang dipakai orang. Dengan mengetahui ukuran
dimensi tubuh pekerja, dapat dibuat rancangan peralatan kerja, stasiun kerja
dan produk yang sesuai dengan dimensi tubuh pekerja sehingga dapat
menciptakan kenyamanan, kesehatan, keselamatan kerja. Perhatian terhadap
dimensi tubuh manusia sebenarnya sudah ada sejak lama bahkan sudah ada
sejak berabad-abad silam. Masyarakat Indonesia sendiri dalam melakukan
perancangan peralatan kerja, rumah maupun fasilitas lainnya telah dirancang
dengan memperkirakan dimensi tubuh manusia. Sebagai contoh alat pertanian
maupun perabot rumah dirancang dengan menyesuaikan dimensi pengguna,
meskipun aspek yang dipertimbangkan hanya sebatas aspek fungsi dan
estetika bukan pada aspek metrologi. Perancangan tempat peribadatan kuno
seperti kuil yunani merupakan hasil kolaborasi antara filsuf, seniman, dan
arsitek yang dikaitkan dengan dimensi tubuh manusia. Kuil Yunani tersebut
merupakan rancangan yang terkumpul dari ukuran-ukuran yang proporsional
dari berbagai anggota tubuh manusia yang diperlukan pada seluruh
pelaksanaan bangunan kuil Yunani tersebut(Panero dan Zelnik, 1979).

4
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

Pada Gambar 1.1 Vitruvius yang hidup pada abad 1 SM di roma


menjelaskan bahwa pusar merupakan pusat tubuh manusia. Jika seorang
dibaringkan secara rata telentang dengan kedua tangan dan kakinya
direntangkan dan sebuah jangka dipusatkan pada pusarnya jari-jari kaki dan
jari-jari tangan akan menyentuh batas garis lingkaran yang
dibuat. Dan jarak dari telapak kaki hingga kepala akan sama panjangnya
dengan ukuran lengan yang terentang (Panero dan Zelnik, 1979).

Figure 1gambar 1.1 bentuk tubuh manusia

Meskipun pengukuran dimensi tubuh manusia telah dilakukan sejak lama,


namum perkembangan cabang ilmu antropologi muncul pada awal abad 19.
Cabang ilmu antropologi mempelajari tentang manusia termasuk di dalamnya
mempelajari tentang ukuran dan proporsi tubuh manusia yang disebut dengan
antropologi fisik. Berawal dari kajian antropologi fisik, maka muncul ilmu
yang mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan
antropometri. Seorang ahli statistik bangsa Belgia bernama Adolphe Quetelet
adalah orang yang memperkenalkan antropometri dengan mengaplikasikan
konsep statistik pada data antropologi (Kroemer et al., 1994). Data
antropometri pada saat itu belum banyak digunakan untuk perancangan. Pada
pertengahan abad 19 sebagai awal dimulainya era antropometri modern yaitu
mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan ukuran dari tubuh manusia
guna keperluan perancangan oleh beberapa industri. Akhir abad ke 19
antropometri mulai digunakan secara luas pada berbagai disiplin ilmu. Pada
masa itu pula antropometri bersama-sama dengan biomekanika menjadi
sesuatu yang sangat menarik ahli rekayasa (Kroemer et al., 1994). Dalam hal

5
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

perancangan fasilitas kerja, data tentang ukuran tubuh manusia (data


antropometri) menjadi penting dalam merancang alat, fasilitas kerja dan
stasiun kerja. Data antropometri digunakan sebagai dasar oleh para ergonom
untuk merancang, dengan tujuan agar terjadi kesesuian antara dimensi tubuh
manusia (pengguna) dengan rancangan yang digunakan. Rancangan yang
menggunakan data antropometri diharapkan akan memudahkan pengguna
dalam beraktivitas sehingga dapat meningkatkan kemampuan kerja yang akan
berdampak pada peningkatan produktivitas kerja.

2.1.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi tubuh manusia


Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia,
diantaranya:

a. Umur, Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai
kira-kira berumur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita,
kemudian manusia akan berkurang ukuran tubuhnya saat manusia berumur
60 tahun

b. Jenis Kelamin, Pada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang lebih
besar kecuali dada dan pinggul.

c. Suku Bangsa (Etnis) Variasi dimensi akan terjadi karena pengaruh etnis.
Variasi diantara beberapa kelompok suku bangsa telah menjadi hal yang
tidak kalah pentingnya terutama karena meningkatnya jumlah angka
migrasi dari satu negara ke negara lain.

d. Pekerjaan, Aktivitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan


ukuran tubuh manusia. Dalam perjalanan teori ergonomi pekerjaan yang
dilakukan secara terus menerus dapat.

6
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

2.1.2 PENERAPAN DATA ANTROPOMETRI

Penerapan data antropometri dewasa ini telah digunakan pada


semua aspek kehidupan, baik kehidupan pribadi, di rumah tangga
maupun di indu- stri. Sebagai contoh dalam kehidupan pribadi,
seseorang dalam kehidupan sehari-hari tidak akan suka memakai sepatu
yang tidak sesuai dengan ukuran kaki kita. Jika kita paksakan memakai
sepatu yang tidak sesuai dengan ukur-an kaki, maka tidak akan dapat
berjalan dengan nyaman. Pada saat kita du- duk di kantor, di kampus
maupun dirumah, kita akan merasa tidak nyaman jika kursi yang kita
gunakan untuk duduk terlalu pendek atau terlalu tinggi, kita juga akan
merasa tidak nyaman jika kita duduk di atas kursi yang terlalu lebar
atau terlalu sempit. Pada kehidupan rumah tangga juga tidak terlepas
dari perancangan perabot rumah tangga. Kita tidak akan merasa nyaman
ketika kita menggunakan perabot rumah tangga yang tidak sesuai
dengan di- mensi tubuh kita. Begitu juga di industri pekerja akan
merasa tidak nyaman jika menggunakan alat-alat kerja yang terlalu
kecil atau terlalu besar atau pe- kerja tidak dapat menjangkau suatu
objek jika benda tersebut terlalu tinggi atau terlalu jauh dari meja kerja.

Paparan di atas menunjukkan bahwa rancangan produk, peralatan


kerja dan stasiun kerja harus sesuai dengan dimensi tubuh manusia
sebagai pengguna. Ketidaksesuaian hasil rancangan dengan dimensi
tubuh manusia akan berdampak pada ketidaknyaman dalam
menggunakan rancangan ter- sebut sehingga akan menimbulkan
kelelahan dini dan stres kerja. Jika hal ini berlangsung cukup lama akan
menimbulkan kesalahan dalam melaksanakan kerja dan dampak yang
lebih buruk lagi terjadinya kecelakaan kerja. Drury et al., (2006)
menjelaskan bahwa tenaga kerja di Amerika mengalami gang- guan
muskuloskeletal sebagai dampak dari perancangan tempat kerja yang
tidak baik. Biaya tahunan yang harus ditanggung dari gangguan
muskuloske- letal sekitar $45 sampai dengan $54 juta per tahun.

7
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

Beberapa industri di Indonesia sering kita jumpai rancangan


peralatan kerja maupun stasiun kerja belum sesuai dengan dimensi
tubuh pekerja. Sebagai contoh rancangan display di industri yang sulit
untuk dibaca oleh operator. Contoh lain adalah operator melakukan
kerja dimana benda kerja- nya ada dilantai, sehingga operator
melakukan aktivitas dengan sikap kerja membungkuk atau duduk di
kursi yang pendek. Sikap kerja demikian akan menyebabkan kelelahan
dini bahkan bisa terjadi cedera tulang punggung maupun tulang leher.
Kasus lain yang sering kita jumpai adalah perancangan peralatan ruang
kelas untuk Sekolah Dasar (SD), dimana rancangan meja dan kursi
untuk kelas satu sampai dengan kelas enam mempunyai ukuran yang
sama. Kondisi ini menjadikan siswa kelas satu sampai dengan kelas tiga
yang mempunyai dimensi tubuh lebih kecil dari siswa kelas empat
sampai kelas enam akan merasa tidak nyaman dalam mengikuti
pelajaran. Bebe- rapa penelitian terkait dengan perancangan meja dan
kursi sekolah dasar telah banyak dilakukan. Penelitian yang dilakukan
tersebut berupa usulan rancangan dan implementasi rancangan berbasis
ergonomi untuk mengu- rangi keluhan muskuloskeletal (Achiraeniwati
et al., 2007; Ismunanto 2007 dan Saputro, 2008). Akan tetapi hasil
penelitian tersebut belum mendapat respon positif dari para pemangku
kepentingan sehingga sering kita jumpai rancangan meja dan kursi yang
belum sesuai dengan dimensi tubuh murid SD.

Pesatnya perkembangan teknologi yang diikuti dengan tuntutan


ma- syarakat yang tinggi terhadap produk, maka produsen telah banyak
yang menggunakan data antropometri untuk merancang produknya.
Rancangan produk tersebut umumnya dilakukan oleh produsen yang
memproduksi produk dengan merk terkenal seperti rancangan kursi,
sepeda, tempat ti- dur, mesin, dan sejumlah peralatan kerja yang biasa
digunakan. Disamping produk yang digunakan secara umum oleh
masyarakat, penggunaan data antropometri lebih menjadi persyaratan
dan mutlak digunakan untuk ka- langan militer. Rancangan peralatan
militer seperti senjata, ransel maupun peralatan yang lainnya harus

8
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

sesuai dengan dimensi tubuh personil mili- ter. Kesesuaian peralatan


dengan dimensi tubuh personil militer diharap- kan dapat meningkatkan
kenyamanan sehingga peralatan dapat digunakan secara optimal.
Rancangan pesawat tempur membutuhkan kesesuaian yang akurat
antara domensi tubuh pengguna dengan rancangan cockpit pesawat.
Kesesuaian rancangan ini bertujuan agar pilot dalam menjalankan
tugasnya mampu mengendalikan pesawat dan peralatan tempur dengan
akurat.

Dewasa ini penerapan data antropometri tidak hanya menyangkut


karakteristik peralatan, perlengkapan dan segala sesuatu yang digunakan
dalam melakukan aktivitas kerja, melainkan menyangkut juga
perancangan stasiun kerja. Agar rancangan stasiun kerja nyaman
digunakan untuk ber- aktivitas maka perlu pertimbangan secara teliti
termasuk dalam ini adalah penggunaan data antropomteri. Perancangan
stasiun kerja diperlukan peng- etahuan tentang batas-batas jangkauan dari
anggota tubuh manusia yang di- kenal dengan wilayah kerja normal dan
wilayah kerja maksimum.

2.1.3 PERANCANGAN SALING BERGANTUNGAN

Rancangan sistem manusia-mesin maupun rancangan stasiun kerja


tidak terlepas dari rancangan yang saling ketergantungan dari semua
aspek rancangan. Tujuan dari rancangan ini, untuk memperoleh
kenyamanan yang tinggi sehingga dapat meningkatkan produktivitas
kerja. Sebagai con- toh penggunaan komputer di perkantoran ditujukan
untuk meningkatkan kinerja pekerja. Akan tetapi, jika rancangan sistem
manusia-mesin dalam hal ini pekerja yang berhadapan dengan sebuah
komputer kurang ergonomis akan menyebabkan gangguan
muskuloskelatal dan kelelahan dini sehingga kinerja pekerja akan turun.
Persoalan ini, jika tidak diperbaiki dan berjalan terus akan menimbulkan
kerugian yang besar bagi pekerja maupun perusahaan.

9
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

Figure 2gambar 1.2 operator melakukan aktifitas

Rancangan diatas tidak bisa dianalisis secara terpisah hanya pada satu
aspek saja melainkan harus dirancang secara komprehensif. Posisi tangan
pada saat menggunakan keyboard tidak bisa terlepas dari tinggi kursi yang
dapat memposisikan tinggi siku. Dengan demikan agar pergelangan tangan
nyaman pada saat menggunakan keyboard tidak hanya mempertimbangkan
tinggi keyboard saja melainkan harus mempertimbangkan tinggi siku. Jika
perlu tambahkan penyangga lengan agar posisi lengan bawah menjadi sta- bil.
Dengan mencermati Gambar 1.2, rancangan stasiun komputer setidak- nya
mempertimbangkan beberapa aspek secara komprehensif antara lain:

(1) Berat Badan.

(2) Tinggi Tubuh.

(3) Tinggi Mata Duduk.

(4) Lebar Bahu.

(5) Lebar Dada.

(6) Panjang Telapak Tangan.

(7) Lebar Telapak Tangan.

(8) Tebal Telapak Tangan.

(9) Tinggi Siku Duduk.

(10) Jangkauan Tangan.

(11) Tinggi Duduk Tegak.

(12) Tinggi Bahu Duduk.

10
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

(13) Tinggi Popliteal Duduk.

(14) Jarak Pantat Ke Popliteal.

Hal lain yang menarik untuk dicermati adalah penggunan mouse


komputer. Penggunaan mouse secara terus menurus menimbulkan rasa sakit
pada pergelangan tangan. Kondisi ini disebabkan karena tangan memper-
tahankan mouse sedangkan lengan terkena gaya tarik gravitasi bumi. Dalam
penggunaan mouse sikap pergelangan tangan tidak dapat dievaluasi secara
terpisah dengan posisi siku. Oleh karena itu rancangan mouse tidak dapat
dioptimasi tanpa mempertimbangkan perancangan dan penempatan lengan
bawah dan pergelangan tangan (Brand, 2008). Studi tentang mouse telah
banyak dilakukan dan menunjukkan bahwa penggunaan mouse merupakan
faktor yang berisiko dalam menggunakan komputer baik otot ekstremitas
bagian atas dan tekanan mental (Jensen et al, 2002; Visser et al., 2004;
Purnomo, 2009).

Kasus yang sering kita jumpai pada rancangan kursi kendaraan umum atau
bus, juga menunjukkan rancangan yang kurang komprehensif. Rancang- an
kursi bus jarak jauh dengan jarak tempuh lebih dari 12 jam perlu per-
ancangan yang cermat. Kursi untuk bus jarak jauh mempunyai dua fungsi
utama yaitu fungsi untuk duduk dan fungsi untuk tidur (istirahat). Dengan dua
fungsi tersebut tentunya perlu dipertimbangkan beberapa aspek agar
pengguna merasa nyaman dalam menggunakan kursi tersebut. Kursi yang
digunakan saat ini masih dirancang hanya untuk duduk dan tidur dengan
konsep sikap berbaring, belum sampai pada aspek kenyamanan dan kualitas
tidur. Untuk meningkatkan kenyamanan dalam menggunakan bus jarak jauh,
aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan adalah: (1) rancangan headrest dan
penyangga leher; (2) rancangan kemiringan sandaran kursi yang optimal,
sehingga sikap berbaring menjadi nyaman untuk mengurangi beban
punggung; dan (3) rancangan penyangga tungkai dan footrest. Terkait dengan
rancangan kursi untuk kebutuhan headrest, Corlett (2007) menjelaskan bahwa

11
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

seseorang perlu menggunakan pustur berbaring untuk menurunkan beban


tulang belakang atau dengan menaikan sudut pinggul

12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Dalam praktikum tentang Anthropometri dan perancangan tempat kerja

dibutuhkan beberapa alat dan bahan diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Buku dan Alat tulis

2. Laptop

3. Pita meter

4. Kursi Antropometri

5. Software excel

13
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

3.2 FlowChart Pengamatan

Mulai

Melakukan
Pengamatan

Mengumpulkan
data

Tidak
Cukup?

Ya

Mengolah Data

Menyusun
Laporan

Asistensi

Tidak
ACC
Ya

Mengumpulkan
Laporan

Selesai

14
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

3.3 Alur Pengamatan


Penjelasan singkat kami mengenai alur penelitian yang kami lakukan :
1. Yang pertama kami memilih 2 objek manusia dari kelompok kami
2. Kemudin kami melakukan pengukuran 14 item praktikum kepada 2 objek
yang telah kami pilih
3. Selanjutnya kami melakukan inputdan pengolahan data antropometri yang
telah kami uji ke dalam software
4. Setelah data tersebut selesai kami olah, data tersebut kami gunakan untuk
menyusun laporan penelitian
5. Dalam proses penyusunan laporan praktikum kami di bantu dengan
adanya asistensi untuk menyempurnakan hasil laporan

15
BAB IV

PENGUMPULAN DATA

4.1 Tabel Pengukuran

Berdasarkan Hasil pengukuran dimensi tubuh yang telah kelas kami


lakukan di laboratorium teknik industri UBM pada posisi berdiri, duduk, ukuran
kaki dan tangan maka kami menuliskan hasil yang diperoleh kedalam tabel-tabel
sebagai berikut :

Tabel 4. 1 Data Hasil Pengukuran

No Data yang diukur Simbol Fadhel M.Akbar

1 Berat Badan BB 61 69

2 Tinggi Tubuh TT 170 167

3 Tinggi Mata Duduk TMD 52 51

4 Lebar Bahu LB 45 53

5 Lebar Dada LD 84 96

6 Panjang Lebar Tangan PLT 18 18

7 Lebar telapak tangan LTT 11 11

8 Tebal telapak tangan TTT 7 7

9 Tinggi Siku Duduk TSD 32 32

10 Jangkauan Tangan JT 68 73

11 Tinggi Duduk Tegak TDT 86 90

12 Tinggi Bahu Duduk TBD 59 66

13 Tinggi Poplitel Duduk TPD 42 41

14 Jarak Pantat ke Poplitel PKP 44 40

16
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

17
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

4.2 Pengukuran
1. Berat Badan
Pada praktikum pengukuran berat badan, kami memilih dua orang dari
kelompok kami sebagai objek penelitian untuk melihat nilai dari hasil berat
badan yang kami uji pada dua objek, pada objek pertama yaitu Fadhel kami
mendapatkan hasil timbangan dengan berat 61kg, sedangkan pada objek kedua
kami yaitu M. Akbar, kami mendapat hasil timbangan dengan berat 69kg.

gambar 4. 1 pengukuran berat badan


2. Tinggi Tubuh
Pada praktikum pengukuran tinggi tubuh, kami memilih dua orang dari
kelompok kami sebagai objek penelitian untuk melihat nilai dari hasil tinggi
tubuh yang kami uji pada dua objek, pada objek pertama yaitu Fadhel kami
mendapatkan hasil tinggi tubuh 170cm, sedangkan pada objek kedua kami
yaitu M. Akbar, kami mendapat hasil tinggi tubuh 167cm.

gambar 4. 2 pengukuran tinggi badan

18
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

3. Tinggi Mata Duduk


Pada praktikum pengukuran tinggi mata duduk, kami memilih dua orang dari
kelompok kami sebagai objek penelitian untuk melihat nilai dari hasil tinggi
mata duduk yang kami uji pada dua objek, pada objek pertama yaitu Fadhel
kami mendapatkan hasil tinggi mata duduk 52cm, sedangkan pada objek kedua
kami yaitu M. Akbar, kami mendapat hasil tinggi mata duduk 51cm.

gambar 4. 3 pengukuran tinggi mata duduk


4. Lebar Bahu
Pada praktikum pengukuran lebar bahu, kami memilih dua orang dari
kelompok kami sebagai objek penelitian untuk melihat nilai dari hasil lebar
bahu yang kami uji pada dua objek, pada objek pertama yaitu Fadhel kami
mendapatkan hasil lebar bahu 45cm, sedangkan pada objek kedua kami yaitu
M. Akbar, kami mendapat hasil lebar bahu 53cm.

gambar 4. 4 pengukuran lebar bahu

19
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

5. Lebar Dada
Pada praktikum pengukuran lebar dada, kami memilih dua orang dari
kelompok kami sebagai objek penelitian untuk melihat nilai dari hasil lebar
dada yang kami uji pada dua objek, pada objek pertama yaitu Fadhel kami
mendapatkan hasil lebar dada 84cm, sedangkan pada objek kedua kami yaitu
M. Akbar, kami mendapat hasil lebar dada 96cm.

gambar 4. 5 pengukuran lebar dada


6. Panjang Lebar Tangan
Pada praktikum pengukuran Panjang lebar tangan, kami memilih dua orang
dari kelompok kami sebagai objek penelitian untuk melihat nilai dari hasil
Panjang lebar tangan yang kami uji pada dua objek, pada objek pertama yaitu
Fadhel kami mendapatkan hasil Panjang lebar tangan 18cm, sedangkan pada
objek kedua kami yaitu M. Akbar, kami mendapat hasil Panjang lebar tangan
18cm.

gambar 4. 6 pengukuran panjang lebar tangan

20
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

21
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

7. Lebar telapak tangan


Pada praktikum pengukuran Panjang lebar telapak tangan, kami memilih dua
orang dari kelompok kami sebagai objek penelitian untuk melihat nilai dari
hasil lebar telapak tangan yang kami uji pada dua objek, pada objek pertama
yaitu Fadhel kami mendapatkan hasil lebar telapak tangan 11cm, sedangkan
pada objek kedua kami yaitu M. Akbar, kami mendapat hasil Lebar Telapak
Tangan 11cm.

gambar 4. 7 pengukuran lebar telapak tangan


8. Tebal Telapak Tangan
Pada praktikum pengukuran Tebal telapak tangan, kami memilih dua orang
dari kelompok kami sebagai objek penelitian untuk melihat nilai dari hasil
Tebal telapak tangan yang kami uji pada dua objek, pada objek pertama yaitu
Fadhel kami mendapatkan hasil Tebal telapak tangan 7cm, sedangkan pada
objek kedua kami yaitu M. Akbar, kami mendapat hasil Tebal Telapak Tangan
7cm.

gambar 4. 8 pengukuran tabal telapak tangan

22
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

23
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

9. Tinggi Siku Duduk


Pada praktikum pengukuran tinggi siku duduk, kami memilih dua orang dari
kelompok kami sebagai objek penelitian untuk melihat nilai dari hasil tinggi
siku duduk yang kami uji pada dua objek, pada objek pertama yaitu Fadhel
kami mendapatkan hasil tinggi siku duduk 32cm, sedangkan pada objek kedua
kami yaitu M. Akbar, kami mendapat hasil tinggi siku duduk 32cm.

gambar 4. 9 pengukuran tinggi siku duduk


10. Jangkaun Tangan
Pada praktikum pengukuran jangkaun tangan, kami memilih dua orang dari
kelompok kami sebagai objek penelitian untuk melihat nilai dari hasil
Jangkaun Tangan yang kami uji pada dua objek, pada objek pertama yaitu
Fadhel kami mendapatkan hasil Tebal telapak tangan 68cm, sedangkan pada
objek kedua kami yaitu M. Akbar, kami mendapat hasil jangkaun tangan 73cm.

gambar 4. 10 pengukuran jangkauan tangan

24
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

11. Tinggi Duduk Tegak


Pada praktikum pengukuran tinggi duduk tegak, kami memilih dua orang dari
kelompok kami sebagai objek penelitian untuk melihat nilai dari hasil tinggi
duduk tegak yang kami uji pada dua objek, pada objek pertama yaitu Fadhel
kami mendapatkan hasil tinggi duduk tegak 86cm, sedangkan pada objek
kedua kami yaitu M. Akbar, kami mendapat hasil tinggi duduk tegak 90cm.

gambar 4. 11 pengukuran tinggi duduk tegak


12. Tinggi Bahu Duduk
Pada praktikum pengukuran tinggi bahu duduk, kami memilih dua orang dari
kelompok kami sebagai objek penelitian untuk melihat nilai dari hasil tinggi
bahu duduk yang kami uji pada dua objek, pada objek pertama yaitu Fadhel
kami mendapatkan hasil tinggi bahu duduk 59cm, sedangkan pada objek kedua
kami yaitu M. Akbar, kami mendapat hasil tingi bahu duduk 66cm.

gambar 4. 12 pengukuran tinggi bahu duduk

25
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

13. Tinggi Popliteal Duduk


Pada praktikum pengukuran tinggi popliteal duduk, kami memilih dua orang
dari kelompok kami sebagai objek penelitian untuk melihat nilai dari hasil
tinggi popliteal duduk yang kami uji pada dua objek, pada objek pertama yaitu
Fadhel kami mendapatkan hasil tinggi popliteal duduk 42cm, sedangkan pada
objek kedua kami yaitu M. Akbar, kami mendapat hasil tinggi popliteal duduk
41cm.

gambar 4. 13 pengukuran tinggi popliteal duduk


14. Jarak Pantat Ke Popliteal
Pada praktikum pengukuran jarak pantat ke popliteal, kami memilih dua orang
dari kelompok kami sebagai objek penelitian untuk melihat nilai dari hasil
jarak pantat ke popliteal yang kami uji pada dua objek, pada objek pertama
yaitu Fadhel kami mendapatkan hasil jarak pantat ke popliteal 42cm,
sedangkan pada objek kedua kami yaitu M. Akbar, kami mendapat hasil tingi
popliteal duduk 41cm.

gambar 4. 14 pengukuran jarak pantat ke popliteal

26
BAB V

PENGOLAHAN DAN PERHITUNGAN DATA

5.1 Pengolahan Data


Berdasarkan Pengukuran dimensi tubuh yang telah kelompok kami
lakukan dalam laboratorium ergonomi teknik industri pada posisi berdiri dan
duduk, maka kami melakukan tiga pengujian yaitu uji kecukupan data,
ujikeseragaman data, dan persentil.
5.2.Uji kecukupan dan keseragaman data
Pada pengolahan data ini kami menggunakan tingkat keyakinan
sebesar 99% dan tingkat ketelitian sebesar 1%, karena dari hasil pengukuran
kami yakin memenuhi syarat serta pengukuran pun dilakukan dengan
ketelitian tinggi sehingga penyimpangan hasil dari waktu penyelesaian pun
sangat kecil, dan hasil yang didapatkan bahwa nilai N’>N tetapi kami
simpulkan datanya cukup karena waktu yang terbatas dalam pengukuran.

5.2.1. Berat Badan


1
1. N’ = [ √ ¿ ¿ ¿]2
0.32
1 √ 3 50 2
N’ = [ x ]
3,2 130
1 18,7 2
N’ = [ x ]
3,2 130
18,7 2
N’ = [0,3125 x ]
130
N’ = 0.044
2. BKA = 65 + 1 x 8,94 = 73,94
BKB = 65 – 1x 8,94 = 56,06


2 2
3. 𝜎 =
(61−69) +(69−65)
1
𝜎 = (-8)2 +( 4)2
𝜎 = 8,94

4. P5 = 65 – 1,64 x 8,94 = 50,64

27
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

P50 = 65
P95 = 65 + 1,64 x 8,94 = 79,66.
5.2.2. Tinggi Tubuh
1
1. N’ = [ √ ¿ ¿¿ ]2
3,2

N’ = [
1
x
√ 9 ]2
3,2 337

1 3 2
N’ = [ x ]
3,2 337

3 2
N’ = [0,3125 x ]
337

N’ = 0,002

2. BKA = 168,5 + 1 x 3,35 = 171,85

BKB = 168,5 – 1 x 3,35=165,15

3. 𝜎 =
√ (170−167)2 +( 167−168,5)2
1
𝜎 = (3)2 +( -1,5)2

𝜎 = 3,35

4. P5 = 168,5 – 1,64 x 3,35 = 163,006


P50 = 168,5

P95 = 168,5 + 1,64 x 3,35 = 173,994

5.2.3. Tinggi Mata Duduk


1
1. N’ = [ √ ¿ ¿¿ ]2
3,2

N’ = [
1
x
√ 1 ]2
3,2 103

1 1 2
N’ = [ x ]
3,2 103

1 2
N’ = [0,3125 x ]
103

28
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

N’ = 0,003

2. BKA = 51,5 + 1 x 1,11 = 52,61

BKB = 51,5 – 1 x 1,11 = 50,39

3. 𝜎 =
√ (52−51)2+(51−51,5)2
1
𝜎 = (1)2 +( -0,5)2

𝜎 = 1,11

4. P5 = 51,5 – 1,64 x 1,11 = 50,39


P50 = 51,5
P95 = 51,5 + 1,64 x 1,11 = 52,61
5.2.4. Lebar Bahu

1 √ (9,668−¿ 9604)
1. N’ = [ ¿]
3,2 98
1 √64 2
N’ = [ x ]
3,2 9 8

1 8 2
N’ = [ x ]
3,2 9 8

8 2
N’ = [0,3125 x ]
98

N’ = 0,025

2. BKA = 49 + 1 x 8,94 = 57,94

BKB = 49 –1 x 8,94 = 40,06

3. 𝜎=
√ (4 5−53)2+(53−69)2

𝜎 = (-8)2 +( 4)2
1

𝜎 = 8,94

4. P5 = 49 – 1,64 x 8,94 = 34,338


P50 = 49
P95 = 49 + 1,64 x 8,94 = 63,661

29
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

30
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

5.2.5. Lebar Dada


1
1. N’ = [ √ ¿ ¿¿ ]
3,2
1 √ 1 44
N’ = [ x ]
3,2 1 80

1 12
N’ = [ x ]
3,2 180

12
N’ = [0,3125 x ]
180

N’ = 0,020

2. BKA = 90 + 1 x 13,41 = 103,41


BKB = 90 – 1 x 13,41 = 76,59

3. 𝜎=
√ (84−96)2 +( 96−90)2
1
𝜎 = (-12)2 +( 6)2

𝜎 = 13,41
4. P5 = 90 – 1,64 x 13,41 = 68,007
P50 = 90
P95 = 90 + 1,64 x 13,41 = 111,992
5.2.6. Panjang Telapak Tangan
1
1. N’ = [ √ ¿ ¿¿ ]2
3,2
1 √0 2
N’ = [ x ]
3,2 36

1 0 2
N’ = [ x ]
3,2 36

0 2
N’ = [0,3125 x ]
36

N’ = 0

2. BKA = 18 + 1 x 0 = 18
BKB = 18 – 1 x 0 = 18

31
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

3. 𝜎=
√ (18−18)2 +(18−18)2
1
𝜎 = (0)2 +( 0)2

𝜎=0

4. P5 = 18 – 1,64 x 0 = 18
P50 = 18
P95 = 18 + 1,64 x 0 = 18
5.2.7. Lebar Telapak Tangan
1
1. N’ = [ √ ¿ ¿¿ ]2
3,2
1 √0 2
N’ = [ x ]
3.2 22

1 0 2
N’ = [ x ]
3,2 22

0 2
N’ = [0,3125 x ]
22

N’ = 0

2. BKA = 11+ 1 x 0 = 11
BKB = 11 – 1 x 0 = 11


2 2
(11−1 1) +(11−11)
3. 𝜎=
1
𝜎 = (0)2 +( 0)2

𝜎=0

4. P5 = 11 – 1,64 x 0 = 11
P50 = 11
P95 = 11 + 1,64 x 0 = 11

5.2.8 Tebal Telapak Tangan

1
1. N’ = [ √ ¿ ¿¿ ]2
3,2
1 √0 2
N’ = [ x ]
3,2 14

32
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

1 0 2
N’ = [ x ]
3,2 14

0 2
N’ = [0,3125 x ]
14

N’ = 0

33
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

2. BKA = 7 + 1 x 0 = 7
BKB = 7 – 1 x 0= 7


2 2
3. 𝜎=
(7−7) +(7−7)
1
𝜎 = (0)2 +( 0)2

𝜎=0

4. P5 = 7 – 1,64 x 0 = 7
P50 = 7
P95 = 7 + 1,64 x 0 = 7

5.2.9. Tinggi siku duduk


1
1. N’ = [ √ ¿ ¿¿ ]2
3,2
1 √0 2
N’ = [ x ]
3,2 64

1 0 2
N’ = [ x ]
3,2 64

0 2
N’ = [0,3125 x ]
64

N’ = 0

2. BKA = 32 + 1 x 0 = 32
BKB = 32 – 1 x 0 = 32

3. 𝜎=
√ (32−32)2+(32−32)2

𝜎 = (0)2 +( 0)2
1

𝜎=0

4. P5 = 32 – 1,64 x 0 = 32
P50 = 32

P95 = 32 + 1,64 x 0 = 32

34
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

5.2.10. Jangkauan tangan

1
1. N’ = [ √ ¿ ¿¿ ]2
3,2
1 √ 25 2
N’ = [ x ]
3,2 141

1 5 2
N’ = [ x ]
3,2 1 41

5 2
N’ = [0,3125 x ]
1 41

‘ N’ = 0,011

2. BKA = 70,5+ 1 x 5,59 = 76,09


BKB = 70,5– 1 x 5,59 = 64,91

3. 𝜎=
√ (68−73)2 +(73−70,5)2

𝜎 = (-5)2 +( 2,5)2
1

𝜎 = 5,59

4. P5 = 70,5 – 1,64 x 5,59 = 61,381


P50 = 70,5
P95 = 70,5 + 1,64 x 5,59 = 79,618

5.2.11. Tinggi duduk tegak


1
1. N’ = [ √ ¿ ¿¿ ]2
3,2
1 √ 16 2
N’ = [ x ]
3,2 176

1 4 2
N’ = [ x ]
3,2 176

4 2
N’ = [0,3125 x ]
176

N’ = 0,007

35
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

2. BKA = 88+ 1 x 4,47 = 92,47


BKB = 88 – 1 x 4,47 = 83,53


2 2
3. 𝜎=
(86−90) +(9 0−88)
1
𝜎 = (-4)2 +( 2)2

𝜎 = 4,47

4. P5 = 88 – 1,64 x 4,47 = 80,67


P50 = 88

P95 = 88 + 1,64 x 4,47 = 95,33

5.2.12. Tinggi bahu duduk


1
1. N’ = [ √ ¿ ¿¿ ]2
3,2
1 √ 49 2
N’ = [ x ]
3,2 125

1 7 2
N’ = [ x ]
3,2 125

7 2
N’ = [0,3125 x ]
125

N’ = 0,017

2. BKA = 62,5 + 1 x 7,82 = 54,68


BKB = 62,5 – 1 x 0,017 = 62,483

3. 𝜎=
√ (59−66)2 +(66−62,5)2
1
𝜎 = (-7)2 +( 3,5)2

𝜎 = 7,82

4. P5 = 62,5 – 1,64 x 7,82 = 49,67


P50 = 62,5

P95 = 62,5 + 1,64 x 7,82 = 75,324

36
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

5.2.13. Tinggi popliteal duduk


1
1. N’ = [ √ ¿ ¿¿ ]2
3,2
1 √1 2
N’ = [ x ]
3,2 83

1 1 2
N’ = [ x ]
3,2 83

1 2
N’ = [0,3125 x ]
83

N’ = 0,003

2. BKA = 41,5 + 1 x 1,11 = 42,61


BKB = 41,5 – 1 x 1,11=40,39

3. 𝜎=
√ (42−41)2+(41−41,5)2

𝜎 = (1)2 +( 0,5)2
1

𝜎 = 1,11

4. P5 = 41,5 – 1,64 x 1,11 = 39,679


P50 = 41,5

P95 = 41,5 + 1,64 x 8 = 43,320

5.2.14. Jarak pantat ke popliteal


1
1. N’ = [ 3,2
√(7072−7056) ]2
84
1 √ 16 2
N’ = [ x ]
3,2 84

1 4 2
N’ = [ x ]
3,2 84

4 2
N’ = [0,3125 x ]
84

N’ = 0,014

37
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

38
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

2. BKA = 42+ 1 x4,47 = 46,47


BKB = 42 – 1 x 4,47 = 37,53


2 2
3. 𝜎=
(4 4−40) +(4 0−4 2)
1
𝜎 = (4)2 +( -2)2

𝜎 = 4,47

4. P5 = 42 – 1,64 x 4,47 = 34,669


P50 = 42

P95 = 42 + 1,64 x 4,47 = 49,330

39
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan

Ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata ergos yang
berarti kerja dan nomos yang artinya ilmu, sehingga secara harfiah ergonomi
dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mengenai hubungan antara
manusia dengan pekerjaannya. Definisi ergonomi dapat dilakukan dengan
menjabarkannya dalam fokus, tujuan, dan pendekatan mengenai ergonomi.

Antropometri merupakan bagian dari ergonomi yang secara khusus


mempelajari ukuran tubuh yang meliputi dimensi linear, serta, isi dan juga
meliputi daerah ukuran, kekuatan, kecepatan dan aspek lain dari gerakan tubuh.

6.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dalam praktikum antropometri adalah


sebagai berikut:

1. Praktikan diharapkan agar menguasai materi dan konsep praktikum


sebelum memasuki ruangan.
2. Dalam melakukan pengukuran terhadap bagian tubuh, harus dilakukan
dengan teliti agar ukuran yang diperoleh sesuai dengan bagian tubuh yang
diukur.

40
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

41
Laporan Praktikum Ergonomi
Modul I “Antropometri dan Prancangan Sistem Kerja”
Kelompok 17

42

Anda mungkin juga menyukai