Anda di halaman 1dari 15

ERGONOMI PRODUK

Survei Ergonomi Pada Ruang Kerja Garmen

Oleh:
I Putu Gede Osana
202213003
Program Studi Desain Produk

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN


INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR
2023
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Yang telah memberikan
rahmat dan kemudahannya sehingga saya dapat menyelesaiakan tugas yang berjudul “Survei
Ergonomi Pada Lingkungan Ruang Kerja” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Ergonomi Produk, selain itu laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang ergonomi pada lingkunagn kerja bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Drs. I Made
Gede Arimbawa M.Sn dan Ibu Dr. Ni Kadek Karuni M.Sn, selaku Dosen Ergonomi Produk
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni ini.

Kemudian, penulis menyadari bahwa tugas yang di tulis jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis butuhkan demi kesempurnaan laporan
ini.

Akhir kata, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
terlibat dalam penyusunan laporan ini, sehingga tugas laporan ergonomi dapat terselesaikan.

Denpasar, 18 juni 2023

Penulis

ii
Daftar Isi

Cover ................................................................................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang ............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................................... 1
1.4 Manfaat ......................................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 2
2.1 Ergonomi....................................................................................................................... 2
2.2 Tujuan, manfaat dan prinsip ergonomi ......................................................................... 2
2.3 Pengertian kenyamanan ................................................................................................ 3
2.4 Pengertian 5S ................................................................................................................ 3
2.5 Faktor lain yang menunjang pada ruang kerja agar nyaman dan ergonomic ............... 4
BAB III DATA DAN PEMBAHASAN .............................................................................. 6
3.1 Data masalah hasil survey ............................................................................................. 6
3.1.1 Permasalah lingkungan ......................................................................................... 6
3.1.2 Permasalahan tata letak ......................................................................................... 6
3.1.3 Permasalahan pada produk .................................................................................... 7
3.2 Solusi permasalah dan Redesain produk....................................................................... 8
3.2.1 Solusi masalah lingkungan .................................................................................... 8
3.2.2 Solusi permasalahan tata letak .............................................................................. 8
3.2.3 Permasalahan pada produk .................................................................................... 9
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................ 11
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 11
4.2 Saran ............................................................................................................................. 11
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tempat bekerja adalah dimana para tenaga kerja yang bekerja atau sering dimasuki
orang bekerja untuk keperluan suatu usaha, tempat bekerja yang baik akan menciptakan
kesenangan dan keproduktifan bagi para pekerja, menurut (OHSAS, 18001:2007)
Penting bagi suatu tempat berkerja menyediakan fasilitas yang baik bagi para tenaga
kerjanya, faktor-faktor yang mendukung kinerja tenaga kerja seperti desain dari tempat
kerja dan fasilitas yang diberikan tempat bekerja itu sendiri. Dalam tempat bekerja salah
satunya industry garmen menjadi salah satu tempat yang memproses produksi pakaian
jadi atau produk tekstil dalam jumlah massal, sehingga garmen sudah pasti adalah
industri skala besar. Garmen pada umumnya memiliki desain yang kurang memuaskan
dalam aspek kenyamanan dan keamanan, dimana sangat berpengaruh dalam kinerja
para perkerja.
Dalam penelitian pada paper kali ini mengambil tempat bekerja atau industri garmen
yang dimana memiliki kondisi yang kurang baik bagi para tenaga kerja, faktor-faktor
seperti pencahayaan yang dimana penyebaran cahaya kurang baik, penataan ruang kerja
yang berantakan, dan penerapan metode 5R kurang dilaksanakan, Untuk itu pada
penelitian ini berfokus pada pengaturan ruangan kerja dan redesain product yang
kurang nyaman bagi pekerja. Perlu diperhatikan juga pada tempat produksi yang
dimana aktifitas gerak manusia menjadi peranan penting dalam menunjang efisiensi
kerja. Maka dari itu pada paper kali ini penulis mencoba untuk meredesain tempat
industry garmen agar mengacu pada nilai ergonomi.

1.2 Rumusan Masalah


Dari penjelasan latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan masalah
1. Apakah tempat sudah menerapkan metode 5R?
2. Apakah Tata Letak dari pabrik garmen tersebut sudah efisien?
3. Apakah Produk yang digunakan dalam bekerja sudah ergonomi?

1.3 Tujuan Penelitian


Dari penjelasan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka penulis dapat
mengetahui tujuan penelitian
1. Menerapkan metode 5R
2. Mengetahui permasalahan pada ruangan kerja
3. Memberikan obsi produk yang akan di redesain

1.4 Manfaat
Dari penjelasan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka penulis
mengetahui penting ergonomi dalam lingkungan kerja

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ergonomi

Pengertian ergonomi secara etiomologi, ergonomi berasal dari bahasa Yunani


yaitu ergon yang berarti kerja dan nomo yang berarti peraturan atau hukum.
Pengertian ergonomi adalah peraturan tentang bagaimana melakukan kerja,
termasuk sikap kerja. Pengertian ergonomi sebagai salah satu cabang keilmuan
yang sistematis untuk memanfaatkan informasiinformasi mengenai sifat,
kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem kerja yang
baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan yang efektif, efisien,
aman dan nyaman (Ginting, 2010).
International Ergonomics Association (IEA, 2010), mendefinisikan ergonomic
merupakan studi anatomis, fisiologi dan psikologi dari aspek manusia dalam
bekerja di lingkungannya. Konteks ini, memiliki kaitan dengan efisiensi, kesehatan,
keselamatan, dan kenyamanan dari orang-orang di tempat kerja, di rumah dan
sejumlah permainan. Hal itu, secara umum memerlukan studi dari system dan fakta
ketubuhan manusia, mesin-mesin dan lingkungan yang saling berhubungan dengan
tujuan mengenai penyesuaiannya. Demikian pula menurut U.S Department of
Labour Occupational Safety and Health Administration (OSHA), ergonomic dapat
didefinisikan secara sederhana, yaitu sebagai studi dari pekrjaan. Lebih terperinci,
ergonomic adalah ilmu pengetahuan tentang perancangan pekerjaan yang sesuai
dengan kebutuhan pekerja dibandingkan secara fisik sesuai tubuh dengan
pekerjaannya.

2.2 Tujuan, manfaat dan prinsip ergonomi

1. Penerapan ilmu ergonomi memiliki tujuan sebagai berikut:


Tujuan utama adalah meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja,
seperti memperbaiki keamanan dan keselamatan kerja, memperbaiki
kualitas hidup dalam lingkungan kerja McCormicks dan Sander (1987)

2. Penerapan ilmu ergonomi memiliki manfaat sebagai berikut:


1) Mencegah posisi kerja yang tidak nyaman yang berdampak pada
tekanan berlebih secara terus-me- nerus pada sistem otot-rangka.
Mencegah kelelahan mata dan mata perih.
2) Tempat kerja yang ergonomis akan membuat pekerja nyaman, tidak
cepat lelah, dan usaha fisik yang lebih efisien.
3) Tempat kerja yang tertata dengan nyaman memberikan experience
dan kepuasan.
4) Memberikan rekomendasi terkait waktu istirahat, rileks dan
peregangan di tempat kerja.

2
3. Prinsip ergonomi yaitu suatu panduan dalam penerapan ergonomi di tempat
kerja. Menurut Baiduri, prinsip ergonomi antara lain:
1) Berkurangnya kelebihan beban
2) Meliputi jarang ruang
3) Memperkecil gerakan statis
4) Menjadikan supaya display dan contoh cepat dimengerti
5) Bekerja dalam posisi atau postur normal
6) Meletakkan peralatan ada dalam jangkauan
7) Berkurangnya gerakan berulang dan berlebihan
8) Terciptanya lingkungan kerja yang nyaman
9) Memperkecil risiko titik beban
10) Melakukan gerakan olahraga dan peregangan ketika bekerja
11) Bekerja selaras dengan ketinggian dimensi tubuh

2.3 Pengertian kenyamanan

Dalam dunia industri hal yang perlu diperhatikan adalah kenyamanan,


kenyamanan membuat para pekerja bekerja lebih produktif adapun perngertian
kenyamanan menurut Mc Cormick (Cormick & Ernest, 1993) dengan latar
belakang ergonomisnya menggambarkan konsep kenyamanan bahwa kenyamanan
merupakan suatu kondisi perasaan, dan kondisi perasaan itu sangat tergantung pada
orang yang mengalami situasi tersebut. Kita tidak dapat mengetahui tingkat
kenyamanan yang dirasakan orang lain secara langsung maupun dengan melakukan
pengamatan luar terhadap orang tersebut, tetapi untuk mengetahuinya harus
menanyakan langsung kepada orang tersebut mengenai seberapa nyaman diri
mereka, dan biasanya menggunakan istilah-istilah yang kontinu, seperti agak tidak
nyaman, mengganggu, sangat tidak nyaman hingga mengkhawatirkan.
Kenyamanan seseorang dalam menggunakan sebuah produk atau rancangan
mungkin berbeda satu sama lain. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
fungsi fisik maupun persepsi masing-masing orang. Mc Cormick (Cormick &
Ernest, 1993) menegaskan dalam membentuk kenyamanan sebuah produk atau
rancangan, perhatian pada faktor manusia (human factor) berperan penting dalam
mencipta desain yang memiliki ergonomi yang baik, yang nantinya menciptakan
kenyamanan bagi penggunanya.

2.4 Pengertian 5S

5S merupakan konsep yang sangat sederhana sehingga dapat mudah dimengerti


dan penerapannya oleh siapa saja. Tetapi sangat susah untuk menerapkannya
dengan benar, hal ini dikarenakan kebiasaan kita yang ingin senang sendiri dan
tidak mau diikat oleh aturan-aturan yang ada.
Dengan menerapkan 5S dengan baik, kita dapat meningkatkan produktivitas
kerja kita dan juga dapat bekerja dengan se-efektif serta se-efisien mungkin dan
meningkatkan keamanan (Safety) di tempat kerja. Di samping itu juga dapat
meningkatkan citra atau Image kita di hadapan Customer maupun manajemen kita
sendiri karena penataan dan kerapian di tempat kerja kita juga mencerminkan sikap
kita terhadap pekerjaan kita.

3
5S merupakan huruf awal dari 5 kata Jepang, Yaitu :
1. Seiri
2. Seiton
3. Seiso
4. Seiketsu
5. Shitsuke
Penjelasan singkat tentang konsep 5S :
1. S Pertama = Seiri – Ringkas, Membuang barang yang tidak diperlukan.
2. S Kedua = Seiton – Rapi, Membenahi dan men-standar-kan tempat
penyimpan / meletakkan barang atau peralatan pada tempatnya.
3. S Ketiga = Seiso – Resik, Menjaga kebersihan tempat kerja
(membersihkan tempat kerja agar bebas dari debu dan sampah)
4. S Keempat= Seiketsu – Rawat, Mempertahankan tempat kerja agar tetap
Ringkas, bersih/Resik dan Rapi.
5. S Kelima = Shitsuke – Rajin, Disiplin diri sendiri.

Dalam penerapan 5S, terdapat 3 langkah yang perlu dilakukan antara lain :
1. Melakukan Kegiatan 5S
2. Pembudayaan 5S, Jadikan 5S merupakan bagian yang tidak terlepas dari
aktivitas kerja harian kita.
3. Evaluasi kembali terhadap 5S dan lakukan tindakan pencegahan agar 5S
tetap terjaga di tempat kerja.
Contoh : bagaimana mencegah debu tidak melekat di mesin, bagaimana
mencegah peletakkan barang yang tidak pada tempatnya.

2.5 Faktor lain yang menunjang pada ruang kerja agar nyaman dan ergonomi

1. Suhu/ Temperatur
Suhu udara sangat berperan dalam kenyamanan bekerja. Menurut
Heryuni (1993) untuk lingkungan kerja disarankan mempunyai suhu kering
22o- 26oC dan suhu basah 21o-24oC. Sedangkan menurut Mukono (1993),
temperatur yang dianggap nyaman untuk suasana bekerja adalah 23o-25oC.
Menurut KepMen Kesehatan No. 261/MenKes/SK/II/1998 suhu ruangan adalah
22o-26oC.

2. Ventilasi dalam lingkungan kerja ditujukan untuk:


1. mengatur kondisi kenyamanan ruangan.
2. memperbaharui udara dengan pengenceran udara ruangan pada batas
normal.
3. menjaga kebersihan udara dari kontaminan berbahaya.

Ventilasi ruangan secara alami didapatkan dengan jendela terbuka yang


mengalirkan udara luar ke dalam ruangan, namun selama beberapa tahun
terakhir AC (Air Conditioner) menjadi salah satu pilihan. nanum pada tempat
pruduksi (garmen) yang saya survey menggunakan Ventilasi atap (Turbin
Ventilator)

4
3. Pencahayaan
Cahaya merupakan pancaran gelombang elektromagnetik yang
melayang melewati udara. Illuminasi merupakan jumlah atau kuantitas cahaya
yang jatuh ke suatu permukaan. Apabila suatu gedung tingkat illuminasinya
tidak memenuhi syarat maka dapat menyebabkan kelelahan mata, sehingga
dapat menimbulkan terjadinya kesalahan dalam melakukan pekerjaan serta
kelelahan pada indra mata yang terus menerus dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan pada mata. NAB Surat Edaran Permenaker No. SE-01/MEN/1978
tentang besarnya illuminasi yaitu 300-900 lux.

4. Tata Letak ruangan


Perencanaan tata letak ruang yang baik bisa disebut juga dengan istilah
office layout. Pada dasarnya tata letak ruangan adalah penentuan kebutuhan
ruang untuk menyiapkan susunan yang praktis dari faktor fisik yang dianggap
dibutuhkan bagi pelaksanaan kerja di garmen. Atau juga bisa didefinisikan
sebagai cara penyusunan perabotan dan juga peralatan pada luas lantai yang
tersedia. Jadi, tata letak ruangan adalah pengaturan dan penyusunan seluruh
mesin, alat perlengkapan serta perabot pada tempat yang tepat, sehingga
pekerjas bisa bekerja dengan nyaman, baik, bebas, dan leluasa untuk bergerak.
Hal tersebut tentunya akan tercapai efisiensi kerja.

5
BAB III

DATA DAN PEMBAHASAN

3.1 Data masalah hasil survey

Data yang diambil dari survey Garmen Adhi yang berlokasi di Denpasar
Selatan, mendapatkan permasalahan sebagai berikut:

3.1.1 Permasalah lingkungan

Melihat dari hasil survey yang saya lakukan pada Garmen Adhi terlihat tempat
sangat berantakan dan kotor terlihat pada Gambar 1, selain itu garmen memiliki minim
pencahayaan terlihat pada Gambar 2, para pekerja tidak disediakan tempat untuk
menyimpan kain hasil potongan, tata letak pada ruangan juga sangat berantakan dapat
dilihat pada Gambar 3.

Gambar 1. Ruang depan Gambar 2. Ruang dalam

Gambar 3. Tempat sablon Gambar 4. Ruang jahit

3.1.2 Permasalahan tata letak


Masalah pada tata letak ruangan yang bisa dilihat dari Gambar 3 dan Gambar 4,
dimana akses jalan pada ruangan sangat minim dikarenakan penataan yang tidak bagus,

6
hal tersebut dapat membuat kinerja pekerja akan melambat. Adapun masalah pada
dinding-dinding bisa dilihat pada Gambar 5, yang dimana mengganggu kinerja
karyawan

Gambar 5. Denah Gamen Adhi

3.1.3 Permasalahan pada produk


Permasalahan produk yang yang didapat pada Garmen Adhi adalah tempat
memotong kain, dimana dapat dilihat pada Gambar 6, perkerja yang sedang melakukan
pemotongan dapat dilihat badan dari perkerja miring ke depan, menandakan tempat
pemotongan kain kurang ergonomi bagi para pekerja pada Garmen Adhi

7
Gambar 6. Ruang memotong kain

3.2 Solusi permasalah dan Redesain


produk

Solusi untuk permasalahan yang didapat adalah melalukukan redesain pada


ruang kerja Garmen Adhi

3.2.1 Solusi masalah lingkungan

Solusi yang dapat menyelesaikan permasalan diatas adalah dengan


menggandalkan metode 5S yaitu
1. S Pertama = Seiri – Ringkas, Membuang barang yang tidak diperlukan.
2. S Kedua = Seiton – Rapi, Membenahi dan men-standar-kan tempat
penyimpan / meletakkan barang atau peralatan pada tempatnya.
3. S Ketiga = Seiso – Resik, Menjaga kebersihan tempat kerja
(membersihkan tempat kerja agar bebas dari debu dan sampah)
4. S Keempat= Seiketsu – Rawat, Mempertahankan tempat kerja agar tetap
Ringkas, bersih/Resik dan Rapi.
5. S Kelima = Shitsuke – Rajin, Disiplin diri sendiri.

Dengan mengenalkan metode 5S akan membuat pengalaman para pekerja lebih


baik, karena pengalaman pekerja lebih baik makan kinerja dan keproduktifan para
pekerja akan meningkat juga akan menyalurkan pengaruh baik bagi Garmen Adhi.
Garmen yang kekurangan tempat penyimpanan akan membuat kinerja pekerja
terganggu dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 3, solusi yang dapat dilakukan
adalah menambahkan tempat penyimpanan yang cukup untuk para pekerja.

3.2.2 Solusi permasalahan tata letak


Permasalan pada tata letak juga dapat menggangu kinerja para pekerja di
Garmen Adhi, solusi yang dapat diambil adalah dengan meredesain tata letak dapat
dilihat pada Gambar 8, dimana penataan ruangan sudah di redesain, permasalahan
berikutnya terdapat pada tempat menjahit yang kurang tertata rapi dan terlalu
berdekatan pada pintu, solusinya dengan merapikan agar tidak terlalu berdekatan
dengan pintu masuk dan keluar Garmen Adhi, dan juga meja-meja yang mengganggu
jalan para pekerja dapat dilihat pada Gambar 7, sudah di ubah tata letaknya, ada juga
dengan membongkar dinding yang sekiranya mengganggung kinerja para pekerja. Juga
menambahkan Kotak P3K yang sekiranya bisa membantu pertolongan pertama jika
sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada para pekerja, alat P3K dapat dilihat pada
Gambar 8, disimbolkan berwarna merah.

8
Gambar 7. Meja

Gambar 8. Denah redesain Garmen Adhi

3.2.3 Permasalahan pada produk


Produk yang kurang ergonomi dapat mengganggu kinerja para pekerja
contohnya permasalahan pada tempat memotong kain dapat dilihat pada Gambar 6,
Meja memiliki dimensi 120x90 cm, Tinggi 70 cm, Berbahan kayu dan triplek
permasalahnnya terdapat pada kurangnya tinggi meja tersebut dan permasalah pada
kecilnya meja tersebut bagi para pekerja di Garmen Adhi. Oleh karena itu solusi yang
dapat diambil adalah dengan meredesain meja tersebut.

9
Gambar 9. Redesain meja

Berikut merupakan bentuk redesain dari meja pemotong kain, dimensi meja
yang lebih besar yaitu 220x100 cm dapat dilihat dari ketinggian meja sudah bisa
disesuaikan dengan adanya teknologi hidrolik pada meja, membuat tubuh dari para
pekerja tidak lagi perlu memiringkan tubuhnya ke depan, meja pemotong dibuat lebih
besar dikarenakan para pekerja di Garmen Adhi berjumlah 10 orang lebih, dimana para
pekerja saling bergiliran untuk memotong kain, maka dari itu dibutuhkan meja yang
besar agar menpercepat kinerja para perkerja, juga ditambahkan dengan teknologi alat
bantu seperti penjepit agar memudahkan para pekerja Garmen Adhi saat memotong
kain.

10
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil survey yang sudah dilakukan dan juga permasalahan yang sudah
ditemukan solusinya dapat disimpulkan, kenyamanan dan ke ergonomisan sangat
dibutuhkan sebagai tonggak untuk merancang ruangan kerja, serta aspek-aspek yang
ada di dalam lingkungan kerja tersebut, mulai dari masalah lingkungan kerja, penataan
tata letak ruang kerja, keamanan pekerja, serta produk dan alat yang digunakan untuk
menunjang pekerjaan tersebut, dengan adanya kenyamanan dan ke ergonomisan
membuat kinerja para pekerja menjadi lebih efisien, oleh karena itu, dengan kinerja
pekerja yang efisien akan mewujudkan kualitas barang yang dihasilkan para pekerja
untuk Garmen Adhi akan lebih baik tentunya.

4.2 Saran

Dari hasil selama saya melakukan kegiatan perkuliahan Ergonomi Produk, saya
memberikan saran agar perkuliahan Ergonomi Produk dapat dilaksanakan dengan
lancar dan baik kedepannya serta saya berharap :
Kepada para mahasiswa Desain Produk agar mempersiapkan diri dengan
menguasai pelajaran yang akan diterapkan dalam perkuliahan Ergonomi Produk, agar
memudahkan dalam melakukan pembelajaran kedepannya.
Saya juga ingin memberikan saran pada pihak Dosen mata kuliah Ergonomi
Produk agar tidak perlu sungkan terhadap mahasiswa Desain Produk, usahakan berikan
tugas asalkan dengan bimbingan terlebih dahulu sebelum tugas dilaksanakan, agar
hasilnya menjadi efektif dan efisien.

11
Daftar Pustaka

Abila, R. (2019). Kondisi apa saja yang harus diperhatikan terkait dengan ruang kerja?
Kanaka. (2021). Perencanaan Tata Letak Kantor Yang Baik
Dickson, K. (2022). Pengertian 5S dan penerapannya dalam Produksi
Joe. 2011. Ergonomi. http://joe-proudly-present.blogspot.com/2011/11/ergonomi.html.
Aria, Z. (2016). KAJIAN KENYAMANAN FISIK PADA TERMINAL PENUMPANG
STASIUN BESAR YOGYAKARTA, 31-32.
Firmansyah. (2020). http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3212/4/Chapter%202.pdf.
RUSMIATI. (2022). Pengertian, Tujuan, Manfaat dan Prinsip Ergonomi.
https://mahasiswa.ung.ac.id/561421003/home/2022/9/14/pengertian-tujuan-manfaat-dan-
prinsip-ergonomi.html
Hebbie, I. (2021). Pengertian Tempat Kerja Dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/10/pengertian-definisi-
tempat-kerja-dalam.html

12

Anda mungkin juga menyukai