Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KESEKRETARISAN

“PENGARUH ERGONOMI KANTOR TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA


SEORANG SEKRETARIS”

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesekretarisan

Dosen Pengampu:

Dr. Nina Oktarina, S. Pd., M. Pd.

Disusun oleh:

1. Tegar Hari Adi Upoyo (7101421072)


2. Dwi Hasri Setiyani (7101421210)
3. Happy Nokia Katleya Salsabila (7101421221)
4. Renita Anggi Anggraeni (7101421349)
5. Dian intan saputri (7101421420)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan karuniaNya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul materi "Pengaruh
Ergonomi Kerja terhadap Produktivitas Kerja Seorang Sekretaris". Makalah ini kami susun
bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kesekretarisan serta memberikan informasi
kepada pembaca.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen mata kuliah Kesekretarisan kami
Ibu Dr. Nina Oktarina, S. Pd., M. Pd. yang telah memberikan kami arahan untuk dapat
menyusun makalah ini serta anggota kelompok yang telah bekerjasama dalam penulisan
makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari banyaknya kekurangan dan


ketidaksempurnaan. Baik dari materi, penyusunan maupun tata bahasa. Untuk itu, kami
sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
karya tulis kami selanjutnya. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan, ilmu dan
pengetahuan bagi pembaca.

Semarang, 13 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ................................................................................................. 1

B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................ 2

C. TUJUAN PENULISAN.............................................................................................. 2

BAB II TEORI DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 3

A. PENGERTIAN ERGONOMI KANTOR .................................................................... 3

B. TUJUAN ERGONOMI KANTOR ............................................................................. 4

C. FAKTOR RESIKO ERGONOMI KANTOR .............................................................. 5

D. STANDAR ERGONOMI KANTOR .......................................................................... 6

E. STUDI KASUS PENGARUH ERGONOMI KANTOR TERHADAP


PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA SEORANG SEKRETARIS ........................ 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 10

A. KESIMPULAN ........................................................................................................ 10

B. SARAN .................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat Indonesia, banyak


penduduk yang bekerja di berbagai perkantoran. Kantor merupakan tempat orang-orang
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan secara rutin. Dalam suatu
kantor haruslah tercipta tempat yang aman dan nyaman untuk para pegawai. Tempat
yang aman dan nyaman tersebut dapat tercipta oleh kesesuaian sifat, kemampuan dan
keterbatasan orang atau pegawai. Ilmu yang mempelajari watak, kemampuan dan
keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja ini disebut dengan ergonomi.
Kantor yang tidak ergonomi akan menimbulkan beberapa masalah seperti kelelahan,
kurangnya konsentrasi, menimbulkan stress, bahkan dapat menyebabkan masalah
kesehatan pegawai.

Oleh karena itu, kantor yang ergonomis merupakan hal penting yang harus diciptakan
dalam sebuah kantor. Dalam suatu kantor sangat penting untuk diciptakan suasana kerja
yang aman dan nyaman dalam lingkungan kerja. Sistem ergonomi ini dapat membantu
meningkatkan hubungan kerja dan memudahkan selama proses produksi berjalan.
Ergonomi adalah ilmu yang penerapannya berusaha untuk menserasikan pekerjaan dan
lingkungan terhadap orang atau sebaliknya, dengan tujuan mencapai produktivitas dan
efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan faktor manusia seoptimal-
optimalnya. Dalam dunia perkantoran, ruang kantor yang nyaman dengan fasilitas-
fasilitas yang menunjang pekerjaan yang lengkap akan memberikan dampak yang besar
untuk efektifitas kerja pegawai. Sasaran utama ergonomi, adalah agar pegawai dapat
mencapai prestasi kerja yang tinggi dengan disertai suasana kerja yang tentram,
aman dan nyaman.

Agar bisa meminimalisir produktivitas yang terus berkurang selama masa pandemi
lalu, para pebisnis membutuhkan strategi baru agar bisa meningkatkan kelancaran
operasional dan tingkat psikologis setiap karyawan. Studi ergonomi dalam rancangan
ruang kerja kantor bertujuan untuk memastikan bahwa lingkungan kerja dan peralatan

1
yang digunakan dapat mendukung kesehatan dan kenyamanan karyawan, serta
meningkatkan produktivitas dan kinerja.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan ergonomi kantor?


2. Apa tujuan dari ergonomi kantor?
3. Apa saja faktor resiko ergonomi di kantor?
4. Bagaimana standar ergonomi kantor?
6. Bagaimana ergonomi kantor dapat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas
kerja seorang sekretaris?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui tentang definisi ergonomi kantor.


2. Mengetahui tentang tujuan dari ergonomi kantor.
3. Mengetahui tentang faktor resiko ergonomi di kantor.
4. Mengetahui tentang standar ergonomi kantor.
5. Mengetahui tentang ergonomi kantor dapat berpengaruh terhadap peningkatan
produktivitas kerja seorang sekretaris.

2
BAB II
TEORI DAN PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ERGONOMI KANTOR

Menurut Sedarmayanti (2009), Ergonomi merupakan sebuah kata yang berasal dari
Yunani, yaitu ‘ergos’ (bekerja) dan ‘nomos’ (hukum alam atau aturan), Ergonomi
memiliki makna sebagai ilmu yang meneliti tentang korelasi atau hubungan antara
manusia dengan lingkungan kerjanya atau norma dalam suatu sistem kerja. Sedangkan
menurut Manuaba (2014), Ergonomi adalah salah satu upaya yang berbentuk ilmu,
teknologi dan seni untuk menyerasikan peralatan, sistem, organisasi, dan lingkungan,
keahlian dan keterbatasan manusia sehingga dapat mencapai suatu kondisi dan
lingkungan yang sehat, aman, nyaman, dan efisien dan produktif melalui pemanfaatan
fungsional tubuh manusia secara optimal dan maksimal.

Menurut Kallaus dan Kelling dalam Chaniago (2013), Ergonomi menjelaskan


mengenai hubungan pegawai dengan physiological dan physiological di lingkungan kerja
pegawai. Dari pernyataan tersebut dapat diartikan ergonomi adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk menciptakan suatu kenyamanan dan keamanan (tidak membahayakan)
bagi orang yang bekerja di suatu kantor. Kenyamanan dapat dilihat dari penataan ruang,
udara, warna, suara, budaya, dan lainnya. Sedangkan keamanan dapat dilihat dari
penggunaan peralatan dan mesin-mesin kantor agar nantinya tidak membahayakan
penggunanya, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang sekaligus
tekanan mental sebagai akibat dari budaya kerja yang diterapkan dan dikembangkan oleh
pimpinan yang tidak sesuai dengan kondisi mayoritas karyawannya.

Menurut Kroemer (2001), ergonomi kantor merupakan penerapan ilmu ergonomi


pada pekerjaan kantor yang meliputi lingkungan kerja perkantoran dan peralatan kerja
yang digunakan dalam perkantoran seperti kursi meja kantor dan komputer. Ergonomi
kantor dapat didefinisikan sebagai pedoman atau aturan yang berkaitan dengan interaksi
atau hubungan antara para pekerja dengan peralatan kerja yang digunakan ketika
melakukan pekerjaan perkantoran.

3
B. TUJUAN ERGONOMI KANTOR

Secara umum tujuan dan penerapan ergonomi adalah:

 Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan
penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan
promosi dan kepuasan kerja.
 Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial,
mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan
sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.
 Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis,
ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap kerja yang dilakukan sehingga tercipta
kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.

Menurut Santoso (2004), terdapat 4 tujuan utama ergonomi, yaitu:

 Memaksimalkan efisiensi karyawan

 Memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja

 Menganjurkan agar bekerja aman, nyaman dan bersemangat

 Memaksimalkan bentuk kerja yang meyakinkan

Menurut Tarwaka (2004), terdapat beberapa tujuan yang akan dicapai dengan
menerapkan ergonomi, antara lain:

 Kesejahteraan fisik dan mental ditingkatkan dengan mencegah cedera dan penyakit
terkait pekerjaan, mengurangi beban kerja fisik dan mental, mencari promosi dan
kepuasan kerja.
 Peningkatan kesejahteraan sosial dengan meningkatkan kualitas kontak sosial dan
koordinasi kerja yang baik, untuk meningkatkan jaminan sosial baik pada masa usia
produktif maupun setelah tidak produktif.

4
 Terciptanya keseimbangan rasional aspek teknis, ekonomi, dan antropologis dari
setiap sistem kerja yang dilaksanakan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas
hidup yang tinggi.

C. FAKTOR RESIKO ERGONOMI KANTOR

Beberapa faktor risiko ergonomi ditemukan di tempat kerja seperti faktor pekerjaan
itu sendiri yang terkait dengan postur, beban, durasi, frekuansi dan lingkungan kerja.
Faktor-faktor tersebut apabila hal ini terjadi pada pekerja secara terus menerus dapat
mengganggu ergonomi pekerja. Faktor risiko ergonomi lainnya yaitu faktorinternal dari
individu pekerja seperti faktor usia, masa kerja, kebiasaan merokok dan lain sebagainya.
Faktor individu ini dapat mempengaruhi besarnya kejadian gangguan musculoskeletal.

Menurut UCLA-LOSH, terdapat beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan


ergonomi, yaitu sebagai berikut.
a. Pengaturan Kerja Yang Buruk (Poor Work Organization)
Pengaturan kerja yang buruk (Poor Work Organization) adalah suatu setting
atau pengaturan kerja yang dilakukan secara kurang baik sehingga menimbulkan
kerugian atau masalah ergonomi contoh misalkan beban kerja yang sudah terjadwal
porsinya tetapi seseorang lembur atau memaksakan diri, waktu kerja yang begitu
padat sehingga jeda istirahat kurang.

b. Pengulangan berkelanjutan (Continual Repetition)


Pengulangan berkelanjutan (Continual Repetition) adalah suatu kegiatan yang
dilakukan secara berulang-ulang. Aktivitas berulang-ulang yang dilakukan akan
menjadikan otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus-menerus tanpa
memperoleh relaksasi. Pekerjaan yang sama dilakukan setiap harinya, sebagai
contoh sebagai perawat ruang bedah sudah pasti akan melakukan kegiatan operasi
yang sama dengan kasus yang sama tapi berbeda penderitanya di setiap harinya.
Melakukan ergonomi seperti resusitasi jantung paru adalah kegiatan berulang yang
dilakukan oleh perawat.

c. Gaya Berlebih (Excessive Force)

5
Gaya berlebih (Excessive Force) adalah usaha mengekspor tenaga dalam
tubuh untuk menjangkau atau menggerakan suatu benda. Pergerakan tubuh dengan
penuh tenaga, usaha fisik yang berlebih (menarik, memukul, dan mendorong).
Peregangan otot yang berlebihan terjadi pada saat pekerja melakukan aktivitasnya
dengan mengerahkan tenaga yang besar seperti aktivitas mengangkat, mendorong,
menarik, menahan beban yang berat. Peregangan otot ini terjadi karena pengerahan
tenaga yang diperlukan melampaui kegiatan optimum otot. Apabila aktivitas tersebut
sering dilakukan maka akan mempunyai risiko besar terjadinya cedera otot skeletal.

d. Postur Janggal (Awkward Posture)


Postur Janggal (Awkward Posture) adalah keadaan tubuh yang tidak sesuai
dengan mekanisme posisi sehat dan dapat beresiko menimbulkan musculoskeletal
disorders. Memperpanjang pencapaian dengan tangan, twisting, berlutut, jongkok.
Postur janggal lawan dari posisi netral. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat
gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula risiko kejadian keluhan otot skeletal.
Perawat ruang bedah sering mengindahkan posisi ergonomis dalam bekerja, sebagai
contoh berdiri tidak tegak, berdiri bertumpu pada satu kaki, menunduk hingga
membungkuk.

e. Posisi Tidak Bergerak (Stationary Positions)


Posisi Tidak Bergerak (Stationary Positions) adalah posisi statis dengan tubuh
sedikit sampai tidak melakukan pergerakan. Perawat ruang bedah dimana sedang
melakukan ergonomi pembedahan akan berdiri cukup lama hal ini dapat kontraksi
otot dan cepat 6rgon.

D. STANDAR ERGONOMI KANTOR

1. Luas tempat kerja


Setiap ruang kerja harus diatur dengan sedemikian rupa agar para kaaryawan
yang bekerja di dalam ruangan kerja mendapat ruang udara dan para karyawan dapat
bergerak dengan bebas dan apabila terjadi keadaan darurat dapat memudahkan untuk
melakukan evakuasi. Luas tempat kerja para karyawan harus merujuk pada peraturan
tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.

6
2. Tata letak peralatan kantor
- Dari monitor harus disesuaikan denga tinggi tempat duduk atau kursi kantor.
- Agar punggung dan tangan dapat tersangga dengan baik, harus disesuaikan
tingginya.
- Posisi keyboard dan mouse yang sejajar juga harus disesuaikan dengan meja.

3. Kursi
- Tingga sandaran pada desain kursi harus disesuaikan dan kursi juga harus stabil,
baik kursi tersebut memiliki roda maupun tidak memiliki roda.
- Sandaran kursi harus dapat menyanggalengkungan pinggang sesuai dengan
kemiringan yang fleksibel. Apabila ada sandaran lengan harus disesuaikan dan
sandaran juga tidak mengganggu.
- Tinggi pada dudukan kursi juga harus disesuaikan sehingga kaki dapat berpijak
rata dengan lantai atau antara sandaran kaki dengan sudut lutut mendekati 90°.
- Ukuran kursi harus sesuai dengan ukuran tubuh karyawan yang
menggunakannya.
- Memilih kursi kerja sesuai dengan jenis tugas pekerjaan.

4. Meja kerja
Pada peletakan peralatan atau barang-barang di meja kerja harus diatur dengan
mengelompokkannya sesuai dengan tingkat kebutuhan para karyawan atau kantor.
Misalnya, barang-barang yang sering dipakai, barang yang jarang digunakan, dan
barang yang hanya digunakan sesekali. Selain itu, dapat juga dengan
mengidentifikasi dokumen kerja (dokumen tim) agar tidak menumpuk di meja
pribadi dan dokumen tersebut dapat disimpan di dalam lemari arsip.

5. Postur saat bekerja


- Saat bekerja harus menjaga lengkung alami dari tulang belakang, kepala atau
leher agar lurus dan tegak, pergelangan tangan berada dalam posisi netral.
- Hindari gerakan memutar, postur statis dan berkepanjangan
- Saat bekerja gunakan peralatan misalnya penyangga dokumen dan headset untuk
mencapai postur tubuh yang baik.

7
- Postur badan saat duduk, yaitu lengan atas dan kaki bawah berada pada posisi
vertikal, kepala berada lurus ke depan, dan lengan bawah serta paha berada pada
posisi parallel dengan dudukan kursi.
- Saat bekerja hindari posisi membungkuk akan tetapi bekerja dengan posisi duduk
tegak. Selain itu, hindari pula ketegangan dan sebaiknya dalam keadaan santai.

6. Istirahat saat kerja


Agar para karyawan dapat istirahat sebentar dan melakukan peregangan pada
badan karyawan dapat diingatkan dengan membuat reminder (pengingat) yang
muncul di layar komputer dengan periode waktu yang telah ditentukan.

E. STUDI KASUS PENGARUH ERGONOMI KANTOR TERHADAP


PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA SEORANG SEKRETARIS

Ergonomi kantor mengacu pada perancangan lingkungan kerja yang mendukung


kesehatan dan kenyamanan karyawan, serta meminimalkan risiko cedera dan kelelahan
kerja. Seorang sekretaris merupakan salah satu karyawan yang dapat sangat diuntungkan
dengan penggunaan prinsip-prinsip ergonomi kantor karena posisi pekerjaan yang
memerlukan banyak waktu di meja kerja dan memerlukan banyak interaksi dengan
komputer dan peralatan kantor lainnya, tugas yang meliputi mengetik, mengirim email,
menjawab telepon, dan melakukan pekerjaan administratif lainnya memerlukan waktu
yang lama dan intensitas tinggi. Oleh sebab itu, penting bagi seorang sekretaris untuk
memiliki lingkungan kerja yang ergonomis untuk meminimalkan risiko cedera dan
kelelahan dan meningkatkan produktivitas kerja. Ergonomi kantor dapat mempengaruhi
produktivitas kerja seorang sekretaris melalui beberapa cara sebagai berikut:

1. Menjaga kesehatan dan kenyamanan


Seorang sekretaris yang bekerja di lingkungan kerja yang ergonomis akan lebih
nyaman, bebas dari rasa sakit serta ketidaknyamanan fisik. Lingkungan kerja yang
ergonomis, seperti kursi yang dapat disesuaikan dan meja kerja yang tepat, dapat
membantu mengurangi ketidaknyamanan dan risiko cedera, seperti sakit punggung,
sakit leher, dan sakit kepala. Dengan ergonomi dan kenyamanan yang baik, seorang
sekretaris dapat bekerja dengan lebih baik serta mengurangi absensi sekretaris akibat
sakit sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.

8
2. Mempertahankan postur tubuh yang sesuai
Lingkungan kerja yang ergonomis juga dapat membantu seorang sekretaris
mempertahankan postur tubuh yang benar selama bekerja. Postur yang baik dapat
mengurangi ketidaknyamanan pada tubuh. Dengan merancang tempat kerja yang
sesuai dengan postur tubuh sekretaris, misalnya dengan mengatur tinggi kursi, meja,
dan monitor, dapat mengurangi kelelahan fisik. Hal ini akan membuat sekretaris
merasa lebih nyaman dan tidak cepat lelah sehingga dapat meningkatkan
produktivitas kerja.

3. Meningkatkan konsentrasi dan efisiensi


Lingkungan kerja yang ergonomis dapat membantu seorang sekretaris untuk
meningkatkan konsentrasi dan efisiensi saat bekerja. Peralatan kantor yang sesuai
dan lingkungan kerja yang nyaman Misalnya, pencahayaan dan pengaturan suhu
yang tepat dapat membantu sekretaris untuk bekerja lebih nyaman dan fokus pada
tugas mereka.

4. Mengurangi stress
Rancangan ergonomis yang baik juga dapat membantu mengurangi stress
seorang sekretaris. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan ruang yang nyaman
dan tenang untuk istirahat, seperti ruang santai. Dengan adanya fasilitas penunjang
saat istirahat membuat sekretaris merasa nyaman dan tidak merasa stress saat
kembali bekerja sehingga dapat berpengaruh pula pada tingkat produktivitas
kerjanya.

Dari beberapa keuntungan dari ergonomi kantor yang didapat sekretaris, dapat
diketahui bahwa ergonomi kantor dapat berdampak besar pada produktivitas kerja
seorang sekretaris. Lingkungan kerja yang ergonomis dapat membantu seorang sekretaris
untuk bekerja dengan lebih nyaman dan efisien, sehingga meningkatkan produktivitas
kerja dan kualitas pekerjaannya. Dengan begitu, seorang sekretaris dapat bekerja secara
optimal dan mencapai target produktivitas kerja yang diinginkan oleh perusahaan.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ilmu ergonomi telah dikenal manusia sejak zaman prasejarah. Dengan terus
berkembangnya manusia, maka ilmu ergonomi juga akan selalu berkembang. Ergonomi
ini pula memberikan kita peranan penting dalam dalam meningkatkan faktor keselamatan
kerja dan ergonomi kerja, juga tingkat efektifitas dan efesien pekerjaan manusia di segala
bidangnya, baik dengan peningkatan optimasi dalam perancangan sistem kerja,
penggunaan fasilitas mesin dan software, dll.

Seorang sekretaris merupakan salah satu karyawan yang dapat sangat diuntungkan
dengan penggunaan prinsip-prinsip ergonomi kantor karena posisi pekerjaan yang
memerlukan banyak waktu di meja kerja dan memerlukan banyak interaksi dengan
komputer dan peralatan kantor lainnya, tugas yang meliputi mengetik, mengirim email,
menjawab telepon, dan melakukan pekerjaan administratif lainnya memerlukan waktu
yang lama dan intensitas tinggi. Oleh sebab itu, penting bagi seorang sekretaris untuk
memiliki lingkungan kerja yang ergonomis untuk meminimalkan risiko cedera dan
kelelahan dan meningkatkan produktivitas kerja.

Kini dapat diketahui bahwa ergonomi kantor dapat berdampak besar pada
produktivitas kerja seorang sekretaris. Lingkungan kerja yang ergonomis dapat
membantu seorang sekretaris untuk bekerja dengan lebih nyaman dan efisien, sehingga
meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas pekerjaannya. Dengan begitu, seorang
sekretaris dapat bekerja secara optimal dan mencapai target produktivitas kerja yang
diinginkan oleh perusahaan.

Setelah memahami materi tentang apa itu ergonomi kantor, tujuan dari ergonomi
kantor, standar ergonomi, maka kita dapat mengaplikasikan ilmu ergonomi tersebut
kedalam kehidupan kita. Apalagi bagi seorang sekertaris ia harus dapat mengaplikasikan
ilmu ergonomi tersebut.

10
B. SARAN

Tanpa kita sadari, setiap aspek dalam kehidupan manusia tidak luput dari ilmu
ergonomic di dalamnya. Setelah memahami tentang apa itu ergonomi dan ruang
lingkupnya, diharapkan kita dapat mengaplikasikan ilmu ergonomi dalam kehidupan
sehari-hari kita, minimal untuk diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, M. R. (2018). Hubungan Faktor Risiko Ergonomi Terhadap Risiko Terjadinya Low
Back Pain pada Perawat Kamar Operasi di RSUD Prof. DR. Margono S. Skripsi
Universitas Muhammadiyah Purwokerto, 9–30.

7 2009 Universitas Indonesia Tinjauan faktor..., Melissa Aprilia, FKM UI,. (2009). 7–31.

FIRMANSYAH, G. C. (2020). Studi Literatur Penggunaan Kursi Ergonomi Untuk


Menurunkan Keluhan Otot Rangka Dan Kelelahan. Paper Knowledge . Toward a Media
History of Documents, 8–24. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3212/4/Chapter 2.pdf

Dina Kristiana Seftianingsih, M. S. D. A. M. S. (2017). Kajian Ergonomi Dan Tata Ruang


Terhadap Ruang Dosen Prodi.

Sari, I. N. (2018). Penerapan Ergonomi Terhadap Keselamatan Kerja Dalam Suatu


Perusahaan.

Pramono, T., Sayuti, A. M., Gaffar, M. R., & Puspitaningrum, R. A. (2022). Penilaian Risiko
Ergonomi Pada Lingkungan Kerja Perkantoran Menggunakan Metode Rapid Office
Strain Assessment (ROSA). Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP),
10(3), 246–255. https://doi.org/10.26740/jpap.v10n3.p246-255

Zaman, M. K. (2014). Hubungan Beberapa Faktor dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah
pada Karyawan Kantor. Jurnal Kesehatan Komunitas, 2(4), 163–167.
https://doi.org/10.25311/jkk.vol2.iss4.66

iv

Anda mungkin juga menyukai