Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
FAKULTAS EKONOMI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan karuniaNya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul materi "Pengaruh
Ergonomi Kerja terhadap Produktivitas Kerja Seorang Sekretaris". Makalah ini kami susun
bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kesekretarisan serta memberikan informasi
kepada pembaca.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen mata kuliah Kesekretarisan kami
Ibu Dr. Nina Oktarina, S. Pd., M. Pd. yang telah memberikan kami arahan untuk dapat
menyusun makalah ini serta anggota kelompok yang telah bekerjasama dalam penulisan
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
C. TUJUAN PENULISAN.............................................................................................. 2
A. KESIMPULAN ........................................................................................................ 10
B. SARAN .................................................................................................................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Oleh karena itu, kantor yang ergonomis merupakan hal penting yang harus diciptakan
dalam sebuah kantor. Dalam suatu kantor sangat penting untuk diciptakan suasana kerja
yang aman dan nyaman dalam lingkungan kerja. Sistem ergonomi ini dapat membantu
meningkatkan hubungan kerja dan memudahkan selama proses produksi berjalan.
Ergonomi adalah ilmu yang penerapannya berusaha untuk menserasikan pekerjaan dan
lingkungan terhadap orang atau sebaliknya, dengan tujuan mencapai produktivitas dan
efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan faktor manusia seoptimal-
optimalnya. Dalam dunia perkantoran, ruang kantor yang nyaman dengan fasilitas-
fasilitas yang menunjang pekerjaan yang lengkap akan memberikan dampak yang besar
untuk efektifitas kerja pegawai. Sasaran utama ergonomi, adalah agar pegawai dapat
mencapai prestasi kerja yang tinggi dengan disertai suasana kerja yang tentram,
aman dan nyaman.
Agar bisa meminimalisir produktivitas yang terus berkurang selama masa pandemi
lalu, para pebisnis membutuhkan strategi baru agar bisa meningkatkan kelancaran
operasional dan tingkat psikologis setiap karyawan. Studi ergonomi dalam rancangan
ruang kerja kantor bertujuan untuk memastikan bahwa lingkungan kerja dan peralatan
1
yang digunakan dapat mendukung kesehatan dan kenyamanan karyawan, serta
meningkatkan produktivitas dan kinerja.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
2
BAB II
TEORI DAN PEMBAHASAN
Menurut Sedarmayanti (2009), Ergonomi merupakan sebuah kata yang berasal dari
Yunani, yaitu ‘ergos’ (bekerja) dan ‘nomos’ (hukum alam atau aturan), Ergonomi
memiliki makna sebagai ilmu yang meneliti tentang korelasi atau hubungan antara
manusia dengan lingkungan kerjanya atau norma dalam suatu sistem kerja. Sedangkan
menurut Manuaba (2014), Ergonomi adalah salah satu upaya yang berbentuk ilmu,
teknologi dan seni untuk menyerasikan peralatan, sistem, organisasi, dan lingkungan,
keahlian dan keterbatasan manusia sehingga dapat mencapai suatu kondisi dan
lingkungan yang sehat, aman, nyaman, dan efisien dan produktif melalui pemanfaatan
fungsional tubuh manusia secara optimal dan maksimal.
3
B. TUJUAN ERGONOMI KANTOR
Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan
penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan
promosi dan kepuasan kerja.
Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial,
mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan
sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.
Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis,
ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap kerja yang dilakukan sehingga tercipta
kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
Menurut Tarwaka (2004), terdapat beberapa tujuan yang akan dicapai dengan
menerapkan ergonomi, antara lain:
Kesejahteraan fisik dan mental ditingkatkan dengan mencegah cedera dan penyakit
terkait pekerjaan, mengurangi beban kerja fisik dan mental, mencari promosi dan
kepuasan kerja.
Peningkatan kesejahteraan sosial dengan meningkatkan kualitas kontak sosial dan
koordinasi kerja yang baik, untuk meningkatkan jaminan sosial baik pada masa usia
produktif maupun setelah tidak produktif.
4
Terciptanya keseimbangan rasional aspek teknis, ekonomi, dan antropologis dari
setiap sistem kerja yang dilaksanakan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas
hidup yang tinggi.
Beberapa faktor risiko ergonomi ditemukan di tempat kerja seperti faktor pekerjaan
itu sendiri yang terkait dengan postur, beban, durasi, frekuansi dan lingkungan kerja.
Faktor-faktor tersebut apabila hal ini terjadi pada pekerja secara terus menerus dapat
mengganggu ergonomi pekerja. Faktor risiko ergonomi lainnya yaitu faktorinternal dari
individu pekerja seperti faktor usia, masa kerja, kebiasaan merokok dan lain sebagainya.
Faktor individu ini dapat mempengaruhi besarnya kejadian gangguan musculoskeletal.
5
Gaya berlebih (Excessive Force) adalah usaha mengekspor tenaga dalam
tubuh untuk menjangkau atau menggerakan suatu benda. Pergerakan tubuh dengan
penuh tenaga, usaha fisik yang berlebih (menarik, memukul, dan mendorong).
Peregangan otot yang berlebihan terjadi pada saat pekerja melakukan aktivitasnya
dengan mengerahkan tenaga yang besar seperti aktivitas mengangkat, mendorong,
menarik, menahan beban yang berat. Peregangan otot ini terjadi karena pengerahan
tenaga yang diperlukan melampaui kegiatan optimum otot. Apabila aktivitas tersebut
sering dilakukan maka akan mempunyai risiko besar terjadinya cedera otot skeletal.
6
2. Tata letak peralatan kantor
- Dari monitor harus disesuaikan denga tinggi tempat duduk atau kursi kantor.
- Agar punggung dan tangan dapat tersangga dengan baik, harus disesuaikan
tingginya.
- Posisi keyboard dan mouse yang sejajar juga harus disesuaikan dengan meja.
3. Kursi
- Tingga sandaran pada desain kursi harus disesuaikan dan kursi juga harus stabil,
baik kursi tersebut memiliki roda maupun tidak memiliki roda.
- Sandaran kursi harus dapat menyanggalengkungan pinggang sesuai dengan
kemiringan yang fleksibel. Apabila ada sandaran lengan harus disesuaikan dan
sandaran juga tidak mengganggu.
- Tinggi pada dudukan kursi juga harus disesuaikan sehingga kaki dapat berpijak
rata dengan lantai atau antara sandaran kaki dengan sudut lutut mendekati 90°.
- Ukuran kursi harus sesuai dengan ukuran tubuh karyawan yang
menggunakannya.
- Memilih kursi kerja sesuai dengan jenis tugas pekerjaan.
4. Meja kerja
Pada peletakan peralatan atau barang-barang di meja kerja harus diatur dengan
mengelompokkannya sesuai dengan tingkat kebutuhan para karyawan atau kantor.
Misalnya, barang-barang yang sering dipakai, barang yang jarang digunakan, dan
barang yang hanya digunakan sesekali. Selain itu, dapat juga dengan
mengidentifikasi dokumen kerja (dokumen tim) agar tidak menumpuk di meja
pribadi dan dokumen tersebut dapat disimpan di dalam lemari arsip.
7
- Postur badan saat duduk, yaitu lengan atas dan kaki bawah berada pada posisi
vertikal, kepala berada lurus ke depan, dan lengan bawah serta paha berada pada
posisi parallel dengan dudukan kursi.
- Saat bekerja hindari posisi membungkuk akan tetapi bekerja dengan posisi duduk
tegak. Selain itu, hindari pula ketegangan dan sebaiknya dalam keadaan santai.
8
2. Mempertahankan postur tubuh yang sesuai
Lingkungan kerja yang ergonomis juga dapat membantu seorang sekretaris
mempertahankan postur tubuh yang benar selama bekerja. Postur yang baik dapat
mengurangi ketidaknyamanan pada tubuh. Dengan merancang tempat kerja yang
sesuai dengan postur tubuh sekretaris, misalnya dengan mengatur tinggi kursi, meja,
dan monitor, dapat mengurangi kelelahan fisik. Hal ini akan membuat sekretaris
merasa lebih nyaman dan tidak cepat lelah sehingga dapat meningkatkan
produktivitas kerja.
4. Mengurangi stress
Rancangan ergonomis yang baik juga dapat membantu mengurangi stress
seorang sekretaris. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan ruang yang nyaman
dan tenang untuk istirahat, seperti ruang santai. Dengan adanya fasilitas penunjang
saat istirahat membuat sekretaris merasa nyaman dan tidak merasa stress saat
kembali bekerja sehingga dapat berpengaruh pula pada tingkat produktivitas
kerjanya.
Dari beberapa keuntungan dari ergonomi kantor yang didapat sekretaris, dapat
diketahui bahwa ergonomi kantor dapat berdampak besar pada produktivitas kerja
seorang sekretaris. Lingkungan kerja yang ergonomis dapat membantu seorang sekretaris
untuk bekerja dengan lebih nyaman dan efisien, sehingga meningkatkan produktivitas
kerja dan kualitas pekerjaannya. Dengan begitu, seorang sekretaris dapat bekerja secara
optimal dan mencapai target produktivitas kerja yang diinginkan oleh perusahaan.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ilmu ergonomi telah dikenal manusia sejak zaman prasejarah. Dengan terus
berkembangnya manusia, maka ilmu ergonomi juga akan selalu berkembang. Ergonomi
ini pula memberikan kita peranan penting dalam dalam meningkatkan faktor keselamatan
kerja dan ergonomi kerja, juga tingkat efektifitas dan efesien pekerjaan manusia di segala
bidangnya, baik dengan peningkatan optimasi dalam perancangan sistem kerja,
penggunaan fasilitas mesin dan software, dll.
Seorang sekretaris merupakan salah satu karyawan yang dapat sangat diuntungkan
dengan penggunaan prinsip-prinsip ergonomi kantor karena posisi pekerjaan yang
memerlukan banyak waktu di meja kerja dan memerlukan banyak interaksi dengan
komputer dan peralatan kantor lainnya, tugas yang meliputi mengetik, mengirim email,
menjawab telepon, dan melakukan pekerjaan administratif lainnya memerlukan waktu
yang lama dan intensitas tinggi. Oleh sebab itu, penting bagi seorang sekretaris untuk
memiliki lingkungan kerja yang ergonomis untuk meminimalkan risiko cedera dan
kelelahan dan meningkatkan produktivitas kerja.
Kini dapat diketahui bahwa ergonomi kantor dapat berdampak besar pada
produktivitas kerja seorang sekretaris. Lingkungan kerja yang ergonomis dapat
membantu seorang sekretaris untuk bekerja dengan lebih nyaman dan efisien, sehingga
meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas pekerjaannya. Dengan begitu, seorang
sekretaris dapat bekerja secara optimal dan mencapai target produktivitas kerja yang
diinginkan oleh perusahaan.
Setelah memahami materi tentang apa itu ergonomi kantor, tujuan dari ergonomi
kantor, standar ergonomi, maka kita dapat mengaplikasikan ilmu ergonomi tersebut
kedalam kehidupan kita. Apalagi bagi seorang sekertaris ia harus dapat mengaplikasikan
ilmu ergonomi tersebut.
10
B. SARAN
Tanpa kita sadari, setiap aspek dalam kehidupan manusia tidak luput dari ilmu
ergonomic di dalamnya. Setelah memahami tentang apa itu ergonomi dan ruang
lingkupnya, diharapkan kita dapat mengaplikasikan ilmu ergonomi dalam kehidupan
sehari-hari kita, minimal untuk diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita.
11
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, M. R. (2018). Hubungan Faktor Risiko Ergonomi Terhadap Risiko Terjadinya Low
Back Pain pada Perawat Kamar Operasi di RSUD Prof. DR. Margono S. Skripsi
Universitas Muhammadiyah Purwokerto, 9–30.
7 2009 Universitas Indonesia Tinjauan faktor..., Melissa Aprilia, FKM UI,. (2009). 7–31.
Pramono, T., Sayuti, A. M., Gaffar, M. R., & Puspitaningrum, R. A. (2022). Penilaian Risiko
Ergonomi Pada Lingkungan Kerja Perkantoran Menggunakan Metode Rapid Office
Strain Assessment (ROSA). Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP),
10(3), 246–255. https://doi.org/10.26740/jpap.v10n3.p246-255
Zaman, M. K. (2014). Hubungan Beberapa Faktor dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah
pada Karyawan Kantor. Jurnal Kesehatan Komunitas, 2(4), 163–167.
https://doi.org/10.25311/jkk.vol2.iss4.66
iv