OLEH :
ADELINA SIA
19201002
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan karunianya saya dapat menyelesaikan MAKALAH CAKUPAN STRATEGI
ERGONOMI DAN PASIEN SAFETY ini. Dalam penulisan makalah ini saya banyak sekali
menemukan masalah yang menghambat penulisan makalah ini, namun berkat bantuan dari
berbagai pihak, saya mampu menyelesaikan makalahberbagai
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan
tugas kepada saya guna menambah nilai tugas dan pengganti tatap muka mata kuliah K3
Dalam Keperawatan selama masa pandemi.
Akhir kata saya menyadari dalam penulisan makalah ini masih terlalu jauh dari kata
sempurna. Untuk itu saya membuka hati untuk setiap kritikan yang dimasukan dari semua
pihak yang membaca makalah ini guna membantu saya untuk bisa memperbaiki setiap
kesalahan dalam penulisan makalah selanjutnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, sehingga peralatan sudah
menjadi kebutuhan pokok pada lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan teknologi
merupakan salah satu penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan
produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu,akan terjadi dampak
negatifnya bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin
akan timbul. Hal ini tentunya dapat di cegah dengan adanya antisipasi berbagai resiko.
Antara lain kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja yang dapat menyebkan
kecacataan atau bahkan kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak
dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja.
Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomi.
Dalam dunia kerja terdapat Undang-Undang yang mengatur tentang
ketenagakerjaan yaitu Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang ketentuan-
ketentuan pokok tenaga kerja merupakan subyek dan obyek pembangunan. Ergonomi
yang bersasaran akhir efisiensi dan keserasian kerja memiliki arti penting bagi tenaga
kerja, baik sebagai subyek maupun obyek. Akan tetapi sering kali suatu tempat kerja
mengesampingkan aspek ergonomi bagi para pekerjanya, hal ini tentunya sangat
merugikan para pekerja itu sendiri.
Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban-beban tersebut
tergantung bagaimana orang tersebut bekerja. Beban dimaksud dapat berupa fisik
ataupun mental. Menurut Suma’mur (1984) bahwa kemampuan kerja seorang tenaga
kerja berbeda satu kepada yang lainnya dan sangat tergantung dengan tingkat
keterampilan, kesegaran jasmani, keadaan gizi, jenis kelamin, usia dan ukuran tubuh
dan pekerja yang bersangkutan. Inilah maksud penetapan tenaga kerja yang tepat pada
pekerjaan yang tepat atau pemilihan tenaga kerja tersehat untuk pekerjaan yang sehat
pula.
Lebih lanjut dikemukakan pula, bahwa pengukuran beban kerja merupakan
salah satu teknik manajemen untuk mendapatkan informasi jabatan, melalui proses
penelitian dan pengkajian yang dilakukan secara analisis. Informasi jabatan tersebut
dimaksudkan agar dapat digunakan sebagai alas untuk menyempurnakan aparatur
baik di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan sumberdaya manusia (Menpan,
1997, dalam Utomo, 2008).
Pada umumnya ergonomic belum diterapkan secara merata pada sektor
kegiatan ekonomi. Gagasannya telah lama disebarluaskan sebagai unsur hygiene
perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes), tetapi sampai saat ini kegiatan-kegiatan
baru sampai pada tahap pengenalan khususnya pada pihak yang bersangkutan,
sedangkan penerapannya baru pada tingkat perintisan. Fungsi pembinaan ergonomi
secara teknis merupakan tugas pemerintah. Pusat Bina Hiperkes dan Keselamatan
Kerja memiliki fungsi pembinaan, melalui pembinaan keahlian dan pengembangan
penerapannya. Namun begitu, sampai saat ini pengembangan kegiatan-kegiatannya
baru diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan masyarakat untuk menerima
ergonomi dan penerapannya.
Keamanan adalah prinsip yang paling fundamental dalam pemberian
pelayanan kesehatan maupun keperawatan, dan sekaligus aspek yang paling kritis dari
manajemen kualitas. Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi
solusi untuk meminimalkan resiko (Depkes 2008).
Tujuan dilakukannya kegiatan Patient Safety di rumah sakit adalah untuk
menciptakan budaya keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatkan akuntabilitas
rumah sakit, menurunkan KTD di rumah sakit, terlaksananya program-program
pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.
Mengingat masalah keselamatan pasien merupakan masalah yang penting
dalam sebuah rumah sakit, maka diperlukan standar keselamatan pasien rumah sakit
yang dapat digunakan sebagai acuan bagi rumah sakit di Indonesia.
B. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan ergonomi ditempat kerja?
2. Apakah tujuan, manfaat, dan ruang lingkup ergonomi di tempat kerja?
3. Bagaimana metode dan pengembangan ergonomi ditempat kerja?
4. Apa pengertian pasien safety?
5. Apa manfaat pasien safety?
6. Tujuan pasien safety?
7. Langkah-langkah menuju pasien safety?
8. Tujuan standar pasien safety?
9. Apa saja prinsip-prinsip pasien safety?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ergonomi ditempat kerja
2. Untuk mengetahui tujuan, manfaat, dan ruang lingkup ergonomi di tempat kerja
3. Untuk mengetahui bagaimana metode dan pengembangan ergonomi ditempat
kerja
4. Untuk mengetahui apa pengertian pasien safety
5. Untuk mengetahui apa manfaat pasien safety
6. Untuk mengetahui tujuan pasien safety
7. Untuk mengetahui langkah-langkah menuju pasien safety
8. Untuk mengetahui tujuan standar pasien safety
9. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pasien safety
BAB II
PEMBAHASAN