Anda di halaman 1dari 33

Makalah Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja

” Ergonomic “

Disusun Oleh :

Kelompok 6

Wini Destri Deri (1511212016) Inanda Dwi Putri (1711212011)

Mia Fadillah Mirfan (1711211013) Ulfa Dwi Riwayati (1711212021)

Mahesa Pratama (1711211015) Elma Rajab Heriza (1711212041)

Elsy Agusneli (1711211032) Trixy Delinda Alfi (1711213015)

Lili Wulandari (1711211040) Ruella Rivenska Melian (1711213019)

Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Andalas
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat
dan karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Ergonomic.”
Adapun tujuan disusunnya makalah ini yaitu untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan
tentang ergonomic.
Tak lupa pula penulis aturkan terimakasih kepada dosen yang telah membimbing dan
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu kritik dan saran dari para pembaca sangat dibutuhkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah kecil ini dapat memberikan manfaat yang besar
bagi kita semua. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Padang, Mei 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini, masih banyak perusahaan baik sektor formal maupun informal yang
belum memprioritaskan ergonomi dalam lingkungan kerjanya. Hal ini kareena ergonomi
dianggap tidak penting bahkan dinilai sebagai pemborosan keuangan perusahaan.
Padahal dalam suatu pekerjaan , pekerja seharusnya sudah mendapatkan perlindungan
dalam hal keamanan dan keselamatan kerja untuk mencapai derajat kesehatan yang
maksimal dilingkungan pekerjaan.
Saat ini jumlah tenaga kerja di Indonesia semakin banyak, tentunya ini akan
menambah permasalahan dalam hal keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja. Dan
bila diabaikan begitu saja, akan mengakibatkan dampak yang begitu besar nantinya.
Berdasarkan hal tersebut, perlu ditingkatkan promosi dan preventif dalam hal
ergonomic ini untuk menekan serendah mungkin angka kecelakaan kerja atau resiko
penyakit yang ditimbulkan untuk meningkatkan produktivitas kerja dari pekerja itu
sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu ergonomi?
2. Apa saja ruang lingkup ergonomi?
3. Bagaimana pengembangan penerapan ergonomi?
4. Bagaimana upaya kesehatan kerja?
5. Bagaimana resiko ergonomi?
6. Apa saja metode yang digunakan dalam ergonomi?
7. Apa saja bidang kajian ergonomi?
8. Bagaimana bentuk penerapan ergonomi?

1.3 Tujuan
1 Mengetahui pengertian ergonomi
2 Mengetahui apa saja ruang lingkup ergonomi
3 Mengetahui bagaimana pengembangan penerapan ergonomi
4 Mengetahui bagaimana upaya kesehatan kerja
5 Mengetahui bagaimana resiko ergonomi
6 Mengetahui apa saja metode yang digunakan dalam ergonomi
7 Mengetahui apa saja bidang kajian ergonomi
8 Mengetahui bagaimana bentuk penerapan ergonomi
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ERGONOMI

Istilah ergonomic dikenal dalam bahasa Yunani, dari kata ergos dan nomos yang
memiliki arti “kerja” dan “aturan atau kaidah”, dari dua kata tersebut secara pengertian bebas
sesuai dengan perkembangannya, yakni suatu aturan atau kaidah yang ditaati dalam
lingkungan pekerjaan. mcCormicks dan Sander (1987), memberikan penekanan ergonomic
ditinjau dari tiga aspek, sebagai berikut :

1. Fokus Utama

Pertimbangan faktor manusia dalam perancangan barang buatan, prosedur kerja dan
lingkungan kerja. Perhatian ergonomic, terkait dengan interaksi manusia dengan barang
buatan sebagai produk, peralatan kerja, fasilitas kerja, prosedur yang dilakukan dalam bekerja
secara rutin.

2. Tujuan

Tujuan utama adalah meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja, seperti memperbaiki
keamanan dan keselamatan kerja, mengurangi kelelahan dan stress, meningkatkan kenyaman
kerja, memperbaiki kualitas hidup dalam lingkungan kerja.

3. Pendekatan

Aplikasi sistemik dari informasi yang relevan mengenai , keunggulan, keterbatasan,


karakteristik, perilaku dan motivasi manusia terhadap rancangan produk dan prosedur yang
digunakan serta lingkungan kerja atau para pengguna barang buatan.

Menurut Corleet dan Clark (1995), ergonomic adalah studi dari kemampuan manusia dan
karakteristik yang memengaruhi perancangan peralatan dan system kerja. International
Labour Organization (ILO), mendefinisikan ergonomic merupakan aplikasi ilmu pengetahuan
biologi manusia dengan pengetahuan rekayasa untuk mencapai sejumlah penyesuaian dan
timbal balik dari pekerjaan baik wanita maupun pria dalam melaksanakan pekerjaannya,
manfaatnya dapat diukur dari efisiensi, kesehatan, dan kesejahteraan.
International Ergonomics Association (IEA, 2010), mendefinisikan ergonomic
merupakan studi anatomis, fisiologi, dan psikologi dari aspek manusia dalam bekerja di
lingkungannya. Konteks ini memiliki kaitan dengan efisiensi, kesehatan, keselamatan, dan
kenyamanan dari orang-orang di tempat kerja, di rumah, dan sejumlah permainan. Hal itu,
secara umum memerlukan studi dari system dan fakta kebutuhan manusia, mesin-mesin dan
lingkungan yang saling berhubungan dengan tujuan mengenai penyesuaiannya.

Demikian pula menurut U.S Department of Labor Occupational Safety and Health
Administration (OSHA), ergonomic dapat didefinisikan secara sederhana, yaitu sebagai studi
dari pekerjaan. Lebih terperinci, ergonomic adalah ilmu pengetahuan tentang perancangan
pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan pekerja dibandingkan secara fisik tubuh sesuai
dengan pekerjaannya.

Tujuan utama dapat mengadaptasi tugas-tugas, waktu istirahat, perkakas, dan peralatan
yang sesuai dengan pekerjaan dapat membantu mengurangi tekanan secara fisik dan
mengurangi atau menghilangkan potensi serius, seperti kelumpuhan atau gangguan otot
akibat pekerjaan (Musculoskeletal disorders (MSDs)).

The International Ergonomics Association ((IEA), 2000) mengidentifikasi kategori


spesialisasi ergonomic, yaitu :

1. ergonomic fisik

Berkaitan dengan anatomi manusia, seperti antropometri, karakteristik mekanik, fisiologis


dan biologi yang berkaitan dengan aktivitas fisik.

2. ergonomic kognitif

Berkaitan dengan proses mental, seperti persepsi, memori, penalaran, dan respons
motoric.

3. ergonomic organisasi

Berkaitan dengan optimasi system sosio-teknis, termasuk struktur organisasi mereka,


kebijakan, dan proses.

4. ergonomic lingkungan

Berkaitan dengan interaksi manusia dengan lingkungan.


Keempat spesialisasi dapat dikelompokkan lagi menjadi mikroergonomi dan
makroergonomi (Meshkati,1989; Morel et al, 2009; Scott dan Charteris,2006)

Ergonomi fisik dan kognitif terdiri atas apa yang dianggap sebagai mikroergonomi,
seperti penelitian dan prakrik dalam ergonomic fisik dan kognitif tradisional berfokus pada
interaksi system manusia-mesin. Ergonomic organisasi juga dikenal sebagai makroergonomi
dan terkait dengan sosialteknikal teori system (Waterson, 2013), adalah sebaliknya berkaitan
dengan desain system social teknikal yang lebih besar.

Hendrik (1986;1991;2000), mendefinisikan makroergonoimi sebagai tindakan atas-bawah


dari social teknikal pendekatan system untuk desain system kerja, seperti system interface
mikro (manusia-mesin, manusia-perangkat lunak) yang selaras dengan system interface
makro (manusia-pekerjaan, manusia-organisasi).

Pengertian dasar yang dipaparkan, memberikan pengertian yang memiliki kesamaan


penekanan bahwa ergonomic dapat diklasifikasikan sebagai disiplin ilmu dan teknologi yang
memiliki objek, tujuan, metode, dan fungsi.

B. RUANG LINGKUP GARAPAN ERGONOMI

Aktivitas kerja dalam jabatan, dituntut sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan
yang dimiliki para pegawai. Oleh karena itu, para perancang system pelayanan melakukan
berbagai analisis terkait dengan jenis tugas, gerakan tubuh yang diperlukan dan batas
kemampuan menerima beban.

Ditinjau dari kepentingan praktis, manajemen sumber daya manusia di industry,


adalah sebagai berikut :

1. Menentukan prasyarat terkait dengan kebutuhan calon tenaga kerja.

2. Upaya peningkatan kapasitas kebutuhan pekerja selaras dengan tuntutan kompetensi kerja,
melalui pendidikan dan pelatihan tertentu.

3. Upaya perbaikan kinerja sesuai dengan hasil identifikasi dan penilaian pekerja.

4. Upaya peningkatan kesigapan dan kewaspadaan dalam melaksanakan keselamatan dan


kesehatan kerja.
5. Memelihara fisik dan mental, sebagai sumber dan tujuan kesejahteraan pekerja dalam
upaya pencapaian produktivitas.

Ditinjau dari kepentingan ilmiah yang dapat memberikan kontribusi pada praksis
industry, melalui penelitian mencakup hal-hal berikut ini :

1. Penelitian Interface

Interface (perangkat antara), yang mengidentifikasi, menganalisis dan mengkaji mengenai


informasi tentang suatu lingkungan serta mendeskripsikannya dengan symbol-simbol, tanda-
tanda, lambing, dan angka-angka, peta, dan variable (waktu, jarak) serta konstanta lainnya.

2. Kekuatan Fisik Pekerja

Penelitian tentang aktivitas pelayanan system kerja, melalui pengukuran dan menganalisis
gerakan fisik, beban yang diterima dan peralatan yang digunakan dalam objek pekerjaan.
Data-data yang diperoleh, dijadikan bahan perancangan peralatan kerja sesuai dengan rata-
rata kemampuan fisik para pekerja.

3. Dimensi dan Bentuk Tempat Kerja

Penelitian mengenai kondisi lingkungan tempat kerja, seperti pengaturan pencahayaan,


pengaturan ventilasi udara, dan faktor yang memengaruhi fisik pekerja, seperti kebisingan,
getaran, temperature dan limbah cairan kimia.

Ditinjau dari kepentingan pendidikan, pelatihan vokasi dan kejuruan meliputi hal-hal
berikut ini :

1. Merekonstruksi kurikulum system pelatihan secara terpadu (kompetensi dan praktis gerak
ergonomic, pada lembaga pendidikan-pelatihan vokasi (kejuruan).

2. Mengembangkan system pembelajaran gerak sistemik untuk mempersiapkan calon tenaga


kerja teknik (teknisi, mekanik, dan operator).

3. Mengembangkan gerak teknik sistemik pada mata pelajaran yang menuntut kemampuan
keterampilan teknis dalam menghadapi keragaman jenis pekerjaan di industry.

4. Mengembangkan dan mengaplikasikan pembiasaan dan budaya kerja teknik yang sehat
dan aman dalam lingkungan kerja.
Harapan praksis dari penerapan ergonomic adalah sebagai berikut :

1. Tercapainya kesejahteraan fisik dan mental, melalui upaya pencegahan dai cedera dan
bentuk penyakit akibat kerja , secra sinergis, konsisten dan berkesinambungan antara
kebijakan serta aturan pemberi kerja dengan penerima pekerjaan.

2. Tercapainya kesejahteraan social dan martabat manusia pekerja, melalui peningkatan


kualitas interaksi social sejalan dengan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia,
selaras dengan komitmen terhadap jaminan social bagi pekerja berdasarkan kontinum masa
kerja (waktu produktif sampai pension)

3. Terciptanya keseimbangan antara tuntutan teknis, ekonomis, system kerja, budaya kerja,
lingkungan kerja dengan faktor-faktor keunggulan dan keterbatasan kemanusiaan sehingga
diperoleh kualitas kehidupan kerja yang bermuara pada produktivitas. (Kuswana,2013).

Control ergonomic dapat membantu pekerja pada suatu tempat kerja, melalui
pemahaman masalah ergonomic, sangat penting bagi para pekerja teknik untuk mengurangi
faktor resiko akibat kerja.

Menurut Adaptep from OCAW Local 1-5’sErgonomics Awareness Workbook “Job


Design with the Worker in Mind”, control ergonomic dapat dilakukan melalui tiga
pendekatan, hal ini untuk mengidentifikasi pencegahan dan pengendalian faktor resiko
ergonomic. Ketiga pendekatan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Engineering Control, adalah salah satu metode untuk mengendalikan faktor-faktor resiko
ergonomic secara efektif dan permanen. Konsep tersebut, termasuk memodifikasi, merancang
kembali atau mengubah :

a. Tempat dan wilayah kerja

b. Bahan, benda kerja, rancangan, dan pengangkatan container

c. Menggunakan perkakas tangan

d. Peralatan

Engineering control merupakan inti ergonomic; mengubah tempat pekerjaan sesuai


jenis pekerjaan. Rancangan ini perlu mengakomodasi pertimbsngsn karakteristis para pekerja.
2. Administrative Control, berhubungan dengan bagaimana pekerjaan terorganisasi secara
sistematis. Beberapa hal yang termasuk pada bagian ini mencakup hal-hal berikut ini :

a. Proper maintenance and housekeeping (pemeliharaan dan kerumah tanggaan).

Kerumahtanggan yang tepat dapat mengurangi atau menghilangkan kebutuhan yang


canggung seperti berhubungan dengan jangkauan yang diperluas, misalnya membengkokkan
atau memuntir ketika menangani bahan-bahan atau perkakas atau benda kerja. Permukaan
lantai harus dijaga dari kotoran air, pelumas atau yang menimbulkan resiko tersandung.

b. Job rotation and enlargement (rotasi dan perluasan pekerjaan).

Adanyan pelibatan perubahan para pekerja, melalui tugas yang berbeda atau adanya
perluasan jenis pekerjaan sehingga tidak menutup kemungkinan adanya perubahan gerak
tubuh atau otot, mengurangi pengulangan dan menuntut kerja mental.

c. Work scheduling (penjadwalan pekerjaan).

Penjadwalan pekerjan dapat membantu utntuk menghindari lembur berlebihan atau


memperpanjang hari kerja. Hal itu, perlu dipertimbangkan adanya fakta bahwa perubahan
pekerjaan dapat menyebabkan kelelahan sehingga meningkatkan resiko dan cedera terkait
dengan persoalan ergonomic.

d. Sufficient breaks (istirahat yang cukup)

Kecukupan istirahat setelah bekerja sesuai dengan aktu pulih yang memadai, dapat
mengurangi kelelahan dan resiko cedera yang terkait dengan ergonomic.

e. Work practice (praktik kerja)

Praktik yang memusatkan pada pelaksanaan kerja, seperti :

 Memodifikasi prosedur pelaksanaan pekerjaan, untuk memastikan bahwa kebutuhan aktif


kerja yang netral dan aman.

 Sosialisasi bagi karyawan baru secara sistematis.

 Sebagai langkah kendali organisasi dalam mengurangi kelelahan pekerja, pengurangan


resiko dari faktor ergonomic.

f. Training (pelatihan)
Pelatihan yang terorganisasi dan sistemik, terkait dengan teknik-teknik kerja yang
efektif, efisien sesuai dengan kebutuhan tuntutan jenis pekerjaan, terkait dengan material
handling, penggunaan alat dan langkah kerja tubuh dan mental sesuai dengan kapasitas tubuh
seseorang.

3. Personal Protective Equipment (PPE) (Alat Pelindung Diri/APD)

Setiap pekerja harus menggunakan alat perlindungan sebagai pelindung saat


melakukan pekerjaan , yang dirancang sesuai dengan kebutuhan jenis pekerjaan. APD tidak
menghilangkan resiko kerja, melainkan mengurangi risiko melalui penghambat.

Tujuan dan Prinsip Ergonomi

Terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penerapan ilmu ergonomi. Tujuan-
tujuan dari penerapan ergonomi adalah sebagai berikut (Tarwaka, 2004):

• Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan
penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan
kepuasan kerja.

• Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial dan


mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun
waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.

• Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan antropologis dari
setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang
tinggi.

Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap tugas atau pekerjaan
meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomi terus mengalami kemajuan dan teknologi yang
digunakan dalam pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi adalah pedoman dalam
menerapkan ergonomi di tempat kerja. Menurut Baiduri dalam diktat kuliah ergonomi
terdapat 12 prinsip ergonomi, yaitu sebagai berikut:

• Bekerja dalam posisi atau postur normal.

• Mengurangi beban berlebihan.

• Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan.


• Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh.

• Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan.

• Minimalisasi gerakan statis.

• Minimalisasikan titik beban.

• Mencakup jarak ruang.

• Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.

• Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja.

• Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti.

Pengembangan penerapan ergonomi

1. Pengorganisasian kerja

• Semua sikap tubuh membungkuk atau sikap tubuh yang tidak alamiah harus dihindari.
Fleksi tubuh atau kepala ke arah samping lebih melelahkan dari sedikit membungkuk ke
depan. Sikap tubuh yang disertai paling sedikit kontraksi otot statis dirasakan paling nyaman.

• Posisi ekstensi lengan yang terus-menerus baik ke depan, maupun ke samping harus
dihindari. Selain menimbulkan kelelahan, posisi lengan seperti itu sangat mengurangi
ketepatan kerjadan ketrampilan aktivitas tangan.

• Selalu diusahakan agar bekerja dilakukan sambil duduk. Sikap kerja denagn kemungkinan
duduk dan berdiri silih berganti juga dianjurkan.

• Kedua lengan harus bergerak bersama-sama atau dalam arah yang berlawanan. Bila hanya
satu lengan saja yang bergerak terus-menerus, maka otot-otot tubuh yang lainnya akan
berkontraksi statis. Gerakan berlawanan memungkinkan pula pengendalian saraf yang lebih
cermat terhadap kegiatan pekerjaan tangan.

2. Bangku atau meja kerja

Pembuatan bangku dan meja kerja yang buruk atau mesin sering-sering adalah penyebab
kerja otot statis dan posisi tubuh yang tidak alamiah. Maka syarat-syarat bangku kerja yang
benar adalah sebagai berikut :
• Tinggi area kerja harus sesuai sehingga pekerjaan dapat dilihat dengan mudah dengan jarak
optimal dan sikap duduk yang enak. Makin kecil ukuran benda, makin dekat jarak lihat
optimal dan makin tinggi area kerja.

• Pegangan, handel, peralatan dan alat-alat pembantu kerja lainnya harus ditempatkan
sedemikian pada meja atau bangku kerja, agar gerakan-gerakan yang paling sering dilakukan
dalam keadaan fleksi.

• Kerja otot statis dapat dihilangkan atau sangat berkurang dengan pemberian penunjang siku,
lengan bagian bawah, atau tangan. Topangan-topangan tersebut harus diberi bahan lembut
dan dapat di stel, sehingga sesuai bagi pemakainya.

3. Sikap kerja

O Tempat duduk

Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga orang yang bekerja dengan
sikap duduk mendapatkan kenyamanan dan tidak mengalami penekanan-penekanan pada
bagian tubuh yang dapat mengganggu sirkulasi darah.

O Meja kerja

Tinggi permukaan atas meja dibuat setinggi siku dan disesuaikan dengan sikap tubuh
pada saat bekerja.

O Luas pandangan

Daerah pandangan yang jelas bila pekerja berdiri tegak dan diukur dari tinggi mata
adalah 0-30° vertical kebawah, dan 0-50° horizontal ke kanan dan ke kiri

4. Proses kerja

Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan
sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan
timur.

5. Tata letak tempat kerja

Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang
berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
6. Mengangkat beban

Bermacam cara dalam mengangkat beban yakni dengan kepala, bahu, tangan,
punggung , dll. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung,
jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan mengangkat dan


mengangkut adalah sebagai berikut :

1. Beban yang diperkenakan, jarak angkut dan intensitas pembebanan.

2. Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik turun dll.

3. Keterampilan bekerja

4. Peralatan kerja beserta keamanannya

Cara-cara mengangkut dan mengangkat yang baik harus memenuhi 2 prinsip


kinetis yaitu:

1. Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang keluar dan sebanyak mungkin
otot tulang belakang yang lebih lemah dibebaskan dari pembebanan

2. Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan.

Penerapan :

• Pegangan harus tepat

• Lengan harus berada sedekatnya pada badan dan dalam posisi lurus

• Punggung harus diluruskan

• Dagu ditarik segera setelah kepala bisa di tegakkan lagi seperti pada permulaan
gerakan

• Posisi kaki di buat sedemikian rupa sehingga mampu untuk mengimbangi


momentum yang terjadi dalam posisi mengangkat

• Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertical yang melalui
pusat grafitas tubuh.
7. Menjinjing beban

Tabel 1 beban yang diangkaat tidak melebihi aturan yang ditetapkan

Jenis kelamin Umur(th) Beban yang disarankan (kg)


Laki-laki 16-18 15-20
>18 40
wanita 16-18 12-15
>18 15-20

Keluhan-keluhan di tempat kerja yang berkaitan dengan ergonomi

1. Kelelahan fisik

Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan
diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa hilang
setelah istirahat dan tidur yang cukup.

a. Kelelahan yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan visual)

Mata merupakan indera yang mempunyai peranan penting dalam penyelesaian pekerjaan.

b. Kebisingan

Pengaruh kebisingan secara keseluruhan adalah:

• Kerusakan pada indera pendengaran

• Gangguan komunikasi dan timbulnya salah pengertian

• Pengaruh faal seperti gangguan psikomotor, gangguan tidur dan efek-efek saraf otonom

• Efek psikologis

c. Kelelahan yang patologis

Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan
berat gejalanya.

d. Psikologis dan emotional fatique


Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis “mekanisme
melarikan diri dari kenyataan” pada penderita psikosomatik. Semangat yang baik dan
motivasi kerja akan mengurangi angka kejadiannya di tempat kerja.

Sebab –sebab kelelahan:

1. Monotomi

2. Beban dan lama kerja

3. Lingkungan

4. Faktor kejiwaan

5. Sakit , rasa sakit , gizi

Penyegaran:

1. Kepemimpinan

2. Manajemen

3. Pehatian terhadap keluarga

4. Perorgani-sasian kerja

5. Kesehatan dan kesejah-teraan ter-masuk upah dan gizi

Siap kerja

Kondisi lelah

Produktif dan sejahtera

8. Waktu bekerja dan istirahat yang baik bagi pekerja

a) Lama bekerja

Lamanya pekerja dalam sehari yang baik pada umumnya 6 – 8 jam sisanya untuk
istirahat atau kehidupan dalam keluarga dan masyarakat. Dalam hal lamanya kerja melebihi
ketentuan-ketentuan yang ada, perlu diatur istirahat khusus dengan mengadakan organisasi
kerja secara khusus pula.pengaturan kerja demikian bertujuan agar kemampuan kerja dan
kesegaran jasmani serta rohani dapat dipertahankan.

b) Istirahat

Terdapat 4 jenis istirahat yaitu :

o istirahat secara spontan adalah istirahat pendek setelah pembebanan

o istirahat curian terjadi jika beban kerja tidak di imbangi oleh kemampuan kerja.

o Istirahat yang ditetapkan adalah istirahat atas dasar ketentuan perundang-undangan

o Istirahat oleh karena proses kerja tergantung dari bekerjanya mesin peralatan atau
prosedur-prosedur kerja

9. Upaya kesehatan kerja

1) Gizi dan produktivitas

Dalam bekerja seorang pekerja dalam kehidupannya memerlukan kalori makanan


yang cukup demi menunjang aktivitas para pekerja. Adapun susunan yang baik bagi pekerja
adalah sebagai berikut :

a. Makan pokok, yakni :

1. Bahan makan yang lazim dimakan dengan porsi besar sehingga diharapkan dapat
menjamin tenaga (kalori) yang besar pula

2. Bahan makanan setempat, yang mudah didapatkan atau yang sesuai dengan selera keluarga

3. Bahan-bahan ini berupa beras, jagung, sagu, ubi, dll

b. Lauk pauk, yakni :

1. Bahan makan yang lazim dapat menjamin pertumbuhan tubuh atau mengganti bagian
badan yang aus dan rusak

2. Bahan-bahan ini berupa kedelai, kacang, tempe, tahu, dll

c. Sayuran, yakni :
1. Bahan makan yang lazim dapat mempertahankan tubuh, dalam keadaan sehat atau
mempertahankan tubuh terhadap serangan atau penyakit

2. Sayuran yang berwarna lebih baik khasiatnya misalnya kangkung, bayam, wortel, tomat,
dll

d. Buah yakni;

1. Bahan makan yang gunya hampir seperti sayuran

2. Di Indonesia buah terkenal sebagai pencuci mulut

3. Setelah makan dan biasa dimakan dan sebagai maknan extra diluar waktu-waktu makan.
Sebaiknya buah-buahan yang sesuai dengan musimnya sebab relative lebih murah

2) Penerangan dan dekorasi

Penerangan dan dekorasi yaitu keserasian fungsi mata terhadap pekerjaan dan
kegairahan atas dasar faktor kejiwaan.

O Intensitas penerangan

Tabel 2 Pedoman intensitas penerangan

Pekerjaan Contoh-contoh Tingkat penerangan


yang perlu
Tidak teliti Penimbunan barang 80 - 70
Agak teliti Pemasangan (tidak teliti) 170 – 350
Teliti Membaca, menggambar 350 – 700
Sangat teliti Pemasangan(teliti) 700– 10.000

O Warna di tempat kerja

Warna yang dipakai di tempat kerja sangat berpengaruh karena menimbulkan


penciptaan kontras warna agar tangkapan mata dan pengadaan lingkungan psikologis yang
optimal.

3) Pemeliharaan pendengaran dan penggunaan musik


1. Kebisingan,efek dan pencegahannya

Adapun pengaruh kebisingan secara keseluruhan adalah:

• Kerusakan pada indera pendengaran

• Gangguan komunikasi dan timbulnya salah pengertian

• Pengaruh faal,seperti gangguan psikomotor, gangguan tidur, dan efek-efek saraf


otonom

• Efek psikologis yaitu perasaan terganggu dan ketidaksenangan

2. Music dan pekerjaan

Musik dalam kerja diharapkan meningkatkan kegairahan dan kesegaran, tetapi musik
tidak dapat dipergunakan dalam pekerjaan yang memiliki kebisingan tinggi, karena pada
keadaan seperti itu music menambah besarnya gangguan. Musik dapat dimainkan pada saat
sebelum bekerja, Ketika bekerja, pada waktu istirahat atau ketika pulang menurut keperluan.

4) Olahraga dan kesegaran jasmani

Mengingat pentingnya kesegaran jasmani untuk kesehatan dan produktivitas maka


pembinaan kesegaran jasmani perlu mendapat perhatian yang lebih, sungguh-sungguh baik
berupa pelaksanaan, pembinaan kesegaran jasmani yang khusus maupun melalui berbagai
kegiatan olahraga. Pembinaan kesegaran jasmani perlu dilaksanakan sejak seleksi karyawan
yang berupa tes kesegaran jasmani. Misalnya, program aerobic dari cooper.

C. RISIKO ERGONOMIC

Risiko Ergonomi merupakan suatu resiko yang menyebabkan cedera akibat kerja,hal
itu termasuk hal-hal berikut ini :

a. Penggunaan tenaga/ kekuatan( mengangkat,mendorong,menarik)


b. Pengulangan,melakukan jenis kegiatan yang sama dari suatu pekerjaan dengan
menggunakan otot atau anggota tubuh berulang kali.
c. Kelenturan tubuh( lenturan,puntir,jangkauan atas)
d. Pekerjaan statis,diam didalam satu posisi pada suatu periode waktu tertentu.
e. Getaran mesin-mesin.
f. Kontak tegangan,ketika memperoleh suatu permukaan benda tajam dari suatu alat
atau benda kerja terhadap bagian atau tubuh.

Secara umum,terdapat tiga macam cedera tubuh sebagai berikut :

1. Cumulatife Trauma Disoders (CTD)

Philip Harris, M.D.(2003), menuliskan Cumulatife Trauma Disoders (CTD), (Trauma


Gangguan Kumulatif) atau dikenal dengan Repetitive Strain Injury(RSI), atau cedera
regangan berulang didefinisikan sebagai gangguan pada otot, tendon,saraf dan pembuluh
darah yang disebabkan atau diperparah oleh pengerahan tenaga atau gerakan berulang.

2. Repetitive Strain Injuries( RSI)

Van Tulder M,Malmivaara A, Koes B (2007), menuliskan bahwa RSI adalah istilah
umum yang digunakan untuk merujuk pada beberapa kondisi diskrit yang dapat dikaitkan
dengan tugas yang berulang, pengurahan kekuatan tenaga,getaran, kompresi mekanik yang
berkelanjutan. Contoh : kondisi yang dapat dikaitkan dengan penyebab tersebut termasuk
edema,tendinnitis,carpal tunnel syndrome, cubital tunnel syndrome, de quervain syndrome,
thoracic outlet syndrome, intersection syndrome, golfers elbow, tennis elbow, trigger finger,
radial tunnel syndri=ome, and focal dystonia.

3. Musculoskeletol Disorders (MSDs)

Gangguan MSDs adalah cedera pada otot, saraf, tendon, ligamen, sendi, tulang rawan,
atau cakram tulang belakang. MSDs biasanya hasil dari setiap peristiwa sesaat atau akut
seperti slip,perjalan, atau jatuh. Selain itu mencerminkan perkembangan yang lebih bertahap
atau kronis.

Contoh pekerjaan yang memiliki risiko ergonomi

Risiko- risiko Contoh dalam Pekerjaan Kemungkinan Solusi


Tubuh
Mempengaruhi :

Back

Mengangkat Menggerakkan objek yang Mengurangi berat/ beban


berat dari objek, penggunaan
alat angkat atau posisi
tubuh pada objek kerja

Neck

Menjunjung Pemeriksaan Meja pemeriksaan


dengan kepala, komponen,seperti disesuaikan dengan
menunduk atau memeriksa bagian monitor posisi tubuh
menegadah dengan komputer, memeriksa engine
beban mobil

Shoulders

Bekerja dengan Pemeriksaan jahitan Meja kerja lebih rendah


siku siku yang
diangkat

Hands

Memutar dengan Menjahit,menyetek, Perancangan peralatan


cepat atau ada menyortir memeriksa,
lenturan merakit
pergelangan tangan

Hips / legs

Berdiri didalam Merakit,finishing atau Posisi pelayanan kerja,


posisi yang sama operasi mesin meja tinggi
untuk periode lama

Sinyal adanya indikasi MSDs adalah sakit, kegelisahan, kesemutan, kematian


rasa,rasa terbakar, pembengkakan, kekakuan, kram, kekuatan genggaman ditangan bergerak,
rentang gerak pendek, perubahan keseimbangan tubuh , sesak atau hilangnya fleksibilitas.
Risiko kerja apabila tidak dikendalikan maka menyebabkan gangguan terhadap tubuh
pekerja.
D. METODE ERGONOMIC

Metode yang digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor manusia dan ergonomi


mulai dari kuesioner sampai dengan laboratorium yang lebih kompleks dan mahal. Beberapa
metode yang biasa digunakan, menurut stanton, N., Salmon,P.,Walker, G., Baber, C.,
Jenkins,D. (2005), yaitu Human Factors Methods, A Practical Guide For Enginerring and
Design. Aldershot, Hampshire : Ashgate Publishing Limited, sebagai berikut :

1. Etnographic analysis ( analis etnografis)

Merupakan metode yang merujuk pada etnografi, proses berfokus pada pengamatan
penggunaan teknologi dalam lingkungan kerja. Penekanan pada metode kualitatif bersifat
pengalaman dunia nyata dan tekanan serta penggunaan teknologi atau lingkungan di tempat
kerja. Proses ini digunakan pada awal proses desain.

2. Focus Groups Discutions (FGD)

Merupakan bentuk lain dari penelitian kualitatif, yaitu seseorang individu akan
memfasilitasi diskusi untuk memperoleh pendapat tentang teknologi atau proses dalam
penyelidikan. Hal ini dilaksanakan pada wawancara, atau dalam sesi dinamika kelompok.
FGD ini juga digunakan untuk mendapatkan jumlah besar data kualitatif yang mendalam
meskipun ukuran sampel yang kecil.

3. Iterative design ( perancangan desain )

Dikenal sebagai prototipe, iterative proses desain untuk melibatkan pengguna pada
beberapa tahap desain, dalam rangka memperbaiki masalah ketika muncul dalam kenyataan.
Sebagai prototipe dari proses desain, harus tunduk pada bentuk lain dari analisi dan hasilnya
diambil serta dimasukkan kedalam desain baru, selanjutnya produk didesain ulang.

4. Meta-Analysis

Teknik tambahan yang digunakan untuk memeriksa macam data tubuh yang sudah
atau literatur dalam rangka memperoleh kecenderungan atau bentuk hipotesis untuk
membantu keputusan desain. Meta analisi dapat dilakukan dalam rangka untuk melihat
kecenderungan kolektif dari variabel individu.
5. Subjects in Tandem

Yaitu dua subjek diminta untuk bekerja secara bersamaan pada serangkain tugas dan
pengamatan analisis dilakukan. Hal ni diamati oleh peneliti dan digunakan untuk menemukan
kesulitan.

6. Survei Dan Kuesioner

Suatu teknik yang umum digunakan,yang memiliki keuntungan yang dapat diberikan
kepada sekelompok besar orang dan biaya yang relatif rendah, memungkinkan peneliti untuk
mendapatkan sejumlah besar data.

7. Analisis Tugas

Suatu proses yang berakar pada teori aktivitas,analisis tugas adalah cara sistematis
menggambarkan interaksi manusia dengan sistem atau proses untuk memahami bagaiman
mencocokkan tuntutan sistem atau proses untuk kemampuan manusia. Kompleksitas dari
proses umumnya sebanding dengan komleksitas tugas yang dianalisis, sehingga bervariasi
dalam biaya dan keterlibatan waktu.

8. Think Aloud Pprotocol ( TAP)

Dikenal sebagai “protokol lisan bersama sama”, suatu proses dengan meminta
pengguna untuk menjalankan serangkaian tugas atau menggunakan teknologi,sambil terus
verbalisasi pikiran mereka sehingga peneliti memperoleh wawasan proses analistis dari
pengguna.

9. User Analysis

Proses ini didasarkan pada merancang kebutuhan atribut pengguna atau operator,
menetapkan dan mendefinisikan karakteristik dan menciptakan persona bagi pengguna.
Proses ini tepat dilakukan pada awal proses desain, analisis pengguna akan mencoba untuk
memprediksi pengguna yang paling umum, dan karakteristik yang akan diasumsikan
memiliki kesamaan.

10. Wizard Of Oz
Teknik yang digunakan dalam perangkat mobile. Berdasarkan wizard of oz
eksperimen, teknik ini melibatkan operator yang jauh untuk mengontrol operasi perangkat
dalam rangka meniru respons dari program komputer yang sebenarnya.

11. Metode Analisis

Proses mempelajari tugas pekerja sesuai langkah demi langkah penyelidikan selama
melaksanakan tugas. Setiap tugas dipecah menjadi langkah kecil sampai setiap gerak pekerja
dijelaskan secara terperinci.

12. Studi Waktu

Yaitu proses menentukan waktu yang dibutuhkan untuk seorang pekerja untuk
menyelesaikan setiap tugas, sering digunakan untuk menganalisi siklus pekerjaan.

13. Work Sampling

Metode pekerjaan yang sampelnya secara acak untuk menentukan proposi total waktu
yang dihabiskan untuk tugas tertentu yang memberikan wawasan tentang seringnya pekerja
melakukan tugas yang menyebabkan ketegangan pada tubuh pekerja. Sistem waktu yang
ditentukan adalah metode untuk menganalisi waktu yang dihabiskan oleh pekerja pada tugas
tertentu. Salah satu paling banyak digunakan sistem yang telah ditentukan waktu disebut
metode time measurement (MTM).

14. Cognitive Walkthrouhgh

Suatu metode inspeksi kegunaan yang evaluatornya dapa tmenerapkan perspektif


pengguna untuk scenario tugas untuk mengidentifikasi masalah desain.

15. MetodeKansai

Adalah metode yang mengubah respon konsumen untuk produk baru kedalam
spesifikas idesain. Metode ini menerjemahkan respon karyawan untuk perubahan system
kerja kedalam spesifikasi desain.

16. High Integration Of Technology, Organization, And People (HITOP)

Merupakan suatu prosedur manual dilakukan langkah demi langkah untuk


menerapkan perubahan teknologi di tempat kerja. Disini, manajer lebih menyadari aspek
manusia dan organisasi rencana teknologi mereka, yang memungkinkan mereka untuk secara
efisien mengintegrasikan teknologi dalam kontek sini.

17. Top Modeller

Membantu perusahaan manufaktur mengidentifikasi perubahan organisasi. Model ini


diperlukan ketika teknologi baru sedang di pertimbangkan untuk suatu proses tertentu.

18. Computer Integrated Manufacturing, Organization, And People System Design


(CIMOP).

Memungkinkan komputer untuk mengevaluasi manufaktur secara terpadu. organisai


dan desain sistem kerja didasarkan pada pengetahuan tentang sistem.

19. Anthropotechnologi

Metode ini menganggap analisis dan modifikasi desain sistem untuk ditransfer ke
teknologi yang efisien dari satu budaya ke budaya lain.

20. System Analisis Tool (SAT)

Suatu metode untuk melakukan sistematis trade-off evaluasi alternatif intervensi


sistem kerja.

21. Macroergonomic Analysis Of Structure (Mas).

Suatu metode dengan proses menganalisis struktur sistem kerja sesuai dengan
kompatibilitasnya dengan aspek sosioteknikal.

22. Macroergonomic Analysis And Design (MEAD)

Merupakan suatu metode dengan menilai proses kerja sistem dengan menggunakan
proses langkah tertentu.

23. Virtual Manufacturing And Response Surface Methodology (VMRSM).

Suatu metode menggunakan alat komputerisasi dan analisis statistik untuk desain
workstation.

Bidang Kajian Ergonomi

Terdapat 6 ilmu yang secara garis besar mendominasi dalam ergonomi yakni:
1. Antropometri, berkembang dari ilmu anatomi
2. Biomekanik, berkembang dari ilmu ortopedi
3. Fisiologi manusia kerja, berkembang dari ilmu fisiologi
4. Kesehatan dan keselamatan kerja (K3), berkembang dari ilmu kedokteran / medis
5. Manajemen dan psikologi kerja, berkembang dari ilmu psikologi
6. Hubungan kerja, berkembang dari ilmu sosiologi

Dapat dikatakan bahwa kajian utama dari ergonomi adalah perilaku manusia sebagai
objek utama sesuai dengan prinsip fitting the task/the job to the man. Pada berbagai literatur
terdapat perbedaan dalam menentukan bidang-bidang kajian ergonomi. Pada prinsipnya
perbedaan tersebut hanya pada pengelompokkan perilaku-perilaku manusianya.Berkaitan
dengan bidang penyelidikan yang dilakukan, ergonomi dikelompokkan atas empat bidang
penyelidikan, yaitu:

1. Penyelidikan tentang Display.

Display adalah suatu perangkat antara (interface) yang menyajikan informasi tentang
keadaan lingkungan dan mengkomunikasikannya kepada manusia dalam bentuk angka-
angka, tanda-tanda, lambang dan sebagainya. Informasi ini dapat disajikan dalam bentuk
statis, misalnya peta suatu kota dan dapat pula dalam bentuk dinamis yang menggambarkan
perubahan variabel menurut waktu, misalnya speedometer.

2. Penyelidikan tentang Kekuatan Fisik Manusia.

Dalam hal ini penyelidikan dilakukan terhadap aktivitas-aktivitas manusia pada saat
bekerja dan kemudian dipelajari cara mengukur aktivitas-aktivitas tersebut. Penyelidikan ini
juga mempelajari perancangan obyek serta peralatan yang disesuaikan dengan kemampuan
fisik manusia pada saat melakukan aktivitasnya.

3. Penyelidikan tentang Ukuran Tempat Kerja.

Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan tempat kerja yang sesuai
dengan dimensi tubuh manusia agar diperoleh tempat kerja yang baik sesuai dengan
kemampuan dan keterbatasan manusia.

4. Penyelidikan tentang Lingkungan Kerja.


Penyelidikan ini meliputi kondisi lingkungan fisik tempat kerja dan fasilitas, seperti
pengaturan cahaya, kebisingan suara, temperatur, getaran dan lain-lain yang dianggap
mempengaruhi tingkah laku manusia.

Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara lengkap dikelompokkan


oleh Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana (1979) sebagai berikut:

1. Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang
dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk perancangan
sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat bekerja.

2. Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran


dimensi tubuh manusia untuk digunakan dalam perancangan peralatan dan fasilitas sehingga
sesuai dengan pemakainya.

3. Biomekanika yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan mekanisme


tubuh dalam melakukan suatu pekerjaan, misalnya keterlibatan otot manusia dalam bekerja
dan sebagainya

4. Penginderaan, yaitu bidang kajian ergonomi yang erat kaitannya dengan masalah
penginderaan manusia, baik indera penglihatan, penciuman, perasa dan sebagainya.

5. Psikologi kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang berkaitan dengan efek
psikologis dan suatu pekerjaan terhadap pekerjanya, misalnya terjadinya stres dan lain
sebagainya.

Pada prakteknya, dalam mengevaluasi suatu sistem kerja secara ergonomi, kelima
bidang kajian tersebut digunakan secara sinergis sehingga didapatkan suatu solusi yang
optimal, sehingga seluruh bidang kajian ergonomi adalah suatu sistem terintegrasi yang
semata-mata ditujukan untuk perbaikan kondisi manusia pekerjanya.

Contoh penerapan Occupational Ergonomics


Untuk lebih memahami bidang kajian ergonomi, berikut saya jelaskan semampu saya
mengenai beberapa contoh manfaat yang berhubungan dengan ergonomi kerja di sejumlah
perusahaan manufaktur (sebagai catatan, manfaat ergonomi dapat pula kalian lihat pada situs
resmi OSHA).
Beberapa perusahaan menyadari bahwa keberhasilan kinerja perusahaanya dalam hal
kesehatan dan keselamatan kerja tidak tercapai tanpa fokus pada bidang Ergonomi. Beberapa
contoh kasus penerapan ergonomi dalam perusahaan-perusahaan tersebut adalah sebagai
berikut.
1. American Standard
American standard adalah sebuah perusahaan global yang memiliki karyawan lebih
dadi 62.000 orang dan 3 pasar bisnis terkemuka, yaitu sistem penyejuk udara dan jasa,
produk untuk kamar mandi dan dapur, serta sistem pengendalian kendaraan. Pada awal tahun
2000, American standard mengupayakan perbaikan kesehatan dan keselamatan kerja.
Sebelumnya, tingkat kecelakaan kerja mendekati 10 dan tingkat kasus kehilangan hari
kerja melebihi 3,5. American standard berupaya untuk membangun insfrastruktur untuk
kinerja keselamatan kerja kelas dunia dengan tujuan mencapai tingkat insiden mencapai 0,7
dan kasus kehilangan hai kerja sebesar 0,07 dalam 7 tahun. Beberapa langkah awal diambil
antara tahun 2000 dan 2003, termasuk menambah staff kesehatan dan keselamatan di seluruh
tingkat organisasi (perusahaan,daerah, dan pabrik). Dalam 4 tahun pertama, tingkat
kecelakaan kerja turun sebesar 72% dan tingkat kasus kehilangan hari kerja turun sebesar
79%.
American Standard memutuskan untuk menggunakan suatu proses ergonomi terpadu
dalam 4 tahap, yaitu sebagai berikut.

• Sektor Manufaktur
American Standard merancang sebuah tim "Ergonomic Process Owners". Individu-
individu ini dipilih dari komunitas insinyur di setiap fasilitas seluruh dunia. Mereka bertemu
selama 6 seri lokakarya untuk mempelajari langkah-langkah yang diperlukan dalam
melaksanakan perbaikan ergonomi secara efektif, termasuk untuk menilai risiko ergonomi,
memperbaiki pekerjaan berisiko tinggi, serta pelatihan karyawan dalam kesadaran
ergonomi .
•Bidang Jasa
Devisi pelatihan American standard memberikan pelatihan kepada 4000 teknisi staf
global yang secara rutin memiliki risiko ergonomi ketika memasang dan memperbaiki AC
komersial di lokasi klien. American standard mencatat tantangan ergonomi yang terkait
dengn pekerjaan di lapangan, mengidentifikasi alat dan peralatan untuk mengurangi bahaya
ergonomi, dan mengembangkan pelatihan ergonomi yang fokus pada tantangan ergonomi
serta pendekatan agar para teknisi meminimalkan kemungkinan cedera.

• Pengenalan Produk Baru


American standard mengikuti proses yang sistematis untuk mengembangkan dan
menyebarkan produk baru. Untuk memastikan bahwa produk baru dirancang untuk perakitan
dan perbaikan yang mudah, perusahaan membangun serangkaian pemeriksaan ergonomi ke
dalam tinjauan yang ada.

• Ergonomi di kantor
American standard merupakan suatu perusaan besar yang perlu untuk mendukung 22
bahasa yang berbeda untuk mencapai semua pekerjaan di kantor . Akibatnya peluncuran dari
program penilaian didi online yang ergonomis ( dengan menggunakan perangkat lunak
Humantech's ergoTool™) dan pelatihan memerlukan perencanaan yang cermat, pesiapan,
dan terjemahan oleh American Standard.

Sejak inisiatif ergonomi dikembangkan pada tahun 2003, American standard berada
pada jalurnya mencapai peringkat perusahaan kelas dunia dalam keselamatan kerja pada
akhir tahun 2008, dengan pengurangan sebanyak 86% di tingkat cedera yang berhubungan
dengan bidang ergonomi hanya dalam waktu 4 tahun.

2. Bemis Company
Bemis company, Inc. Adalah pemasok glibal fleksibel dan bahan label yanf sensitif
terhadap tekanan. 12 perusahaan beroprasi di 56, lokasi di 10 negara. Hampir 2/3 dari
kemasan Bemis digunakan dalam industri makanan , medis, farmasi, kimia , dan agribisnis,.
Banyak karyawan yang cedera akibat keseleo dan terkilir. Bemis telah mengambil
pendekatan 2 arah dengan inisiatif ergonomi , termasuk pelatihan untuk teknisi dan anggota
tim ergonomi dan tim acaraRAPID (Risk and Performance Improvement Deployment)
untuk karyawan.

3. Boston Globe
Pada akhir 2004, Boston globe meluncurkan inisiatif ergonomi multidimensi yang
berfokus pada 3 depertemen produksi terbesar, yaitu depertemen ruang cetak, bagian surat-
surat, dan pengiriman. 500 karyawan ruang cetak dan bagian surat-surat dan pengiriman.

4. Corning, Inc.

Adalah perusahaan bahal material dengan lebih dari 70 manufaktur di dunia. Dengan
tradisi yang kaya dengan pabrik kaca,corning melayani industri ilmiah , telekomunikasi , dan
industri televisi dengan berbagai hasil berteknologi tinggi. Corning Goose Creek di carolina
Selatan merupakan fasilitasi manufaktur yang memiliki 100 orang pekerja yang memproduksi
blanks lensa untuk ukuran microchip.
Proses bor inti Corning Goose Creek terdiri atas enam operasi, dengan penanganan
manual lensa blanks dan pembebanan presisi pada mesin dalam setiap proses.
Penilaian bidang ergonomi dari proses pengeboran inti kemudian menghasilkan rancangan
dan pemasangan lengan yang berartikulasi untuk menghilangkan penanganan manual.
Penilaian ergonomi tersebut mempertimbangkan semua aspek dari proses pengeboran inti.
Penilaian ini mengidentifikasi 3 bidang utama yang menjadi perhatian ergonomi, yaitu:

• bagian posisi dalam mesin tertentu,


• bagian transportasi antara operasi,
• pekerjaan tangan dengan alat-alat bertenaga.

Perangkat tambahan yang murah diidentifikasi untuk mengatasi masalah yang terkait
dengan pekerjaan tangan. Namun, posisi dan transportasi beberapa bagian membutuhkan
perbaikan proses yang lebih sistematis.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Ergonomi merupakan suatu aturan atau kaidah yang ditaati dalam lingkungan
pekerjaan. Kategori spesialisasi ergonomic terdiri dari ergonomic fisik, ergonomic organisasi,
ergonomic politik dan ergonomic lingkungan.
Focus utama dalam ergonomic adalah mempertimbangan faktor manusia dalam
perancangan barang buatan, prosedur kerja dan lingkungan kerja. Perhatian ergonomic,
terkait dengan interaksi manusia dengan barang buatan sebagai produk, peralatan kerja,
fasilitas kerja, prosedur yang dilakukan dalam bekerja secara rutin.

Tujuan utama dari ergonomic adalah meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja,
seperti memperbaiki keamanan dan keselamatan kerja, mengurangi kelelahan dan stress,
meningkatkan kenyaman kerja, memperbaiki kualitas hidup dalam lingkungan kerja.

Pendekatan ergonomic terdiri dari aplikasi sistemik dari informasi yang relevan
mengenai , keunggulan, keterbatasan, karakteristik, perilaku dan motivasi manusia terhadap
rancangan produk dan prosedur yang digunakan serta lingkungan kerja atau para pengguna
barang buatan.

SARAN

Semoga makalah yang telah kami susun ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
memberikan tambahan pengetahuan tentang konsep sistematik review yang baik dan benar.
Kami harap para pembaca memberkikan kritik dan saran kepada kami demi sempurnanya
makalah ini dan pembuatan makalah makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Adam,Muh.2017.Contoh Penerapan Occupational Ergonomics dalam


https://belajaritug2s.blogspot.co.id/2017/05/contoh-penerapan-occupational-
ergonomics.html diakes pada tanggal 17 April 2018.

Kuswana,Wowo Sunaryo.2014.Ergonomi dan K3.Bandung:PT REMAJA ROSDAKARYA.

Sam,Arianto.2010.Ergonomics dalam http://sobatbaru.blogspot.co.id/2010/03/pengertian-


ergonomi.html diakses pada tanggal 17 April 2018

Anda mungkin juga menyukai